Masih berbicara mengenai puisi, kalau yang sebelumnya itu ada puisi persahabatan dan puisi
cinta. Nah, sekarang ini kami akan mengulas dan memberikan sebuah kumpulan puisi karya
Sang Penyair Legendaris Indonesia.
Tebak coba sob siapa..?! tik..tok..tik.tok..tik..tok.. Yap betul Sob! Beliau adalah Chairil
Anwar, seorang penyair tersohor di bumi Nusantara ini. Puluhan karyanya selalu mendapat
apresiasi yang baik dari pembaca dan masyarakat.
Sebelum kamu menyimak kumpulan puisi-puisi karya beliau, ada baiknya kita mengenal
lebih dahulu sosok Chairil Anwar itu seperti apa. Langsung aja simak sob, CEKIDOT..!!
Beliau memiliki julukan sebagai “Si Binatang Jalang”. Beliau menekuni dunia sastra, hingga
tercipta sebanyak 96 karya, termasuk 70 puisi. Puisi pertamanya dipublikasi pada tahun 1942,
2 tahun setelah beliau pindah dari Medan ke Jakarta.
Banyak berbagai tema karya sastra puisi yang beliau tulis, di antaranya menyangkut
pemberontakan, kematian, individualisme, eksistensialisme, dan multi-intepretasi.
AKU
AKU BERKACA
DIPONEGORO
DOA
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Tuhanku
Aku hilang bentuk remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu Mu aku bisa mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
KRAWANG-BEKASI
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
Tidak bisa teriak ‘Merdeka’ dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan mendegap hati?
MAJU
Bagimu negeri
Menyediakan api
HAMPA
Sepi
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertampik
Ini sepi terus ada. Dan menanti
KEPADA KAWAN
Jadi
Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan
Tembus jelajah dunia ini dan balikkan
Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu
Pilih kuda yang paling liar, pacu laju
Jangan tembatkan pada siang dan malam
Dan
Hancurkan lagi apa yang kau perbuat
Hilang sonder pusaka, sonder kerabat
Tidak minta ampun atas segala dosa
Tidak memberi pamit siapa saja
Jadi
Mari kita putuskan sekali lagi
Ajal yang menarik kita, kan merasa angkasa sepi
Sekali lagi kawan, sebaris lagi
Tikamkan pedangmu hingga ke hulu
Pada siapa yang mengairi kemurnian madu..!!
Beta Pattirajawane
Kikisan laut
Berdarah laut
Beta Pattirajawane
Ketika lahir dibawakan
Datu dayung sampan
Mari menari!
Mari beria!
Mari berlupa!
Beta Pattirajawane
Yang dijaga datu-datu
Cuma satu
SEBUAH KAMAR
RUMAHKU
SAJAK PUTIH