PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biaya modal adalah sebuah konsep dinamis yang dipengaruhi oleh bermacam-
macam faktor ekonomi dan perusahaan. Struktur dasar dari biaya modal dibuat dengan
beberapa asumsi yang berhubungan dengan risiko dan pajak. Biaya modal diperkirakan
untuk suatu waktu tertentu. Biaya modal mencerminkan rata-rata biaya permodalan yang
akan datang berdasarkan data yang tersedia. Pandangan ini sesuai dengan penggunaan
dana dengan hutang, tetapi untuk yang akan datang digunakan modal sendiri seperti
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari biaya modal (cost of capital) dan Faktor-faktor apa saja yang
2. Bagaimana perhitungan biaya hutang dan biaya saham preferen (cost of preferred
stock)?
4. Bagaimana perhitungan biaya penerbitan saham baru (cost of issued common stock)?
5. Apa pengertian dan bagaimana perhitungan dari weighted average cost of capital
(WACC)?
6. Apa pengertian dan bagaimana perhitungan dari marginal cost of capital (MCC)?
BAB I
PEMBAHASAN
Modal yang dibutuhkan untuk membiayai operasi perusahaan terdiri atas modal
asing dan modal sendiri. Modal asing merupakan modal yang berasal dari pinjaman para
kreditur, supplier, dan perbankan. Sedangkan modal sendiri merupakan modal yang
berasal dari pihak perusahaan baik dari pemilik perusahaan maupun laba yang tidak
dibagi.
Biaya modal (cost of capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen,
saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi
perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa
besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang
diperlukan.
yaitu ;
maksimumkan.
biaya modal
yang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko dari investasi baru
sama dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini. Namun untuk hutang wesel ( notes
payable ) atau hutang jangka pendek yang berbunga dimasukkan dalam perhitungan rata-
rata tertimbang hanya jika hutang tersebut merupakan bagian dari pembelanjaan tetap
hutang jangka dan modal sendirinya yang merupakan unsur untuk menghitung rata-rata
Dalam proses investasi ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu: tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat risiko (rate of risk) dan
ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan (Tandelilin, 2010:11). Risiko merupakan
perbedaan antara hasil yang diharapkan (expected return) dan realisasinya (Zubir, 2010:19).
Semakin besar penyimpangan, maka semakin tinggi tingkat risiko yang dihadapi. Alasan bagi
investor ingin menanggung risiko adalah pandangan mereka terhadap tingkat pengembalian
yang positif, sehingga investor berusaha mencari jalan untuk menekan risiko investasi yang
akan dihadapi sekecil mungkin dengan melakukan diversifikasi investasi pada berbagai
Teori portofolio berkaitan dengan estimasi investor terhadap ekspektasi risiko dan
Tujuannya adalah berusaha mencapai saham yang efisien, yang berarti saham dengan risiko
tertentu akan mendapatkan return yang maksimal. Efisiensi portofolio merupakan suatu
portofolio yang menyajikan return yang tinggi dengan tingkat risiko yang rendah, atau return
yang sama dengan tingkat risiko yang berbeda. Tandelilin (2010:116) mengungkapkan saham
efisien dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu, kemudian
memaksimalkan return ekspektasinya atau saham dengan tingkat pengembalian individu yang
Berdasarkan prinsip tersebut, maka Capital Asset Pricing Model (CAPM) digunakan
untuk menentukan keuntungan (expected return) yang layak untuk suatu investasi dengan
hubungan antara risiko dan return yang diharapkan. Model ini digunakan dalam penilaian
harga sekuritas. CAPM memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko sebuah aset
dan tingkat harapan pengembalian (expected return). Risiko saham dalam CAPM diukur
dengan beta (β). Pada CAPM, semakin besar koefisien beta, maka akan semakin besar pula
return suatu saham dan juga semakin berisiko. Dalam CAPM, tingkat pengembalian yang
diharapkan ditentukan oleh tingkat pengembalian pasar, tingkat pengembalian bebas risiko
Jika suku bunga dalam perkonomian meningkat, maka biaya utang juga akan
Kebijakan Dividend.
Kebijakan Investasi.
Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak yang berrisiko. Besar
- Perhitungan biaya modal sangat erat kaitannya dengan pajak yang dikenakan kepada
sebelum pajak (before tax basis) atau perhitungan setelah pajak (after tax basis).
tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya
modalnya.
C. Biaya Hutang (Cost Of Debt)
pinjaman atas investasi perusahaan yang dibelanjai dengan utang. Biaya modal utang harus
investasinya. Perhitungan biaya utang lebih mudah dibandingkan dengan biaya modal
saham biasa, karena biaya modalnya bersifat eksplisit atau tingkat suku bunga dari hutang
baru, bukanya dari utang yang masih belum dibayar; atau dengan kata lain kita akan
tertarik pada biaya marginal. Biaya modal utang dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Kd = l + ( n – Nb)/n
(Nb + N)/2
Keterangan :
P0 = Harga pasar atau harga jual surat utang yang diterbitkan perusahaan
Contoh:
mengeluarkan obligasi sebanyak 1000 lembar dengan nilai nominal Rp. 1000 per lembar.
Obligasi dijual dengan harga sama dengan nilai nominal. Tingkat bunga obligasi sebesar
8% per tahun dan bunga dibayarkan setiap tahun. Obligasi jatuh tempo dalam waktu 10
tahun
Berdasarkan contoh tersebut, perusahaan harus membayar bunga setiap tahun sebesar Rp.
80.000,- dan pada akhir tahun ke-10 perusahaan melunasi pokok pinjaman sebesar sebesar
Rp. 1.000.000,- dengan demikian besarnya biaya modal obligasi (kd) dapat dihitung
sebagai berikut:
(Rp.1.080.000)/〖(1+kd)〗^( 10)
Karena obligasi yang dijual dengan harga sama dengan nilai nominal, maka biaya modal
obligasi (kd) adalah sama YTM (yield to maturity) dari obligasi tersebut, yaitu : kd = 8%.
Dengan kata lain, jika perusahaan tidak mampu menghasilkan internal rate of return sebesar
8% dari investasi yang dilakukan, maka perusahaan tidak akan sanggup untuk membayar
Karena kd adalah biaya modal utang obligasi sebelum pajak, maka biaya modal utang obligasi
setelah pajak dapat dihitung sebagai berikut :Biaya hutang setelah pajak ( after-tax cost of
tingkat suku bunga utang Kd, dikurangi pengurangan pajak yang terjadi, karma bungan adalah
pengurangan pajak. Cara ini sama dengan K d dikaliakan (1-T), dimana T adalah tariff pajak
marginal perusahaan.
pajak = Kd - KdT
= Kd(1-T)
Alasan kita menggunakan biaya hutang setelah pajak dalam menghitung rata-rata
tertimbang adalah nilai saham dari perusahaan, yang ingin dimaksimalkanakan bergantung
Keterangan :
Biaya modal saham preferen merupakan biaya riil yang harus dibayar apabila
perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. Biaya modal saham
dibayarkan mirip dengan bunga karena bersifat tetap. Perhitungan biaya modal
Kps = Dps / P
Dimana:
Karena deviden ( termasuk untuk saham preferen ) tidak mengurangi pajak, maka net pajak
tidak dihitung untuk biaya modal saham preferen. Angka 25% yang lebih tinggi dibandingkan
dengan biaya utang (20% dan 12,6% untuk net pajak) mencerminkan hal tersebut, disamping
risiko saham preferen yang lebih tinggi dibandingkan dengan resiko utang ( dari sisi investor).
Laba ditahan sering disebut sebagai sesuatu yang gratis, karena laba ditahan adalah uang
yang tersisa setelah dividen dibayar. Tapi, modal ini tetap memiliki biaya. Alasannya biaya
saldo laba ditahan berhubungan dengan prinsip biaya kesempatan (opportunity cost
pemegang saham preferen berupa dividen preferen. Seluruh laba yang tersisa setelah bunga
dan dividen saham preferen adalah milik pemegang saham biasa. Manajemen dapat
membayarkan laba dalam bentuk dividen atua menahan laba untuk diinvestasikan kembali
ke dalam usaha. Jika manajemen memutuskan untuk menahan laba, maka ada biaya
Ada beberapa pendekatan untuk menghitung biaya laba ditahan, yaitu sebagai berikut:
digunakan untuk mengestimasi return suatu sekuritas dan memformulasikan return suatu
saham adalah sama dengan tingkat bunga bebas resiko ditambah premi resiko.
Formulasinya:
Keterangan:
b_i : beta
Contoh: Sebuah saham memiliki nilai k_RF = 8%, k_M = 13% dan b_i
Jawab:
= 8% + (5%)(0,7)
= 8%+ 3,5%
= 11,5%
Pendekatan imbal hasil divden ditambah tingkat pertumbuhan atau arus kas diskonto
Bagi perusahaan-perusahaan yang diharapkan akan terus beroperasi tanpa batas waktu,
arus kas adalah dividen. Sementara jika investor memperkirakan perusahaan akan diakuisisi oleh
perusahaan lain atau dilikuidasi, maka arus kas adalah dividen selama beberapa waktu ditambah
harga akhir ketika perusahaan diakuisisi atau dilikuidasi. Untuk penyederhaannya berlaku
persamaan:
Keterangan:
D_t : dividen yang diharapkan akan dibayarkan pada akhir tahun ke-t
g : pertumbuhan dividen
Jika dividen yang diharapkan tumbuh dengan tingkat yang konstan, maka formulasinya:
Jika mencari nilai k_s untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang diminta atas
ekuitas biasa, bagi investor marginal akan sama dengan tingkat pengembalian yang
diharapkan.
Contoh:
Harga saham Allied dijual dengan harga sebesar $23, dividen berikutnya diharapkan
adalah $1,24 dan tingkat pertumbuhan yang diharapkan adalah 8%. Berapa besar laba
ditahan ?
Jawab:
k_s = ( D₀(1+g))/P+g=(D₁)/P+g
k_s = $1,24/$23 + 8%
= 5,4% + 8,0%
= 13,4%
Angka 13,4% adalah tingkat pengembalian minimum yang diharapkan akan diterima oleh
manajemen atas laba ditahan untuk memberikan penanaman kembali laba ke dalam usaha
Biasanya perusahaan memperkirakan premi resiko sebesar 3 hingga 5 persen pada tingkat
Contoh :
Jika perusahaan Allied memberikan imbal hasil oblogasi 10% dan biaya premi risiko
sebesar 4%, maka biaya ekuitasnya dapat diestimasikan dengan cara sebagai berikut:
Jawab:
saham biasa, preferen atau obligasi. Sebagai imblan atas pembayaran tersebut, bankir
harga emisi dan kemudian menjualnya kepada para investor. Formulasi biasya saham baru:
Keterangan:
Dg : pertumbuhan dividen
Contoh:
Harga saham Allied dijual dengan harga sebesar $23, dividen berikutnya diharapkan
adalah $1,24, tingkat pertumbuhan yang diharapkan adalah 8% dan biaya emisi 10%.
Jawab:
k_ncs = $1,24/($23(1-0,10)) + 8%
= $1,24/$20,70 + 8,0%
= 6,0% + 8,0%
= 14,0%
F. Biaya Modal Secara Keseluruhan.
Tingkat biaya modal yang harus dihitung perusahaan adalah tingkat biaya mod
al secara
l (WACC).
Modal Komponen
Modal
Bond Payable 10% $ 100,000 20%
Preferred Stoc 15 100,000 20
k
Common Stoc 21 300,000 60
k
$ 500,000 100%
Tambahan Modal.
Tambahan modal akan dapat mengakibatkan kenaikan marginal cost of capital (MCC
), sehingga WACC-nya naik, apabila tambah-an modal tersebut begitu
besarnya sehingga perusahaan harus melakukan emisi saham baru. Agar supaya
tambahan modal tidak menaikan WACC, maka tambahan modal harus
Besarnya tambahan modal yang diperlukan supaya tidak mening-katkan WACC
Tingkat biaya menggunakan modal yang harus diperhitungkan oleh perusahaan adalah
tingkat biaya penggunaan modal perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena biaya dari
masing-masing sumber dana itu berbeda-beda maka untuk menetapkan biaya modal dari
perusahaan secara keseluruhan perlu menghitung “weighted average” dari berbagai sumber
dana tersebut.
Rata-rata tertimbang biaya modal (weighted average cost of capital) adalah laba dari
investasi baru dengan risiko rata-rata yang perusahaan harus harapkan untuk mempertahankan
harga saham. Biaya modal pada dasarnya merupakan biaya modal rata-rata tertimbang dari
Keterangan:
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan tambahan ru-piah modal baru;
biaya modal marginalnya sbb :
MCC tetap, karena setiap rupiah tambahan modal baru mempunyai biaya sebesar 15%.
Skedul Biaya Modal Marginal
Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, misalkan Rp 500 juta berarti
perusahaan harus menerbitkan saham baru, sehing-ga WACC-nya naik menjadi
11,46%.
Modal dari Depresiasi.
Skedul Oportunitas Investasi (IOS).
Merupakan sebuah grafik dari oportunitas investasi perusahaan yang diberi peringkat
panjang (baik yang berasal dari utang, saham preferen, dan saham biasa) disebut sebagai
Contoh:
rupiah):
WACC 11,67%
Informasi Tambahan:
Dividen dibayarkan pada akhir tahun sebesar Rp. 700,00 per lembar. Harga pasar per
lembar Rp. 8.000,00. Tingkat pertumbuhan dividen 5% per tahun. Biaya utang (obligasi)
Untuk membiayai investasi barunya, perusahaan membutuhkan laba ditahan (saham biasa)
sebesar Rp. 120 juta. Andaikata perusahaan ingin tetap mempertahankan proporsi struktur
modalnya, maka total modal yang dibutuhkan haruslah sebesar RP. 200 juta (Rp. 120
juta/0,6).
Rp. 120 juta (jumlah yang dibutuhkan perusahaan). Sekarang perusahaan membutuhkan
total modal lebih dari Rp. 200 juta (misalnya, Rp. 250 juta). Hal itu berarti bahwa
perusahaan harus mempunyai laba ditahan sebesar Rp. 150 juta (0,6 X Rp. 250 juta).
Jumlah laba ditahan yang dimiliki perusahaan hanya berjumlah Rp. 120 juta. Untuk
menutup kekurangannya sebesar Rp. 30 juta, perusahaan harus menerbitkan saham biasa
baru. Untuk menerbitkan saham biasa baru, perusahaan mengeluarkan biaya emisi sebesar
3%. Hal itu akan berdampak pada meningkatnya biaya saham biasa dan WACC.
Jadi, jika kebutuhan modal melebihi Rp. 200 juta, WACC perusahaan akan naik dari
11,67% menjadi 11,84%. Dengan kata lain, untuk setiap penambahan Rp. 1,00, WACC
akan meningkat menjadi 11,84%. Inilah yang disebut dengan biaya modal marginal.
Adapun titik patahan, ditunjukkan oleh angka Rp. 200 juta, batas tambahan modal yang
= 11,52%
Titik patahan=20/0,4=Rp.50 milyar
= 11,80%
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
- Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk
- Biaya modal (Cost of Capital) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar
oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk investasi perusahaan.
Tarif Pajak.
Kebijakan Dividend.
Kebijakan Investasi.
- Jadi biaya modal itu sangat berpengaruh besar bagi perusahaan untuk menjalankan
aktifitas perusahaan karenan biaya modal bisa dijadikan patokan perusahaan untuk
mengetahui apakah perusahaan tersebut mendapatkan profit yang tinggi apa tidak.
Sudana, I Made. Manajemen Keuangan Perusahaan, Teori dan Praktis. 2011. Surabaya:
Erlangga
Yulianto, Ali Akbar. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. 2006 Jakarta: Salemba Empat
http://kamusbisnis.com/arti/rata-rata-tertimbang-biaya-modal/
https://kelastambahan.wordpress.com/tag/faktor-yang-mempengaruhi-biaya-modal/