Menyerahkan diri dan segala dosa Tapi jangan tentang lagi aku Nanti darahku jadi beku Jangan lagi kau bercerita Sudah tercacar semua di muka Nanah meleleh dari muka Sambil berjalan kau usap juga Bersuara tiap kau melangkah Mengerang tiap kau memandang Menetes dari suasana kau datang Sembarang kau merebah Mengganggu dalam mimpiku Menghempas aku di bumi keras Di bibirku terasa pedas Mengaum di telingaku Baik, baik, aku akan menghadap Dia Menyerahkan diri dan segala dosa Tapi jangan tentang lagi aku Nanti darahku jadi beku Karya : Chairil Anwar DIPONEGORO Oleh: Chairil Anwar Di masa pembangunan ini tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Laan banyaknya seratus kali. !edang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati. M"J# $ni barisan tak bergenderang%berpalu &epercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti Sudah itu mati. M"J# Bagimu Negeri Menyediakan api. !unah di atas menghamba Binasa di atas ditindas Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai Maju Serbu Serang Terjang DOA oleh: Chairil Anwar Tuhanku dalam termanggu ku sebut namu Mu biar susah sungguh mengingat &au penuh seluruh Tuhanku cahaya Mu panas suci bagai kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku aku hilang bentuk kembara di negeri asing Tuhanku dipintuMu ku ketuk aku tak bisa berpaling. DERAI DERAI CEMARA Oleh : Chairil Anwar
'emara menderai sampai jauh terasa hari akan jadi malam "da beberapa dahan di tingkap merapuh dipukul angin yang terpendam "ku sekarang orangnya bisa tahan Sudah berapa aktu bukan kanak lagi Tapi dulu memang ada suatu bahan yang bukan dasar perhitungan kini (idup hanya menunda kekalahan Tambah terasing dari cinta sekolah rendah dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan Sebelum pada akhirnya kita menyerah SAJAK PUTIH Bersandar pada tari arna pelangi &au depanku bertudung sutra senja Di hitam matamu kembang maar dan melati (arum rambutmu mengalun bergelut senda Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba Meriak muka air kolam jia Dan dalam dadaku memerdu lagu Menarik menari seluruh aku (idup dari hidupku, pintu terbuka Selama matamu bagiku menengadah Selama kau darah mengalir dari luka "ntara kita Mati datang tidak membelah AKU BERADA KEMBALI "ku berada kembali. Banyak yang asing) air mengalir tukar arna,kapal kapal, elang%elang serta mega yang tersandar pada khatulistia lain* rasa laut telah berubah dan kupunya ajah juga disinari matari lain. (anya &elengangan tinggal tetap saja. Lebih lengang aku di kelok%kelok jalan* lebih lengang pula ketika berada antara yang mengharap dan yang melepas. Telinga kiri masih terpaling ditarik gelisah yang sebentar%sebentar seterang guruh HAMPA Karya : Chairil Anwar &epada seseorang Sepi di luar. Sepi menekan mendesak. Lurus kaku pohonan. Tak bergerak Sampai ke puncak. Sepi memagut, Tak satu kuasa melepas%renggut Segala menanti. Menanti. Menanti. Sepi. Tambah ini menanti jadi mencekik Memberat%mencekung punda Sampai binasa segala. Belum apa%apa #dara bertuba. Setan bertempik $ni sepi terus ada. Dan menanti Aku &alau sampai aktuku +&u mau tak seorang +kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu "ku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku "ku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubaa berlari Berlari (ingga hilang pedih peri Dan akan akan lebih tidak perduli "ku mau hidup seribu tahun lagi Karya : Chairil Anwar Kembalian Ind!ne"ia Pada# Oleh :Taufik Ismail (ari depan $ndonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga, (ari depan $ndonesia adalah bola%bola lampu ,- at, sebagian berarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian, (ari depan $ndonesia adalah pertandingan pingpong siang malam dengan bolayang bentuknya seperti telur angsa, (ari depan $ndonesia adalah pulau Jaa yang tenggelam karena seratus juta penduduknya, &embalikan $ndonesia padaku (ari depan $ndonesia adalah satu juta orang main pingpong siang malam dengan bola telur angsa di baah sinar lampu ,- at, (ari depan $ndonesia adalah pulau Jaa yang pelan%pelan tenggelam lantaran berat bebannya kemudian angsa%angsa berenang%renang di atasnya, (ari depan $ndonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga, dan di dalam mulut itu ada bola%bola lampu ,- at, sebagian putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian, (ari depan $ndonesia adalah angsa%angsa putih yang berenang%renang sambil main pingpong di atas pulau Jaa yang tenggelam dan membaa seratus juta bola lampu ,- at ke dasar lautan, &embalikan $ndonesia padaku (ari depan $ndonesia adalah pertandingan pingpong siang malam dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa (ari depan $ndonesia adalah pulau Jaa yang tenggelam karena seratus juta penduduknya, (ari depan $ndonesia adalah bola%bola lampu ,- at, sebagian berarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian, &embalikan $ndonesia padaku S$ai% O%an& Lapa% Lapar menyerang desaku &entang dipanggang kemarau Surat orang kampungku &uguratkan kertas .isau Lapar lautan pidato .anah dipanggang kemarau &etika berduyun mengemis &esinikan hatimu &uiris Lapar di /unungkidul Mayat dipanggang kemarau Berjajar masuk kubur &auulang jua &alau. Oleh : Taufik Ismail &0T$&" $ND1N0S$" D$(1.M"T$ D#N$" %Tau2i3 $smail% Dengan rasa rindu kukenang pemilihan umum setengah abad yang leat Dengan rasa kangen pemilihan umum pertama itu kucatat !eristia itu berlangsung tepatnya di tahun lima puluh lima &etika itu sebagai bangsa kita baru sepuluh tahun merdeka $tulah pemilihan umum yang paling indah dalam sejarah bangsa !emilihan umum pertama, yang sangat bersih dalam sejarah kita 4aktu itu tak dikenal singkatan jurdil, istilah jujur dan adil Jujur dan adil tak diucapkan, jujur dan adil 'uma dilaksanakan 4aktu itu tak dikenal istilah pesta demokrasi !esta demokrasi tak dilisankan, pesta demokrasi 'uma dilangsungkan !esta yang bermakna kegembiraan bersama Demokrasi yang berarti menghargai pendapat berbeda !ada aktu itu tak ada huru%hara yang menegangkan !ada aktu itu tidak ada setetes pun darah ditumpahkan !ada aktu itu tidak ada satu nyaa melayang !ada aktu itu tidak sebuah mobil pun digulingkan lalu dibakar !ada aktu itu tidak sebuah pun bangunan disulut api berkobar !ada aktu itu tidak ada suap%menyuap, tak terdengar sogok%sogokan !ada aktu itu dalam penghitungan suara, tak ada kecurangan $tulah masa, ketika $ndonesia dihormati dunia Sebagai pribadi, ajah kita simpatik berhias senyuman Sebagai bangsa, kita dikenal santun dan sopan Sebagai massa kita jauh dari kebringasan, jauh dari keganasan Tapi enam belas tahun kemudian, dalam 5 pemilu berturutan #ntuk sejumlah kursi, -6 kali -6 sentimeter persegi dalam ukuran .akyat dihasut untuk berteriak, bendera partai mereka kibarkan .asa bersaing yang sehat berubah jadi rasa dendam dikobarkan &emudian diacungkan tinju, naiklah darah, lalu berkelahi dan berbunuhan "nak bangsa teas ratusan, mobil dan bangunan dibakar puluhan "nak bangsa muda%muda usia, satu%satu ketemu di jalan, mereka sopan%sopan Tapi bila mereka sudah puluhan apalagi ratusan di lapangan !aai keliling kota, berdiri di atap kendaraan, melanggar semua aturan Di kepala terikat bandana, kaus oblong disablon, di tangan bendera berkibaran Meneriak%neriakkan tanda seru dalam sepuluh kalimat semboyan dan slogan Berubah mereka jadi beringas dan siap mengamuk, melakukan kekerasan Batu berlayangan, api disulutkan, pentungan diayunkan Dalam huru%hara yang malahan mungkin, pesanan "ntara rasa rindu dan malu puisi ini kutuliskan .indu pada pemilu yang bersih dan indah, pernah kurasakan Malu pada diri sendiri, tak mampu merubah perilaku Bangsaku. D".$ '"T"T"N S01."N/ D0M1NST."N 1leh ) Tau2ik $smail $nilah peperangan Tanpa jenderal, tanpa senapan !ada hari%hari yang mendung Bahkan tanpa harapan Di sinilah keberanian diuji &ebenaran dicoba dihancurkn !ada hari%hari berkabung Di depan menghadang ribuan laan B#&# T"M# M#S$#M !0.J#"N/"N 1leh ) Tau2i3 $smail !ada tahun keenam Setelah di kota kami didirikan Sebuah Musium !erjuangan Datanglah seorang lelaki setengah baya Berkunjung dari luar kota !ada sore bulan No7ember berhujan dan menulis kesannya di buku tamu Buku tahun keenam, halaman seratus%delapan Bertahun%tahun aku rindu #ntuk berkunjung kemari Dari tempatku jauh sekali Bukan sekedar mengenang kembali (ari tembak%menembak dan malam penyergapan Di daerah ini Bukan sekedar menatap lukisan%lukisan Dan potret%potret para pahlaan Mengusap%usap karaben tua Baby mortir buatan sendiri "tau menghitung%hitung satyalencana Dan selalu mempercakapkannya "langkah sukarnya bagiku Dari tempatku kini, yang begitu jauh #ntuk datang seperti saat ini Dengan jasad berbasah%basah Dalam gerimis bulan No7ember Datang sore ini, menghayati musium yang lengang Sendiri Menghidupkan diriku kembali Dalam pikiran%pikiran aktu gerilya Di aktu kebebasan adalah impian keabadian Dan belum berpikir oleh kita masalah kebendaan !enggelapan dan salahguna pengatasnamaan Begitulah aku berjalan pelan%pelan Dalam musium ini yang lengang Dari lemari kaca tempat naskah%naskah berharga &esangkutan ikat%ikat kepala, sangkur%sangkur berbendera Maket pertempuran Dan penyergapan di jalan &uraba mitraliur Jepang, dari baja hitam Jajaran bisu pestol Bulldog, pestol 'olt &"L$"N '0T"& &"M$ J"D$ B"N/S" !0N/0M$S, L"L# &"L$"N !"&S" &"M$ M"S#& M"S" !0NJ"J"("N B".#, &ami generasi yang sangat kurang rasa percaya diri /ara%gara pearisan nilai, sangat dipaksa%tekankan &alian bersengaja menjerumuskan kami%kami Sejak lahir sampai deasa ini Jadi sangat tepergantung pada budaya Meminjam uang ke mancanegara Sudah satu keturunan jangka aktunya (utang selalu dibayar dengan hutang baru pula Lubang itu digali lubang itu juga ditimbuni Lubang itu, alamak, kok makin besar jadi &alian paksa%tekankan budaya berhutang ini Sehingga apa bedanya dengan mengemis lagi &arena rendah diri pada bangsa%bangsa dunia &ita gadaikan sikap bersahaja kita &arena malu dianggap bangsa miskin tak berharta &ita pinjam uang mereka membeli benda mereka (arta kita mahal tak terkira, harga diri kita Digantung di etalase kantor !egadaian Dunia Menekur terbungkuk kita berikan kepala kita bersama &epada "merika, Jepang, 0ropa dan "ustralia Mereka negara multi%kolonialis dengan elegansi ekonomi Dan ramai%ramailah mereka pesta kenduri Sambil kepala kita dimakan begini &ita diajarinya pula tata negara dan ilmu budi pekerti Dalam upacara masuk masa penjajahan lagi !enjajahnya banyak gerakannya penuh harmoni Mereka mengerkah kepala kita bersama%sama Menggigit dan mengunyah teratur berirama Sedih, sedih, tak terasa jadi bangsa merdeka lagi Dicengkeram kuku negara multi%kolonialis ini Bagai ikan kekurangan air dan 8at asam Beratus juta kita menggelepar menggelinjang &ita terperangkap terjaring di jala raksasa hutang &ita menjebakkan diri ke dalam krangkeng budaya Meminjam kepeng ke mancanegara Dari membuat peniti dua senti Sampai membangun kilang gas bumi Dibenarkan serangkai teori penuh so2istikasi &alian memberi contoh hidup boros berasas gengsi Dan 2anatisme mengimpor barang luar negeri /aya hidup imitasi, hedonistis dan materialistis &alian cetak kami jadi Bangsa !engemis &etika menadahkan tangan serasa menjual jia Tertancap dalam berbekas, selepas tiga dasaarsa Jadilah kami generasi sangat kurang rasa percaya !ada kekuatan diri sendiri dan kayanya sumber alami &alian lah yang membuat kami jadi begini Sepatutnya kalian kami giring ke lapangan sepi Lalu tiga puluh ribu kali, kami cambuk dengan puisi ini &0T$&" S0B"/"$ &"&0& D$ T"(#N 96:6, &"# M0NJ"4"B !0.T"N;""N '#'#M# 'ucu kau tahu, kau menginap di D!. bulan Mei itu Bersama beberapa ribu kaanmu Marah, serak berteriak dan mengepalkan tinju Bersama%sama membuka sejarah halaman satu Lalu mengguratkan baris pertama bab yang baru Seraya mencat spanduk dengan teks yang seru Terpicu oleh kaan%kaan yang ditembus peluru Dikejar masuk kampus, terguling di tanah berdebu Dihajar dusta dan 2akta dalam berita selalu Sampai kini sejak kau lahir dahulu $nilah pengakuan generasi kami, katamu (asil penataan dan penataran yang kaku !andangan berbeda tak pernah diaku Daun%daun hijau dan langit biru, katamu Daun%daun kuning dan langit kuning, kata orang%orang itu &ekayaan alam untuk bangsaku, katamu &ekayaan alam untuk na2suku, kata orang%orang itu &arena tak mau nasib rakyat selalu jadi mata dadu ;ang diguncang%guncang genggaman orang%orang itu Dan nomor yang keluar telah ditentukan lebih dulu Maka kami bergeraklah kini, katamu Berjalan kaki, berdiri di atap bis yang melaju &emeja basah keringat, ujian semester lupakan dulu Memasang ikat kepala, mengibar%ngibarkan benderamu Tanpa ada pimpinan di puncak struktur yang satu Tanpa dukungan jelas dari yang memegang bedil itu Sudahlah, ayo kita bergerak saja dulu &ita percayakan nasib pada ;ang Satu $tu. T"N/"N 1leh ) 4.S .endra $nilah tangan seorang mahasisa, tingkat sarjana muda. Tanganku. "staga. Tanganku menggapai, yang terpegang andero< hostes berumbai, "ku bego. Tanganku lunglai. Tanganku mengetuk pintu, tak ada jaaban. "ku tendang pintu, pintu terbuka. Di balik pintu ada lagi pintu. Dan selalu ) ada tulisan jam bicara yang singkat batasnya. "ku masukkan tangan%tanganku ke celana dan aku keluar mengembara. "ku ditelan $ndonesia .aya. Tangan di dalam kehidupan muncul di depanku. Tanganku aku sodorkan. Nampak asing di antara tangan beribu. "ku bimbang akan masa depanku. Tangan petani yang berlumpur, tangan nelayan yang bergaram, aku jabat dalam tanganku. Tangan mereka penuh pergulatan Tangan%tangan yang menghasilkan. Tanganku yang gamang tidak memecahkan persoalan. Tangan cukong, tangan pejabat, gemuk, lues, dan sangat kuat. Tanganku yang gamang dicurigai, disikat. Tanganku mengepal. &etika terbuka menjadi cakar. "ku meraih ke arah delapan penjuru. Di setiap meja kantor bercokol tentara atau orang tua. Di desa%desa para petani hanya buruh tuan tanah. Di pantai%pantai para nelayan tidak punya kapal. !erdagangan berjalan tanpa sadaya. !olitik hanya mengabdi pada cuaca=.. Tanganku mengepal. Tetapi tembok batu didepanku. (idupku tanpa masa depan. &ini aku kantongi tanganku. "ku berjalan mengembara. "ku akan menulis kata%kata kotor di meja rektor MATAHARI Ole' ( )*S* Rend%a
Matahari bangkit dari sanubariku. Menyentuh permukaan samudra raya. Matahari keluar dari mulutku, menjadi pelangi di cakraala. 4ajahmu keluar dari jidatku, ahai kamu, anita miskin > kakimu terbenam di dalam lumpur. &amu harapkan beras seperempat gantang, dan di tengah saah tuan tanah menanammu > Satu juta lelaki gundul keluar dari hutan belantara, tubuh mereka terbalut lumpur dan kepala mereka berkilatan memantulkan cahaya matahari. Mata mereka menyala tubuh mereka menjadi bara dan mereka membakar dunia.Matahari adalah cakra jingga yang dilepas tangan Sang &rishna. $a menjadi rahmat dan kutukanmu, ya, umat manusia > Sa+a Ra+a,ali sebuah sangkar besi tidak bisa mengubah rajaali menjadi seekor burung nuri rajaali adalah pacar langit dan di dalam sangkar besi rajaali merasa pasti baha langit akan selalu menanti langit tanpa rajaali adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma tujuh langit, tujuh rajaali tujuh cakraala, tujuh pengembara rajaali terbang tinggi memasuki sepi memandang dunia rajaali di sangkar besi duduk bertapa mengolah hidupnya hidup adalah merjan%merjan kemungkinan yang terjadi dari keringat matahari tanpa kemantapan hati rajaali mata kita hanya melihat matamorgana rajaali terbang tinggi membela langit dengan setia dan ia akan mematuk kedua matamu ahai, kamu, pencemar langit yang durhaka /#/#. $a merangkak di atas bumi yang dicintainya Tiada kuasa lagi menegak Telah ia lepaskan dengan gemilang pelor terakhir dari bedilnya &e dada musuh yang merebut kotanya $a merangkak di atas bumi yang dicintainya $a sudah tua luka%luka di badannya Bagai harimau tua susah payah maut menjeratnya Matanya bagai saga menatap musuh pergi dari kotanya Sesudah pertempuran yang gemilang itu lima pemuda mengangkatnya di antaranya anaknya $a menolak dan tetap merangkak menuju kota kesayangannya $a merangkak di atas bumi yang dicintainya Belumlagi selusin tindak mautpun menghadangnya. &etika anaknya memegang tangannya ia berkata ) ? ;ang berasal dari tanah kembali rebah pada tanah. Dan aku pun berasal dari tanah tanah "mbaraa yang kucinta &ita bukanlah anak jadah &erna kita punya bumi kecintaan. Bumi yang menyusui kita dengan mata airnya. Bumi kita adalah tempat pautan yang sah. Bumi kita adalah kehormatan. Bumi kita adalah jua dari jia. $a adalah bumi nenek moyang. $a adalah bumi aris yang sekarang. $a adalah bumi aris yang akan datang.? (ari pun berangkat malam Bumi berpeluh dan terbakar &erna api menyala di kota "mbaraa 1rang tua itu kembali berkata ) @Lihatlah, hari telah 2ajar > 4ahai bumi yang indah, kita akan berpelukan buat selama%lamanya > Nanti sekali aktu seorang cucuku akan menacapkan bajak di bumi tempatku berkubur kemudian akan ditanamnya benih dan tumbuh dengan subur Maka ia pun berkata ) %"langkah gemburnya tanah di sini>? (ari pun lengkap malam ketika menutup matanya Makna Sebuah Titipan Sering kali aku berkata, &etika semua orang memuji milikku Baha sesungguhnya ini hanyalah titipan Baha rumahku hanyalah titipan%Nya Baha hartaku hanyalah titipan%Nya Baha putraku hanyalah titipan%Nya Tetapi,mengapa aku tak pernah bertanya* Mengapa Dia menitipkan padaku A #ntuk apa Dia menitipkan ini padaku A Dan kalau bukan milikku,apa yang harus kulakukan untuk milik%Nya itu A "dakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku A Mengapa hatiku justru terasa berat,ketika titipan itu diminta kembali oleh%Nya A &etika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah &usebut sebagai ujian,kusebut sebagai petaka &usebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita &etika aku berdoBa,kuminta titipan yang cocok dengan haa na2suku "ku ingin lebih banyak harta,ingin lebih banyak mobil,lebih banyak popularitas,dan kutolak sakit &utolak kemiskinan,seolah semua?derita? adalah hukuman bagiku Seolah keadilan dan kasih%Nya harus berjalan seperti matematika) "ku rajin beribadah,maka selayaknyalah derita menjauh dariku,dan nikmat dunia kerap menghampiriku &uperlakukan Dia sebagai mitra dagang,dan bukan kekasih &uminta Dia membalas?perlakuan baikku? Dan menolak keputusan%Nya yang tak sesuai keinginanku /usti, !adahal tiap hari kuucapkan,hidup dan matiku hanya untuk beribadah @&etika langit dan bumi bersatu,bencana dan keberuntungan sama saja? &0N"N/"N D"N &0S0!$"N 1leh) 4S. .endra .umah tua dan pagar batu Langit di desa saah dan bambu Berkenalan dengan sepi pada kejemuan disandarkan dirinya Jalanan berdebu tak berhati leat nasib menatapnya 'inta yang datang burung tak tergenggam Batang baja aktu lengang dari belakang menikam .umah tua dan pagar batu &enangan lama Dan sepi yang syahdu R#mp#n Alan&-Alan& 1leh) 4S. .endra 0ngkaulah perempuan terkasih, yang sejenak kulupakan, sayang &erna dalam sepi yang jahat tumbuh alang%alang di hatiku yang malang Di hatiku alang%alang menancapkan akar%akarnya yang gatal Serumpun alang%alang gelap, lembut dan nakal /elap dan bergoyang ia dan ia pun berbunga dosa 0ngkau tetap yang punya tapi alang%alang tumbuh di dada T"("N"N "tas ranjang batu tubuhnya panjang bukit barisan tanpa bulan kabur dan liat dengan mata sepikan terali Di lorong%lorong jantung matanya para pemuda bertangan merah serdadu%serdadu Belanda rebah Di mulutnya menetes leat mimpi darah di caan tembikar dijelmakan satu senyum barat di perut gunung C!ara pemuda bertangan merah adik lelaki neruskan dendamD Dini hari bernyanyi di luar dirinya "nak lonceng menggeliat enam kali di perut ibunya Mendadak dipejamkan matanya Sipir memutar kunci selnya dan berkata (e, pemberontak hari yang berikut bukan milikmu > Diseret di muka peleton algojo ia meludah tapi tak dikatakannya Semalam kucicip sudah betapa le8atnya madu darah. Dan tak pernah didengarnya enam pucuk senapan meletus bersama BERDIRI AKU Berdiri aku di senja senyap camar melayang menepis buih melayah bakau mengurai puncak berjulang datang ubur terkembang "ngin pulang menyejuk bumi menepuk teluk menghempas emas lari ke gunung memuncak sunyi berayun%alun di atas alas Benang raja mencelup hujung naik marak menyerak corak elang leka sayap tergulung di mabuk arna berarak%arak Dalam rupa maha sempurna rindu sendu mengharu kalbu ingin datang merasa sentosa mengecap hidup bertentu tuju. E "mir (am8ah D!a P!$!n&# !oyangku rata meminta sama semoga sekali aku diberi memetik kecapi, kecapi 2irdausi menampar rebana, rebana sarga !oyangku rata semua semata penabuh bunyian kerana suara suara sunyi suling keramat kini rebana di celah jariku tari tamparku membangkit rindu kucoba serentak genta genderang memuji kekasihku di mercu lagu "duh, kasihan hatiku sayang alahai hatiku tiada bahagia jari menari doa semata tapi hatiku bercabang dua. Han$a "at# Timbul niat dalam kalbumu* terban hujan, ungkai badai terendam karam runtuh ripuk tamanmu rampak Manusia kecil lintang pukang lari terbang jatuh duduk air naik tetap terus tumbang bungkar pokok purba Teriak riuhFredam terbelam dalam gagapFgempita guruh kilau kilat membelah gelap Lidah api menjulang tinggi Terapung naik jung bertudung tempat berteduh Nuh kekasihmu bebas lepas lelang lapang di tengah gelisah, sara sentosa
Bersemayam sempana di jemala gembala juriat jelita bapaku $brahim keturunan intan dua cahaya pancaran putera berlainan bonda. &ini kami bertikai pangkai di antara dua, mana mutiara jauhari ahli lalai menilai lengah langsung meleat abad "duh, kekasihku padaku semua tiada berguna hanya satu kutunggu hasrat merasa dikau dekat rapat serupa Musa di puncak Tursina. TENTANG KEMERDEKAAN Ka%$a ( T!t! S#da%t! Ba-'tia% &emerdekaan ialah tanah air dan laut semua muara janganlah takut kepadanya &emerdekaan ialah tanah air penyair dan pengembara janganlah takut padanya &emerdekaan ialah cinta salih yang mesra Baalah daku kepadanya GADIS PEMINTA-MINTA Karya :Toto Sudarto Bachtiar Setiap kali bertemu,gadis kecil berkaleng kecil Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka Tengadah padaku,pada bulan merah jambu Tapi kotaku jadi hilang,tanpa jia $ngin aku ikut,gadis kecil berkaleng kecil !ulang ke baah jembatan yang melulur sosok (idup dari kehidupan angan%angan yang gemerlapan /embira dari kemayaan riang Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral Melintas%lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau ha2al Jia begitu murni, terlalu murni #ntuk bisa membagi dukaku &alau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil Bulan di atas itu, tak ada yang punya Dan kotaku, ah kotaku (idupnya tak lagi punya tanda IBU KOTA SENJA 1leh ) Toto Sudarto Bachtiar !enghidupan sehari%hari, kehidupan sehari%hari "ntara kuli%kuli berdaki dan perempuan telanjang mandi Di sungai kesayangan, o, kota kekasih &lakson oto dan lonceng trem saing%menyaingi #dara menekan berat di atas jalan panjang berkelokan /edung%gedung dan kepala mengabur dalam senja Mengarungi dan layung%layung membara di langit barat daya 1, kota kekasih Tekankan aku pada pusat hatimu Di tengah%tengah kesibukanmu dan penderitaanmu "ku seperti mimpi, bulan putih di lautan aan belia Sumber%sumber yang murni terpendam Senantiasa diselaputi bumi keabuan Dan tangan serta kata menahan napas lepas bebas Menunggu aktu mengangkut maut "ku tiada tahu apa%apa, di luar yang sederhana Nyanyian%nyanyian kesenduan yang bercanda kesedihan Menunggu aktu keteduhan terlanggar di pintu dinihari Serta keabadian mimpi%mimpi manusia &lakson dan lonceng bunyi bergiliran Dalam penghidupan sehari%hari, kehidupan sehari%hari "ntara kuli%kuli yang kembali Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan Serta anak%anak berenangan tertaa tak berdosa Di baah bayangan samar istana kejang Layung%layung senja melambung hilang Dalam hitam malam menjulur tergesa Sumber%sumber murni menetap terpendam Senantiasa diselaputi bumi keabuan Serta senjata dan tangan menahan napas lepas bebas 1, kota kekasih setelah senja &ota kediamanku, kota kerinduanku
Pendekatan Bigbang Memiliki Potensi Membawa Perusahaan Menuju Garis Finish Daari Implementasi Yang Telah Selesai Denngan Sedikit Waktu Dan Biaya Yg Kurang
Pendekatan Bigbang Memiliki Potensi Membawa Perusahaan Menuju Garis Finish Daari Implementasi Yang Telah Selesai Denngan Sedikit Waktu Dan Biaya Yg Kurang