Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN

BIAYA MODAL
(COST OF CAPITAL)

Oleh :
KELOMPOK V
Nanang Setiyono
Buang Mohammad D.
Gusstiawan Raimanu
Muhammad Rafiq

Program Studi Magister Manajemen


UNIVERSITAS TADULAKO

2015
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1

BAB I PENDAHULUAN 2

1.2 Latar Belakang 2

1.3 Rumusan Masalah 2

1.4 Tujuan Perumusan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1 Biaya Modal (Cost of Capital) 3

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Biaya Modal (Cost of Capital) 18

2.3 Hubungan antara Biaya Modal (Cost of Capital) dengan

Penganggaran Modal (Capital Budgeting) 20

BAB III PENUTUP 22

3.1 Kesimpulan 22

DAFTAR PUSTAKA 23

Cost of Capital | 1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Ada tiga hal yang menjadikan biaya modal sebagai materi pembahasan yang peting.
Pertama, keputusan penganggaran modal berakibat besar pada perusahaan sedangkan
penganggaran yang tepat memerlukan prkiraan biaya modal. Kedua, struktur keuangan
mempengaruhi tingkat resiko dan besarnya arus pendapatan. Pengetahuan tentang biaya
modal dan bagaimana biaya ini dipengaruhi oleh leverage keuangan, akan berguna
dalam pengambilan keputusan dibidang struktur modal. Ketiga, sejumlah keputusan
seperti leasing, pendanaan kembali, obligasi dan kebijaksanaan modal kerja, semuanya
memerlukan perkiraan biaya modal.

Selain itu biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena
dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diperoleh dari investasi
tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya
sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih
mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk
melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan
adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan
pada para investornya pada tingkat risiko tertentu.

1.2 RUMUSAN MASALAH


- Apa yang dimaksud dengan Biaya Modal (Cost of Capital)?
- Apa saja jenis-jenis Biaya Modal (Cost of Capital)?
- Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Biaya Modal (Cost of Capital)?
- Apa hubungan antara Biaya Modal (Cost of Capital) dengan Capital Budgeting
(Penganggaran Modal).?

1.3 TUJUAN PERUMUSAN MASLAAH


- Untuk mengetahui pengertian Biaya Modal (Cost of Capital).
- Untuk mengetahui jenis-jenis Biaya Modal (Cost of Capital).
- Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Biaya Modal (Cost of
Capital).
- Untuk mengetahui hubungan antara Biaya Modal (Cost of Capital) dengan Capital
Budgeting (Penganggaran Modal).

Cost of Capital | 2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)

2.1.1 DEFINISI

Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan
untuk mendanai suatu investasi perusahaan.

Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar tiga alasan berikut:
1. Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal)
diminimumkan.
2. Capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal.
3. Keputusan lain juga memerlukan estimasi biaya modal, misal leasing, modal kerja.

Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian


tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Biaya modal biasanya
digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya uatu usulan
investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan rate of return dari usulan
investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal disini adalah overall cost of
capital.

Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari
seluruh komponen modal (weighted cost of capital atau WACC). Biaya modal harus
dihitung berdasar basis setelah pajak, karena arus kas setelah pajak adalah yang paling
relevan untuk keputusan investasi.

Biaya yang harus dibayar :

1. Pembayaran Bunga.
Cost of Capital | 3
2. Pembayaran dividen.
3. Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau “principal”.

Biaya modal dapat diukur dengan “rate of return” minimum dari investasi baru
yang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko dari investasi baru
sama dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini.
Namun untuk hutang wesel ( notes payable ) atau hutang jangka pendek yang
berbunga dimasukkan dalam perhitungan rata-rata tertimbang hanya jika hutang tersebut
merupakan bagian dari pembelanjaan tetap perusahaan, bukan pembelanjaan sementara.
Sehingga dengan demikian pada umumnya hutang jangka dan modal sendirinya yang
merupakan unsur untuk menghitung rata-rata tertimbang. Dengan demikian kita harus
menghitung :
1. Biaya Hutang (Cost of Debt).
2. Biaya Saham Preferen (Cost of Preferen Stock).
3. Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning).
4. Biaya Saham Baru (Cost of New Common Stock).

2.1.2 BIAYA HUTANG (COST OF DEBT)

A. BIAYA MODAL SECARA INDIVIDUAL


Jika hutang jangka pendek merupakan bagian dari pembelanjaan
perusahaan dimasukkan pula pada WACC, misal hutang bank jangka pendek.

Cost of debt = biaya hutang sebelum pajak x (1 – tingkat pajak)

Jika Hutang jangka pendek dikeluarkan oleh bank, disebut kredit bank, jangka
waktu pinjaman paling lama satu tahun. Biasanya bank memotong bunganya
didepan, plus premi asuransi, sehingga jumlah yang diterima dibawah nilai
nominal hutangnya.

Interest Payment + Premi Asuransi


Cod = ------------------------------------------------ x 100%
Nilai Nominal Hutang – (IP + PA)

Cod After Tax = (Cod before tax)(1-tax).

Cost of Capital | 4
 Biaya Hutang dari Obligasi.
Dapat dihitung dengan dua cara, yaitu denga rumus pendek atau Short Cut
Formula, dan dengan Metode Accurate (menggunakan table Present Value).

Short Cut Formula : (before tax)

C + F-P dimana :
N C = Annual Int.Payment.
YTM = x 100% F = Value of Bond.
P+F P = Market Price of Bond.
2 N = Period.

Metode Accurate.

Metode ini diselesaikan dengan trial and error, menggunakan tabel PV


kemudian diinterpolasi.

Interpolasi :

Selisih Selisih PV of Int. Selisih PV of Interest dengan


Bunga& NV of Bond PV of Market Value of Bond

Bunga I PV of Int. & VB I PV of Interest & VB I


Bunga II PV of Int. & VB II PV of Nominal Value of Bond

A B C

YTM = Bunga I + (B/C) (A)%

YTM After Tax = (YTM before tax)(1-t).

Cost of Capital | 5
Jika perusahaan menggunkan hutang jangka panjang dengan menerbitkan
obligasi, maka biaya hutang obligasi sbb:

Biaya modal obligasi = I + (N – Nb) /n


(Nb + N) /2

Ket: I = Buanga hutang obligasi satu tahun dalam rupiah


N = Harga nominal obligasi
Nb = Nilai bersih penjualan
n = Umur obligasi
Kemudian biaya modal obligasi sebelum pajak disesuaiakan menjadi biaya
modal setelah pajak.

 Biaya Modal Saham Preferen


Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang
dinikmati pembeli saham preferen.

Kp = Dp/Pn

Ket : Kp = biaya saham preferen


Dp = deviden saham preferen
Pn = harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah
dikurangi flotation cost).

 Biaya Laba Ditahan


Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang
disyaratkan investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya
adalah prinsip opportunity cost. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut dibagiakan
dalam bentuk deviden. Jika laba tersebut ditahan berarti pemegang saham

Cost of Capital | 6
menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya ke perusahaan (flow back
fund).

Ada tiga cara menaksir biaya modal laba ditahan:


1. Pendekatan CAPM

Ks = bunga bebas risiko + premi risiko


Ks = krf + bi (km – krf)

Ket: Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan


I, Krf = bunga bebas risiko
Km = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar
Bi = beta saham perusahaan i.

 Biaya modal dihitung dengan memperhatikan premium risiko pasar dan


beta saham.

ke = Rf + i(Rm – Rf)

Ket: Rf = Tingkat keuntungan bebas risiko.


Rm= Tingkat keuntungan pasar.
 = Beta saham perusahaan.

Persamaan tersebut sebenarnya diperoleh dari persamaan Garis Pasar Sekuritas


(GPS), sebagai berikut : Ri

= Rf + i (Rm – Rf)

Ket : Ri = Tingkat keuntungan yang diharapkan pemilik saham biasa.

Ri = k e

Cost of Capital | 7
2. Pendekatan discounted cash flow / Pendiskontoan Aliran Kas.

Model yang digunakan untuk estimasi adalah Gordon.

Model:

Po = D1

Ks – g

Maka D1 = Deviden akhir periode


Po = Harga saham awal periode
g = Tingkat pertumbuhan

Ks = D1 + g deviden.
Po

Model ini dihitung dengan mengestimasikan biaya modal de-ngan


mendiskontokan aliran kas, yaitu dari dividen yang diha-rapkan akan diterima
pemegang saham.

Keterangan :
Cost of Capital | 8
Po = Dt Po = Harga pasar saham saat ini.
(1+ke )t Dt = Dividend diterima untuk periode t
T=1 ke = Expected return bagi investor.

Besarnya ke ditentukan oleh besarnya dividend yang diharapkan akan diterima


selama periode t. Saham dimiliki untuk jangka waktu tidak terbatas, dan dividend
tidak mengalami pertumbuh-an, maka biaya modalnya menjadi :

ke = D x 100%
Po

Namun yang lebih realistis sesuai dengan harapan investor dividend


mengalami pertumbuhan, sebesar g. Sehingga biaya modalnya menjadi :

t
Po = Do(1+g) dimana Do merupakan dividend yg di-
t=1 (1+ke )t terima pada t = 0.

Diasumsikan bahwa ke > g, maka persamaan tersebut dapat diubah menjadi :

Po = D1 x 100% dimana; D1 = Do(1+g).


ke – g

maka, biaya modal sendiri dapat ditulis :

ke = D1 +g
Po
Model ini juga dapat digunakan untuk dividend yang mengalami pertumbuhan
beberapa tahap.

t + Dm
Po = m Do(1+g1)
t m
t=1 (1+ke ) (1+ke)

= m Do(1+g1)t + ( 1 )( D m+1 )
t m
t=1 (1+ke ) (1+ke ) ke – g2

Keterangan :

Cost of Capital | 9
Po = Harga pasar saham.
g1 = Tingkat pertumbuhan dividend tahap pertama.
g2 = Tingkat Pertumbuhan dividend tahap kedua.
m = Periode waktu pertumbuhan.

3. Pendekatan bond yield plus risk premium


Model ini biasanya digunakan oleh para analis yang tidak mem-percayai CAPM.
Model ini lebih subyektif, hanya menambah-kan premi risiko mereka sendiri
sebesar 3 sampai dengan 5 poin persentase.

Ks = Tingkat keuntungan obligasi perusahan + Premi risiko

Semakin berisiko obligasi, maka biaya modalnya akan menjadi lebih tinggi pula.

 Biaya Saham Biasa Baru


Biaya modal saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba
ditahan, karena penjualan saham baru memerlukan biaya emisi atau flotation
cost. Biaya emisi akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham.

D
1
Ksb = +
g
Po (1 –
FC)

Ket : Ksb = biaya saham biasa baru


FC = flotation cost

 Biaya Modal dari Hutang Perniagaan


Biaya modal ini bersifat explicit, karena perusahaan gagal mem-bayar pada
tepat waktu, sehingga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan discount.

Cash Discount
Cod = x
100% Average Payable

Cost of Capital | 10
Cod After Tax = (Cod before tax)(1-t).
 Weighted Average Cost of Capital
Jika pembiayaan suatu investasi berasal dari berbagai sumber pendanaan, maka
biaya modal dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang.

WACC = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]

Ket : WACC = biaya modal rata-rata tertimbang


Wd = proporsi hutang dari modal
Wp = proporsi saham preferen dari modal
Ws = proporsi saham biasa atau laba ditahan dari modal
Kd = biaya hutang
Kp = biaya saham preferen
Ks = biaya laba ditahan
Ksb = biaya saham biasa baru.

 Marginal Cost of Capital


Marginal cost of capital adalah biaya memperoleh rupiah tambahan sebagai modal
baru. Pada umumnya marginal cost of capital akan meningkat sejalan dengan
meningkatnya penggunaan modal.

Pada umumnya perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk menambah


modal baru menerbitkan saham baiasa baru. Dengan demikian diperlukan suatu titik
dimana kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi dengan penjualan saham biasa baru.

Titik dimana marginal cost of capital naik sering disebut Break


Point.

Jumlah laba
diatahan
Break point =

Bagian modal sendiri dalam struktur


modal
Cost of Capital | 11
 Biaya Modal dari Hutang Wesel.
Dalam hutang wesel bunga dibayar dimuka, dengan memotong jumlah yang akan
diterima.

Interest
Payment
Cod = x
100% Nominal Wesel – Interest Payment

Cod After Tax = (Cod before tax)(1-


tax).

 Biaya Modal dari Emisi Saham Baru.


Biaya modal dari emisi saham baru lebih tinggi dari biaya modal dari laba
ditahan, karena saham baru dibebani biaya emisi (flotati-on cost).

ke = Ror yang diharapkan dari Saham Biasa


1 – Persentase Biaya Emisi.

Catatan : Persentase biaya emisi dihitung dari harga jual sebelum dikurangi
biaya emisi.

Atau : ke = D1 x 100%
Pnet

dimana : D1 = Divident yang diharapkan.


Pnet = Harga pasar saham dikurangi biaya emisi saham.

Jika diharapkan dividend akan mengalami pertumbuhan selamanya sebesar g,


maka besarnya biaya modal :

ke = D1 +g
Pnet

B. BIAYA MODAL SECARA KESELURUHAN.

Cost of Capital | 12
Tingak biaya modal yang harus dihitung perusahaan adalah tingkat biaya
modal secara keseluruhan. Perhitungannya menggunakan konsep Weighted
Average Cost of Capital (WACC).

Komponen Biaya Masing-Masing Jumlah Persentase


Modal Komponen Modal
Bond Payable 10% $ 100,000 20%
Preferred Stock 15 100,000 20
Common Stock 21 300,000 60

$ 500,000 100%
 Tambahan Modal.
Tambahan modal akan dapat mengakibatkan kenaikan marginal cost of
capital (MCC), sehingga WACC-nya naik, apabila tambah-an modal tersebut
begitu besarnya sehingga perusahaan harus melakukan emisi saham baru. Agar
supaya tambahan modal tidak menaikan WACC, maka tambahan modal harus
memperhatikan besarnya laba ditahan pada periode tersebut.
Besarnya tambahan modal yang diperlukan supaya tidak mening-katkan
WACC
dapat dihitung dengan rumus
sbb :
Laba Ditahan
Tambahan Modal
= Persentase Saham Biasa

Misalkan, diketahui :
Komponen Jumlah Modal Biaya masing- Persentase
Modal komponen dari total

Obligasi Rp 200.000.000 4,8 % 20%


Saham Preferen 50.000.000 10 5
Saham Biasa 750.000.000 12 75
Total Rp 1.000.000.000 100%

Cost of Capital | 13
Dalam operasinya perusahaan memperoleh laba ditahan sebesar Rp
150.000.000,00. Besarnya tambahan modal maksimum yang diperlukan untuk
mempertahankan WACC-nya adalah :

Rp 150.000.000
Tambahan Modal = Rp
200.000.000,00.
0,7
5
Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, maka WACC-nya akan naik,
karena perusahaan harus menerbitkan saham baru. Dimana penerbitan saham baru
ini akan dibebani biaya emisi atau flotation cost, sehingga wacc-nya naik.

Biaya Saham
Lama
Biaya Saham Baru =

1 – Biaya
Emisi

 Marginal Cost of Capital (MCC).


Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan tambahan ru-piah modal
baru; biaya rata-rata tertimbang dari rupiah terakhir modal baru yang diperoleh.
Skedul biaya modal marginalnya sbb :

Cost of Capital | 14
MCC tetap, karena setiap rupiah tambahan modal baru mempunyai biaya sebesar
15%.

 Skedul Biaya Modal Marginal


Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, misalkan Rp 500 juta
berarti perusahaan harus menerbitkan saham baru, sehing-ga WACC-nya naik
menjadi 11,46%.

Komposisi Tambahan Modal :


Jika Rp 200 juta. Jika Rp 500 juta.

Obligasi Rp 40 juta. Obligasi Rp 100


juta. Saham Preferen Rp 10 juta. Saham Preferen Rp
25 juta. Laba Ditahan Rp 150 juta. Saham Biasa
Rp 375 juta.
 Biaya Modal dari Depresiasi.
Biaya modal dari depresiasi sama dengan biaya modal rata-rata
sebelum menggunakan modal yang berasal dari emisi saham baru.
 Skedul Oportunitas Investasi (IOS).

Cost of Capital | 15
Merupakan sebuah grafik dari oportunitas investasi perusahaan yang diberi
peringkat berdasarkan tingkat pengembalian proyek tersebut.

Return (%)

A = 13%
13
B = 12,5%

C=
12%
12

MCC

10

IOS D = 10,2%

0 50 100 150 200 Jutaan


Tambahan Modal
Anggaran Modal Optimal Baru.

Sebesar Rp 180 juta.

Proyek Modal (Rp) Return (%)

Cost of Capital | 16
A 50.000.000 13,00
B 50.000.000 12,50
C 80.000.000 12,00
D 80.000.000 10,20

2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA MODAL


(COST OF CAPITAL)
1. Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan.
a. Tingkat Suku Bunga.
Jika suku bunga dalam perkonomian meningkat, maka biaya utang juga akan
meningkat karena perusahaan harus membayar pemegang obligasi dengan suku
bunga yang lebih tinggi untuk memperoleh modal utang.

b. Tarif Pajak.
Tarif Pajak digunakan dalam perhitungan biaya utang yang digunakan dalam
WACC, dan terdapat cara-cara lainnya yang kurang nyata dimana
kebijakan pajak mempengaruhi biaya modal.

2. Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan.


a. Kebijakan Struktur Modal.
Perhitungan WACC didasarkan pada tarif bunga setiap kompo-nen modal
dengan komposisi struktur modalnya. Sehingga jika struktur modalnya berubah,
maka biaya modalnya akan ber-ubah.

b. Kebijakan Dividend.
Penurunan ratio pembayaran dividend mungkin dapat menye-babkan
biaya modal sendiri meningkat, sehingga MACC-nya naik.

c. Kebijakan Investasi.
Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak yang berrisiko. Besar
kecilnya risiko inilah yang akan mempengaruhi biaya modal.

3. Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:


a. Keadaan-keadaan umum perekonomian
Cost of Capital | 17
Faktor ini menentukan tingkat bebas risiko atau tingkat hasil
tanpa risiko.

Cost of Capital | 18
b. Daya Jual saham suatu perusahaan
Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para investor akan turun
dan biaya modal perusahaaan akan rendah.

c. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen


Jika manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan
utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para
investor selanjutnya meminta tingkat yang lebih tinggi sehingga biaya modal
perusahaan meningkat pula.

d. B esarnya pembiayaan yang diperlukan


Permintaan modal dalam jumlah besar akan meningkatkan biaya modal
perusahaan.

4. Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya:


a. Risiko bisnis bersifat konstan.
Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan return atas suatu investasi.
Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan dengan kebijakan
manajemen investasi. Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya
tepat untuk suatu investasi yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva
yang telah ada.

b. Risiko keuangan bersifat konstan.


Risiko keuangan didefinisikan sebagai peningkatan variasi return atas saham
umum karena bertambahnya pemanfaatan sumber pemiayaan hutang dan
saham istimewa. Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi dari
struktur keuangan berjalan.

c. Kebijakan dividen bersifat konstan.

Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya modal yang berkenaan dengan
kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa rasio pembayaran
dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.

19 | C o s t o f C a p i t a l
2.3 HUBUNGAN BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) DENGAN
PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

Perusahaan multinasional mengevaluasi proyek dengan menggunaan penganggaran


modal, yang membandingkan manfaat dari suatu proyek dengan biaya-biayanya. Capital
budgeting ditujukan untuk memisahkan proyek yang pantas diimplementasikan dan
proyek yang tidak patut dilaksanakan. Capital budgeting multinasional biasanya
melibatkan proses yang sama. Namun, karakteristik khusus dari proyek yang
mempengengaruhi arus kas masa datang atau suku bunga diskonto yang digunakan untuk
mendiskontokan arus kas membuat penganggaran modal multinasional menjadi lebih
rumit.
Modal (capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi dan
anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan
aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang. Penganggaran
modal (capital budgeting) adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap dan
merupakan proses menyeluruh menganalisa proyek dan menentuan mana saja yang
dimasukkan ke dalam anggaran modal.
Capital budgeting adalah proses dimana manager financial dihadapi pada keputusan
apakah akan menginvestasi pada projek tertentu atau pada asset tertentu. Capital
budgeting perlu diperhatikan beberapa hal yaitu (1) proyek apakah yang menguntungkan
bagi perusahaan, (2) dari serangkaian pilihan proyek, asset apakah yang diperlukan untuk
mendukung proyek tersebut, dan (3) berapa besar jumlah investasi yang harus
dikeluarkan untuk mendapatkan asset tersebut. Capital budgeting dilakukan oleh instansi
yang memiliki proyek jangka panjang yang ingin dijalankannya. Proyek jangka panjang
ini dapat berupa ekspansi pada sebuah divisi dari anak perusahaan hingg pendirian anak
perusahaan baru. Keputusan penganggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu
yang lama sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.
Tahap penganggaran modal meliputi (1) biaya proyek harus ditentukan, (2)
manajemen harus memperkirakan aliran kas yang diharapkan dari proyek, termasuk nilai
akhir aktiva, (3) risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi memakai distribusi
probabilitas aliran kas, (4) dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus
menentukan biaya modal (cost of capital) yang tepat untuk mendiskon aliran kas proyek,
(5) dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan

20 | C o s t o f C a p i t a l
untuk memperkirakan nilai aktiva, (6) nilai sekarang dari aliran kas yang diharapkan
dibandingkan dengan biayanya. Penganggaran modal yang efektif akan menaikkan
ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aktiva dan pengeluaran modal sangatlah
penting untuk dikaji.

Capital budgeting decision mempunyai pengaruh yang besar pada perusahaan


dan capital budgeting yang baik akan memerlukan ramalan akan cost of capital
yang tepat.

21 | C o s t o f C a p i t a l
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

- Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan
untuk mendanai suatu investasi perusahaan.
- Biaya modal (Cost of Capital) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau
dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk
investasi perusahaan.
- Faktor- faktor biaya modal di perusahaan diantaranya:
1. Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan.
 Tingkat Suku Bunga.
 Tarif Pajak.
2. Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan.
 Kebijakan Struktur Modal.
 Kebijakan Dividend.
 Kebijakan Investasi.
- Jadi biaya modal itu sangat berpengaruh besar bagi perusahaan untuk menjalankan
aktifitas perusahaan karenan biaya modal bisa dijadikan patokan perusahaan untuk
mengetahui apakah perusahaan tersebut mendapatkan profit yang tinggi apa tidak.
- Capital budgeting decision mempunyai pengaruh yang besar pada perusahaan dan
capital budgeting yang baik akan memerlukan ramalan akan cost of capital yang
tepat.

DAFTAR PUSTAKA

F. Brigham, Eugene, Joel F, Houston. 2009. Fundamentals of Financial Management Dasar-


dasar Manajemen Keuangan. ed.10. Jakarta. Salemba4.

22 | C o s t o f C a p i t a l
Weston, J. Fred, F. Brigham, Eugene, dan A. Q. Khalid. 1991. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan jilid 2. Jakarta. Erlangga.

Imam Gunawan. 2009. Analisa Capital Budgeting (online).


(http://masimamgun.blogspot.com/2009/11/analisa-capital-budgeting.html, diakses
tanggal 19 Januuari 2014).

23 | C o s t o f C a p i t a l

Anda mungkin juga menyukai