Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen modal kerja berkenaan dengan manajemen


aktiva lancar dan utang lancar, terutama tentang bagaimana
menggunakannya dan bagaimana komposisi keduanya akan
memengaruhu risiko. Manajemen kas merupakan
pengelolaan uang perusahaan sedemikian rupa sehingga
dapat dicapai tersedianya kas yang cukup dan memperoleh
return atas kas yang untuk sementara waktu belum
dipergunakan.

Pos piutang timbul dalam neraca karena adanya


penjualan barang dagangan. Secara kredit. Semakin longgar
persyaratan kredit yang diberikan, akan besar pula jumlah
penjualan. Persediaan merupakan elemen yang cukup besar
dari aktiva lancar yang dimiliki pada kebanyakan perusahaan
sehingga memerlukan perhatian yang serius dalam
mengembangkan tehnik-tehnik pengendalian untuk
memelihara saldo persediaan yang cukup dengan biaya yang
sekecil-kecilnya.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini
diantaranya:
1. Manajemen modal kerja?
2. Manajemen kas?
3. Manajemen piutang?
4. Manajemen persediaan?

C. Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah makalah ini di antaranya:
1. Memahami bagaimana konsep modal kerja

1
2. Memahami bagaimana cara menentukan jumlah kas
optimal
3. Memahami bagaimana kebijakan manajemen piutang
4. Mengetahui apa tujuan dari manajemen persediaan

D. Manfaat

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah:

1. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok


bahasan tentang Kebijakan Modal Kerja

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen Modal Kerja


1. Pengertian Manajemen Modal Kerja
Manajemen Modal Kerja (working capital
management) adalah manajemen yang terdiri dari unsur-
unsur aktiva lancar dan hutang lancar. Tujuan dari
Manajemen Modal Kerja adalah mengelola aktiva lancar
dan hutang lancar dan menjamin tingkat likuiditas atau
daya kekuatan perusahaan.
Hal yang utama dalam Manajemen Modal Kerja
adalah manajemen aktiva lancar perusahaan yang berupa
kas, sekuritas, piutang, persediaan dan pendanaan yang
diperlukan untuk mendukung aktiva lancar. Pentingnya
Manajemen Modal Kerja adalah keputusan modal kerja
berdampak langsung terhadap tingkat risiko, laba dan
harga saham perusahaan. Adanya hubungan langsung
antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan dana
untuk membelanjai aktiva lancar.

2. Konsep Dalam Modal Kerja


a. Konsep kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah
jumlah keseluruhan dari aktiva lancar. Unsur-unsur

3
dari modal kerja kuantitatif meliputi kas, sekuritas,
piutang dan persediaan.
b. Konsep kualitatif
Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah
kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar. Modal
kerja dihubungkan dengan besarnya hutang lancer
yag harus dilunasi. Sebagian aktiva lancar yang
dipergunakan adalah hutang dagang, hutang wesel,
hutang pajak dan sebagian yang digunakan untuk
membelanjai kegiatan operasi perusahaan.
c. Konsep fungsional
Modal kerja menurut konsep fungsional adalah
modal kerja yang terdiri dari modal kerja riil dan modal
kerja potensial. Modal yang digunakan untuk
menghasilkan current income atau konsep yang
berdasarkan pada fungsi dana yang digunakan untuk
memperoleh pendapatan baik pendapatan saat ini
maupun pendapatan pada masa yang datang.

Menurut Martono dan D. Agus Harjito, ada tiga


tipe kebijakan modal kerja yang kemungkinan
digunakan oleh perusahaan, yaitu:
1) Kebijakan konservatif
Kebijakan konservatif merupakan kebijakan modal
kerja yang dilakukan secara hati-hati. Pada
kebijakan ini, modal kerja permanen dan sebagian
modal kerja variabel lainnya dibelanjai dengan
sumber dana jangka pendek.
2) Kebijakan agresif

4
Kebijakan agresif merupakan kebijakan yang
sebagian modal kerja permanen dibelanjai dengan
sumber dana jangka panjang sedangkan sebagian
modal kerja permanen dan modal kerja variabel
dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.
3) Kebijakan moderat
Kebijakan moderat merupakan kebijakan yang
mencerminkan manajemen modal kerja yang
konservatif dan agresif. Kebijakan ini memisahkan
secara tegas bahwa kebutuhan modal kerja yang
sifatnya tetap dibelanjai dengan sumber modal
yang permanen (saham) atau sumber dana yang
berjangka panjang (obligasi).

d. Metode Penentuan Jumlah Kebutuhan Modal Kerja


Terdapat beberapa cara yang bisa dipergunakan
untuk menentukan besarnya kebutuhan modal kerja,
yaitu sebagai berikut:
 Metode keterkaitan dana
 Metode perputaran odal kerja

B. Manajemen Kas
1. Pengertian Manajemen Kas
Didefinisikan sebagai pengoptimasian penggunaan kas
sebagai aktiva. Hal ini berarti tidak boleh terjadi
kegagalan pemakaian kas, dan pengawasan terhadap
posisi kas.
 Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang
ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang
dalam waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat
pembayaran kebutuhan finansial, yang mempunyai
sifat paling tinggi likuiditasnya.

5
 Kas meliputi: Uang tunai (kertas/logam) baik yang ada
ditangan perusahaan (Cash in hand) atau ada di bank
(bank), Cek, demand deposit, money order (kas bon)
dll.

2. Motif Penahanan Kas


a) Motif Transaksi, Kas diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan transaksi. seperti membayar upah tenaga
kerja, membeli bahan baku, membayar biaya listrik
dan lain sebagainya.
b) Motif Berjaga-jaga, Kas diperlukan untuk berjaga-jaga
menghadapi ketidakpastian dimasa mendatang.
c) Motif Spekulasi, Kebutuhan kas untuk memperoleh
keuntungan karena perubahan harga surat berharga
 investasi surat berharga.

3. Tujuan Manajemen Kas


a) Likuiditas merupakan manajemen harus secara sadar
menjaga likuiditas dan jumlah kas yang harus ada
dalam perusahaan.
b) Earning merupakan tiap pengeluaran perusahaan
harus diarahkan untuk mendapatkan kemungkinan
hasil yang lebih besar dibandingkan dengan kas yang
dikeluarkan. Selain itu manajemen harus menjamin
pembayaran dilakukan secara ekonomis

4. Sumber Kas
a) Hasil Penjualan tunai & penerimaan piutang
b) Penjualan aktiva tetap

6
c) Penjualan atau emisi saham atau adanya penambahan
modal oleh pemilik.
d) Pengeluaran tanda bukti hutang (wesel), hutang
obligasi, hutang bank dll.
e) Penerimaan diluar usaha perusahaan (ex: bunga)
f) Adanya penerimaan kas dari sewa, bunga atau
dividen, hadiah, atau restitusi pajak dari periode
sebelumnya.

5. Penggunaan Kas
a) Pengeluaran untuk biaya produksi (BBB, BTK, BOP)
b) Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi
jangka pendek atau jangka panjang.
c) Pembelian aktiva tetap
d) Pembelian kembali saham yang beredar
e) Pengambilan kas dari perusahaan oleh pemilik
f) Pembayaran hutang jangka pendek atau panjang
g) Pembayaran sewa, bunga, pajak dll
h) Pembelian barang dagangan dengan tunai
i) Pembayaran biaya operasi perusahaan seperti
pembayaran gaji, pembelian supplies kantor, biaya
iklan, dll.
j) Pengeluaran kas untuk membayar deviden.

6. Transaksi Yang Tidak Mempengaruhi Kas


a) Pembebanan depresiasi, amortisasi, dan deplesi
terhadap aktiva tetap, intangible assets.
b) Pengakuan adanya kerugian piutang.
c) Pengakuan penghapusan atau pengurangan nilai buku
dari aktiva yang dimiliki.

7
d) Penghentian aktiva tetap
e) Pembayaran stock dividen (pembayaran dividen dalam
bentuk saham).
f) Adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan
laba.
g) Adanya penilaian kembali aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan.

7. Mempercepat Pemasukan Kas


a) Penjualan kas
b) Potongan kas (Cash Discount)
c) Desentralisasi pusat penerimaan pembayaran
d) Lock-Box System

8. Memperlambat Pengeluaran Kas


a) Pembelian dengan kredit
b) Memanfaatkan Float
c) Menggunakan Draft/ Kas Bon
d) Pembayaran secara sentral
e) Cek dibayar pada hari tertentu

9. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya


Persediaan Kas
a) Perimbangan antara cash inflow dan cash outflow
b) Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan
c) Adanya hubungan financial yang baik dengan bank-
bank
d) Penganggaran kas

10. Manfaat Pokok Jumlah Kas Yang Memadai

8
a) Dapat memanfaatkan potongan harga dalam
pembelian barang.
b) Dalam analisa kredit curent rasio dan acid test rasio
merupakan tolak ukur yang pokok,
c) Untuk mengambil peluang bisnis sewaktu-waktu.

11. Pengendalian Intern Kas


Konsep dasar pengendalian intern kas antara lain sebagai
berikut:
a) Fungsih penerimaan kas harus dipisahkan dengan
fungsi pengeluaran kas.
b) Penanganan isikkas harus dipisahkan dari
penyelenggaraan pembukuan.
c) Semua penerimaan kas harus disetorkan seluruhnya
pada setiap hari kerja secara in tact ( secara uth dan
apa adanya)
d) Tanggung jawab untuk menangani kas harus
dirumuskan dengan jelas dan ditetapkan secara pasti.
e) Para penagih diharuskan untuk memberikan kuitansi
yang sah sebagai tanda terima, tentunya dengan
meninggalkan arsip.
f) Petugas penerimaan kas dilarang membuat bukti
penerimaan sementara dengan alasan apapun.
g) Semua pegawai yang menangani kas atau pembukuan
kas diharuskan mengambil cuti dan orang lain harus
menggantkan selama masa cutinya, sehingga jika
terjadi penggelapan kas dapat segera diketahui oleh
penggantinya.
h) Rekonsiliasi bank harus dilakukan oleh mereka yang
tidak menangani kas atau penyelenggaraan
pembukuan.

9
i) Setelah dilakukan pembayaran, bukti pengeluaran kas
beserta dokumen pendukungnya harus distempel
telah dibayar.
j) Bukti penerimaan atau pengeluaran kas harus
bernomor urut yang tercetak penggunaannya harus
dipertanggungjawabkan.
k) Harus dilakukan cash opname secara mendadak oleh
petugas yang berwenang.
l) Harus dibentuk kas kecil untuk pengeluaran yang
jumlahnya relatif kecil dengan sistem imprest, yaitu
sistem dengan saldo tetap.
m) Dalam setiap penerimaan atau pengeluaran kas tidak
boleh hanya dikerjakan oleh satu orangatau satu
bagian saja mulai dari awal sampai akhir transaksi.
12. Aliran Kas Dalam Perusahaan
Setiap perusahaan dalam menjalankan ushanya
selalu membutuhkan kas. Kas dibutuhkan untuk
membiayai operasional perusahaan yang bersifat rutin
maupun intermitten. Pengeluaran kas yang bersifat rutin
misalnya untuk membayar gaji dan upah, pembelian
bahan baku dan sebagainya. Sedangkan pengeluaran kas
bersifat intermitten misalnya untukpembelian aktiva
tetap, pembayaran dividen, dan lain sebagainya.
Disamping aliran kas keluar juga terdapat aliran kas
masuk.baik yang bersifat rutin maupun yang bersifat
intermitten., penerimaan kas yang bersifat rutin misalnya
dari penjualan tunai, penerimaan piutang, dll.sedangkan
penerimaan kas yang bersifat intermmitten misalnya
daari penerimaan pinjaman bank, emisi saham dll.
Penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan akan

10
berlangsung terus menerus dalam hidup perusahaan.
Dengan demikian, aliran kas itu bagaikan darah yang
terus menerus mengalir dalam tubu perusahaan yang
memungkinkan perusahaan itu dapat melangsungkan
hidupnya.

C. Manajemen Piutang
1. Pengertian Piutang
Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa
yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu.
Walaupun pada dasarnya semua perusahaan
dagang/industri menginginkan penjualan cash, tetapi
karena adanya keterbatasan daya beli masyarakat, atau
alasan lainnya dilakukan penjualan secara kredit.
Penjualan secara kredit akan dapat meningkatkan omset
penjualan, akan tetapi memiliki resiko tertundanya
penerimaan kas, sehingga membutuhkan investasi yang
lebih besar. Selain itu dapat juga mengakibatkan kerugian
karena menunggak atau bahkan tidak tertagih. Semakin
lama piutang tertunggak akan semakin besar investasi
yang dibutuhkan.

2. Langkah-Langkah Manajemen Piutang


a) Penetapan Kebijakan Kredit
b) Pemantauan
c) Analisis Perubahan Kebijakan Piutang Usaha

3. Penetapan Kebijakan Kredit


Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi
dalam Piutang :

11
a) Volume penjualan kredit, semakin besar volume
penjualan kredit, makin besar investasi yang tertanam
dalam Piutang
b) Syarat pembayaran (termin), semakin lama masa
kredit, semakin besar invesatasinya.
c) Ketentuan tentang pembatasan kredit, batasan kredit
dapat berupa kuantitatif (plafon kredit, semakin besar
plafon kredit perpelanggan makin besar investasi yang
diperlukan) dan kualitatif (selektif terhadap pelanggan
kredit, makin ketat seleksi akan semakin memperkecil
investasi dalam piutang).
d) Kebijakan pengumpulan piutang, pengumpulan
piutang dapat bersifat aktif (menggunakan debt
collector) pengumpulan piutang lebih tepat waktu
tetapi perlu tambahan biaya pengumpulan piutang,
atau pasif yaitu keyakinan bahwa debitur menepati
janji, maka resiko tertunggaknya piutang lebih besar.
e) Kebiasaan membayar dari para langganan, apabila
sebagian besar pelanggan membayar pada masa
diskon (termin 2/10;n/30), maka membutuhkan
investasi lebih kecil, tetapi jika pelanggan membayar
pada hari ke 30 atau bahkan menunggak, perlu
investasi yg besar.

4. Kebijakan Penjualan Kredit


Kebijakan penjualan kredit adalah serangkaian
keputusan yang mencakup periode kredit, standar kredit,
prosedur penagihan, dan diskon yang ditawarkan
perusahaan.

12
1) Menetapkan periode dan standar kredit
Syarat kredit adalah suatu ketentuan mengenai
periode kredit dan potongan yang diberikan. Periode
kredit adalah jangka waktu kredit yang diberikan
kepada pelanggan. Misalnya 2/10,net 30. Artinya,
pelanggan yang membayar dalam jangka waktu 10
hari akan mendapatkan potongan 2 persen,
sedangkan yang lain diharuskan untuk membayar
dalam jangka waktu 30 hari.
2) Standar kredit
Standar kredit adalah standar yang menetapkan
kemampuan keuangan yang harus diperlihatkan
pemohon kredit agar dapat memperoleh kredit.
Standar kredit perusahaan akan diterapkan untuk
menentukan pelanggan mana yang mampu memenuhi
syarat kredit umum dan berapa jumlah kredit
maksimum untuk setiap pelanggan.
 Kriteria untuk menyeleksi permintaan kredit dari
langganan
 Kebijakan kredit yang optimal  Marginal cost atas
kredit = Marginal profit penjualan kredit.
 Marginal cost  biaya produksi & penjualan.
 Marginal cost yang berkaitan dengan penjualan
kredit  biaya atas piutang tak tertagih (bad debt),
biaya pengumpulan dan administrasi piutang ,
biaya yang tertanam dalam piutang.
3) Perubahan standar kredit akan mempengaruhi
 Volume penjualan
Pembeli/calon langganan akan tertarik membeli
barang dalam jumlah yang lebih banyak jika

13
diberikan tenggang waktu pembayaran yang
longgar, atau sebaliknya.
 Investasi dalam piutang
Semakin longgar periode kredit, semakin besar
dana yang tertanam di dalam inventori barang jadi
(piutang).
 Biaya piutang ragu-ragu (cost of bad debt)
Kerugian piutang ragu-ragu berupa ongkos yang
harus diperhitungkan sebagai faktor yang akan
mengurangi keuntungan.
4) Penilaian resiko kredit
Resiko kredit adalah resiko tidak terbayarnya
kredit yang telah diberikan kepada para langganan.
Oleh karena itu banyak perusahaan yang berusaha
mengurangi resiko kredit dengan memperhatikan lima
“C” sebelum memberikan persetujuan kredit.

a) Character, kemungkinan dari para pelanggan


secara jujur berusaha memenuhi kewajibannya.
b) Capacity, pendapat subjektif mengenai
kemampuan pelanggan. Ini diukur dari record
tahun sebelumnya, atau dengan observasi fisik
pada pabrik dan toko pelanggan.
c) Capital, diukur oleh posisi finansial perusahaan
secara umum, dimana hal ini ditunjukkan dengan
analisis ratio finansiil, khususnya ditekankan pada
“tangible networth” perusahaan.
d) Collateral, dicerminan dari aktiva yang dijaminkan
bagi keamanan kredit.
e) Conditions, menunjukkan pengaruh langsung dari
trend ekonomi pada umumnya terhadap

14
perusahaan atau perkembangan khusus dalam
bidang ekonomi yang mempengaruhi efek
terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi
kewajibannya.

5) Langkah-langkah pencegahan resiko tidak tertagihnya


piutang.
a) Penentuan besarnya resiko yang akan ditanggung
perusahaan, hal ini ditentukan atas dasar
pengalamanpengalaman tahun-tahun sebelumnya.
misalnya resiko ditetapkan 10% dari piutang, jika
perusahaan berencana meningkatkan penjualan dg
Rp 100.000 dan akan menyebabkan tambahan
biaya Rp 50.000, maka tambahan keuntungannya
adalah sebesar Rp 40.000(100.000-50.000-
(10%x100.000))
b) Kemampuan debitur memenuhi kewajibannya, hal
ini dapat diukur dengan likuiditas dan rentabilitas.
Selain itu perlu dipertimbangkan “soliditas”
(Tingkat kepercayaan pihak luar terhadap suatu
perusahaan)
6) Perputaran piutang
Perputaran piutang (receivable turnover)
dipengaruhi oleh syarat pembayaran dan
kecenderungan debitur untuk menepati janji
pembayarannya. Apabila rata-rata hari pengumpulan
piutang lebih lama dari batas pembayaran, maka cara
pengumpulan piutang kurang efisien.
Penjualan secara kredit akan berdampak positif
(kenaikan omset penjualan) dan negatif, seperti

15
kerugian karena piutang tak tertagih dan atau biaya
kesempatan (opportunity cost)
7) Jenis-Jenis Piutang
Piutang timbul apabila perusahaan (atau
seseorang) menjual barang atau jasa kepada
perusaahaan lain (atau orang lain) secara kredit.
Piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang
dari si penjual kepada si pembeli yang timbul karena
adanya suatu transaksi. Pada umumnya piutang
timbul karena adanya transaksi penjualan secara
kredit.

Dalam praktek dikenal dua jenis piutang, yaitu:

- Piutang Dagang
Piutang dagang adalah jumlah uang yang harus
dibayar oleh si pembeli kepada perusahaan.
Piutang dagang umumnya berjangka waktu kurang
dari satu tahun. Oleh karena itu piutang dagang
dalam neraca dilaporkan sebagai aktiva lancar.

- Piutang Wesel
Piutang wesel atau piutang pendapatan
(pendapatan yang masih akan diterima) dan dari
aktiva lain adalah piutang yang tidak timbul dari
penjualan sehari-hari, karena piutang dagang
berkaitan erat dengan operasi perusahaan yang
utama. Piutang wesel lebih formal dari piutang
dagang. Piutang wesel bisa juga timbul karena
transaksi peminjaman uang. Wesel  surat perintah
yang ditulis oleh orang yang mempunyai tagihan,

16
dialamatkan kepada orang yang berutang,
meminta agar jumlah uang yang tertulis dalam
surat tersebut dibayar pada tanggal yang telah
ditetapkan, kepada orang-orang yang namanya
tertulis dalam surat tersebut.
Bentuk surat wesel bisa bermacam-macam,
asalkan memenuhi ketentuan-ketentuan yang
termuat pada pasan 100 KUHD yang memberikan
batasan-batasan sebagai berikut:

 Di dalam surat wesel harus terdapat tulisan


“surat wesel”.
 Surat wesel adalah perintah tak bersyarat
untuk membayar uang sejumlah tertentu.
 Disebutkan nama orang yang harus membayar.
 Ditentukan hari jatuh tempo atau hari
pembayarannya.
 Disebutkan tempat pembayarannya.
 Disebutkan nama orang yang ditunjuk.
 Dicantumkan tanggal dan tempat penarikan
(pembuatan) surat wesel.
 Dibubuhi tandatangan orang yang menarik
wesel.

Penandatangan wesel oleh pihak tertarik


disebut akseptasi yang berarti pengakuan dari
pihak tertarik bahwa ia mengetahui akan
kewajibannya untuk membayar wesel
sebagaimana tersebut dalam surat wesel tersebut.
Akseptasi atau tandatangan persetujuan
dicantumkan pada bagian pinggir atau di bagian

17
bawah surat wesel. Dengan demikian dalam surat
wesel terdapat tiga pihak, yaitu: penarik, tertarik,
dan pemegang wesel.

8) Wesel Berbunga dan Wesel Tidak Berbunga


Wesel dapat dibedakan menjadi :
a) wesel berbunga adalah wesel yang disebutkan
suatu tingkat bunga tertentu (biasanya dinyatakan
dalam persen). Pada wesel berbunga perlu dicatat
dengan jelas mengenai jumlah bunga yang
diperhitungkan.
b) wesel tidak berbunga adalah wesel yang tidak
menyebutkan suatu tingkat bunga tertentu. Pada
wesel tidak berbunga tidak diperlukan pencatatan
atas bunga.

9) Penyelesaian dan Pengalihan Piutang Wesel


Surat wesel adalah surat berharga yang bisa
dipindahtangankan, artinya wesel bisa dialihkan dari
suatu perusahaan atau seseorang kepada perusahaan
atau orang lain dan dengan demikian bias dijual untuk
mendapatkan kas.
Penjualan piutang wesel sebelum tanggal
jatuhnya disebut pendiskontoan piutang wesel
karena pemegang wesel akan menerima pembayaran
yang jumlahnya lebih kecil daripada nilai jatuh wesel
yang bersangkutan. Harga jual wesel yang lebih
rendah ini akan menyebabkan pendapatan bunga
yang diterima pemegang wesel manjadi berkurang.

10) Piutang Wesel Dengan Angsuran

18
Piutang yang pembayarannya diangsur selama
jangka waktu wesel disebut piutang wesel karena
wesel ini memiliki periode untuk mengangsur pokok
pinjaman dan bunga selama jangka waktu tertentu di
masa yang akan dating. Setiap penerimaan angsuran
akan terdiri dari :

 bunga dari pokok pinjaman yang beluum dibayar


 pengurangan atas pokok pinjaman.

Pendapatan bunga setiap periode angsuran


semakin menurun, sedangkan angsuran pokok
pinjaman semakin bertambah.

11) Penyajian Piutang Dalam Neraca


Apabila perusahaan mempunyai berbagai jenis
piutang, maka dalam neraca piutang harus
diklasifikasikan menurut jenisnya, atau dalam catatan
atas laporan keuangan. Wesel jangka pendek (kurang
dari setahun) dicantumkan dalam neraca dibawah
inbestasi sementara pada bagian aktiva lancer. Selain
itu, piutang wesel juga harus dilaporkan dalam jumlah
bruto maupun cadangan kerugian piutangnya.

12) Menetapkan kebijakan penagihan


a) Prosedur penagihan agar pelanggan membayar
tepat waktu.
b) Periode pengumpulan yang meningkat akan
meningkatkan cost of bad debt  walaupun
peningkatan efektivitas pengumpulan akan
menaikkan biaya pengumpulan piutang, tapi

19
diharapkan dapat mengurangi cost of bad debt
sehingga dapat menambah profit.

Kebijakan penagihan (collection policy) mengacu


pada prosedur-prosedur yang digunakan untuk
menagih piutang yang lewat tempo. Misalnya, surat
tagihan bisa dikirimkan kepada setiap pelanggan
yang menunggak 10 hari, surat teguran yang diikuti
pembicaraan lewat telepon, bisa diberikan jika
pembayaran belum diterima dalam 30 hari dan
piutang tersebut dialihkan kepada perusahaan
penagih (collection agency) setelah 90 hari.

D. Manajemen Persediaan
1. Pengertian Manajemen
Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting
dalam operasional suatu perusahaan adalah
pengendalian persediaan (inventory controll), karena
kebijakan persediaan secara fisik akan berkaitan dengan
investasi dalam aktiva lancar di satu sisi dan pelayanan
kepada pelanggan di sisi lain. Pengaturan persediaan ini
berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis ( operation,
marketing, dan finance). Berkaitan dengan persediaan ini
terdapat konflik kepentingan diantara fungsi bisnis
tersebut. Finance menghendaki tingkat persediaan yang
rendah, sedangkan Marketing dan operasi menginginkan
tingkat persediaan yang tinggi agar kebutuhan konsumen
dan kebutuhan produksi dapat dipenuhi.
Begitu juga apabila persediaan terlalu sedikit akan
menimbulkan biaya akibat kekurangan persediaan yang

20
biasa disebut stock out cost seperti : mahalnya harga
karena membeli dalam partai kecil, terganggunya proses
produksi, tidak tersedianya produk jadi untuk
pelanggan.Jika tidak memiliki persediaan produk jadi
terdapat 3 kemungkinan, yaitu : 1). Konsumen
menangguhkan pembelian (jika kebutuhannya tidak
mendesak). Hal ini akan mengakibatkan tertundanya
kesempatan memperoleh keuntungan. 2). Konsumen
membeli dari pesaing, dan kembali ke perusahaan (jika
kebutuhan mendesak dan masih setia). Hal ini akan
menimbulkan kehilangan kesempatan memperoleh
keuntungan selama persediaan tidak ada. 3). Yang
terparah jika pelanggan membeli dari pesaing dan terus
pindah menjadi pelanggan pesaing, artinya kita
kehilangan konsumen.

Selain biaya di atas dikenal juga biaya pemesanan


(ordering cost) yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan kegiatan pemesanan sejak
penempatan pesanan sampai tersedianya bahan/barang
di gudang. Biaya-biaya tersebut antara lain : biaya
telepon, biaya surat menyurat, biaya adminisrasi dan
penempatan pesanan, biaya pemilihan pemasok, biaya
pengangkutan dan bongkar muat, biaya penerimaan dan
pemeriksaan bahan/barang.

2. Jenis-Jenis Persediaan
a. Persediaan barang jadi biasanya tergantung pada
permintaan pasar (independent demand inventory).
b. Persediaan barang setengah jadi dan bahan mentah
ditentukan oleh tuntutan proses produksi dan bukan

21
pada keinginan pasar (dependent demand
inventory).

3. Perputaran Persediaan
Inventory atau persediaan barang sebagai elemen
utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu
dalam keadaaan berputar, dimana secata terus menerus
mengalami perubahan. Turnover menunjukan berapa kali
jumlah persediaan barang dagangan diganti dalam satu
tahun (dijual dan diganti). Tingkat perputaran persediaan
mengukur perusahaan dalam memutar barang
dagangannya, dan menunjukan hubungan antara barang
yang diperlukan untuk mengimbangi tingkat penjualan
yang ditentukan.
Pengertian perputaran persediaan menurut beberapa
ahli antara lain sebagai berikut :
a) Menurut Lukman Syamsuddin (2000:288),
menerangkan bahwa:  “Persediaan merupakan
investasi yang paling besar dalam aktiva lancar
sebagian besar perusahaan industri”.

b) Menurut Bambang Riyanto (2001:70), menerangkan 


bahwa : “Inventory ini merupakan persediaan barang
yang sesuai dalam perputaran, yang selalu dibeli dan
dijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjut di
dalam perusahaan tersebut yang mengakibatkan
perubahan bentuk dari barang yang bersangkutan”.
c) Menurut Jumingan (2006:128), menerangkan  bahwa :
“Perputaran persediaan (inventory turnover)

22
menunjukan berapa kali barang dijual dan diadakan
kembali selama satu periode akuntansi”.
d) Menurut S. Munawir (2007:77), menerangkan bahwa :
“Turn over persediaan adalah merupakan ratio atau
jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai
rata – rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.

4. Persediaan
a)Menghilangkan pengaruh ketidakpastian (mis: safety
stock)
b)Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan
pembelian
c) Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan
penawaran.
d)Menghilangkan/mengurangi risiko keterlambatan
pengiriman bahan
e)Menyesuaikan dengan jadwal produksi
f) Menghilangkan/mengurangi resiko kenaikan harga
g)Menjaga persediaan bahan yang dihasilkan secara
musiman
h)Mengantisipasi permintaan yang dapat diramalkan.
i) Mendapatkan keuntungan dari quantity discount
j) Komitmen terhadap pelanggan.

5. Hal-Hal Yang Dipertimbangkan


a) Biaya per unit (item cost)
b) Biaya penyiapan pemesanan (ordering cost)
c) Biaya pengelolaan persediaan (Carrying cost)

23
d) Biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar peluang
yang hilang apabila nilai persediaan digunakan untuk
investasi (Cost of capital).
e) Biaya yang meliputi biaya gudang, asuransi, dan pajak
(Cost of storage). Biaya ini berubah sesuai dengan
nilai persediaan.
f) Biaya resiko kerusakan dan kehilangan (Cost of
obsolescence, deterioration and loss).
g) Biaya akibat kehabisan persediaan (Stockout cost)

6. Just In Time (JIT)


Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah
sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern
yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang
yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis
barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada
saat dibutuhkan oleh konsumen.
Konsep just in time adalah suatu konsep dimana
bahan baku yang digunakan untuk aktivitas produksi
didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu
bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi , sehingga
akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya
persediaan barang / penyimpanan barang. Just In Time
(JIT) adalah filofosi manufakturing untuk menghilangkan
pemborosan waktu dalam total prosesnya mulai dari
proses pembelian sampai proses distribusi. Fujio Cho dari
Toyota mendefinisikan pemborosan (waste) sebagai: "
Segala sesuatu yang berlebih, di luar kebutuhan minimum
atas peralatan, bahan, komponen, tempat dan waktu
kerja yang mutlak diperlukan untuk proses nilai tambah

24
suatu produk. Kemudian diperoleh rumusan yang lebih
sederhana, pengertian pemborosan: " Kalau sesuatu tidak
memberi nilai tambah itulah pemborosan.
7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena:
- Over produksi - Gerak
- Waktu menunggu - Cacat Produks
- Transportasi - Tingkat Persediaan
Barang
- Pemrosesan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen modal kerja berkenaan dengan manajemen
aktiva lancar dan utang lancar, terutama tentang bagaimana
menggunakannya dan bagaimana komposisi keduanya akan
memengaruhu risiko. Manajemen kas merupakan
pengelolaan uang perusahaan sedemikian rupa sehingga
dapat dicapai tersedianya kas yang cukup dan memperoleh
return atas kas yang untuk sementara waktu belum
dipergunakan.

Pos piutang timbul dalam neraca karena adanya


penjualan barang dagangan secara kredit. Semakin longgar
persyaratan kredit yang diberikan, akan besar pula jumlah
penjualan. Persediaan merupakan elemen yang cukup besar
dari aktiva lancar yang dimiliki pada kebanyakan perusahaan
sehingga memerlukan perhatian yang serius dalam
mengembangkan tehnik-tehnik pengendalian untuk

25
memelihara saldo persediaan yang cukup dengan biaya yang
sekecil-kecilnya.

B. Saran
Apabila didalam penulisan makalah ini ada kekurangan
kami mohon maaf, dan bimbingan untuk pembuatan makalah
selanjutnya.

26

Anda mungkin juga menyukai