Beliau memiliki julukan sebagai “Si Binatang Jalang”. Beliau menekuni dunia
sastra, hingga tercipta sebanyak 96 karya, termasuk 70 puisi. Puisi
pertamanya dipublikasi pada tahun 1942, 2 tahun setelah beliau pindah dari
Medan ke Jakarta.
Banyak berbagai tema karya sastra puisi yang beliau tulis, di antaranya
menyangkut pemberontakan, kematian, individualisme, eksistensialisme, dan
multi-intepretasi.
Ah..!!!
DOA
Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Tuhanku
Aku hilang bentuk remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu Mu aku bisa mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
Maju
Serbu
Serang
Terjang
Sepi
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertampik
Ini sepi terus ada. Dan menanti
Puisi Chairil Anwar ‘Senja di Pelabuhan Kecil’
SENJA DI PELABUHAN KECIL
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali.
Kapal, perahu tiada berlaut
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Jadi
Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan
Tembus jelajah dunia ini dan balikkan
Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu
Pilih kuda yang paling liar, pacu laju
Jangan tembatkan pada siang dan malam
Dan
Hancurkan lagi apa yang kau perbuat
Hilang sonder pusaka, sonder kerabat
Tidak minta ampun atas segala dosa
Tidak memberi pamit siapa saja
Jadi
Mari kita putuskan sekali lagi
Ajal yang menarik kita, kan merasa angkasa sepi
Sekali lagi kawan, sebaris lagi
Tikamkan pedangmu hingga ke hulu
Pada siapa yang mengairi kemurnian madu..!!
Beta Pattirajawane
Kikisan laut
Berdarah laut
Beta Pattirajawane
Ketika lahir dibawakan
Datu dayung sampan
Beta Pattirajawane
Yang dijaga datu-datu
Cuma satu