Anda di halaman 1dari 11

Tugas Kelompok Manajemen Keuangan

Biaya Modal Hutang Jangka Panjang dan Biaya Modal Saham

Disusun Oleh Kelompok 9:

1. Pragista Ayunda Karna


2. Miftakhun Ni’am
3. Arum Nahdhiaturrahmah

FAKULTAS PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI

BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI TERAPAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG/2021
A. Konsep Biaya Modal
Capital Budgeting dan Cost of Capital (CoC) merupakan dua konsep yang saling
berkaitan. Kita tidak bida menentukan besarnya cost of capital jika tidak mengetahui
besaran capital budget, dan sebaliknya, kita tidak bisa menentukan jumlah capital budget
jika tidak mengetahui nilai cost of capital. Dengan demikian, jika manajer keuangan
ingin memaksimalkan nilai perusahaan, maka biaya modal dan capital budgeting harus
ditentukan secara simultan. Demikian pula, dalam pembahasan bab-bab selanjutnya akan
lebih jelas bahwa infornasi tentang biaya modal dibutuhkan pada saat perusahaan
memutuskan untuk melakukan leasing dan pendanaan kembali obligasi (bond refunding).
Biaya modal adalah biaya riil yang harus ditanggung perusahaan karena
digunakannya modal yang digunakan untuk berinvestasi. Karena sifatnya sebagai biaya,
maka biaya modal juga diartikan sebagai batas minimum tingkat hasil yang harus dicapai
perusahaan (minimum required rate of return) agar perusahaan tidak dinyatakan merugi.
Perhitungan biaya modal secara keseluruhan (overall cost of capital) bertujuan utamanya
untuk menentukan biaya modal dalam hal penganggaran modal (capital budgeting).
Konsep ini mengarah pada Weighted Average Cost of Capital (WACC), yaitu batas untuk
mengevaluasi apakah proyekproyek memiliki tingkat pengembalian yang lebih baik. Dari
namanya, WACC merupakan biaya modal tertimbang dari berbagai sumber modal sesuai
dengan komposisi masing-masing. Dengan demikian, rumus dari WACC adalah:

WACC:

Dimana wi adalah bobot atau bagian


(dalam persentase) dari tiap komponen sumber
modal; ki adalah biaya modal dari komponen sumber modal dan n adalah jumlah variasi
atau ragam sumber modal yang digunakan oleh perusahaan. Singkatnya, perhitungan
WACC sangat terkait dengan pertimbangan bagaimana suatu proyek didanai, atau dengan
kata lain, dari sumber pendanaan atau keuangan apa sajakah modal itu berasal.

Untuk mengestimasikan WACC, hal pertama yang perlu dilakukan adalah


memutuskan tipe modal yang mana yang digunakan. Mengingat CoC utamanya
digunakan dalam proses pembuatan keputusan investasi jangka panjang, fokus
pembahasan adalah pada perhitungan CoC yang digunakan untuk pengambilan keputusan
dalam hal capital budgeting. Asumsi yang berlaku dalam pembahasan investasi jangka
panjang adalah sumber modal yang bersifat jangka pendek, digunakan untuk menunjang
jalannya operasi perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan umumnya menggunakan
short-term liabilities sebagai sumber dana bagi working capital yang bersifat siklus atau
musiman.

Dengan demikian, hutang jangka pendek tidak termasuk dalam perhitungan CoC
yang digunakan dalam konteks capital budgeting, dan mempertimbangkan penggunaan
long-term debt, saham preferen dan modal sendiri (saham biasa plus laba ditahan)
sebagai sumber utama modal bagi kepentingan ekspansi. Jadi sumber modal jangka
panjang itulah yang termasuk dalam perhitungan WACC. Untuk itu, untuk menentukan
WACC perlu perhitungan biaya modal masing-masing sumber modal secara individual.

B. Jenis-Jenis Biaya Modal


1. Biaya modal individual
2. Biaya modal keseluruhan-Biaya modal rata-rata tertimbang
a. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
b. Biaya Modal Hutang Jangka Panjang
c. Biaya Modal Saham Preferen
d. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba Ditahan
C. Faktor-Faktor yang Menentukan Biaya Modal
1) Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan
a. Tingkat Suku Bunga
Jika suku bunga dalam perkonomian meningkat, maka biaya utang juga akan
meningkat karena perusahaan harus membayar pemegang obligasi dengan suku
bunga yang lebih tinggi untuk memperoleh modal utang.
b. Tarif Pajak
Tarif Pajak digunakan dalam perhitungan biaya utang yang digunakan dalam
WACC, dan terdapat cara-cara lainnya yang kurang nyata dimana kebijakan pajak
mempengaruhi biaya modal.
2) Faktor yang Dapat Dikendalikan Perusahaan
a. Kebijakan Struktur Modal
Perhitungan WACC didasarkan pada tarif bunga setiap kompo-nen modal dengan
komposisi struktur modalnya. Sehingga jika struktur modalnya berubah, maka
biaya modalnya akan ber-ubah.
b. Kebijakan Dividen
Penurunan ratio pembayaran dividend mungkin dapat menye-babkan biaya modal
sendiri meningkat, sehingga MACC-nya naik.
c. Kebijakan Investasi
Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak yang  berisiko. Besar
kecilnya risiko inilah yang akan mempengaruhi biaya modal.
D. Asumsi-Asumsi Model Biaya Modal
a) Risiko bisnis bersifat konstan. Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan
return atas suatu investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan
dengan kebijakan manajemen investasi.
b) Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk suatu
investasi yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah ada.
c) Risiko keuangan bersifat konstan. Risiko keuangan didefinisikan sebagai
peningkatan variasi return atas saham umum karena bertambahnya pemanfaatan
sumber pemiayaan hutang dan saham istimewa. Biaya modal dari sumber individual
merupakan fungsi dari struktur keuangan berjalan.
d) Kebijakan dividen bersifat konstan. Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya
modal yang berkenaan dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan
bahwa rasio pembayaran dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.
E. Fungsi Biaya Modal
1) Terkait dengan pajak yang dikenakan pada perusahaan.
Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman berbeda dengan biaya modal
dari modal sendiri. Konsep perhitungan biaya modal didasarkan pada perhitungan:
 Sebelum pajak (before tax basis)
Perlu disesuaikan dulu dengan pajak sebelum dilakukan peritungan biaya
modal rata-ratanya seperti obligasi.
 Setelah pajak (after tax basis)
2) Sebagai Discount Rate
Untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi yaitu dengan
membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut
dengan biaya modalnya. Biaya modal di sini adalah biaya modal yang
menyeluruh (overall cost of capital).
Misalnya jika kita menggunakan metode Net Present Value atau Profitability
Index untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investai, maka biaya
modal berfungsi sebagai “discount rate” yang digunakan untuk menghitung nilai
sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi.
F. Biaya Modal Hutang
Dalam periode awal atau tahap perencanaan, manajer keuangan harus mengetahui
dengan tepat tipe dan jumlah hutang jangka panjang (debt) yang akan digunakan untuk
mendanai proyek dalam capital budgeting. Tipe hutang akan sangat ditentukan oleh asset
yang akan didanai serta kondisi pasar modal dalam satu periode. Dengan demikian,
manajer keuangan diharapkan mampu memahami tipe hutang yang cocok dengan bidang
usaha perusahaan.
Biaya hutang setelah pajak (kd) dihitung dengan formula ki(1-t) untuk
mencerminkan tingkat bunga atas hutang dikurangi dengan penghematan pajak yang
timbul karena pembayaran bunga (pembayaran bunga bersifat mengurangi pajak) atau
dengan kata lain biaya bunga obligasi didasarkan pada prinsip after tax basis. Dikatakan
penghematan pajak karena logika yang digambarkan dari persamaan di bawah ini.
Biaya hutang setelah pajak (Kd): Tingkat bunga atas hutang – penghemat pajak
: Ki – (Kd.t)
: Ki (1-t)
Rumus secara short cut yang digunakan untuk menghitung biaya hutang Ki sendiri
adalah:
Dimana:
Ki : Biaya bunga sebelum pajak
Nnominal : Nilai nominal obligasi (par value)
Nbersih : Nilai bersih (net proceed penjualan obligasi)
N : Umur obligasi
Contoh: PT Jaya mengeluarkan obligasi dengan nilai nominal per lembar $1.000, coupon
rate 8% umur 20 tahun. Penerimaan bersih dari penjualan obligasi adalah $ 940. Tingkat
pajak 30%. Besarnya biaya modal atas obligasi tersebut adalah:

G. Cost of Preferred Stock (Kp)


Sejumlah perusahaan menggunakan saham prioritas sebagai bagian dari
permanent financing mix mereka. Untuk menghitung biayanya, data utama yang
digunakan adalah berapa besarnya deviden saham preferen. Karena deviden ini tidak
mengurangi pajak (nontax deductible), atau pembayaran dilakukan setelah pajak, maka
tidak ada penyesuaian terhadap pajak (tax adjustment) dalam menghitung biaya modal
saham preferen, sebagaimana dilakukan penyesuaian pajak terhadap biaya modal
obligasi. Biaya modal saham preferen dihitung dengan cara membagi deviden saham
preferen per tahun (dp) dengan keuntungan bersih penjualan saham preferen.

Contoh: Saham preferen PT Jaya bernilai nominal $100 per lembar dengan deviden 7%.
Biaya penjualan saham 1% atau $1 per lembar. Saham dijual dengan harga $98 per
lembar. Perhitungan biaya modal saham preferen adalah:
7 %x100
Kp: =7,22 %
98−1

H. (Cost Of Common Stock) Biaya Saham Biasa


DC
Rumus Kc = +g
P

Keterangan :

Kc = Cost of common stock


Dc = Dividen yang dibayar
P = Harga pasar saham
g = Tingkat pertumbuhan dividen (rate of growth).

Contoh soal :

Harga saham biasa sebesar Rp 64,- per share.Dividen yang dibayar pada akhir tahun
pertama sebesar Rp 3,- per share. Tingkat pertumbuhan dividen selama 6 tahun yang
lampau rata-rata 4%. Berapa Biaya saham biasa sekarang.

Jawab

Rp3
Kc = + 0,04=0,0469+ 0,04=0,0869=8,69% .
Rp 64

I. (Cost of Retained Earning) Biaya Laba Ditahan

Biaya dari penggunan sumber yang berasal dari biaya laba ditahan berkaitan
dengan biaya dari penggunaan sumber saham biasa. Besarnya biaya laba ditahan sebesar
tingkat pendapatn investasi (rate of return ) dalam saham yang akan diterima oleh ivestor
jika investor menginvestasikan sendiri dalam kesemptan investasi lain dengan jenis
perusahaan dan risiko yang sama.

Cost of retained earning (Kr) = Kc (1-t)(1-b)

Keterangan :
t = Tingkat rata-rata pajak atas dividen. Income dari semua pemegang saham (average tax
rate os stock holders)
b = Biaya rata-rata makelar (average brokerage cost).

Cotoh soal :
Dalam hubungannnya dengan data sebelumnya Kc = 8,69%, dianggap average tax rate =
25% dengan brokerage cost = 3% maka
Kr = Kc (1-t)(1-b)
Kr = (0,0869)(1-0,25)(1-0,03) = (0,0869)(0,75)(0,97) = 0,0632 = 6,32%.

J. (Cost of New Common Stock) Biaya Saham Biasa Baru

Biaya saham biasa baru adalah lebih tinggi daripada biaya saham biasa atau laba
ditahan karena dalam saham biasa baru dibebani biaya emisi (floating cost), misalnya
biaya komisi. Oleh karena itu perusahaan sering menghindari diri untuk memperoleh
tambahan modal (dana) dengan cara mengeluarkan saham baru.

Dc
Rumus Kcb = +g
p−f

Keterangan :

Kcb = Cost of new common stock f = floating cost =biaya emisi Dc = Dividen yang
dibayar

P = Harga pasar saham

g = Tingkat pertumbuhan dividen (rate of growth).

Cotoh soal :

Harga saham biasa sebesar Rp 64 per share. Perusahaan menjual saham biasa baru
dengan mengeluarkan biaya emisi Rp 2,5 per share. Dividen yang dibayar pada akhir
tahun pertama sebesar Rp 3 per share. Tingkat pertumbuhan dividen selama 6 tahun yang
lampau rata-rata 4%. Berapa Biaya saham biasa baru.

Jawab :

Rp3 Rp 3
Kcb = + 0,04= + ¿0,04 = 0,0488 + 0,04 = 0,0888 = 8,88 %
Rp 64−Rp 2,5 Rp 61,5
K. (Over-All Cost of Capital) Biaya Penggunaan Modal Secara Keseluruhan

Tingkat biaya penggunaan modal yang harus diperhitungkan oleh perusahaan


adalah tingkat penggunaan modal secara keseluruhan atau Over-all cost of capital
( average cost of capital, weighted cost of capital ). Oleh karena masing-masing sumber
dana itu berbeda-beda maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara
keseluruhan perlu menghitung weighted average dari berbagi sumber dana tersebut :
Penetapan bobot atau weighted dapat didasrkan pada :

a) Jumlah rupiah dari masing-masing komponen strutur modal.

b) Proporsi modal dalam struktur modal dinyatakan dalam persentase.

Contoh soal :

Suatu perusahaan mempunyai strukur modal sebagai berikut :

Utang jangka panjang Rp 60 Juta

Saham preferen Rp 10 Juta

Modal Sendiri Rp 130 Juta

Jumlah Rp200 Juta

Jumlah penggunaan dana dari masing-masing sumber dana tersebut adalah sebagai
berikut:

Utang jangka panjang 6% (biaya sebelum pajak)

Saham preferen 7%

Modal Sendiri 10%


Tingkat pajak 50%

Berapa biaya penggunaan modal secara keseluruhan ?

1. Dengan menggunakan jumlah modal Rupiah untuk penetapan”weight”nya

Komponen Modal Jumlah Modal Biaya per Jumlah biaya


(1) (2) komponen modal (2) x (3)
(3)
Utang jangka panjang Rp 60.000.000 3% Rp 1.800.000
Sahan preferen Rp 10.000.000 7% Rp 700.000
Modal sendiri Rp 130.000.000 10% Rp 13.000.000
Rp 200.000.000 Rp 15.500.000

15.500.000
Weighted cost of capital : = 7,75%
200.000.000

2. Dengan menggunakan proporsi modal untuk penetapan”weight”nya

Komponen Modal Jumlah Modal Biaya per Jumlah biaya


(1) (2) komponen modal (2) x (3)
(3)
Utang jangka panjang 30% 3% 0,0090
Sahan preferen 5% 7% 0,0035
Modal sendiri 65% 10% 0,0650
100% 0,0775

Weighted cost of capital = 7,75%

Anda mungkin juga menyukai