PERTEMUAN I
1. DEFINISI
Akuntansi adalah Proses pengenalan, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi guna
memungkinkan melakukan penilaian dan pengambilan keputusan oleh para pengambil keputusan.
Proses:
Pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, peringkasan dan penyajian transaksi keuangan dengan
cara tertentu dari sebuah entitas.
Fungsi: Menghasilkan Laporan Keuangan
3. Prinsip-Prinsip Akuntansi
a. Konsep Entitas (Kesatuan Usaha); Kesatuan Usaha Akuntansi adalah organisasi atau kesatuan
usaha yang terpisah secara jelas dari pemiliknya.
b. Prinsip Objektivitas;Laporan akuntansi harus berdasarkan data yang dapat dipercaya (data
terdokumentasi dengan baik dan objektif)
c. Prinsip Cost (biaya); Harta atau jasa yang dibeli harus dicatat atas dasar biaya yang sesungguhnya
dikeluarkan.
Akuntansi Keuangan
Pemeriksaan Keuangan
Akuntansi Biaya
Akuntansi Manajemen
Akuntansi perpajakan
Sistem Akuntansi
Akuntansi Anggaran
Akuntansi pemerintahan
Akuntansi kemasyarakatan
c. Perusahaan Industri (Mengolah bahan baku menjadi barang lain yang mempunyai manfaat lebih
tinggi):
Pabrik tekstil, kertas, kerajinan sepatu dan tas, dll.
1. Bentuk Perusahaan
Perusahaan Perseorangan: Dimiliki dan dikelola oleh satu orang.
Persekutuan: paling sedikit Dua orang bergabung menjalankan usaha dengan kedudukan sama
Persekutuan komanditer: sama dengan persekutuan/firma tetapi kedudukan diantara persero
berbeda.
Perseroan: perusahaan yang modalnya terbentuk atas saham.
Koperasi: Bentuk kerja sama dalam usaha yang dimiliki anggota dan untuk kesejahteraan anggota.
PERTEMUAN II
PENDAHULUAN
Dasar dari diadakannya program pelayanan kesehatan adalah pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 dan Undang-Undang turunannya misalnya undang-undang No 9 tahun 1990 tentang pokok-
pokok kesehatan, yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Visi Kementerian Kesehatan tahun 2005-2010 adalah
”Indonesia Sehat Tahun 2010” dengan misi:
Sejak pergantian menteri dari Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.J kepada Dr. dr. Endang Rahayu
Sedyaningsih, MPH tahun 2009, maka visi kementerian kesehatan pun berubah menjadi
”Mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan”.
Organisasi kesehatan memiliki karakter sebagai lembaga pelayanan publik di bidang kesehatan
yang berada di bawah naungan pemerintah atau swasta yang melayani pemeriksaan, penanganan,
dan pemeliharaan kesehatan anggota masyarakat dengan berbasis nilai, tergantung pada organisasi
yang menaunginya, dan bersifat sukarela.
Parameter ukuran keberhasilan organisasi kesehatan meliputi; jumlah alokasi dana yang diperoleh,
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, jumlah orang yang dilayani, dan biaya overhead yang
mampu diminimalisir. Organisasi kesehatan harus mampu menghitung biaya ekonomi dan biaya
sosial, hal ini menyebabkan akuntansi diterima sebagai ilmu yang dibutuhkan untuk mengelola
urusan kesehatan. Dengan demikian sifat organisasi kesehatan dari aspek akuntansi berkaitan
dengan :
1. Tujuan organisasi; peningkatan status kesehatan masyarakat secara mandiri, terpadu, dan berdaya
saing dalam lingkungan yang kondusif dan sehat
2. Sumber Pembiayaan; anggaran pemerintah, iuran masyarakat pengguna jasa, alokasi dana
yayasan/pemilik/sumbangan.
3. Pertanggungjawaban; organisasi kesehatan bertanggungjawab pada badan yang menaunginya.
4. Sistem Akuntansi; akuntansi dipengaruhi oleh mekanisme diagnosis related group (DRG) dan
kekuatan persaingan (mengacu pada perawatan terkelola).
Dalam .000
Aktiva Passiva
Kas 1,000 Hutang Lancar 20,000
Piutang 3,000 Hutang Jangka Panjang 70,000
Persediaan 5,000
Total Aktiva Lancar 9,000 Total Hutang 90,000
Analisis:
Rasio Lancar = (Total Aktiva Lancar/Total Hutang Lancar) x100%
= (9.000.000/20.000.000) x 100%
=
Rasio lancar yang aman = minimal 100%, maximal 200%.
UNDANG-UNDANG KESEHATAN:
Undang-undang kesehtan No 23 tahun 1992 menggambarkan:
1. Cita-cita bangsa Indonesia; pembukaan UUD 1945
2. Pembangunan kesehatan; pencapaian keasadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap penduduk agar derajat kesehatan yang optimal tercapai.
3. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan; peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
4. Peran serta aktif masyarakat dan swasta; mitra pemerintah
5. Pengaturan untuk melindungi pemberi dan penerima layanan kesehatan
6. Perangkat hukum kesehatan yang dinamis
Soal Latihan:
PENGERTIAN
Organisasi Pelayanan kesehatan yang dimaksud disini adalah suatu lembaga atau institusi yang
berbadan hukum, yang kegiatan operasionalnya adalah memberikan pelayanan kesehatan maupun
memproduksi obat.
Dokter
Dokter adalah orang yang bertugas menyembuhkan orang-orang yang sakit dengan kemampuan
khusus dan memiliki gelar dalam bidang kedokteran. Dan berprofesi sebagai pelayan kesehatan
(health care provider).
Pengelompokkan dokter secara umum:
a. Dokter Umum – memeriksa segala jenis penyakit secara umum
b. Dokter spesialis – mempunyai keahlian dalam bidang medis secara spesifik
c. Dokter Bedah – mempunyai keahlian khusus dalam bidang bedah
d. Dokter Gigi – Mempunyai keahlian khusus dalam bidang gigi
Perawat
Keperawatan adalah diagnosis penanganan respons manusia terhadap masalah kesehatan aktual
maupun potensial. Dalam dunia keperawatan modern respon manusia didefinisikan sebagai
pengalaman dan respons orang terhadap sehat dan sakit, dimana hal ini merupakan suatu fenomena
perhatian perawat.
Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin Nutrix yang berarti memelihara atau merawat. Menurut
Harleyy (1997) perawat adalah seseorang yang berperan dalam memelihara atau merawat,
membantu, dan melindungi seseorang dari sakit, injuri serta proses penuaan.
Perawat profesional menurut Depkes RI (2002) adalah perawat yang bertanggung jawab dan
berwenang untuk memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya.
Sampai dengan tahun 2008 tenaga perawat di Indonesia yang terdata di Departemen Kesehatan
adalah 40.268 orang (35.673 lulusan SPK, dan 4.595 lulusan D3).
Asuhan keperawatan
Adalah kegiatan profesional perawat yang dinamis kreatif, dan berlaku dalam rentang kehidupan
serta keadaan (Carpenito,1998), dengan tahapan: pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana,
implementasi, dan evaluasi.
Keperawatan merupakan profesi, menurut World Medical Association (1991) profesi perawat
yakni ”enhancing the quality of life and the health status of all people” dengan demikian profesi
perawat berperan besar meningkatkan kualitas hidup serta derajat kesehatan masyarakat secara
keseluruhan, sehingga dalam menjalankan profesinya perawat harus mengikuti kode etik
keperawatan.
Dietesien adalah seorang nutrisionis yang telah mendalami pengetahuan dan keterampilan
dietetik, baik melalui lembaga pendidikan formal maupun pengalaman bekerja dengan masa kerja
minimal satu tahun, atau mendapat sertifikat dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) dan
bekerja di unit pelayanan yang menyelenggarakan terapi dietetik (Direktorat Gizi Depkes RI,
2003).
Manajemen
Manajemen adalah Pengelola Pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit, Puskesmas, Klinik
praktek dokter bersama, Praktek Bidan, Maupun Apotek. Manajemen pelayanan kesehatan harus
mampu menyesuaikan setiap sumber daya untuk menentukan kinerja organisasi pelayanan
kesehatan yang dikelolanya. Manajemen harus dapat terus menjalankan organisasi kesehatan yang
dipimpinnya dalam hal keuangan, efektif dalam biaya dan sensitif terhadap kebutuhan pasiennya
yang dipengaruhi oleh sikap pekerja, informasi yang efektif, sistem pemrosesan, penjadwalan,
koordinasi, dan komunikasi antar bagian.
RUMAH SAKIT
Sifat dan Karakteristik
Definisi:
Menurut WHO sebagaimana termuat dalam WHO Technical report series No. 122/1957:
”Rumah Sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan kesehatan paripurna, kuratif, dan preventif kepada masyarakat, serta
pelayanan rawat jalan yang diberikannya guna menjangkau keluarga di rumah. Rumah sakit juga
merupakan pusat pendidikan dan latihan tenaga kesehatan serta penelitian bio-medik”.
Fungsi utama rumah sakit: sebagai sarana pelyanan kesehatan maupun bagian mata rantai rujukan
pelayanan kesehatan.
Tujuan Organisasi
Rumah sakit yang ideal adalah tempat dimana orang-orang yang sakit biasanya mencari dan
menerima perawatan, disamping memberikan pendidikan klinis kepada para mahasiswa
kedokteran, perawat, serta seluruh ahli kesehatan.
Modal
Modal rumah Sakit berasal dari APBN untuk Rumah Sakit Pusat atau APBD untuk rumah sakit
daerah. Sedangkan rumah sakit swasta modalnya berasal dari pemilik yang biasanya berbentuk
yayasan. Pembiayaan rumah sakit secara kontemporer sudah melibatkan peran serta perusahaan
asuransi dari swasta.
Pertanggungjawaban
Bukti laporan pertanggungjawaban rumah sakit adalah laporan akhir yang tediri dari laporan
alokasi dana, laporan pendapatan, dan laporan pengeluaran kepada pemerintah setempat.
Sedangkan rumah sakit swasta memberikan laporan akhir kepada yayasan/badan yang
menaunginya.
Komponen etika Rumah Sakit terdiri dari etika administratif dan etika biomedis.
Contoh Isu-Isu etika administratif: Kepemimpinan manajemen di rumah sakit, privasi pasien,
persetujuan tindakan medis (informed consent).
Contoh Isu-Isu Bio medis atau bioetika; kegiatan rekayasa genetik, teknologi reproduksi,
eksperimen medis, donasi dan transpalasi organ tubuh, penggantian kelamin, kloning, malpraktek.
Bioetika menurut International Association of Bio Ethics adalah Studi tentang isu-isu etis, sosial,
hukum, serta isu-isu lain yang timbul dalam pelayanan kesehatan dan ilmu-ilmu biologi.
Malpraktek adalah istilah hukum yang berarti kesalahan dalam menjalankan profesi. Seorang
dokter dianggap melakukan malpraktek apabila ia tidak memeriksa, tidak membuat penilaian,
tidak melakukan tindakan, atau tidak menghindari tindakan tertentu, sedangkan dokter-dokter
yang baik, pada situasi yang sama, akan melakukan pemeriksaan, membuat penilaian, melakukan
tindakan, atau menghindari tindakan tertentu.
Etika di rumah sakit adalah etika institusi, dimana kewajiban dan tanggug jawab bersifat
institusional, sehingga jika ada malpraktek atau pelangaran etik di rumah sakit, maka eksekutif
puncak lah yang bertanggung jawab.
PUSKESMAS
Sifat dan Karakteristik Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi kesehatan fungsional yang
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk pelayanan kesehatan dasar, dan melaksanakan pembinaan peran serta masyarakat
serta pengembangan upaya kesehatan yang mempunyai wilayah kerja tertentu, biasanya melayani
satu kecamatan, dan sebagian besar pengobatan yang diberikan bersifat umum.
Tujuan Organisasi
Memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terpadu, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat, melibatkan peran serta masyarakat, menggunakan hasil pengembangan ilmu
pengetahuan, serta teknologi tepat guna dengan biaya yang dapat dipikul pemerinth dan
masyarakat.
Modal
Puskesmas memerlukan biaya operasional untuk pengadaan persediaan obat/farmasi, imunisasi
dan kebutuhan medis lainnya. Biaya operasional ini diperoleh dari Pemerintah pusat yang
diserahkan pemeritah pusat kepada pemerintah daerah dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU),
juga mendapatkan dana dari APBD Kabupaten/Kota.
Pertanggungjawaban
Puskesmas bertanggungjawab kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan
melaporkan kegiatan usahanya melali SP2TP yakni Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas. SP2TP adalah pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga, dan pelayanan
kesehatan di Puskesmas. Khusus dalam pertanggungjawaban penerimaan dan pemakaian dana
Puskesmas mengikuti ketentuan PP no 24 tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintah.
Pelayanan Puskesmas
Puskesmas melayani pemeriksaan kesehatan, pengobatan penyakit, penyuluhan kesehatan dan
perawatan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat baik orang tua maupun anak-anak pada
tingkat kecamatan, pada tingkat desa diadakan puskesmas pembantu, poliklinik desa, atau
puskesmas keliling dengan biaya yang sangat terjangkau.
Tujuan Organisasi
Menyelenggarakan usaha pelayanan kesehatan secara bersama antara para dokter/pihak/institusi
yang bergabung mendirikan praktek dokter bersama tersebut yang ditujukan untuk kepentingan
pasien dan pemilik/pendiri.
Modal
Modal poliklinik bersama berasal dari perorangan, institusi/lembaga, atau para dokter yang
bergabung membentuk klinik tersebut.
Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban diberikan oleh staf operasional/pengelola poliklinik dengan mengajukan
laporan kegiatan operasional selama periode akuntansi tertentu kepada pemilik poliklinik bersama
tersebut yang biasanya isinya merupakan data keuangan dan non keuangan meliputi sarana, tenaga,
dan pelayanan kesehatan yang telah diberikan.
Stuktur Organisasi
Biasanya struktur organisasi parktek dokter bersama sebagai berikut:
1. Pimpinan/Kepala Poliklinik
2. Bagia Keuangan
3. Bagian Administrasi
4. Bagian Operasional
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang diberikan praktek dokter bersama: Konsultasi kesehatan, pemeriksaan
kesehatan, pemberian obat, penyuluhan kesehatan dan perawatan kesehatan
APOTEK
Sifat dan Karakteristik Apotek
Apotek adalah usaha pelayanan kesehatan dalam hal penyaluran obat/farmasi kepada masyarakat
(PP No. 26 tahun 1965). Dalam dekade ini peranan apotek semakin besar seiring dengan
perkembangan jenis-jenis obat baru dan teknologi inovatif telah mengubah cara penyaluran,
penelusuran, dan pemberian obat yakni dengan sistem informasi apotek (teknologi software)
sehingga membantu apoteker dalam menyeleksi dan memantau pengaruh dari obat.
Tujuan Organisasi
Sesuai dengan keberadaannya tujuan apotek adalah memberikan pelayanan penyaluran
obat/farmasi kepada masyarakat sesuai resep dokter dan bertangung jawaa dalam hal keamanan,
keefektifan dan konsekuensi ekonomi dari obat yang digunakan dalam perawatan. Untuk
menjamin penyaluran obat maka apotik harus memiliki layanan:
Struktur organisasi
Struktur organisasi apotek berbeda-beda disesuaikan dengan ukuran organisasinya dan keinginan
pemiliknya, karena apotek terdiri dari:
1. Apotek milik Individu tunggal
2. Apotek yang dimiliki beberapa orang
3. Apotik milik pemerintah
4. Apotik unit dari rumah sakit pemerintah atau swasta
Pelayanan Apotek
Pelayanan apotek meliputi:
1. Penyediaan obat tanpa resep
2. Penyediaan obat dengan resep dokter
3. Pemberina informasi mengenai obat
PERTEMUAN IV
PENGANGGARAN ORGANISASI KESEHATAN
DEFINISI ANGGARAN
”A budget is the quantitive expression of a proposed plan of action by management for a future
time period and is an aid to the coordination and implementation of the plan (Horngren et al,
2000:178) dalam Bastian (2008:59).
Definisi di atas menjelaskan batasan mengenai apa yang dimaksud dengan anggaran. Anggaran
merupakan pernyatan-pernyataan kuantitatif dari sekumpulan rencana tindakan yang disusun
manajemen untuk masa yang akan datang dan merupakan alat bantu untuk mengkoordinasikan
dan mengimplementasikan rencana tersebut. Pernyataan kuantitaif tersebut biasanya dalam bentuk
perkiraan angka-angka atas penerimaan dan pengeluaran yang mungkin terjadi dalam satu atau
beberapa tahun ke depan.
Empat langkah operating budget tersebut berlaku untuk aktivitas penerimaan dan pengeluaran.
Review merupakan peninjauan kembali untuk perbaikan perkiraan anggaran yang diajukan
sehingga dapat diperbaiki sebelum disetujui, misalnya jika ada target pendapatan dari suatu
unit/instalasi yang terlalu rendah dari kemampuan sebenarnya. Review juga dapat dilakukan untuk
mengendalikan pengeluaran, jika ada usulan pengadaan barang/jasa yang tidak sesuai dengan
prioritas kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya atau mengendalikan kegiatan pengadaan
barang/jasa keperluan rumah sakit agar tidak melebihi batas maksimal pagu anggaran.
PERTEMUAN V
Pengguna Laporan:
a. Pihak investor meliputi : pemegang efek ekuitas dan pemegang efek hutang
b. Pihak kreditor meliputi
1) Pemasok
2) Konsumen dan karyawan yang memiliki klaim atas perusahaan
3) Lembaga pemberi pinjaman
4) Pemberi pinjaman individual
5) Pemegang efek hutang
Dengan adanya pedoman ini, pemahaman dan daya banding laporan keuangan akan semakin
meningkat. Oleh karena itu keseragaman penyajian sebagaimanan diatur dalam pedoman ini tidak
menghalangi emiten atau perusahaan publik untuk memberikan informasi yang relevan bagi
pengguna laporan sesuai kondisi masing masing emiten atau perusahaan publik.
Acuan Penyusunan
Pemilihan acuan yang akan digunakan dalam penyusunan pedoman industri rumah sakit di
dasarkan pada acuan yang relevan pada industry rumah sakit. Acuan tersebut adalah :
a. Pengaturan badan pengawas pasar modal (Bapepam) yang berhubungan dengan akuntansi dan
laporan keuangan.
b. Kerangka dasar dan penyusunan penyajian laporan keuangan(PSAK dan IPSAK)
c. Standar-Satandar Akuntansi: IAS, SFAS, IPSAS,IFRS
d. Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan laporan keuangan.
e. Praktek-praktek akuntansi yang berlaku umum.
Lingkup pedoman
Pedoman ini dibuat untuk emiten atau perusahaan public yang aktivitas utamanya adalah rumah
sakit dengan asumsi bahwa perusahaan tersebut tidak mempunyai anak perusahaan yang
dikonsolidasikan.
Klasifikasi Kewajiban:
Hutang Dagang (Accounts Payable), Hutang Wesel (Notes Payable), Rekening yang masih harus
dibayar (Account Liabilities), Bagian Hutang Jangka Panjang yang Jatuh tempo
Klasifikasi Modal:
1. Pendapaatan (Revenue)
Pendapatan Operasional dan Pendapatan Non Operasional yang akan menambah modal
2. Beban (Expense)
Beban Harga Pokok (Operasional) dan Beban Non Operasional (Administrasi, Umum, dan
Pemasaran) yang akan mengurangi modal.
Laba (Profit) adalah selisih lebih pendapatan di atas beban-beban, Sedangkan Rugi (Loss) adalah
sebaliknya.
PENGGUNAAN T ACCOUNT
T account (Rekening perkiraan bentuk T) adalah bentuk Ledger (buku besar) yang disederhanakan
ke dalam bentuk huruf T dimana disebelah kiri adalah debit dan disebelah kanan adalah kredit.
Mekanisme yang digunakan adalah sistem double entry (pencatatan berpasangan), artinya setiap
transaksi akan dicatat ke dalam 2 (dua ) perkiraan atau lebih dengan jumlah yang selamanya
sama/seimbang antara debit dan kredit sesuai dengan ketentuan didalam persaman dasar akuntansi.
Untuk menyusun T account harus dikuasai terlebih dahulu pengetahuan tentang posisi saldo
normal masing-masing rekening baik rekening- rekening di neraca maupun laporan laba rugi.
Berikut ini adalah transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Juni 2007 di balai Pengobatan
”Bakti darma”:
1. Dr. Yahya menginvestasikan Rp 100.000.000 berupa kas ke dalam Balai Pengobatan Bakti
Darma.
2. Dibayar untuk 1 tahun sewa kantor Rp. 6.000.000
3. Dibayar Rp.60.000.000 untuk investasi peralatan medis
4. Dibeli peralatan kantor/non medis Rp.2.000.000 per kas.
5. Membeli peralatan kantor senilai Rp. 7.000.000 dari PT. Bahtera dibayar secara kredit
6. Dibeli Perlengkapan Kantor secara kredit dari Toko Trisakti Rp. 1.200.000
7. Dijual peralatan kantor yang tidak terpakai kepada Bahri &Co. Rp .2.000.000 per kas dan
Rp 100.000 kredit.
8. Diterima dari Bahri&Co. Rp. 100.000
9. Dibayar kepada PT. Bahtera Rp.3.500.000
10. Diterima pendapatan pemeriksaaan kesehatan 3 minggu pertama bulan Juni Rp.
17.000.000
11. Dibayar Gaji pegawai untuk 2 orang Rp. 1.200.000 untuk 2 minggu pertama bulan Juni
12. Diterima pendapatan pemeriksaan kesehatan 1 minggu terakhir bulan Juni Rp .1.500.000
13. Dr. Yahya mengambil Rp. 4.000.000 untuk kepentingan pribadi
14. Dibayar Gaji pegawai untuk 2 minggu terakhir Rp. 1.200.000
15. Membayar rekening Telepon bulan yang bersangkutan Rp. 400.000
16. Membayar biaya sevice rutin peralatan medis Rp1.500.000
17. Membayar biaya advertensi Rp 120.000
PERALATAN KANTOR
4) 2.000.000 7) 2.100.000
5) 7.000.000
Jlh. 9.000.000 2.100.000
So. 6.900.000
Jlh. 114.780.000 Jlh. 4.700.000 Jlh. 110.080.000
Jika jumlah debit dan kredit tidak seimbang, berarti terjadi kesalahan , karena:
DEBIT KREDIT
KAS 40.680.000
SEWA DIBAYAR DIMUKA 6.000.000
PERLENGKAPAN KANTOR 1.200.000
PERALATAN MEDIS 60.000.000
PERALATAN KANTOR 6.900.000
HUTANG USAHA 4.700.000
MODAL, DR YAHYA 100.000.000
PENARIKAN, DR. YAHYA 4.000.000
PENDAPATAN JASA PEMERIKSAAAN 18.500.000
BEBAN GAJI 2.400.000
BEBAN TELEPON 400.000
BEBAN PEMELIHARAAN RUTIN 1.500.000
BEBAN ADVERTENSI 120.000
Soal-Soal:
1. Dr. Rahmat memulai usaha kliniknya yang diberi nama Klinik Mitra Sehat pada bulan
Maret 2007 dengan investasi berupa uang kas Rp. 80.000.000.
2. Membayar sewa gedung Rp. 12.000.000 untuk satu tahun
3. Membeli peralatan Medis senilai Rp160.000.000 yang dibayar tunai Rp 45.000.000 sisanya
berupa surat perjanjian kesanggupan membayar.
4. Dibeli perlatan kantor secara kredit Rp 1.800.000
5. Membayar beban telepon Rp 500.000
6. Diambil Uang tunai untuk kepentingan pribadi Rp. 3.000.000
7. Diterima pendapatan pemeriksaan kesehatan untuk setengah bulan pertama Rp. 16.500.000
8. Membayar gaji pegawai untuk 2 orang Rp. 1.500.000 untuk dua minggu pertama bulan
Maret
9. Dibayar per kas premi asuaransi peralatan medis untuk satu tahun Rp 1.500.000
10. Membayar hutang peralatan kantor Rp 1.200.000
11. Membeli perlengkapan Rp 600.000
12. Dierima pendapatan jasa pemeriksaan kesehatan untuk setangah bulan terakhir Rp
13.200.000
13. Membayar gaji pegawai untuk dua minggu terkahir bulan Maret Rp. 1.500.000
14. Dibayar rekening tagihan listrik dan Air PDAM Rp. 1.200.000
15. Membayar biaya service rutin peralatan medis Rp. 2.100.000
16. Diambil tunai oleh pemilik Rp 2.800.000 untuk kepentingan pribadi.
Tahap Peringkasan/Pengikhtisaran:
1. Penyusunan Neraca saldo Percobaan (Trial Balance) berdasarkan buku besar
2. Pembuatan ayat jurnal penyesuaian
3. Penyusunan kertas kerja atau neraca lajur
4. Pembuatan ayat jurnal penutup
5. Pembuatan neraca saldo setelah penutupan
6. Pembuatan ayat jurnal pembalik
Tahap Pelaporan:
1. Laporan surflus/defisit
2. Laporan arus kas
3. Neraca
4. Laporan perubahan ekuitas
5. Catatan atas laporan keuangan
Transaksi: pertemuan antara 2 belah pihak ( penjual dan pembeli) yang saling menguntungkan,
dapat diukur, menghasilkan bukti, dan mempengaruhi posisi keuangan badan usaha. Hal yang
dapat dicatat sebagai transaski:
1. Pembelian barang dagangan
2. Penjualan barang dagangan
3. Pembayaran sewa
4. Penerimaan uang kas
Bukti transaksi: Dokumen sumber yang menandai bahwa transaski yang sah telah terjadi.
Jurnal: alat untuk mencatat transaksi yang dilakukan organisasi kesehatan secara kronologis
dengan menunjukkan akun yang didebet dan dikredit beserta jumlahnya masing-masing. Jurnal
menganut asas double entry.
Buku Besar: suatu buku yang berisi kumpulan atau perkiraan yang telah dicatat dalam jurnal,
dengan maksud untuk memisahkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas.
Kertas kerja: merupakan kolom-kolom yang digunakan dalam proses akuntansi keuangan manual,
dimana dalam kertas kerja neraca saldo berbentuk daftar akun beserta saldo yang menyertainya
pada suatu periode tertentu. Kertas kerja (worksheet) terdiri dari 10 kolom debit kredit untuk
neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca saldo setelah disesuaikan, laporan laba rugi dan neraca.
Elemen-Elemen Neraca:
1. Aktiva
2. Kewajiban
3. Ekuitas
PERSAMAAN AKUNTANSI
Jika semua harta perusahaan dibiayai dari modal sendiri tanpa hutang, maka:
Assets = equities
Jika semua harta perusahaan dibiayai dari hutang dan modal, maka:
TRANSAKSI-TRANSAKSI:
1. Dr. Abidin mendirikan Klinik Pratama Husada pada tanggal 1 April 2007 dengan modal Rp.
200.000.000,- yang disimpan dalam bentuk deposito di bank Danamon.
2. Klinik Pratama Husada membeli peralatan medis dan non medis dengan tunai seharga Rp.
120.000.000,-.
3. Klinik Pratama Husada membeli perlengkapan kantor senilai Rp 2.000.000,- dengan perjanjian
pembayaran dilaksanakan pada bulan berikutnya.
4. Sebagian hutang tersebut dibayar dengan jumlah Rp. 1.200.000,-
5. Selama bulan April tersebut Klinik Pratama Husada menerima pendapatan jasa pemeriksaan
kesehatan sejumlah Rp. 16.500.000,- secara tunai
6. Berbagai macam beban yang dikeluarkan perusahaan selama bulan tersebut antara lain:
Gaji dan Upah Rp. 5.400.000,-
Listrik dan air 1.600.000 ,-
Telepon 500.000,-
Keterangan:
Asset = harta perusahaan/investasi milik perusahaan
Libilities = Kewajiban/Hutang
Equities = capital/modal sendiri
Beban = pengorbanan atas barang/jasa yang diarahkan untuk menjalankan perusahaan
Depresiasi = penyusutan
Akumulasi Depresiasi = jumlah penyusutan
Peralatan = harta yang berumur lebih dari satu tahun
Perlengkapan = harta yang berumur kurang dari satu tahun
Prive = Withdrawals/pengambilan sebagian laba untuk kepentingan pribadi pemilik perusahaan
perseorangan/non badan hukum
1 200.000 200.000
2 (120.000) 120.000
Bal. 80.000 120.000 200.000
3 2.000 2.000
Bal. 80.000 2.000 120.000 2.000 200.000
4 (1.200) (1.200)
Bal. 78.800 2.000 120.000 800 200.000
5 16.500 16.500
Bal. 95.300 2.000 120.000 800 216.500
6 (7.500) (7.500)
Bal. 87.800 2.000 120.000 800 209.000
7 (1.100) (1.100 )
Bal. 87.800 900 120.000 800 207.900
8 (2.000) (2.000)
Bal. 87.800 900 120.000 (2.000) 800 205.900
9 (1.500) (1.500)
Bal. 86.300 900 120.000 (2.000) 800 204.400
CONTOH:
Harta
Kas Rp. 86.300.000
Perlengkapan 900.000
Peralatan 120.000.000
Dikurangi: Akumulasi Depresiasi (2.000.000)
Kewajiban
Hutang Jangka Pendek Rp. 800.000
Modal
Dr. Abidin, Modal 204.400.000
Total Kewajiban dan Modal 205.200.000
Soal Latihan :
Pada tanggal 1 Oktober 2007 Dr. Taufik mendirikan Klinik Mulia Husada. Transaksi yang terjadi
selama bulan Oktober 2007 adalah sebagai berikut:
1. Memulai usaha dengan mendepositokan uang ke bank BRI sebesar Rp. 150.000.000,-
2. Membayar Beban Listrik dan Air Rp. 3.000.000,-
3. Membeli peralatan berupa meja tulis, kursi, lemari arsip dan perlatan medis seharga Rp.
15.000.000,- . Dari jumlah tersebut RP. 10.000.000,- dibayar tunai dan sisanya dengan kredit.
4. Membeli perlengkapan berupa pensil, kertas HVS, dan lain-lain senilai Rp. 700.000,- secara tunai
5. Diterima pendapatan jasa senilai Rp. 10.500.000,-
6. Membayar hutang kepada kreditur Rp. 3.000.000,-
7. Membayar beban Telepon Rp. 1.000.000,-
8. Dr. Taufik mengambil prive senilai Rp. 2.400.000,-
9. Penyusutan Peralatan ditaksir Rp 500.000,-
10. Setelah dilakukan Inventarisir perlengkapan diketahui beban perlengkapan yang terpakai Rp
300.000,-
Pertanyaan:
1. Catat Transaksi di atas dan tentukan saldonya dengan judul kolom sebagai berikut:
2. Buatlah Neraca, Laporan Laba rugi, dan Perubahan Modal per 31 Oktober 2007.
PERTEMUAN DELAPAN
JURNAL UMUM DAN POSTING
POSTING
Adalah kegiatan atau prosedur pemindahan ayat-ayat jurnal ke dalam
ledger/rekening/akun/perkiraan/buku besar. Posting dilakukan berurutan sesuai dengan peristiwa
terjadinya transaksi. Setiap rekening dalam buku besar disusun berdasarkan nomor akunnya.
Langkah-langkah Posting:
Contoh Transaksi:
Ibrahim, S.Si, Apt, seorang Apoteker membuka Apotik Mugi Sehat tarhitung tanggal 1 Juli 2006.
Berikut ini urutan tanggal dan peristiwa transaksi selama bulan Juli 2006.
1. Menyerahkan uang tunai Rp 40.000.000 dan satu gedung senilai Rp 300.000.000 sebagai modal.
3. Dibeli peralatan kantor dengan tunai senilai Rp. 12.000.000
4. Dibeli Obatan-obatan berbagai jenis Rp. 80.000.000 secara kredit
7. Diterima pendapatan penjualan obat minggu pertama Rp. 2.500.000
8. Dibayar biaya advertensi sebesar Rp 80.000
9. Membayar sebagian hutang obat Rp 20.000.000
14. Diterima pendapatan penjualan obat minggu kedua Rp. 6.000.000
15. Dibayar tunai pembelian perlengkapan kantor senilai Rp 200.000
16. Dibayar beban listrik, telepon dan air Rp. 600.000
21. Diterima pendapatan penjualan obat minggu ketiga Rp. 11.500.000
25. Diambil uang senilai Rp. 800.000 untuk keperluan pribadi.
26. Dibayar biaya advertensi Rp. 1.000.000
28. Diterima pendapatan penjualan Obat minggu keempat Rp. 20.000.000
29. Dibayar hutang obat Rp. 20.000.000
31. Membayar gaji 3 orang pegawai Rp. 3.000.000,-
31. Diambil uang Rp 1.500.000 untuk keperluan pribadi
1. Jika kesalahan terjadi dalam jurnal dan belum dilakukan posting, maka pembetulan tidak
boleh dengan cara menghapus dan mengganti dengan yang baru melainkan
dengan membuat satu garis melalui kesalahan itu dan selanjutnya menuliskan rekening
atau jumlah yang betulnya.
2. Jika kesalahan dalam jurnal baru diketahui setelah posting, maka pembetulan harus
dilakukan dengan cara membuat suatu entri baru dalam jurnal.
Misal:
Worksheet adalah kertas kerja akuntansi yang terdiri dari 10 kolom yang berfungsi meringkas
keseluruhan data akuntansi perusahaan. Worksheet berfungsi sebagai jembatan untuk
menghasilkan laporan keuangan. Data worksheet berasal dari neraca saldo percobaan (trial
balance) dan data-data akuntansi lain yang telah disesuaikan oleh bagian akuntansi sebuah
perusahaan pada akhir periode.
Langkah-Langkah menyusun worksheet:
Berikut ini adalah Data Trial Balance (Neraca Percobaan) Rumah Sakit Harapan Sehat Per 31
Desember Tahun 2006 (dalam .000) dan Ayat-Ayat Jurnal Penyesuaian yang telah dibuat oleh
bagian Akuntansi Rumah Sakit tersebut:
Trial Balance:
1. Kas 1.718.000
2.Piutang Usaha 2.256.000
3.Cadangan Kerugian Piutang 90.000
4.Persediaan Barang 3.940.000
5.Perlengkapan Medis 194.000
6.Perlengkapan Non Medis 96.000
7.Asuransi Dibayar Dimuka 312.000
8.Peralatan Medis 2.040.000
9.Akumulasi Penyusutan Peralatan Medis 920.000
10.Peralatan Non Medis 1.110.000
11.Akumuasi Penyusutan Peralatan Non
Medis 440.000
12.Gedung 20.200.000
13.Akumulasi Penyusutan Gedung 1.880.000
14.Tanah 11.200.000
15.Hutang Usaha 1.480.000
16.Gaji Yang Masih Harus Dibayar
17.Hutang Jangka Panjang 1.800.000
18.Modal Saham 28.000.000
19.Laba Ditahan 2.650.000
20.Dividen 800.000
21.Ringkasan Hasil
22.Pendapatan Jasa Kesehatan 32.986.000
23.Pembelian 21.050.000
24.Potongan Pembelian 300.000
25.Beban Asuransi
26.Beban Promosi 390.000
27.Beban Perlengkapan Medis
28.Beban Perlengkapan Non Medis
29.Beban Penyusutan Peralatan Medis
30.Beban Penyusutan Peralatan Non Medis
31.Beban Penyusutan Gedung
32.Beban Gaji 5.200.000
33.Beban Kerugian Piutang
34.Beban Lain-lain 105.000
35.Pendapatan di luar Jasa Kesehatan 180.000
36.Beban Bunga 115.000
Total 70.726.000 70.726.000
Data yang berhasil dikumpulkan oleh bagian Akuntansi Rumah Sakit Harapan Sehat pada
Akhir Periode (per 31 desember 2006):
1. Hasil Stock Opname menunjukkan bahwa nilai persediaan barang dagangan (obat dll)
adalah Rp. 4.430.000.000,-
2. Hasil Stock Opname Perlengkapan Medis dan Non Medis masing-masing menunjukkan
nilai Rp.110.000.000 dan Rp 36.000.000,-
3. Beban Asuransi yang dijalani untuk tahun tersebut adalah Rp 182.000.000
4. Beban kerugian piutang ditaksir Rp. 125.000.000
5. Beban Penyusutan Peralatan Medis, Peralatan Non Medis, dan Gedung masing-masing
Rp. 220.000.000, Rp 90.000.000, dan Rp. 300.000.000,-
6. Gaji pegawai yang masih belum dibayar pada akhir tahun Rp. 75.000.000,-
Diminta:
Defferal dan acrual adalah akun-akun yang terjadi akibat prestasi yang sudah diserahkan
perusahaan kepada pihak ketiga tidak jatuh bersamaan waktunya dengan hasil yang diterima atau
sebaliknya, prestasi yang sudah dinikmati perusahaan dari pihak ketiga tidak jatuh bersamaan
dengan penyerahan pembayaran. Contoh: pendapatan yang masih harus diterima (accrued income)
atau gaji yang masih harus dibayar (Accrued expense).
Contoh Soal:
1. Pada tanggal 1 juni 2007 perusahaan membayar premi asuransi untuk satu tahun yang akan datang
Rp 312.000
2. Pada tanggal 31 Desember 2007 dilakukan penyesuaian atas beban asuransi yang sebenarnya serta
melakukan closing entries
3. pada tanggal 2 Januari 2008 perusahaan membayar biaya tambahan premi sebesar Rp. 182.000
4. Pada tanggal 31 Januari 2008 Dilakukan pencatatan beban asuransi yang terjadi selama bulan
tersebut.
Diminta : Buatlah jurnal-jurnal yang diperlukan berikut buku besarnya atas akun-akun tersebut
diatas, jika:
a. Kasus I (Tidak perlu reversing, karena beban dibayar dimuka diakui sebagai aktiva)
b. Kasus II (Perlu reversing, karena beban dibayar dimuka diakui sebagai beban)
Penyelesaian Kasus I:
Tanggal 1-06-2007:
Asuransi Dibayar Di Muka Rp.312.000
Kas Rp.312.000
Tanggal 31-12-2007:
- Adjusment:
Beban asuransi (26.000 x7bln) Rp.182.000
Asuransi dibayar di Muka Rp. 182.000
- Closing:
Ringkasan Hasil Rp.182.000
Beban asuransi Rp.182.000
Tanggal 2-01-2008:
Asuransi di bayar dimuka Rp 182.000
Kas Rp.182.000
Tanggal 31-01-2008:
Beban Asuransi Rp. 26.000
Beban Asuransi dibayar di muka Rp 26.000
Buku Besar :
2007
2008
Tanggal 31-12-2007:
Adjusment:
Asuransi dibayar di muka (Rp.312.000-182.000) Rp.130.000
Beban Asuransi Rp. 130.000
Closing:
Ringkasan Hasil Rp.182.000
Beban asuransi Rp.182.000
Tanggal 2-01-2008:
Beban Asuransi di bayar dimuka Rp 182.000
Kas Rp.182.000
Tanggal 31-01-2008:
Beban Asuransi Rp. 26.000
Asuransi dibayar di muka Rp 26.000
Reversing sebagian karena baru jatuh tempo satu bulan (130.000 : 5 bulan)
Buku Besar :
2007
2008
Beban Asuransi Dibayar Dimuka Beban Asuransi
Soal Latihan Kasus III: (Pendapatan diterima dimuka dicatat sebagai hutang, tidak perlu
reversing):
1. Pada tanggal 1 Oktober 2007 Diterima pendapatan sewa yang dibayar dimuka sebesar Rp.720.000
dan dicatat sebagai hutang
2. Pada Akhir tahun dicatat pendapatan sewa yang sebenarnya dan dilakukan closing entries
Diminta: Buat Jurnal Defferal dan Accrual yang diperlukan dan buku besar
Soal Latihan Kasus IV: (Pendapatan diterima dimuka dicatat sebagai Pendapatan, perlu reversing):
1. Pada tanggal 1 Oktober 2007 Diterima pendapatan sewa yang dibayar dimuka sebesar Rp.720.000
dan dicatat sebagai pendapatan
2. Pada Akhir tahun dicatat pendapatan sewa yang sebenarnya dan dilakukan closing entries
3. Pada akhir janauri 2008 dilakukan reversing atas pendapatan sewa yang sebenarnya yang jatuh di
bulan tersebt
Diminta: Buat Jurnal Defferal dan Accrual yang diperlukan dan buku besar
Penyelesaian:
Kasus III:
Tanggal/ 1/10/2007 :
Kas Rp. 720.000
Pendapatan sewa diterima dimuka Rp. 720.000
Tanggal 31/12/2007:
Adjusting:
Pendapatan sewa diterima dimuka (720.000/12 x 3 bln) Rp. 180.000
Pendapatan sewa Rp. 180.000
Closing:
Pendapatan sewa Rp. 180.000
Ringkasan hasil Rp.180.000
Tangga/ 1/10/2007 :
Kas Rp. 720.000
Pendapatan sewa Rp. 720.000
Tanggal 31/12/2007:
Adjusting:
1. Pada tanggal 1 Maret 2001 Rumah Sakit Sejati membayar premi asuransi untuk gedung –
gedung rumah sakit sebesar Rp. 18.000.000 untuk jangka waktu asuransi 2 tahun.
Diminta:
Buatlah jurnal penyesuaian dan jurnal penutupan pada tanggl 31 desember 2001 dan jurnal
pembalik pada tanggal 31 Januari 2002, jika pada saat membayar asuransi dicatat sebagai beban
asuransi
Buatlah jurnal penyesuaian dan jurnal penutupan pada tanggl 31 desember 2001, jika pada saat
membayar asuransi dicatat sebagai asuransi dibayar dimuka
PERTEMUAN XI
Indikator kinerja adalah tolak ukur untuk pengukuran kinerja. Tujuan utama dari penilaian kinerja
kesehatan adalah memotivasi petugas kesehatan dalam mencapai sasaran organisasi kesehatan
dan memenuhi standar perilaku kesehatan, sebagai dasar objektif untuk memberikan kompensasi
kepada masing-masing pusat pertanggungjawaban sesuai prestasinya kepada perusahaan secara
keseluruhan.
Sistem pengukuran kinerja adalah sistem (software, database, procedures) yang digunakan untuk
melaksanakan pengukuran kinerja secara lengkap dan konsisten (Lohman, 2003). Salah satu sistem
pengukuran kinerja yang dirancang untuk menghadapi era perubahan yang cepat, global, dan
persaingan yang tajam adalah Balance Scorecard (Kaplan dan Norton, 1996). Balance Scorecard
menilai kinerja organisasi berdasarkan empat perspektif, yakni prespektif financial, perspektif
pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif inovasi dan pembelajaran. Dengan
demikian Balance Scorecard mampu menghubungkan tindakan-tindakan jangka pendek dengan
tujuan strategi perusahan jangka panjang.
1. Aspek Keuangan
Tujuan pencapaian kinerja keuangan yang baik merupakan fokus dari tujuan-tujuan yang ada
dalam pespektif lainnya. Sasaran kinerja dari aspek keuangan terbagi menjadi tiga tahap:
a. Growth Stage (perkembangan)
Pada tahap ini organisasi kesehatan pada tahap perkembangan dengan karakteristik; organisasi
kesehatan mengembangkan produk baru, cashflow negative, pengembalian atas modal rendah,
biaya investasi besar, dana hasil dari operasi saat ini masih sedikit. Sasaran dari growth stage
adalah menekankan pertumbuhan penjualan di pasar yang baru dari konsumen baru atau dari
produk/jasa baru.
b. Sustain Stage (bertahan)
Karakteristik; perusahaan berupaya mempertahankan pangsa pasar yang ada dan berusaha
mengembangkannya, melakukan investasi untuk mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan
perbaikan operasional secara konsisten. Sasaran pada tahap ini lebih diarahkan pada besarnya
tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan.
c. Harvest (panen)
Karakteristik; organisasi kesehatan mengalami kematangan dan panen atas hasil investasinya dan
berupaya memaksimumkan arus kas yang masuk ke organisasi, investasi ditujukan hanya untuk
pemeliharaan fasilitas.
A. Aspek Pelanggan
Tolak ukur aspek pelangan terbagi dua, yakni:
1. Kelompok Inti (pangsa pasar, tingkat perolehan pelanggan baru, kemampuan mempertahankan
pelanggan lama, tingkat kepuasan pelanggan, tingkat profitabilitas pelanggan)
2. Kelompok penunjang (atribut produk fungsi, harga, mutu; hubungan dengan pelanggan, citra dan
reputasi organisasi kesehatan)
B. Aspek Proses Bisnis Internal
1. Inovasi (jumlah produk baru dan lama waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan produk baru)
2. Proses Operasi (penyimpangan biaya produksi terhadap anggaran, banyaknya permintaan
pelanggan yang tidak terpenuhi)
3. Proses penyampaian produk/jasa kepada pelanggan (manfaat tambahan kepada pelanggan, misal:
perbaikan sistem pembayaran)
C. Aspek Pembelajaran dan Pertumbuhan
Faktor yang dapat mendorong pertumbuhan organisasi:
1. Karyawan (kepuasan dan produktifitas karyawan)
2. Kemampuan Sistem Informasi (informasi mudah didapatkan, capat, tepat)
1. Indikator masukan (input), adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan
kegiatan untuk menghasilkan keluaran dapat berjalan, misal dana, SDM, informasi,
kebijakan/peraturan.
2. Indiaktor keluran (output), adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu
kegiatan yang bersifat fisik dan atau non fisik.
3. Indikator hasil (outcomes), adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan pada jangka menengah (dampak langsung)
4. Indikator manfaat (benefits), adalah sesuatu yang terkait denga tujuan akhir dari
pelaksanaan kegiatan
5. Indikator dapak (impacts) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif mupun negatif
terhadap setiap tingkatan indicator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.
Indikator kinerja kesehatan dibuat dengan tujuan yang paling mendasar adalah mencapai
akuntabilitas organisasi sector public termasuk organisasi kesehatan.
5 (lima) alasan mengapa variasi dalam penilaian kinerja bisa diamati di antara organisasi:
Hasil Analisa dengan metode Due Dilligence yaitu suatu prosedur dimana investor
mempertimbangkan investasi dalam menilai aktiva perusahaan (lebih menitik beratkan aspek
kulitatif pada integritas, nilai-nilai, dan substansi):
Dari laporan keuangan tersebut dapat dilihat bahwa NHF tidak memiliki aktiva tetap, karena NHF
merupakan lembaga yang hanya menyalurkan dana dari donator kepada pihak lain yang
mebutuhkan sehingga tidak memerlukan aktiva yang berbentuk fisik layaknya perusahaan
manufaktur. Kas dan setara kas di tahun 2003 mengalami penurunan dari tahun 2002 serta
penurunan piutang wesel menunjukkan adanya pengeluaran kas yang lebih banyak pada tahun
2003.
Soal Latihan:
Dibawah ini merupakan laporan keuangan (aktiva) yayasan kesehatan masyarakat:
Diskusikan:
Bagaimana analisis Saudara terhadap laporan keuangan di atas?Apa yang terjadi dengan aktiva
tetap yayasan kesehatan masyarakat tersebut?Bagaimana dengan posisi kas dan setara
kasnya?Coba jelaskan!
Analisa laporan keuangan kesehatan untuk entitas kesehatan yang bertujuan mencari laba (profit
oriented) dapat meliputi beberapa analisa sebagai berikut:
2. Analisa Current Ratio (CR) yang merupakan analisa kemampuan perusahaan dalam
melunasi hutang jangka pendek dengan harta lancar. Kisaran CR yang wajar adalah anatara
100% sampai dengan 200%. CR termasuk kedalam analisa likuiditas.
3. Analisa Acid Test Ratio (ATR) yang merupakan analisa kemampuan perusahaan melunasi
hutang jangka pendek yang bersifat sangat segera untuk dibayar.
4. Analisa Inventory Turn over (ITO) merupakan analisa untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menjual persediaan yang ada di gudang. Dengan kata lain ITO dapat
mengukur berapa lama persediaan tersimpan digudang sebelum terjual. Patokannya, ITO
dikatakan baik jika perputarannya tahun ini lebih cepat dari tahun kemarin.
6. Analisa Total Debt to total Assets (TDTA) merupakan analisa untuk mengukur
kemampuan solvabilitas perusahaan. Solvabilitas artinya kemampuan perusahaan melunasi
seluruh hutangnnya dengan seluruh harta yang dimilikinya pada saat perusahaan gulung
tikar (shut down). Patokannya, TDTA dikatakan baik jika nilai rasionya tidak lebih dari
satu atau jika TDTA tahun ini lebih kecil dari tahun sebelumnya.
Di bawah ini merupakan Neraca Sebuah Rumah Sakit Swasta Tahun 2001:
Dari hasil analisa laporan keuangan tahun 2000 diperoleh hasil sebagai berikut:
ROI = 15%
CR = 250%
ATR = 75%
ITO = 60 hari
RTO = 60 hari
Diminta:
Buatlah analisa laporan keuangan kesehatan meliputi Return on Investment, Current Ratio, Acid
Test Ratio, Inventory Turn Over, Receivable Turn Over, dan Total debt to total asset ratio pada
tahun 2001. Simpulkan hasil analisa Saudara jika dibandingkan dengan hasil analisa tahun
sebelumnya.
PERTEMUAN XII
AKUNTANSI BIAYA KESEHATAN
Biaya (cost) menurut the nature of business cost- general concept, seperti dikutif Suwardjono
(1991) dari Bourke (1978:193) dalam Indra (2008:189) adalah:
“cost is a general term for measured amount of value purposefully released or to be released in
the acquisition of economic resources, either tangible or intangible”
Dengan demikian karakteristik biaya adalah Biaya merupakan pengukur, dalam unit moneter,
suatu sumber ekonomis yang digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya memperoleh aktiva baik
berwujud atau pun tidak berwujud.
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan pengkajian biaya
pembuatan barang/jasa serta penjualannya.
Output Akuntansi biaya merupakan bagian dari laporan surflus/deficit (laporan laba rugi) sebuah
organisasi kesehatan. Komponen Biaya dalam organisasi kesehatan adalah:
1. Sebagai basis perencanaan, Pengendalian, dan penilaian kinerja manajer serta unit operasi
yang dipimpinnya
2. Untuk memudahkan pencapaian tujuan organisasi kesehatan
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi, sehingga
beban tugas manajer pusat berkurang
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
6. Sebagai alat pelaksanaan strategi organisasi kesehatan secara efektif dan efesien
7. Sebagai alat pengendalian anggaran
Pusat pertanggungjawaban laba membandingkan input (biaya) dengan output (pendapatan) dalam
satuan moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan. Contoh
pertanggungjawban laba dalah: Unit apotek/faramasi, unit laboratorium, unit radiologi di sebuah
rumah sakit.
Pusat pertangugngjawaban biaya menilai kinerja manajernya berdasarkan biaya yang telah
dikeluarkan. Suatu unit organisasi dapat disebut pusat pertanggungjawaban biaya apabila ukuran
kinerjanya dinilai berdasarkan biaya yang telah digunakan pada organisasi kesehatan, dengan
batasan output yang dihasilkan. Contoh: unit kesehatan lingkungan, unit pemeliharaan
sarana rumah sakit, unit penyuluhan, dll.
Input biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
(biaya produksi selain bahan baku dan tenaga kerja langsung). Ada tiga macam pengukuran input
yakni; metode biaya historis murni, metode biaya historis normal, dan metode biaya standar.
Metode penilaian persediaan dapat mempengaruhi tingkat laba bersih karena setiap metode yang
berbeda mnghasilkan laba bersih yang berbeda. Ada empat metode penilaian persediaan yakni;
metode throughput, Metode langsung atau variable, metode penyerapan penuh, dan metode
berdasarkan aktivitas.
Akumulasi biaya adalah pengumpulan biaya berdasarkan proses atau pesanan. Contoh akumulasi
biaya pesanan adalah proyek pembangunan gedung kesehatan. Contoh akumulasi biya proses
adalah produksi obat farmasi.
Ada tiga metode asumsi aliran biaya yang menentukan harga pokok persediaan yakni metode FIFO
(untuk persediaan yang mudah kadaluwarsa), LIFO (untuk persediaan yang tidak berkadaluwarsa)
dan Weigthed Average Method.
Ada dua metode pencatatan persediaan yakni perpetual system (terus menerus) dan periodical
system (pencatatan secara periodik/interval waktu).
Dalam sistem ACS biaya pasien dialokasikan ke kategori jenis biaya berdasarkan aktivitas yang
diterima dari pihak rumah sakit.
Contoh biaya pasien stroke:
Case mix adalah alat informasi kesehatan yang didasarkan pada seperangkat klasifikasi episode
perawatan pasien yang menggambarkan jumlah dan tipe pasien yang dirawat.
Contoh kasus : Memperkirakan biaya pasien stroke yang tinggal di rumah sakit dengan DRG
(diagnosis related group).
Dalam penerapan DRG, pasien dialokasikan ke kategori diagnosis utama (major diagnosis
category/MDC) berdasarkan prinsip-prinsip diagnosis. Secara khusus, kategori pembedahan dan
medis harus didasarkan atas tipe prinsip diagnosis. Masing-masing kategori pembedahan dan
medis dibagi lebih jauh dengan menggunkan kondisi setiap pasien, seperti diagnosis kedua, umur,
jenis kelamin, dan discharge data untuk menetapkan DRG dengan lebih baik. Biaya pasien stroke
dapat diperkirakan dengan melihat komponen perawatan yang harus dijalani, yakni:
Unit cost = biaya per unit yang dibutuhkan dalam satu kali aktivitas (Rp/aktivitas)
Rumus Biaya pelayanan = biaya bahan + biaya tenaga kerja + biaya overhead
Seandainya pasien tersebut memerlukan pemeriksaan laboratorium, maka rumus biaya adalah:
Biaya = biaya pelayanan dokter + biaya pelayanan laboratorium
Soal Latihan:
Penghitungan Biaya Pelayanan Dokter dan laboratorium:
Seorang pasien kecelakaan, berobat ke sebuah klinik. Pasien mendaftarkan diri dengan membayar
Rp5.000, Setelah pemeriksaan dokter (biaya peralatan pemeriksaan Rp.4.000), luka yang diderita
akan dijahit oleh dokter dan perawatnya sebanyak 5 jahitan. Biaya jahit luka jahitan pertama
Rp30.000 dan jahitan berikutnya Rp25.000. Biaya pelayanan dokter Rp35.000, biaya perawat
Rp10.000, dan biaya tenaga informasi/administrasi Rp2.000. Kemudian, pasien tersebut diberikan
obat anti nyeri dan obat pencegah infeksi yang diberikan dengan harga Rp70.000. Pasien dirujuk
ke laboratorium untuk pemeriksaan Kolesterol dan LED masing-masing biayanya Rp.75.000 dan
Rp. 35.000. Berapa biaya pelayanan kesehatan bagi pasien tersebut?Berapa harga yang harus
dibayar pasien, jika rumah sakit mengambil keuntungan sebesar 10%?
PERTEMUAN XIII
PEMBIAYAAN JASA PELAYANAN KESEHATAN
Pembayaran tunggal
Pembayaran tunggal adalah penghitungan biaya jasa pada satu jenis jasa saja misalnya jasa dokter,
jasa obat saja atau jasa rawat inap saja.
Penentuan harga service cost satu kantong darah Rp 200.000 didasarkan pada regulasi seperti
keputusan gubernur DKI Jakarta Nomor 453/2006
Darah Gratis
Biaya pengelolalaan:
1. Jasa Operasional Rp. 32.160
2. Administrasi Rp. 11.126
3. Bahan Habis Pakai Rp. 112.575
Rp. 159.361
Patokan harga ini disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit dan kemudian diputuskan harga
service cost satu kantong darah Rp 200.000,-
Jenis jaminan kesehatan masyarakat miskin yang pernah atau sedang dilaksanakan adalah:
Program kartu sehat dan SKTM
Program JPSBK, PD-PSE, PKPS-BBM
Pada tahun 2002 besarnya premi untuk program PKPS-BBM:
Pelayanan kesehatan dasar dan KB 10.000/kk/tahun
Biaya puskesmas Rp 150.000/pasien yang dirujuk
Biaya RS (sesuai alokasi PKPS-BBM pusat)
Program JKMM/Askeskin (melalui PT. ASkes)
Program Jamkesmas (dikelola langsung oleh Kemkes)
Program Gakinda/GakinkAb/Gakinkot (dikelola daerah)
Surat keterangan tidak mampu diberikan kepada keluarga misikin yang tidak mendapatkan kartu
sehat. SKTM dibuat setiap kali akan berobat meluai lurah/kepala desa dancamat. Pengguna
SKTM dapat dibebaskan biaya pengobatan 50% atau seluruhnya sesuai kebijakan rumah sakit.
Biaya kesehatan yang diatnggung pemerintah untuk masyarakat dari tahun ke tahun semakin
besar, misalnya pada tahun 1988/1989 biaya kesehatan sebesar 2,80 triliun rupiah dan pada tahun
1994/1995 naik lagi menjadi 7,03 triliun dan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Oleh
karena itu pemerintah mengupayakan adanya asuransi kesehatan bagi masyarakat. Berdasarkan
Keppress No 230 tahun 1968 dibentuk BPDPK (Badan penyelenggara dana pemeliharaan
kesehatan) yang pada tahun 1992 berubah menjadi PT Asuransi Kesehatan Indonesia (PT Askes)
yang berkewajiban menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi PNS dan
keluarganya dan penerima pensiun dengan kepersertaan bersifat wajib. Peserta dan keluarganya
akan mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit rujukan dengan membayar
biaya sebesra cost sharing (selisih biaya yang tidak ditanggung PT Askes) Selain Askes contoh
lain asuransi kesehatan dari pemerintah adalah Jamsostek dan Jamkesmas.
Asuransi kesehatan swasta adalah kontrak perjanjian antara sebuah perusahaan asuransi swasta
kepada nasabahnya. Isinya kalau si nasabah mengalami resiko yang berhubungan dengan
kesehatannya maka perusahaan asuransi akan mengganti biaya kesehatan yang dikeluarkan. Biaya
yang ditangug dapat meliputi biaya pemeliharaan kesehatan, biaya rawat jalan, biaya rawat inap,
biaya obat, dan biaya operasi.
Prosedur klaim:
1. Peserta menanggung biaya terlebih dahulu (membayar premi asuransi) dan mengajukan klaim
kepada perusahaan asuransi setelah perawatan atas dirinya telah seelesai dilaksanakan
2. Biaya klaim akan dibayarkan sebesar 100% dari jumlah kuitansi dengan batasan maksimal sesuai
daftar rincian manfaat pertanggungan
3. Formulir klaim yang diisi dan ditandatangani oleh dokter yang melakukan perawatan lengkap
dengan diagosa, nama peserta dan nomor kartu peserta dan ditandatangani oleh peserta yang
bersangkutan:
a. Perincian biaya perawatan dari rumah sakit (untuk santunan rawat inap dan persalinan)
b. Kuitansi asli dari rumah sakit atau dokter yang merawat
c. Kuitansi asli dari apotek berikut salinan resep dokter yang merawat
Pelayanan Provider:
Peserta dapat mengajukan klaim dan langsung mendapatkan perawatan yang dibutuhkan pada
rumah sakit yang terdaftar pada jaringan provider perusahaan asuransi. Setelah mendapatkan
perawatan peserta wajib menandatangani formulir klaim yang telah diisi oleh dokter dan kuitansi
perawatan atau pembelian obat yang telah diterbitkan oleh provider.
1. Realisasi biaya kesehatan karyawan tercatat secara detail yang memungkinkan dilakukan
analisis kenaikan biaya bagi perusahaan
2. Jaminana kesehatan dilimpahkan kepada asuransi sebagai pihak yang ahli dalam mengelola
resiko
3. Resiko yang terjadi pada satu perusahaan akan disebarkan kepada banyak perusahaan
lainnya
4. Independensi dalam verifikasi klaim
5. Perusahaan akan focus pada corebussinesnya
6. Rasionalisasi biaya kesehatan
7. Anggaran biaya kesehatan karyawan lebih terkendali karena resiko dan tren dikelola lebih
baik
1. Segala jenis perawatan yang tidak dijamin dalam polis (nota perikatan) asuransi
2. Kecelakaan atau penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
3. Perawatan gigi
4. Perawatan cosmetic surgery
5. Jenis perawatan yang bersifat eksperimen
6. Perawatan akupuntur
7. General check up
8. Akibat perang atau bertugas aktif di militer atau angkatan bersenjata dari suatu Negara, hur
hara, pemberontakan, tindakan criminal (aktif dan pasif) atau sejenisnya
9. Cedera yang diperbuat sendiri
10. Penyakit akibat penggunaan alcohol, narkotik, psikotropika, dan sejenisnya
11. Olahraga tertentu, penyakit AIDS, HIV, dan berbagai penyakit akibat hubungan seksual
12. Segala jenis perawatan yang terkait dengan infertilitas
13. Segala jenis perawatan yang bersifat pribadi, seperti terapi pijat
14. Segala jenis perawatan di luar wilayah Indonesia
2. Sistem Pembayaran Tetap, contohnya adalah INA DRG dimana tariff yang ditanggung pasien
ditetapkan secara flat di awal berdasarkan dignosa penyakit tanpa memperhatikan lama
perawatan, sehingga klaim dapat diajukan lebih cepat.
PERTEMUAN XIV
AUDIT LAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA KESEHATAN