Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Ilmu Pengetahuan Sosial


Bencana alam yang diakibatkan oleh ulah tangan manusia
Banjir bandang di Garut

Disusun oleh kelompok 3:


Anindyta Fitri Kurnia

14.60.07717

Aprijal Ghiyas Setiawan

14.60.07727

Dewi Apsari

14.60.07757

Muhammad Daffa Anadi Putra

14.60.07850

Nida Nafisa Rahmania

14.60.07867

Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Bogor


2016 - 2017

Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik, dan hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi Bencana alam yang disebabkan
oleh ulah tangan manusia.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu pada masa penyusunan makalah ini, terutama kepada guru dan temanteman kami. Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca mengenai akan besarnya kerugian
yang diakibatkan oleh keserakahan manusia.
Makalah ini kami akui masih memiliki banyak kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Bogor, 28 September 2016,

Penulis

Kelompok 3

Daftar isi
Halaman
Kata pengantar........................................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan................................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
Bab 2 Tinjauan pustaka.........................................................................................3
A. Pengertian ekonomi.......................................................................................3
B. Pengertian bencana alam...............................................................................3
C. Jenis-jenis bencana alam...............................................................................5
Bab 3 Pembahasan.................................................................................................6
A. Banjir bandang Garut....................................................................................6
B. Latar belakang penyebab terjadinya banjir bandang di Garut......................6
C. Menurut Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)
Jawa Barat, Anang Sudarna...........................................................................7
D. Menurut Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Garut, Sutarman Darmita....9
E. Kondisi perekonomian para korban bencana alam banjir bandang di Garut
10
Bab 4 Penutupan..................................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Daftar pustaka.............................................................................................12

Bab 1 Pendahuluan
A. Latar belakang
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas
manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan
konsumsi barang dan jasa. Oleh karena itu manusia dan ekonomi tidak dapat
di pisahkan, karena secara otomatis manusia adalah penggerak dari kegiatan
ekonomi itu sendiri dan manusia pun akan mendapatkan hasil dari kegiatan
ekonomi yang ia lakukan. Dalam berjalannya kegiatan ekonomi dikehidupan
sehari-hari ada beberapa faktor penggerak kegiatan ekonomi yang dapat
mempengaruhi jalannya kegiatan ekonomi, yaitu kebutuhan ekonomi yang
sifatnya tidak terbatas, kelangkaan, pilihan, dan konsep ekonomi.
Perekonomian dapat berkembang dan mengikuti perkembangan zaman
layaknya manusia, hal tersebut terjadi karena berkembangnya peradaban
manusia yang disini adalah sebagai pelaku ekonomi. Dan kebutuhan manusia
yang tidak terbatas dan terus berkembang merupakan faktor utama dari
berkembangnya kegiatan ekonomi.
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami
(suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan
aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya
manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang
keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Bencana alam juga dapat
diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala alam. Sebenarnya
gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa produk
budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya
sebagai bencana.
Pada kali ini, kami mengambil studi kasus bencana alam banjir
bandang yang terjadi di Garut pada 20 September 2016, adapun bencana alam
ini termasuk kedalam bencana alam klimatologis yang disebabkan karena
penebangan liar oleh manusia, penebangan hutan ini dilakukan secara besar-

Kelompok 3

besaran. Sehingga ketika hujan lebat turun, tanah tidak dapat menjadi daerah
resapan bagi air hujan.

B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

Apa yang dimaksud dengan ekonomi?


Apa yang dimaksud bencana alam?
Jenis - jenis bencana alam berdasarkan penyebabnya?
Apa latar belakang penyebab terjadinya banjir bandang di Garut?
Bagaimana perekonomian yang dialami oleh para korban banjir bandang
di Garut?

C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.

Mengetahui apa yang dimaksud dengan ekonomi.


Mengetahui apa yang dimaksud dengan bencana alam.
Mengetahui jenis-jenis bencana alam berdasarkan penyebab terjadinya.
Mengetahui latar belakang penyebab terjadinya banjir bandang di garut.
Mengetahui bagaimana kondisi perekonomian yang dialami oleh para
korban bencana banjir bandang di garut.

Kelompok 3

Bab 2 Tinjauan pustaka


A. Pengertian ekonomi
Pengertian Ekonomi, menurut bahasa berasal dari bahasa Yunani yakni
Oikos yang bermakna keluarga atau rumah tangga. Sedangkan Nomos
bermakna aturan atau peraturan. Sedang menurut istilah yakni manajemen
rumah tangga atau aturan rumah tangga.
Pengertian ekonomi menurut para pakar adalah sebagai berikut:
1. Adam Smith
Ekonomi yaitu penyelidikan yang terkait mengenai kondisi serta sebab
terdapatnya kekayaan negara.
2. Abraham Maslow
Ekonomi yaitu satu diantara bagian kajian yang coba merampungkan
permasalahan kepentingan azas manusia lewat penggemblengan semua
sumber ekonomi yang ada dengan berdasar pada prinsip serta teori dalam
satu system ekonomi yang dikira efisien serta efektif.
3. Hermawan Kartajaya
Ekonomi yaitu basis yang di mana bidang industri menempel diatasnya.
4. Paul A. Samuelson
Ekonomi yaitu langkah yang dikerjakan manusia serta kelompoknya untuk
memakai sumber-sumber yang terbatas untuk peroleh beragam komoditi
serta mendistribusikan oleh orang-orang untuk dikonsumsi.

B. Pengertian bencana alam


1. Menurut Asian Disaster Reduction Center (2003), bencana adalah suatu
gangguan serius terhadap masyarakat yang menimbulkan kerugian secara
meluas dan dirasakan baik oleh masyarakat, berbagai material dan
lingkungan

(alam)

dimana

dampak

yang

ditimbulkan

melebihi

kemampuan manusia guna mengatasinya dengan sumber daya yang ada.


2. Menurut Parker (1992), bencana ialah sebuah kejadian yang tidak biasa
terjadi disebabkan oleh alam maupun ulah manusia, termasuk pula di
dalamnya merupakan imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon
dari masyarakat, komunitas, individu maupun lingkungan untuk
memberikan antusiasme yang bersifat luas.
3. Menurut UU No. 24 tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis.
4. Menurut Kepmen No. 17/kep/Menko/Kesra/x/95, bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, manusia,
dan atau keduanya yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia,
kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana
dan fasilitas umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan
dan penghidupan masyarakat.
5. Menurut Coburn, A. W. dkk. 1994. Di dalam UNDP mengemukakan
bahwa bencana adalah Satu kejadian atau serangkaian kejadian yang
member meningkatkan jumlah korban dan atau kerusakan, kerugian harta

benda, infrastruktur, pelayanan-pelayanan penting atau sarana kehidupan


pada satu skala yang berada di luar kapasitas norma.
6. Menurut Heru Sri Haryanto (2001: 35), bencana adalah terjadinya
kerusakan pada pola pola kehidupan normal, bersipat merugikan
kehidupan

manusia,

struktur

sosial

serta

munculnya

kebutuhan

masyarakat.
7. Menurut Departemen Kesehatan RI (2001), bencana adalah peristiwa
atau kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi,
kerugian kehidupan manusia, serta memburuknya kesehatan dan
pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar
biasa dari pihak luar.
8. Menurut

WHO

(2002),

bencana

adalah

setiap

kejadian

yang

menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia,


atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala
tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang
terkena.

C. Jenis-jenis bencana alam


1. Bencana alam geologis
Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi
(gaya endogen). Yang termasuk dalam bencana alam geologis adalah
gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.
2. Bencana alam klimatologis
Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan
oleh faktor angin dan hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah
banjir, badai, banjir bandang, angin puting beliung, kekeringan, dan
kebakaran alami hutan (bukan oleh manusia).
Gerakan tanah (longsor) termasuk juga bencana alam, walaupun pemicu
utamanya adalah faktor klimatologis (hujan), tetapi gejala awalnya dimulai

dari kondisi geologis (jenis dan karakteristik tanah serta batuan dan
sebagainya).
3. Bencana alam ekstra-terestrial
Bencana alam Ekstra-Terestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar
angkasa, contohnya adalah hantaman/impact meteor. Bila hantaman
benda-benda langit mengenai permukaan bumi maka akan menimbulkan
bencana alam yang dahsyat bagi penduduk bumi.

Bab 3 Pembahasan
A. Banjir bandang Garut
Banjir bandang yang terjadi di Garut pada 20 September 2016
merupakan bencana alam klimatologis, dimana banjir bandang tersebut
disebabkan karena curah hujan yang sangat tinggi yaitu hamper 255 milimeter
kubik per detik.
Menurut salah satu penuturan seorang warga, pada saat itu Garut
diguyur hujan deras sejak pukul 18.00 WIB dan berlangsung hingga pukul
21.00. Satu jam kemudian Sungai Cimanuk menumpahkan airnya ke lahan
pertanian dan permukiman warga di tujuh kecamatan.
Banjir bandang yang menerjang Garut pada pekan kemarin itu
menewaskan 34 orang orang. Sementara hingga hari ini, korban yang masih
dalam pencarian mencapai 19 orang. Pencarian korban ini dilakukan hingga ke
Waduk Jati Gede, Sumedang.

B. Latar belakang penyebab terjadinya banjir bandang di Garut


1. Menurut para ahli dari UGM
Dari kajian lintas disiplin, penyebab terjadinya banjir bandang di
Garut tidak hanya kondisi alam saja tetapi juga pengaruh dari manusia
atau kondisi tata buka lahan yang tidak sesuai dengan kondisi alamnya.
Curah hujan ketika itu cukup tinggi yakni 255 milimeter kubik per
detik. Sementara kondisi alam di Garut juga semacam mangkok atau
lembah yang dikelilingi tujuh gunung api, sehingga secara hidrologi
daerah itu menjadi tempat mengalirnya air dari gunung.
Garut menjadi pertemuan dua arus sungai dari Gunung
Papandayan, salah satunya Sungai Cimanuk. Kondisi itu diperparah
dengan adanya penyumbatan di arus sungai akibat kondisi tanah pada

lereng lembah rapuh, yaitu tanah yang tersusun dari batu-batuan gunung
api, bentuknya lepas, teralterasi sehingga mudah longsor dan material
longsor akan terseret ke sungai.
Sungai tersebut juga memicu erosi tebing dan mengakibatkan
jumlah sedimen berlipat ganda ketika curah hujan tinggi. Kondisi tata
buka lahan tidak sesuai dengan kondisi alam karena lembah sungai
seharusnya untuk lewat arus sudah menjadi kampung permukiman padat.

C. Menurut Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah


(BPLHD) Jawa Barat, Anang Sudarna
Banyak spekulasi muncul terkait becana paling besar di kota yang
berjuluk Swiss Van Java ini. Rusaknya ekosistem alam di daerah hulu
sungai Cimanuk dinilai menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya
banjir bandang yang merusak sekitar 594 bangunan terdiri dari sekolah,
asrama TNI, rumah sakit, pemukiman, PDAM dan menghanyutkan 57
bangunan lainnya.
Berdasarkan data yang dihimpun Mongabay, kondisi hulu untuk
Daerah Resapan Sungai (DAS) Cimanuk terdapat kawasan resapan air
yang telah banyak dilakukan alih fungsi lahan di Bayombong, Cikajang
dan Pasir wangi.
Ditambah maraknya penebangan hutan di wilayah Gunung Guntur,
Papandayan, Darajat dan Cikuray. Kondisi tersebut memicu peningkatan
lahan kritis mencapai 50 ribu hektar.
Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)
Jawa Barat, Anang Sudarna, memprediksi penyebab banjir bandang yang
terjadi di Kabupaten Garut diakibatkan oleh hulu Sungai Cimanuk yang
rusak.

Hal itu terbukti dengan tidak lama saat turun hujan, dua sampai
tiga jam kemudian Sungai Cimanuk sudah dipastikan akan meluap di
Tarogong Kidul. Artinya, tidak ada tahanan air di daerah hulu sungai.

Jika air dari gunung memakan waktu lama untuk sampai ke sungai,
artinya hutan lindungnya berfungsi dengan baik. Berdasarkan citra satelit,
terlihat kawasan Gunung Cikurai, Guntur dan Darajat berwarna merah
atau sudah berkurang drastis luasan kawasan hutan lindung.
Eksploitasi yang terjadi di kawasan konservasi yang dilindungi di
Garut menjadi penyebab utama dalam bencana alam kali ini. Eksploitasi
lingkungan dilakukan pengembang yang melanggar Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR).
Warna merah menunjukan tanah gundul dan bukan vegetasi
permanen. Kawasan yang diperuntukan sebagai resapan air tanah, kerap
digunakan sebagai lahan pertanian, pembangunan kawasan wisata, hingga
properti dengan tidak memerhatikan kaidah lingkungan.

Secara geomorfologi dan topografi jarak antara daerah lereng dan


lembah di wilayah Garut dekat sekali. Beda dengan di Bandung, seperti di

Gunung Wayang dan Sungai Citarum. Saat terjadi hujan deras, air bah
baru sampai ke Dayeuh Kolot setelah lima sampai enam jam.
Sungai Cimanuk adalah sungai yang Koefisien Regim Sungai
(KRS) paling buruk se-Pulau Jawa, bahkan terburuk secara nasional.
Ketika musim kemarau, KRS Cimanuk nilainya 1, tapi saat musim hujan
nilainya 771.
KRS adalah perbandingan debit air tertinggi dengan debit air
terendah dalam satu periode. Biasanya pada saat musim hujan tertinggi
dan musim kemarau terendah. KRS yang baik mempunyai nilai 50 ke
bawah. KRS kategori sedang nilainya 50 120 dan KRS kategori buruk
nilainya 120 ke atas.

D. Menurut Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Garut, Sutarman


Darmita
Tidak memungkiri salah satu faktor bencana diakibatkan rusaknya
kawasan hutan. Disamping faktor lain juga yang mempengaruhi seperti
tingginya curah hujan. Fenomena banjir bandang memang rentan terjadi di
Garut setiap tahunnya.

Banjir bandang ini sering terjadi sampai sekarang. Cuma


intensitasnya besar dan kecil. Yang besar terjadi 2011 di Pameungpeuk
dulu, kemudian 2014 Cikajang dan sekarang yang paling besar terjadi.
Secara topografi memang kondisi tanah sudah banyak berubah dan
ditambah ada sebagian kawasan hutan yang rusak. Pengolahan secara
berlebihan dan perambahan hutan sering dilakukan masyarakat masuk ke
kawasan hutan, entah itu illegal logging dan illegal mining terjadi di
Garut.

Ada lebih 10 daerah yang rawan perambahan hutan. Kemudian 220


desa juga berbatasan langsung dengan hutan. Biasanya di wilayah sekitar
perbatasan, masih sering terjadi perambahan hutan.
Di Garut, memiliki luasan hutan berjumlah 107 ribu hektar terdiri
hutan lindung 84 ribu hektar, hutan suaka alam dan wisata 26 ribu hektar,
hutan produksi terbatas 5 ribu hektar dan hutan produksi tetap seluas
166,10 hektar. Diluar hutan konservasi ada hutan rakyat sebanyak 44 ribu
hekter.
Itu masih data tahun 2003, mengacu pada Kepmenhut No.
195/KPTS/ II/2003. Hampir 35 persen dari wilayah Garut adalah hutan
yang diperuntukan untuk kawasan konservasi. Tapi apakah 84 ribu hektar
tersebut masih utuh? Belum ada data terbaru soal itu dan diperlukan kajian
mendalam.

E. Kondisi perekonomian para korban bencana alam banjir bandang


di Garut
Bencana banjir bandang di Garut dapat menghabiskan sumber daya
yang ada karena terjadi kerusakan-kerusakan yang dapat mempengaruhi
sumber daya terutama sumber daya alam dan sumber daya manusia, akibatnya
terhambatnya perekonomian, selain itu juga menyebabkan kelangkaan sumber
daya tersebut, sehingga pemerintah harus mengambil kebijakan-kebijakan
ekonomi.
Bencana tersebut dapat menghentikan laju perkonomian terutama bagi
para korban, meskipun bersifat sementara bagi perekonomian, namun dapat
merugikan hingga triliunan, seperti uang yang harusnya digunakan sebagai
pembangunan digunakan untuk membantu para korban bencana alam yang
telah kehilangan berbagi harta benda, serta pekerjaannya, belum lagi ganti rugi
atas kerusakan yang diakibatkan oleh bencana tersebut, pemerintah harus
mengeluarkan uang APBN yang cukup besar untuk menganti itu semua.
Lebih jauh lagi juga dapat mempengaruhi harga komoditas pangan dan
energy yang terus naik, tentunya akan memicu terjadinya inflasi, sedangkan
daya beli masyarakat tidak bertambah malah cenderung menurun.
Kebutuhan sekunder dapat menjadi kebutuhan primer, hal tersebut
disebabkan karena kebutuhan seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor
seperti bencana alam, misalnya banjir bandang yang terjadi di Garut.
Contoh kebutuhan primer yang saat ini dibutuhkan oleh para korban
banjir bandang Garut adalah obat-obatan, makanan, pakaian, cangkul, gerobak
atau perahu, alat mandi, tenda tempat pengungsian, dan alat pembersih.
Contoh kebutuhan sekunder yang saat ini dibutuhkan oleh para korban
banjir bandang Garut adalah masker, sarung tangan karet, tempat tidur,
selimut, sepatu boot, dan peralatan makan.

Bab 4 Penutupan
A. Kesimpulan
Banjir bandang Garut yang terjadi pada 20 September 2016,
merupakan bencana alam klimatologis yang disebabkan karena curah hujan
yang tinggi. Curah hujan yang tinggi tersebut tidak diimbangi dengan kondisi
topografi kota Garut. Selain karena itu, kerusakan hutan di daerah pegunungan
dan aliran sungai juga ikut memperparah kondisi topografi tersebut, dimana
ketika curah hujan yang tinggi turun, tanah tidak dapat menjadi daerah resapan
bagi air.
Bencana banjir bandang tersebut dapat mempengaruhi keadaa
perekonomian para korban dan juga pemerintah daerah maupun pusat.
Kebutuhan sekunder dapat menjadi kebutuhan primer bagi para korban banjir
bandang. Uang APBN dapat beralih fungsi dari yang seharusnya digunakan
untuk pengembangan infrastruktur menjadi digunakan untuk pembangunan
kembali semua yang rusak yang diakibatkan oleh bencana banjir bandang
tersebut.

B. Daftar pustaka
1. http://www.artikelsiana.com/2015/06/pengertian-ekonomi-pendapat-ahlidefinisi.html
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alam
3. http://news.okezone.com/read/2016/09/25/525/1498359/ini-kebutuhanmendesak-bagi-korban-banjir-bandang-garut

Anda mungkin juga menyukai