Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa saya ucapkan Terimakasih kepada Dosen dan teman-teman Mahasiswa/i yang
telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ISI
ii
Organisasi Lokal dan Lembaga Swadaya Masyarakat
1
2.2 PELAYANAN PUBLIK: ANTARA BIROKRASI, MEKANISME PASAR DAN
LSM
2
Ciri-Ciri LSM menurut Salamon dan Anheire
1. Formal, yaitu secara organisasi bersifat permanen serta mempunyai kantor dengan
seperangkat aturan dan prosedur
2. Swasta, yaitu kelembagaan yang berada di luar atau terpisah dari pemerintah
3. Tidak mencarai keuntungan
4. Menjalankan organisasinya sendiri (self-governing), yaitu tidak di kontrol oleh pihak
luar
5. Sukarela (voluntary), yaitu menjalankan derajat kesukarelaan tertentu
6. Nonreligius, yaitu tidak mempromosikan ajaran agama
7. Nonpolitik, yaitu tidak ikut dalam pencalonan di pemilu.
3
2.5 KILAS BALIK SEJARAH LSM
LSM generasi pertama berperan sebagai pelaku langsung dalam mengatasi persoalan
masyarakat. Pendekatannya bersifat amal, yaitu berusaha memenuhi sesuatu yang kurang
dalam masyarakat (kesehatan, makanan, pendidikan, dll).
LSM generasi kedua memfokuskan perhatiannya pada upaya untuk mengembangkan
kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya sendiri. Perannya bukan sebagai
pelaku langsung tetapi sebagai penggerak saja.
LSM generasi ketiga mempunyai pandangan yang lebih jauh dari generasi
sebelumnya. Keadaan ini di tingkat lokal dilihat sebagai akibat dari masalah regional maupun
nasional dan masalah mikro dalam masyarakat tidak dipisahkan dengan masalah politik
pembangunan nasional.
LSM generasi keempat adalah LSM yang termasuk bagian dari gerakan masyarakat
(people movement). LSM seperti ini berusaha agar ada transformasi struktural sosial dalam
masyarakat dan disetiap sektor pembangunan yang memengaruhi kehidupan.
Dalam perspektif sejarah, LSM di Indonesia telah ada sejak masa pra-kemerdekaan
yang lahir dalam bentuk lembaga-lembaga keagamaan dan bersifat sosial atau amal.
Pada tahun 1960-an, LSM yang lahir terutama bergerak dlam pengembangan pedesaan.
Pada tahun 1970-an, LSM yang muncul dipengaruhi oleh masa awal Orde baru, yang
merupakan reaksi sebagian anggota masyarakat tas kebijakan pembangunan yang diterapkan.
Sebenarnya, istilah LSM itu sendiri muncul di Indonesia pada akhir tahun 1970-an,
dan istilah yang dipakai sebelumnya adalah ORNOP atau Organisasi Non Pemerintah.
4
LSM turut berperan dalam pelaksanaan program pembangunan atau sebagai mitra
pemerintah dalam merealisasikan program pembangunan.
LSM pasca-Soeharto
Sejak reformasi itu, berbagai macam parpol dan ormas lahir serta jumlah LSM
meningkat. Menurut Hadiwantara, LSM baik yang bersifat pembangunan maupun gerakan,
masih diperlukan dua alasan. Pertama, meningkatnya kemiskinan, baik di kota maupun di
desa. Kedua, meningkatnya konflik dan ketidakteraturan publik di seluruh Indonesia selama
periode transisi ke demokrasi membuat relevansi LSM gerakan.
5
yang menyebabkan keterlibatan organisasi nonprofit dalam kegiatan mencari laba.
Dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, organisasi LSM membutuhkan dana yang
cukup besar dan tidak hanya sekali waktu. Di dalam masyarakat Indonesia, persoalan
dana termasuk hal sensitif. Dalam kenyataanya, di indonesia banyak terjadi korupsi.
Untuk menjaga agar hal tersebut tidak terjadi, pertanggung jawaban atas apa yang
ditugaskan harus diterapkan di semua organisasi.
4.Peralatan/Teknologi
Dalam koteks perkembangannya, teknologi yang semakin canggih ditandai dengan
konsumsi energi yang besar dan merusak ekologi. Faktor teknologi ini sangat penting
dalam suatu organisasi, karena berkenaan dengan proses transformasi dalam organisasi
di mana energi mekanis dan intelektual.
Empat faktor tersebut secara simultan akan menunjang peran-peran LSM dalam
melaksanakan program-programnya. Walaupun tidak menutup kemungkinan, ada pula
faktor lain yang berpengaruh terhadap peran-peran suatu LSM.
6
b. Kelemahan dalam sektor LSM:
keterbatasan biaya dan keahlian pengelola organisasi
keterbatasan kapasitas kelembagaan
keberlanjutan diri rendah
kurangnya komunikasi antarorganisasi
intervensi dalam skala kecil
kurangnya pemahaman konteks sosial ekonomi secara luas
7
c. memprioritaskan masalah-masalah
jika sudah menemukan apa yang dicara pada beberapa masalah terkait, prioritaskan mana
yang pertama kali akan dipecahkan.
d. memahami peranan dalam masalah
peranan dalam masalah sangat mempengaruhi bagaimana merasakan peranan yang
lainnya. Sebagai contoh, jika tertekan barangkali perlu juga untuk melihat seperti apa
orang lain, atau dapat segera berusaha untuk memarahi dan menegur orang lain.
8
2.9.2 PROSES PERENCANAAN ORGANISASI
Alasan-alasan perlunya perencanaan
Para perencana tidak dapat mengendalikan waktu yang akan datang, tetapi harus berusaha
untuk mengidentifikasikan dan menghindarkan kegiatan sekarang dan hasil-hasilnya yang
diperkirakan akan mempengaruhi waktu yang akan datang. Perencanaa organisasi harus aktif,
dinamis, berkesinambungan, dan kreatif, agar pengelola organisasi tidak hanya akan bereaksi
terhadap lingkungannya, tetapi juga menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
Persiapan Perencanaan
Berikut yang diperlukan saat mempersiapkan perencanaan:
1. Mengembangkan suatu rencana kerja dalam sketsa siapa yang bertanggung jawab atas
setiap hasil dan kerangka waktu.
2. Mempertimbangkan tingkat sumber daya yang memadai dan diperlukan untuk
melakukan suatu proses perencanaan yang tepat.
Dokumen Perencanaan Organisasi LSM
Dokumen perencanaan LSM ada 2 macam, yakni perencanaan program dan perencanaan
keuangan
1. Dokumen perencanaan program
2. Dokumen perencanaan keuangan
Bentuk Rancangan Anggaran Organisasi LSM
Secara umum rancangan anggaran organisasi disusun berdasarkan jenis kegiatan yang
terdapat dalam rencana kerja program ditambah dengan komponen biaya lainnya yang terkait.
Langkah-langkah menyusun rancangan anggaran organisasi adalah:
a. Tentukan workplan yang berisi jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proyek
beserta lama waktu perjalanannya.
b. Tentukan jenis-jenis biaya tetap dan biaya variabel yang terdapat dalam proyek
c. Tentukan standar biaya untuk tiap komponen biaya
d. Buatlah tabel rancangan anggaran biaya secara sistematis.
9
6. Dapatkan umpan balik noninstrusif secara terus-menerus mengenai peningkatan
proyek tersebut.
7. Mempertahankan komunikasi yang terbuka.
8. Jika tidak puas dengan kemajuan tersebut, jangan mengambil alih proyek tersebut.
Lanjutkan untuk bekerja dengan staf dan memastikan bahwa tugas tersebut
merupakan tanggung jawab staf.
9. Mengevaluasi dan menghargai kinerja.
10
Pengembangan agenda
a. Kembangkan agenda bersama-sama dengan para peserta kunci dalam rapat.
b. Rancanglah agenda sehingga para peserta dapat terlibat lebih awal karena memiliki
sesuatu yang akan dilaksanakan.
c. Untuk masing-masing topik utama, masukan jenis tindakan yang diperlukan, jenis
output yang diharapkan dan waktu yang diperkirakan untuk masing-masing topik.
d. Pertahankan agenda yang telah ditetapkan di setiap waktu.
e. Jangan terlalu merancang rapat, sudahilah untuk beradaptasi dengan agenda rapat.
f. Pikirkan bagaimana menamai suatu kejadian, sehingga orang datang dengan
pemikiran tersebut.
Membuka rapat
a. Usahakan tepat waktu
b. Ucapkan selamat datang kepada para anggota dan ucapkan terima kasih atas
kehadirannya
c. Tinjaulah kembali agenda pada awal setiap rapat, berikan para peserta rapat kempatan
untuk memahami seluruh topik utama yang diusulkan, ubahlah dan terimalah
d. Jika dalam rapat digunakan alat perekam yang memakan waktu beberapa menit,
berikan kembali waktu secara singkat setelah rapat
e. Model jenis energi dan peserta diperlukan oleh para peserta rapat
f. Jelaskan peranan masing-masing peserta dalam rapat
11
Evaluasi proses rapat
a. Setiap jam, luangkan waktu 5-10 menit untuk cek kepuasan apakah para peserta
rapat puas dengan rapat yang sedang berjalan ?
b. Dengan pendekatan meja bundar, secara cepat masing-masing peserta akan
menunjukan bagaimana mereka berpikir dalam rapatt yang sedang berjalan
Menutup rapat
a. Selalu akhiri rapat tepat pada waktunya dan mencoba untuk mengakhiri catatan yang
positif
b. Di akhir rapat, tinjau kembali tindakan serta keputusan, dan sesuaikan waktu untuk
rapat berikutnya dan mintalah masing-masing orang apakah mereka dapat membuat
atau tidak dapat membuat komitmen
c. Jelaskan bahwa setiap menit rapat dan tindakan dalam rapat akan dilaporkan kembali
kepada para anggota setiap minggu
Evaluasi program
Beberapa mitos mengenai evaluasi program
1. Banyak orang percaya bahwa evaluasi merupakan aktivitas yang tidak berguna yang
memunculkan banyak data yang membosankan dengan kesimpulan yang tidak
bermanfaat. Hal ini merupakan suatu masalah bagi evaluasi masa lalu, ketika metode
evaluasi program banyak dipilih berdasarkan pencapaian akurasi, relibilitas dan
validitas ilmiah yang lengkap.
2. Banyak orang percaya bahwa evaluasi adalah mengenai pembuktian keberhasilan atau
kegagalan suatu program. Mitos ini mengasumsikan bahwa keberhasilan adalah
program yang sempurna dan tidak pernah mendengar dari staf organisasi, kelompok
sasaran atau klien program tersebut.
12
3. Banyak orang percaya bahwa evaluasi merupakan proses yang sangat kompleks dan
unik yang terjadi dalam waktu tertentu dan juga dalam cara tertentu, yang sebagian
besar selalu melibatkan ahli dari luar.
Evaluasi program
Evaluasi program adalah pengumpulan informasi secara hati-hati mengenai suatu program
atau beberapa aspek program untuk membuat keputusan yang perlu mengenai program.
Evaluasi dapat memasukan beberapa jenis evaluasi, minimal 35 jenis evaluasi yang berbeda
seperti untuk penilaian kebutuhan, akreditasi, analisis biaya/manfaat, efektivitas, efisiensi,
formatif, sumatif, tujuan, proses, hasil, dan sebagainya.
Pertimbangan pokok
1. Untuk tujuan apa evaluasi dilakukan, yaitu apa yang dibutuhkan untuk dapat
memutuskan suatu hasil evaluasi ?
2. Siapa yang menjadi anggota informasi evaluasi, misalnya kelompok sasaran, bankir,
pendonor, dewan pengurus, pengelola organisasi, staf dan klien.
3. Jenis informasi apa yang diperlukan dalam membuat keputusan yang diinginkan
untuk membuat dan menguraikan hadiran yang dimaksudkan, misalnya informasi
yang benar-benar memahami proses produk atau program, kelompok sasaran yang
mempunyai pengalaman dengan produk atau program, kekuatan dan kelemahan
produk atau program, keuntungan bagi kelompok atau klien, bagaimana produk atau
program gagal dan mengapa ?
4. Dari sumber apa informasi tersebut dikumpulkan, misalnya volunter, kelompok
sasaran dan dokumentasi program.
5. Bagaimana informasi tersebut dapat dikumpulkan dalam mode yang tepat, misalnya
kuisioner, wawancara, menguji dokumentasi, mengamati kelompok sasaran atau staf
organisasi, dan melakukan kelompok fokus diantara kelompok sasaran dan staf
organisasi.
6. Kapan informasi tersebut dibutukan ?
7. Sumber daya apa yang tersedia untuk mengumpulkan informasi tersebut ?
13
4. Apakah personalia memiliki sumber daya yang memadai untuk mencapai tujuan
tersebut ?
5. Bagaimana prioritas-prioritas akan diubah untuk menempatkan hal yang lebih fokus
pada pencapaian tujuan ?
6. Bagaimana ketetapan waktu akan diubah ?
7. Bagaimana tujuan akan diubah ? akankah beberapa tujuan ditambahkan atau
dihilangkan ? mengapa ?
8. Bagiamana tujuan dibuat dimasa yang akan datang ?
14
4. Menentukan sasaran klien, yaitu angka atau presentase apa yang digunakan klien
untuk mencapai hasil spesifik.
5. Mengidentifikasikan informasi apa yang dibutuhkan untuk memperlihatkan indikator
ini.
6. Memutuskan bagaimana informasi tersebut dapat ssecara efisien dan realistis
didapatkan.
7. Menganalisis dan melaporkan semua penemuan tersebut.
15