Cinta
Oleh Kang Rendra Agusta
Dimanakah dia?
Scene Cinta
D : engkau apa? Aku siapa? Sepertinya aku sudah berubah semakin lama
(berhenti sejenak)
Cinta.
R : Ibu bumi, Bapa angkasa aku rindu dengan tanah lahir? Seperti apa aromanya
sekarang? Lama nian di tanah manca, rindu meledak ledak hangat.
Ibu, aku rindu desir angin akan sawah ladangmu. Ibu, aku juga rindu aluran riak
sungaimu.
A:
Aku mendengar sang Gajah mada menyatukan nusantara? Tan amukti Palapa.
Aku tak akan bersenang-senang sebelum nusantara menjadi satu
Aku juga melihat bapak bangsa yang melepas tanah Timur itu.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa
Indonesia.
Mana persatuanmu yang dulu?
Mana akur yang kau titipkan dulu. Ibu, aku rindu suasana yang dulu.
Inikah wajah ibu pertiwi?
V: Aku mendengar Bung Karno berteriak lantang !
Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya,
berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia
Ada yang lantang hanya lontang-lantung saja. Jengah
Inikah wajah ibu pertiwi?
Cinta Alam
A: aaaah teduh benar alam ini, rasanya surga kecil berada disini.
E:
Akhirnya semua akan tiba pada pada suatu hari yang biasa
kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram
lebih dekat.
N:
D : (menghela nafas) berapa lama lagi engkau bertahan dalam perubahan jaman
ini? akankah anakku, cucuku akan merasa sejukmu?
Cinta Tuhan
D: katanya engkau Seniman tak terduga? Yang tetap setia dari dulu sedia kala
Tuhanku
Dalam termangu
D: Tuhanku
remuk
C : Tuhanku
Aku ada dipersimpangan. Berapa kali aku harus memilih, memilah, memilih.
F: Tuhanku
EPILOG :
M: Tuhan, Semesta, Sesama rasanya engkau dan aku mendua, tapi aku dan kamu
adalah kita
Cinta.
M K R: