Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS PROFIL PERUSAHAAN (KELAYAKAN USAHA)

KINCLONG LAUNDRY DI JAGAKARSA

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Manajemen Keuangan

Disusun oleh:
Putu Arya Rangga Gusendra 1710111233
Muhammad Naufal 1710111243
Virgin Pricilia 1810111079
Putri Kharisma 1810111250
Agus Sofian 1810111252
Fiorentina Thalia Sahara 1810111254
Rahmah Dena Amanda 1810111258

LOKAL G

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena karunia dan
rahmat-Nya akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir mata kuliah Manajemen Keuangan.
Makalah ini memuat tentang Profil Perusahaan (Kelayakan Usaha) Kinclong Laundry
yang terletak di daerah Jagakarsa. Pada kesempatan ini, tidak lupa penyusun
mengungkapkan banyak terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang diberikan
2. Orang Tua yang telah memberikan motivasi sehingga penyusun dapat menyusun
laporan ini hingga selesai
3. Bapak Nurmantias, selaku dosen dari mata kuliah Manajemen Keuangan
Dalam penulisan makalah ini, tentu ada banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh
sebab itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu dosen selaku
sempurnanya makalah ini.

Jakarta, 4 Desember 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 2

BAB II........................................................................................................................................ 3

KAJIAN TEORI ........................................................................................................................ 3

A. Konsep usaha menengah ................................................................................................. 3

B. Studi kelayakan bisnis atau usaha ................................................................................... 4

C. Kriteria penilaian investasi ............................................................................................. 5

BAB III ...................................................................................................................................... 8

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 8

A. Profil Perusahaan ............................................................................................................ 8

B. Analisis Kelayakan terhadap Aspek Organisasi dan Manajemen ................................... 8

C. Analisis Kelayakan terhadap Aspek finansial............................................................... 10

BAB IV .................................................................................................................................... 18

PENUTUP................................................................................................................................ 18

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 18

B. Saran ............................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara alamiah, proses pembangunan ekonomi di suatu negara menimbulkan


kesempatan yang besar bagi seluruh kegiatan ekonomi, termasuk industri dari berbagai
skala usaha, mulai dari usaha kecil, menengah, maupun usaha besar. Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) mempunyai peranan penting dalam memberikan kontribusi bagi
perekonomian suatu negara. UMKM juga berperan penting di negara-negara yang sedang
berkembang terutama terhadap penanggulangan tingkat kemiskinan, jumlah
pengangguran, distribusi pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Perkembangan
UMKM saat ini sudah sangat pesat, mendominasi sektor industri manufaktur dalam
bentuk jumlah usaha dan tenaga kerja. Jumlah UMKM semakin bertambah setiap
tahunnya, didukung dengan data statistik Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun
2010 sampai dengan 2012 jumlah UMKM berturut-turut yaitu 54.114.821, 55.206.444,
dan 56.534.592 unit dengan prosentase peningkatan sebesar 2,02% dan 2,41%. Dikatakan
pula oleh Wartawan Harian Ekonomi Neraca, Bani Saksono (2014) jumlah UMKM pada
tahun 2013 meningkat menjadi 57.895.721 dengan prosentase peningkatan sebesar 2,41%
(www.neraca.co.id, 2014)

Dengan semakin padat dan dinamisnya kinerja seseorang, menuntut seseorang


untuk dapat mengatur waktunya sebaik mungkin. Sedikit sekali orang memiliki
kemampuan manajerial dalam membagi waktunya, apalagi untuk hal-hal yang dianggap
sepele namun berpengaruh besar. Aktivitas yang kecil namun membawa pengaruh besar
tersebut yaitu mencuci pakaian. Bila dipikir, tidak banyak orang dikota besar yang bisa
membagi waktunya untuk mencuci pakaiannya sendiri, sejak pagi sudah bergelut dengan
pekerjaanya, pulang dari kantor sudah larut malam, dan hanya ada satu dibenak pikiran
yaitu istirahat. Selain pekerja, banyak para pelajar atau anak kos yang tidak dapat
menyisihkan waktunya untuk mencuci pakaian, khususnya para mahasiswa dan
sekitarnya, sehingga mereka memilih jasa laudry untuk mengatasi masalah tersebut.

1
Baik konsumen maupun pemilik laundry merasa saling diuntungkan. Bagi
konsumen biaya yang dikeluarkan sebanding dengan hasil yang diperoleh, terlebih
biayajasa laundry juga relatif murah, sesuai kantong mahasiswa, yang merupakan pangsa
pasar terbesar untuk laundry. Bagi pengusaha laundry pun sama merasa diuntungkan,
karena dengan harga yang terjangkau dapat menarik konsumen yang begitu banyak. Maka
tidak heran bahwa bisnis laundry merupakan bisnis yang menggiurkan dan tidak ada
matinya. Namun, harus diketahui bahwa dalam mendirikan usaha laundry, memerlukan
adanya analisis studi kelayakan untuk menilai apakah usulan proyek tersebut diterima
atau ditolak.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penulisan


tentang Analisis Kelayakan usaha pada Kinclong Laundry di Jagakarsa

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan makalah ini, antara lain:

1. Bagaimana profil usaha Kinclong Laundry?


2. Apakah usaha Kinclong Laundry sudah layak dalam aspek organisasi dan
manajemen?
3. Apakah usaha Kinclong Laundry sudah layak dalam aspek finansial?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan permasalaha diatas, maka tujuan pembuatan makalah ini, antara lain:

1. Mengetahui profil usaha Kinclong Laundry?


2. Mengetahui apakah usaha Kinclong Laundry sudah layak dalam aspek organisasi
dan manajemen
3. Mengetahui apakah usaha Kinclong Laundry sudah layak dalam aspek finansial

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep usaha menengah


Usaha Menegah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dan kriteria usaha
menengah adalah sebagai berikut: memiliki kekeyaan bersih lebih dari
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.50.000.000.000.,00 (lima puluh
milyar rupiah).
1) Ciri-ciri usaha menengah
a. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih
teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain,
bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi;
b. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi
dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau
pemeriksaan termasuk oleh perbankan;
c. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada
Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;
d. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha,
izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;
e. Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;
f. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik
2) Contoh usaha menengah
Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari hampir
seluruh sektor mungkin hampir secara merata, yaitu:
a. Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah;

3
b. Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor;
c. Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa transportasi
taxi dan bus antar proponsi;
d. Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam;
e. Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan

B. Studi kelayakan bisnis atau usaha


Pengertian studi kelayakan menurut Jumingan (2009:25) merupakan “penilaian
yang menyeluruh untuk menilai keberhasilan suatu proyek, dan studi kelayakan proyek
mempunyai tujuan menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk
kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.” Studi kelayakan proyek atau bisnis
merupakan suatu kegiatan mengevaluasi, menganalisis, dan menilai layak atau tidak suatu
proyek bisnis dijalankan. Secara umum, tujuan diadakan studi kelayakan khususnya bagi
investor yaitu menghindari keterlanjuran investasi atau penanaman modal yang terlalu
besar untuk suatu proyek atau kegiatan usaha yang ternyata tidak menguntungkan.
1) Aspek-aspek studi kelayakan bisnis atau usaha
a. Aspek pasar dan pemasaran
Menurut Kasmir dan Jakfar (2004:65), “aspek pasar dan pemasaran
bertujuan untuk mengetahui berapa besar pasar yang akan dimasuki, struktur dan
peluang pasar yang ada, prospek pasar di masa yang akan datang, serta
bagaimana strategi pemasaran yang harus dilakukan.” Aspek pasar dan
pemasaran menyajikan tentang peluang pasar, perkembangan permintaan produk
di masa mendatang, kendala-kendala yang dihadapi seperti keberadaan pesaing,
serta beberapa strategi yang dilakukan dalam pemasaran.
b. Aspek teknis dan produksi
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkaitan dengan proses
pembangunan fisik usaha secara teknis dan pengoperasiannya setelah bangunan
fisik selesai dibangun” (Kamaluddin, 2004:27). Pembahasan dalam aspek teknis
meliputi penentuan lokasi proyek, perolehan bahan baku produksi, serta
pemilihan mesin dan jenis teknologi yang digunakan untuk menunjang proses
produksi.
c. Aspek Organisasi dan Manajemen
Aspek ini mencakup manajemen dalam pembangunan proyek dan
manajemen dalam operasi. Manajemen dalam pembangunan proyek mengkaji
4
tentang pembangunan proyek secara fisik, sedangkan manajemen dalam operasi
mencakup pengadaan sumber daya manusia, jumlah tenaga kerja serta kualifikasi
yang diperlukan untuk mengelola dan mengoperasikan suatu proyek. “Aspek
manajemen dan organisasi digunakan untuk meneliti kesiapan sumber daya
manusia yang akan menjalankan usaha tersebut, kemudian mencari bentuk
struktur organisasi yang sesuai dengan usaha yang akan dijalankan” (Kasmir dan
Jakfar, 2004:12).
d. Aspek Finansial
Sofyan (2004:105) menjelaskan, “analisis finansial adalah kegiatan
melakukan penilaian dan penentuan satuan rupiah terhadap aspek-aspek yang
dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam tahapan analisis usaha.”
Pembahasan dalam aspek finansial ini yaitu sumber dan penggunaan dana, modal
kerja, pendapatan, biaya usaha, serta aliran kas atau arus kas (cash flow).

C. Kriteria penilaian investasi


Penilaian kelayakan suatu usaha atau proyek ditinjau dari aspek keuangan diukur
berdasarkan atas beberapa kriteria. Kriteria yang digunakan perusahaan tergantung
kebutuhan dan metodemetode yang digunakan. Kriteria penilaian investasi terdiri dari dua
metode, yaitu metode konvensional dan metode discounted cash flow.
1. Metode konvensional
a. Payback Period (PP)
“Metode Payback Period merupakan teknik penilaian terhadap jangka
waktu (periode) pemngembalian investasi suatu proyek atau usaha” (Kasmir dan
Jakfar, 2004:154). Payback Period merupakan jangka waktu yang digunakan
untuk mengukur berapa lama investasi suatu usaha akan kembali, dalam satuan
waktu tahun atau bulan. Perhitungan PP menurut Kamaliuddin (2004:71) dibagi
menjadi dua, yang pertama untuk suatu proyek yang mempunyai pola cash flow
sama dari tahun ke tahun dapat dilakukan dengan cara:

Perhitungan PP untuk suatu proyek yang mempunyai pola cash flow yang
tidak sama per tahun dapat dilakukan dengan cara menguraikan total investasi
dengan cash flownya sampai diperoleh hasil total investasi sama dengan cash flow
pada tahun tertentu. Adapun rumus perhitungannya sebagai berikut:
5
Keterangan:
t = Tahun terakhir dimana cash inflow belum menutupi nilai investasi
b = Nilai investasi
c = Kumulatif cash inflow pada tahun ke t
d = Jumlah kumulatif cash inflow pada tahun t + 1

2. Metode discounted cash flow


a. Net Present Value
Net Present Value merupakan metode penilaian kriteria investasi yang
paling sering digunakan. Rumus perhitungan NPV menurut Jumingan (2009:81)
adalah:

Keterangan:
At = aliran kas masuk pada periode t
k = discount factor
n = periode terakhir aliran kas yang diharapkan
Usulan-usulan proyek akan dapat diterima apabila nilai NPV lebih dari nol
(NPV>0), apabila hasil perhitungan nilai NPV kurang dari nol (NPV<0), maka
usulan proyek tidak diterima atau ditolak, dan apabila hasil perhitungan nilai NPV
sama dengan nol (NPV=0), maka perusahaan dalam keadaan BEP (Break Even
Point).
b. Internal Rate of Return (IRR)
Menurut Kuswadi (2007:41), “IRR adalah tingkat penghasilan atau biasa disebut
dengan investment rate (yield rate) yang menggambarkan tingkat keuntungan dari
proyek atau investasi dalam persen (%) pada angka NPV sama dengan nol (0).”
Intinya, IRR merupakan suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV sama
dengan nol. Menurut Kamaluddin (2004:72), rumus perhitungan IRR sebagai
berikut:

6
Hasil perhitungan IRR apabila menunjukkan nilai IRR lebih besar dari rate or
return yang ditentukan, maka usulan proyek diterima, sebaliknya apabila nilai IRR
lebih kecil daripada rate of return yang ditentukan maka usulan proyek ditolak.

7
BAB III

PEMBAHASAN

A. Profil Perusahaan
Identitas Perusahaan

Berikut ini adalah keterangan mengenai identitas bisnis usaha yang di jalankan :

1. Nama Usaha : Kinclong Laundry


2. Jenis Usaha : Jasa laundry
3. Logo : terlampir
4. Modal Usaha : 60.000.000
5. Alamat : Jl. Jagakarsa raya no.25
6. No. Telepon : 088219348562
7. Email : -
8. Tahun Berdiri : 2014
9. Nama Pemilik : Ruswanti

B. Analisis Kelayakan terhadap Aspek Organisasi dan Manajemen


1. Struktur organisasi

Berikut ini adalah struktur organisasi yang dipersiapkan untuk menjalankan


perusahaan yaitu :
Owner

Staff/ Tenaga Kerja Staff/ Tenaga Kerja


Tidak Langsung Langsung

Struktur organisasi Kinclong Laundry berbentuk garis atau lini, dan disusun secara
sederhana, yaitu pemilik dan pemimpin usaha berada di posisi atas. Pemilik langsung
membawahi staff atau tenaga kerja, yang terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga
kerja tidak langsung. Jumlah tenaga kerja sedikit, hubungan antara pemilik usaha
dengan tenaga kerja sangat dekat, serta tingkat spesialisasi belum tinggi

2. Kebutuhan karyawan dan perkiraan gaji


Berikut ini akan disajikan data yang berisikan kebutuhan akan jumlah karyawan atas
jabatannya masing-masing beserta dengan gaji atau upah yang diberikan

Tabel Gaji Karyawan Langsung


No Karyawan Jml Gaji/Org/bulan Total Gaji Per Gaji /Tahun
bulan
1. Bagian Setrika 1 Rp 1.700.000 Rp 1.700.000 Rp 20.400.000
2. Bagian Cuci 1 Rp 1.700.000 Rp 1.700.000 Rp 20.400.000
3. Bagian 1 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 12.000.000
Packing

Tabel Karyawan Tidak Langsung


No Karyawan Jml Gaji/Org/bulan Total Gaji Per Gaji /Tahun
bulan
1 Administrasi 1 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000 Rp 18.000.000

Tabel : Total Upah atau Gaji Karyawan


No Upah dan Gaji /tahun
1 Biaya Upah Langsung Rp 52.800.000
2 Biaya Upah Tidak Langsung Rp 18.000.000
3 Biaya Gaji Operasional -
Total Rp 70.800.000

Tenaga Kerja Kinclong Laundry berjumlah 4 orang dengan kualifikasi


pendidikan SMA/SMK dan Sarjana. Tenaga kerja yang terlibat dalam usaha
Kinclong Laundry terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
Tenaga kerja langsung terbagi atas 3 bagian, yakni bagian setrika, bagian cuci, dan
bagian packing yang masing-masing bagiannya dikerjakan oleh 1 orang. Sedangkan
tenaga kerja tidak langsung mengurus bagian administrasi yang dikerjakan oleh 1
orang. Kegiatan usaha Kinclong Laundry masih sederhana sehingga tidak
membutuhkan pekerja yang banyak, namun dengan jumlah tenaga kerja yang sedikit
mampu menghasilkan output yang maksimal,
Sistem pemberian gaji karyawan diberikan rutin setiap sebulan sekali dengan
ditambah sistem bonus apabila mereka bekerja lembur atau diluar jam kerja yang
telah ditentukan. Semua tenaga kerja mendapatkan proses trainning (pelatihan)
selama bekerja di Kinclong Laundry. Pelatihan oleh pemilik usaha diadakan pada
saat awal mereka diterima sebagai karyawan.

Hasil analisis organisasi dan manajemen

Analisis organisasi dan manajemen menunjukkan bahwa pemilik usaha telah


menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, dimulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Struktur organisasi yang sederhana
memudahkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian. Bentuk
struktur organisasi garis atau lini menunjukkan pemilik usaha berupaya untuk menjalin
hubungan yang baik dengan karyawan, dan membina solidaritas yang tinggi antar
karyawan. Kinclong Laundry ini juga mengadakan pelatihan meskipun bersifat non
formal, dan sistem pembayaran gaji yang sesuai dengan hasil kerja.

C. Analisis Kelayakan terhadap Aspek finansial


Aspek Keuangan akan memberikan gambaran bisnis yang dilihat dari sisi keuangannya.
Dalam aspek ini akan dibahas mengenai sebagai berikut :

1. Investasi awal (Initial outlays)


Tabel Investasi Awal
No. Investasi Total Biaya (Rp)
1 Pembelian Mesin dan Perlatan Rp 29.040.000
Total Investasi Rp 29.040.000

Tabel diatas memberikan gambaran secara garis besar atas investasi awal yang
dibutuhkan untuk memulai usaha ini . Untuk pembelian awal mesin dan peralatan pada
tabel diatas akan dijelaskan secara lebih rinci pada tabel berikut :

No Mesin dan Peralatan Biaya Unit Total


1 Mesin cuci front loading LG kap. 7 Rp 4.500.000 2 Rp 9.000.000
kg
2 Mesin cuci top loadingLG kap. 14kg Rp 8.700.000 1 Rp 8.700.000
3 Dryer konversi 9 kg Rp 4.000.000 1 Rp 4.000.000
4 Setrika uap laundry gas 15 Liter Rp 2.500.000 1 Rp 2.500.000
5 Setrika listrik Rp 280.000 2 Rp 560.000
6 Vacum cleaner Wet n Dry Rp 770.000 1 Rp 770.000
7 Vertical Steamer Rp 180.000 1 Rp 180.000
8 Meja setrika Rp 300.000 1 Rp 300.000
9 Meja kasir Rp 200.000 1 Rp 200.000
10 Kursi Rp 50.000 7 Rp 350.000
11 Mesin kasir Rp 380.000 1 Rp 380.000
12 Kipas angin Rp 110.000 2 Rp 220.000
13 Dispenser Rp 90.000 1 Rp 90.000
14 Rak laundry besi Rp 450.000 2 Rp 900.000
15 Timbangan digital kap. 30 kg Rp 150.000 1 Rp 150.000
16 Gelas takar Rp 15.000 2 Rp 30.000
17 Sikat spoting Rp 50.000 1 Rp 50.000
18 Keranjang laundry container Rp 40.000 4 Rp 160.000
19 Stabilizer 1500 VA Rp 450.000 1 Rp 450.000
20 Banner Rp 50.000 1 Rp 50.000
Total Rp 29.040.000
Sumber dana yang dibutuhkan Kinclong Laundry berasal dari modal sendiri.
Modal yang digunakan untuk mendirikan usaha ini yaitu sebesar Rp29.040.000
termasuk pengadaan mesin dan hal-hal penunjang lainnya.

2. Proyeksi Biaya Operasional


Kebutuhan
Harga Total Biaya Total Biaya
No Jenis Biaya per bulan
Satuan per bulan per Tahun
(Kg/unit)
1 Biaya Bahan
Baku
1. Deterjen cair 7L Rp 9.000 Rp 56.000 Rp 672.000
2. Softener plain 1L Rp 8.000 Rp 8.000 Rp 80.000
3. Softener fragrance 2L Rp 12.000 Rp 24.000 Rp 288.000
4. Oxy 1L Rp 27.000 Rp 27.000 Rp 324.000
5. Chlorine ½L Rp 36.000 Rp 18.000 Rp 216.000
6. Parfume 5L Rp 25.000 Rp 125.000 Rp 1.625.000
7. Hanger 30 pcs Rp 1.000 Rp 30.000 Rp 360.000
8. Plastic packing 35 5 kg Rp 28.000 Rp 140.000 Rp 1.680.000
x 50
9. Plastic packing 40 5 kg Rp 30.000 Rp 150.000 Rp 1.800.000
x 60
10. Plastic jas ½ kg Rp 34.000 Rp 17.000 Rp 204.000
Sub total Rp 7.249.000
2 Biaya Tenaga
Kerja
1. Bagian cuci 1 org Rp1.700.000 Rp1.700.000 Rp 20.400.000
2. Bagian setrika 1 org Rp1.700.000 Rp1.700.000 Rp 20.400.000
3. Bagian packing 1 org Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp 12.000.000
4. Bagian 1 org Rp1.500.000 Rp1.500.000 Rp 18.000.000
administrasi
Sub Total Rp 70.800.000
3 Biaya Overhead
1. Sewa kios 1x Rp1.500.000 Rp1.500.000 Rp 18.000.000
2. Listrik & air 1x Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 1.200.000
3. Kebersihan 1x Rp 20.000 Rp 20.000 Rp 240.000
4. kertas kasir 3 roll Rp 3.000 Rp 9.000 Rp 108.000
Sub Total Rp 19.548.000
Total Biaya Operasional Rp 97.597.000
Biaya-biaya yang dikeluarkan Kinclong Laundry adalah biaya untuk bahan baku,
gaji, serta biaya overhead. Perhitungan biaya penyusutan atau depresiasi menggunakan
metode garis lurus tanpa nilai sisa.

3. Proyeksi Harga Pokok Penjualan (cost of good sold)


Perhitungan harga pokok penjualan (HPP) akan dijelaskan secara lebih rinci pada
tabel berikut :
No. Jenis Biaya Thn 1 Thn 2 Thn 3 Thn 4 Thn 5
1 Biaya Bahan Rp 5.199.000 Rp 5.750.000 Rp 6.350.000 Rp 7.880.000 Rp 7.249.000
Baku
2 Biaya Tenaga Rp 20.400.000 Rp 20.400.000 Rp 70.800.000 Rp 70.800.000 Rp 70.800.000
Kerja
3 Biaya Overhead Rp 17.100.000 Rp 17.700.000 Rp 19.548.000 Rp 21.010.000 Rp 19.548.000
(BOP)
Total HPP Rp 42.699.000 Rp 43.850.000 Rp 96.698.000 Rp 99.690.000 Rp 97.597.000
120,000,000
100,000,000
80,000,000
60,000,000
40,000,000
20,000,000
0
2015 2016 2017 2018 2019

Berdasarkan proyeksi diatas, diketahui bahwa HPP Kinclong Laundry tidak


selalu meningkat setiap tahunnya. Hanya dari tahun 2017 ke 2018 yang mengalami
penurunan HPP

4. Proyeksi Pendapatan (Proyeksi Penjualan)


PT. Kinclong Laundry
No Uraian Harga Thn 1 (Rp) Thn 2 (Rp) Thn 3 (Rp) Thn 4 (Rp) Thn 5 (Rp)
1 Laundry Rp 8.000 34.560.000 49.440.000 70.560.000 100.800.000 144.000.000
kiloan
(cuci+setri
ka)
2 Laundry Rp 7.000 22.190.000 31.668.000 45.360.000 64.680.000 92.400.000
kiloan
(cuci)
3 Laundry Rp 7.000 28.560.000 40.320.000 57.624.000 82.320.000 117.600.000
kiloan
(setrika)
4 Laundry Rp 20.000 51.840.000 74.088.000 105.840.000 151.200.000 216.000.000
satuan
(rata-
rata)
5 Laundry Rp100.000 72.000.000 93.600.000 121.680.000 158.140.000 205.580.000
satuan
(karpet)
TOTAL 209.150.000 286.116.000 401.064.000 557.140.000 775.580.000
Catatan : Unit produk setiap tahun meningkat 3 % dan Harga naik setiap dalam
lima tahun 1%
1,000,000,000

800,000,000
600,000,000
400,000,000

200,000,000
0
2015 2016 2017 2018 2019

Berdasarkan proyeksi diatas, dapat diketahui bahwa pendapatan Kinclong Laundry


setiap tahunnya meningkat.

5. Laporan Laba Rugi


Setelah melakukan perhitungan Penjualan dan harga pokok penjualan , maka
langkah berikutnya adalah melakukan proyeksi terhadap laporan laba rugi perusahaan
mulai dari tahun pertama sampai tahun terakhir. Laporan laba rugi adalah Laporan
kleuangan yang menggambarkan pendapatan dan beban operasi perusahaan, tarif
pajak mengacu PPh badan berdasarkan undang-undang pajak penghasilan. Berikut ini
adalah proyeksi laporan laba rugi perusahaan.
Proyeksi Laporan Laba Rugi
Kinclong Laundry
Pada Tahun 2015 s/d 2019

No Uraian Thn 1 Thn 2 Thn 3 Thn 4 Thn 5

1 Pendapatan 209.150.000 286.116.000 401.064.000 557.140.000 775.580.000


2 Harga Pokok 42.699.000 43.850.000 96.698.000 99.690.000 97.597.000
penjualan (HPP)
3 Laba Kotor 166.451.000 242.266.000 304.366.000 457.450.000 677.983.000
4 Biaya 70.800.000 70.800.000 70.800.000 70.800.000 70.800.000
Operasional :
Beban Gaji dan
Upah
5 Beban 5.008.000 5.008.000 5.008.000 5.008.000 5.008.000
Penyusutan
6 Laba Operasi 95.651.000 171.466.000 233.566.000 386.650.000 607.183.000
sebelum Pajak
(EBIT)
7 Pajak (30% ) 28.695.300 51.439.800 70.069.800 115.995.000 182.154.900
Laba bersih 66.955.700 120.026.200 163.496.200 270.655.000 425.028.100
500,000,000
400,000,000
300,000,000
200,000,000
100,000,000
0
2015 2016 2017 2018 2019

Berdasarkan proyeksi diatas, laba bersih Kinclong Laundry setiap tahunnya


selalu mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir.

6. Laporan Arus Kas Operasi


a. Perhitungan Penyusutan Garis Lurus
No. Aktiva Tetap Harga Perolehan Masa Penyusutan per
Manfaat tahun
1 Bangunan - - -
2 Mesin dan Peralatan : 29.040.000 5 tahun 5.008.000
Total Rp. 5.008.000
b. Laporan Arus Kas
Cash Inflow (arus kas) diperoleh dari laba bersih ditambah dengan biaya
penyusutan atau depresiasi. Kinclong Laundry menggunakan 100% modal
sendiri, maka perhitungan CI mulai 2015 sampai dengan 2019 adalah sebagai
berikut:
Periode Laba Bersih Total Penyusutan Arus Kas (Cash Flow)
Tahun 1 66.955.700 5.008.000 71.963.700
Tahun 2 120.026.200 5.008.000 125.034.200
Tahun 3 163.496.200 5.008.000 168.504.200
Tahun 4 270.655.000 5.008.000 275.663.000
Tahun 5 425.028.100 5.008.000 430.036.100
Total Rp. 1.071.201.200
Catatan : Arus kas = Laba bersih + Penyusutan
7. Analisis Kelayakan Bisnis
a. Payback Period
Payback Period (PP) adalah metode yang digunakan untuk mencari jangka
waktu pengembalian investasi

Periode Arus kas (CFn) Payback periode


Investasi Awal (Io) (29.040.000)
Tahun 1 71.963.700 42.923.700
Tahun 2 125.034.200 167.957.900
Tahun 3 168.504.200 336.462.100
Tahun 4 275.663.000 612.125.100
Tahun 5 430.036.100 1.042.161.200
0,403 diperoleh dari 0 + 0,403. 0 merupakan tahun. 0,403 dikali
dengan 12 bulan yaitu 4,8 dibulatkan menjadi 4,5 bulan. Maka payback period
nya adalah 4,5 bulan. Payback Period yang dihasilkan yaitu 4,5 bulan (4 bulan
15 hari), lebih pendek dari umur investasi yaitu lima tahun

b. Net Present Value (NPV)


Net Present Value (NPV) adalah selisih antara nilai sekarang penerimaan
bersih dengan nilai sekarang investasi

Periode Arus Kas (CFn) PV. @ 12 % CFn of PV 12 %


Tahun 1 71.963.700 0.89 64.047.693
Tahun 2 125.034.200 0.79 98.777.018
Tahun 3 168.504.200 0.71 119.637.982
Tahun 4 275.663.000 0.63 173.667.690
Tahun 5 430.036.100 0.56 240.820.216
Total CFn of PV 12 % Rp. 696.950.599
Nilai Investasi (Io) Rp. 29.040.000
Net Present Value (NPV) Rp. 667.910.599
Nilai NPV sebesar Rp. 667.910.599 dimana lebih besar daripada Nilai Investasi
(Io) yakni sebesar Rp. 24.040.000
c. Internal Rate Of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah metode yang digunakan untuk
menghitung suku bunga pendapatan, yang nanti akan dibandingkan dengan
MARR/tingkat suku bunga untuk melihat proyeksi keuntungan

Rumus IRR :

385.699.827
IRR = 0,3 + ------------------------------------------x (0,9 – 0,3)
(385.699.827 – (-104.725.299))

IRR = 0,3 + 0,78 (0,6)


= 0,3 + 0,468
= 0,768 (76,8%)

Periode Arus Kas (CFn) PV. @ 30 % CFn of PV 30 %


Tahun 1 71.963.700 0.79 56.851.323
Tahun 2 125.034.200 0.59 73.770.178
Tahun 3 168.504.200 0.45 75.826.890
Tahun 4 275.663.000 0.35 96.482.050
Tahun 5 430.036.100 0.26 111.809.386
Total CFn of PV @ 30% Rp. 414.739.827
Nilai Investasi (Io) Rp. 29.040.000
Internal Rate Of Return (IRR) 76,8%
IRR yang diperoleh yaitu 76,8%. Maka hal tersebut menunjukkan IRR lebih
besar dari tingkat suku bunga yaitu 30%.

Hasil analisis kelayakan usaha


Hasil perhitungan kelayakan investasi yang meliputi PP, NPV, dan
IRRmenunjukkan bahwa Kinclong Laundry layak untuk dijalankan, karena masing-
masing perhitungan memenuhi kriteria investasi. Payback Period yang dihasilkan
yaitu 4 bulan 15 hari, lebih pendek dari umur investasi yaitu lima tahun, nilai NPV
sebesar Rp. 667.910.599 dimana lebih besar daripada nilai investasi yang sebesar Rp.
24.040.000, IRR yang diperoleh yaitu 76,8% dan lebih besar dari tingkat suku bunga
yaitu 30%. Maka dari itu, usaha Kinclong Laundry layak untuk dijalankan.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan pada aspek keuangan dengan menggunakan beberapa metode
analisis kelayakan, maka diperoleh hasil, sebagai berikut:
No. Metode Hasil Kesimpulan Keterangan
Analisis
1 Payback 0,403 0,403 diperoleh dari 0 + 0,403. 0 Layak
Period ( PP) merupakan tahun. 0,403 dikali dengan 12
bulan yaitu 4,8 dibulatkan menjadi 4,5
bulan. Maka payback period nya adalah 4,5
bulan

2 Net Present 667.910.599 Nilai NPV sebesar Rp. 667.910.599 Layak


Value (NPV) dimana lebih besar daripada nilai investasi
yakni sebesar Rp. 24.040.000
3 Internal Rate 76,8% IRR yang diperoleh yaitu 76,8%. Maka hal Layak
Of return tersebut menunjukkan IRR lebih besar dari
(IRR) tingkat suku bunga yaitu 30%.

Berdasarkan pembahasan makalah diatas, maka kesimpulannya, antara lain:

1. Analisis organisasi dan manajemen menunjukkan bahwa pemilik usaha telah


menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan cukup baik, dimulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Bentuk struktur
organisasi garis atau lini menunjukkan pemilik usaha berupaya untuk menjalin
hubungan yang baik dengan karyawan, dan membina solidaritas yang tinggi antar
karyawan.
2. Analisis finansial dengan menggunakan 100% modal sendiri dikatakan layak
berdasarkan hasil perhitungan kelayakan investasi yang meliputi Payback Period
(PP), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR) karena masing-
masing perhitungan memenuhi kriteria investasi, dimana nilai PP atau jangka
waktu pengembalian modal kurang dari umur investasi (5 tahun), nilai NPV yang
positif atau lebih besar daripada nilai investasi, dan nilai IRR yang lebih besar dari
tingkat suku bunga (30%).
B. Saran

1. Sebaiknya usaha Kinclong Laundry terus dikembangkan karena layak untuk


dilaksanakan.
2. Perlu adanya kualifikasi tenaga kerja dalam proses rekruitmen, serta pelatihan
tenaga kerja sebaiknya terus dilakukan secara intensif sehingga kualitas produk dan
pelayanan terhadap konsumen tetap terjaga.
3. Sebaiknya usaha Kinclong Laundry melakukan pinjaman modal dalam hal
pengembangan usaha, tidak hanya mengandalkan modal sendiri sehingga bisa terus
melakukan inovasi-inovasi baru.
DAFTAR PUSTAKA

Brigham and Houston. 2003, Fundamental of Financial Management, 10th edition,


5shenton way, Singapore: Cengage Learning Asia, pte. Ltd.

Jones, C.P. 2007. “ Investments Analysis and Management , Tenth Edition, John Wiley
& Sons, Inc. 2007,”Essenrials of Investments,” Sixth Edition, international
Edition, The McGraw-Hill Companies.

Anda mungkin juga menyukai