Anda di halaman 1dari 62

EKONOMI KESEHATAN (DASAR AKUNTANSI KESEHATAN)

PERTEMUAN I

GAMBARAN UMUM AKUNTANSI

1. DEFINISI

Akuntansi adalah Proses pengenalan, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi guna
memungkinkan melakukan penilaian dan pengambilan keputusan oleh para pengambil keputusan.

Proses:
Pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, peringkasan dan penyajian transaksi keuangan dengan
cara tertentu dari sebuah entitas.
Fungsi: Menghasilkan Laporan Keuangan

2. Manfaat Informasi Akuntansi;

1. Manajemen : Mengetahui tingkat perkembangan perusahaan


2. Kreditur: Mengetahui kemampuan mengembalikan pinjaman
3. Fiskus : Sebagai dasar informasi pemungutan pajak
4. Karyawan: berkepentingan dengan Kesejahteraan karyawan

3. Prinsip-Prinsip Akuntansi

a. Konsep Entitas (Kesatuan Usaha); Kesatuan Usaha Akuntansi adalah organisasi atau kesatuan
usaha yang terpisah secara jelas dari pemiliknya.
b. Prinsip Objektivitas;Laporan akuntansi harus berdasarkan data yang dapat dipercaya (data
terdokumentasi dengan baik dan objektif)
c. Prinsip Cost (biaya); Harta atau jasa yang dibeli harus dicatat atas dasar biaya yang sesungguhnya
dikeluarkan.

4. Lapangan khusus Akuntansi

 Akuntansi Keuangan
 Pemeriksaan Keuangan
 Akuntansi Biaya
 Akuntansi Manajemen
 Akuntansi perpajakan
 Sistem Akuntansi
 Akuntansi Anggaran
 Akuntansi pemerintahan
 Akuntansi kemasyarakatan

4. Perbedaan Akuntansi dan Tata Buku


Tata Buku : Menekankan sistem pencatatan
Akuntansi : Perencanaan Pencatatan dan Analisa hasil Pencatatan

5. Arti, Jenis dan Kegiatan Perusahan


a. Perusahaan jasa (Menjual pelayanan /tidak berwujud fisik):
 Jasa Konsultan dan Profesi, misal: konsultan bangunan, akuntan, dokter, pengacara, klinik
bersalin, dll
 Jasa hiburan: Bioskop, taman hiburan, bilyar.
 Jasa keahlian pribadi: Salon kecantikan, tukang cukur, penjahit, studio foto.
 Jasa Angkutan: Perusahaan penerbangan, kereta api, taksi dan biro perjalanan.
 Jasa penginapan: hotel, losmen, asrama, motel
 Jas komunikasi: Perusahaan telepon, radio dan televisi swasta.
 Jasa Pertanggungan dan keuangan:bank,asuransi, pegadaian, simpan pinjam.

b. Perusahaan dagang (membeli dan menjual tanpa merubah bentuk):


 Supermarket, Toko, distributor, pedagang hasil bumi, toko buku, dll.

c. Perusahaan Industri (Mengolah bahan baku menjadi barang lain yang mempunyai manfaat lebih
tinggi):
 Pabrik tekstil, kertas, kerajinan sepatu dan tas, dll.

1. Bentuk Perusahaan
 Perusahaan Perseorangan: Dimiliki dan dikelola oleh satu orang.
 Persekutuan: paling sedikit Dua orang bergabung menjalankan usaha dengan kedudukan sama
 Persekutuan komanditer: sama dengan persekutuan/firma tetapi kedudukan diantara persero
berbeda.
 Perseroan: perusahaan yang modalnya terbentuk atas saham.
 Koperasi: Bentuk kerja sama dalam usaha yang dimiliki anggota dan untuk kesejahteraan anggota.
PERTEMUAN II

SIFAT DAN RUANG LINGKUP ORGANISASI KESEHATAN

PENDAHULUAN
Dasar dari diadakannya program pelayanan kesehatan adalah pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 dan Undang-Undang turunannya misalnya undang-undang No 9 tahun 1990 tentang pokok-
pokok kesehatan, yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Visi Kementerian Kesehatan tahun 2005-2010 adalah
”Indonesia Sehat Tahun 2010” dengan misi:

1. Mengerakan pembangunan berwawasan kesehatan


2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan
terjangkau
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya

Sejak pergantian menteri dari Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.J kepada Dr. dr. Endang Rahayu
Sedyaningsih, MPH tahun 2009, maka visi kementerian kesehatan pun berubah menjadi
”Mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan”.

PEMAHAMAN DAN RUANG LINGKUP ORGANISASI KESEHATAN


1. Harus dipahami bahwa tugas dan fungsi organisasi pelayanan kesehatan adalah menjadi salah satu
agent of public service bagi sebuah masyarakat, dengan ruang lingkup sebagaimana organisasi
pada umumnya yakni memiliki tujuan, sasaran, program, dan agenda kegiatan untuk masyarakat
yang akan dilayaninya.
2. Pengelolaan organisasi kesehatan sangat berkaitan erat dengan perencanaan, penganggaran, dan
pelaksanaan seluruh kegiatan di dalam organisasi tersebut termasuk dengan
pertanggungjawabannya.

SIFAT ORGANISASI KESEHATAN DARI ASPEK AKUNTANSI


”Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi
ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka
pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan (American Accounting
Association, 1966).

Mengapa akuntansi diperlukan untuk organisasi kesehatan?


1. Karena peran akuntansi sebagai penyedia informasi kuantitatif
2. Karena Globalisasi perekonomian dunia menyebabkan perkembangan dunia usaha sehingga
memerlukan transfaransi informasi

Organisasi kesehatan memiliki karakter sebagai lembaga pelayanan publik di bidang kesehatan
yang berada di bawah naungan pemerintah atau swasta yang melayani pemeriksaan, penanganan,
dan pemeliharaan kesehatan anggota masyarakat dengan berbasis nilai, tergantung pada organisasi
yang menaunginya, dan bersifat sukarela.

Parameter ukuran keberhasilan organisasi kesehatan meliputi; jumlah alokasi dana yang diperoleh,
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, jumlah orang yang dilayani, dan biaya overhead yang
mampu diminimalisir. Organisasi kesehatan harus mampu menghitung biaya ekonomi dan biaya
sosial, hal ini menyebabkan akuntansi diterima sebagai ilmu yang dibutuhkan untuk mengelola
urusan kesehatan. Dengan demikian sifat organisasi kesehatan dari aspek akuntansi berkaitan
dengan :
1. Tujuan organisasi; peningkatan status kesehatan masyarakat secara mandiri, terpadu, dan berdaya
saing dalam lingkungan yang kondusif dan sehat
2. Sumber Pembiayaan; anggaran pemerintah, iuran masyarakat pengguna jasa, alokasi dana
yayasan/pemilik/sumbangan.
3. Pertanggungjawaban; organisasi kesehatan bertanggungjawab pada badan yang menaunginya.
4. Sistem Akuntansi; akuntansi dipengaruhi oleh mekanisme diagnosis related group (DRG) dan
kekuatan persaingan (mengacu pada perawatan terkelola).

TUJUAN AKUNTANSI PADA ORGANISASI KESEHATAN:


1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola organisasi secara tepat, efesien, dan
ekonomis menyangkut kegiatan dan alokasi sumber daya yang dipercayakan ke organisasi
(pengendalian pengelolaan).
2. Memberikan informasi yang memungkinkan pengelola organisasi untuk melaporkan pelaksanaan
tangung jawab pengelolaan secara tepat dan efektif beserta penggunaan sumber daya yang menjadi
wewenangnya kepada publik atau lembaga yang menaunginya (akuntabilitas)

MANFAAT AKUNTANSI PADA ORGANISASI KESEHATAN:


1. Pedoman pengambilan keputusan terutama alokasi sumber daya, penentuan biaya program,
penentuan tarif layanan, biaya standar pelayanan.
2. Membantu pemilihan dan pengikatan kegiatan pelayanan yang efektif serta efesien
Contoh Neraca Sebuah Rumah Sakit dengan alokasi Sumber Daya yang membahayakan struktur
modal dan struktur keuangan

Dalam .000
Aktiva Passiva
Kas 1,000 Hutang Lancar 20,000
Piutang 3,000 Hutang Jangka Panjang 70,000
Persediaan 5,000
Total Aktiva Lancar 9,000 Total Hutang 90,000

Tanah 80,000 Modal Saham 50,000


Gedung 50,000 Laba Ditahan 21,000
Peralatan dan Mesin 30,000
(Akumulasi Penyusutan) (8,000)
Total Aktiva Tetap 152,000 Total Modal Sendiri 71,000
Total Aktiva 161,000 Total Passiva 161,000

Analisis:
Rasio Lancar = (Total Aktiva Lancar/Total Hutang Lancar) x100%
= (9.000.000/20.000.000) x 100%
=
Rasio lancar yang aman = minimal 100%, maximal 200%.

Struktur Modal = (Hutang Jangka Panjang/ Total Modal Sendiri) x 100%


Struktur Keuangan = (Total Hutang / Total Modal Sendiri) x 100 %
Rasio yang aman = jumlah total hutang tidak melebihi 50% dari total modal sendiri

Rasio Solvabilitas = (Total Aktiva/total hutang) x 100%


Rasio lancar yang aman = minimal 100%

UNDANG-UNDANG KESEHATAN:
Undang-undang kesehtan No 23 tahun 1992 menggambarkan:
1. Cita-cita bangsa Indonesia; pembukaan UUD 1945
2. Pembangunan kesehatan; pencapaian keasadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap penduduk agar derajat kesehatan yang optimal tercapai.
3. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan; peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
4. Peran serta aktif masyarakat dan swasta; mitra pemerintah
5. Pengaturan untuk melindungi pemberi dan penerima layanan kesehatan
6. Perangkat hukum kesehatan yang dinamis

UNDANG-UNDANG PRAKTEK KEDOKTERAN;


Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang UU kedokteran meliputi:
1. Tujuan praktek kedokteran; ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, dan
keselamatan pasien.
2. Pembentukan konsil kedokteran dan kedokteran gigi
3. Registrasi dokter dan dokter gigi
4. Penyusunan, penetapan, dan pengesahan standar pendidikan profesi dokter dan doketer gigi

5. Penyelenggaraan praktek kedokteran


6. Pembentukan mjelis kehormatan disiplin kedokteran Indonesia
7. Pembinaan dan pengawasan praktek keokteran
8. Pengaturan ketentuan pidana

Undang-Udang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN)


Asumsi yang mandasari:
1. Setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak
2. Memberikan jaminan sosial nasional yang menyeluruh

Prinsip jaminan sosial nasional :


1. Kegotongroyongan
2. Nirlaba
3. Keterbukaan
4. Kehati-hatian
5. Akuntailitas
6. Portabilitas
7. Kepesertaan bersifat wajib
8. Dana amanat
9. Hasil pengelolaan dana jaminan sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program
dan kepentingan peserta

Badan Penyelenggara Jamianan sosial sejak berlakunya Undang-undang ini:


1. PT. JAMSOSTEK
2. PT. TASPEN
3. PT. ASABRI
4. PT. ASKES

Hal-hal yang terkait dengan kepesertaan jaminan sosial:


1. Setiap peserta wajb membayar iuran (berdasarkan persentase upah atau nominal tertentu)
2. Setiap pemberi kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya dan menyetorkan ke badan
penyelenggara jaminan sosial secara berkala
3. Besarnya iuran ditetapkan secara berkala dan disesuaikan dengan perkembangan sosial,
ekonomi,dan kebutuhan dasar hidup yang layak
4. Iuran program jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang tidak mampu dibayar pemerintah
5. Pada tahap pertama, iuran dibayar oleh pemerintah untuk program jaminan kesehatan
6. Ketentuan lebih lanjut diatur oleh peraturan pemerintah

Program jaminan sosial meliputi:


Jaminan kesehaan, Jaminan kecelakaan kerja, Jaminan hari tua, Jaminan pensiun, dan Jaminan
kematian

Soal Latihan:

1. Jelaskan Ruang lingkup Organisasi kesehatan


2. Jelaskan Sifat Organsiasi Kesehatan dari Aspek Akuntansi
3. Jelaskan Sumber Pembiayaan Program Kesehatan
PERTEMUAN III
ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN

PENGERTIAN
Organisasi Pelayanan kesehatan yang dimaksud disini adalah suatu lembaga atau institusi yang
berbadan hukum, yang kegiatan operasionalnya adalah memberikan pelayanan kesehatan maupun
memproduksi obat.

PARA PELAKU PELAYANAN KESEHATAN


Dalam PP No. 32 tahun 1996 pada Bab I, Pasal 1, ayat 1; ”Tenaga kesehatan adalah setiap orang
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan jenis tertentu di bidang kesehatan; sehingga orang tersebut memiliki
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan”

Dokter
Dokter adalah orang yang bertugas menyembuhkan orang-orang yang sakit dengan kemampuan
khusus dan memiliki gelar dalam bidang kedokteran. Dan berprofesi sebagai pelayan kesehatan
(health care provider).
Pengelompokkan dokter secara umum:
a. Dokter Umum – memeriksa segala jenis penyakit secara umum
b. Dokter spesialis – mempunyai keahlian dalam bidang medis secara spesifik
c. Dokter Bedah – mempunyai keahlian khusus dalam bidang bedah
d. Dokter Gigi – Mempunyai keahlian khusus dalam bidang gigi

Contoh gelar dokter spesialis di Indonesia:


Sp.A – Spesialis Anak
Sp.An- Spesialias Anastesi
Sp.And – Spesialias Andrologi
Sp.B- Spesialias Bedah
Sp.B KBD –Spesialis bedah bagian pencernaan
Sp.B.Onk –Spesialis bedah onkologi
Sp. BA- Spesialis Bedah Anak
Sp.BO –Spesialis Bedah Orthopedi
Sp.BM- Spesialias Bedah Mulut
Sp.BP –Spesialis Bedah Plastik
Sp.BTKV-Spesialis Bedah Thoraks Kardio Vaskuler
dll

Perawat
Keperawatan adalah diagnosis penanganan respons manusia terhadap masalah kesehatan aktual
maupun potensial. Dalam dunia keperawatan modern respon manusia didefinisikan sebagai
pengalaman dan respons orang terhadap sehat dan sakit, dimana hal ini merupakan suatu fenomena
perhatian perawat.
Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin Nutrix yang berarti memelihara atau merawat. Menurut
Harleyy (1997) perawat adalah seseorang yang berperan dalam memelihara atau merawat,
membantu, dan melindungi seseorang dari sakit, injuri serta proses penuaan.

Perawat profesional menurut Depkes RI (2002) adalah perawat yang bertanggung jawab dan
berwenang untuk memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya.
Sampai dengan tahun 2008 tenaga perawat di Indonesia yang terdata di Departemen Kesehatan
adalah 40.268 orang (35.673 lulusan SPK, dan 4.595 lulusan D3).

Asuhan keperawatan
Adalah kegiatan profesional perawat yang dinamis kreatif, dan berlaku dalam rentang kehidupan
serta keadaan (Carpenito,1998), dengan tahapan: pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana,
implementasi, dan evaluasi.

Peran dan fungsi perawat


Fungsi perawat adalah melakukan pengkajian atas kondisi individu baik sehat maupun sakit,
dimana segala aktivitas yang dilakukan berguna untuk pemulihan kesehatan. Aktivitas ini
dikerjakan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dan dilakukan dengan berbagai cara untuk
mengembalikan kemandirian pasien secepat mugkin; yaitu dalam bentuk proses keperawatan yang
terdiri dari tahap pengkajian, identifikasi masalah (diagnosis keperawatan), perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.

Keperawatan merupakan profesi, menurut World Medical Association (1991) profesi perawat
yakni ”enhancing the quality of life and the health status of all people” dengan demikian profesi
perawat berperan besar meningkatkan kualitas hidup serta derajat kesehatan masyarakat secara
keseluruhan, sehingga dalam menjalankan profesinya perawat harus mengikuti kode etik
keperawatan.

Ahli Gizi (Nutrisionis)


Ahli gizi adalah seseorang yang diberi tugas, wewenang dan tanggungjawab penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayan gizi, makanan,
serta dietetik, baik di masyarakat maupun di rumah sakit dan unit pelaksana kesehatan lainnya,
dan berpendidikan dasar akademi gizi (Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 2003).

Dietesien adalah seorang nutrisionis yang telah mendalami pengetahuan dan keterampilan
dietetik, baik melalui lembaga pendidikan formal maupun pengalaman bekerja dengan masa kerja
minimal satu tahun, atau mendapat sertifikat dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) dan
bekerja di unit pelayanan yang menyelenggarakan terapi dietetik (Direktorat Gizi Depkes RI,
2003).

Tugas Pokok Nutrisonis:


1. Melaksanakan pelayanan di bidang gizi, makanan, dan dietetik yang meliputi pengamatan,
penyusunan program, pelaksanaan, penilaian gizi bagi perorangan, kelompok, dan masyarakat,
maupun di rumah sakit.
2. Pelayanan gizi meliputi mempersiapkan perangkat lunak pelayanan gizi, melaksanakan
pengamatan masalah gizi, menyiapkan penanggulangan masalah gizi, melaksanakan pelayanan
gizi, memantau pelaksanaan pelayanan gizi, dan melakukan evaluasi di bidang pelayanan gizi
Dengan demikian nutrisionis merupakan profesi sebagaimana profesi kesehatan lainnya yang
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan profesi yang terarah, terencana, terus menerus, dan
berjenjang dan memiliki kode etik profesi (Susman 1966).
Ahli Peralatan Kedokteran
Ahli peralatan kedokteran berperan membantu dokter dan perawat dalam memfungsikan alat-alat
kedokteran, baik dalam pengadaan, penggunaan, maupun pemeliharaan peralatan tersebut.

Manajemen
Manajemen adalah Pengelola Pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit, Puskesmas, Klinik
praktek dokter bersama, Praktek Bidan, Maupun Apotek. Manajemen pelayanan kesehatan harus
mampu menyesuaikan setiap sumber daya untuk menentukan kinerja organisasi pelayanan
kesehatan yang dikelolanya. Manajemen harus dapat terus menjalankan organisasi kesehatan yang
dipimpinnya dalam hal keuangan, efektif dalam biaya dan sensitif terhadap kebutuhan pasiennya
yang dipengaruhi oleh sikap pekerja, informasi yang efektif, sistem pemrosesan, penjadwalan,
koordinasi, dan komunikasi antar bagian.

RUMAH SAKIT
Sifat dan Karakteristik
Definisi:
Menurut WHO sebagaimana termuat dalam WHO Technical report series No. 122/1957:
”Rumah Sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan kesehatan paripurna, kuratif, dan preventif kepada masyarakat, serta
pelayanan rawat jalan yang diberikannya guna menjangkau keluarga di rumah. Rumah sakit juga
merupakan pusat pendidikan dan latihan tenaga kesehatan serta penelitian bio-medik”.

Fungsi utama rumah sakit: sebagai sarana pelyanan kesehatan maupun bagian mata rantai rujukan
pelayanan kesehatan.

Perkembangan rumah sakit:


Sejalan dengan kemajuan perkembangan ilmu serta teknologi kedokteran, rumah sakit telah
berkembang dari suatu lembaga kemanusiaan, keagamaan, dan sosial yang murni, menjadi
suatu lembaga yang lebih mengarah dan lebih berorientasi kepada ”bisnis”, terlebih setelah
para pemodal diperbolehkan untuk mendirikan rumah sakit di bawah badan hukum yang
bertujuan mencari laba (profit). Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang padat modal,
padat karya, padat ilmu pengetahuan serta teknologi, dimana untuk mencapai profesionalisme
yang tinggi memerlukan profesionalisme yang andal dalam hal pengelolaan lembaga bisnis yang
modern. Namun UU no. 32 tahun 1992 tentang kesehatan dalam BAB III, pasal 8 dan BAB VI
pasal 57 mewajibkan peran serta masyarakat dalam berbagai penyelenggaraan upaya kesehatan
untuk selalu memperhatikan fungsi sosialnya. Demikian pula Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia (PERSI) dalam Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI) menetapkan rumah sakit
sebagai ”unit sosio ekonomi” yang majemuk.

Sistem pengelompokan rumah sakit:


 Menurut Asosiasi Rumah Sakit Amerika/American Hospital Association (AHA), klasifikasi
rumah sakit terbagi menjadi rumah sakit pemerintah (komunitas), dan non pemerintah (non
komunitas)
 Menurut kepemilikan atau kontrol atas kebijakan dan cara operasional rumah sakit, menurut cara
ini rumah sakit terbagi menjadi: (1) RS pemerintah non federal, (2) rumah sakit non pemerintah
nirlaba, (3) rumah sakit yang dimiliki investor, (4) rumah sakit pemerintah daerah
 Menurut rata-rata lama tinggal, rumah sakit terbagi menjadi rumah sakit jangka pendek dan rumah
sakit jangka panjang. Menginap dikatakan singkat jika kurang dari 30 hari, tetapi jika rata-rata
tinggal lebih dari 30 hari dikatakan lama.
 Rumah sakit juga dikelompokan berdasarkan jumlah tempat tidur, misalnya: 6-24 TT, 25-49TT,
50-99TT, 100-199TT, 200-299TT, 300-399TT, 400-499TT, dan 500TT atau lebih.
 Rumah sakit juga dikelompokkan berdasarkan rumah sakit yang terakreditasi dan yang tidak.
 Rumah sakit juga dikelompokkan berdasarkan pendidikan dan non pendidikan

Tujuan Organisasi
Rumah sakit yang ideal adalah tempat dimana orang-orang yang sakit biasanya mencari dan
menerima perawatan, disamping memberikan pendidikan klinis kepada para mahasiswa
kedokteran, perawat, serta seluruh ahli kesehatan.

Modal
Modal rumah Sakit berasal dari APBN untuk Rumah Sakit Pusat atau APBD untuk rumah sakit
daerah. Sedangkan rumah sakit swasta modalnya berasal dari pemilik yang biasanya berbentuk
yayasan. Pembiayaan rumah sakit secara kontemporer sudah melibatkan peran serta perusahaan
asuransi dari swasta.

Pertanggungjawaban
Bukti laporan pertanggungjawaban rumah sakit adalah laporan akhir yang tediri dari laporan
alokasi dana, laporan pendapatan, dan laporan pengeluaran kepada pemerintah setempat.
Sedangkan rumah sakit swasta memberikan laporan akhir kepada yayasan/badan yang
menaunginya.

Etika Rumah Sakit


Etika rumah sakit adalah etika terapan atau etika praktis yaitu moralitas atau etika umum yang
diterapkan pada isu-isu praktis, seperti perlakuan terhadap etnis minoritas, keadilan untuk kaum
perempuan, penggunaan hewan untuk bahan makanan dan bahan penelitian, pelestarian
lingkungan hidup, aborsi, dan kewajiban bagi yang mampu untuk membantu yang tidak mampu.
Moralitas adalah sistem nilai atau konsensus sosial tentang penilaian baik buruknya motivasi,
perilaku, dan perbuatan tertentu.
Asas-Asas etika:
1. Beneficience (Kewajiban untuk berbuat baik);
2. Normal efecience (Kewajiban untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan orang lain);
3. Respect for person (menghormati manusia);
4. Justice (Keadilan)

Komponen etika Rumah Sakit terdiri dari etika administratif dan etika biomedis.
Contoh Isu-Isu etika administratif: Kepemimpinan manajemen di rumah sakit, privasi pasien,
persetujuan tindakan medis (informed consent).
Contoh Isu-Isu Bio medis atau bioetika; kegiatan rekayasa genetik, teknologi reproduksi,
eksperimen medis, donasi dan transpalasi organ tubuh, penggantian kelamin, kloning, malpraktek.
Bioetika menurut International Association of Bio Ethics adalah Studi tentang isu-isu etis, sosial,
hukum, serta isu-isu lain yang timbul dalam pelayanan kesehatan dan ilmu-ilmu biologi.
Malpraktek adalah istilah hukum yang berarti kesalahan dalam menjalankan profesi. Seorang
dokter dianggap melakukan malpraktek apabila ia tidak memeriksa, tidak membuat penilaian,
tidak melakukan tindakan, atau tidak menghindari tindakan tertentu, sedangkan dokter-dokter
yang baik, pada situasi yang sama, akan melakukan pemeriksaan, membuat penilaian, melakukan
tindakan, atau menghindari tindakan tertentu.
Etika di rumah sakit adalah etika institusi, dimana kewajiban dan tanggug jawab bersifat
institusional, sehingga jika ada malpraktek atau pelangaran etik di rumah sakit, maka eksekutif
puncak lah yang bertanggung jawab.

PELAYANAN RUMAH SAKIT


Untuk meningkatkan kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap, maka isu pelayanan rumah
sakit merupakan isu yang sangat penting. Pelayanan rumah sakit harus mampu menciptakan
kepuasan pasien yang dapat diperoleh dari; gedung rumah sakit yang megah dan bersih, peralatan
kedokteran yang canggih, tenaga yang terampil, dan pelayanan yang ramah, sopan, santun, gesit,
terampil, serta peduli dengan keluhan pasien.
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh manajmen rumah sakit untk menciptakan pelayanan yang
berkarakter:
1. Terhadap karyawan; melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berhubungan dengan
pembentukan karakter yang baik.
2. Terhadap pasien; pasien dapat mengetahui hak dan kewajibannya, peraturan mengenai hak dan
tanggungjawab pasien harus dipasang dan diumumkan ditempa-tempat yang mudah dibaca oleh
pasien.
3. Terhadap pihak manajemen sendiri: membuka diri terhadap setiap kritikan baik, dari karyawan
maupun pasien, senantiasa memperbaiki tingkat kesejahteraan karyawan, dan secara berkala
mengevaluasi dan memperbaiki kebijakannya.

SIKLUS AKTIVITAS RUMAH SAKIT


Sebuah rumah sakit mempunyai siklus aktivitas sebagai berikut:
1. Melakukan tindakan-tindakan medis seperti pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan kesehatan
masyarakat
2. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan tenaga medis, ahli dan paramedis, baik yang
diselenggarakan sendiri maupun bersama dengan instansi lainnya
3. Mengadakan dan melakukan penelitian
4. Melakukan koordinasi dengan rumah sakit cabang atau institusi lainnya
5. Melakuakan penyuluhan atau seminar kesehatan kepada masyarakat umum

PUSKESMAS
Sifat dan Karakteristik Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi kesehatan fungsional yang
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk pelayanan kesehatan dasar, dan melaksanakan pembinaan peran serta masyarakat
serta pengembangan upaya kesehatan yang mempunyai wilayah kerja tertentu, biasanya melayani
satu kecamatan, dan sebagian besar pengobatan yang diberikan bersifat umum.

Tujuan Organisasi
Memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terpadu, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat, melibatkan peran serta masyarakat, menggunakan hasil pengembangan ilmu
pengetahuan, serta teknologi tepat guna dengan biaya yang dapat dipikul pemerinth dan
masyarakat.

Modal
Puskesmas memerlukan biaya operasional untuk pengadaan persediaan obat/farmasi, imunisasi
dan kebutuhan medis lainnya. Biaya operasional ini diperoleh dari Pemerintah pusat yang
diserahkan pemeritah pusat kepada pemerintah daerah dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU),
juga mendapatkan dana dari APBD Kabupaten/Kota.

Pertanggungjawaban
Puskesmas bertanggungjawab kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan
melaporkan kegiatan usahanya melali SP2TP yakni Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas. SP2TP adalah pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga, dan pelayanan
kesehatan di Puskesmas. Khusus dalam pertanggungjawaban penerimaan dan pemakaian dana
Puskesmas mengikuti ketentuan PP no 24 tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintah.

Stuktur Organisasi Puskesmas


Puskesmas merupakan lembaga resmi pemerintah yang berada di bawah naungan Dinas Kesehatan
Kecamatan, pada umumnya memiliki sturktur organisasi sebagai berikut:
1. Kepala Puskesmas (dokter Umum)
2. Tata Usaha (Administrasi, Rencana terpadu, dan Keuangan)
3. Subsie perawatan dan pengobatan
4. Subsie KIA-KB (kesehatan ibu anak-Keluarga Berencana)
5. Subsie P2M (Pencegahan Penyakit Menular)
6. Subsie Kesehatan Lingkungan
7. Subsie Pendidikan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan Puskesmas
Puskesmas melayani pemeriksaan kesehatan, pengobatan penyakit, penyuluhan kesehatan dan
perawatan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat baik orang tua maupun anak-anak pada
tingkat kecamatan, pada tingkat desa diadakan puskesmas pembantu, poliklinik desa, atau
puskesmas keliling dengan biaya yang sangat terjangkau.

PRAKTEK DOKTER BERSAMA


Prakterk Dokter Bersama adalah suatu lembaga atau organisasi yang terdiri dari beberapa tenaga
kesehatan yang bekerjasama membuka praktek pelayanan kesehatan dalam satu atap, termasuk
pelayanan pemberian obat, konsultasi kesehatan, dan pelayanan pemeriksaan kesehatan.

Tujuan Organisasi
Menyelenggarakan usaha pelayanan kesehatan secara bersama antara para dokter/pihak/institusi
yang bergabung mendirikan praktek dokter bersama tersebut yang ditujukan untuk kepentingan
pasien dan pemilik/pendiri.

Modal
Modal poliklinik bersama berasal dari perorangan, institusi/lembaga, atau para dokter yang
bergabung membentuk klinik tersebut.

Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban diberikan oleh staf operasional/pengelola poliklinik dengan mengajukan
laporan kegiatan operasional selama periode akuntansi tertentu kepada pemilik poliklinik bersama
tersebut yang biasanya isinya merupakan data keuangan dan non keuangan meliputi sarana, tenaga,
dan pelayanan kesehatan yang telah diberikan.

Stuktur Organisasi
Biasanya struktur organisasi parktek dokter bersama sebagai berikut:
1. Pimpinan/Kepala Poliklinik
2. Bagia Keuangan
3. Bagian Administrasi
4. Bagian Operasional

Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang diberikan praktek dokter bersama: Konsultasi kesehatan, pemeriksaan
kesehatan, pemberian obat, penyuluhan kesehatan dan perawatan kesehatan

PRAKTEK DOKTER PERSEORANGAN


Sifat dan karakteristik Praktek dokter perseorangan
Praktek dokter perseorangan adalah jenis pelayanan kesehatan yang terdiri dari seorang dokter dan
atau didampingi beberapa tenaga kesehatan yang bekerja dalam pembukaan praktek pelayanan
kesehatan masyarakat, termasuk pelayanan konsultasi kesehatan dan pelayanan pemeriksaan
kesehatan.

Tujuan Organisasi, Modal, Pertanggungjawaban, Struktur Organisasi


Praktek dokter persorangan bertujuan melayani kesehatan masyarakat sekitar tempat praktek,
bersifat privat dan melayani kesehatan dengan kasus ringan dan tidak memerlukan
perawatan intensif. Modal praktek dokter perorangan bersifat tunggal dari dokter yang
bersangkutan, sehinga pertangungjawabannya adalah secara pribadi kepada dirinya sendiri dan
struktur organisasi sangat sederhana (tidak hirarkis)

APOTEK
Sifat dan Karakteristik Apotek
Apotek adalah usaha pelayanan kesehatan dalam hal penyaluran obat/farmasi kepada masyarakat
(PP No. 26 tahun 1965). Dalam dekade ini peranan apotek semakin besar seiring dengan
perkembangan jenis-jenis obat baru dan teknologi inovatif telah mengubah cara penyaluran,
penelusuran, dan pemberian obat yakni dengan sistem informasi apotek (teknologi software)
sehingga membantu apoteker dalam menyeleksi dan memantau pengaruh dari obat.
Tujuan Organisasi
Sesuai dengan keberadaannya tujuan apotek adalah memberikan pelayanan penyaluran
obat/farmasi kepada masyarakat sesuai resep dokter dan bertangung jawaa dalam hal keamanan,
keefektifan dan konsekuensi ekonomi dari obat yang digunakan dalam perawatan. Untuk
menjamin penyaluran obat maka apotik harus memiliki layanan:

a. Sumberdaya informasi untuk mendukung seleksi penggunaan obat


b. Usaha medapatkan obat
c. Penyimpanan dan distribusi obat
d. Penyediaan obat
e. Pemantauan bat
f. Pendidikan pasien
g. Tinjauan penggunanan obat

Modal dan Pertanggungjawaban


Modal apotek dapat berasal dari perseorangan atau dari perkongsian (usaha beberapa orang) dan
pertanggungajwaban dalam apotek dipengaruhi oleh keinginan si pemilik, laporan dari pengelola
apotek diterima pemilik selama periode akuntansi tertentu.

Struktur organisasi
Struktur organisasi apotek berbeda-beda disesuaikan dengan ukuran organisasinya dan keinginan
pemiliknya, karena apotek terdiri dari:
1. Apotek milik Individu tunggal
2. Apotek yang dimiliki beberapa orang
3. Apotik milik pemerintah
4. Apotik unit dari rumah sakit pemerintah atau swasta

Pelayanan Apotek
Pelayanan apotek meliputi:
1. Penyediaan obat tanpa resep
2. Penyediaan obat dengan resep dokter
3. Pemberina informasi mengenai obat

Siklus aktivitas Apotek


Pada dasarnya siklus aktivitas apotek tediri dari 3 bagian yakni transaksi, informasi dan laporan.
 Aktivitas transaksi meliputi Pergudangan (pembuatan purchase order, penerimaan barang, retur
barang,dan pembayaran), dan penjualan.
 Aktivitas informasi meliputi pendataan daftar barang, daftar pemasok, stok gudang utama,
penerimaan tugas, barang masuk, barang keluar, rekapitulasi transaksi penjualan.
 Aktivitas Laporan meliputi laporan order gudang berdasarkan barang dan pemasok, laporan
terima barang berdasarkan barang dan pemasok, laporan retur gudang berdasarkan barang dan
pemasok serta laporan penerimaan petugas.
Soal Latihan:
1. Jelaskan Apa yang dimaksud malpraktek
2. Berikan contoh kasus pelaksanaan manajemen organisasi pelayanan kesehatan dalam sistem
desentralisasi
3. Jelaskan contoh masalah etika di rumah sakit dan bagaimana menyelesaikannya
4. Jelaskan usaha yang dapat dilakukan oleh manajemen rumah sakit untuk menciptakan
pelayanan yang berkualitas/pelayanan yang berkarakter

PERTEMUAN IV
PENGANGGARAN ORGANISASI KESEHATAN

DEFINISI ANGGARAN
”A budget is the quantitive expression of a proposed plan of action by management for a future
time period and is an aid to the coordination and implementation of the plan (Horngren et al,
2000:178) dalam Bastian (2008:59).

Definisi di atas menjelaskan batasan mengenai apa yang dimaksud dengan anggaran. Anggaran
merupakan pernyatan-pernyataan kuantitatif dari sekumpulan rencana tindakan yang disusun
manajemen untuk masa yang akan datang dan merupakan alat bantu untuk mengkoordinasikan
dan mengimplementasikan rencana tersebut. Pernyataan kuantitaif tersebut biasanya dalam bentuk
perkiraan angka-angka atas penerimaan dan pengeluaran yang mungkin terjadi dalam satu atau
beberapa tahun ke depan.

PERENCANAAN PELAYANAN KESEHATAN


Perencanaan merupakan suatu proses penyusunan yang sistematis mengenai kegiatan yang perlu
dilakukan di masa yang akan datang untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi perencanaan mancakup aktivitas manajerial yang
menentukan sasaran dan alat untuk mencapai sasaran ersebut.
Faktor-faktor untuk perencanaan antara lain; (1) sasaran, (2) tindakan, (3) sumber daya yang
diperlukan, (4) implementasi.

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN ORGANISASI KESEHATAN


Perencanaan kesehatan yang memuat rencana program pelayanan disusun oleh suatu bagian yakni
bagian perencanaan dan program. Bagian perencanaan dan Program menyusun rencana pelayanan
kesehatan tersebut berdasarkan data yang dikumpulkan dari seluruh unit dalam organisasi
kesehatan yang bersangkutan. Pada rumah sakit pemerintah, biasanya bagian perencanaan dan
program membuat Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) setiap tahun bersamaan dengan
disusunnya Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga yang memuat seluruh program
pelayanan kesehatan yang akan dilaksanakan, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, serta starategi
untuk mencapai sasaran tersebut. Untuk dapat menysun RBA dengan baik, maka bagian
perencanaan dan program harus berkoordinasi dalam hal pengumpulan data dari unit-unit lainnya
yang ada di rumah sakit tersebut dan yang paling penting adalah koordinasi dengan direksi/top
manajemen dari rumah sakit tersebut.
PERENCANAAN ANGGARAN PROGRAM PELAYANAN ORGANISASI KESEHATAN
Dua tingkatan anggaran baik di organisasi kesehatan pemerintah maupun organisasi non profit
lainnya dalah;
1. Anggaran Legislatif (legislative budget) diajukan untuk pembiayaan. Anggaran ini tidak dapat
dikaitkan dengan tingkat pengembalian yang diperoleh nantinya. Anggaran legislatif ini dalam
rumah sakit pemerintah dikenal dengan istilah DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) yang
berisi daftar program pelayanan, sub program pelayanan, fungsi pelayanan, kegiatan pelayanan,
sub kegiatan pelayanan, dan jenis belanja kegiatan yang telah disahkan oleh Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR). Jumlah Anggaran yang tercantum dalam DIPA merupakan batas maksimal
anggaran, sehingga rumah sakit tidak diperkenankan mengeluarkan biaya yang melebihi angka
yang tercantum dalam DIPA tersebut.

2. Anggaran Manajemen (management budget) dipersiapkan setelah pengambil kebijakan (DPR)


memutuskan jumlah dana yang disediakan. Artinya, setelah DIPA disahkan, maka pihak
manajemen membuat suatu daftar plan of action (rencana pelaksanaan kegiatan) yang
mengalokasikan dana yang sudah tersedia tersebut pada kegiatan yang sesuai dan disesuaikan
dengan tahapan pelaksanaannya yang biasanya mengikuti pola triwulanan.

PERBEDAAN PENGANGGARAN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN NON


PROFIT DENGAN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN YANG BERORIENTASI
LABA
1. Struktur Biaya
Dalam entitas yang berorientasi laba, sebagian besar biaya dikeluarkan untuk membeli peralatan
yang disesuaikan dengan perencanaan. Sedangkan, dalam kebanyakan organisasi pelayanan
kesehatan non profit, dana tergantung pada pilihan prioritas atau terserah pada kebijakan
penguasa, dan jumlah yang dibelanjakan sangat beragam tergatung pada keputusan manajemen.
2. Fleksibilitas Pembelanjaan
Pada entitas yang berorientasi laba, anggaran merupakan pernyataan sementara dari perencanaan.
Anggaran tersebut dapat berubah seiring dengan perubahan kondisi, yakni perubahan volume
penjualan yang sering terjadi selama taun anggaran, sedangkan dalam entitas yang non profit
terutama rumah sakit pemerintah anggaran tersebut relatif stabil dan terprediksi, artinya perubahan
atau fluktuasi kunjungan pasien/permintaan/penerimaan tidak menyebabkan pola pengeluaran
berubah.

JENIS ANGGARAN PELAYANAN KESEHATAN


Biasanya ada tiga jenis anggaran yaitu:
(1) anggaran modal (capital budget); anggaran modal adalah anggaran yang terdaftar dan tergambar
dalam rencana penambahan modal/investasi. Anggaran ini berisi daftar proyek investasi yang
diajukan selama satu tahun yang akan datang terdiri dari belanja modal gedung, belanja modal
peralatan dan mesin (alat dan mesin medis dan non medis, alat pengolah data, kendaraan
operasional dan ambulance), belanja modal tanah, belanja modal fisik lainnya (Barang-barang
mebeleur dan atau perangkat lunak komputer).
(2) Anggaran kas (cash budget); merupakan anggaran yang telah tercatat dalam rencana penerimaan
dan pengeluaran kas. Kas menurut pengertiannya adalah semua mata uang baik kertas maupun
logam serta surat-surat berharga yang dapat digunakan segera untuk melakukan pembayaran setiap
saat.
Anggaran kas sangat terkait dengan komponen kas dari aktivitas operasi, investasi, dan
pembiayaan.
(a) Kas pada aktivitas operasi terdiri dari kas masuk dan kas keluar pada setiap aktivitas operasional
sebuah entitas, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. Kas masuk berasal
dari pemberian jasa pelayanan kesehatan, pendapatan operasional non kesehatan dan subsidi
negara (untuk rumah sakit pemerintah), sedangkan kas keluar berasal dari belanja operasional
sehari-hari tanpa biaya penyusutan.
(b) Kas pada aktivitas investasi terdiri dari kas masuk dan kas keluar pada setiap aktivitas investasi
sebuah entitas. Kas masuk berasal dari penjualan investasi jangka panjang dan penjualan aktiva
lainnya. Kas keluar berasal dari belanja pembangunan gedung atau pembelian alat-alat investasi
jangka panjang, misalnya pembelian CT scan atau mobil ambulance.
(c) Kas pada aktivitas pembiayaan terdiri dari kas masuk dan kas keluar. Aktivitas pembiayaan terdiri
dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Pengeluaran pembiayaan adalah
aktivitas pengeluaran kas saat ini yang hasilnya akan diterima di masa yang akan datang.
Penerimaan pembiayaan adalah penerimaan saat ini yang mengandung konsekuensi kewajiban
mengambalikan dana tersebut di masa yang akan datang. Contoh Kas masuk dari aktivitas
penerimaan pembiayaan; penerimaan pinjaman dan obligasi, contoh kas keluar dari aktivitas
pengeluaran pembiayaan; penyertaan modal.
(3) Anggaran pelaksanaan (operating budget) adalah anggaran yang telah tergambar dalam
perencanaan aktivitas pelaksanaan yang meliputi:
(a) Penerimaan (revenue)
(b) Pengeluaran (expenditure).
(c) Pengukuran hasil

Langkah-langkah dalam proses penganggaran pelaksanaan:


Pada prinsipnya proses penganggaran pelaksanaan tediri dari : (1) Penyebaran pedoman oleh top
manajemen pada manajer pelaksana, (2) persiapan perkiraan anggaran (pendekatan partisipasi) ,
(3) review perkiraan oleh bagian anggaran, (4) persetujuan anggaran.

Empat langkah operating budget tersebut berlaku untuk aktivitas penerimaan dan pengeluaran.

Review merupakan peninjauan kembali untuk perbaikan perkiraan anggaran yang diajukan
sehingga dapat diperbaiki sebelum disetujui, misalnya jika ada target pendapatan dari suatu
unit/instalasi yang terlalu rendah dari kemampuan sebenarnya. Review juga dapat dilakukan untuk
mengendalikan pengeluaran, jika ada usulan pengadaan barang/jasa yang tidak sesuai dengan
prioritas kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya atau mengendalikan kegiatan pengadaan
barang/jasa keperluan rumah sakit agar tidak melebihi batas maksimal pagu anggaran.

PERTEMUAN V

LAPORAN KEUANGAN KESEHATAN

Tujuan Dan Ruang Lingkup


Memberikan gambaran tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, dan arus kas
perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan dalam rangka membuat
keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber
daya yang dipercayakan kepadanya.
Secara rinci tujuan laporan keuangan adalah:
1. Pengambilan keputusan investasi dan kredit
2. Menilai prospek arus kas (operasional, investasi, dan pembiayaan)
3. Informasi atas sumber daya perusahaan, klaim atas sumber daya tersebut, serta perubahannya

Pengguna Laporan:
a. Pihak investor meliputi : pemegang efek ekuitas dan pemegang efek hutang
b. Pihak kreditor meliputi
1) Pemasok
2) Konsumen dan karyawan yang memiliki klaim atas perusahaan
3) Lembaga pemberi pinjaman
4) Pemberi pinjaman individual
5) Pemegang efek hutang

Dengan adanya pedoman ini, pemahaman dan daya banding laporan keuangan akan semakin
meningkat. Oleh karena itu keseragaman penyajian sebagaimanan diatur dalam pedoman ini tidak
menghalangi emiten atau perusahaan publik untuk memberikan informasi yang relevan bagi
pengguna laporan sesuai kondisi masing masing emiten atau perusahaan publik.

Acuan Penyusunan
Pemilihan acuan yang akan digunakan dalam penyusunan pedoman industri rumah sakit di
dasarkan pada acuan yang relevan pada industry rumah sakit. Acuan tersebut adalah :
a. Pengaturan badan pengawas pasar modal (Bapepam) yang berhubungan dengan akuntansi dan
laporan keuangan.
b. Kerangka dasar dan penyusunan penyajian laporan keuangan(PSAK dan IPSAK)
c. Standar-Satandar Akuntansi: IAS, SFAS, IPSAS,IFRS
d. Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan laporan keuangan.
e. Praktek-praktek akuntansi yang berlaku umum.

Lingkup pedoman
Pedoman ini dibuat untuk emiten atau perusahaan public yang aktivitas utamanya adalah rumah
sakit dengan asumsi bahwa perusahaan tersebut tidak mempunyai anak perusahaan yang
dikonsolidasikan.

Komponen Laporan Keuangan Kesehatan


1. Balance Sheet (Neraca)
2. Income Statement (Laporan Laba Rugi)
3. Retained Earning Position/Capital Statement (Laporan Perubahan Modal)
4. Informative Disclosure (Catatan Atas Laporan Keuangan)
5. Cash Flow (Laporan Arus Kas)
Klasifikasi Aktiva:
1. Aktiva Lancar (Current Assets), terdiri dari:
Kas (cash), Surat berharga (marketable securities), Wesel Tagih (Notes Receivable), Piutang
Dagang (Accounts Receivable), Persediaan Barang (Merchandise Inventory), Beban dibayar
dimuka (Prepaid Expense), dan Perlengkapan (Supplies).
2. Investasi/Penyertaan (Investment)
Investasi Saham, Obligasi, tanah dan lain-lain
3. Aktiva Tetap (Fixed Assets)
Tanah (Land), Gedung (Building/factory/plant), Mesin-mesin Produksi (Machinery), Kendaraan
(Vehicles), dan Peralatan (Equipment), Akumulasi Penyusutan (Accumulation Depreciation).
4. Aktiva tidak Berwujud (Intangible Assets)
Goodwill, Hak Paten, Hak Cipta, Merek dagang
5. Aktiva Lain-lain (Other Assets)
Aktiva yang diperoleh di luar operasi normal perusahaan, misalnya gedung yang diperoleh akibat
penyitaan karena perusahaan menang dalam perkara guguatan atas pihak ketiga.

Klasifikasi Kewajiban:

1. Kewajiban Lancar (Sort term Liabilities)

Hutang Dagang (Accounts Payable), Hutang Wesel (Notes Payable), Rekening yang masih harus
dibayar (Account Liabilities), Bagian Hutang Jangka Panjang yang Jatuh tempo

2. Kewajiban Jangka Panjang (Long term Liabilities)

Obligasi (Obligation/Bond), Hipotik (Mortgage Payable), Diskonto Obligasi (Discounted


Obligation).

Klasifikasi Modal:

1. Modal Saham (Capital Stock)

Saham Istimewa (Prefered Stock) dan Saham Biasa (Common Stock)

2. Agio Saham (Premium Stock)


3. Laba ditahan (Retained Earnings)

Klasifikasi Laporan Laba Rugi:

1. Pendapaatan (Revenue)

Pendapatan Operasional dan Pendapatan Non Operasional yang akan menambah modal
2. Beban (Expense)

Beban Harga Pokok (Operasional) dan Beban Non Operasional (Administrasi, Umum, dan
Pemasaran) yang akan mengurangi modal.

3. Laba Atau Rugi

Laba (Profit) adalah selisih lebih pendapatan di atas beban-beban, Sedangkan Rugi (Loss) adalah
sebaliknya.

PENGGUNAAN T ACCOUNT

T account (Rekening perkiraan bentuk T) adalah bentuk Ledger (buku besar) yang disederhanakan
ke dalam bentuk huruf T dimana disebelah kiri adalah debit dan disebelah kanan adalah kredit.
Mekanisme yang digunakan adalah sistem double entry (pencatatan berpasangan), artinya setiap
transaksi akan dicatat ke dalam 2 (dua ) perkiraan atau lebih dengan jumlah yang selamanya
sama/seimbang antara debit dan kredit sesuai dengan ketentuan didalam persaman dasar akuntansi.
Untuk menyusun T account harus dikuasai terlebih dahulu pengetahuan tentang posisi saldo
normal masing-masing rekening baik rekening- rekening di neraca maupun laporan laba rugi.

Jenis Perkiraan Penambahan Pengurangan Saldo Normal


Aktiva Debit Kredit Debit
Kewajiban Kredit Debit Kredit
Modal Kredit Debit Kredit
Penarikan Debit Kredit Debit
Deviden Debit Kredit Debit
Pendapatan Kredit Debit Kredit
Beban Debit Kredit Debit

Berikut ini adalah transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Juni 2007 di balai Pengobatan
”Bakti darma”:

1. Dr. Yahya menginvestasikan Rp 100.000.000 berupa kas ke dalam Balai Pengobatan Bakti
Darma.
2. Dibayar untuk 1 tahun sewa kantor Rp. 6.000.000
3. Dibayar Rp.60.000.000 untuk investasi peralatan medis
4. Dibeli peralatan kantor/non medis Rp.2.000.000 per kas.
5. Membeli peralatan kantor senilai Rp. 7.000.000 dari PT. Bahtera dibayar secara kredit
6. Dibeli Perlengkapan Kantor secara kredit dari Toko Trisakti Rp. 1.200.000
7. Dijual peralatan kantor yang tidak terpakai kepada Bahri &Co. Rp .2.000.000 per kas dan
Rp 100.000 kredit.
8. Diterima dari Bahri&Co. Rp. 100.000
9. Dibayar kepada PT. Bahtera Rp.3.500.000
10. Diterima pendapatan pemeriksaaan kesehatan 3 minggu pertama bulan Juni Rp.
17.000.000
11. Dibayar Gaji pegawai untuk 2 orang Rp. 1.200.000 untuk 2 minggu pertama bulan Juni
12. Diterima pendapatan pemeriksaan kesehatan 1 minggu terakhir bulan Juni Rp .1.500.000
13. Dr. Yahya mengambil Rp. 4.000.000 untuk kepentingan pribadi
14. Dibayar Gaji pegawai untuk 2 minggu terakhir Rp. 1.200.000
15. Membayar rekening Telepon bulan yang bersangkutan Rp. 400.000
16. Membayar biaya sevice rutin peralatan medis Rp1.500.000
17. Membayar biaya advertensi Rp 120.000

ASSETS = LIABILITIES + CAPITAL

KAS HUTANG USAHA MODAL, DR. YAHYA


1) 100.000.000 2) 6.000.000 9) 3.500.000 5) 7.000.000 1) 100.000.000
7) 2.000.000 3) 60.000.000 6) 6) 1.200.000
8) 100.000 4) 2.000.000 Jlh. 3.500.000 - 8.200.000 PENARIKAN, DR YAHYA
10) 17.000.000 9) 3.500.000 So. 4.700.000 13) 4.000.000
12) 1.500.000 11) 1.200.000
13) 4.000.000 PENDAPATAN JASA PEMERIKSAAN K
14) 1.200.000 10) 17.000.000
15) 400.000 12) 1.500.000
16) 1.500.000 Jlh. 18.500.000
17) 120.000 So. 18.500.000
Jlh 120.600.000 - 79.920.000
So. 40.680.000 BEBAN GAJI
11) 1.200.000
14) 1.200.000
PIUTANG USAHA Jlh. 2.400.000
7) 100.000 8) 100.000 So. 2.400.000
So. -
SEWA DIBAYAR DI MUKA BEBAN TELEPON
2) 6.000.000 15) 400.000

PERLENGKAPAN KANTOR BEBAN PEMELIHARAAN RUTIN


6) 1.200.000 16) 1.500.000

PERALATAN MEDIS BEBAN ADVERTENSI


3) 60.000.000 17) 120.000

PERALATAN KANTOR
4) 2.000.000 7) 2.100.000
5) 7.000.000
Jlh. 9.000.000 2.100.000
So. 6.900.000
Jlh. 114.780.000 Jlh. 4.700.000 Jlh. 110.080.000

PENYUSUNAN NERACA PERCOBAAN (TRIAL BALANCE)

Langkah-langkah Penyusunan Trial Balance:

a. Tetapkanlah saldo dari setiap perkiraan


b. Jumlahkanlah saldo debit
c. Jumlahkanlah saldo kredit
d. Bandingkanlah antara jumlah debit dan kredit, harus sama.

Jika jumlah debit dan kredit tidak seimbang, berarti terjadi kesalahan , karena:

a. salah pencatatan/pemasukan perkiraan


b. salah dalam menentukan saldo dalam setiap perkiraan
c. salah memindahkan angka dari perkiraan ke dalam trial balance
d. kekeliruan di dalam menjumlahkan angka-angka di kolom-kolo trial balance

Yang harus diwaspadai:


Sekalipun jumlah debit dan kredit di trial balance sudah sama hal itu tidak menjamin pencatatan
telah benar 100%. Kesalahan masih mungkin terjadi akibat kekurang telitian misalnya nilai Rp
4.000.000 yang seharusnya dicatat pada debit rekening penarikan pribadi malah dicatat sebagai
debit beban gaji.

BALAI PENGOBATAN BAKTI DARMA


NERACA PERCOBAAN
PER 30 JUNI 2008

DEBIT KREDIT
KAS 40.680.000
SEWA DIBAYAR DIMUKA 6.000.000
PERLENGKAPAN KANTOR 1.200.000
PERALATAN MEDIS 60.000.000
PERALATAN KANTOR 6.900.000
HUTANG USAHA 4.700.000
MODAL, DR YAHYA 100.000.000
PENARIKAN, DR. YAHYA 4.000.000
PENDAPATAN JASA PEMERIKSAAAN 18.500.000
BEBAN GAJI 2.400.000
BEBAN TELEPON 400.000
BEBAN PEMELIHARAAN RUTIN 1.500.000
BEBAN ADVERTENSI 120.000

JUMLAH 123.200.000 123.200.000

Soal-Soal:

1. Dr. Rahmat memulai usaha kliniknya yang diberi nama Klinik Mitra Sehat pada bulan
Maret 2007 dengan investasi berupa uang kas Rp. 80.000.000.
2. Membayar sewa gedung Rp. 12.000.000 untuk satu tahun
3. Membeli peralatan Medis senilai Rp160.000.000 yang dibayar tunai Rp 45.000.000 sisanya
berupa surat perjanjian kesanggupan membayar.
4. Dibeli perlatan kantor secara kredit Rp 1.800.000
5. Membayar beban telepon Rp 500.000
6. Diambil Uang tunai untuk kepentingan pribadi Rp. 3.000.000
7. Diterima pendapatan pemeriksaan kesehatan untuk setengah bulan pertama Rp. 16.500.000
8. Membayar gaji pegawai untuk 2 orang Rp. 1.500.000 untuk dua minggu pertama bulan
Maret
9. Dibayar per kas premi asuaransi peralatan medis untuk satu tahun Rp 1.500.000
10. Membayar hutang peralatan kantor Rp 1.200.000
11. Membeli perlengkapan Rp 600.000
12. Dierima pendapatan jasa pemeriksaan kesehatan untuk setangah bulan terakhir Rp
13.200.000
13. Membayar gaji pegawai untuk dua minggu terkahir bulan Maret Rp. 1.500.000
14. Dibayar rekening tagihan listrik dan Air PDAM Rp. 1.200.000
15. Membayar biaya service rutin peralatan medis Rp. 2.100.000
16. Diambil tunai oleh pemilik Rp 2.800.000 untuk kepentingan pribadi.

Diminta: Selesaikan transaksi-transaksi di atas ke dalam ledger T Account


PERTEMUAN VI
SIKLUS DAN ELEMEN LAPORAN KEUANGAN KESEHATAN

HUBUNGAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DAN PELAPORAN KEUANGAN


Organisasi pengelola kesehatan sedang mengalami tekanan untuk lebih efesien, maka mereka
memperhitungkan biaya ekonomi dan biaya sosial, sehingga akuntansi dapat diterima dengan
cepat sebagai ilmu yang dibutuhkan untuk pengelolaan kesehatan.

PENGERTIAN SIKLUS AKUNTANSI


Siklus akuntansi adalah sistematika pencatatan, peringkasan, dan pelaporan transaksi
keuangan yang terbagi menjadi beberapa pekerjaan selama periode berjalan, yaitu penjurnalan
transaksi, pemindahbukuan ke dalam buku besar, serta penyiapan laporan keuangan pada akhir
periode.

ALUR PROSES SIKLUS AKUNTANSI:


Tahap Pencatatan:
1. Kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran bukti transaski dan bukti pencatatan
2. Kegiatan pencatatan bukti transaksi ke dalam buku harian atau jurnal
3. Posting berdasarkan kelompok akun ke dalam buku besar

Tahap Peringkasan/Pengikhtisaran:
1. Penyusunan Neraca saldo Percobaan (Trial Balance) berdasarkan buku besar
2. Pembuatan ayat jurnal penyesuaian
3. Penyusunan kertas kerja atau neraca lajur
4. Pembuatan ayat jurnal penutup
5. Pembuatan neraca saldo setelah penutupan
6. Pembuatan ayat jurnal pembalik

Tahap Pelaporan:
1. Laporan surflus/defisit
2. Laporan arus kas
3. Neraca
4. Laporan perubahan ekuitas
5. Catatan atas laporan keuangan

Transaksi: pertemuan antara 2 belah pihak ( penjual dan pembeli) yang saling menguntungkan,
dapat diukur, menghasilkan bukti, dan mempengaruhi posisi keuangan badan usaha. Hal yang
dapat dicatat sebagai transaski:
1. Pembelian barang dagangan
2. Penjualan barang dagangan
3. Pembayaran sewa
4. Penerimaan uang kas

Bukti transaksi: Dokumen sumber yang menandai bahwa transaski yang sah telah terjadi.
Jurnal: alat untuk mencatat transaksi yang dilakukan organisasi kesehatan secara kronologis
dengan menunjukkan akun yang didebet dan dikredit beserta jumlahnya masing-masing. Jurnal
menganut asas double entry.
Buku Besar: suatu buku yang berisi kumpulan atau perkiraan yang telah dicatat dalam jurnal,
dengan maksud untuk memisahkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas.

Cara Melakukan posting:


1. Tanggal di jurnal dicatat kembali dalam buku besar
2. Nomor halaman jurnal dicatat sebagai referensi dalam buku besar
3. Nomor referensi di dalam jurnal dicatat sebagai judul akun dalam buku besar
4. Sisi debit jurnal pindah ke debit buku besar
5. Sisi kredit jurnal pindah ke kredit buku besar

Langkah-langkah dalam buku besar:


1. Memasukan saldo awal dari neraca periode sebelumnya
2. Memasukan setiap item dalam jurnal ke buku besar
3. Memasukan item jurnal penyesuaian ke dalam buku besar
4. Memasukan setiap item dalam jurnal penutup ke dalam buku besar

Kertas kerja: merupakan kolom-kolom yang digunakan dalam proses akuntansi keuangan manual,
dimana dalam kertas kerja neraca saldo berbentuk daftar akun beserta saldo yang menyertainya
pada suatu periode tertentu. Kertas kerja (worksheet) terdiri dari 10 kolom debit kredit untuk
neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca saldo setelah disesuaikan, laporan laba rugi dan neraca.

Elemen-Elemen Neraca:
1. Aktiva
2. Kewajiban
3. Ekuitas

Elemen-Elemen Laporan Laba Rugi


1. Pendapatan
2. Biaya
3. Surflus
4. Defisit

Elemen-elemen Laporan Arus Kas kesehatan:


1. Arus kas dari aktivitas operasi
2. Arus kas dari aktivitas investasi
3. Arus kas dar aktivitas pembiayaan

Alur Akuntansi Di Rumah Sakit


1. Pasien
2. Kasir/Bendahara
3. Transaksi, bukti, jurnal
4. Buku besar, buku besar pembantu
5. Neraca saldo, kertas kerja, penyesuaian, eleminasi
6. Neraca, surflus/defisit, perubahan ekuitas, laporan arus kas
7. Penutupan, neraca saldo setelah penutupan, pembalikan
PERTEMUAN VII

PERSAMAAN DAN LAPORAN AKUNTANSI

PERSAMAAN AKUNTANSI

Jika semua harta perusahaan dibiayai dari modal sendiri tanpa hutang, maka:

Assets = equities

Jika semua harta perusahaan dibiayai dari hutang dan modal, maka:

Assets = Liabilities + capital

TRANSAKSI-TRANSAKSI:
1. Dr. Abidin mendirikan Klinik Pratama Husada pada tanggal 1 April 2007 dengan modal Rp.
200.000.000,- yang disimpan dalam bentuk deposito di bank Danamon.
2. Klinik Pratama Husada membeli peralatan medis dan non medis dengan tunai seharga Rp.
120.000.000,-.
3. Klinik Pratama Husada membeli perlengkapan kantor senilai Rp 2.000.000,- dengan perjanjian
pembayaran dilaksanakan pada bulan berikutnya.
4. Sebagian hutang tersebut dibayar dengan jumlah Rp. 1.200.000,-
5. Selama bulan April tersebut Klinik Pratama Husada menerima pendapatan jasa pemeriksaan
kesehatan sejumlah Rp. 16.500.000,- secara tunai
6. Berbagai macam beban yang dikeluarkan perusahaan selama bulan tersebut antara lain:
Gaji dan Upah Rp. 5.400.000,-
Listrik dan air 1.600.000 ,-
Telepon 500.000,-

7. Diketahui nilai perlengkapan pada akhir bulan tinggal Rp 900.000,-.


8. Ditaksir penyusutan peralatan Medis dan Non medis pada bulan tersebut Rp. 2.000.000,-
9. Pada Akhir bulan Dr. Abidin mengambil uang dari kas Klinik Pratama Husada sebesar Rp.
1.500.000,- untuk kepentingan Pribadinya.

Keterangan:
Asset = harta perusahaan/investasi milik perusahaan
Libilities = Kewajiban/Hutang
Equities = capital/modal sendiri
Beban = pengorbanan atas barang/jasa yang diarahkan untuk menjalankan perusahaan
Depresiasi = penyusutan
Akumulasi Depresiasi = jumlah penyusutan
Peralatan = harta yang berumur lebih dari satu tahun
Perlengkapan = harta yang berumur kurang dari satu tahun
Prive = Withdrawals/pengambilan sebagian laba untuk kepentingan pribadi pemilik perusahaan
perseorangan/non badan hukum

JENIS-JENIS LAPORAN AKUNTANSI:


1. Neraca/Balance Sheet : Suatu daftar yang berisi ringkasan harta, kewajiban dan modal suatu
perusahaan yang biasanya ditutup pada hari terakhir setiap bulan
2. Laporan Laba Rugi /Income Statement : Laporan yang bersisi ringkasan pendapatan dan biaya
dari suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu
3. Laporan Perubahan Modal/Capital Statement : Laporan yang berisi ringkasan perubahan modal
suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu.

PERSAMAAN AKUNTANSI UNTUK TRANSAKSI-TRANSAKSI DI KLINIK


PRATAMA HUSADA
Dalam.000
No.
Transaksi Assets = Liabilities Capital
Hutang
Akumulasi
Kas Perlengkapan Peralatan Jangka Dr. Abidin, Modal
Depresiasi
Pendek

1 200.000 200.000
2 (120.000) 120.000
Bal. 80.000 120.000 200.000
3 2.000 2.000
Bal. 80.000 2.000 120.000 2.000 200.000
4 (1.200) (1.200)
Bal. 78.800 2.000 120.000 800 200.000
5 16.500 16.500
Bal. 95.300 2.000 120.000 800 216.500
6 (7.500) (7.500)
Bal. 87.800 2.000 120.000 800 209.000
7 (1.100) (1.100 )
Bal. 87.800 900 120.000 800 207.900
8 (2.000) (2.000)
Bal. 87.800 900 120.000 (2.000) 800 205.900
9 (1.500) (1.500)
Bal. 86.300 900 120.000 (2.000) 800 204.400

CARA PENYAJIAN LAPORAN NERACA:


1. Laporan bentuk report form/stafel: kewajiban dan modal diletakan di bawah harta (bentuk ini lebih
umum dipakai oleh peruahaan).
2. Laporan bentuk Rekening/Account form/Skontro: harta di sebelah kiri sedangkan kewajiban dan
modal disebelah kanan.

CONTOH:

”Klinik Pratama Husada”


Neraca
Per 30 April 2007

Harta
Kas Rp. 86.300.000
Perlengkapan 900.000
Peralatan 120.000.000
Dikurangi: Akumulasi Depresiasi (2.000.000)

Total Harta 205.200.000

Kewajiban
Hutang Jangka Pendek Rp. 800.000
Modal
Dr. Abidin, Modal 204.400.000
Total Kewajiban dan Modal 205.200.000

”Klinik Pratama Husada”


Laporan Laba Rugi
Per 30 April 2007

Pendapatan Jasa Rp. 16.500.000


Biaya Operasional:
Beban Gaji dan Upah 5.400.000
Beban Listrik dan Air 1.600.000
Beban Telepon 500.000
Beban Depresiasi 2.000.000
Beban Perlengkapan 1.100.000
Total Biaya Operasional 10.600.000

Laba Bersih 5.900.000


”Klinik Pratama Husada”
Laporan Perubahan Modal
Per 30 April 2007

Modal, 1 April 2007 Rp.200.000.000


Laba Bersih Bulan April 2007 5.900.000
Dikurangi: Prive 1.500.000
Penambahan Modal 4.400.000
Modal, 30 April 2007 204.400.000

Soal Latihan :
Pada tanggal 1 Oktober 2007 Dr. Taufik mendirikan Klinik Mulia Husada. Transaksi yang terjadi
selama bulan Oktober 2007 adalah sebagai berikut:
1. Memulai usaha dengan mendepositokan uang ke bank BRI sebesar Rp. 150.000.000,-
2. Membayar Beban Listrik dan Air Rp. 3.000.000,-
3. Membeli peralatan berupa meja tulis, kursi, lemari arsip dan perlatan medis seharga Rp.
15.000.000,- . Dari jumlah tersebut RP. 10.000.000,- dibayar tunai dan sisanya dengan kredit.
4. Membeli perlengkapan berupa pensil, kertas HVS, dan lain-lain senilai Rp. 700.000,- secara tunai
5. Diterima pendapatan jasa senilai Rp. 10.500.000,-
6. Membayar hutang kepada kreditur Rp. 3.000.000,-
7. Membayar beban Telepon Rp. 1.000.000,-
8. Dr. Taufik mengambil prive senilai Rp. 2.400.000,-
9. Penyusutan Peralatan ditaksir Rp 500.000,-
10. Setelah dilakukan Inventarisir perlengkapan diketahui beban perlengkapan yang terpakai Rp
300.000,-

Pertanyaan:
1. Catat Transaksi di atas dan tentukan saldonya dengan judul kolom sebagai berikut:

Assets = Liabilities + Capital


Kas+Perlengkapan + Peralatan- Akum.Depr. = Hutang Jk. Pendek + Dr. Taufik, Modal

2. Buatlah Neraca, Laporan Laba rugi, dan Perubahan Modal per 31 Oktober 2007.

PERTEMUAN DELAPAN
JURNAL UMUM DAN POSTING

MENGAPA PERLU JURNAL?


Apabila transaksi-transaksi langsung dicatat dalam ledger, mungkin akan terjadi kesalahan berupa
mencatat dalam ledger yang salah atau mencatat kedalam ledger yang benar tetapi letak debit atau
kreditnya salah. Oleh karenanya, maka harus dibuat Book of original Entry (buku pencatatan asli)
atau jurnal.
Langkah Melakukan penjurnalan setiap transaksi:
1. Tentukan apakah transaksi itu mempengaruhi aktiva, kewajiban, modal, pendapatan atau beban.
2. Tentukan apakah transaksi itu merupakan penambahan atau pengurangan
3. Tentukan apakah dicatat sebelah debit atau kredit.

POSTING
Adalah kegiatan atau prosedur pemindahan ayat-ayat jurnal ke dalam
ledger/rekening/akun/perkiraan/buku besar. Posting dilakukan berurutan sesuai dengan peristiwa
terjadinya transaksi. Setiap rekening dalam buku besar disusun berdasarkan nomor akunnya.

Langkah-langkah Posting:

1. Catat tanggal yang ada dalam jurnal


2. Pindahkan jumlah debit dalam ayat jurnal ke sisi debit buku besar rekening yang
bersangkutan
3. Pindahkan jumlah kredit dalam ayat jurnal ke sisi kredit buku besar rekening yang
bersangkutan
4. Cantumkan nomor halaman jurnal ke dalam kolom referensi
5. Catat Nomor Referensi dalam jurnal ke buku besar sebagai Nomor Rekening.

Contoh Transaksi:
Ibrahim, S.Si, Apt, seorang Apoteker membuka Apotik Mugi Sehat tarhitung tanggal 1 Juli 2006.
Berikut ini urutan tanggal dan peristiwa transaksi selama bulan Juli 2006.
1. Menyerahkan uang tunai Rp 40.000.000 dan satu gedung senilai Rp 300.000.000 sebagai modal.
3. Dibeli peralatan kantor dengan tunai senilai Rp. 12.000.000
4. Dibeli Obatan-obatan berbagai jenis Rp. 80.000.000 secara kredit
7. Diterima pendapatan penjualan obat minggu pertama Rp. 2.500.000
8. Dibayar biaya advertensi sebesar Rp 80.000
9. Membayar sebagian hutang obat Rp 20.000.000
14. Diterima pendapatan penjualan obat minggu kedua Rp. 6.000.000
15. Dibayar tunai pembelian perlengkapan kantor senilai Rp 200.000
16. Dibayar beban listrik, telepon dan air Rp. 600.000
21. Diterima pendapatan penjualan obat minggu ketiga Rp. 11.500.000
25. Diambil uang senilai Rp. 800.000 untuk keperluan pribadi.
26. Dibayar biaya advertensi Rp. 1.000.000
28. Diterima pendapatan penjualan Obat minggu keempat Rp. 20.000.000
29. Dibayar hutang obat Rp. 20.000.000
31. Membayar gaji 3 orang pegawai Rp. 3.000.000,-
31. Diambil uang Rp 1.500.000 untuk keperluan pribadi

MEMPERBAIKI KESALAHAN DALAM MENJURNAL

1. Jika kesalahan terjadi dalam jurnal dan belum dilakukan posting, maka pembetulan tidak
boleh dengan cara menghapus dan mengganti dengan yang baru melainkan
dengan membuat satu garis melalui kesalahan itu dan selanjutnya menuliskan rekening
atau jumlah yang betulnya.
2. Jika kesalahan dalam jurnal baru diketahui setelah posting, maka pembetulan harus
dilakukan dengan cara membuat suatu entri baru dalam jurnal.

Misal:

1. Setelah posting diketahui terjadi kesalahan penjurnalan dimana penjualan tunai Rp


200.000 dicatat sebagai penerimaan piutang.

Tanggal 31 Juli 2006


Kas Rp. 200.000
Piutang Usaha Rp 200.000
Diperbaiki dengan cara:
Piutang usaha Rp 200.000
Penjualan Rp. 200.000
Hasilnya menjadi:
Kas Rp. 200.000
Penjualan Rp. 200.000

2. Setelah posting diketahui kesalahan penjurnalan pembelian perlengkapan Rp. 600.000


secara kredit dijurnal sebagai penjulan perlengkapan secara kredit.

Tanggal 31 Juli 2006

Piutang usaha Rp.600.000


Perlengkapan Rp.600.000
Diperbaiki dengan cara:
Perlengkapan Rp.1.200.000
Piutang Usaha Rp. 600.000
Hutang Usaha Rp. 600.000
Hasilnya menjadi:
Perlengkapan Rp.600.000
Hutang Usaha Rp 600.000
PERTEMUAN IX
LAPORAN BERKALA (WORKSHEET)

Worksheet adalah kertas kerja akuntansi yang terdiri dari 10 kolom yang berfungsi meringkas
keseluruhan data akuntansi perusahaan. Worksheet berfungsi sebagai jembatan untuk
menghasilkan laporan keuangan. Data worksheet berasal dari neraca saldo percobaan (trial
balance) dan data-data akuntansi lain yang telah disesuaikan oleh bagian akuntansi sebuah
perusahaan pada akhir periode.
Langkah-Langkah menyusun worksheet:

1. Menyiapkan Kertas kerja yang memuat 10 kolom debit dan kredit


2. Menyiapkan data trial balance yang diperoleh dari buku besar
3. Menyiapkan data-data akuntansi pada akhir periode yang memerlukan penyesuaian
4. Membuat jurnal penyesuaian
5. Memasukkan data dari jurnal penyesuaian ke dalam kolom penyesuaian (adjustment)
6. Mengalokasikan debit dan kredit dari trial balance dan adjustment ke dalam debit dan
kredit neraca saldo setelah disesuaikan (As adjusted)
7. Memasukan data dari kolom as adjusted ke dalam kolom income statement dan balance
sheet
8. Menghitung jumlah dalam kolom income statement dan balance sheet

Berikut ini adalah Data Trial Balance (Neraca Percobaan) Rumah Sakit Harapan Sehat Per 31
Desember Tahun 2006 (dalam .000) dan Ayat-Ayat Jurnal Penyesuaian yang telah dibuat oleh
bagian Akuntansi Rumah Sakit tersebut:
Trial Balance:
1. Kas 1.718.000
2.Piutang Usaha 2.256.000
3.Cadangan Kerugian Piutang 90.000
4.Persediaan Barang 3.940.000
5.Perlengkapan Medis 194.000
6.Perlengkapan Non Medis 96.000
7.Asuransi Dibayar Dimuka 312.000
8.Peralatan Medis 2.040.000
9.Akumulasi Penyusutan Peralatan Medis 920.000
10.Peralatan Non Medis 1.110.000
11.Akumuasi Penyusutan Peralatan Non
Medis 440.000
12.Gedung 20.200.000
13.Akumulasi Penyusutan Gedung 1.880.000
14.Tanah 11.200.000
15.Hutang Usaha 1.480.000
16.Gaji Yang Masih Harus Dibayar
17.Hutang Jangka Panjang 1.800.000
18.Modal Saham 28.000.000
19.Laba Ditahan 2.650.000
20.Dividen 800.000
21.Ringkasan Hasil
22.Pendapatan Jasa Kesehatan 32.986.000
23.Pembelian 21.050.000
24.Potongan Pembelian 300.000
25.Beban Asuransi
26.Beban Promosi 390.000
27.Beban Perlengkapan Medis
28.Beban Perlengkapan Non Medis
29.Beban Penyusutan Peralatan Medis
30.Beban Penyusutan Peralatan Non Medis
31.Beban Penyusutan Gedung
32.Beban Gaji 5.200.000
33.Beban Kerugian Piutang
34.Beban Lain-lain 105.000
35.Pendapatan di luar Jasa Kesehatan 180.000
36.Beban Bunga 115.000
Total 70.726.000 70.726.000

Data yang berhasil dikumpulkan oleh bagian Akuntansi Rumah Sakit Harapan Sehat pada
Akhir Periode (per 31 desember 2006):

1. Hasil Stock Opname menunjukkan bahwa nilai persediaan barang dagangan (obat dll)
adalah Rp. 4.430.000.000,-
2. Hasil Stock Opname Perlengkapan Medis dan Non Medis masing-masing menunjukkan
nilai Rp.110.000.000 dan Rp 36.000.000,-
3. Beban Asuransi yang dijalani untuk tahun tersebut adalah Rp 182.000.000
4. Beban kerugian piutang ditaksir Rp. 125.000.000
5. Beban Penyusutan Peralatan Medis, Peralatan Non Medis, dan Gedung masing-masing
Rp. 220.000.000, Rp 90.000.000, dan Rp. 300.000.000,-
6. Gaji pegawai yang masih belum dibayar pada akhir tahun Rp. 75.000.000,-

Ayat-Ayat Jurnal Penyesuaian:Tanggal 31 Desember 2006:

1. Ringkasan Hasil 3.940.000.000

Persediaan Barang 3.940.000.000

2. Persediaan Barang 4.430.000.000

Ringkasan Hasil 4.430.000.000

3. Beban Perlengkapan Medis 84.000.000


Perlengkapan Medis 84.000.000

4. Beban Perlengkapan Non Medis 60.000.000

Perlengkapan Non Medis 60.000.000

5. Beban Kerugian Piutang 125.000.000

Cadangan Kerugian Piutang 125.000.000


6. Beban Asuransi 182.000.000
Asuransi Dibayar Dimuka 182.000.000

7. Beban Penyusutan Peralatan Medis 220.000.000

Akumulasi Penyusutan Peralatan Medis 220.000.000


8. Beban Penyusutan Peralatan Non Medis 90.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan Non Medis 90.000.000

9. Beban Penyusutan Gedung 300.000.000

Akumulasi Penyusutan Gedung 300.000.000

10. Beban Gaji 75.000.000

Gaji Yang Masih Harus Dibayar 75.000.000

Diminta:

1. Buatlah Worksheet 10 Kolom secara lengkap.


2. Buatlah Laporan Keuangan dari worksheet tersebut yang terdiri dari Laporan Laba
Rugi (Income Statement), Laporan Perubahan Laba Ditahan (Retained Earning
Positions), dan Neraca (Balance Sheet). Tambahan Data Untuk Di Neraca: Dari
Hutang Jangka Panjang Rp 1.800.000.000 pada Tahun 2006, terdapat bagian yang
jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2006 sebesar Rp. 300.000.000.
3. Buatlah Closing Entries (Ayat-ayat Jurnal Penutup) yang diperlukan oleh bagian
Akuntansi Rumah Sakit Harapan Sehat untuk tanggal 31 Desember 2006.
4. Buatlah Reversing Entries (Ayat-ayat Jurnal Pembalik) yang diperlukan oleh
bagian Akuntansi Rumah Sakit Harapan Sehat, Jika Pembayaran Gaji yang masih
harus dibayar terjadi tanggal 5 Januari 2007 sebesar Rp.75.000.000,00. Tentukan
Berapa Saldo Beban Gaji dan Kas yang sebenarnya terjadi sampai dengan tanggal
5 Januari 2007 (Buktikan dengan Buku Besar).
RUMAH SAKIT HARAPAN SEHAT
WORKSHEET 10 KOLOM
PER 31 DESEMBER 2006

No Nama Akun Neraca Percobaan Penyesuaian Setelah Disesuaikan


Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit De

1 Kas 1,718,000 1,718,000


2 Piutang Usaha 2,256,000 2,256,000
3 Cadangan Kerugian Piutang 90,000 125,000 215,000
4 Persediaan Barang 3,940,000 4,430,000 3,940,000 4,430,000
5 Perlengkapan Medis 194,000 84,000 110,000
6 Perlengkapan Non Medis 96,000 60,000 36,000
7 Asuransi Dibayar Dimuka 312,000 182,000 130,000
8 Peralatan Medis 2,040,000 2,040,000
9 Akumulasi Penyusutan Peralatan Medis 920,000 220,000 1,140,000
10 Peralatan Non Medis 1,110,000 1,110,000
11 Akum. Penyusutan Peralatan Non Medis 440,000 90,000 530,000
12 Gedung 20,200,000 20,200,000
13 Akumulasi Penyusutan Gedung 1,880,000 300,000 2,180,000
14 Tanah 11,200,000 11,200,000
15 Hutang Usaha 1,480,000 1,480,000
16 Gaji Yang Masih Harus Dibayar 75,000 75,000
17 Hutang Jangka Panjang 1,800,000 1,800,000
18 Modal Saham 28,000,000 28,000,000
19 Laba Ditahan 2,650,000 2,650,000
20 Dividen 800,000 800,000
21 Ringkasan Hasil 3,940,000 4,430,000 3,940,000 4,430,000 3,940
22 Pendapatan Jasa Kesehatan 32,986,000 32,986,000
23 Pembelian 21,050,000 21,050,000 21,050
24 Potongan Pembelian 300,000 300,000
25 Beban Asuransi 182,000 182,000 182
26 Beban Promosi 390,000 390,000 390
27 Beban Perlengkapan Medis 84,000 84,000 84
28 Beban Perlengkapan Non Medis 60,000 60,000 60
29 Beban Penyusutan Peralatan Medis 220,000 220,000 220
30 Beban Penyusutan Peralatan Non Medis 90,000 90,000 90
31 Beban Penyusutan Gedung 300,000 300,000 300
32 Beban Gaji 5,200,000 75,000 5,275,000 5,275
33 Beban Kerugian Piutang 125,000 125,000 125
34 Beban Lain-lain 105,000 105,000 105
35 Pendapatan di luar Jasa Kesehatan 180,000 180,000
36 Beban Bunga 115,000 115,000 115
Total 70,726,000 70,726,000 9,506,000 9,506,000 75,966,000 75,966,000 31,936
- 5,960
37,896
PERTEMUAN X
DEFERAL DAN ACCRUAL

Defferal dan acrual adalah akun-akun yang terjadi akibat prestasi yang sudah diserahkan
perusahaan kepada pihak ketiga tidak jatuh bersamaan waktunya dengan hasil yang diterima atau
sebaliknya, prestasi yang sudah dinikmati perusahaan dari pihak ketiga tidak jatuh bersamaan
dengan penyerahan pembayaran. Contoh: pendapatan yang masih harus diterima (accrued income)
atau gaji yang masih harus dibayar (Accrued expense).

Ada empat jenis akun defferal dan acrual, yaitu:


a. Beban dibayar di muka (Prepaid expense/Deffered Expense), akun ini terjadi karena prestasi sudah
diserahkan tetapi hasilnya belum diterima oleh perusahaan. Pada saat terjadi transasksi, Akun ini
harus dicatat sebagai aktiva pada neraca. Jika pada saat terjadi transaksi akun ini dicatat sebagai
akun beban, maka pada akhir tahun akun ini harus direversing. Contoh akun ini: Sewa dibayar
dimuka ( prepaid rent) atau asuransi dibayar dimuka (prepaid insurance)
b. Beban yang masih harus dibayar (accrued expense), akun ini terjadi karena prestasi pihak lain
yang sudah dinikmati perusahaan tetapi belum dibayar oleh perusahaan, akun ini harus dicatat
sebagai hutang lancar pada Neraca. Akun ini memerlukan reversing pada saat terjadi pembayaran.
Contoh: gaji yang masih haru dibayar atau hutang gaji
c. Pendapatan diterima di muka (Deferred Income), akun ini terjadi karena adanya pembayaran dari
pihak lain kepada perusahaan sedangkan perusahaan belum menyerahkan prestasi apapun, akun
ini harus dicatat sebagai hutang perusahaan pada neraca. Jika pada saat diterima penyerahan
pembayaran uang muka dicatat oleh bagian akuntansi sebagai pendapatan, maka pada saat prestasi
telah diberikan oleh perusahaan dan terjadi pembayaran penuh dari pihak ketiga, bagian akuntansi
harus melakukan reversing.
d. Pendapatan yang masih harus diakui (Accrued Income), akun ini terjadi karena perusahaan telah
memberikan prestasi kepada pihak lain namun belum menerima pembayaran, akun ini dicatat di
neraca sebagai aktiva lancar, contoh: piutang usaha.

Contoh Soal:
1. Pada tanggal 1 juni 2007 perusahaan membayar premi asuransi untuk satu tahun yang akan datang
Rp 312.000
2. Pada tanggal 31 Desember 2007 dilakukan penyesuaian atas beban asuransi yang sebenarnya serta
melakukan closing entries
3. pada tanggal 2 Januari 2008 perusahaan membayar biaya tambahan premi sebesar Rp. 182.000
4. Pada tanggal 31 Januari 2008 Dilakukan pencatatan beban asuransi yang terjadi selama bulan
tersebut.

Diminta : Buatlah jurnal-jurnal yang diperlukan berikut buku besarnya atas akun-akun tersebut
diatas, jika:
a. Kasus I (Tidak perlu reversing, karena beban dibayar dimuka diakui sebagai aktiva)
b. Kasus II (Perlu reversing, karena beban dibayar dimuka diakui sebagai beban)
Penyelesaian Kasus I:
Tanggal 1-06-2007:
Asuransi Dibayar Di Muka Rp.312.000
Kas Rp.312.000

Tanggal 31-12-2007:
- Adjusment:
Beban asuransi (26.000 x7bln) Rp.182.000
Asuransi dibayar di Muka Rp. 182.000
- Closing:
Ringkasan Hasil Rp.182.000
Beban asuransi Rp.182.000

Tanggal 2-01-2008:
Asuransi di bayar dimuka Rp 182.000
Kas Rp.182.000

Tanggal 31-01-2008:
Beban Asuransi Rp. 26.000
Beban Asuransi dibayar di muka Rp 26.000

Buku Besar :

2007

Asuransi Dibayar Dimuka Beban Asuransi

2008

Asuransi Dibayar Dimuka Beban Asuransi


Penyelesaian Kasus II:
Tanggal 1-06-2007:
Beban Asuransi Rp.312.000
Kas Rp.312.000

Tanggal 31-12-2007:
Adjusment:
Asuransi dibayar di muka (Rp.312.000-182.000) Rp.130.000
Beban Asuransi Rp. 130.000
Closing:
Ringkasan Hasil Rp.182.000
Beban asuransi Rp.182.000

Tanggal 2-01-2008:
Beban Asuransi di bayar dimuka Rp 182.000
Kas Rp.182.000

Tanggal 31-01-2008:
Beban Asuransi Rp. 26.000
Asuransi dibayar di muka Rp 26.000

Reversing sebagian karena baru jatuh tempo satu bulan (130.000 : 5 bulan)

Buku Besar :

2007

Beban Asuransi Dibayar Dimuka Beban Asuransi

2008
Beban Asuransi Dibayar Dimuka Beban Asuransi

Soal Latihan Kasus III: (Pendapatan diterima dimuka dicatat sebagai hutang, tidak perlu
reversing):
1. Pada tanggal 1 Oktober 2007 Diterima pendapatan sewa yang dibayar dimuka sebesar Rp.720.000
dan dicatat sebagai hutang
2. Pada Akhir tahun dicatat pendapatan sewa yang sebenarnya dan dilakukan closing entries
Diminta: Buat Jurnal Defferal dan Accrual yang diperlukan dan buku besar

Soal Latihan Kasus IV: (Pendapatan diterima dimuka dicatat sebagai Pendapatan, perlu reversing):
1. Pada tanggal 1 Oktober 2007 Diterima pendapatan sewa yang dibayar dimuka sebesar Rp.720.000
dan dicatat sebagai pendapatan
2. Pada Akhir tahun dicatat pendapatan sewa yang sebenarnya dan dilakukan closing entries
3. Pada akhir janauri 2008 dilakukan reversing atas pendapatan sewa yang sebenarnya yang jatuh di
bulan tersebt
Diminta: Buat Jurnal Defferal dan Accrual yang diperlukan dan buku besar

Penyelesaian:
Kasus III:
Tanggal/ 1/10/2007 :
Kas Rp. 720.000
Pendapatan sewa diterima dimuka Rp. 720.000
Tanggal 31/12/2007:
Adjusting:
Pendapatan sewa diterima dimuka (720.000/12 x 3 bln) Rp. 180.000
Pendapatan sewa Rp. 180.000
Closing:
Pendapatan sewa Rp. 180.000
Ringkasan hasil Rp.180.000

Buku Besar tahun 2007:

Pendapatan sewa diterima di muka Pendapatan sewa


Penyelesaian Kasus IV:

Tangga/ 1/10/2007 :
Kas Rp. 720.000
Pendapatan sewa Rp. 720.000

Tanggal 31/12/2007:

Adjusting:

Pendapatan sewa (720.000- (720.000/12 x 3 bln)) Rp. 540.000


Pendapatan sewa diterima dimuka Rp. 540.000
Closing:
Pendapatan sewa Rp. 180.000
Ringkasan hasil Rp.180.000
Tanggal 31/01/2008:
Pendapatan sewa diterima dimuka (540.000/9 bln)) Rp. 60.000
Pendapatan sewa Rp. 60.000

Buku Besar tahun 2007:

Pendapatan sewa diterima di muka Pendapatan sewa

Buku Besar tahun 2008:

Pendapatan sewa diterima di muka


Soal Latihan:

1. Pada tanggal 1 Maret 2001 Rumah Sakit Sejati membayar premi asuransi untuk gedung –
gedung rumah sakit sebesar Rp. 18.000.000 untuk jangka waktu asuransi 2 tahun.

Diminta:
 Buatlah jurnal penyesuaian dan jurnal penutupan pada tanggl 31 desember 2001 dan jurnal
pembalik pada tanggal 31 Januari 2002, jika pada saat membayar asuransi dicatat sebagai beban
asuransi
 Buatlah jurnal penyesuaian dan jurnal penutupan pada tanggl 31 desember 2001, jika pada saat
membayar asuransi dicatat sebagai asuransi dibayar dimuka

PERTEMUAN XI

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KESEHATAN

PENILAIAN KINERJA KESEHATAN


Pengukuran kinerja adalah pengukuran sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas organisasi
selama satu periode dengan mengacu pada sejumlah standar, seperti biaya masa lalu atau biaya
yang diproyeksikan, efesiensi, pertanggungjawaban, atau akuntabilitas manajemen.

Indikator kinerja adalah tolak ukur untuk pengukuran kinerja. Tujuan utama dari penilaian kinerja
kesehatan adalah memotivasi petugas kesehatan dalam mencapai sasaran organisasi kesehatan
dan memenuhi standar perilaku kesehatan, sebagai dasar objektif untuk memberikan kompensasi
kepada masing-masing pusat pertanggungjawaban sesuai prestasinya kepada perusahaan secara
keseluruhan.

Sistem pengukuran kinerja adalah sistem (software, database, procedures) yang digunakan untuk
melaksanakan pengukuran kinerja secara lengkap dan konsisten (Lohman, 2003). Salah satu sistem
pengukuran kinerja yang dirancang untuk menghadapi era perubahan yang cepat, global, dan
persaingan yang tajam adalah Balance Scorecard (Kaplan dan Norton, 1996). Balance Scorecard
menilai kinerja organisasi berdasarkan empat perspektif, yakni prespektif financial, perspektif
pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif inovasi dan pembelajaran. Dengan
demikian Balance Scorecard mampu menghubungkan tindakan-tindakan jangka pendek dengan
tujuan strategi perusahan jangka panjang.

Aspek-Aspek Penilaian Kinerja Kesehatan

1. Aspek Keuangan

Tujuan pencapaian kinerja keuangan yang baik merupakan fokus dari tujuan-tujuan yang ada
dalam pespektif lainnya. Sasaran kinerja dari aspek keuangan terbagi menjadi tiga tahap:
a. Growth Stage (perkembangan)
Pada tahap ini organisasi kesehatan pada tahap perkembangan dengan karakteristik; organisasi
kesehatan mengembangkan produk baru, cashflow negative, pengembalian atas modal rendah,
biaya investasi besar, dana hasil dari operasi saat ini masih sedikit. Sasaran dari growth stage
adalah menekankan pertumbuhan penjualan di pasar yang baru dari konsumen baru atau dari
produk/jasa baru.
b. Sustain Stage (bertahan)
Karakteristik; perusahaan berupaya mempertahankan pangsa pasar yang ada dan berusaha
mengembangkannya, melakukan investasi untuk mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan
perbaikan operasional secara konsisten. Sasaran pada tahap ini lebih diarahkan pada besarnya
tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan.

c. Harvest (panen)
Karakteristik; organisasi kesehatan mengalami kematangan dan panen atas hasil investasinya dan
berupaya memaksimumkan arus kas yang masuk ke organisasi, investasi ditujukan hanya untuk
pemeliharaan fasilitas.

2. Aspek Non Keuangan

A. Aspek Pelanggan
Tolak ukur aspek pelangan terbagi dua, yakni:
1. Kelompok Inti (pangsa pasar, tingkat perolehan pelanggan baru, kemampuan mempertahankan
pelanggan lama, tingkat kepuasan pelanggan, tingkat profitabilitas pelanggan)
2. Kelompok penunjang (atribut produk fungsi, harga, mutu; hubungan dengan pelanggan, citra dan
reputasi organisasi kesehatan)
B. Aspek Proses Bisnis Internal
1. Inovasi (jumlah produk baru dan lama waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan produk baru)
2. Proses Operasi (penyimpangan biaya produksi terhadap anggaran, banyaknya permintaan
pelanggan yang tidak terpenuhi)
3. Proses penyampaian produk/jasa kepada pelanggan (manfaat tambahan kepada pelanggan, misal:
perbaikan sistem pembayaran)
C. Aspek Pembelajaran dan Pertumbuhan
Faktor yang dapat mendorong pertumbuhan organisasi:
1. Karyawan (kepuasan dan produktifitas karyawan)
2. Kemampuan Sistem Informasi (informasi mudah didapatkan, capat, tepat)

Indikator Kinerja Kesehatan


Indikator kineja kesehatan terdiri dari:

1. Indikator masukan (input), adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan
kegiatan untuk menghasilkan keluaran dapat berjalan, misal dana, SDM, informasi,
kebijakan/peraturan.
2. Indiaktor keluran (output), adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu
kegiatan yang bersifat fisik dan atau non fisik.
3. Indikator hasil (outcomes), adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan pada jangka menengah (dampak langsung)
4. Indikator manfaat (benefits), adalah sesuatu yang terkait denga tujuan akhir dari
pelaksanaan kegiatan
5. Indikator dapak (impacts) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif mupun negatif
terhadap setiap tingkatan indicator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.

Indikator kinerja kesehatan dibuat dengan tujuan yang paling mendasar adalah mencapai
akuntabilitas organisasi sector public termasuk organisasi kesehatan.

Manfaat Indikator Kinerja Kesehatan


Manfaat Indikator kinerja Kesehatan:

1. Kejelasan tujuan organisasi


2. Mengembangkan pengukuran aktivitas
3. Memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang proses produksi
4. Memfasilitasi perbandingan kinerja dalam organisasi yang berbeda
5. Memfasilitasi pengaturan target organisasi dan manajer
6. Meningkatkan akuntabilitas organisasi terhadap stakeholdernya

5 (lima) alasan mengapa variasi dalam penilaian kinerja bisa diamati di antara organisasi:

1. Tujuan yang berbeda


2. Lingkungan yang berbeda
3. Sumber biaya yang berbeda
4. Kinerjanya berbeda
5. Tingkat efesiensinya berbeda

Syarat-syarat Indikator Kinerja:

1. Spesifik dan jelas


2. Dapat diukur secara objektif
3. Relevan
4. Dapat dicapai, penting dan harus berguna
5. Fleksibel dan sensitive terhadap perubahan
6. Efektif ; dapat dikumpulkan, diolah dan dianalisis dengan biaya yang tersedia

Contoh Indikator Kinerja Kesehatan:


PROGRAM PROYEK/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
Peningkatan Pelayanan Perbaikan penggantian1. Input: dana
Kesehatan di Puskesmas peralatan medis yang rusak2. Process:
atau kurang memenuhi syarat
di puskesmas
ketaatan pada aturan hukum
dalam proses pengadaan
peralatan medis
3. Ouput:
Jumlah peralatan medis
4. Outcome:
Kualitas pemeriksaan yang
lebih baik
5. Benefit:
Tingkat kesembuhan pasien
meningkat
6. Impact:
Penurunan jumlah orang sakit

Contoh Analisis Lapora Keuangan organisasi kesehatan:


Berikut ini laporan keuangan The National Heritage Foundation (NHF) yang merpakan yayasan
pendonor bantuan kemanusiaan, pendidikan , ilmu pengetahuan dan keagamaan.

AKTIVA 2003 2002


Kas dan setara kas $. 1.534.488 $. 2.976.193
Piutang Bunga 67.026 185.164
Piutang wesel 1.716.756 1.843.067
Investasi 181.386.304 172.088.095
Investasi pada property, net 8.239.835 6.567.266
Tabungan Kas untuk Asuransi 4.787.169 4.087.296
Total Aktiva 197.731.308 187.747.741

Hasil Analisa dengan metode Due Dilligence yaitu suatu prosedur dimana investor
mempertimbangkan investasi dalam menilai aktiva perusahaan (lebih menitik beratkan aspek
kulitatif pada integritas, nilai-nilai, dan substansi):

Dari laporan keuangan tersebut dapat dilihat bahwa NHF tidak memiliki aktiva tetap, karena NHF
merupakan lembaga yang hanya menyalurkan dana dari donator kepada pihak lain yang
mebutuhkan sehingga tidak memerlukan aktiva yang berbentuk fisik layaknya perusahaan
manufaktur. Kas dan setara kas di tahun 2003 mengalami penurunan dari tahun 2002 serta
penurunan piutang wesel menunjukkan adanya pengeluaran kas yang lebih banyak pada tahun
2003.

Soal Latihan:
Dibawah ini merupakan laporan keuangan (aktiva) yayasan kesehatan masyarakat:

AKTIVA 2006 2005


Kas dan setara kas Rp.20.000.000 Rp. 25.000.000
Piutang Bunga 6.000.000 9.000.000
Piutang wesel 22.000.000 23.000.000
Investasi 100.000.000 80.000.000
Investasi pada property 10.000.000 8.000.000
Tabungan Kas untuk Asuransi 5.000.000 4.600.000
Total Aktiva 163.000.000 149.600.000

Diskusikan:
Bagaimana analisis Saudara terhadap laporan keuangan di atas?Apa yang terjadi dengan aktiva
tetap yayasan kesehatan masyarakat tersebut?Bagaimana dengan posisi kas dan setara
kasnya?Coba jelaskan!

ANALISA LAPORAN KEUANGAN KESEHATAN UNTUK ENTITAS KESEHATAN


PROFIT ORIENTED

Analisa laporan keuangan kesehatan untuk entitas kesehatan yang bertujuan mencari laba (profit
oriented) dapat meliputi beberapa analisa sebagai berikut:

1. Analisa Return on Investment (ROI) yang merupakan analisa kemampuan perusahaan


dalam menghasilkan laba dari aktiva yang diputar selama periode tertentu.

Rumus ROI = (Laba : Total Harta) x 100%


Patokannya, ROI perusahaan dikatakan baik jika ROI tahun ini lebih besar dari tahun kemarin atau
lebih besar dari rata-rata ROI untuk industry yang sejenis dalam masa yang relevan.

2. Analisa Current Ratio (CR) yang merupakan analisa kemampuan perusahaan dalam
melunasi hutang jangka pendek dengan harta lancar. Kisaran CR yang wajar adalah anatara
100% sampai dengan 200%. CR termasuk kedalam analisa likuiditas.

Rumus CR = (Harta Lancar : Hutang Lancar) x 100%.


Patokannya, CR dikatakan baik jika CR berada dalam kisaran 100%-200%.

3. Analisa Acid Test Ratio (ATR) yang merupakan analisa kemampuan perusahaan melunasi
hutang jangka pendek yang bersifat sangat segera untuk dibayar.

Rumus ATR ={ (Harta Lancar – Persediaan) : Hutang Lancar} x 100%


Patokannya ATR dikatakan baik jika nilainya dalam kisaran 100%-200%.

4. Analisa Inventory Turn over (ITO) merupakan analisa untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menjual persediaan yang ada di gudang. Dengan kata lain ITO dapat
mengukur berapa lama persediaan tersimpan digudang sebelum terjual. Patokannya, ITO
dikatakan baik jika perputarannya tahun ini lebih cepat dari tahun kemarin.

Rumus ITO = (Persediaan barang dagangan x 360 hari) : Pendapatan


5. Analisa Receivable Turn Over (RTO) merupakan analisa untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menagih piutang. Patokannya, jika nilai RTO semakin kecil dibanding
tahun sebelumnya berarti perputarannya semakin cepat dan semakin baik.

Rumus RTO = (Piutang Usaha x 360 hari) : Pendapatan

6. Analisa Total Debt to total Assets (TDTA) merupakan analisa untuk mengukur
kemampuan solvabilitas perusahaan. Solvabilitas artinya kemampuan perusahaan melunasi
seluruh hutangnnya dengan seluruh harta yang dimilikinya pada saat perusahaan gulung
tikar (shut down). Patokannya, TDTA dikatakan baik jika nilai rasionya tidak lebih dari
satu atau jika TDTA tahun ini lebih kecil dari tahun sebelumnya.

Rumus TDTA = (Total Hutang : Total Harta) x 100%

Di bawah ini merupakan Neraca Sebuah Rumah Sakit Swasta Tahun 2001:

AKTIVA (Rp) PASSIVA (Rp)


AKTIVA LANCAR: HUTANG:
Kas dan setara kas 50.000.000 Hutang Jangka Pendek 150.000.000
Piutang Usaha 100.000.000 Hutang Jangka Panjang 250.000.000
Persediaan 150.000.000
TOTAL AKTIVA 300.000.000 TOTAL HUTANG 400.000.000
LANCAR
AKTIVA TETAP: MODAL:
Tanah 700.000.000 Modal Saham 500.000.000
Aktiva Tetap Lainnya 500.000.000 Laba Ditahan 300.000.000
Akumulasi Penyusutan (300.000.000)
Aktiva Tetap Lainnya
TOTAL AKTIVA 900.000.000 TOTAL MODAL 800.000.000
TETAP
TOTAL AKTIVA 1.200.000.000 TOTAL PASSIVA 1.200.000.000

Adapun Ringkasan Laporan Laba Rugi Tahun 2001 Sebagai Berikut:


Total Pendapatan Rp. 1.000.000.000
Total Beban Rp. (700.000.000)
Laba bersih Rp. 300.000.000

Dari hasil analisa laporan keuangan tahun 2000 diperoleh hasil sebagai berikut:
ROI = 15%
CR = 250%
ATR = 75%
ITO = 60 hari
RTO = 60 hari

Diminta:
Buatlah analisa laporan keuangan kesehatan meliputi Return on Investment, Current Ratio, Acid
Test Ratio, Inventory Turn Over, Receivable Turn Over, dan Total debt to total asset ratio pada
tahun 2001. Simpulkan hasil analisa Saudara jika dibandingkan dengan hasil analisa tahun
sebelumnya.
PERTEMUAN XII
AKUNTANSI BIAYA KESEHATAN

Pengertian Akuntansi Biaya


Akuntansi biaya merupakan proses penentuan biaya penuh maupun biaya tambahan bagi
penyediaan layanan serta barang untuk pasien dan masyarakat.

Biaya (cost) menurut the nature of business cost- general concept, seperti dikutif Suwardjono
(1991) dari Bourke (1978:193) dalam Indra (2008:189) adalah:

“cost is a general term for measured amount of value purposefully released or to be released in
the acquisition of economic resources, either tangible or intangible”

Dengan demikian karakteristik biaya adalah Biaya merupakan pengukur, dalam unit moneter,
suatu sumber ekonomis yang digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya memperoleh aktiva baik
berwujud atau pun tidak berwujud.

Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan pengkajian biaya
pembuatan barang/jasa serta penjualannya.

Tujuan Sistem Akuntansi Biaya Organisasi Kesehatan


Tujuan Sistem Akuntansi Biaya Organisasi Kesehatan adalah:

1. Mengefektifkan dan mengefesienkan penggunaan dana organisasi kesehatan


2. Mengetahui penyebab utama biaya kesehatan
3. Memberikan informasi berupa laporan biaya yang akurat
4. Memberikan jaminan akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana serta pelaporannya
5. Menghasilkan laporan biaya terkini (up to date) sebagai bahan pertimbangan atas
keputusan pengelola organiasi kesehatan, terutama aspek keuangan.

Output Akuntansi biaya merupakan bagian dari laporan surflus/deficit (laporan laba rugi) sebuah
organisasi kesehatan. Komponen Biaya dalam organisasi kesehatan adalah:

1. Gaji dan honorarium


2. Biaya Bahan
3. Biaya Daya dan Jasa
4. Biaya Administrasi Perkantoran
5. Biaya Jasa Pelayanan
6. Biaya Pemeliharaan
7. Biaya Penyusutan Aktiva tetap
8. Biaya Penyusutan Aktiva Lain-lain
9. Biaya Amortisasi
10. Biaya Penyisihan piutang sangsi
Berbagai Pusat Pertanggungjawaban dalam organisasi kesehatan
Pusat pertangungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang
bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Tujuan pembentukan pusat pertanggungjawaban adalah:

1. Sebagai basis perencanaan, Pengendalian, dan penilaian kinerja manajer serta unit operasi
yang dipimpinnya
2. Untuk memudahkan pencapaian tujuan organisasi kesehatan
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi, sehingga
beban tugas manajer pusat berkurang
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
6. Sebagai alat pelaksanaan strategi organisasi kesehatan secara efektif dan efesien
7. Sebagai alat pengendalian anggaran

Macam-Macam Pusat Pertanggungjawaban:

1. Pusat Pertangungjawbaan Laba

Pusat pertanggungjawaban laba membandingkan input (biaya) dengan output (pendapatan) dalam
satuan moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan. Contoh
pertanggungjawban laba dalah: Unit apotek/faramasi, unit laboratorium, unit radiologi di sebuah
rumah sakit.

2. Pusat Pertanggungjawaban Pendapatan

Pusat pertanggungawaban pendapapatan menilai kinerja manajernya berdasarkan pendapatan yang


dihasilkan oleh pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Contoh: unit apotek, unit rawat
inap, unit gawat darurat, dll.

3. Pusat Pertanggungjawaban biaya

Pusat pertangugngjawaban biaya menilai kinerja manajernya berdasarkan biaya yang telah
dikeluarkan. Suatu unit organisasi dapat disebut pusat pertanggungjawaban biaya apabila ukuran
kinerjanya dinilai berdasarkan biaya yang telah digunakan pada organisasi kesehatan, dengan
batasan output yang dihasilkan. Contoh: unit kesehatan lingkungan, unit pemeliharaan
sarana rumah sakit, unit penyuluhan, dll.

4. Pusat pertanggungawaban investasi

Pusat pertanggungjawaban investasi menilai kinerja manajernya berdasarkan manfaat


yangdihasilkan, dan dikaitkan dengan investasi yang dilakukan dalam pusat pertanggungjawaban
tersebut.contoh: unit pendidikan dan penelitian.

Metode Akuntansi Biaya Organisasi Kesehatan


Sistem akuntansi biaya terdiri dari lima bagian:

1. Dasar pengukuran masukan (input)

Input biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
(biaya produksi selain bahan baku dan tenaga kerja langsung). Ada tiga macam pengukuran input
yakni; metode biaya historis murni, metode biaya historis normal, dan metode biaya standar.

2. Metode penilaian persediaan

Metode penilaian persediaan dapat mempengaruhi tingkat laba bersih karena setiap metode yang
berbeda mnghasilkan laba bersih yang berbeda. Ada empat metode penilaian persediaan yakni;
metode throughput, Metode langsung atau variable, metode penyerapan penuh, dan metode
berdasarkan aktivitas.

3. Metode akumulasi biaya

Akumulasi biaya adalah pengumpulan biaya berdasarkan proses atau pesanan. Contoh akumulasi
biaya pesanan adalah proyek pembangunan gedung kesehatan. Contoh akumulasi biya proses
adalah produksi obat farmasi.

4. Asumsi aliran biaya

Ada tiga metode asumsi aliran biaya yang menentukan harga pokok persediaan yakni metode FIFO
(untuk persediaan yang mudah kadaluwarsa), LIFO (untuk persediaan yang tidak berkadaluwarsa)
dan Weigthed Average Method.

5. Kemampuan mencatat aliran biaya persediaan pada interval tertentu

Ada dua metode pencatatan persediaan yakni perpetual system (terus menerus) dan periodical
system (pencatatan secara periodik/interval waktu).

Penerapan Sistem Akuntansi Biaya Kesehatan


Dalam organisasi kesehatan, sistem akuntansi biaya yang telah diterapkan adalah:

1. Sistem pembiayaan aktivitas kesehatan (Activity Costing System)

Dalam sistem ACS biaya pasien dialokasikan ke kategori jenis biaya berdasarkan aktivitas yang
diterima dari pihak rumah sakit.
Contoh biaya pasien stroke:

No Komponen Layanan Tarif (Rp)


1 Lama Tinggal/rawat inap (25 hari@325.000,-/hari 8.125.000
2 Biaya Diagnosa 475.000
3 Biaya Terapi 800.000
4 Biaya perawat, dokter dan ahli medis lainnya 1.750.000
5 Tindakan medis (pembedahan) 2.350.000
6 Obat 3.650.000
Jumlah 17.150.000

2. Case-Mix berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung

Case mix adalah alat informasi kesehatan yang didasarkan pada seperangkat klasifikasi episode
perawatan pasien yang menggambarkan jumlah dan tipe pasien yang dirawat.
Contoh kasus : Memperkirakan biaya pasien stroke yang tinggal di rumah sakit dengan DRG
(diagnosis related group).
Dalam penerapan DRG, pasien dialokasikan ke kategori diagnosis utama (major diagnosis
category/MDC) berdasarkan prinsip-prinsip diagnosis. Secara khusus, kategori pembedahan dan
medis harus didasarkan atas tipe prinsip diagnosis. Masing-masing kategori pembedahan dan
medis dibagi lebih jauh dengan menggunkan kondisi setiap pasien, seperti diagnosis kedua, umur,
jenis kelamin, dan discharge data untuk menetapkan DRG dengan lebih baik. Biaya pasien stroke
dapat diperkirakan dengan melihat komponen perawatan yang harus dijalani, yakni:
Unit cost = biaya per unit yang dibutuhkan dalam satu kali aktivitas (Rp/aktivitas)

3. Case-mix berdasarkan activity based costing

Rumus Biaya pelayanan = biaya bahan + biaya tenaga kerja + biaya overhead

Contoh Case Mix Activity Based Costing:


Penghitungan Biaya Pelayanan Dokter tanpa laboratorium:
Seorang pasien kecelakaan, berobat ke sebuah klinik. Pasien mendaftarkan diri dengan membayar
Rp2.500, Setelah pemeriksaan dokter (biaya peralatan pemeriksaan Rp.2000), luka yang diderita
akan dijahit oleh dokter dan perawatnya sebanyak 5 jahitan. Biaya jahit luka jahitan pertama
Rp28.000 dan jahitan berikutnya Rp21.000. Biaya pelayanan dokter Rp15.000, biaya perawat
Rp5.000, dan biaya tenaga informasi/administrasi Rp1.000. Kemudian, pasien tersebut diberikan
obat anti nyeri dan obat pencegah infeksi yang diberikan dengan harga Rp30.000. Berapa biaya
pelayanan kesehatan bagi pasien tersebut?

Seandainya pasien tersebut memerlukan pemeriksaan laboratorium, maka rumus biaya adalah:
Biaya = biaya pelayanan dokter + biaya pelayanan laboratorium

Soal Latihan:
Penghitungan Biaya Pelayanan Dokter dan laboratorium:
Seorang pasien kecelakaan, berobat ke sebuah klinik. Pasien mendaftarkan diri dengan membayar
Rp5.000, Setelah pemeriksaan dokter (biaya peralatan pemeriksaan Rp.4.000), luka yang diderita
akan dijahit oleh dokter dan perawatnya sebanyak 5 jahitan. Biaya jahit luka jahitan pertama
Rp30.000 dan jahitan berikutnya Rp25.000. Biaya pelayanan dokter Rp35.000, biaya perawat
Rp10.000, dan biaya tenaga informasi/administrasi Rp2.000. Kemudian, pasien tersebut diberikan
obat anti nyeri dan obat pencegah infeksi yang diberikan dengan harga Rp70.000. Pasien dirujuk
ke laboratorium untuk pemeriksaan Kolesterol dan LED masing-masing biayanya Rp.75.000 dan
Rp. 35.000. Berapa biaya pelayanan kesehatan bagi pasien tersebut?Berapa harga yang harus
dibayar pasien, jika rumah sakit mengambil keuntungan sebesar 10%?

PERTEMUAN XIII
PEMBIAYAAN JASA PELAYANAN KESEHATAN

 Regulasi Pembiayaan Jasa Pelayanan Kesehatan


Dalam pasal 65 UU no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, disebutkan bahwa penyelenggaraan
upaya kesehatan dibiayai oleh pemerintah dan atau masyarakat. Pemerintah berkewajiban
memastikan pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat terutama masyarakat miskin.

 Metode Pembayaran Jasa Pelayanan Kesehatan


1. Pembayaran Restrospektif
Adalah pembayaran yang disetujui dan dilakukan setelah jasa dilakukan, teridiri dari:
a. Payment per item
Merupakan metode pembayaran dengan cara pasien membayar secara penuh kepada penyedia
layanan kesehatan setelah layanan selesai dilakukan.
b. Payment per day
metode ini menyatukan semua jasa yang dilakukan setiap hari sehingga pembayaran dilakukan
secara lump sump untuk setiap hari rawat inap
2. Pembayaran prospektif
Adalah metode pembayaran yang disetujui dan dilakukan lebih lanjut sebelum jasa dilakukan,
tanpa mempedulikan biaya actual yang dikeluarkan oleh penyedia jasa layanan kesehatan.
a. Pembayaran kapitasi yaitu merupakan pembayaran yang dilakukan dalam jumlah yang tetap per
orang selama periode waktut tertentu, misalnya satu tahun didasarkan pada demografi atau jenis
penyakit yang signifikan
b. Pembayaran dengan anggaran global, dimana penyedia layanan kesehatan diberi suatu anggaran
pada awal tahun untuk menutup semua layanan yang tersedia yang didasarkan pada anggaran tahun
sebelumnya.
c. Pembayran casemix adalah pembayaran bagi paket pelayanan atau episode pelayanan dimana
daftar pembayaran tidak berkaitan dengan biaya pelayanan sesungguhnya karena pembaran
didasarkan pada diagnose tertentu misalnya INA DRG.

Pembayaran tunggal
Pembayaran tunggal adalah penghitungan biaya jasa pada satu jenis jasa saja misalnya jasa dokter,
jasa obat saja atau jasa rawat inap saja.
Penentuan harga service cost satu kantong darah Rp 200.000 didasarkan pada regulasi seperti
keputusan gubernur DKI Jakarta Nomor 453/2006

Darah Gratis
Biaya pengelolalaan:
1. Jasa Operasional Rp. 32.160
2. Administrasi Rp. 11.126
3. Bahan Habis Pakai Rp. 112.575

Rp. 159.361

Patokan harga ini disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit dan kemudian diputuskan harga
service cost satu kantong darah Rp 200.000,-

Rincian bahan habis pakai:

a. Kantong darah Rp.29.179


b. Reagensia gol. Darah

Dan uji cocok serasi Rp. 15.431

c. Tes 4 macam penyakit:

 VDRL (syphilis) Rp. 1.150


 HB Sag (hepatitis B) Rp 9.775
 Anti HCV (hepatitis C) Rp. 39.000
 Anti HIV Rp. 17.500
 Penyusutan Pemeliharaan
Alat Rp. 3.500

 Sistem Pembayaran Bagi Pasien Miskin


Sampai dengan tahun 2008 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 60 juta penduduk.
Kriteria penduduk miskin:
a. Kriteria BPS: pemenuhan kebutuhan makanan <2100 kalori per hari per kapita
b. Kriteria bank dunia: Penghasilan < US $ 1,00 per kapita per hari
c. Kriteria keluarga sejahtera BKKBN
d. Tingkat pendidikan dan pendapatan pada umumnya rendah
e. Tingkat kesakitan, disabilitas dan kematian pada masyarakat miskin lebih tinggi dari yang tidak
miskin
f. Insiden dan prevalensi gizi buruk lebih tinggi
g. Perilaku sehat masih kurang, lingkungan hidup yang buruk (rumah, air bersih) dan rendahnya
akses pada pelayanan kesehatan modern
h. Produktivitas rendah karena derajat kesehatan rendah

Jenis jaminan kesehatan masyarakat miskin yang pernah atau sedang dilaksanakan adalah:
 Program kartu sehat dan SKTM
 Program JPSBK, PD-PSE, PKPS-BBM
Pada tahun 2002 besarnya premi untuk program PKPS-BBM:
Pelayanan kesehatan dasar dan KB 10.000/kk/tahun
Biaya puskesmas Rp 150.000/pasien yang dirujuk
Biaya RS (sesuai alokasi PKPS-BBM pusat)
 Program JKMM/Askeskin (melalui PT. ASkes)
 Program Jamkesmas (dikelola langsung oleh Kemkes)
 Program Gakinda/GakinkAb/Gakinkot (dikelola daerah)

Program kartu sehat dimulai tahun 1994 berdasarkan Kepmenkes No 1122/Menkes/SK/XI/1994


diberikan kepada keluarga miskin dengan prioritas desa tertinggal untuk berobat ke puskesmas
dan rumah sakit umum, imunisasi, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan kehamilan dan
persalinan, KB, pemeriksaan gigi, pelayanan bedah tertentu, dan pertolongn gawat darurat.

Surat keterangan tidak mampu diberikan kepada keluarga misikin yang tidak mendapatkan kartu
sehat. SKTM dibuat setiap kali akan berobat meluai lurah/kepala desa dancamat. Pengguna
SKTM dapat dibebaskan biaya pengobatan 50% atau seluruhnya sesuai kebijakan rumah sakit.

 Sistem Pembayaran dengan Asuransi


Biaya kesehatan bagi setiap orang dapat menjadi sangat mahal bagi setiap orang oleh karena itu
asuransi kesehatan diperlukan. Menurut Gani, Ascobat dan Yalis Ilyas (2000) dalam Indra Bastian
(2008) bahwa Asuransi kesehatan memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai berikut:
1. Menyediakan perlindungan terhadap biaya perawatan medis
2. Menyediakan sejumlah uang sebagai pengganti pendapatan
3. Menyediakan pembayaran atas kerugian yang terjadi

Biaya kesehatan yang diatnggung pemerintah untuk masyarakat dari tahun ke tahun semakin
besar, misalnya pada tahun 1988/1989 biaya kesehatan sebesar 2,80 triliun rupiah dan pada tahun
1994/1995 naik lagi menjadi 7,03 triliun dan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Oleh
karena itu pemerintah mengupayakan adanya asuransi kesehatan bagi masyarakat. Berdasarkan
Keppress No 230 tahun 1968 dibentuk BPDPK (Badan penyelenggara dana pemeliharaan
kesehatan) yang pada tahun 1992 berubah menjadi PT Asuransi Kesehatan Indonesia (PT Askes)
yang berkewajiban menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi PNS dan
keluarganya dan penerima pensiun dengan kepersertaan bersifat wajib. Peserta dan keluarganya
akan mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit rujukan dengan membayar
biaya sebesra cost sharing (selisih biaya yang tidak ditanggung PT Askes) Selain Askes contoh
lain asuransi kesehatan dari pemerintah adalah Jamsostek dan Jamkesmas.

Asuransi kesehatan swasta adalah kontrak perjanjian antara sebuah perusahaan asuransi swasta
kepada nasabahnya. Isinya kalau si nasabah mengalami resiko yang berhubungan dengan
kesehatannya maka perusahaan asuransi akan mengganti biaya kesehatan yang dikeluarkan. Biaya
yang ditangug dapat meliputi biaya pemeliharaan kesehatan, biaya rawat jalan, biaya rawat inap,
biaya obat, dan biaya operasi.

Prosedur klaim:
1. Peserta menanggung biaya terlebih dahulu (membayar premi asuransi) dan mengajukan klaim
kepada perusahaan asuransi setelah perawatan atas dirinya telah seelesai dilaksanakan
2. Biaya klaim akan dibayarkan sebesar 100% dari jumlah kuitansi dengan batasan maksimal sesuai
daftar rincian manfaat pertanggungan
3. Formulir klaim yang diisi dan ditandatangani oleh dokter yang melakukan perawatan lengkap
dengan diagosa, nama peserta dan nomor kartu peserta dan ditandatangani oleh peserta yang
bersangkutan:
a. Perincian biaya perawatan dari rumah sakit (untuk santunan rawat inap dan persalinan)
b. Kuitansi asli dari rumah sakit atau dokter yang merawat
c. Kuitansi asli dari apotek berikut salinan resep dokter yang merawat

Syarat pengajuan klaim:


1. Kuitansi Asli dari Rumah Sakit
2. Khusus untuk pemeriksaan diagnostic/laboratorium/fisioterafi, peserta harus melampirkan
dokumen tambahan:
a. Surat rujukan dari dokter yang merawat
b. Kuitansi asli dari tempat pemeriksaan
c. Perincian biaya dan salinan hasil pemeriksaan diagnostic
3. Premi telah lunas dibayar pada saat klaim diajukan
4. Photo copi Kartu Asuransi atau Identitas nomor polis

Pelayanan Provider:
Peserta dapat mengajukan klaim dan langsung mendapatkan perawatan yang dibutuhkan pada
rumah sakit yang terdaftar pada jaringan provider perusahaan asuransi. Setelah mendapatkan
perawatan peserta wajib menandatangani formulir klaim yang telah diisi oleh dokter dan kuitansi
perawatan atau pembelian obat yang telah diterbitkan oleh provider.

Manfaat Asuransi kesehatan bagi perusahaan (peserta):

1. Realisasi biaya kesehatan karyawan tercatat secara detail yang memungkinkan dilakukan
analisis kenaikan biaya bagi perusahaan
2. Jaminana kesehatan dilimpahkan kepada asuransi sebagai pihak yang ahli dalam mengelola
resiko
3. Resiko yang terjadi pada satu perusahaan akan disebarkan kepada banyak perusahaan
lainnya
4. Independensi dalam verifikasi klaim
5. Perusahaan akan focus pada corebussinesnya
6. Rasionalisasi biaya kesehatan
7. Anggaran biaya kesehatan karyawan lebih terkendali karena resiko dan tren dikelola lebih
baik

Hal-hal yang merupakan pengecualian dalam asuransi kesehatan:

1. Segala jenis perawatan yang tidak dijamin dalam polis (nota perikatan) asuransi
2. Kecelakaan atau penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
3. Perawatan gigi
4. Perawatan cosmetic surgery
5. Jenis perawatan yang bersifat eksperimen
6. Perawatan akupuntur
7. General check up
8. Akibat perang atau bertugas aktif di militer atau angkatan bersenjata dari suatu Negara, hur
hara, pemberontakan, tindakan criminal (aktif dan pasif) atau sejenisnya
9. Cedera yang diperbuat sendiri
10. Penyakit akibat penggunaan alcohol, narkotik, psikotropika, dan sejenisnya
11. Olahraga tertentu, penyakit AIDS, HIV, dan berbagai penyakit akibat hubungan seksual
12. Segala jenis perawatan yang terkait dengan infertilitas
13. Segala jenis perawatan yang bersifat pribadi, seperti terapi pijat
14. Segala jenis perawatan di luar wilayah Indonesia

 Sitem pembayaran Jasa Pelayanan Kesehatan


1. Sistem pembayaran berdasarkan Charge (upaya pengembalian yang reasonable oleh rumah sakit
dan mempercayakan pasar/pasien untuk memastikan bahwa keuntungan tidak berlebihan), terdiri
dari tiga metode:
a. Metode historical/market/payor
Dalam metode ini charged yang ditentukan harus mencakup biaya yang tekait dengan persediaan,
perlengkapan, tenaga kerja, dan modal kerja dan juga mencukupi keuntungan untuk memastikan
kompensasi staf yang ada saat ini, dan menjaga teknologi serta fasilitas
b. Metode weight average
Metode ini dapat diterapkan dalam contoh berikut: misalnya sebuah klinik kesehatan
mengharapkan 10.000 pengunjung dan mengantisipasinya dengan uang sebesar $1.000.000, maka
charged untuk setiap kunjungan rata-rata $100. Jika kunjungan diaktegorikan ke dalam tiga jenis
yakni kunjugan singkat dengan volume 6.000 dengan bobot 1, kunjungan rutin dengan volume
3.000 dengan bobot 2, dan kunjungan kompleks 1.000 dengan bobot 4, maka kunjungan yang
dibobot menjadi 16.000 dan charged yang dibobot per kunjungan menjadi $62,5.
c. Metode margin
Metode margin pada dasarnya menggunakan pendekatan charged berdasarakan cost dan
keuntungan yang diinginkan.

2. Sistem Pembayaran Tetap, contohnya adalah INA DRG dimana tariff yang ditanggung pasien
ditetapkan secara flat di awal berdasarkan dignosa penyakit tanpa memperhatikan lama
perawatan, sehingga klaim dapat diajukan lebih cepat.

PERTEMUAN XIV
AUDIT LAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA KESEHATAN

 Audit Pada Program Kesehatan


Audit diperlukan sebagai salah satu instrument akuntabilitas organisasi kesehatan. Audit adalah
suaut proses secara sistematik dan objektif dalam penyediaan dan evaluasi bukti-bukti yang
berkenaan dengan asersi (penilaian) tetnang kegiatan dan kejadian ekonomi guna memastikan
derajat atau tingkat hubungan antara asersi tersebut dengan criteria yang ada serta
mengkomunikasikan hasil yang diperoleh tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Audit pada program kesehatan meliputi:


1. Audit laporan keuangan

2. Audit Kinerja kesehatan

 Program Audit Kesehatan


 Simulasi Audit pada organisasi Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai