MANAJEMEN KEUANGAN
BIAYA MODAL
(COST OF CAPITAL)
Oleh :
KELOMPOK V
Nanang Setiyono
Buang Mohammad D.
Gusstiawan Raimanu
Muhammad Rafiq
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN 2
BAB II PEMBAHASAN 3
3.1 Kesimpulan 22
DAFTAR PUSTAKA 23
Cost of Capital | 1
BAB I
PENDAHULUAN
Ada tiga hal yang menjadikan biaya modal sebagai materi pembahasan yang peting.
Pertama, keputusan penganggaran modal berakibat besar pada perusahaan sedangkan
penganggaran yang tepat memerlukan prkiraan biaya modal. Kedua, struktur keuangan
mempengaruhi tingkat resiko dan besarnya arus pendapatan. Pengetahuan tentang biaya
modal dan bagaimana biaya ini dipengaruhi oleh leverage keuangan, akan berguna
dalam pengambilan keputusan dibidang struktur modal. Ketiga, sejumlah keputusan
seperti leasing, pendanaan kembali, obligasi dan kebijaksanaan modal kerja, semuanya
memerlukan perkiraan biaya modal.
Selain itu biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena
dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diperoleh dari investasi
tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya
sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih
mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk
melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan
adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan
pada para investornya pada tingkat risiko tertentu.
Cost of Capital | 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 DEFINISI
Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan
untuk mendanai suatu investasi perusahaan.
Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar tiga alasan berikut:
1. Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal)
diminimumkan.
2. Capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal.
3. Keputusan lain juga memerlukan estimasi biaya modal, misal leasing, modal kerja.
Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari
seluruh komponen modal (weighted cost of capital atau WACC). Biaya modal harus
dihitung berdasar basis setelah pajak, karena arus kas setelah pajak adalah yang paling
relevan untuk keputusan investasi.
1. Pembayaran Bunga.
Cost of Capital | 3
2. Pembayaran dividen.
3. Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau “principal”.
Biaya modal dapat diukur dengan “rate of return” minimum dari investasi baru
yang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko dari investasi baru
sama dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini.
Namun untuk hutang wesel ( notes payable ) atau hutang jangka pendek yang
berbunga dimasukkan dalam perhitungan rata-rata tertimbang hanya jika hutang tersebut
merupakan bagian dari pembelanjaan tetap perusahaan, bukan pembelanjaan sementara.
Sehingga dengan demikian pada umumnya hutang jangka dan modal sendirinya yang
merupakan unsur untuk menghitung rata-rata tertimbang. Dengan demikian kita harus
menghitung :
1. Biaya Hutang (Cost of Debt).
2. Biaya Saham Preferen (Cost of Preferen Stock).
3. Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning).
4. Biaya Saham Baru (Cost of New Common Stock).
Jika Hutang jangka pendek dikeluarkan oleh bank, disebut kredit bank, jangka
waktu pinjaman paling lama satu tahun. Biasanya bank memotong bunganya
didepan, plus premi asuransi, sehingga jumlah yang diterima dibawah nilai
nominal hutangnya.
Cost of Capital | 4
Biaya Hutang dari Obligasi.
Dapat dihitung dengan dua cara, yaitu denga rumus pendek atau Short Cut
Formula, dan dengan Metode Accurate (menggunakan table Present Value).
C + F-P dimana :
N C = Annual Int.Payment.
YTM = x 100% F = Value of Bond.
P+F P = Market Price of Bond.
2 N = Period.
Metode Accurate.
Interpolasi :
A B C
Cost of Capital | 5
Jika perusahaan menggunkan hutang jangka panjang dengan menerbitkan
obligasi, maka biaya hutang obligasi sbb:
Kp = Dp/Pn
Cost of Capital | 6
menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya ke perusahaan (flow back
fund).
ke = Rf + i(Rm – Rf)
= Rf + i (Rm – Rf)
Ri = k e
Cost of Capital | 7
2. Pendekatan discounted cash flow / Pendiskontoan Aliran Kas.
Model:
Po = D1
Ks – g
Ks = D1 + g deviden.
Po
Keterangan :
Cost of Capital | 8
Po = Dt Po = Harga pasar saham saat ini.
(1+ke )t Dt = Dividend diterima untuk periode t
T=1 ke = Expected return bagi investor.
ke = D x 100%
Po
t
Po = Do(1+g) dimana Do merupakan dividend yg di-
t=1 (1+ke )t terima pada t = 0.
ke = D1 +g
Po
Model ini juga dapat digunakan untuk dividend yang mengalami pertumbuhan
beberapa tahap.
t + Dm
Po = m Do(1+g1)
t m
t=1 (1+ke ) (1+ke)
= m Do(1+g1)t + ( 1 )( D m+1 )
t m
t=1 (1+ke ) (1+ke ) ke – g2
Keterangan :
Cost of Capital | 9
Po = Harga pasar saham.
g1 = Tingkat pertumbuhan dividend tahap pertama.
g2 = Tingkat Pertumbuhan dividend tahap kedua.
m = Periode waktu pertumbuhan.
Semakin berisiko obligasi, maka biaya modalnya akan menjadi lebih tinggi pula.
D
1
Ksb = +
g
Po (1 –
FC)
Cash Discount
Cod = x
100% Average Payable
Cost of Capital | 10
Cod After Tax = (Cod before tax)(1-t).
Weighted Average Cost of Capital
Jika pembiayaan suatu investasi berasal dari berbagai sumber pendanaan, maka
biaya modal dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang.
WACC = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]
Jumlah laba
diatahan
Break point =
Interest
Payment
Cod = x
100% Nominal Wesel – Interest Payment
Catatan : Persentase biaya emisi dihitung dari harga jual sebelum dikurangi
biaya emisi.
Atau : ke = D1 x 100%
Pnet
ke = D1 +g
Pnet
Cost of Capital | 12
Tingak biaya modal yang harus dihitung perusahaan adalah tingkat biaya
modal secara keseluruhan. Perhitungannya menggunakan konsep Weighted
Average Cost of Capital (WACC).
$ 500,000 100%
Tambahan Modal.
Tambahan modal akan dapat mengakibatkan kenaikan marginal cost of
capital (MCC), sehingga WACC-nya naik, apabila tambah-an modal tersebut
begitu besarnya sehingga perusahaan harus melakukan emisi saham baru. Agar
supaya tambahan modal tidak menaikan WACC, maka tambahan modal harus
memperhatikan besarnya laba ditahan pada periode tersebut.
Besarnya tambahan modal yang diperlukan supaya tidak mening-katkan
WACC
dapat dihitung dengan rumus
sbb :
Laba Ditahan
Tambahan Modal
= Persentase Saham Biasa
Misalkan, diketahui :
Komponen Jumlah Modal Biaya masing- Persentase
Modal komponen dari total
Cost of Capital | 13
Dalam operasinya perusahaan memperoleh laba ditahan sebesar Rp
150.000.000,00. Besarnya tambahan modal maksimum yang diperlukan untuk
mempertahankan WACC-nya adalah :
Rp 150.000.000
Tambahan Modal = Rp
200.000.000,00.
0,7
5
Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, maka WACC-nya akan naik,
karena perusahaan harus menerbitkan saham baru. Dimana penerbitan saham baru
ini akan dibebani biaya emisi atau flotation cost, sehingga wacc-nya naik.
Biaya Saham
Lama
Biaya Saham Baru =
1 – Biaya
Emisi
Cost of Capital | 14
MCC tetap, karena setiap rupiah tambahan modal baru mempunyai biaya sebesar
15%.
Cost of Capital | 15
Merupakan sebuah grafik dari oportunitas investasi perusahaan yang diberi
peringkat berdasarkan tingkat pengembalian proyek tersebut.
Return (%)
A = 13%
13
B = 12,5%
C=
12%
12
MCC
10
IOS D = 10,2%
Cost of Capital | 16
A 50.000.000 13,00
B 50.000.000 12,50
C 80.000.000 12,00
D 80.000.000 10,20
b. Tarif Pajak.
Tarif Pajak digunakan dalam perhitungan biaya utang yang digunakan dalam
WACC, dan terdapat cara-cara lainnya yang kurang nyata dimana
kebijakan pajak mempengaruhi biaya modal.
b. Kebijakan Dividend.
Penurunan ratio pembayaran dividend mungkin dapat menye-babkan
biaya modal sendiri meningkat, sehingga MACC-nya naik.
c. Kebijakan Investasi.
Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak yang berrisiko. Besar
kecilnya risiko inilah yang akan mempengaruhi biaya modal.
Cost of Capital | 18
b. Daya Jual saham suatu perusahaan
Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para investor akan turun
dan biaya modal perusahaaan akan rendah.
Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya modal yang berkenaan dengan
kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa rasio pembayaran
dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.
19 | C o s t o f C a p i t a l
2.3 HUBUNGAN BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) DENGAN
PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)
20 | C o s t o f C a p i t a l
untuk memperkirakan nilai aktiva, (6) nilai sekarang dari aliran kas yang diharapkan
dibandingkan dengan biayanya. Penganggaran modal yang efektif akan menaikkan
ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aktiva dan pengeluaran modal sangatlah
penting untuk dikaji.
21 | C o s t o f C a p i t a l
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
- Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan
untuk mendanai suatu investasi perusahaan.
- Biaya modal (Cost of Capital) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau
dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk
investasi perusahaan.
- Faktor- faktor biaya modal di perusahaan diantaranya:
1. Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan.
Tingkat Suku Bunga.
Tarif Pajak.
2. Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan.
Kebijakan Struktur Modal.
Kebijakan Dividend.
Kebijakan Investasi.
- Jadi biaya modal itu sangat berpengaruh besar bagi perusahaan untuk menjalankan
aktifitas perusahaan karenan biaya modal bisa dijadikan patokan perusahaan untuk
mengetahui apakah perusahaan tersebut mendapatkan profit yang tinggi apa tidak.
- Capital budgeting decision mempunyai pengaruh yang besar pada perusahaan dan
capital budgeting yang baik akan memerlukan ramalan akan cost of capital yang
tepat.
DAFTAR PUSTAKA
22 | C o s t o f C a p i t a l
Weston, J. Fred, F. Brigham, Eugene, dan A. Q. Khalid. 1991. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan jilid 2. Jakarta. Erlangga.
23 | C o s t o f C a p i t a l