• Pemanasan Global
Karbon dioksida, dinitrogen oksida, metana, dan klorofluorokarbon adalah gas yang
menyerap dan menahan panas dari Matahari . Namun, beberapa terakhir ini industri
,pertanian, dan kegiatan manusia lainnya telah melepaskan gasefek rumah kaca ke
atmosfer yang mengeluarkan karbon dioksida
• Hujan Asam
Hujan asam terjadi ketika batubara yang mengandung belerang tingkat tinggi dibakar
dan melepaskan oksida belerang dan nitrogen oksida dalam jumlah besar ke atmosfer.
Hujan asam akan menimbulkan korosi dan merusak bangunan, patung, dan benda
lainnya
• Racun di Udara
Fosgen, gas saraf yang digunakan dalam peperangan, dan metil isosianat yang bisa
menewaskan lebih dari 2.000 orang India. Hal ini dapat menyebabkan kanker pada
manusia
• Polutan Udara Umum
Karbon monoksida, oksida belerang, nitrogen oksida, timbal di udara, ozon (atau
"asap"), dan partikulat (campuran udara dari partikel yang sangat kecil dan tetesan
cair). Hal ini mempengaruhi kualitas udara yang kita hirup, mencederai kesehatan
manusia, merusak lingkungan, dan merusak harta benda
Polusi Air
Polutan air saat ini jauh lebih beragam, tidak hanya terdiri dari limbah organik, tetapi juga garam terlarut,
logam, dan bahan radioaktif serta bahan tersuspensi seperti bakteri, virus, dan sedimen. Hal ini dapat
merusakatau menghancurkan kehidupan air, mengancam kesehatan manusia, dan mengotori air.
Jenis Polusi Air Utama :
• Limbah Padat
Sampah anorganik yang dihasilkan oleh sampah rumah tangga dan pabrik. Sampah yang dihasilkan pasti naik setiap tahun namun
fasilitas untuk menanganinya semakin sedikit.
Tempat pembuangan sampah kota merupakan sumber polusi yang signifikan, mengandung zat beracun seperti kadmium (dari baterai
isi ulang), merkuri, timbal (dari baterai mobil dan tabung gambar TV), vanadium, tembaga, seng, dan PCB (dari lemari es, kompor,
mesin, dan peralatan).
• Limbah Nuklir
Reaktor nuklir air ringan mengandung bahan radioaktif, termasuk karsinogen yang diketahui seperti strontium 90, cesium 137, barium
140, dan yodium 131. Tingkat radiasi yang sangat tinggi dari unsur-unsur ini dapat membunuh manusia. Radiasi yang rendah dapat
menyebabkan kanker tiroid, paru paru, atau tulang serta kerusakan genetik
Penyusutan Spesies dan Habitat
• Penyusutan Bahan Bakar Fosil
Bahan Bakar fosil sudah menipis secara eksponensial. Jika terus meningkat secara eksponensial maka akan terjadi
penyusutan sumber daya yang lengkap dan dahsyar dalam waktu relatif singkat
Diperkirakan sumber daya batu bara dunia akan habis dalam waktu sekitar 100 tahun, perkiraan cadangan
minyak dunia akan habis dalam waktu sekitar 40 tahun, dan perkiraan cadangan gas alam hanya akan bertahan
sekitar 25 tahun.
Namun, para ahli menunjukkan bahwa konsumsi sumber daya kita tidak dapat terus meningkat pada tingkat
eksponensial
• Penyusutan Mineral
Laju penipisan mineral tidak terus meningkat secara eksponensial tetapi memuncak dan langsung menurun
karena logam menjadi lebih langka, lebih sulit, dan lebih mahal untuk diekstraksi sehingga memperlambat
penyusutan mineral
Etika Pengendalian Polusi
1. Etika Ekologis
Etika yang mengklaim bahwa makhluk hidup non manusia
secara intrinsik berharga, kita manusia memiliki kewajiban untuk
tidak menyakiti mereka tanpa alasan yang cukup serius
Utilitarianisme dapat menjawab beberapa kesulitan dengan teori Blackstone. Utilitarian melihat masalah lingkungan sebagai
cacat pasar, dengan alasan bahwa polusi harus dihindari karena merugikan kesejahteraan masyarakat.
Untuk semakin memperjelas, maka diperlukan adanya perbedaan antara biaya social dan biaya pribadi. Biaya social
merupakan biaya yang berasal dari penjumlahan biaya internal pribadi ditambah dengan biaya eksternal.
Namun terdapat masalah baru dalam pembedaan kedua biaya tersebut, biaya tersebut dianggap menimbulkan permasalahan
divergensi mengakibatkan sejumlah pengalokasian sumber daya dan standar kesejahteraan menjadi bias.
• Permasalahan biaya polusi, menurut pandangan utilitarian sebuah
perusahaan mungkin diminta untuk membayar semua yang
dirugikan oleh polusi : perusahaan dapat memasang perangkat
pengendalian polusi dan menghentikan kerusakan pada sumbernya.
• Melakukan internalisasi biaya eksternal dengan memperhatikan dua
syarat berikut:
a) Biaya pengendalian polusi ditanggung oleh pemegang saham
dan pelanggan, sehingga keduanya akan diuntungkan dari
aktivitas polusi perusahaan; dan
kemudian lakukan pelacakan pada pendistribusian tertentu. sosial bersih dari suatu proyek atau program.
Konservasi:
Bentuk pengendalian sumber daya
bahkan permasalahan pencemaran Beberapa ahli mengatakan kita keliru
lingkungan yang dikendalikan jika kita berpikir generasi mendatang
melalui tindakan konservasi agar pasti memiliki hak. Sehingga para ahli
tidak menghabiskan sumber daya memberikan tiga alasan utama untuk
yang tersisa demi generasi menunjukkan permasalahan ini seperti:
selanjutnya karena adanya kesetaraan
hak.
• Pertama, generasi mendatang tidak dapat dikatakan memiliki hak secara cerdas karena mereka sekarang tidak
ada dan mungkin tidak akan pernah ada.
• Kedua, jika generasi mendatang memang memiliki hak, kita mungkin akan digiring pada kesimpulan absurd
bahwa kita harus mengorbankan seluruh peradaban kita demi mereka.
• Ketiga, kita dapat mengatakan bahwa seseorang memiliki hak tertentu hanya jika kita tahu bahwa dia memiliki
kepentingan tertentu yang dilindungi hak tersebut.
Keadilan untuk Generasi Mendatang
• Berdasarkan penelitian yang dilakukan Aldiansyah dan Nursalam (2019), penelitian ini mengungkapkan
mengenai permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh pertambangan nikel oleh PT Ifishdeco di Desa
Roraya Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan.
• Metode penelitian yang digunakan penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
pendekatan mix metode
Dampak positif: bertambahnya PAD dari sektor pertambangan, terciptanya lapangan pekerjaan,
terbukanya wilayah dari keterisolasian.
Dampak negatif: Kerusakan jalan , pencemaran sungai, kali, rawa , polusi udara, terganggunya lahan
pertanian, terganggu/mengurangi areal perkebunan, penurunan produktifitas pertanian/perkebunan,
kerusakan flora dan fauna, tidak adanya pemberdayaan kesehatan dan tidak adanya peningkatan
prasarana kesehatan, perubahan perilaku/norma masyarakat.
B. Pendahuluan
• Kegiatan pengelolaan kekayaan alam di Indonesia belakangan ini
lebih berfokus pada pengolahan sumber daya mineral dan biji-biji
an. Hal ini terbukti maraknya aktivitas pertambangan nikel seperti
emas, batu bara, mangan, besi, minyak bumi, gas bumi yang
dilakukan oleh perusahan mayoritas (PT Ifishdeco).
• Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu lokasi daerah
yang memiliki banyak kekayaan sumber daya sehingga menjadi
lokasi perhatian untuk melaksanakan kegiatan pertambangan
khususnya nikel batuan laterit.
• Mengutip dari berita Kolakaposnews, aktivitas pertambangan
tersebut telah mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan
• Sesuai dengan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia
No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup tentang pelestarian lingkungan hidup .
C. Rumusan Masalah
• Sejak adanya perusahaan tersebut di Halmahera Tengah ancaman lingkungan rusak menajadi
yang sangat besar, yaitu kerusakan di daratan, pesisir, hingga laut, baik yang dialami manusia
• Dengan adanya aktvitias pertambangan di Halmahera Timur dan Tengah menimbulkan
berbagai dampak bagi masyarakat dan kehidupan di sekitar tambang. Kerusakan lingkungan,
seperti pencemaran (tanah, air laut dan udara) yang berujung gangguan kesehatan
wargaNelayan di wilayah Halmehera juga semakin terancam karena ikan-ikan yang biasanya
ditangkap mulai sekarang jumlahnya sedikit, bahkan ada ikan yang tak layak ditangkap karena
air laut sudah tercemar
• Nelayan di wilayah Halmahera mengalami penurunan pendapatan. Rata-rata pendapatan per
bulan sekrang hanya Rp 3.000.000, padahal di Tahun 2008 bisa Rp 10.000.000 per bulan.
B. Problem Statement
Adanya aktivitas pertambangan nikel oleh PT Antam dan PT Weda Bay Nikel di wilayah Halmahera
mengancam kerusakan lingkungan yang akan mengancam kesejahteraan masyarakat, tumbuhan
dan hewan disekitarnya
C. Analysis
Aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh PT Antam dan PT Weda Bay Nikel menimbulkan
dampak untuk lingkungan dan makhluk hidup disekitarnya:
• Polusi Udara
Proses pembakaran batubara dari PLTU menghasilkan PM 2.5, senyawa beracun
yang jika terhirup dapat masuk hingga aliran darah manusia. Dalam jangka
panjang dapat menyebabkan asma, infeksi saluran pernapasan akut, kanker paru-
paru dan memperpendek harapan hidup
PLTU juga menghasilkan emisi nitrogen dioksida (NO2) dan sulfur dioksida (SO2)
yang dapat menyebabkan hujan asam yang merusak tanaman dan tanah, serta
membawa kandungan logam berat beracun, seperti arsenik, nikel, krom, timbal
dan merkuri.
C. Analysis
• Polusi Air
Adanya aktivitas tambang disekitar perairan akan berdampak pada kualitas perairan dan
menurunnya ukuran ikan layak tangkap
Keberadaan nikel di perairan dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup biota,
termasuk ikan karena nikel bersifat racun
Kandungan logam berat dapat memengaruhi keberadaan ikan bahkan dapat
menyebabkan kontaminasi bagi tubuh ikan, sehingga memengaruhi keamanan ikan untuk
dikonsumsi
Menyebabkan gangguan sistemik, gangguan imunologi, gangguan neurologis, gangguan
reproduksi, gangguan perkembangan, efek karsinogenik, dan kematian
Kapal besar millik perusahaan tambang yang membuang limbah ke laut lepas
mengakibatkan ikan dalam bagan hilang semua.
C. Analysis
• Polusi Tanah
Terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak mungkin ditutup kembali yang menyebabkan
terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang sangat tinggi
Air kubangan tersebut mengadung zat kimia seperti Fe, Mn, SO4, Hg dan Pb. Fe dan Mn
dalam jumlah banyak bersifat racun bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak
dapat berkembang dengan baik
E. Recommendation
Perusahaan bertanggung jawab atas semua ancaman lingkungan yang membahayakan masyarakat
sekitar pertambangan dengan cara melakukan pencegahan pencemaran dan memberikan
kompensasi terhadap masyarakat yang sakit
F. Implementation
• Mengadakan pengelolaan limbah yang tepat dan dapat meminimalisir kerusakan lingkungan
Perlu adanya kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan atau kajian Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dalam menyusun kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan
pertambangan.
• Memberikan kompensasi terhadap masyarakat sekitar pertambangan
Menjalin kerjasama kepada puskesmas setempat
Membuat sarana dan prasarna kesehatan di masyarakat sekitar seperti air bersih, tempat cuci tangan, toilet
bersih untuk masyarakat sekitar
• Memberikan sebagian keuntungan pertambangan dalam rangka memperbaiki kerusakan lingkungan
• Adanya pengawasan yang lebih ketat dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat, mungkin dengan adanya uji
laboratorium secara periode dari pihak DLH untuk melihat baku mutu lingkungan terkait kualitas air laut, air
permukaan, udara,dan tanah