Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ANALISIS ARTIKEL ILMIAH


“Does business strategy and management control system fit
determine performance?”
By Tapio Jukka

Disusun guna memenuhi penugasan kelompok mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen

Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Dianing Widya Kusumastuti (S432102004)
2. Dio Rizka (S432102005)

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2021
A. Abstrak Penelitian
Pada penelitian yang dilakukan Jukka (2021) ini bertujuan untuk mengkaji
hubungan antara strategi bisnis, jenis sistem pengendalian manajemen (MCS) dan
kinerja. Metodologi penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi jenis strategi
bisnis dan analisis klaster untuk mengidentifikasi jenis MCS. Pada penelitian ini
menggunakan sampel 80 perusahaan dan 621 data tahun dari bursa NASDAQ
OMX Helsinki, Voitto, database perusahaan, website perusahaan dan LinkedIn.
Temuan dari penelitian ini menunjukkan strategi defender berkinerja lebih
baik dengan tipe MCS hierarchy atau market sedangkan strategi prospector lebih
baik dengan tipe MCS clan atau adhocracy. Strategi analyzer berkinerja dapat
diterima dengan semua jenis MCS.
B. Definisi Sistem Pengendalian Management/ Management System Control
(MSC)
Pertama tama untuk mengenal secara konsep keseluruhan system
pengendalian manajemen, terlebih dahulu kita harus memahami makna dari setiap
kata. Berdasarkan pengertian dari peneliti Jukka (2021), pengendalian manajemen
merupakan proses mekanisme yang umumnya digunakan oleh manajer untuk
menuntut para karyawannya dalam memenuhi sasaran dan tujuan dari strategi
bisnis yang telah ditetapkan. Sedangkan pengertian strategi menurut Mintzberg
(1996) adalah Tindakan aksi, keputusan yang tersturktur, komprehensif dan
terintegrasi dalam aliran tindakan dan keputusan yang memandu organisasi
menuju tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Keputusan strategi
dalam berwirausaha layak untuk mempertimbangkan jenis aspek bisnis yang
berkaitan dengan tugas bisnis yang dioperasikan terlebih dahulu. Adapaun
beberapa bentuk kegiatan bisnis dari keputusan bisnis diantaranya seperti akuisisi
dan divestasi bisnis, dan prakiraan pendanaan dalam membiayai dan menyusun
organisasi. Sementara pengertian system pengendalian manajemen secara utuh
adalah serangkain control dan mekanisme yang berbentuk pengawasan pribadi,
pengukuran kinerja atau sistem penghargaan yang bertujuan untuk mencapai
tujuan keputusan bisnis yang telah dirancang pada periode sebelumnya.
Penentuan control juga harus disesuaikan dengan perusahaan mereka yang
secara konseptual. Jika telah sesuai maka akan di implementasikan secara bersama
dengan system pengendalian manajemen secara komprehensif. Dalam penjelasan
system pengendalian Manajemen, beberapa peneliti terdahulu merumuskan
beberapa jenis pengertian, diantaranya yang pertama menurut Gani dan Jermias,
(2012) meneliti pengaruh strategi pada MCS dan melihat MCS pada dasarnya
sebagai alat implementasi strategi, hasilnya untuk mencapai keunggulan yang
kompetitif maka implementasi MCS harus dirancang dan disesuaikan dengan
strategi bisnis yang dioperasikan, hal tersebut bertujuan untuk mencapai tujuan
yang berkesinambungan. Pendapat kedua, Henri, (2006) system pengendalian
Manajemen memiliki peran domain dalam perumusan strategi bisnis dan memiliki
pengaruh yang berkelanjutan di proses Manajemen stategis secara keseluruhan.
Pendapat ketiga Chenhall, (2003) penyelarasan strategi dari system pengendalian
manajemen berdasarkan aliran teori kontigensi. Dengan demikian maka demikian,
system pengendalian Manajemen harus dapat berinteraksi dan memfasilitasi
strategi dan MCS berinteraksi dalam sistem di mana MCS memfasilitasi strategi
dan mekanisme strategi agar sesuai dengan strategi bisnis.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jukke (2021), penelitian ingin
membuktikan mengenai keterkaitan strategi bisnis yang di gunakan di tingkat
organisasi dengan jenis system pengendalian management terhadap kinerja.
Penelitian ini menggunakan pertimbangan dari peneliti Miles dan Snow (1978),
(Langfield-Smith, (1997) dan (Chenhall, 2003). Penelitian ini berkontribusi pada
control manajemen dan literatur strategi dengan menunjukkan bahwa tipe MCS
tingkat organisasi harus diselaraskan dengan organisasi strategi bisnis untuk dapat
meningkatkan kinerja perusahaan.
D. Tinjauan Penelitian
1. Strategi Bisnis dan Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jukke dalam Mill dan Snow
(1978), strategi bisnis mengungkapkan tentang bagaimana sebuah perusahaan
dapat tersu bersaing dan beradaptasi dengan segala perubahan lingkungan
bisnis yang terus berubah-ubah. Strategi bisnis dalam hal ini, dibagi menjadi
tiga kategori yaitu defender, analyzer, prospector atau reactor. Sementara
Porter (1980) mengkategorikan strategi bsinis kedalam tiga kelompok yaitu
dalam hal diferensiasi, kepemimpinan biaya, fokus atau terjebak di tengah
(focused or stuck in the middle). Berbeda dengan peneliti sebelumnya, Maret
(1991) berpendapat bahwa strategi bisnis terdapat dua macam yaitu strategi
bisnis berdasarkan eksplorasi dan eksploitasi. Namun meskipun banyak jenis
strategi yang ada, penelitian ini berfokus menggunakan strategi yang
diusulkan oleh Mil dan Snow (1978).
Sedangkan untuk system pengendalian Manajemen, penelitian yang
dilakukan Jukke (2021), menggunakan pertimbangan dari peneliti Ouchi
(1979), Lebas dan Weigenstein (1986). Dalam hal ini penelitian Ouchi (1979)
mengungkapkan penggunaan pasar, birokrasi dan klan dalam mekanismen
kontroll system. Sedangkan penelitian Lebas dan Weigenstein (1986)
menggunakan pendekatan pasar, aturan, dan budaya.
2. Pengaruh Pemilihan Strategi Bisnis dan Jenis Sistem Pengendalian
Manajemen
Untuk mencapai tujuan perusahaan secara kompetitif dalam penelitian
yang dilakukan oleh Jukke (2021) menggunakan pertimbangan penelitian Mill
dan Snow (1978) yang mana mereka mengkategorikan strategi bisnis kedalam
tiga kelompok yaitu prospector, defender, dan analyzer. Strategi tersebut
dipandang layak dan dapat digunakan dalam masa yang lama sehingga akan
semakin mempermudah manajemen perusahaan dalam merancang dan
menerapkan pengendalian manajemen yang berkelanjutan. Penggunaan
startegi yang layak akan semakin meningkatkan keefetivitasan perusahaan
dalam bekerja.
Menurut pendapat dari para ahli, perusahaan yang sukses akan terus
memantau perubahan lingkungan dan akan terus berusaha beradaptasi dengan
seacara selektif. Dalam proses berkelanjutan, perusahaan harus memisahkan
beberapa hal penting seperti siklus adaptif dan harus dapat memecahkan
masalah yang terkadung didalamnya. Siklus adaptif terbagi menjadi tiga
komponen masalah yaitu masalah kewirausahaan, masalah teknik dan masalah
administrasi. Masalah kewirausahaan berfokus pada definisi organisasi
domain produk-pasar, masalah rekayasa memecahkan pilihan teknologi dan
proses dan masalah administrasi menciptakan dan memelihara sistem struktur
organisasi dan control. Langkah yang digunakan oleh perusahaan dalam
memecahkan setiap masalahnya memiliki keterkaitan dengan reputasi kinerja
perusahaan, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk selektif dan komunikatif
dalam memecahkan permasalahan tersebut. Perusahaan yang berjenis defender
biasanya lebih terkonsentrasi pada tugas rekayasa Ketika ingin mewujudkan
efiseinsi. Perusahaan berjenis prospector lebih terkonsentrasi pada masalah
kewirausahaan seperti penggunaan sumber daya demi mengikuti trend
perkembangan bisnis. Sedangkan perusahaan analyzer lebih bersifat seimbang
yaitu mengalami juga apa yang dialami oleh perusahaan berjenis defender dan
prospector.
Perusahaan defender menggunakan kontrol manajemen yang berfokus
pada kontrol dan stabilitas yang lebih efisien sehingga menunjukkan kinerja
yang lebih baik. Baik hierarki dan tipe system pengendalian Manajemen pasar
sama-sama menekankan stabilitas dan kontrol, sementara hierarki
menggarisbawahi pandangan internal organisasi dan pasar melihat eksternal.
Oleh karena itu system pengendalian manajemen pasar atau MCS pasar akan
lebih baik bagi organisasi yang mengikuti strategi defender. Sementara
perusahaan yang berjenis propector akan terus berusaha menambah mengubah
produk dan layanan mereka yang menuntut inovasi dan fleksibilitas. produk
dan layanan mereka yang menuntut inovasi dan fleksibilitas. Klan dan
adhocracy pada jenis sistem pengendalian menajamen menjunjung tinggi
fleksibilitas dan individualitas dalam strukturnya sementara klan memiliki
andangan internal dan adhocracy pandangan eksternal. Hal ini menunjukkan
bahwa sebuah klan atau adhocracy system pengendalian manajemen akan
lebih baik bagi organisasi yang mengikuti strategi prospector. Terakhir untuk
perusahaan analyzer, perusahaan akan mencari keefisienan dalam mencari
pasar produk yang stabil, sedangkan pada pasar yang berfluktuaktif
perusahaan berinovasi dan mencari peluang baru. Oleh karena itu, perusahaan
analyzer akan menggunakan kontrol manajemen yang memberi sinyal kontrol
dan stabilitas dalam domain stabil dan fleksibilitas dan individualitas dalam
pasar yang berfluktuaktif.
E. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Jukka
(2021) adalah sebagai berikut :
1. Variabel Independen : variabel yang mempengaruhi/ menjadi penyebab
berubahnya/ timbulnya variabel dependen atau variable terkait.Pada penelitian
ini, variabel independen yang digunakan adalah strategi bisnis yang
dikategorikan menurut Miles & Snow (1978) kedalam empat tipologi, yaitu :
defender, prospector, analyzer dan reactor. Namun pada penelitian ini,
tipologi yang dipakai hanyalah defender, prospector dan analyzer. Hal ini
dilakukan karena strategi reactor dianggap tidak layak dan tidak
menguntungkan (Hambrick, 1983; Miles & Snow, 1978).
2. Variabel Dependen : tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel independen. Pada penelitian ini, variabel dependen yang digunakan
adalah kinerja perusahaan.
3. Variabel Moderasi : variabel yang bersifat memperkuat atau memperlemah
pengaruh variabel penjelas (independen) terhadap variabel tergantung. Pada
penelitian ini, variabel yang menjadi pemoderasi antara strategi bisnis dengan
kinerja perusahaan adalah tipe MCS (Management Control System) yang
diterapkan perusahaan. MCS diklasterkan kedalam empat tipe menurut Quinn
& Rohrbaugh (1983) yaitu : clan, adhocracy, market dan hierarchy.
F. Penurunan Hipotesis
Hipotesis pada penelitian yang dilakukan Jukka (2021) adalah sebagai berikut :
H1 : A defender strategy performs better with hierarchy or market MCS types
than clan or adhocracy MCS types.
H2 : A prospector strategy performs better with clan or adhocracy MCS types
than hierarchy or market MCS types.
H3 : An analyser strategy can perform equally well with all MCS types.
G. Data
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari perusahaan
yang terdaftar di NASDAQ OMX Helsinki Stock Exchange tahun 2008-2015. Jenis
perusahaan yang dijadikan sampel penelitian merupakan perusahaan dari sektor
basic materials, consumer goods, consumer services, industrials and technology
industries. Setelah dilakukan seleksi sampel, didapatkan 391 data yang bisa
digunakan sebagai sampel penelitian.
Data-data keuangan yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
Voitto dan informasi dari database perusahaan yang diterbitkan oleh Asiakastieto
Group dan annual report perusahaan. Selain itu peneliti juga menggunakan
informasi tambahan yang diperoleh dari stock exchange releases, website
perusahaan dan profile LinkedIn anggota TMT.
H. Metode Penelitian
MCS diklasterkan kedalam empat tipe menurut Quinn & Rohrbaugh
(1983) yaitu : clan, adhocracy, market dan hierarchy. Dalam penelitian ini, proksi
yang digunakan untuk pengelompokan keempat tipe MCS, diantaranya adalah :
firm size, functional background, age, firm tenure & TMT tenure.
Tipologi yang digunakan pada penelitian ini adalah tipologi strategi bisnis
menurut Miles & Snow (1978), yaitu : defender, prospector, analyzer dan reactor.
Sedangkan untuk mengklasifikasikan tipologi strategi bisnis yang digunakan
perusahaan yaitu menggunakan konstruksi sebagai berikut :
(1) Rasio research and development terhadap penjualan
(2) Pertumbuhan penjualan
(3) Rasio karyawan terhadap penjualan
(4) Rasio penjualan terhadap biaya operasional
(5) Variasi jumlah karyawan
(6) Rasio aktiva bersih (NPPE) terhadap total asset
Untuk menyusun ukuran strategi yang digunakan perusahaan, dari
keenam konstruk tersebut kemudian diperingkat per konstruknya. Skor
tertinggi adalah 5, tertinggi kedua adalah 4 dan seterusnya. Perusahaan
ditingkat terendah diberikan skor 1. Kemudian seluruh skor dari tiap konstruk
dijumlahkan. Apabila skor seluruh konstruknya dalam kisaran 23-30 maka
termasuk strategi prospector, 14-22 analyzer dan 6-13 termasuk defender.
Kemudian untuk variabel kinerja perusahaan dihitung berdasarkan
ROA (Return On Assets). Hal ini dikarenakan salah satu penilaian kinerja
perusahaan dilihat dari bagaimana perusahaan mampu mencapai tingkat
keuntungan.
I. Hasil Penelitian
Tabel 1.1 menunjukkan mean, standar deviasi dan korelasi sampel
penelitian untuk proksi-proksi dalam mengelompokkan tipe MCS.
Pada table 1.2 di bawah ini menunjukkan hasil dari K-means clustering
yang berfungsi untuk mengelompokkan objek-objek serupa ke dalam kluster-
kluster, yang berbeda dari objek-objek di kluster lainnya.
Tipe Clan MCS, dicirikan dengan TMT besar dengan latar belakang
professional yang beragam yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
kecenderungan untuk membangun team work, partisipasi dan pengembangan
SDM. Selain itu, firm dan team tenure menunjukkan waktu yang lama.
 Tipe Adhocracy MCS, dicirikan dengan organisasi & TMT kecil
namun adaptif dan fleksibel terhadap perubahan lingkungan. Sebagian
besar top management-nya memiliki latar belakang fungsional untuk
meningkatkan pemindaian lingkungan dan pencarian peluang
pertumbuhan. TMT muda dan memiliki tenure yang pendek, hal ini
menunjukkan bahwa top manajemen akan lebih inovatif dan lincah.
 Tipe Market MCS, dicirikan dengan organisasi kecil dan TMT-nya
kecil. Pada tipe ini menunjukkan bahwa perusahaan bergantung pada
tata kelola yang bagus dari top manajemen yang berpengalaman.
Pengendalian yang dilakukan pada tipe market ini berorientasi untuk
mencapai efisiensi dan produktivitas.
 Tipe Hierarchy MCS, bercirikan memiliki organisasi dan TMT yang
besar, sehingga organisasi menjadi lebih birokratis dan hierarkis. Top
manajemen membutuhkan pengalaman untuk mengendalikan dan
mengoordinasikan organisasi yang besar. Pada tipe ini, lebih
menekankan untuk melakukan pengendalian internal dan koordinasi
secara hierarkis.
Tabel 1.3 menunjukkan statistik deskriptif dari variabel strategi
organisasi yang dikelompokkan kedalam strategi defender, prospertor,
analyzer dan reactor.

Tabel 1.1
Descriptive statistics and Pearson Correlation dari proksi MCS
Tabel 1.2
Result of the K-means clustering

Tabel 1.3
Descriptive statistics of the strategy construct

Tabel 1.4 menunjukkan analisis varian satu arah (ANOVA) untuk melihat
dampak tipe MCS pada efektivitas strategi bisnis yang berbeda. Untuk menguji
hipotesis, ROA rata-rata dihitung untuk setiap tipe MCS pada strategi bisnis yang
berbeda dan dikomparasikan menggunakan uji kontras & post hoc multiple
comparison procedures (MCP).
Hipotesis pertama menyarankan strategi defender berkinerja lebih baik
dengan MCS tipe hierarchy atau tipe market daripada MCS tipe clan atau
adhocracy. Terdapat perbedaan ROA yang signifikan untuk keempat tipe MCS (F
(3, 39) = 2,45, p = 0,078). Uji kontras yang direncanakan menunjukkan ROA
secara signifikan (p = 0,087) lebih tinggi untuk tipe hierarchy (M = 4,60, SD =
3,19) dan market (M = 8,89, SD = 5,56) dibandingkan untuk clan (M = 3,90, SD =
4,58) dan tipe MCS adhocracy (M = 3,59, SD = 4.15). Hasil ini mendukung
hipotesis 1.

Tabel 1.4
Effect of MCS type and strategy on ROA

Hipotesis kedua menyatakan bahwa strategi prospektor berkinerja lebih


baik dengan tipe MCS clan atau adhocracy daripada tipe hierarchy atau tipe
market. Uji ANOVA mendeteksi perbedaan yang signifikan dalam ROA antara
empat jenis MCS (F (3, 36) = 3,18, p = 0,036). Uji kontras yang direncanakan
menunjukkan ROA yang lebih tinggi secara signifikan (p = 0,021) untuk clan (M =
17.84, SD = 4.36) dan jenis MCS adhocracy (M = 13.95, SD = 13.45) daripada
market (M = 9.31, SD = 4.60) dan tipe hierarchy (M = 5,48, SD = 3,56). Hipotesis
2 dengan demikian didukung.
Hipotesis ketiga menyarankan strategi penganalisis dapat bekerja sama
baiknya dengan semua jenis MCS. Hasil penelitian menunjukkan semua tipe MCS
mencapai ROA positif untuk strategi analisa. ANOVA menunjukkan perbedaan
yang signifikan antara tipe MCS (F (3, 100,81) = 3,63, p = 0,016), tetapi analisis
post hoc hanya menunjukkan perbedaan yang signifikan antara clan (M = 10,87,
SD = 8,47) dan hierarchy (M = 6.93, SD = 4.15). Jenis adhocracy dan market tidak
berbeda secara signifikan dengan jenis MCS lainnya. Jadi, dengan hanya satu
perbedaan yang signifikan, hipotesis 3 sebagian didukung.
J. Pembahasan
Pada penelitian ini menjelaskan jika tipe MCS yang digunakan harus
selaras dengan strategi bisnis yang dipakai perusahaan supaya kinerja perusahaan
lebih baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.
Hasil penelitian ini menunjukkan strategi bisnis defender menghasilkan
kinerja yang lebih baik saat menggunakan tipe MCS hierarchy atau market
dibandingkan dengan menggunakan tipe clan atau adhocracy. Dan untuk strategi
bisnis prospector akan menghasilkan kinerja yang lebih baik dengan tipe MCS
clan atau adhocracy dibandingkan menggunakan tipe MCS hierarchy atau
market.
Hasil ini menunjukkan strategi bisnis defender berkinerja lebih baik saat
menerapkan tipe MCS berorientasi control dan strategi bisnis prospektor
berkinerja lebih baik saat menerapkan tipe MCS berorientasi fleksibilitas. Untuk
tipe MCS yang berorientasi pada control, mereka akan lebih berfokus untuk
menemukan cara bagaimana melakukan operasi yang ketat. Sedangkan untuk tipe
MCS yang berorientasi pada fleksibilitas, mereka akan memberikan control yang
lebih interaktif dan komunikatif.
Kemudian untuk strategi analyzer dapat bekerja dengan baik dengan
semua tipe MCS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua jenis MCS efektif
dengan strategi analyzer menghasilkan ROA positif. Hasilnya menunjukkan
bahwa analyzer dapat menggunakan berbagai jenis kontrol manajemen untuk
mencapai kinerja yang maksimal, mereka bisa menyesuaikan jenis pengendalian
tergantung pada gejolak pasar.

Anda mungkin juga menyukai