Oleh:
1.
2.
3.
4.
(131810401004)
(131810401008)
(131810401023)
(131810401026)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
yang berjudul Pancasila Sebagai Paradigma, Global, Reformasi Dan Pengertian
Pancasila Sebagai Pradadigma Kampus . Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Pancasila, serta pengetahuan bagi kami dan para pembaca.
Penyusunan makalah ini menerima banyak bantuan berupa moral dan
spiritual. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada:
1
Bapak Gandung Wirawan, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pancasila yang
BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 2. PEMBAHASAN
kehidupan
berbangsa
dan
bernegara
harus
dapat
terhadap
peraturan
perundang-undangan.
Kerusakan
subsistem hukum yang terjadi pada masa orde baru yang sangat menentukan
dalam berbagai bidang misalnya politik, ekonomi, dan bidang lainnya maka
bangsa Indonesia ingin melakukan suatu reformasi, menata kembali kerusakan
subsistem yang mengalami kerusakan tersebut (Mahfud, 1999)
e. Pancasila sebagai paradigma reformasi politik
Nilai demokrasi politik sebagaimana terkandung dalam Pancasila sebagai
fondasi bangunan negara yang dikehendaki oleh para pendiri negara kita dalam
kenyataannya tidak dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai yang ada dalam
Pancasila. Nilai demokrasi tersebut secara normatif terjabarkan dalam pasal-pasal
UUD 1945 yaitu pasal 1 ayat (2) menyatakan:
Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan rakyat.
Pasal 2 ayat (2) menyatakan:
Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan
golongan-golongan, menurut aturan yang telah ditetapkan dengan undangundang.
dengan
jalan
revitalisasi
ideologi
Pancasila,
yaitu
dengan
didasarkan
atas
birokrasi
dan
wibawa
keluarga
pengusaha.
Kondisi yang demikian ini jelas tidak mendasarkan atas nilai-nilai pancasila yang
meletakkan kemakmuran pada paradigma demi kesejahteraan seluruh bangsa.
Bangsa sebagai unsur pokok serta subyek dalam Negara yang merupakan
penjelmaan sifat kodrat manusia individu makhluk sosial, adalah adalah sebagai
satu keluarga bangsa. Oleh karena itu perubahan dan pengembangan ekonomi
harus diletakkan pada peningkatan harkat martabat serta kesejahteraan seluruh
bangsa sebagai satu keluarga. Sistem ekonomi yang berbasis pada kesejahteraan
rakyat menurut Moh. Hatta, adalah merupakan pilar ekonomi Indonesia.
Sistem ekonomi Indonesia pada masa orde baru bersifat birokratik
otoritarian yang ditandai dengan pemusatan kekuasaan dan partisipasi dalam
membuat keputusan-keputusan nasional hampir sepenuhnya berada ditangan
penguasa bekerja sama dengan kelompok militer dan kaum teknokrat. Adapun
kelompok pengusaha oligopostik didukung oleh pemerintah bekerja sama dengan
masyarakat bisnis internasional, dan terlebih lagi kuatnya pengaruh otoritas
kekuasaan keluarga pejabat Negara termasuk presiden (William Liddle, 1995: 74).
Kebijaksanaan ekonomi yang selama ini diterapkan yanga hanya mendasarkan
pada pertumbuhan dan mengabaikan prinsip nilai kesejahteraan barsama seluruh
bangsa, dalam kenyataannya hanya menyentuh kesejahteraan sekelompok kecil
orang bahkan pengusaha. Pada era ekonomi global dewasa ini dalam
kenyataannya tidak mampu bertahan. krisis ekomoni yang terjadi di dunia dan
melanda Indonesia mengakibatkan ekonomi Indonesia terpuruk, sehingga
kepailitan yang diderita oleh para pengusaha harus ditanggung oleh rakyat.
Dalam kenyataannya sektor ekonomi yang justru mampu bertahan pada
masa krisis dewasa ini adalah ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang berbasis
pada usaha rakyat. Oleh karena itu, rekapitalisasi pengusaha pada masa krisi
dewasa ini sama halnya dengan rakyat banyak membantu pengusaha yang sedang
terpuruk.
Langkah yang strategis dalam upaya melakukan reformasi ekonomi yang berbasis
Perguruan Tinggi, yang meliputi (1) pendidikan tinggi, (2) penelitian (3)
pengabdian kepada masyarakat.
1) Pendidikan tinggi
Dharma pertama ini memiliki tugas untuk melaksanakan pendidikan untuk
menyiapkan, membentuk, dan menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Tugas pendidikan tinggi antara lain:
a) menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yng memiliki
kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan, dan atau memperkaya ilmu pengetahuan, dan kesenian.
b) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatakan taraf
kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional (Suhadi,
1998).
2) Penelitian
Penelitian merupakan misi perguruan tinggi dan sebagai dharma kedua, yaitu
suatu kegiatan telaah yang taat kaidah, bersifat objektif dalam upaya untuk
menemukan kebenaran dan atau menyelesaikan masalah dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Dasar-dasar nilai yang terkandung
dalam Pancasila inilah yang mendasari jiwa moral peneliti, sehingga suatu
penelitian harus bersifat objektif dan ilmiah.
3) Pengabdian kepada masyarakat
Pengabdian kepada masyarakat merupakan
suatu
kegiatan
yang
tumbuh dan berkembangnya sikap kerja sama, santun, mencintai kemajuan ilmu
dan teknologi, serta mendorong berkembangnya sikap mencintai seni.
Perguruan tinggi sebagai suatu institusi dalam masyarakat memiliki ciri
khas tersendiri disamping lapisan-lapisan masyarakat lainnya. Warga dari suatu
perguruan tinggi adalah insan-insan yang memiliki wawasan luas. Oleh karena itu
masyarakat akademik harus senantiasa mengembangkan budaya ilmiah yang
merupakan pokok dari aktivitas perguruan tinggi (Syarbani, 2004).
c. Kampus sebagai sumber pengembangan hukum
Dalam rangka bangsa Indonesia melaksanakan reformasi dewasa ini suatu
agenda yang sangat mendesak untuk mewujudkan adalah reformasi dalam bidang
hukum dan peraturan perundang- undangan. Negara indonesia adalah negara yang
berdasarkan hukum, oleh karena itu dalam rangka melakukan penataan Negara
untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis maka harus menegakkan
supremasi hukum. Agenda reformasi yang pokok untuk segera direalisasikan
adalah untuk melakukan reformasi dalam bidang hukum. Konsekuensinya dalam
mewujudkan suatu tatanan hukum yang demokratis, maka harus dilakukan
pengembangan hukum positif.
Sesuai dengan tatib hukum Indonesia dalam rangka pengembangan hukum
harus sesuai dengan tatib hukum Indonesia. Berdasarkan tatib hukum Indonesia
maka dalam pengembangan hukum positif Indonesia, maka falsafah negara
merupakan sumber materi dan sumber nilai bagi pengembangan hukum. Hal ini
berdasarkan Tap No. XX/MPRS/1966, dan juga Tap No. III/MPR/2000. namun
perlu disadari, bahwa yang dimaksud dengan sumber hukum dasar nasional,
adalah sumber materi dan nilai bagi penyusunan peraturan perundang-undangan di
Indonesia. Dalam penyusunan hukum positif di Indonesia nilai pancasila sebagai
sumber materi, konsekuensinya hukum di Indonesia harus bersumber pada nilainilai hukum Tuhan (sila I), nilai yamh terkandung pada harkat, martabat dan
kemanusiaan seperti jaminan hak dasar (hak asasi) manusia (sila II), nilai
nasionalisme Indonesia (sila III), nilai demokrasi yang bertumpu pada rakyat
sebagai asal mula kekuasaan negara (sila IV), dan nilai keadilan dalam kehidupan
kenegaraan dan kemasyarakatan (sila V).
Tahun
1999).
Dasawarsa ini, kita melihat dalam menegakkan hak asasi seringkali kurang adi.
Misalnya kasus pelanggaran di Timur-timur, banyak kekuatan yang mendesak
untuk mengusut dan mernyeret bangsa sendiri ke Mahkamah Internasional.
Namun, ratusan ribu rakyat kita. Seperti korban kerusuhan Sambas, Sampit, Poso
dan lainnya tidak ada kelompok yang mau memperjuangkannya. Padahal hak
asasi mereka sudah diinjak-injak, jelaslah kejadian serta menderitanya mereka
sama. Akan tetapi tetap tidak ada yang mau menolong.
Pencetus terjadinya reformasi adalah mahasiswa. Oleh karena itu, harus
ditujukan pada dunia bahwa kita mampu dalam merealisasikan semua cita-cita
dan tujuan dasar dari reformasi. Akan tetapi disamping itu, perlu kita sadari juga
bahwa kita merupakan mahasiswa sebagai tonggak dari penjunjung tinggi hak
asasi manusi masih belum maksimal kinerjanya untuk hal yang disebutkan diatas.
Dengan demikian, mahasiswa sebagai generasi bangsa haruslah benar-benar
menanamkan nilai-nilai pancasila dalam setiap prilaku kita. Dimanapun, dan pada
siapapun.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila bukan hanya sebagai simbol negara, tetapi merupakan suatu
pedoman kehidupan yang sangat relevan untuk negara indonesia. Pancasila juga
sebagai pedoman dalam mereformasi kehidupan berbangsa, dimana suatu
perubahan yang mengarah kearah yang lebih baik harus memiliki suatu acuan
yang baik dan kuat serta dengan kebudayaan di indonesia. Maka pancasila sangat
cocok untuk diterapkan di indonesia. Pancasila juga sangat berperan penting
dalam membangun moral terutama dilingkungan kampus, ini agar nantinya akan
menumbuh kembangkan generasi-generasi baru yang memiliki moral dan budi
pekerti luhur.
DAFTAR PUSTAKA
Hamengkubuwono X, Sri Sultan. 1998. Pancasila: Sumber Inspirasi, Visi, dan
Agenda Aksi Reforamasi. Yogyakarta: UGM
Mahfud, M. D. 1998. Pancasila sebagai Paradigma Pembaharuan Huku.
Yogyakarta: UGM.
Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila Edisi Reformasi. Yogyakarta: Paradigma.
Khun, Thomas. 1970. The Sttructure of Scientific Revolution.
Nopirin. 1998. Pancasila dalam Perspektif Reformasi. Yogyakarta: UGM.