14.60.07717
14.60.07727
Dewi Apsari
14.60.07757
14.60.07850
14.60.07867
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik, dan hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi Bencana alam yang disebabkan
oleh ulah tangan manusia.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu pada masa penyusunan makalah ini, terutama kepada guru dan temanteman kami. Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca mengenai akan besarnya kerugian
yang diakibatkan oleh keserakahan manusia.
Makalah ini kami akui masih memiliki banyak kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Bogor, 28 September 2016,
Penulis
Kelompok 3
Daftar isi
Halaman
Kata pengantar........................................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan................................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
Bab 2 Tinjauan pustaka.........................................................................................3
A. Pengertian ekonomi.......................................................................................3
B. Pengertian bencana alam...............................................................................3
C. Jenis-jenis bencana alam...............................................................................5
Bab 3 Pembahasan.................................................................................................6
A. Banjir bandang Garut....................................................................................6
B. Latar belakang penyebab terjadinya banjir bandang di Garut......................6
C. Menurut Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)
Jawa Barat, Anang Sudarna...........................................................................7
D. Menurut Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Garut, Sutarman Darmita....9
E. Kondisi perekonomian para korban bencana alam banjir bandang di Garut
10
Bab 4 Penutupan..................................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Daftar pustaka.............................................................................................12
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar belakang
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas
manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan
konsumsi barang dan jasa. Oleh karena itu manusia dan ekonomi tidak dapat
di pisahkan, karena secara otomatis manusia adalah penggerak dari kegiatan
ekonomi itu sendiri dan manusia pun akan mendapatkan hasil dari kegiatan
ekonomi yang ia lakukan. Dalam berjalannya kegiatan ekonomi dikehidupan
sehari-hari ada beberapa faktor penggerak kegiatan ekonomi yang dapat
mempengaruhi jalannya kegiatan ekonomi, yaitu kebutuhan ekonomi yang
sifatnya tidak terbatas, kelangkaan, pilihan, dan konsep ekonomi.
Perekonomian dapat berkembang dan mengikuti perkembangan zaman
layaknya manusia, hal tersebut terjadi karena berkembangnya peradaban
manusia yang disini adalah sebagai pelaku ekonomi. Dan kebutuhan manusia
yang tidak terbatas dan terus berkembang merupakan faktor utama dari
berkembangnya kegiatan ekonomi.
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami
(suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan
aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya
manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang
keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Bencana alam juga dapat
diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala alam. Sebenarnya
gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa produk
budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya
sebagai bencana.
Pada kali ini, kami mengambil studi kasus bencana alam banjir
bandang yang terjadi di Garut pada 20 September 2016, adapun bencana alam
ini termasuk kedalam bencana alam klimatologis yang disebabkan karena
penebangan liar oleh manusia, penebangan hutan ini dilakukan secara besar-
Kelompok 3
besaran. Sehingga ketika hujan lebat turun, tanah tidak dapat menjadi daerah
resapan bagi air hujan.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
Kelompok 3
(alam)
dimana
dampak
yang
ditimbulkan
melebihi
manusia,
struktur
sosial
serta
munculnya
kebutuhan
masyarakat.
7. Menurut Departemen Kesehatan RI (2001), bencana adalah peristiwa
atau kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi,
kerugian kehidupan manusia, serta memburuknya kesehatan dan
pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar
biasa dari pihak luar.
8. Menurut
WHO
(2002),
bencana
adalah
setiap
kejadian
yang
dari kondisi geologis (jenis dan karakteristik tanah serta batuan dan
sebagainya).
3. Bencana alam ekstra-terestrial
Bencana alam Ekstra-Terestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar
angkasa, contohnya adalah hantaman/impact meteor. Bila hantaman
benda-benda langit mengenai permukaan bumi maka akan menimbulkan
bencana alam yang dahsyat bagi penduduk bumi.
Bab 3 Pembahasan
A. Banjir bandang Garut
Banjir bandang yang terjadi di Garut pada 20 September 2016
merupakan bencana alam klimatologis, dimana banjir bandang tersebut
disebabkan karena curah hujan yang sangat tinggi yaitu hamper 255 milimeter
kubik per detik.
Menurut salah satu penuturan seorang warga, pada saat itu Garut
diguyur hujan deras sejak pukul 18.00 WIB dan berlangsung hingga pukul
21.00. Satu jam kemudian Sungai Cimanuk menumpahkan airnya ke lahan
pertanian dan permukiman warga di tujuh kecamatan.
Banjir bandang yang menerjang Garut pada pekan kemarin itu
menewaskan 34 orang orang. Sementara hingga hari ini, korban yang masih
dalam pencarian mencapai 19 orang. Pencarian korban ini dilakukan hingga ke
Waduk Jati Gede, Sumedang.
lereng lembah rapuh, yaitu tanah yang tersusun dari batu-batuan gunung
api, bentuknya lepas, teralterasi sehingga mudah longsor dan material
longsor akan terseret ke sungai.
Sungai tersebut juga memicu erosi tebing dan mengakibatkan
jumlah sedimen berlipat ganda ketika curah hujan tinggi. Kondisi tata
buka lahan tidak sesuai dengan kondisi alam karena lembah sungai
seharusnya untuk lewat arus sudah menjadi kampung permukiman padat.
Hal itu terbukti dengan tidak lama saat turun hujan, dua sampai
tiga jam kemudian Sungai Cimanuk sudah dipastikan akan meluap di
Tarogong Kidul. Artinya, tidak ada tahanan air di daerah hulu sungai.
Jika air dari gunung memakan waktu lama untuk sampai ke sungai,
artinya hutan lindungnya berfungsi dengan baik. Berdasarkan citra satelit,
terlihat kawasan Gunung Cikurai, Guntur dan Darajat berwarna merah
atau sudah berkurang drastis luasan kawasan hutan lindung.
Eksploitasi yang terjadi di kawasan konservasi yang dilindungi di
Garut menjadi penyebab utama dalam bencana alam kali ini. Eksploitasi
lingkungan dilakukan pengembang yang melanggar Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR).
Warna merah menunjukan tanah gundul dan bukan vegetasi
permanen. Kawasan yang diperuntukan sebagai resapan air tanah, kerap
digunakan sebagai lahan pertanian, pembangunan kawasan wisata, hingga
properti dengan tidak memerhatikan kaidah lingkungan.
Gunung Wayang dan Sungai Citarum. Saat terjadi hujan deras, air bah
baru sampai ke Dayeuh Kolot setelah lima sampai enam jam.
Sungai Cimanuk adalah sungai yang Koefisien Regim Sungai
(KRS) paling buruk se-Pulau Jawa, bahkan terburuk secara nasional.
Ketika musim kemarau, KRS Cimanuk nilainya 1, tapi saat musim hujan
nilainya 771.
KRS adalah perbandingan debit air tertinggi dengan debit air
terendah dalam satu periode. Biasanya pada saat musim hujan tertinggi
dan musim kemarau terendah. KRS yang baik mempunyai nilai 50 ke
bawah. KRS kategori sedang nilainya 50 120 dan KRS kategori buruk
nilainya 120 ke atas.
Bab 4 Penutupan
A. Kesimpulan
Banjir bandang Garut yang terjadi pada 20 September 2016,
merupakan bencana alam klimatologis yang disebabkan karena curah hujan
yang tinggi. Curah hujan yang tinggi tersebut tidak diimbangi dengan kondisi
topografi kota Garut. Selain karena itu, kerusakan hutan di daerah pegunungan
dan aliran sungai juga ikut memperparah kondisi topografi tersebut, dimana
ketika curah hujan yang tinggi turun, tanah tidak dapat menjadi daerah resapan
bagi air.
Bencana banjir bandang tersebut dapat mempengaruhi keadaa
perekonomian para korban dan juga pemerintah daerah maupun pusat.
Kebutuhan sekunder dapat menjadi kebutuhan primer bagi para korban banjir
bandang. Uang APBN dapat beralih fungsi dari yang seharusnya digunakan
untuk pengembangan infrastruktur menjadi digunakan untuk pembangunan
kembali semua yang rusak yang diakibatkan oleh bencana banjir bandang
tersebut.
B. Daftar pustaka
1. http://www.artikelsiana.com/2015/06/pengertian-ekonomi-pendapat-ahlidefinisi.html
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alam
3. http://news.okezone.com/read/2016/09/25/525/1498359/ini-kebutuhanmendesak-bagi-korban-banjir-bandang-garut