NASKAH FINAL
By : XII IPS 3
22 SEPTEMBER 2017
2
CHARACTERS
Main Characters :
Adila Qaia Illahi as Katya (tomboy)
Putri Kharisma as Katya (feminim)
Rafi Ahmad Fauzi as Damar
Muhammad Jidan Wiriadinata as Gibran
Others Characters :
Bona Ivanov Tamba as Arjuna
Nadiya Azzahra Hidayat as Ruby
Sitti Dafika Naricantya as Sophie
Firyal Aliza as Senja
Firza Aditya Librian Permana as Francis
Daffa Rifaldi Fadhila as Langit
Daniar Pandu Dewantoro as Azka
Rania Rizki Zulkarnain as Kireina
Helmi Irfan Ahmad as Husein
Annisa Nadia Salsabila as Ayleen
Afra Dhiya Syaharani as Marissa
Otniel Tadeus Yitro Dermawan as Arcas
Anisa Nur Hikmah as Mpok Atikah
Edgar Ray Kharisma Putra as Pak Ito
Siti Amalia Hasan as Katya kecil
Syaidah Nurmillah as Yuki
Rosita Putri Cahyawati as Ha Neul In
Bagus Sulaiman as Adlar
3
Narrator :
Dania Rizky Nabilla
Yohanna Valerie Immanuealla
Story’s Idea :
Dania Rizky Nabilla
Rania Rizki Zulkarnain
Yohanna Valerie Immanuella
Script Writers :
Dania Rizky Nabilla
Yohanna Valerie Immanuella
Original Soundtrack :
Yohanna Valerie Immanuella
Dania Rizky Nabilla
4
OPENING
S.F.X On
[ Musikal ]
Francis
Psikolog terkenal bernama Gordon Exner pernah berkata, “Bila
ada 6 milyar manusia yang menghuni planet ini, maka akan ada 6
milyar jenis pikiran, kepribadian, dan watak yang berbeda.
Karena kondisi psikologis, watak, dan kepribadian tiap manusia
berbeda-beda. Semua manusia adalah unik.” Dan, saya percaya
itu.
Arjuna
Tidak ada manusia yang sama dengan manusia lainnya. Setiap
individunya memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda. Saya
memiliki kemampuan linguistik, dia memiliki kemampuan
bermusik, ada pula yang mempunyai keahlian “mengusik”. Tapi
jika disatukan dengan persahabatan, akan muncul kekuatan baru
yang hebat.
Azka
Hidup ini sudah penuh dengan banyak masalah. Kawallah
kebahagiaan, peliharalah senyum, dan ciptakanlah tawa yang
tulus supaya ratap tangis bisa dikalahkan dengan mulus.
5
Damar
Bahagia itu sederhana. Cukup kau di sisiku dan secangkir
komedi yang segar, maka hidupku tak butuh apa-apa lagi.
Langit
Pascal pernah menyatakan hukum fisika yang saya jadikan
pedoman hidup sampai sekarang. Dia berkata bahwa tekanan
berbanding lurus dengan gaya. Maka dari itu, hidup ini jangan
kebanyakan gaya supaya tekanannya tidak terlalu banyak juga.
Enjoy aja, Friends!
Gibran
“Ketika cinta memanggilmu, maka dekatilah ia walau jalannya
berliku. Jika cinta memelukmu, dekaplah ia walaupun pedang di
sela-sela sayapnya melukaimu.” Itulah pernyataan menyentuh
dari Kahlil Gibran. Ya, inilah cinta, di masa muda terutama.
Begitu lugu, segar, dan penuh perjuangan.
Ito
Layaknya satpam yang selalu siap sedia menjaga keamanan, sudah
menjadi kewajiban dan keharusan untuk menjaga hati orang yang
sudah dipercayakan bagi kita menjadi teman hidup.
Arcas
“Aku mencintaimu dan kau mencintaiku juga. Dan cinta adalah
harta karun berharga, cinta adalah pemberian Tuhan terhadap
jiwa yang sensitif. Apakah kita akan membuang harta karun ini
dan membiarkan babi-babi menyerakannya dan menginjak-
injaknya?” Lagi-lagi kata-kata manis dari Kahlil Gibran, sang
pujangga. Memang benar betul perkataannya. Cinta terlalu
berharga untuk disia-siakan.
Husein
Cinta tak hanya berwujud kasih kepada lawan jenis dan sesama
manusia. Cinta juga bisa berupa kesukaan terhadap suatu hal
yang dirasa sama berharganya dengan hal penting lainnya.
6
Adlar
Musik ist eine tolle Energie weil Musik viele Leute sich
vereinigen kann. Artinya, musik adalah energi yang hebat
karena bisa menyatukan semua orang. Musik dipenuhi dengan
cinta dan cinta yang ditunjukkan dengan musik adalah yang
terbaik.
Ha Neul InI
Tidak usah berbantah lagi, ayo kita menari dan bernyanyi
bersama! Ppalli ppalli!
[ mengajak semuanya menari ]
Pengenalan Karakter
Dania
Saya Dania Rizky juga sebagai penulis naskah dan sutradara.
Y & D
Inilah drama musikaL
Yohanna
Adilla Qaia, Putri Kharisma, dan Siti Amalia sebagai Katya.
7
Dania
Rafi Ahmad sebagai Damar.
Yohanna
Muhammad Jidan sebagai Gibran.
Dania
Bona Ivanov sebagai Pak Arjuna.
Yohanna
Nadiya Azahra sebagai Ibu Ruby.
Dania
Sitti Dafika sebagai Sophie.
Yohanna
Firyal Aliza sebagai Senja.
Dania
Firza Aditya sebagai Francis.
Yohanna
Daffa Rifaldi sebagai Langit.
Dania
Daniar Pandu sebagai Azka.
Yohanna
Rania Rizki sebagai Kireina.
8
Dania
Helmi Irfan sebagai Husein.
Yohanna
Annisa Nadia sebagai Ayleen.
Dania
Afra Dhiya sebagai Marissa.
Yohanna
Otniel Tadeus sebagai Arcas.
Dania
Anisa Nur Hikmah sebagai Atikah.
Yohanna
Edgar Ray sebagai Pak Ito.
Dania
Syaidah sebagai Yuki.
Yohanna
Bagus Sulaiman sebagai Adlar.
Dania
Dan Rosita Putri sebagai Ha Neul In.
9
Semua
Selamat menyaksikan!
[ Reff dinyanyikan sekali lagi. Posisi Yohanna dan Dania
berada di tengah, di antara para pemain. Semuanya bergandengan
tangan dan membungkukkan badan, lalu bubar ].
S.F.X Off
SCENE 1
Katya (tomboy)
[ berjalan sambil memainkan handphone dan mengenakan headset
juga membawa tas ransel yang cukup besar ]
Katya (tomboy)
[ menyingkirkan lengan kedua tangannya dengan menaikkan
bahunya ]
Apaan, sih? Berisik.
Senja
Yeee, jawabnya ketus banget sih, Tya. Lo lagi kenapa? Tugas
dosen killer ketinggalan padahal udah ngerjain semaleman? Ada
kelas yang tiba-tiba dibatalin? Nggak dikasih ongkos sama
bokap? Atau lagi…
Sophie
[ menyela perkataan Sophie ]
Kalo Katya lagi begini, udah pasti ada hubungannya sama Damar.
Entah Damar late reply atau terlambat dateng. Bener gak, Tya?
Katya (tomboy)
[ tetap menatap layar handphone dan tidak menoleh ke arah
kedua temannya ]
Kalian berdua berisik banget, deh. Kalo lagi gak ada kerjaan,
mendingan sana, deh. Jangan gangguin gue.
Damar
[ datang dari kejauhan sambil sedikit berlari ]
Tya, maaf aku gak jemput tadi.
Sophie
[ menunjuk Damar ]
Nah, tuh udah dateng pujaan hatinya. Jangan ditekuk terus
dong, mukanya.
11
Katya (tomboy)
[ wajah kesal]
Lo nyebelin banget, sih. Tahu gak ini udah jam berapa? Nih,
bawain tas gue.
[ melempar tas ke arah Damar lalu mendahuluinya]
Damar
[ mengambil tas Katya ]
Iya, iya. Maaf ya, Sayang.
[ sambil membawa tas Katya ]
Soph, Nja, gue duluan, ya.
Senja
Okey.
[ Damar dan Katya berlalu, Sophie dan Senja berbincang ]
Senja
Kadang, gue suka kasian deh, sama Damar. Dia dijadiin budak
cinta terus sama Katya. Tapi di satu sisi, Katya juga butuh
Damar di sisinya. Siapa lagi coba yang mau nerima Katya yang
sebegitu juteknya?
Sophie
[ menghela nafas ]
Yaudahlah Nja, kita doain aja yang terbaik. Yang penting, pas
Katya butuh kita, kita ada buat dia.
[ handphone Sophie tiba-tiba berdering tanda ada pesan masuk
dan ia memeriksanya ]
Oh my God, Senja! Kelasnya Pak Bambang mulai jam 11! Duh,
tugas gue belom kelar lagi.
12
Senja
[ wajah panik ]
Duh, sama! Tugas gue juga belom kelar. Kita kerjain di perpus
aja deh, yuk.
[ keduanya berlari ]
Pak Ito
[ menyapa ramah ]
Selamat pagi, Mbak. Buru-buru banget. Mau ke mana?
Senja
[ membalas sambil tetap berlari ]
Mau ke perpus Pak, nguber tugas. Mari, Pak!
Pak Ito
[ mengangkat tangan tanda menyapa balik ]
Coba gue nggak main-main pas SMA. Pasti, ibu dan bapak nggak
akan kehilangan banyak uang buat beresin kasus gue dulu dan
gue punya kesempatan buat kuliah. Ya, namanya juga penyesalan.
Datangnya selalu belakangan. Jalani aja apa yang ada, deh. Gue
harus bisa lebih baik.
[ berjalan ke arah lain ]
SCENE 2
EXT. RUMAH. SORE
NARASI (YOHANNA VALERIE)
Jam kuliah Katya telah berakhir tepat jam 5 sore. Saat
itu, langit sedang cantik-cantiknya. Pancaran sinar matahari
yang sudah akan tenggelam digabung dengan warna langit sore
yang tampak kejinggaan memberikan efek romantis tersendiri
bagi penikmat senja. Sore ini, Damar yang merasa sangat
bersalah karena tidak sempat menjemput Katya karena mobilnya
tiba-tiba saja mogok, mengantar Katya pulang dan berusaha
untuk mengembalikan suasana hati pacarnya. Meskipun hanya
13
Katya (tomboy)
[ berdiri berhadapan dengan Damar sambil satu tangannya tetap
menggenggam satu tangan Damar ]
Makasih ya, udah mau nganterin pulang.
Damar
Nggak usah bilang ‘makasih’. Itu emang udah kewajiban aku.
Kalo besok kita naik angkot lagi, terus jalan kaki lagi kayak
gini, nggak apa-apa?
Katya (tomboy)
[ tersenyum ]
Gak apa-apa. Malah, waktu buat kita berdua jadi lebih lama.
Damar
[ tertawa kecil ]
Yaudah, kamu masuk gih sekarang. Istirahat ya, tapi jangan
lupa juga kerjain projectnya. Kan dikumpulinnya udah minggu
depan tuh.
Katya (tomboy)
[ mengangguk ]
Oke. Aku masuk duluan, ya. Besok pagi jemput aku, jangan lupa.
Damar
[ tersenyum ]
Iya, Sayang. Aku pulang ya. Daaah.
14
Katya (tomboy)
[ masuk kamar dan melemparkan tasnya asal. Dirinya
membaringkan tubuh lalu menatap langit-langit kamar sejenak. ]
S.F.X On
Katya (tomboy)
Teruslah melangkah
Janganlah berhenti
Perbanyaklah doa
Untuk meraih mimpi
Pandanglah ke depan
Jangan lihat ke belakang
Karena masa depan
15
Teruslah melangkah
Janganlah berhenti
Perbanyaklah doa
Untuk meraih mimpi
Pandanglah ke depan
Jangan lihat ke belakang
Karena masa depan
Sudah dalam genggaman
Ku kan terus berjuang
16
S.F.X Off
Katya (tomboy)
[ menguap lalu melihat jam ]
Buset, udah jam 1. Pantesan aja udah ngantuk.
[ melihat handphone ]
Gila, 13 missed call dari Damar.
[ menguap lagi lalu membanting handphone ke kasur ]
Ah, bodo amatlah. Gue udah ngantuk banget.
[ menarik selimut dan tidur ]
[ keadaan tidur lalu terkejut ]
[ berubah menjadi Katya Feminim ]
Katya (feminim)
[ bangun dari tidur ]
Hoaaammm..
[ ngulet ]
Arjuna
[ menghampiri Katya sambil tersenyum]
Selamat pagi, Anak Daddy yang paling cantik. Kamu tidur jam
berapa semalem, Nak? Kayaknya sebelum Papa tidur, lampu
kamarmu masih nyala.
[ mengelus kepala Katya dengan lembut ]
Katya (feminim)
Pokoknya malem deh,Dad. Aku lagi ngejar project buat minggu
depan.
[ menguap ]
17
Arjuna
[ memegang pundak anaknya ]
Daddy tahu kamu sangat berjuang keras buat mertahanin
beasiswa. Tapi jangan lupa sama kesehatan kamu. Daddy udah
kehilangan bunda. Daddy nggak mau kehilangan kamu juga.
Katya (feminim)
[ mengambil tangan ayahnya yang berada di pundaknya dan
menggenggamnya ]
Iya, Dad. Daddy tenang aja. Katya bakal terus di sini buat
jagain Daddy kok.
Arjuna
[ mengelus kepala anaknya dan tersenyum ]
Katya (feminim)
Katya mau mandi dulu ya, Dad. Katya ada kelas pagi.
Arjuna
[ mengangguk ]
Oke. Daddy juga pamit ya, mau ke kantor. Love you, Sayang.
[ mengelus genggaman tangan anaknya lalu pergi ]
Katya (feminim)
Love you too, Daddy Arjuna.
Gibran
[ melihat jam tangannya dan mendecakkan lidah ]
Kayaknya sambil nungguin Katya siap-siap, gue bisa naik haji 7
kali dulu dah nih. Lama banget sih, elah.
Katya (feminim)
[ keluar dari rumahnya ]
Pagi, Sayang. Kamu udah nunggu lama, ya?
19
Gibran
[ wajah sebal ]
Aku nungguin kamu sampe bau tanah ya, Tya. Lama banget sih,
kamu.
Katya (feminim)
[ wajah manja ]
Ya, maaf. Aku, kan, dandan cantik buat kamu.
Gibran
[ masih sebal ]
Udah ah, bawel banget sih. Ayo, buruan. Dua puluh menit lagi
kelas aku mulai tahu gak?
Katya (feminim)
[ wajah manja ]
Ah, Gibran. Kamu galak banget sih, sama aku.
Gibran
Kamu mau naik apa enggak? Kalo enggak, aku tinggal.
Katya (feminim)
[ wajah manja dan sebal seperti anak kecil ]
Ah, yaudah deh.
Gibran
[ menyodorkan helm ]
20
Katya (feminim)
[ tersenyum ]
Pakein dong, Bran.
Gibran
[ mengacak-acak rambut kesal lalu mengambil helm itu dan
memakaikannya ]
Kamu manja banget deh, Tya.
Katya (feminim)
Gak apa-apa, dong. Kan aku manjanya sama kamu.
Gibran
[ naik ke motor ]
Udah ah, ayo buruan. Jangan bikin aku tambah bete deh.
Katya (feminim)
Iya, iya. Maaf, deh.
Gibran
[ motornya melaju dan hanya ada keheningan di antara mereka
berdua ]
Katya (feminim)
Hari ini cerah ya, Bran.
21
Gibran
Cerah? Kamu ngomong apa, sih? Random banget.
Katya (feminim)
Iya, cerah banget. Sama kayak hari-hari aku waktu ada kamu.
[Tersenyum]
Gibran
[ mendecakkan lidah ]
Mulai deh, gak jelasnya.
S.F.X. Off
Gibran
[ tersenyum lalu mendapatkan pesan ]
[ wajahnya terkejut ]
Katya! Ayo, buruan!
[ Katya dan Gibran naik motor kembali ]
Gibran
[ berbicara berhadapan sambil memegang salah satu tali tas
ranselnya ]
Tya, aku kelas dulu, ya. Dosennya killer banget, aku gak mau
telat. Nanti kita ketemu di kantin aja.
Katya (feminim)
[ wajah sedih dan memelas ]
Tapi kelas aku masih setengah jam lagi, Bran. Aku harus
ngapain tanpa kamu?
Gibran
[ memutar bola matanya dan mendengus pelan ]
Ya, ngapain kek. Ngobrol sama temen-temen cewek kamu yang lain
atau makan di kantin.
Katya(feminim)
[ wajah memelas ]
Tapi aku maunya sama kamu.
Gibran
[ menggosok-gosok wajahnya ]
Tya, please. Stop being childish.
[ membalikkan badannya dan melangkah pergi ]
Katya (feminim)
[ menarik lengan Gibran ]
Ih, Gibran. Jangan marah lagi, dong.
Gibran
[ berbalik dan kembali menatap Katya ]
23
Katya (feminim)
[ sambil memegang kedua lengan Gibran ]
Iya deh, maaf. Tapi abis kelas, kita langsung ketemuan di
kantin ya.
Gibran
Iya, Tya.
Katya (feminim)
[ tersenyum ]
Bilang ‘aku sayang kamu’ dulu, sebelum kamu pergi.
Gibran
[ tertawa kecil sambil mengacak rambut Katya pelan ]
Aku sayang kamu, Anak Kecil. Udah ah, daaah.
[ berbalik badan dan melangkah pergi ]
Katya (feminim)
[ tersenyum sendiri lalu berjalan ke arah lain seperti anak
kecil ]
Marissa
[ wajah sebal sambil memainkan handphone ]
Gue sebel banget, deh, sama Sigit. Dia ngeposting foto bareng
ceweknya mulu. Gak tahu apa kalo gue panas banget liatnya?
Bikes banget, deh.
Husein
[ wajah bingung ]
Bikes? Bikes kali, sepeda.
Marissa
[ wajah kesal ]
Ih gak jelas lu. Bikes, Bikin Kesel.
Husein
Ohhh? Bang Yaya makan paya, yayayayayaya.
Ayleen
[ menghampiri Marissa dan tampak menggebu ]
Emang, woy! Gue benci banget ngeliat Sigit sama si kutu buku
dari UI itu. Sigitnya cakep setengah mati, ceweknya kamseupay
banget, ewh! Mendingan gue ke mana-mana.
Husein
[ terpaku pada handphone ]
Kalian ini ngapain, sih? Gak baik tahu ngomongin orang di
belakang. Kalo mau tuh ngomong langsung di depannya, biar
mantep.
25
Marissa
Sok banget lu, Sein. Biasanya juga yang paling nyinyir.
Ayleen
Lo kayak gak tahu si Husein aja, Sa. Dia ngomong kayak gitu
gara-gara yang dibahas bukan pujaan hatinya. Coba yang dibahas
Katya sama Gibran, beuh. Udah dah. Binus runtuh.
Husein
[ meletakkan telunjuknya di bibir Ayleen yang masih terus
berusaha bicara; gaya Husein masih agak macho ]
Sttt! Gak ada sejarahnya seorang Husein nyinyir.
Ayleen
[ menyingkirkan telunjuk Husein dari bibirnya ]
Ah, elah! Tangan lu bau bawang tahu! Jangan coba sentuh-sentuh
bibir Princess!
Husein
[ mencium jarinya ]
Emang apa? Ah, enggak ah. Suges deh lo.
Katya (feminim)
[ datang sambil memainkan handphone lalu duduk membelakangi
ketiga orang tersebut ]
Husein
[ sorotan mata tajam ]
Akhirnya sendirian juga lo, Tya.
26
Katya (feminim)
[ menatap sebentar lalu kembali terfokus ke layar handphone ]
Cowok gue ada di mana bukan urusan lu. Lagian, lu siapa?
Marissa
[ menghampiri ]
Gila, lu nggak tahu siapa dia? Dia itu Husein, maskotnya
Binus. Masa nggak tahu, sih?
Katya (feminim)
[ masih fokus dengan handphone ]
Nggak penting juga tahu begituan.
Ayleen
[ menghampiri sambil mendorong bahu Katya ]
Lo sombong banget, deh! Lo pikir lo udah hebat apa dengan jadi
pacarnya Gibran, mahasiswa terganteng, tertajir, dan
tersegalanya di Binus? Dia mau jadi pacar lo juga paling gara-
gara kasian atau, pengen mecahin rekor cowok dengan mantan
terbanyak.
Katya (feminim)
[ menatap ]
Sayangnya gue gak peduli sih ya, kalian mau ngomong apa.
[ berdiri lalu pergi ]
27
Marissa
Paling dia pacarin
Cuman mau PHP-in
Paling abis ini diputusin
Ayleen
Apa sekarang cowok pada jago akting?
Gibran sangat salah bila nyatakan cinta
All
Pada si Katya
All
Gak, gak, gak kuat
Gak, gak, gak kuat kita gak kuat sama si ganteng Gibran
Gak, gak, gak level
Gak, gak, gak level kita gak level sama si cupu Katya
S.F.X Off
Husein
[ gaya Helmi ]
Pergi lo sana! Ewh!
28
Katya(feminim)
[ kesal ]
Ih, nyebelin banget, sih!
Gibran
[ datang lalu memegang pundak Katya ]
Lho, Tya? Kelas kamu udah selesai?
Katya (feminim)
[ berbalik lalu merengek ]
Bodo amat sama kelas! Aku nggak mau masuk kelas, aku mau
pulang sekarang!
Gibran
[ mengerutkan alis ]
Kamu kenapa lagi?
Katya (feminim)
[ tambah marah ]
Aku benci pokoknya! Aku mau pulang! Anterin aku pulang
sekarang, Gibran!
[ merengek seperti anak kecil ]
Gibran
[ menghela nafas sambil menggelengkan kepala lalu memegang
jidatnya dengan ujung ibu jari ]
Yaudah, yaudah. Ayo pulang sekarang.
Katya(feminim)
[ menarik lengan Gibran lalu berjalan pergi ]
29
Katya (feminim)
[ wajah kesal seperti anak kecil ]
Aku sebel banget sama tiga orang yang daritadi ngatain aku
terus! Mereka ngehina hubungan kita, Bran! Aku benci banget
dengernya!
[ menutup kuping ]
Gibran
[ menepukdan mengelus kepala Katya lembut ]
Aku kirain kamu kenapa. Ternyata cumin diomongin doang toh.
[ mengambil tangan Katya ]
Yaudahlah Tya, kalo masih omongan doang, nggak usah
didengerin. Tapi kalo sampe mereka nyentuh kamu, jangan segan-
segan bilang ke aku, ya.
Katya (feminim)
[ tersenyum, puppy eyes dan mengangguk ]
Gibran
[ tersenyum ]
Yaudah, kamu masuk gih. Kamu kalo lagi bete, kan, maunya tidur
terus. Nanti kalo udah bangun, telepon aku, ya. Aku masih ada
kelas.
Katya (feminim)
[ mengangguk lalu melambaikan tangan ke arah Gibran ]
30
SCENE 3
Arcas
[ dari kejauhan, di saat yang bersamaan, menatap Katya
(tomboy) sambil tersenyum ]
Katya (tomboy)
[ berjalan lalu tersandung tali sepatu ]
Arcas
[ hendak menghampiri ]
31
Damar
[ datang ]
Eh, eh, Tya!
[langsung menolong Katya mengambil bukunya yang berjatuhan]
Aduh, kamu hati-hati dong, Tya. Untung jatuhnya di sini, bukan
di tangga. Coba kamu jatuh di tangga, bisa masuk rumah sakit
kamu.
Katya (tomboy)
[ menyelipkan rambutnya ke belakang telinga ]
Ish, iyaiya.
[ hendak mengikat tali sepatu tapi dicegah Damar ]
Damar
[ mengikat tali sepatu Katya (tomboy) ]
Kamu jatuh gara-gara ngiketnya nggak bener. Aku aja yang
ngiketin, udah pasti bener.
Katya (tomboy)
[ tertawa geli sambil menyenggol bahu Damar ]
Kamu apaan sih, Dam.
Damar
[ sudah selesai mengikat tali sepatu, mengambil buku Katya,
berdiri, lalu menolongnya berdiri ]
Gandeng aku ya, biar kamu nggak jatuh lagi.
Katya (tomboy)
[ tertawa malu ]
Udahan ah, Dam! Nggak enak dilihatnya.
[ berjalan sambil bergandengan ]
32
Arcas
[ melihat Katya (tomboy) dan Damar dengan ekspresi wajah sedih
]
[ Musikal]
Damar
[ menutup jidatnya tanda kesilauan ]
Panas banget deh, hari ini.
[ melihat ke arah Katya (tomboy) lalu melepaskan genggaman
tangannya, mengeluarkan topi dari tas dan mengenakannya ke
kepala Katya (tomboy) ]
Pake topi ya Tya, biar gak kepanasan. Nanti kalo kamu
kepanasan, bisa mimisan lagi kayak waktu itu.
Katya (tomboy)
[ menatap bingung ]
Hhmm iyaa, makasih ya, Dam.
Damar
[ tersenyum ]
Kamu hari ini bawa laptop, kan? Pasti berat. Sini, aku bawain.
Katya (tomboy)
[ wajah bingung ]
33
Loh? Kamu tumben banget deh, Dam. Biasanya apa-apa tunggu aku
yang suruh.
Damar
[ tersenyum lagi ]
Aku cuman ingin, memperlakukan kamu dengan lebih baik aja.
Katya (tomboy)
[ tersenyum bingung ]
Damar
Eh iya, ngomong-ngomong, kamu tahu lagu “Andeca-Andeci”nya
Warkop DKI gak?
Katya (tomboy)
Hah?
[ Musikal ]
Katya (tomboy)
[ tertawa geli ]
Apaan sih, kamu? Udah ah, ayuk pulang.
[ menggandeng lengan Damar ]
34
Arcas
[ melihat dari Katya (tomboy) dan Damar berjalan pulang dari
kejauhan ]
Arcas
[ masuk ke kamar, membuang tasnya, membaringkan tubuh di atas
kasur posisi telentang. Tiga detik kemudian, bangun dan
menghela nafas. Mengambil kalender meja di dekatnya dan
mengambil spidol untuk member tanda ]
Ini udah hari ke-1001, gue nyimpen rasa sama Katya.
[ meletakkan kalender dan spidolnya, lalu mengambil kertas
gambar berukuran besar dan pensil lalu mulai menggambar dan
bicara sendiri ]
Katya Rahayu Putri Hadi Kusuma. Lahir di Jombang, 25 November
1995. Tinggi 162 cm, ukuran sepatu 40, ukuran baju L. Anak
satu-satunya dari Bapak Arjuna Hadi Kusuma, yang punya pabrik
di mana-mana. Ibunya meninggal gara-gara ada perampokan di
rumahnya pas Katya masih kecil banget. Anaknya tomboy, suka
dengerin lagu, suka makanan apa aja yang penting bisa
dikunyah, suka minuman apa aja yang penting nyatanya nyegerin.
[ berhenti menggambar dan memandang langit-langit kamar sambil
menghembuskan nafas ]
35
Gue udah tahu banyak soal Katya. Lo mau tanya apa tentang
Katya? Gue tau semua jawabannya. Sayangnya, dia udah milik
Damar. Andai aja, dia jadi milik gue. Andai aja, Katya bisa
ngeliat gue sama seperti dia melihat Damar. Kenapa sih Tya, lo
gak pernah menyadari kehadiran gue sedetik pun?
S.F.X On
[intro musik mulai masuk, Arcas bernyanyi dengan back dancer 4
orang perempuan]
Memandang dirimu
Di sepanjang hariku tak pernah membuatku merasa jenuh
sedikitpun
Senyummu, candamu, apa adanya dirimulah
Yang membuatku terpaku
Oh Katya
Berhentilah sejenak dan tatap diriku
Sama seperti tatapanmu padanya
S.F.X Off
36
SCENE 4
Gibran
[ memegang handuk jogging di lehernya ]
Jogging kita pagi ini nggak usah lama-lama. Cukup 15 menit,
abis itu kita lanjutin olahraga ringan. Yuk!
[ ingin beranjak namun ditahan Katya ]
Katya (feminim)
[ menarik lengan Gibran dan memasang wajah manja ]
Gibraaan. Aku udah bilang berapa kali coba. Aku tuh nggak mau
jogging tiap Sabtu. Nanti rambut aku lepek, kepanasan, terus
dehidrasi. Aduh, nggak mau ah, Bran! Aku masuk aja.
[ melangkah masuk ke dalam rumah ]
Gibran
[ menahan lengan Katya (feminim) ]
Sayang, aduh. Jadi cewek aku tuh nggak boleh lemah. Nanti kalo
kamu diapa-apain gimana? Mikirnya yang jauh dong, Tya.
Katya (feminim)
[ mendengus ]
Ya, kan, ada kamu. Kamu ada buat jagain aku.
[ menyentuh bahu kekasihnya pelan ]
37
Gibran
Katya (feminim)
[ memegang lutut dan nafasnya tersengal-sengal ]
Bran, aku udah capek banget, nih.
Gibran
[ menepuk kepala Katya (feminim) lembut ]
Yaudah. Lagian, kita udah jogging 30 menit kok. Yuk, aku
anterin pulang.
Katya (feminim)
[ mengangguk ]
*sesampainya di rumah*
Gibran
Masuk gih. Jangan lupa makan bubur ayamnya ya. Tadi sebelum
jogging, aku minta tolong mbak kamu buat beliin.
38
Katya(feminim)
[ tersenyum dan membentuk ‘o’ dengan tangannya ]
Oke, Sayang. Makasih ya! Nanti kalo udah sampe rumah, telepon
aku.
Gibran
[ mengangguk, tersenyum, lalu pergi ]
Katya (feminim)
[ mengambil bubur ]
Gibran emang pacar terbaik!
Katya (tomboy)
[ masuk ke kamar dan duduk lemas di atas kasur ]
Kenapa ya, gue capek banget? Kayaknya, gue baru banget bangun
tidur, belum ngapa ngapain.
[ memegang leher sambil menggeleng ke kanan dan ke kiri ]
[ telepon dari Damar, suara handphone berbunyi ]
Halo, Dam? Tumben nelepon pagi-pagi. Ada apa?
Damar
[ dari seberang telepon ]
Kamu lagi di mana, Tya?
Katya (tomboy)
Rumah.
39
Damar
Kamu kenapa, Sayang? Kok jutek banget?
Katya (tomboy)
Gapapa kok.
Damar
Kok suaranya gitu? Lagi badmood ya?
Katya (tomboy)
Gak. B aja.
Damar
Kamu nggak usah bohong, Tya. Kita udah pacaran hampir satu
tahun. Aku udah tahu sifat kamu.
Katya (tomboy)
Iyaiya.
Damar
Yaudah, sekarang kamu istirahat dulu aja. Nanti jam 3, aku mau
ngajak kamu ke suatu tempat. Dandan yang cantik ya, Tya. Kamu
emang udah cantik, cuman untuk hari ini, harus lebih cantik
ya.
Katya (tomboy)
Hah? Kamu ngomong apasih?
Damar
Pokoknya nanti jam 3, aku jemput kamu. Aku nggak lagi bercanda
lho. Sampai ketemu nanti, Katya.
40
Katya (tomboy)
Lah? Cowok gue kenapa deh?
[ mengacak-acak rambut, berdiri, dan berjalan ke luar kamar ]
S.F.X On
Damar
[ menelepon Katya (tomboy) ]
Sayang? Kamu udah siap, kan? Aku jemput sekarang, ya.
*ada sound effect agar tidak terlalu sepi*
[ Damar menghilang sebentar lalu kembali lagi dengan Katya
sudah menggandeng tangannya ]
Katya (tomboy)
[ melihat sekeliling ]
41
Kamu tumben banget deh, ngajak aku ke tempat kayak gini. Kamu
abis menang kuis Luwak White Koffee ya?
Damar
[ tertawa kecil ]
Emang salah ya,kalo aku pengen memperlakukan kamu dengan
spesial?
Katya (tomboy)
Ya, gak salah sih. Cuman, tumben, aneh aja. Nggak kayak Damar
Cemarapinusidoarjo yang aku kenal.
Damar
[ tersenyum lalu mempersilakan Katya (tomboy) duduk di meja
yang sudah disiapkan. Damar menarikkan kursi untuk Katya
(tomboy), lalu duduk ]
Ini buat kamu, Tya.
[ memberikan bunga ]
Katya (tomboy)
[ terkejut ]
Kamu lagi kenapa sih, Dam? Romantis banget, deh.
[ menerima bunganya ]
Tapi makasih banyak lho ya, aku tersunjang. Eh, tersanjung
maksudnya.
Damar
[ tersenyum ]
Kamu inget gak ini hari apa?
42
Katya (tomboy)
[ wajah berpikir ]
Malam minggu. Kenapa emangnya? Di malam minggu yang lain,
biasanya kita cuman telponan atau chatan. Atau mentok-mentok,
nonton film komedi di bioskop.
Damar
Tepat hari ini, hari jadi kita yang setahun lho, Tya. Kamu
lupa?
Katya (tomboy)
[ menepuk jidat ]
Ah, iya! Maaf, aku lupa banget! Pantesan aja kamu ngetreat aku
sespesial ini.
[ tersenyum dan mencium bunga ]
Damar
[ mengambil tangan Katya (tomboy) ]
Tya, sejak aku pacaran sama kamu, ada banyak hal yang berubah
dalam diri aku. Meskipun banyak yang bilang aku cuman jadi
budak cinta, tapi aku ga memperdulikan itu. Apa yang aku
rasain itu beda. Aku merasa, aku bisa mengeksplor diri aku
saat aku sama kamu.
[ berhenti sejenak ]
Makasih ya Sayang, untuk satu tahunnya. Untuk tetap bertahan
bersama aku, walaupun aku tau, aku ini menyebalkan.
[ menggaruk belakang leher sambil tersenyum tipis ]
Jangan hanya setahun, aku harap sampai seribu tahun bahkan
lebih.
Katya (tomboy)
[ tertawa ]
Sejak kapan kamu bisa gombal kayak gini?
43
Damar
Oh ya Tya, aku punya lagu spesial buat kamu. Bukan aku yang
nyanyiin sih, karena aku sadar juga aku ga mempunyai bakat
dalam hal menyanyi, tapi lagu ini menggambarkan perasaan aku
ke kamu.
Katya (tomboy)
[ sambil meneguk wine dan tersenyum malu ]
Lagu apa? Baby Shark?
Damar
[ tertawa kecil dan memberikan kode kepada singer dan
guitarist untuk masuk. ]
S.F.X Off
Damar
Gimana?
Katya (tomboy)
[ tersenyum ]
Ini yang terbaik. Tapi, bukan karena apa yang kamu kasih. Ini
yang terbaik karena kamu, kamu yang memberikan semua ini. Aku
tau kamu pasti udah mempersiapkan dari jauh hari. Aku sayang
kamu, Damar Cemarapinusidoarjo.
Damar
[ tersenyum, berdiri, dan menghampiri Katya (tomboy) ]
Aku juga sayang kamu, Tya. Tapi, sekarang udah malem, waktunya
pulang. Aku anter pulang ya.
Katya (tomboy)
[ mengangguk, bangun dan meraih lengan Damar lalu pulang ]
Arcas
[ masuk ke kamar dan mondar-mandir kebingungan ]
Ini bener-bener aneh. Gue tahu persis kalo Katya nggak punya
saudara kandung apalagi saudara kembar. Terus yang gue liat
hari ini apa?
[ frustasi, lalu mengambil laptop, memakai kacamata, dan
mencoba mencari informasi ]
Dissociative Identity Disorder. Apaan nih?
[ mengklik ]
Kondisi dimana terdapat dua atau lebih kepribadian yang
berbeda di dalam satu tubuh. Dua sosok ini masing-masing
berdiri sendiri. Kekerasan fisik, emosional, atau seksual yang
terjadi secara berulang-ulang pada masa usia dini berisiko
menyebabkan kondisi ini.
[ tercengang, wajah bingung ]
Apa mungkin? Dissociative Identity Disorder ini menimpa Katya?
[ wajah Arcas menelisik, mencoba menghubungkan beberapa hal]
Atau Katya kayak gini semenjak ibunya meninggal pas perampokan
itu ya?
[ mengambil secarik kertas dan mencatat informasi yang
diperoleh ]
Bedasarkan informasi yang udah gue baca dan setelah gue
analisis
[ Arcas berjalan mondar-mandir, lalu berdiri di tengah
panggung ]
Katya, emang kena DID.
[ menghela nafas frustasi dan mengambil gambar Katya yang
masih setengah wajah dan menyelesaikannya ]
Emang gak bisa dibantah. Mau gimanapun Katya, mau seperti
apapun Katya, gue akan tetep sayang sama dia. Gue gak peduli
dia kena DID, bipolar, atau apapun. I’ll still love her with
all of my heart.
[ mengambil gitar dan bernyanyi I Still Love You ]
46
Arcas
Cause I will fall for you no matter what they say, I still
love you I still love you
You'll never be alone look me in the eyes, I still love you I
still love you
Till forever
Cause I will fall for you no matter what they say, I still
love you I still love you
You'll never be alone look me in the eyes, I still love you I
still love you
Till forever
47
I'll keep you safe until you find what you looking for,
looking for
I'll stay with you until you find way back home, back home
Cause I will fall for you no matter what they say, I still
love you I still love you
You'll never be alone look me in the eyes, I still love you I
still love you
SCENE 5
Mpok Atikah
[ wajah kesal sambil mengusir lalat dari dagangannya ]
Aduh, udah tengah hari bolong, dagangan gue belom laku-laku
Pada puasa apa yak? Apa jangan-jangan, ini bulan Ramadhan?
48
[ mengecek kalender ]
Ah, kagak. Ini bukan bulan Ramadhan. Terus, orang-orang pada
ke mana yak?
Orang 1 (Onad)
[ tiba-tiba muncul lalu mengelus pundak Mpok Atikah ]
Sabar ya, Mpok. Namanya juga hidup. Kadang di atas, kadang di
bawah.
Orang 2 (Pirja)
[ mengambilkan segelas air ]
Tenang Mpok, tenang. Sini, sini, duduk dulu. Nih Mpok, minum
dulu biar seger.
Mpok Atikah
[ kesal ]
Ah, elah lu berdua! Rempong amat! Udah sana-sana! Ntar orang-
orang pada gak mau beli dagangan gua gara-gara lu berdua!
Mpok Atikah
[ sumringah ]
Wah, ada pembeli nih. Siap-siap masak, ah!
Mpok Atikah
[ kesal dan terkejut ]
Lahlahlah, tuh bocah ngapa langsung pergi? Baru banget gue
panasin nih wajan. Buset dah, anak zaman sekarang emang pe,
pe, apaan yak?
[ wajah berpikir ]
Pe ha pe! Iyak, PHP. Ah, sebel.
Mpok Atikah
[ memasak dengan raut wajah kesal ]
Emang dah anak sekarang. Maunya makanan di mall-mall, padahal
mah apaan? Enakan juga masakan gua! Ish.
[ menggelengkan kepala ]
Mpok Atikah
[ terkejut ]
Lahlahlah, itu bukannya cewek yang cuman duduk doang sama
pacarnya tadi? Ngapa bajunya beda yak? Pacarnya juga beda
lagi.
[ mengusap-usap matanya untuk meyakinkan apa yang dilihatnya ]
Apa dia punya kembaran yak? Ah, tapi gak mungkin. Kalo di
Binus ada anak kembar, pasti udah nyebar ke mana-mana
beritanya. Terus yang gue liat tadi apaan dong?
50
Senja
[ duduk dan meletakkan tas ]
Mpok Atikah, pesen pecel ayam 2 ya. Yang satu paha atas yang
satu sayap. Sambelnya banyakin.
Mpok Atikah
Siap!
[ terdiam sejenak lalu menghampiri Sophie dan Senja ]
Bentar, deh. Lu berdua tuh sahabatnya si itu, kan? Siapa dah?
Sophie
[ wajah bingung ]
Hah? Siapa, Mpok? Kan “itu” bisa berarti siapa aja.
Mpok Atikah
[ menggaruk-garuk kepala ]
Aduh, si itu tuh, yang katanya pinter banget. Yang masuk Binus
pake beasiswa. Kat, Kat siapa dah?
Senja
Oh, Katya Rahayu Putri Hadi Kusuma. Iye, Mpok. Kita
sahabatnya. Kenapa emang?
Mpok Atikah
[ duduk di samping Sophie dan berhadapan dengan Senja ]
Dia punya kembaran kagak sih?
51
Sophie
Hah? Nggak ada lah, Mpok. Katya aja anak tunggal.
Mpok Atikah
Masa sih? Serius gak nih?
Senja
Ngapain kita boong sih, Mpok? Emangnya ada apaan, Mpok?
Mpok Atikah
[ mulai bercerita dengan gaya gosip khas emak-emak ]
Tadi gua liat si Katya sama cowoknya tuh yang pendek. Gayanya
ya kayak biasa, tomboy-tomboy gitu dah. Eh, abis itu, ada lagi
Katyanya, sama cowok lain, lebih cakep dah, lebih tinggi juga.
Katyanya juga beda bajunya. Peminin banget dah! Nah tuh siapa
dong?
Senja
[ tertawa ]
Ah si Mpok, suka mabok nih. Yang namanya Katya Rahayu Putri
Hadi Kusuma tuh cuman satu, the one and only.
Sophie
Mana ada Katya yang feminim? Dia pake bedak aja belepotan.
[ tertawa ]
Mpok Atikah
Eh, elu! Gua seriusnya udah kebangetan ini. Gua tuh jarang
serius. Ini baru pertama kali gua ngomong serius setelah gue
nikah. Ini doang yang gue seriusin.
52
Senja
Duh, gimana ya? Tapi masa sih?
Sophie
Yaudah deh, Nja. Daripada labil, mendingan kita cari Katyanya
aja langsung.
Senja
[ berdiri, diikuti Sophie ]
Yaudahlah, kuy. Makasih ya Mpok, infonya.
Mpok Atikah
Iyeiye, sama-sama. Ntar kalo udah dapet jawabannya, kasih tahu
gua yak!
[ melambaikan tangan ]
[ menepuk jidat ]
Ya Allah! Ngapa gua jadi ngomongin tuh orang yak? Jadi ilang
dah pelanggan gua! Ah elah, Atikah, Atikah!
[ kembali ke kiosnya dengan wajah sebal ]
Ah udahlah, gua pulang aja. Mendingan gua jualan di depan
rumah gua!
S.F.X. On Backsound
S.F.X. Off
Senja
[ memegang lengan Sophie ]
Eh Sophie, menurut lu, yang dibilang Mpok Atikah tuh bener gak
sih?
Sophie
[ menaikkan bahu ]
Nggak ngerti juga, Nja. Masalahnya, Mpok Atikah tuh apatis
banget orangnya. Dia nggak begitu peduli sama apapun kecuali
dagangan pecelnya.
Pak Ito
[ menghampiri ]
Selamat siang, Mbak-mbak yang cantik. Kok belum pulang? Lagi
nyari siapa ?
Senja
Eh, Pak Ito. Belom pak, kalo Pak Ito? Belom ganti shift, Pak?
Pak Ito
Belom, Mbak. Shift saya kan abisnya jam 3 sore nanti.
Senja
Oh gitu.
Sophie
Oh iya Pak, ngomong-ngomong, Bapak liat Katya gak?
Ito
Katya? Katya yang pacarnya Mas Damar itu bukan?
54
Sophie
Iya Pak, betul.
Pak Ito
[ menunjuk suatu arah ]
Tadi sih Bapak liat dia jalan ke arah labolatorium sama Mas
Damar. Coba aja kalian cek ke sana. Mereka baru banget kok
lewatnya.
Senja
Oke deh Pak, makasih ya.
Pak Ito
Iya, sama-sama.
[ Ito keluar, Sophie dan Senja mencari-cari Katya, lalu tak
sengaja bertemu Arcas yang sedang mencari-cari sesuatu ]
Sophie
Nja, itu Arcas, kan? Dia lagi nyari apa ya? Muka nya kayak
bingung gitu.
Senja
Iya kasian banget. Bantuin dulu yuk.
[ menarik lengan Sophie dan menghampiri Arcas ]
Hey, Cas. Lo lagi nyari apa? Ada yang ilang? Mau kita bantuin?
Arcas
[ terkejut dan sedikit gugup ]
Hah? Eng..enggak kok. Engga, gausah. Kalian duluan aja.
55
Sophie
Yaelah, Cas. Kita udah sefakultas berapa tahun coba? Masih aja
segan minta tolong. Lagian, lu tuh udah sering banget bantuin
kita ngerjain tugas yang gak kita ngerti. Masa timbang nyari
barang ilang aja kita keberatan?
Arcas
[ menggaruk-garuk belakang kepala ]
I.. iya, deh. Gue lagi nyari sketchbook. Tadi kayaknya jatuh
di sekitar sini.
Senja
Kayak gimana bentuknya?
Arcas
Merknya Lyra. Pinggirannya warna item, kertasnya warna putih,
cover depannya gambar bangunan.
Sophie
Hhmm okee, kita bantu cari ya.
S.F.X. On Backsound
Senja
[ menemukan bukunya ]
Ketemu nih, Cas!
[ memberikan bukunya ke Arcas ]
S.F.X. Off
56
Arcas
[ menerima bukunya ]
Makasih ya, Nja, Sophie.
[ tiba-tiba bukunya jatuh kembali dan semua kertas yang ada di
dalamnya berserakan ]
Sophie
[ membacakan ]
Katya, berhentilah sejenak dan tatap diriku sama seperti
tatapanmu padanya.
Aku tak peduli kamu seperti apa, tomboy atau feminim, sehat
atau sakit, aku akan tetap menyayangimu sebagaimana adanya
dirimu.
[ tercengang ]
Arcas, lo…
Arcas
[ merebut kertasnya ]
Makasih udah bantu nyariin. Gue pergi dulu.
Senja
[ menarik lengan Arcas yang hendak pergi ]
Cas, lo… Suka sama Katya? Sejak kapan? Dan maksud puisi lu tuh
apa?
Sophie
Apa yang lo ketahuin soal Katya?
57
Arcas
[ terdiam sebentar ]
Itu cuman puisi. Nggak ada artinya sama sekali. Gue ada
urusan, buru-buru. Duluan ya.
Senja
[ menggeleng dan menarik tangan Arcas ]
Gue tahu lu boong, Cas. Lu harus jelasin semuanya sama kita,
sekarang.
[ menarik Arcas ke suatu tempat dan mereka bertiga duduk ]
Setelah duduk
Sophie
We want the truth, Arcas. Hari ini, Mpok Atikah bilang kalo
dia ngeliat Katya ada dua, yang satu feminim, yang satu
tomboy. Apa jangan-jangan lo juga tahu sesuatu?
Arcas
[ terdiam ]
Senja
[ nada sedikit membentak ]
Cas! Jawab!
Arcas
Iya iya
[ menghela nafas lalu mengeluarkan kertas-kertas dari tasnya ]
Jadi… Gue…
[ menghela nafas ]
58
Gue udah suka sama Katya kira-kira dari tiga tahun lalu. Gue
nggak tahu kenapa gue nggak bisa ngungkapin dan gak bisa move
on juga meskipun dia udah sama Damar.
[ terdiam sejenak ]
Jadi, hari Sabtu kemaren gue lagi jogging bareng temen-temen.
Tiba-tiba, gue ketemu sama orang yang persis banget sama
Katya, mulai dari fisiknya sampe suaranya. Gue yakin banget
itu Katya. Tapi yang bikin gue bingung, kenapa dia pacarannya
nggak sama Damar? Terus malemnya, gue diminta buat nyanyi di
kafe. Dan ternyata, tamunya itu Katya sama Damar. Gue bener-
bener nggak ngerti sama sekali. Akhirnya, gue coba cari
informasi.
Senja
Terus info apa yang lo dapet?
Arcas
Berdasarkan analisis sederhana gue, gue rasa, Katya mengidap
Dissociative Identity Disorder. Itu semacam kepribadian ganda
gitu. Salah satu pemicunya, trautamatis masa lalu. Mungkin
peristiwa ibunya meninggal jadi pemicu utamanya.
Sophie
[ tercengang ]
I can’t believe it.
Senja
Apalagi gue.
Arcas
Gue juga masih belum terlalu percaya. Tapi, itu yang gue tahu.
Gue juga nggak bisa pastiin, itu bener apa enggak.
59
Senja
[ menghela nafas ]
Okee. Gini-gini, besok kita cari Katya. Kita ngomong face to
face sama dia dan kita bantu dia.
Sophie
It’s just sooo unbelievable.
Senja
Tugas kita yang utama sekarang cuman satu. Jangan sampe ada
orang lain yang tahu, terutama yang benci sama Katya.
Ayleen
[ meneguk minumannya ]
Tuh orang bertiga tumben banget ngobrol di sini. Ngomongin
apaan yak?
[ meneguk minumannya kembali lalu pergi ]
Marissa
[ menunjukkan ponselnya ]
Eh, eh, Awkarin ternyata alumnus Binus lho.
Husein
Hah? Alumni kali. Alumnus apaan?
Marissa
Alumnus, alumni tidak lulus.
Ayleen
Hahahaha bisa aja lo, Sa. Kalo Awkarin mah gue tahu. Dia di DO
gara-gara songong pas OSPEK. Ngerokoklah, bajunya kecil
bangetlah, sok jagoan ke kakak seniornya, banyak dah.
Husein
Ish, dasar alayers. Tapi, coba aja, Katya yang dikeluarin. Gue
bakal ketawa paling depan.
[ tawa cowok khas Helmi ]
Ayleen
Lah, coba elu yang dikeluarin. Ketawa gue bakalan lebih gede
dari lu.
[ tertawa ]
Husein
[ wajah kesal ]
Ih, Gibran. Daripada gandeng tangan Katya, mendingan gandeng
tangan gue.
61
Marissa
Idih, tangan lu aja bau bawang. Tangan-tangan pembantu tuh!
[ tertawa ]
Husein
[ menjejalkan tangannya ]
Nih, tangan gue tuh udah wangi dan mulus dibanding Katya.
Kayaknya tangan gue juga lebih pas di tangannya Gibran
ketimbang si alayer itu.
Marissa
Kayaknya yang alayer elu dah, Sein. Berisik banget daritadi.
Ayleen
[ menepuk kedua temannya dengan keras ]
Lahlahlah, itu kan si Katya. Lah kok dia sama yang lain sih?
Terus, terus,tuh bajunya beda lagi. Wah, wah, ada yang kaga
beresnih?
Marissa
Tuh orang cowoknya bisa dua gitu yak. Laku banget?
Husein
[ menjentikkan jari gaya Helmi ]
Hellow?! Lakuan juga gue keles.
Ayleen
Gue panggil dah, Katya! Katya!
62
Katya (tomboy)
[ menengok dan menyautinya ]
Iya ?
Marissa
Lah, tumben banget dia nyautin. Biasanya sa bodo teing. Itu
beneran Katya bukan, sih?
Husein
Atau mungkin, itu jelmaannya?
Ayleen
Mulut lu tuh ya, kadang-kadang.
Marissa
Tapi serius nggak sih itu Katya? Tadi jelas-jelas dia jalan
sama Gibran. Terus sekarang sama cowok cupu. Biasanya dia
jutek, sekarang dia mau nyautin. Janggal nggak sih?
Husein
Kita tes aja dia, yu-huuu.
[ berdiri lalu menghampiri Katya dan Damar ]
Husein
Katya [ nadanya Helmi ]
Udah ngerjain tugas yang minggu kemaren belom?
63
Katya (tomboy)
[ bingung ]
Tugas minggu kemaren? Kita sefakultas aja enggak ya.
Marissa
Lah? Lu mabok ya? Lu kan jurusan pariwisata, Tya.
Damar
Kayaknya yang mabok kalian deh. Orang dari awal masuk, Katya
ngambil jurusan Teknik Informatika dan Matematika kok.
Katya (tomboy)
[ mengecek handphone ]
Dam, kelas kita udah mau dimulai. Udah yuk, kita cabut.
[ menoleh ke arah mereka bertiga ]
Gue cabut ya.
[ pergi ]
S
Ayleen
[ terkejut ]
Sumpah, ini aneh banget. Jadi bingung sendiri deh gue.
Marissa
Yaudahlah ya, nggak usah dipikirin. Nambah-nambahin beban aja.
Husein
[ ngotot ]
64
Nggak, nggak. Ini tuh aneh banget. Nggak boleh ada yang duain
Gibran gantengnya gue. Dia harus dikasih pelajaran. Come on
Girls, kita susun rencana. Cus!
Husein
Jangan dekat-dekat denganku
Karena Katya bukan levelku
Kita beda kasta beda segalanya
Ayleen
Jangan mimpi saingi kita
Kalau Katya masih punya malu
Modal muka aja gak ada harganya
Marissa
Gayanya
Tingkahnya
Mukanya
Kamseupay [ 2X ]
Together
Tak sudi berteman sama si Katya
Mendingan si Katya ke laut aja
Lihatku aduhai gayapun kece badai
Gak seperti si Katya yang kamseupay
65
S.F.X. Off
Husein
Yaudahlah ya, cus kita labrak aja, Cin!
Husein
[ maju dengan gagah lalu memarahi Katya (tomboy) ]
Eh Katya, lo tuh maunya apa sih? Pacaran sama Gibran iya, sama
cowok cupu iya, emang lo pikir lo cakep banget apa?
Katya (tomboy)
[ bingung ]
Hah? Maksud kalian apa sih? Gibran siapa? Gue tuh pacarnya
Damar!
Ayleen
[ menambahi ]
Jangan sok polos, deh! Lo jadi cewek tuh yang bener dong,
jangan dua-duanya lu ambil!
Marissa
Pake sok-sokan nggak kenal Gibran segala lagi! Tiap hari udah
pulang bareng, ke mana-mana bareng sampe Gibrannya nggak bisa
ngapa-ngapain, masih aja sok gak kenal!
Katya (tomboy)
[ tiba-tiba sakit kepala ]
ketiga superpower mendorong-dorong bahunya, Arcas melihat dari
jauh lalu menghampirinya
66
Arcas
[ berlari dan memberi gesture melindungi Katya (tomboy) ]
Kalian apa-apaan, sih? Gue laporin ke rektor, kelar kalian
semua!
[ menoleh ke Katya (tomboy), memegang tangannya, dan
menariknya ]
posisi duduk
Arcas
[ masih memegang tangan Katya (tomboy) dan menatapnya dalam ]
Lo nggak apa-apa, Tya?
Katya (tomboy)
[ terdiam ]
Arcas
Tya tya, ini gue Arcas.
[ memegang pipi Katya (tomboy)
Gue ada di sini kok. Nggak usah takut lagi.
Katya (tomboy)
[ mendongak, tatapan kosong ]
Gue nggak tahu apa yang mereka bicarain. Mereka bilang, gue
pacaran sama Gibran dan Damar. Gue bener-bener nggak ngerti,
dan sekarang kepala gue sakit banget.
[ memegangi kepalanya lagi ]
67
Arcas
Mau gue beliin Thai Tea rasa Green Tea? Itu bakal membuat lo
merasa lebih baik.
Katya (tomboy)
[ menatap Arcas ]
Kok lo bisa tahu kalo gue bakalan tenang setelah minum Thai
Tea rasa Green Tea?
Arcas
[ beranjak pergi ]
Katya (tomboy)
Jawab gue Cas. Karena yang tau hal itu hanya Damar dan
sahabat-sahabat gue.
Arcas
[ berbalik arah]
Tapi, gue gak akan punya kesempatan lagi buat ngungkapin ini
semua. Gue…
[ terdiam sejenak ]
Gue sayang sama lo, Tya. Gue udah mendam rasa selama 3 tahun.
Gue udah berusaha mati-matian buat move on dari lo, tapi gue
nggak bisa. Gue malah semakin sayang setiap harinya sama lo.
Gue nggak berharap lo jadi milik gue, harapan itu udah pupus
semenjak lo jadian sama Damar.
Katya!
Senja
Katya (tomboy)
Sophie
Arcas
Tadi dia dimarahin gak jelas sama Husein and the geng.
Kayaknya, mereka bertiga udah nyadar.
Senja
[ terkejut ]
Serius?!
69
Arcas
Katya (tomboy)
SCENE 6
Francis
[ membaca-baca laporan ]
Francis
Langit
[ menepuk jidat ]
Francis
Langit
[ nyengir ]
Francis
[ menggelengkan kepalanya ]
Benar-benar kamu ini. Ya sudah, sekarang siapkan ruangan
pemeriksaan. Rapikan, jangan sampai ada debu sedikitpun. Buat
kursinya berhadap-hadapan dengan tidak ada meja di antaranya.
Putar “Art Blakey and The Jazz Messengers – “Moanin'”. Suhu
ruangan jangan terlalu dingin, 220 saja sudah cukup. Ada
pertanyaan?
71
Azka
[ mengangkat tangan ]
Dikerjainnya kapan yak, Pak?
Francis
[ menggosok-gosok wajahnya ]
Menurut kamu kapan?!
Azka
[ mengangkat bahu ]
Sejujurnya sih, saya males, Pak. Saya pegel-pegel abis main
Dota semaleman.
Francis
[ kesal ]
Udah, udah! Saya nggak mau dengar alasan apapun. Kerjakan
sekarang!
Francis
[ bicara pada diri sendiri ]
Heran saya. Kenapa ya, yang jadi asisten saya harus yang
begini bentuknya? Bukannya yang rajin, cekatan, penurut.
Haduuuh.
Langit
Soalnya, kita sayang Bapak. Hehehe…
Francis
[ terkejut ]
72
Francis
[ kembali membaca-baca laporan ]
Kireina
Kami udah selesai merapikan ruangannya, Pak. Selanjutnya, kita
harus apa?
Francis
[ menatap mereka bertiga ]
Hmmm, sekarang kalian bantu saya membuat persentase pengidap
phobia. Tolong ambilkan berkas-berkasnya di sana. Dicek dulu
ya sebelum diambil, jangan asal kasih saya.
Kireina
[ hormat ]
Langit
[ menunjuk Kireina ]
Alay nih, Mbaknya. Pake hormat-hormat segala.
73
Kireina
Francis
Langit
[ tertawa ]
Azka
Francis
[ gusar ]
Kireina
Langit
Kireina
Azka
Langit
[ membuka-buka folder ]
Eh, Ka.
Pasien yang ini cakep banget dah. Namanya juga bagus. Shifa
Azalia.
Azka
[ menunjuk berkas ]
Langit
Oh iya, yak.
[ menggeleng-gelengkan kepala ]
75
Azka
Langit
[ menoleh ]
[ melihat ]
Azka
Langit
Langit
[ terkejut bahagia ]
Kireina
[ melihat ]
Waaah, iya. Mirip banget sama keponakan aku yang namanya Daiva
Danakirti. Aaah, lucunya.
Francis
Kireina
Langit
Francis
Langit
Ha Neul In
Annyeonghaseyo, Francis-ssi!
Adlar
Francis
Ha Neul In
Francis
[ tertawa ]
Oh iya, kelupaan.
Francis
Adlar
Ha Neul In
[ menggeleng-gelengkan kepala ]
Azka
[ wajah bingung ]
Adlar
[ tersenyum kecil ]
Ha Neul In
Langit
[ terkejut ]
Ha Neul In
[ tersenyum malu ]
IreneunJae Hyun!
Langit
[ terkejut ]
Azka
Kireina
[ kesal ]
Ih, kalian semua salah. Namanya itu Jae Hyun, Jae Hyun! Bukan
bihun apalagi kahun. Kalian nggak pernah nonton drama Korea
atau sejenisnya ya?
80
tertawa bersama
Francis
Adlar
Langit
Nah, gitu dong kalo ngomong, ada translateannya. Kan biar saya
ngerti.
Ha Neul In
Francis
[ tertawa senang ]
Setelah lulus dari Oxford, alhamdulilah kita bisa sukses semua
ya. Oh ya, ngomong-ngomong, pernah ngadepin pasien jenis apa
aja?
81
Adlar
Viel! Ada yang Self-Harming, Bipolar, Alterego, autis, usw.
Permasalahan mereka beraneka ragam, tapi aku bisa menanganinya
dengan baik. Und du, Ha Neul In?
Ha Neul In
Aku memang tidak bekerja sebagai psikolog secara langsung.
Tapi aku bertemu dengan banyak orang yang mengalami depresi
dan stress tingkat tinggi di SM Entertainment. Aku pernah
mendengar cerita dari seorang trainee yang memiliki kenalan
orang Indonesia. Orang Indonesia ini sangat obsesif dan
memiliki jiwa psikopat. Ia bahkan membunuh kekasihnya karena
tidak boleh dekat dengan pria lain! Kamchagia! Nomu soleum
kkichineun!
Adlar
Ich auch! Kondisi pasien psikopat adalah yang tersulit. Aku
pernah mengobati pasien yang suka mengoleksi perempuan cantik
lalu menyiksanya.It’s horrible, you know?
Francis
[ tersenyum kecil ]
Ya, itulah tugas kita sebagai psikolog. Manusia tidak bisa
hidup tanpa manusia lain. Untuk itulah kita ada, untuk
membantu mereka yang sakit secara mentalnya.
Kireina
Oh ya, ngomong-ngomong, bagaimana kalian bertemu di Oxford?
Francis
Kami bertemu karena berkuliah di fakultas yang sama. Karena
pada waktu itu, kami bertiga yang Bahasa Inggrisnya paling
82
Langit
Tapi kok, Bahasa Indonesianya bisa fasih banget, Mbak dan
Masnya?
Ha Neul In
Karena Bahasa Indonesia sangat menyenangkan dan mudah
dipelajari. Francis mengajarkan kami dengan baik, jadi kami
bisa mencernanya dengan baik pula. Ah, naega Indonesialeul
eolmana salanghaneunji!
Azka
Tuh, orang Korea sama Jerman aja cinta Indonesia, masa kita
kalah?
Kireina
Tumben omongannya Azka bener.
Langit
Maksudnya Azka tuh bukan gitu, Rei. Maksudnya, masa kita kalah
sama Indonesia? Indonesia aja dicintai sama orang Korea dan
Jerman, masa kita gak ada yang mencintai? Kireina kurang jauh
nih mainnya!
semuanya tertawa
Francis
[ teringat sesuatu ]
Eh, ngomong-ngomong, kalian masih inget tarian kita pas lagi
stress-stressnya ngerjain tesis gak?
83
Adlar
[ bersemangat ]
Of course! Yuk, kita menari bersama! Kalian bertiga, ikuti
iramanya ya!
S.F.X TT – Twice
Dance bersama
S.F.X. Off
Ha Neul In
Wah, sungguh menyenangkan bisa menghabiskan waktu bersama
kalian. Tapi, aku harus pergi sekarang, karena aku harus
bertemu dengan perwakilan agensi lokal satu jam lagi. Kapan-
kapan, aku janji akan main lagi. Annyeong, Francis, Azka,
Langit, dan Kireina.
Adlar
Ja, danke. Auf widersehen.
Kireina
[ wajah senang ]
Teman-teman Anda sangat menyenangkan, Pak Francis!
Francis
Tentu saja. Mereka yang terbaik.
Kireina
Apa ada barang yang tertinggal makanya mereka kembali lagi?
Francis
[ duduk ]
Itu keponakan saya.
Kireina
[ wajah bingung ]
Kok Anda yakin, Pak?
[ membukakan pintu ]
Arcas
[ tersenyum ]
Siang. Saya Arcas, keponakannya Pak Francis Frederikus. Tadi
sudah buat janji walaupun dadakan.
Francis
[ berdiri dan tersenyum ]
Benar, kan? Masuk aja, Cas.
Kireina
Wah, Pak Francis memang daebak!
Francis
[ mempersilakan duduk ]
Silakan duduk. Jadi, ada yang ingin kamu bicarakan, Arcas?
85
Arcas
Gini Om, seperti yang aku jelasin di telepon tadi, temen aku
ini kayaknya punya kepribadian ganda, deh. Di satu waktu, dia
bisa tomboy dan di waktu yang lain, dia jadi feminim. Dia
punya pacar yang berbeda dan kuliah di fakultas yang berbeda.
Dan, dia nggak menyadari hal itu, Om.
Francis
[ mengangguk ]
Sejak kapan gejalanya muncul?
Senja
Kita nggak tahu pasti kapan munculnya. Tapi, kita baru tahu
beberapa hari yang lalu soal kepribadian gandanya. Kira-kira,
Katya harus diapain ya Dok, biar sembuh?
Sophie
[ mencegah ]
Wait a minute. Sebelum ditindaklanjuti, Pak Psikiater bisa
jelasin kan, disordernya itu kayak gimana?
Francis
[ tersenyum ]
Kalau kata anak zaman sekarang…
Francis
Kireina
Namun bila kau telah merasa
Cepat-cepatlah kau datang kepadaku
Agar ku bisa tangani
Dan membuatmu pulih
Langit
Bila nanti saatnya t’lah tiba
Kita kan melakukan terapi
Psychotheraphy ataupun hypnosis klinis
Agar perlahan kembali ke diri sendiri
Azka
Namun bila saat berpisah t’lah tiba
Jangan pernah kau lupakan kami
Datanglah kapanpun kau membutuhkan bantuan
Sudilah kami membantu kamu
87
Katya (tomboy)
[ gusar dan mengacak-acak rambut ]
Aduh, ini apa-apaan sih? Katanya psikiater terbaik, tapi
nyanyi melulu daritadi. Udah kayak di drama musikal aja.
Langit
Lah kan emang iya yak, Mbak. Ke mana aja daritadi Mbaknya?
Francis
[ berdeham ]
Sudah, duduk kembali.
[ jeda sebentar ]
Apakah Katya memiliki pengalaman traumatis?
Katya (tomboy)
[ mengerang kesakitan ]
Arcas
[ menenangkan ]
Ada, Om. Ibunya meninggal pas dia umur 5 tahun karena dibunuh
sama perampok.
Azka
Kalau begitu, Katya tidak dianjurkan untuk dipsychotherapy,
tapi di…
Langit
Hipnosis klinis, soalnya…
88
Kireina
Hipnosis melibatkan relaksasi, konsentrasi, dan pemusatan
perhatian yang fokus untuk menerima satu perubahan kesadaran,
membuat individu untuk dapat mengeksplorasi pikiran, perasan
dan ingatan yang tersembunyi.
Francis
[ terkejut dan tersenyum ]
Naaah, gitu dong. Ada gunanya kalian di sini. Ya sudah,
sekarang bantu saya untuk menghipnosis klinis Katya ya.
SCENE 7
Katya (kecil)
Kamu makannya apa?
Yuki
Tempe!
Katya (kecil)
Saya juru masaknya!
Yuki
Oke!
Katya (kecil)
Ada ayam goreng, ada tempe goreng, semuanya digoreng..
Yuki
Oseng-oseng
Katya (kecil)
Sayurnya pilih saja
Semua ada di meja
Ada sayur bayem, ada tempe bacem
Awas pedes sambelnya
Yuki
Masih kecil makan disuapin
Mau mimi mama yang buatin
Sudah besar harus bisa bantu mama
Kerja di rumah
90
S.F.X. Off
Katya (kecil)
[ memainkan mainannya ]
Yuki, yang ini gimana cara masaknya?
Yuki
[ memainkan mainannya ]
Kamu potong-potong dulu pake pisau, abis itu dimasukin ke
kompor. Awas kecipratan minyak, ya!
Katya (kecil)
[ memainkan mainannya ]
Oke, deh! Nanti kita makan bareng-bareng ya, Ki.
[ Ruby datang ]
Ruby
[ menghampiri dan berbicara dengan nada lembut, lalu mengusap
rambut keduanya ]
Katya, Yuki, yuk diberesin dulu mainannya. Ini sudah jam 5,
sudah waktunya mengaji.
91
Katya (kecil)
[ merengek ]
Ah Bunda, nanti dulu dong, ngajinya. Nanti masakan aku gosong
kalau ditinggal.
Ruby
[ menjelaskan dengan lembut, sambil tersenyum ]
Gak boleh menunda-nunda kewajiban sama Allah, Katya. Ayo,
dibereskan dulu. Nanti sepulang ngaji, baru main lagi.
Katya (kecil)
[ cemberut ]
Iya deh, Bunda. Katya beresin mainannya.
Arjuna
Assalamualaikum…
Katya (kecil)
[ menghampiri ayahnya dengan gembira ]
Halo, Ayah!
[ menempel pada ayahnya ]
Arjuna
[ mengelus lembut kepala anaknya ]
92
Halo, Anak Kesayangan Ayah yang Paling Cantik. Kamu hari ini
ngapain aja, Nak?
Katya (kecil)
Abis pulang sekolah, aku mandi bareng Yuki, terus ngerjain PR
bareng Yuki, main sama Yuki, dan sekarang mau ngaji sama Yuki.
Oh iya Ayah, shalat aku udah full 5 waktu lho!
Arjuna
[ memberikan dua jempol ]
Anak Ayah memang hebat. Ya sudah, sekarang kamu rapikan tuh
mainannya. Mau ngaji, kan?
Katya (kecil)
[ mengangguk dan kembali merapikan mainan ]
Ruby
[ berdiri dan menghampiri Arjuna; salim ]
Hari ini, biar aku aja yang anter Yuki sama Katya. Mas
istirahat aja. Mas Juna pasti capek kan, abis lembur dari
kemarin?
Arjuna
[ seperti pegal-pegal ]
Iya nih, badan aku pegel-pegel banget. Nanti abis pulang
nganterin Katya, kamu pijitin aku ya.
Rubv
[ tersenyum ]
Iya, Mas. Aku bikinin teh dulu ya buat kamu. Mau, kan?
93
Arjuna
[ tersenyum dan mengangguk ]
Iya, Sayang. Makasih ya.
[ mengelus kepala istrinya ]
Ruby
[ pergi ke belakang ]
Arjuna
[ duduk ]
Katya (kecil)
[ berdiri dan menggandeng Yuki ]
Ayah, ini Yuki. Yuki ini Ayah.
Yuki
Halo, Om. Aku Yuki, temennya Katya di TPA.
[ salim ]
Arjuna
[ tersenyum ]
Salam kenal, Yuki. Oh iya, Om mau tanya dong. Katya kalo di
sekolah seperti apa, sih?
Katya (kecil)
[ merengek ]
Ih Ayah, aku kan malu. Jangan tanya di depan aku, Ayah.
Arjuna
[ tersenyum dan menarik anaknya untuk mendekat kepadanya ]
94
Ayah kan cuman pengen tahu, Sayang. Ayah nggak bakalan marah
sama anak Ayah yang paling cantik ini kok.
[ mencubit pipinya gemas ]
Yuki
[ malu-malu ]
Katya kalo di sekolah lucu banget, Om. Dia suka nyanyi tiba-
tiba, teriak tiba-tiba, dan bikin satu kelas ketawa. Katya
disukai banyak guru, soalnya Katya pinter dan gemesin. Oh ya,
temen-temen cowok di kelas juga suka deketin Katya. Soalnya,
Katya cantik katanya.
Arjuna
[ tertawa kecil ]
Katya memang sangat cantik ya, Yuki?
Yuki
Iya Om, Katya emang cantik banget. Aku aja sampe iri.
Arjuna
Tapi tahu nggak gimana caranya supaya Katya dan kamu terlihat
makin cantik?
Yuki
[ excited ]
Wah, gimana tuh, Om? Aku mau tahu, dong!
Arjuna
[ tersenyum dan mengelus kepala Katya ]
Kalian urai aja rambut kalian. Abis itu, pake aksesoris yang
lucu-lucu. Dijamin deh, tambah cantik.
95
Yuki
[ bingung ]
Tapi, kita berdua kan udah pake hijab, Om. Terus gimana dong?
Arjuna
Ya, lepas aja sekali-sekali. Nggak apa-apa kok.
Yuki
Tapi kata guru ngajinya Yuki, kalo udah memutuskan buat pake
jilbab, enggak boleh dilepas lagi. Jadinya, mana yang benar,
Om?
Ruby
[ masuk sambil membawa teh ]
Kalian berdua malah terlihat ratusan kali lipat lebih cantik
dengan hijab, Anak-anakku Sayang. Tadi Ayahnya Katya ngomong
seperti itu cuman mau mengetes kalian kok.
[ meletakkan tehnya ]
Sekarang, kalian siap-siap gih. Ambil tasnya, pakai sepatunya.
Lima menit lagi kita berangkat ya.
Ruby
[ tatapan serius ]
Mas Juna, kamu tuh kalo ngomong sama anak kecil yang bener.
Kalo mereka nanggepinnya serius gimana?
Arjuna
[ tertawa ringan ]
96
Aku cuman nyampein pendapat aku aja kok. Mereka memang tampak
lebih lucu dan cantik kalo pake kunciran yang rame seperti
anak-anak perempuan seusia mereka.
Ruby
[ menghela nafas ]
Aku suka nggak ngerti sama jalan pikiran kamu, Mas.
Arjuna
[ memegang pundak Ruby ]
Udahlah, gak usah dibahas lagi. Yang penting sekarang, kamu
cepet anterin mereka, terus cepet pulang supaya kita bisa
ngabisin waktu bersama.
[ menggenggam tangan istrinya ]
Ruby
[ memutar bola mata ]
Iya. Aku pamit ya, Mas.
[ salim ]
Arjuna
[ tetap menggenggam tangan Ruby ]
Jangan ngomong sama cowok lain ya, Ruby. Kamu tahu mata aku
ada di mana-mana. Cowok manapun bisa langsung suka sama kamu
dengan sekali liat. Aku nggak mau kamu dilirik sama yang lain.
Ruby
Iya, Mas Arjunaku Sayang. Yaudah ya, aku pamit.
Assalamualaikum.
Arjuna
Waalaikumsalam, Sayang.
97
Arjuna
[ memasang dasi ]
Sayang, bisa tolong benerin dasi aku gak? Salah terus nih
daritadi.
Ruby
[ membenarkannya tanpa tersenyum atau berkata sedikitpun ]
Arjuna
[ menatap bingung ]
Kamu kenapa, By? Sakit?
[ memegang kening istrinya ]
Ruby
[ tidak menatap matanya ]
Enggak, kok. Cuman kecapean aja karena dari kemaren nganterin
Katya les terus.
Arjuna
[ menghela nafas dan memegang pundak istrinya ]
Kalo kamu kecapean, kamu kan bisa nyuruh supir. Aku udah
bilang berapa kali coba sama kamu. Aku nggak mau kalo kamu
sampe sakit. Nanti yang ngurusin aku siapa?
98
Ruby
[ tersenyum kecut ]
Arjuna
[ menyodorkan tangan lalu tangannya diraih untuk dicium –
salim ]
Aku berangkat dulu ya. Assalamualaikum.
Ruby
Waalaikumsalam.
handphone berdering
Ruby
[ mengangkat telepon ]
Assalamualaikum, selamat pagi. Ini dengan siapa?
Suara
Selamat pagi, Ibu Ruby. Ini dari Kasandra and Associates. Kami
ingin menginfokan bahwa ada perubahan jadwal konsultasi
dikarenakan Pak Francis harus check-up ke dokter hari ini.
Bagaimana dengan re-schedule besok dengan jam yang sama?
Ruby
Oh, begitu. Nggak apa-apa, Mbak. Saya bisa kok.
Suara
Baik, Bu. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Terimakasih, Bu
Ruby. Selamat pagi.
99
Ruby
Terima kasih kembali.
[ memutuskan sambungan telepon dan berjalan ]
Francis
Bagaimana keadaan Ibu sekarang? Apa sudah lebih baik?
Ruby
[ menggeleng ]
Sejujurnya enggak, Pak. Sejak temen saya main ke rumah dan
menceritakan itu semua, saya nggak pernah merasa baik-baik aja
ataupun lebih baik setelah pulang dari sini. Fakta itu terus
diputar ulang dalam pikiran saya.
Francis
Bu Ruby, itu adalah suatu hal yang wajar. Mengetahui bahwa
suami yang ibu dampingi selama ini ternyata psikopat dan
bahkan membunuh kekasihnya hanya karena tugas piket berdua
dengan seorang laki-laki, memang tak bisa dihadapi dengan
mudah.
100
Ruby
[ wajah bingung ]
Saya cuman takut, Katya yang jadi korban selanjutnya.
Francis
Ibu harus melepaskan pikiran-pikiran negatif supaya kondisi
kejiwaan Bu Ruby bisa membaik dengan lebih cepat.
Ruby
[ mengangguk ]
Arjuna
[ menarik lengan Ruby keras ]
Ruby
[ meringis ]
101
Arjuna
[ tatapan marah ]
Sekarang, jawab jujur.
Katya (kecil)
[ tiba-tiba datang bersama Yuki dan terlihat terkejut ]
A… Ayah sama Bunda kenapa? Kok teriak-teriak?
Arjuna
[ tatapan geram ]
Katya, masuk ke kamar kamu sekarang!
Katya (kecil)
[ menatap takut ]
Bunda? Bunda nggak apa-apa?
Ruby
[ tersenyum paksa ]
Bunda nggak apa-apa, Sayang. Lagi mau ngobrol aja kok sama
Ayah. Sekarang Katya masuk ke kamar dulu ya, Nak.
[ jeda sebentar ]
Yuki, ajak main Katya di kamarnya ya, Nak.
Yuki
[ mengangguk ragu ]
Ayo, Katya. Kita ke kamarmu.
[ keduanya pergi ]
102
Arjuna
[ membentak ]
Hei, Ruby! Liat mata aku.
[ bertatapan ]
Siapa itu Francis?
Ruby
[ terkejut ]
Si, si… siapa sih, Francis? Temen bisnis kamu mungkin.
Arjuna
[ makin marah ]
Apa kamu bilang? Temen bisnis aku? Jelas-jelas dia psikiater
di klinik psikologi terkenal ya, Ruby! Kamu pikir aku bodoh
apa? Ngapain kamu ke sana, hah? Kamu tahu gak kalo aku BENCI
liat kamu sama cowok lain? Kenapa sih kamu nggak bisa ngerti?
Ruby
[ hampir menangis ]
Lepasin, Mas Juna. Kalo Katya liat gimana?
Arjuna
Masa bodo dengan Katya! Jawab aku, Ruby.
[ menatap tajam ]
Kamu ngapain ke psikiater? Kamu depresi nikah sama aku? Kamu
gila karena aku tergila-gila sama kamu dan nggak biarin kamu
bercengkerama sama cowok lain? Salah kalo aku nggak suka milik
aku dideketin sama yang lain?
Ruby
[ setengah berteriak ]
103
Salah! Cara kamu tuh salah, Mas! Kamu pikir dengan kamu bunuh
seseorang, semua masalah selesai? Hah?
Arjuna
[ genggamannya menguat ]
Kalo aku nggak bisa milikin wanita cantik yang aku cinta
sepenuhnya, maka nggak boleh ada yang lain yang milikin.
Ruby
[ ditarik dan berteriak ]
Katya (tomboy)
Yah, aku berangkat ya.
Arjuna
[ menatap ]
Tya, kamu tahu nggak kalo kamu cantik?
104
Katya (tomboy)
[ terdiam ]
Arjuna
Kamu benar-benar mirip mama kamu, makanya, ayah seneng banget
ngeliatin kamu. Udah bagus kamu mau mengurai rambut. Tapi akan
lebih cantik lagi, kalo kamu pake rok atau gaun, dan baju yang
manis-manis, nggak yang kayak cowok begini, Nak.
Katya (tomboy)
[ wajah sebal ]
Tapi Katya nggak suka, Yah.
Arjuna
Ayolah Nak, lakukan demi Ayah. Ayah udah kehilangan Bunda
gara-gara perampokan biadab itu. Ayah mau liat Bunda dalam
diri kamu.
Katya (tomboy)
[ menarik nafas ]
Akan Katya coba, Yah.
Arjuna
[ sumringah ]
Makasih ya, Nak. Oh ya, mulai sekarang, panggilnya “Daddy” ya,
jangan “Ayah”. Biar lebih feminim.
Katya (tomboy)
[ menghela nafas ]
Oke, Dad. Katya berangkat.
105
Francis
Saya tidak bisa berkata apa-apa. Ternyata, semuanya saling
terhubung.
Langit
[ bingung ]
Langitnya udah senja, Pak. Saya bener-bener nggak bisa ngomong
apa-apa.
Sophie
Kenapa sih kita semua baru tahu sekarang? Ini fatal banget!
Azka
Mungkin terlalu berat bagi Katya buat ngungkapin semuanya.
Menceritakan masa lalu seberat itu ke orang terdekat sekalipun
bukan hal yang mudah.
Kireina
Sekarang, kita tunggu Katyanya sadar betul terus tanyain apa
yang perlu ditanyain saat dia udah sadar.
Senja
Mau nangis deh aku.
106
Langit
Eh, jangan nangis dong, Senja. Nanti Langitnya bagaimana?
Senja
Ihhh
Arcas
[ langsung menoleh ]
Tya? Are you okay?
S.F.X. On Backsound