PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini
diantaranya:
1. Manajemen modal kerja?
2. Manajemen kas?
3. Manajemen piutang?
4. Manajemen persediaan?
C. Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah makalah ini di antaranya:
1. Memahami bagaimana konsep modal kerja
1
2. Memahami bagaimana cara menentukan jumlah kas
optimal
3. Memahami bagaimana kebijakan manajemen piutang
4. Mengetahui apa tujuan dari manajemen persediaan
D. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dari modal kerja kuantitatif meliputi kas, sekuritas,
piutang dan persediaan.
b. Konsep kualitatif
Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah
kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar. Modal
kerja dihubungkan dengan besarnya hutang lancer
yag harus dilunasi. Sebagian aktiva lancar yang
dipergunakan adalah hutang dagang, hutang wesel,
hutang pajak dan sebagian yang digunakan untuk
membelanjai kegiatan operasi perusahaan.
c. Konsep fungsional
Modal kerja menurut konsep fungsional adalah
modal kerja yang terdiri dari modal kerja riil dan modal
kerja potensial. Modal yang digunakan untuk
menghasilkan current income atau konsep yang
berdasarkan pada fungsi dana yang digunakan untuk
memperoleh pendapatan baik pendapatan saat ini
maupun pendapatan pada masa yang datang.
4
Kebijakan agresif merupakan kebijakan yang
sebagian modal kerja permanen dibelanjai dengan
sumber dana jangka panjang sedangkan sebagian
modal kerja permanen dan modal kerja variabel
dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.
3) Kebijakan moderat
Kebijakan moderat merupakan kebijakan yang
mencerminkan manajemen modal kerja yang
konservatif dan agresif. Kebijakan ini memisahkan
secara tegas bahwa kebutuhan modal kerja yang
sifatnya tetap dibelanjai dengan sumber modal
yang permanen (saham) atau sumber dana yang
berjangka panjang (obligasi).
B. Manajemen Kas
1. Pengertian Manajemen Kas
Didefinisikan sebagai pengoptimasian penggunaan kas
sebagai aktiva. Hal ini berarti tidak boleh terjadi
kegagalan pemakaian kas, dan pengawasan terhadap
posisi kas.
Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang
ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang
dalam waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat
pembayaran kebutuhan finansial, yang mempunyai
sifat paling tinggi likuiditasnya.
5
Kas meliputi: Uang tunai (kertas/logam) baik yang ada
ditangan perusahaan (Cash in hand) atau ada di bank
(bank), Cek, demand deposit, money order (kas bon)
dll.
4. Sumber Kas
a) Hasil Penjualan tunai & penerimaan piutang
b) Penjualan aktiva tetap
6
c) Penjualan atau emisi saham atau adanya penambahan
modal oleh pemilik.
d) Pengeluaran tanda bukti hutang (wesel), hutang
obligasi, hutang bank dll.
e) Penerimaan diluar usaha perusahaan (ex: bunga)
f) Adanya penerimaan kas dari sewa, bunga atau
dividen, hadiah, atau restitusi pajak dari periode
sebelumnya.
5. Penggunaan Kas
a) Pengeluaran untuk biaya produksi (BBB, BTK, BOP)
b) Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi
jangka pendek atau jangka panjang.
c) Pembelian aktiva tetap
d) Pembelian kembali saham yang beredar
e) Pengambilan kas dari perusahaan oleh pemilik
f) Pembayaran hutang jangka pendek atau panjang
g) Pembayaran sewa, bunga, pajak dll
h) Pembelian barang dagangan dengan tunai
i) Pembayaran biaya operasi perusahaan seperti
pembayaran gaji, pembelian supplies kantor, biaya
iklan, dll.
j) Pengeluaran kas untuk membayar deviden.
7
d) Penghentian aktiva tetap
e) Pembayaran stock dividen (pembayaran dividen dalam
bentuk saham).
f) Adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan
laba.
g) Adanya penilaian kembali aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan.
8
a) Dapat memanfaatkan potongan harga dalam
pembelian barang.
b) Dalam analisa kredit curent rasio dan acid test rasio
merupakan tolak ukur yang pokok,
c) Untuk mengambil peluang bisnis sewaktu-waktu.
9
i) Setelah dilakukan pembayaran, bukti pengeluaran kas
beserta dokumen pendukungnya harus distempel
telah dibayar.
j) Bukti penerimaan atau pengeluaran kas harus
bernomor urut yang tercetak penggunaannya harus
dipertanggungjawabkan.
k) Harus dilakukan cash opname secara mendadak oleh
petugas yang berwenang.
l) Harus dibentuk kas kecil untuk pengeluaran yang
jumlahnya relatif kecil dengan sistem imprest, yaitu
sistem dengan saldo tetap.
m) Dalam setiap penerimaan atau pengeluaran kas tidak
boleh hanya dikerjakan oleh satu orangatau satu
bagian saja mulai dari awal sampai akhir transaksi.
12. Aliran Kas Dalam Perusahaan
Setiap perusahaan dalam menjalankan ushanya
selalu membutuhkan kas. Kas dibutuhkan untuk
membiayai operasional perusahaan yang bersifat rutin
maupun intermitten. Pengeluaran kas yang bersifat rutin
misalnya untuk membayar gaji dan upah, pembelian
bahan baku dan sebagainya. Sedangkan pengeluaran kas
bersifat intermitten misalnya untukpembelian aktiva
tetap, pembayaran dividen, dan lain sebagainya.
Disamping aliran kas keluar juga terdapat aliran kas
masuk.baik yang bersifat rutin maupun yang bersifat
intermitten., penerimaan kas yang bersifat rutin misalnya
dari penjualan tunai, penerimaan piutang, dll.sedangkan
penerimaan kas yang bersifat intermmitten misalnya
daari penerimaan pinjaman bank, emisi saham dll.
Penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan akan
10
berlangsung terus menerus dalam hidup perusahaan.
Dengan demikian, aliran kas itu bagaikan darah yang
terus menerus mengalir dalam tubu perusahaan yang
memungkinkan perusahaan itu dapat melangsungkan
hidupnya.
C. Manajemen Piutang
1. Pengertian Piutang
Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa
yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu.
Walaupun pada dasarnya semua perusahaan
dagang/industri menginginkan penjualan cash, tetapi
karena adanya keterbatasan daya beli masyarakat, atau
alasan lainnya dilakukan penjualan secara kredit.
Penjualan secara kredit akan dapat meningkatkan omset
penjualan, akan tetapi memiliki resiko tertundanya
penerimaan kas, sehingga membutuhkan investasi yang
lebih besar. Selain itu dapat juga mengakibatkan kerugian
karena menunggak atau bahkan tidak tertagih. Semakin
lama piutang tertunggak akan semakin besar investasi
yang dibutuhkan.
11
a) Volume penjualan kredit, semakin besar volume
penjualan kredit, makin besar investasi yang tertanam
dalam Piutang
b) Syarat pembayaran (termin), semakin lama masa
kredit, semakin besar invesatasinya.
c) Ketentuan tentang pembatasan kredit, batasan kredit
dapat berupa kuantitatif (plafon kredit, semakin besar
plafon kredit perpelanggan makin besar investasi yang
diperlukan) dan kualitatif (selektif terhadap pelanggan
kredit, makin ketat seleksi akan semakin memperkecil
investasi dalam piutang).
d) Kebijakan pengumpulan piutang, pengumpulan
piutang dapat bersifat aktif (menggunakan debt
collector) pengumpulan piutang lebih tepat waktu
tetapi perlu tambahan biaya pengumpulan piutang,
atau pasif yaitu keyakinan bahwa debitur menepati
janji, maka resiko tertunggaknya piutang lebih besar.
e) Kebiasaan membayar dari para langganan, apabila
sebagian besar pelanggan membayar pada masa
diskon (termin 2/10;n/30), maka membutuhkan
investasi lebih kecil, tetapi jika pelanggan membayar
pada hari ke 30 atau bahkan menunggak, perlu
investasi yg besar.
12
1) Menetapkan periode dan standar kredit
Syarat kredit adalah suatu ketentuan mengenai
periode kredit dan potongan yang diberikan. Periode
kredit adalah jangka waktu kredit yang diberikan
kepada pelanggan. Misalnya 2/10,net 30. Artinya,
pelanggan yang membayar dalam jangka waktu 10
hari akan mendapatkan potongan 2 persen,
sedangkan yang lain diharuskan untuk membayar
dalam jangka waktu 30 hari.
2) Standar kredit
Standar kredit adalah standar yang menetapkan
kemampuan keuangan yang harus diperlihatkan
pemohon kredit agar dapat memperoleh kredit.
Standar kredit perusahaan akan diterapkan untuk
menentukan pelanggan mana yang mampu memenuhi
syarat kredit umum dan berapa jumlah kredit
maksimum untuk setiap pelanggan.
Kriteria untuk menyeleksi permintaan kredit dari
langganan
Kebijakan kredit yang optimal Marginal cost atas
kredit = Marginal profit penjualan kredit.
Marginal cost biaya produksi & penjualan.
Marginal cost yang berkaitan dengan penjualan
kredit biaya atas piutang tak tertagih (bad debt),
biaya pengumpulan dan administrasi piutang ,
biaya yang tertanam dalam piutang.
3) Perubahan standar kredit akan mempengaruhi
Volume penjualan
Pembeli/calon langganan akan tertarik membeli
barang dalam jumlah yang lebih banyak jika
13
diberikan tenggang waktu pembayaran yang
longgar, atau sebaliknya.
Investasi dalam piutang
Semakin longgar periode kredit, semakin besar
dana yang tertanam di dalam inventori barang jadi
(piutang).
Biaya piutang ragu-ragu (cost of bad debt)
Kerugian piutang ragu-ragu berupa ongkos yang
harus diperhitungkan sebagai faktor yang akan
mengurangi keuntungan.
4) Penilaian resiko kredit
Resiko kredit adalah resiko tidak terbayarnya
kredit yang telah diberikan kepada para langganan.
Oleh karena itu banyak perusahaan yang berusaha
mengurangi resiko kredit dengan memperhatikan lima
“C” sebelum memberikan persetujuan kredit.
14
perusahaan atau perkembangan khusus dalam
bidang ekonomi yang mempengaruhi efek
terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi
kewajibannya.
15
kerugian karena piutang tak tertagih dan atau biaya
kesempatan (opportunity cost)
7) Jenis-Jenis Piutang
Piutang timbul apabila perusahaan (atau
seseorang) menjual barang atau jasa kepada
perusaahaan lain (atau orang lain) secara kredit.
Piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang
dari si penjual kepada si pembeli yang timbul karena
adanya suatu transaksi. Pada umumnya piutang
timbul karena adanya transaksi penjualan secara
kredit.
- Piutang Dagang
Piutang dagang adalah jumlah uang yang harus
dibayar oleh si pembeli kepada perusahaan.
Piutang dagang umumnya berjangka waktu kurang
dari satu tahun. Oleh karena itu piutang dagang
dalam neraca dilaporkan sebagai aktiva lancar.
- Piutang Wesel
Piutang wesel atau piutang pendapatan
(pendapatan yang masih akan diterima) dan dari
aktiva lain adalah piutang yang tidak timbul dari
penjualan sehari-hari, karena piutang dagang
berkaitan erat dengan operasi perusahaan yang
utama. Piutang wesel lebih formal dari piutang
dagang. Piutang wesel bisa juga timbul karena
transaksi peminjaman uang. Wesel surat perintah
yang ditulis oleh orang yang mempunyai tagihan,
16
dialamatkan kepada orang yang berutang,
meminta agar jumlah uang yang tertulis dalam
surat tersebut dibayar pada tanggal yang telah
ditetapkan, kepada orang-orang yang namanya
tertulis dalam surat tersebut.
Bentuk surat wesel bisa bermacam-macam,
asalkan memenuhi ketentuan-ketentuan yang
termuat pada pasan 100 KUHD yang memberikan
batasan-batasan sebagai berikut:
17
bawah surat wesel. Dengan demikian dalam surat
wesel terdapat tiga pihak, yaitu: penarik, tertarik,
dan pemegang wesel.
18
Piutang yang pembayarannya diangsur selama
jangka waktu wesel disebut piutang wesel karena
wesel ini memiliki periode untuk mengangsur pokok
pinjaman dan bunga selama jangka waktu tertentu di
masa yang akan dating. Setiap penerimaan angsuran
akan terdiri dari :
19
diharapkan dapat mengurangi cost of bad debt
sehingga dapat menambah profit.
D. Manajemen Persediaan
1. Pengertian Manajemen
Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting
dalam operasional suatu perusahaan adalah
pengendalian persediaan (inventory controll), karena
kebijakan persediaan secara fisik akan berkaitan dengan
investasi dalam aktiva lancar di satu sisi dan pelayanan
kepada pelanggan di sisi lain. Pengaturan persediaan ini
berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis ( operation,
marketing, dan finance). Berkaitan dengan persediaan ini
terdapat konflik kepentingan diantara fungsi bisnis
tersebut. Finance menghendaki tingkat persediaan yang
rendah, sedangkan Marketing dan operasi menginginkan
tingkat persediaan yang tinggi agar kebutuhan konsumen
dan kebutuhan produksi dapat dipenuhi.
Begitu juga apabila persediaan terlalu sedikit akan
menimbulkan biaya akibat kekurangan persediaan yang
20
biasa disebut stock out cost seperti : mahalnya harga
karena membeli dalam partai kecil, terganggunya proses
produksi, tidak tersedianya produk jadi untuk
pelanggan.Jika tidak memiliki persediaan produk jadi
terdapat 3 kemungkinan, yaitu : 1). Konsumen
menangguhkan pembelian (jika kebutuhannya tidak
mendesak). Hal ini akan mengakibatkan tertundanya
kesempatan memperoleh keuntungan. 2). Konsumen
membeli dari pesaing, dan kembali ke perusahaan (jika
kebutuhan mendesak dan masih setia). Hal ini akan
menimbulkan kehilangan kesempatan memperoleh
keuntungan selama persediaan tidak ada. 3). Yang
terparah jika pelanggan membeli dari pesaing dan terus
pindah menjadi pelanggan pesaing, artinya kita
kehilangan konsumen.
2. Jenis-Jenis Persediaan
a. Persediaan barang jadi biasanya tergantung pada
permintaan pasar (independent demand inventory).
b. Persediaan barang setengah jadi dan bahan mentah
ditentukan oleh tuntutan proses produksi dan bukan
21
pada keinginan pasar (dependent demand
inventory).
3. Perputaran Persediaan
Inventory atau persediaan barang sebagai elemen
utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu
dalam keadaaan berputar, dimana secata terus menerus
mengalami perubahan. Turnover menunjukan berapa kali
jumlah persediaan barang dagangan diganti dalam satu
tahun (dijual dan diganti). Tingkat perputaran persediaan
mengukur perusahaan dalam memutar barang
dagangannya, dan menunjukan hubungan antara barang
yang diperlukan untuk mengimbangi tingkat penjualan
yang ditentukan.
Pengertian perputaran persediaan menurut beberapa
ahli antara lain sebagai berikut :
a) Menurut Lukman Syamsuddin (2000:288),
menerangkan bahwa: “Persediaan merupakan
investasi yang paling besar dalam aktiva lancar
sebagian besar perusahaan industri”.
22
menunjukan berapa kali barang dijual dan diadakan
kembali selama satu periode akuntansi”.
d) Menurut S. Munawir (2007:77), menerangkan bahwa :
“Turn over persediaan adalah merupakan ratio atau
jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai
rata – rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.
4. Persediaan
a)Menghilangkan pengaruh ketidakpastian (mis: safety
stock)
b)Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan
pembelian
c) Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan
penawaran.
d)Menghilangkan/mengurangi risiko keterlambatan
pengiriman bahan
e)Menyesuaikan dengan jadwal produksi
f) Menghilangkan/mengurangi resiko kenaikan harga
g)Menjaga persediaan bahan yang dihasilkan secara
musiman
h)Mengantisipasi permintaan yang dapat diramalkan.
i) Mendapatkan keuntungan dari quantity discount
j) Komitmen terhadap pelanggan.
23
d) Biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar peluang
yang hilang apabila nilai persediaan digunakan untuk
investasi (Cost of capital).
e) Biaya yang meliputi biaya gudang, asuransi, dan pajak
(Cost of storage). Biaya ini berubah sesuai dengan
nilai persediaan.
f) Biaya resiko kerusakan dan kehilangan (Cost of
obsolescence, deterioration and loss).
g) Biaya akibat kehabisan persediaan (Stockout cost)
24
suatu produk. Kemudian diperoleh rumusan yang lebih
sederhana, pengertian pemborosan: " Kalau sesuatu tidak
memberi nilai tambah itulah pemborosan.
7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena:
- Over produksi - Gerak
- Waktu menunggu - Cacat Produks
- Transportasi - Tingkat Persediaan
Barang
- Pemrosesan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen modal kerja berkenaan dengan manajemen
aktiva lancar dan utang lancar, terutama tentang bagaimana
menggunakannya dan bagaimana komposisi keduanya akan
memengaruhu risiko. Manajemen kas merupakan
pengelolaan uang perusahaan sedemikian rupa sehingga
dapat dicapai tersedianya kas yang cukup dan memperoleh
return atas kas yang untuk sementara waktu belum
dipergunakan.
25
memelihara saldo persediaan yang cukup dengan biaya yang
sekecil-kecilnya.
B. Saran
Apabila didalam penulisan makalah ini ada kekurangan
kami mohon maaf, dan bimbingan untuk pembuatan makalah
selanjutnya.
26