Anda di halaman 1dari 40

AKUNTANSI IMBALAN KERJA

PADA SAK, SAKS, SAK ETAP DAN SAP


Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Disusun Oleh :
Dianing Widya
Dio Rizka

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Tahun 2021
Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Imbalan Kerja pada Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.

1. Imbalan Kerja Menurut Standar Akuntansi Keuangan


A. Berdasarkan SAK (Standar Akuntansi Keuangan)
Imbalan kerja merupakan imbalan yang diberikan kepada pekerja atas
jasa yang telah dilakukan. Imbalan diakui secara akrual pada saat pekerja telah
memberikan jasanya. Imbalan yang diberikan dapat berupa gaji atau bentuk
fasilitas seperti kendaraan, rumah, fasilitas kesehatan dan asuransi. Dalam
pernyataan Standar Akuntansi/ PSAK 24, menyatakan imbalan kerja menjelaskan
bagaimana pengakuan, penyajian dan pengungkapan imbalan kerja dalam
laporan keuangan. Imbalan pasca kerja manfaat pasti dibahas lebih banyak
karena kompleksitas pengaturan program tersebut. SAK ETAP pada bab 23
menjelaskan secara khusus Imbalan kerja. Sedangkan SAK EMKM tidak ada bab
khusus yang membahas imbalan kerja, namun imbalan kerja dijelaskan pada bab
pendapatan dan beban.
Imbalan kerja mengharuskan suatu entitas untuk selalu mengakui liabilitas
jika pekerja telah memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalan kerja
yang akan dibayarkan dimasadepan; dan beban jika entitas menikmat imanfaat
ekonomis yang dihasilkan dari jasa yang diberikan oleh pekerja yang berhak
memperoleh imbalan kerja.

B. Jenis Imbalan Kerja


Berdasarkan PSAK 24, imbalan kerja mencakup :
1. Imbalan kerja jangka pendek,
a. Definisi Imabalan jangka pendek
Adalah imbalan kerja (selaindari pesangon) yang diharapkan akan
diselesaikan seluruhnya sebelum 12 bulan setelah akhir periode pelaporan
tahunan saat pekerja memberikan jasa terkait. Imbalan kerja jangka pendek
mencakup:
1. Upah, gaji, dan iuran jaminan social
Perusahaan wajib memberikan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial
kepada tenaga kerja. Upah, gaji dan iuran jaminan social merupakan
bagian dari imbalan kerja jangka pendek yang diberikan kepada tenaga
kerja yang sudah bekerja dalam perusahaan. Imbalan ini pada umumnya
diberikan dalam interval waktu yang konstan seperti setiap minggu
atau setiap bulan. Dalam memberikan imbalan ini, perusahaan
dilarang membayar dibawah Upah Minimum Regional. Iuran jaminan
sosial dibayarkan perusahaan dan tenaga kerja sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Iuran jaminan sosial yang dibayar oleh tenaga kerja
melalui perusahaan sifatnya memotong gaji/upah pokok tenaga
kerja tersebut.
2. Cuti tahunan berbayar dan cuti sakit berbayar
Pada umumnya perusahaan memberikan cuti bagi tenaga kerja selama
12 hari kerja atau ketentuan perusahaan tersebut, dan hanya diberikan
bagi tenaga kerja yang sudah bekerja selama lebih dari 12 bulan
dalam suatu perusahaan yang sama. Perusahaan memiliki wewenang
untuk menolak permohonan cuti tahunan dari tenaga kerja yang
belum genap 12 bulan bekerja di satu perusahaan yang sama.
3. Bagi laba dan bonus
Pada umumnya, perusahaan akan memberikan bonus kepada
tenaga kerja. Menurut Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RI No. SE-
07/MEN/1990 tentang pengelompokan komponen upah dan pendapatan
non upah. Bonus bukan merupakan bagian dari upah, melainkan
pembayaran yang diterima tenaga kerja dari hasil keuntungan ataupun
hasil target yang lebih besar dari batas kesesuaian target karyawan.
Pembagian bonus didasarkan pada kesepatan antara 2 pihak yaitu atasan
dengan karyawan. Bonus sebenarnya bukan merupakan kewajiban
perusahaan namun harus tetap mengadakan kebiasaan bonus, sehinga
bonus dianggap beban perusahaan. Sedangkan pembagian laba memiliki
karakteristik yang sama pula dengan bonus, sehingga bagi bonus diakui
bukan sebagai distribusi laba. Jika pembayaran bagi laba dan
bonus tidak diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum dua
belas bulan setelah akhir periode tahunan saat pekerja memberikan jasa
terkait, maka pembayaran tersebut merupakan imbalan kerja
jangka panjang lain.
4. Imbalan nonmoneter
Pada umumnya, perusahaan memberikan imbalan nonmoneter kepada
tenaga kerja. Imbalan nonmoneter adalah imbalan selain uang yang
diberikan perusahaan kepada tenaga kerja selama bekerja dalam
perusahaan tersebut. Contoh imbalan nonmoneter, yaitu: pelayanan
kesehatan, mobil, dan barang atau jasa yang diberikan secara subsidi
seperti fasilitas pelayanan kesehatan, rumah, mobil, dan barang atau
jasa yang diberikan secara cuma-cuma atau melalui subsidi) untuk
pekerja yang ada saat ini

2. Penyajian dan Pengukuran :


Ketika pekerja telah memberikanjasanya kepada entitas dalam suatu
periode akuntansi, entitas mengakui jumlah tidak terdiskonto dari
imbalan kerja jangka pendek yang diharapkan akan dibayar sebagai
imbalan atas jasa tersebut sebagai :
- Sebagai liabilitas (beban akrual), setelah dikurangi jumlah yang telah
dibayarkan. Jika jumlah yang telah dibayar melebihi jumlah yang
tidak didiskonto dari imbalan tersebut, maka entitas mengakui
kelebihan tersebut sebagai aset (beban dibayar di muka) selama
pembayaran tersebut akan menimbulkan pengurangan pembayaran di
masa depan atau pengembalian kas;
- Sebagai beban, kecuali jika SAK lain mensyaratkan atau
mengizinkan imbalan tersebut termasuk dalam biaya perolehan
aset tetap (lihat, sebagai contoh, PSAK 14: Persediaan dan
PSAK 16:Aset Tetap).
Penerapan PSAK 24, 2015:11) untuk imbalan kerja jangka pendek
dalam bentuk cuti berbayar, program bagi laba, dan program bonus
adalah sebagai berikut:
5. Cuti berbayar jangka pendek
Entitas mengakui biaya ekspektasian imbalan kerja jangka pendek dalam
bentuk cuti berbayar seperti yang diatur di paragraf 11 sebagai berikut
(PSAK 24, 2015: 13:
- Dalam hal cuti berbayar dapat diakumulasi, pada saat pekerja menerima
jasa yang menambah hak atas cuti berbayar di masa depan.
- Dalam hal cuti berbayar tidakdapat diakumulasi, pada saat cuti terjadi.

Entitas mengukur biaya ekspektasian dari cuti berbayar yang dapat


diakumulasi sebagai jumlah tambahan yang diharapkan akan dibayar oleh
entitas akibat hak yang belum digunakan dan telah terakumulasi pada
akhir periode pelaporan

6. Bagi laba dan bonus


Entitas mengakui biaya ekspektasian atas pembayaran bagi laba dan
bonus yang diatur di paragraf 11 jika, dan hanya jika :
- Entitas mempunyai kewajiban hukum kini atau kewajiban konstruktif
kini atas pembayaran beban tersebut sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu; dan
- Kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal, Kewajiban kini timbul
jika, dan hanya jika, entitas tidak mempunyai alternatif realistis lain
kecuali melakukan pembayaran. Entitas dapat mengestimasi secara
andal jumlah kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif dalam
program bagi laba atau bonus jika, dan hanya jika Ketentuan formal
program tersebut memuat suatu formula untuk menentukan jumlah
imbalan, Entitas menentukan jumlah yang harus dibayar sebelum
laporan keuangan diotorisasi untuk terbit; atau Praktik masa lalu
memberikan bukti jelas mengenai jumlah kewajiban konstruktif entitas.

2. Imbalan pascakerja,
a. Definisi imbalan pascakerja
adalah imbalan kerja (selain pesangon dan imbalan kerja jangka
pendek) yang terutang setelah pekerja menyelesaikan kontrak
kerja. Imbalan pascakerja mencakup pos-pos Imbalan purnakarya (yaitu
pensiun dan pembayaran sekaligus atas purnakarya), Imbalan pascakerja
lain, seperti asuransi jiwa pascakerja dan fasilitas pelayanan
kesehatan pascakerja.
Pengaturan dimana enitas memberikan imbalan pascakerja
merupakan program imbalan pascakerja. Entitas menerapkan pernyataan
ini untuk semua jenis program, dengan atau tanpa melibatkan pendirian
sebuah entitas terpisah untuk menerima iuran dan membayar
imbalan. Program imbalan pascakerja diklasifikasikan sebagai program
iuran pasti atau program imbalan pasti, bergantung pasa substansi
ekonomi dari syarat dan ketentuan pokok dari program tersebut. Dalam
iuran pasti Terdapat dua program imbalan pascakerja dalam PSAK 24
Revisi 2015:
- Program Iuran Pasti, dalam program iuran pasti, kewajiban hukum
atau kewajiban konstruktif entitas terbatas pada jumlah yang
disepakati sebagai iuran kepada dana. Jadi, jumlah imbalan
pascakerja yang diterima pekerja ditentukan berdasarkan jumlah
iuran yang dibayarkan entitas (dan mungkin juga oleh pekerja)
kepada program imbalan pascakerja atau perusahaan asuransi,
ditambah dengan hasil investasi dari iuran tersebut. Akibatnya,
risiko aktuaria (imbalan lebih kecil dari yang diharapkan) dan
risiko investasi (aset yang diinvestasikan tidak cukup untuk
memenuhi imbalan yang diharapkan) secara substansi ditanggung
pekerja.
- Program Imbalan Pasti, adalah program imbalan pascakerjayang
bukan merupakan program iuran pasti (PSAK 24, 2015: 08).
Dalam program imbalan pasti Kewajiban entitas adalah
menyediakan imbalan yang dijanjikan kepada pekerja yang ada
saat ini maupun mantan pekerja; dan Risiko aktuaria (biayauntuk
imbalan lebih besar dari yang diharapkan) dan risiko investasi
secara substansi ditanggung entitas. Jika pengalaman aktuaria
atau investasi lebih buruk dari yang diharapkan, maka kewajiban
entitas meningkat.
7. Program Iuran Pasti
Pengukuran imbalan pascakerja yaitu, jika pekerja telah memberikan
jasa kepada entitas selama suatu periode, maka entitas mengakui iuran
terutang kepada program iuran pasti atas jasa pekerja sebagai liabilitas
(beban terakru), setelah dikurangi dengan iuran yang telah dibayar.
Jika iuran tersebut melebihi iuran terutang jasa sebelum akhir
periode pelaporan, maka entitas mengakui kelebihan tersebut sebagai
aset (beban dibayar dimuka) sepanjang kelebihan tersebut akan
mengurangi pembayaran iuran masa depan atau dikembalikan. Lalu,
Sebagai beban, kecuali jika SAK lain mensyaratkan atau mengizinkan
iuran tersebut termasuk dalam biaya perolehan asset.
Jika iuran dalam program iuran pasti tidak diharapkan akan
diselesaikan seluruhnya sebelum dua belas bulan setelah akhir periode
pelaporan tahunan saat pekerja memberikan jasanya, maka iuran tersebut
didiskonto dengan menggunakan tingkat diskonto yang diatur dalam paragraf
83 PSAK. Entitas mengungkapkan jumlah yang diakui sebagai beban
untuk program iuran pasti.
8. Progam imbalan pasti
Program imbalan pasti mungkin saja tidak didanai, atau mungkin
seluruhnya atau sebagian didanai oleh iuran entitas dan pekerja, ke
dalam suatu entitas (dana) yang terpisah secara hukum dari entitas
pelapor dan dari pihak yang menerima imbalan kerja. Pada saat jatuh
tempo, pembayaran atas imbalan yang didanai tidak hanya bergantung pada
posisi keuangan dan kinerja investasi dana namun juga pada
kemampuan entitas, dan kemauan untuk menutupi kekurangan pada
aset dana tersebut. Jadi, entitas pada hakikatnya menanggung risiko
investasi dan aktuaria yang terkait dengan program. Sebagai
akibatnya, beban yang diakui untuk program imbalan pasti tidak harus
sebesar iuran untuk suatu periode.
Akuntansi oleh entitas untuk program imbalan pasti meliputi tahap
a.) Menentukan defisit atau surplus. Ini termasuk:
- Menggunakan teknik aktuaria, metode Projected Unit Credit, untuk
membuat estimasi andal atas biaya akhir entitas dari imbalan yang
menjadi hak pekerja sebagai pengganti jasa mereka pada
periode kini dan lalu (lihat paragraf 67–69). Hal ini mensyaratkan entitas
untuk menentukan besarnya imbalan yang diberikan pada periode
kini dan periode lalu (lihat paragraf 70–74), dan membuat estimasi
(asumsi aktuaria) tentang variabel demografik (seperti tingkat
perputaran pekerja dan tingkat mortalitas) dan variabel keuangan
(seperti tingkat kenaikan gaji dan biaya kesehatan) yang akan
memengaruhi biaya atas imbalan tersebut.
- Mendiskontokan imbalan untuk menentukan nilai kini dari kewajiban
imbalan pasti dan biaya jasa kini.
- Mengurangi nilai wajar aset program

b.) Menentukan jumlah liabilitas (aset) imbalan pasti neto sebagai


jumlah defisit atau surplus yang ditentukan dalam huruf (a),
disesuaikan untuk setiap dampak dari pembatasan aset imbalan pasti
neto dari batas atas asset.

c.) Menentukan jumlah yang harus diakui dalam laba rugi dengan
memperhatikan Biaya jasa kini, setiap biaya jasa lalu dan keuntungan
atau kerugian atas penyelesaian, bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan
pasti neto.

d.) Menentukan pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti


neto, yang akan diakui sebagai penghasilan komprehensif lain, yang terdiri
atas Keuntungan dan kerugian actuarial, imbal hasil atas aset
program, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga neto
atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto, perubahan apapun karena
dampak batas atas asset yang tidak termasuk jumlah atas bunga yang
dimasukkkan dalam liabilitas.
Jika entitas mempunyai lebih dari satu program imbalan pasti, maka
entitas menerapkan prosedur ini secara terpisah untuk setiap program
yang material.

3. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain


a. Definisi
adalah imbalan kerja selain imbalan kerja jangka pendek,imbalan
pascakerja, dan pesangon (PSAK 24, 2015:08). Imbalan kerja jangka
panjang lain mencakup item seperti ketidakhadiran jangka panjang yang
dibayarkan seperti cuti besar atau cuti sabatikal dan Penghargaan masa
kerja (jubilee) atau imbalan jasa jangka panjang lain, imbalan cacat
permanen, bagi laba dan bonus, dan remunirasi tangguhan.
b. Penyajian dan Pengungkapan:
Dalam pengakuan dan pengukuran surplus atau defisit dalam program
imbalan kerja jangka panjang lainnya, harus mengakui total nilai neto dari
jumlah berikut ini didalam laba rugi kecuali jika terdapat SAK lain yang
mensyaratkan atau mengizinkan jumlah tersebut termasuk dalam biaya
perolehan asset. Biaya perolehan asset dapat ditinjau melalui biaya jasa
kini, biaya bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto, pengukuran
kembali dari liabilitas (aset) imbalan pasti neto.
4. Imbalan Pesangon
a. Definisi
Imbalan ini memiliki ciri yang terpisah dari imbalan yang lainnya, imbalan ini
timbul karena adanya terminasi kontrak kerja dan bukan jasa yang diberikan
pekerja. Pesangon berasal dari keputusan suatu entitas untuk
memutuskan hubungan kerja atau keputusan untuk menerima tawaran
imbalan dari entitas atas pemutusan kontrak kerja. Beberapa entitas
memberikan pesangon dengan tingkat yang lebih rendah bagi pemutusan
kontrak kerja atas permintaan pekerja daripada pemutusan kontrak kerja
atas permintaan entitas. Perbedaan antara imbalan yang disediakan
untuk pemutusan kontrak kerja atas permintaan entitas dinamakan
imbalan pemutusan.
b. Penyajian dan pengukuran:
Entitas mengakui pesangon sebagai liabilitas dan beban pada tanggal
yang lebih awal di antaranya karena :
- Tanggal ketika entitas tidak dapat lagi menarik tawaran imbalan
tersebut, dan
- Tanggal ketika entitas mengakui biaya untuk restrukturisasi yang
berada dalam ruang lingkup PSAK 57: Provisi, Liabilitas
Kontinjensi dan Aset Kontinjensi dan melibatkan pembayaran
pesangon.

2. Berdasarkan SAK ETAP


A. Definisi
Berdasarkan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas tanpa
Akuntanbilitas Bab 28, imbalan kerja merupakan seluruh bentuk imbalan yang
diberikan oleh entitas sebagai pertukaran atas jasa yang diberikan oleh
pekerja, termasuk direktur dan manajemen. Bab ini diterapkan untuk seluruh
imbalan kerja, kecuali untuk transaksi pembayaran berbasis saham. Imbalan
kerja yang terkandung dalam subab ini terdiri atas:
- imbalan kerja jangka pendek adalah imbalan kerja (selain pesangon)
yang jatuh tempo seluruhnya dalam waktu dua belas bulan setelah akhir
periode pekerja memberikan jasa terkait;
- imbalan pascakerja adalah imbalan kerja (selain pesangon) yang
terutang setelah penyelesaian perjanjian kerja;
- imbalan kerja jangka panjang lainnya adalah imbalan kerja (selain
imbalan pascakerja dan pesangon) yang tidak seluruhnya jatuh tempo
dalam waktu dua belas bulan setelah akhir periode pekerja memberikan
jasa terkait; dan
- pesangon adalah imbalan kerja terutang sebagai akibat dari salah satu
berikut keputusan entitas untuk memberhentikan hubungan kerja pekerja
sebelum tanggal pensiun normal; atau keputusan pekerja menerima
pengurangan hubungan kerja secara sukarela untuk dipertukarkan
dengan imbalan tersebut.
Imbalan kerja juga mencakup transaksi pembayaran berbasis saham di mana
pekerja menerima instrumen ekuitas (seperti, saham atau opsi saham)
atau kas atau aset lain entitas dalam jumlah yang didasarkan pada harga
saham entitas atau instrumen ekuitas lain entitas. Entitas menerapkan Bab
26 dalam akuntasi atas transaksi pembayaran berbasis saham.
B. Penyajian dan Pengungkapan :
Entitas mengakui biaya atas seluruh imbalan kerja yang menjadi hak pekerja
sebagai akibat dari jasa yang diberikan kepada entitas selama periode pelaporan:
(a) sebagai liabilitas, setelah dikurangi jumlah yang telah dibayar baik secara
langsung kepada pekerja atau sebagai iuran pada dana imbalan kerja. Jika
jumlah yang dibayarkan melebihi kewajiban yang timbul dari jasa sebelum
tanggal pelaporan, maka entitas mengakui kelebihan tersebut sebagai aset
sepanjang pembayaran di muka akan mengakibatkan pengurangan
pembayaran di masa depan atau pengembalian kas.
b) sebagai beban, kecuali Bab lain dari [draf ] Standar ini mensyaratkan biaya
tersebut diakui sebagai bagian biaya perolehan suatu aset seperti persediaan
atau aset tetap
C. Jenis imbalan
1. Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek secara umum mencakup item seperti:
a. upah,gaji,dan iuran jaminan sosial;
b. cuti berbayar jangka pendek (seperti cuti tahunan berbayar dan cuti
sakit berbayar) jika cuti tersebut diperkirakan terjadi dalam waktu dua
belas bulan setelah akhir periode pelaporan di mana pekerja memberikan
jasa terkait;
Entitas dapat memberikan kompensasi kepada pekerja atas cuti
dengan berbagai alasan, termasuk cuti tahunan dan cuti sakit.
Beberapa cuti berbayar jangka pendek diakumulasi – cuti dapat dibawa
dan digunakan pada periode masa depan jika pekerja tidak
menggunakannya secara penuh pada periode berjalan. Contohnya
mencakup cuti tahunan dan cuti sakit. Entitas mengakui biaya
ekspektasian akumulasi cuti berbayar ketika pekerja memberikan
jasa yang meningkatkan hak mereka atas cuti berbayar di masa depan.
Entitas mengukur biaya ekspektasian atas akumulasi cuti berbayar pada
jumlah tambahan takterdiskonto yang diperkirakan entitas untuk dibayar
sebagai akibat tidak digunakannya hak yang terakumulasi pada
akhir periode pelaporan. Entitas menyajikan jumlah ini sebagai liabilitas
lancar pada tanggal pelaporan.
Entitas mengakui biaya atas cuti berbayar lainnya (yang tidak
diakumulasi) pada saat terjadinya cuti. Entitas mengukur biaya cuti
berbayar yang tidak diakumulasi pada jumlah takterdiskonto dari gaji dan
upah yang dibayarkan atau terutang selama periode cuti
c. bagi laba dan bonus terutang dalam waktu dua belas bulan setelah akhir
periode di mana pekerja memberikan jasa terkait.
Entitas mengakui biaya ekspetasian dari bagi laba dan pembayaran
bonus hanya jika:
- entitas memiliki kewajiban legal atau kewajiban konstruktif kini
untuk melaksanakan pembayaran tersebut sebagai akibat peristiwa
masa lalu (ini berarti bahwa entitas tidak memiliki alternatif yang
realistis kecuali untuk melaksanakan pembayaran);
- estimasi andal atas kewajiban dapat dibuat
d. imbalan nonmoneter (seperti pelayanan kesehatan, rumah, mobil
serta barang dan jasa yang diberikan secara cuma–cuma atau subsidi)
untuk pekerja saat ini.
Pengukuran Jika pekerja memberikan jasa kepada entitas selama periode
pelaporan, maka entitas mengukur jumlah yang diakui sesuai dengan
paragraf 28.3 pada jumlah takterdiskonto dari imbalan kerja jangka pendek
yang diperkirakan akan dibayar sebagai imbalan atas jasa tersebut.
2. Imbalan pasca kerja
adalah imbalan kerja (selain pesangon dan imbalan kerja jangka pendek)
yang terutang setelah pekerja menyelesaikan kontrak kerja. Imbalan
pascakerja mencakup pos-pos Imbalan purnakarya (yaitu pensiun dan
pembayaran sekaligus atas purnakarya), Imbalan pascakerja lain, seperti
asuransi jiwa pascakerja dan fasilitas pelayanan kesehatan pascakerja.
Pengaturan dimana enitas memberikan imbalan pascakerja merupakan
program imbalan pascakerja. Entitas menerapkan pernyataan ini untuk semua
jenis program, dengan atau tanpa melibatkan pendirian sebuah entitas terpisah
untuk menerima iuran dan membayar imbalan. Program imbalan
pascakerja diklasifikasikan sebagai program iuran pasti atau program
imbalan pasti, bergantung pasa substansi ekonomi dari syarat dan ketentuan
pokok dari program tersebut. Dalam iuran pasti Terdapat dua program
imbalan pascakerja yaitu:
- Program Iuran Pasti, program imbalan pascakerja di mana entitas
membayar iuran tetap kepada entitas terpisah (dana) dan tidak memiliki
kewajiban legal atau konstruktif untuk membayar iuran lebih lanjut atau
melakukan pembayaran imbalan secara langsung kepada pekerja jika
dana tidak memiliki aset yang cukup untuk membayar seluruh imbalan
pekerja terkait dengan jasa pekerja pada periode kini dan periode
sebelumnya. Oleh karena itu, jumlah imbalan pascakerja yang diterima
oleh pekerja ditentukan oleh jumlah iuran yang dibayar oleh entitas (dan
mungkin juga oleh pekerja) pada program imbalan pascakerja atau pada
perusahaan asuransi, ditambah dengan imbal hasil investasi yang timbul
dari iuran tersebut.
- Program Imbalan Pasti, adalah program imbalan pascakerja selain
program iuran pasti. Dalam program imbalan pasti, kewajiban entitas
adalah memberikan imbalan yang disepakati kepada pekerja kini dan
mantan pekerja, dan risiko aktuarial (bahwa imbalan tersebut akan lebih
besar atau lebih kecil dari yang diperkirakan) serta risiko investasi (bahwa
imbal hasil atas aset yang disisihkan untuk mendanai imbalan akan
berbeda dari yang diperkirakan) ditanggung, secara substansi, oleh
entitas. Jika pengalaman actuarial atau investasi lebih buruk dari yang
diperkirakan, maka kewajiban entitas akan meningkat, dan sebaliknya jika
pengalaman aktuarial atau investasi lebih baik dari yang diperkirakan.
Pertimbangan asset pada progam imbalan pasti,asset jika nilai kini
kewajiban imbalan pasti pada tanggal pelaporan kurang dari nilai wajar
asset progam maka program memiliki surplus, entitas mengakui surplus
sebagai asset progam imbalan hanya sepanjang entitas dapat
memulihkan surplus tersebut baik melalui pengurangan iuran masa depan
atau pengembalian dana dari progam. Biaya progam imbalan pasti diakui
seluruhnya alam laba rugi sebagai beban atau sebagian dalam laba
rugi dan sebagian sebagai item penghasilan komprehensif lain. lihat paragraf
28.24) kecuali Bab lain dari [draf] Standar ini mensyaratkan biaya untuk diakui
sebagai bagian dari biaya perolehan suatu aset seperti persediaan atau aset
tetap.
- Program Multipemberi Kerja dan Program Jaminan Sosial
Program multipemberi kerja dan program jaminan sosial diklasifikasikan
sebagai program iuran pasti atau program imbalan pasti berdasarkan
persyaratan dari program tersebut, termasuk setiap kewajiban konstruktif di
luar persyaratan formal. Akan tetapi, jika informasi yang memadai tidak
tersedia untuk menggunakan akuntansi imbalan pasti untuk program
multipemberi kerja yang merupakan program imbalan pasti, maka entitas
mencatat program tersebut sesuai dengan paragraf 28.13. seolah–olah
program tersebut merupakan program iuran pasti dan membuat
pengungkapan yang disyaratkan oleh paragraf 28.40.
- Imbalan yang Dijamin
Entitas dapat membayar premi asuransi untuk mendanai program imbalan
pascakerja. Entitas memperlakukan program tersebut sebagai program iuran
pasti, kecuali entitas memiliki kewajiban legal atau kewajiban konstruktif, salah
satu dari:
(a) untuk membayar imbalan kerja secara langsung ketika jatuh tempo; atau
b) untuk membayar jumlah lebih lanjut jika perusahaan asuransi tidak
membayar seluruh imbalan kerja masa depan yang terkait dengan jasa
pekerja pada periode kini dan periode sebelumnya. Kewajiban konstruktif
dapat muncul secara tidak langsung melalui program, melalui mekanisme
penetapan premi masa depan, atau melalui hubungan pihak berelasi
dengan perusahaan asuransi. Jika entitas memiliki kewajiban legal atau
kewajiban konstruktif tersebut, maka entitas memperlakukan program tersebut
sebagai program imbalan pasti.
a. Dimasukkannya Imbalan Vesting dan Belum Vesting
Nilai kini kewajiban entitas dalam program imbalan pasti pada tanggal
pelaporan mencerminkan jumlah imbalan estimasian yang diperoleh pekerja
sebagai imbalan atas jasa mereka pada periode kini dan periode sebelumnya,
termasuk imbalan yang belum vesting (lihat paragraf 28.26) dan termasuk
dampak formula imbalan yang memberikan imbalan lebih besar kepada
pekerja untuk tahun jasa berikutnya. Hal ini mensyaratkan entitas untuk
menentukan
seberapa besar imbalan yang dapat diatribusikan pada periode kini dan
periode sebelumnya berdasarkan pada formula program imbalan dan untuk
membuat estimasi (asumsi aktuarial) tentang variabel demografik (seperti,
perputaran pekerja dan mortalitas) dan variabel keuangan (seperti,
peningkatan gaji dan biaya medis di masa depan) yang memengaruhi biaya
imbalan. Asumsi aktuarial tidak boleh bias (tidak terlalu agresif namun juga
tidak terlalu konservatif), selaras satu dengan yang lain dan dipilih untuk
mengarah pada estimasi terbaik arus kas masa depan yang akan timbul dari
program tersebut.
b. Diskonto
Entitas mengukur kewajiban imbalan pasti pada basis nilai kini yang
didiskontokan.Entitas menentukan tingkat suku bunga yang digunakan
untuk mendiskontokan pembayaran masa depan dengan merujuk pada
imbal hasil pasar atas obligasi korporasi berkualitas tinggi pada tanggal
pelaporan. Di negara di mana tidak terdapat pasar yang aktif dan stabil bagi
obligasi tersebut, maka entitas menggunakan imbal hasil pasar (pada
tanggal pelaporan) atas obligasi pemerintah. Mata uang dan jangka waktu
dari obligasi korporasi atau obligasi pemerintah konsisten dengan mata
uang dan estimasi periode pembayaran di masa depan.
c. Metode Penilaian Aktuarial
Jika entitas mampu, tanpa biaya atau usaha yang berlebihan, maka entitas
menggunakan metode projected unit credit untuk mengukur kewajiban
imbalan pasti dan beban terkait. Jika imbalan pasti didasarkan pada tingkat
gaji di masa depan, maka metode projected unit credit mensyaratkan entitas
untuk mengukur kewajiban imbalan pasti dengan dasar yang mencerminkan
estimasi kenaikan gaji di masa depan. Selain itu, metode projected unit
credit
mensyaratkan entitas untuk membuat berbagai asumsi aktuarial dalam
mengukur kewajiban imbalan pasti, termasuk tingkat diskonto, tingkat imbal
hasil ekspektasian atas aset program, tingkat ekspektasian dari kenaikan
gaji, perputaran pekerja, mortalitas, dan tingkat tren biaya kesehatan (untuk
program kesehatan imbalan pasti). Jika entitas tidak mampu, tanpa biaya
atau usaha yang berlebihan, untuk menggunakan metode projected unit
credit untuk mengukur kewajiban dan biaya program imbalan pasti, maka
entitas diperkenankan untuk membuat penyederhanaan berikut dalam
pengukuran kewajiban imbalan pasti untuk pekerja kini:
- mengabaikan estimasi kenaikan gaji di masa depan (yaitu, diasumsikan
gaji kini akan terus sama sampai pekerja kini diperkirakan mulai menerima
imbalan pascakerja)
- mengabaikan jasa di masa depan dari pekerja kini (yaitu, diasumsikan
penutupan program untuk pekerja yang ada saat ini dan pekerja baru).
- mengabaikan kemungkinan mortalitas selama masa jasa dari pekerja kini
antara tanggal pelaporan dan tanggal pekerja diperkirakan mulai
menerima imbalan pascakerja (yaitu diasumsikan seluruh pekerja kini
akan menerima imbalan pascakerja). Akan tetapi, mortalitas setelah masa
jasa (usia harapan hidup) akan tetap perlu dipertimbangkan.
Entitas yang mengambil manfaat dari penyederhanaan pengukuran
sebelumnya memasukkan imbalan yang vesting dan imbalan yang belum
vesting dalam mengukur kewajiban imbalan pasti. Standar ini tidak
mensyaratkan entitas untuk menggunakan aktuaris independen untuk
melaksanakan penilaian aktuarial komprehensif yang diperlukan untuk
menghitung kewajiban imbalan pasti. Tidak ada persyaratan bahwa penilaian
actuarial komprehensif harus dilaksanakan secara tahunan. Dalam periode
diantara penilaian actuarial komprehensif (jika asumsi aktuarial utama tidak
berubah secara signifikan) kewajiban imbalan pasti dapat diukur dengan
menyesuaikan pengukuran periode sebelumnya untuk perubahan demografi
pekerja seperti jumlah pekerja dan tingkat gaji.
d. Pengakuan – Pemilihan Kebijakan Akuntansi
Entitas disyaratkan untuk mengakui seluruh keuntungan dan kerugian aktuarial
pada periode terjadinya. Entitas:
- mengakui seluruh keuntungan dan kerugian aktuarial dalam laba rugi;
atau
- mengakui seluruh keuntungan dan kerugian aktuarial dalam penghasilan
komprehensif lain.
sebagai pemilihan kebijakan akuntansi. Entitas menerapkan kebijakan akuntansi
yang dipilih secara konsisten untuk seluruh program imbalan pasti dan seluruh
keuntungan dan kerugian aktuarialnya. Keuntungan dan kerugian aktuarial yang
diakui dalam penghasilan komprehensif lain disajikan dalam laporan penghasilan
komprehensif.
Perubahan neto dalam liabilitas imbalan pasti yang diakui sebagai biaya program
imbalan pasti mencakup:
- perubahan dalam liabilitas imbalan pasti yang timbul dari jasa pekerja yang
diberikan selama periode pelaporan;
- bunga atas kewajiban imbalan pasti selama periode pelaporan;
- imbal hasil aset program dan perubahan neto dalam nilai wajar hak
penggantian yang diakui (lihat paragraf 28.28) selama periode pelaporan;
- keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul selama periode pelaporan;
- kenaikan atau penurunan dalam liabilitas imbalan pasti yang dihasilkan dari
pengenalan program baru atau perubahan program yang telah ada selama
periode pelaporan (lihat paragraf 28.21); dan
- penurunan dalam liabilitas imbalan pasti yang dihasilkan dari kurtailmen
atau penyelesaian program yang telah ada selama periode pelaporan (lihat
paragraf 28.21)
imbalan tersebut tergantung pada hubungan kerja di masa depan (dengan kata
lain, belum vesting). Jasa pekerja sebelum tanggal vesting menimbulkan
kewajiban konstruktif karena, pada setiap tanggal pelaporan secara berturut–
turut, jumlah jasa masa depan yang harus diberikan pekerja sebelum pekerja
berhak atas imbalan tersebut menjadi berkurang. Dalam mengukur kewajiban
imbalan pasti, entitas mempertimbangkan kemungkinan bahwa beberapa
pekerja mungkin tidak memenuhi syarat vesting. Serupa dengan hal tersebut,
meskipun beberapa imbalan pascakerja (misalnya imbalan kesehatan
pascakerja) menjadi terutang hanya jika peristiwa tertentu terjadi ketika pekerja
tidak lagi dipekerjakan (misalnya sakit), maka kewajiban muncul ketika pekerja
memberikan jasa yang akan menimbulkan hak atas imbalan jika peristiwa
tertentu tersebut. terjadi. Kemungkinan bahwa peristiwa tertentu tersebut akan
terjadi memengaruhi pengukuran kewajiban, tetapi tidak menentukan apakah
kewajiban tersebut ada.
Jika imbalan berkurang sejumlah jumlah yang akan dibayarkan dalam progam
sponsor pemerintah maka entitas mengukur kewajiban imbalan dengan suatu
dasar yang mencerminakan imbalan terutang dalam pemerintah tetapi hanya
jika:
- progam tersebut diberlakukan sebelum tanggal pelaporan
- kejadian masa lalu, atau bukti andal lain mengindikasikan bahwa
pengembalian imbalan progam pemerintah akan berubah dalam berbagai
cara yang diprediksi.
e. Penggantian
Jika entitas hampir pasti bahwa pihak lain akan mengganti sebagian atau
seluruh pengeluaran yang disyaratkan untuk menyelesaikan kewajiban
imbalan pasti, maka entitas mengakui haknya atas penggantian tersebut
sebagai aset terpisah. Entitas mengukur aset tersebut pada nilai wajar. Dalam
laporan penghasilan komprehensif (atau dalam laporan laba rugi, jika
disajikan), beban yang terkait dengan program imbalan pasti dapat disajikan
secara neto setelah
dikurangi dengan jumlah yang diakui untuk penggantian.

3. Imbalan Jangka Panjang Lain


A. Definisi
Imbalan kerja jangka panjang lain secara umum mencakup, sebagai contoh:
cuti jangka panjang yang dikompensasi seperti cuti besar atau cuti sabbatical;
- imbalan pengabdian;
- imbalan cacat permanen;
- bagi hasil dan bonus yang terutang dua belas bulan atau lebih setelah
akhir periode di mana pekerja memberikan jasa terkait; dan
- kompensasi tangguhan yang dibayarkan dua belas bulan atau lebih
setelah akhir periode kompensasi tersebut diperoleh.
Entitas mengakui liabilitas untuk imbalan kerja jangka panjang lain yang diukur
pada total neto dari jumlah berikut:
- nilai kini kewajiban imbalan pada tanggal pelaporan; dikurangi
- nilai wajar aset program pada tanggal pelaporan (jika ada) darimana
kewajiban akan diselesaikan secara langsung.
Entitas mengakui perubahan neto dalam liabilitas selama periode, selain dari
perubahan yang dapat diatribusikan pada imbalan yang dibayarkan kepada
pekerja selama periode atau pada iuran dari pemberi kerja, sebagai biaya
imbalan kerja jangka panjang lain selama periode. Biaya tersebut diakui
seluruhnya dalam laba rugi sebagai beban kecuali Bab lain dari [draf] Standar ini
mensyaratkan hal tersebut untuk diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset,
seperti persediaan atau aset tetap.
4. Pesangon
A. Definisi
Pembayaran yang dilakukan entitas dalam perjanjian kontraktual secara
konstruktif berdasarkan praktik bisnis atau keinginan keadilan kepada pekerja
yang ingin memutuskan hubungan kerja. Entitas mengakui pesangon sebagai
beban di laporan laba rugi karena pesangon tidak memberikan dampak
ekonomik di masa yang akan datang.
B. Penyajian dan Pengukuran
- Entitas tidak mengakui pesangon, karena dianggap beban, namun entitas
jika mengakui pesangon maka entitas harus mencatat kurtailmen atas
imbalan purnakarya atau imbalan lainnya.
- Entitas mengakui pesangon sebagai liabilitas dan beban hanya jika entitas
menunjukkan komitmennya dengan salah satu dari memutuskan
hubungan kerja sebelum tanggal pension normal atau memberikan
pesangon seabagi hasil dari penawaran yang dilakukan untuk mendorong
penguarangan tenaga kerja secara sukarela.
Entitas menunjukkan komitmennya atas terminasi hanya ketika entitas
memiliki rencana formal terperinci untuk terminasi dan tidak memiliki
kemungkinan yang realistis untuk membatalkan rencana tersebut.
Pengukuran :
Entitas mengukur pesangon pada estimasi terbaik dari pengeluaran yang
disyaratkan untuk menyelesaikan kewajiban pada tanggal pelaporan. Dalam
hal penawaran dilakukan untuk mendorong pengurangan tenaga kerja secara
sukarela, pengukuran pesangon didasarkan pada jumlah pekerja yang
diperkirakan akan menerima tawaran tersebut. Ketika pesangon jatuh tempo
lebih dari dua belas bulan setelah akhir periode pelaporan, pesangon tersebut
diukur pada nilai kini terdiskonto.

5. Progam Kelompok
Jika entitas induk memberikan imbalan kepada pekerja dari satu atau lebih entitas
anak dalam kelompok, dan entitas induk menyajikan laporan keuangan
konsolidasian menggunakan [draf] SAK Entitas Privat atau Standar Akuntansi
Keuangan (SAK), entitas anak tersebut diizinkan untuk mengakui dan mengukur
beban imbalan kerja berdasarkan alokasi wajar dari beban yang diakui untuk
kelompok tersebut.
6. Pengungkapan
A. Pengungkapan Imbalan Kerja Jangka Pendek
Bab ini tidak mensyaratkan pengungkapan secara spesifik mengenai imbalan
kerja jangka pendek.
B. Pengungkapan Program Iuran Pasti
Entitas mengungkapkan jumlah yang diakui dalam laba rugi sebagai beban
untuk program iuran pasti. Jika entitas memperlakukan program imbalan pasti
multipemberi kerja sebagai program iuran pasti karena informasi yang
memadai tidak tersedia untuk menggunakan akuntansi imbalan pasti (lihat
paragraf 28.11), maka entitas mengungkapkan fakta bahwa program tersebut
merupakan program imbalan pasti dan alasan program tersebut dicatat
sebagai program iuran pasti, bersama dengan setiap informasi yang tersedia
mengenai surplus atau defisit program dan implikasinya terhadap entitas (jika
ada).
C. Pengungkapan progam imbalan pasti
Entitas mengungkapkan informasi tentang progam imbalan pasti (kecuali
untuk progam pemberi imbalan multikerja dicatat sebagai progam iuran pasti
sesuai dengan paragraph 28.11 dimana pengungkapkan 20.40 berlaku), jika
entitas memiliki lebih fari 1 progam imbalan pasti maka pengungkapan dapat
dibuat secara total, namun terpisah untuk setiap progam dalam
pengelompokan yang dipertimbangkan paling bermanfaat:
i. deskripsi umum jenis program, termasuk kebijakan pendanaan;
ii. kebijakan akuntansi entitas untuk mengakui keuntungan dan kerugian
aktuarial (baik dalam laba rugi atau sebagai item penghasilan
komprehensif lain) dan jumlah keuntungan dan kerugian aktuarial yang
diakui selama periode tersebut.
iii. jika entitas menggunakan salah satu penyederhanaan dalam paragraf
28.19 dalam mengukur kewajiban imbalan pasti, maka entitas
mengungkapkan fakta tersebut dan alasan mengapa menggunakan
metode projected unit credit untuk mengukur kewajiban dan biaya
dalam program imbalan pasti akan melibatkan biaya atau usaha yang
berlebihan
iv. tanggal penilaian aktuarial komprehensif paling kini dan, jika tidak
dilakukan pada tanggal pelaporan, deskripsi mengenai penyesuaian
yang dibuat untuk mengukur kewajiban imbalan pasti pada tanggal
pelaporan;
v. rekonsiliasi saldo awal dan saldo akhir kewajiban imbalan pasti yang
menunjukkan secara terpisah imbalan yang dibayarkan dan seluruh
perubahan lain
vi. rekonsiliasi saldo awal dan saldo akhir nilai wajar aset program dan
saldo awal dan saldo akhir setiap hak penggantian yang diakui
sebagai aset, yang menampilkan secara terpisah, jika dapat
diterapkan:
- iuran;
- imbalan yang dibayarkan; dan
- perubahan lain dalam aset program.
vii. total biaya yang terkait dengan program imbalan pasti untuk periode
tersebut, diungkapkan secara terpisah jumlah:
- yang diakui dalam laba rugi sebagai beban; dan
- termasuk dalam biaya perolehan suatu aset.
viii. untuk setiap kelas utama aset program, termasuk, tetapi tidak terbatas
pada, instrument ekuitas, instrumen utang, properti, dan seluruh aset
lainnya, persentase atau jumlah di mana setiap kelas utama
membentuk nilai wajar dari total aset program pada tanggal pelaporan.
ix. jumlah yang termasuk dalam nilai wajar aset program untuk:
- setiap kelas instrumen keuangan entitas sendiri; dan
- setiap properti yang dikuasai oleh, atau aset lainnya yang
digunakan oleh, entitas
x. imbal hasil aktual aset program; dan
xi. asumsi aktuarial utama yang digunakan, termasuk, jika dapat
diterapkan:
- tingkat diskonto;
- tingkat imbal hasil ekspektasian atas setiap aset program untuk
periode yang disajikan dalam laporan keuangan
- tingkat ekspetasian kenaikan gaji
- tingkat kecenderungan biaya Kesehatan
- asumsi actuarial material yang digunakan
Rekonsiliasi pada (v) dan (vi) tidak perlu disajikan untuk periode
sebelumnya. Entitas anak yang mengakui dan mengukur beban
imbalan kerja berdasarkan alokasi wajar atas beban yang diakui untuk
kelompok (lihat paragraf 28.38), dalam laporan keuangan
tersendirinya, mendeskripsikan kebijakannya untuk membuat alokasi
dan membuat pengungkapan pada (a) – (k) untuk program secara
keseluruhan
D. Pengungkapan Imbalan Jangka Panjang Lain
Untuk setiap kategori imbalan jangka panjang lain entitas mengungkapkan
sifat imbalan, jumlah kewajiban dan status pendanaan diungkapkan pada
periode tanggal pelaporan.
E. Pengungkapan Pesangon
Untuk setiap kategori pesangon entitas mengungkapkan sifat imbalan, jumlah
kewajiban dan status pendanaan diungkapkan pada periode tanggal
pelaporan. Ketika terdapat ketidakpastian tentang jumlah pekerja yang akan
menerima tawaran pesangon, maka timbul liabilitas kontinjensi. Bab 21
Provisi dan Kontinjensi mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi
tentang liabilitas kontinjensi kecuali kemungkinan arus keluar dalam
penyelesaian sangat kecil.

3. Berdasarkan Standar Akuntansi Syariah


A. Definisi
Pada dasarnya imbalan kerja berlaku universal bagi Standar Akuntansi
yang berlaku di Indonesia, salah satunya penerapan terhadap Standar Akuntansi
Pemerintah. Prosedur yang dijalankan sama seperti yang dijalankan berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan umum. Maka dengan itu, dalam pemabahsan kali
ini disajikan pembahasan yang tidak berbeda dengan Standar Akuntansi
Keuangan.
Imbalan kerja merupakan imbalan yang diberikan kepada pekerja atas
jasa yang telah dilakukan. Imbalan diakui secara akrual pada saat pekerja telah
memberikan jasanya. Imbalan yang diberikan dapat berupa gaji atau bentuk
fasilitas seperti kendaraan, rumah, fasilitas kesehatan dan asuransi. Dalam
pernyataan Standar Akuntansi/ PSAK 24, menyatakan imbalan kerja menjelaskan
bagaimana pengakuan, penyajian dan pengungkapan imbalan kerja dalam
laporan keuangan. Imbalan pasca kerja manfaat pasti dibahas lebih banyak
karena kompleksitas pengaturan program tersebut. SAK ETAP pada bab 23
menjelaskan secara khusus Imbalan kerja. Sedangkan SAK EMKM tidak ada bab
khusus yang membahas imbalan kerja, namun imbalan kerja dijelaskan pada bab
pendapatan dan beban.
Imbalan kerja mengharuskan suatu entitas untuk selalu mengakui liabilitas
jika pekerja telah memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalan kerja
yang akan dibayarkan dimasadepan; dan beban jika entitas menikmat imanfaat
ekonomis yang dihasilkan dari jasa yang diberikan oleh pekerja yang berhak
memperoleh imbalan kerja.

B. Jenis Imbalan Kerja


Berdasarkan PSAK 24, imbalan kerja mencakup :
1. Imbalan kerja jangka pendek,
a. Definisi Imabalan jangka pendek
Adalah imbalan kerja (selaindari pesangon) yang diharapkan akan
diselesaikan seluruhnya sebelum 12 bulan setelah akhir periode pelaporan
tahunan saat pekerja memberikan jasa terkait. Imbalan kerja jangka pendek
mencakup:
- Upah, gaji, dan iuran jaminan social
Perusahaan wajib memberikan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial
kepada tenaga kerja. Upah, gaji dan iuran jaminan social merupakan
bagian dari imbalan kerja jangka pendek yang diberikan kepada tenaga
kerja yang sudah bekerja dalam perusahaan. Imbalan ini pada umumnya
diberikan dalam interval waktu yang konstan seperti setiap minggu
atau setiap bulan. Dalam memberikan imbalan ini, perusahaan
dilarang membayar dibawah Upah Minimum Regional. Iuran jaminan
sosial dibayarkan perusahaan dan tenaga kerja sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Iuran jaminan sosial yang dibayar oleh tenaga kerja
melalui perusahaan sifatnya memotong gaji/upah pokok tenaga
kerja tersebut.
- Cuti tahunan berbayar dan cuti sakit berbayar
Pada umumnya perusahaan memberikan cuti bagi tenaga kerja selama
12 hari kerja atau ketentuan perusahaan tersebut, dan hanya diberikan
bagi tenaga kerja yang sudah bekerja selama lebih dari 12 bulan
dalam suatu perusahaan yang sama. Perusahaan memiliki wewenang
untuk menolak permohonan cuti tahunan dari tenaga kerja yang
belum genap 12 bulan bekerja di satu perusahaan yang sama.
- Bagi laba dan bonus
Pada umumnya, perusahaan akan memberikan bonus kepada
tenaga kerja. Menurut Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RI No. SE-
07/MEN/1990 tentang pengelompokan komponen upah dan pendapatan
non upah. Bonus bukan merupakan bagian dari upah, melainkan
pembayaran yang diterima tenaga kerja dari hasil keuntungan ataupun
hasil target yang lebih besar dari batas kesesuaian target karyawan.
Pembagian bonus didasarkan pada kesepatan antara 2 pihak yaitu atasan
dengan karyawan. Bonus sebenarnya bukan merupakan kewajiban
perusahaan namun harus tetap mengadakan kebiasaan bonus, sehinga
bonus dianggap beban perusahaan. Sedangkan pembagian laba memiliki
karakteristik yang sama pula dengan bonus, sehingga bagi bonus diakui
bukan sebagai distribusi laba. Jika pembayaran bagi laba dan
bonus tidak diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum dua
belas bulan setelah akhir periode tahunan saat pekerja memberikan jasa
terkait, maka pembayaran tersebut merupakan imbalan kerja
jangka panjang lain.
- Imbalan nonmoneter
Pada umumnya, perusahaan memberikan imbalan nonmoneter kepada
tenaga kerja. Imbalan nonmoneter adalah imbalan selain uang yang
diberikan perusahaan kepada tenaga kerja selama bekerja dalam
perusahaan tersebut. Contoh imbalan nonmoneter, yaitu: pelayanan
kesehatan, mobil, dan barang atau jasa yang diberikan secara subsidi
seperti fasilitas pelayanan kesehatan, rumah, mobil, dan barang atau
jasa yang diberikan secara cuma-cuma atau melalui subsidi) untuk
pekerja yang ada saat ini

2. Penyajian dan Pengukuran :


Ketika pekerja telah memberikanjasanya kepada entitas dalam suatu
periode akuntansi, entitas mengakui jumlah tidak terdiskonto dari
imbalan kerja jangka pendek yang diharapkan akan dibayar sebagai
imbalan atas jasa tersebut sebagai :
- Sebagai liabilitas (beban akrual), setelah dikurangi jumlah yang telah
dibayarkan. Jika jumlah yang telah dibayar melebihi jumlah yang
tidak didiskonto dari imbalan tersebut, maka entitas mengakui
kelebihan tersebut sebagai aset (beban dibayar di muka) selama
pembayaran tersebut akan menimbulkan pengurangan pembayaran di
masa depan atau pengembalian kas;
- Sebagai beban, kecuali jika SAK lain mensyaratkan atau
mengizinkan imbalan tersebut termasuk dalam biaya perolehan
aset tetap (lihat, sebagai contoh, PSAK 14: Persediaan dan
PSAK 16:Aset Tetap).
Penerapan PSAK 24, 2015:11) untuk imbalan kerja jangka pendek
dalam bentuk cuti berbayar, program bagi laba, dan program bonus
adalah sebagai berikut:
- Cuti berbayar jangka pendek
Entitas mengakui biaya ekspektasian imbalan kerja jangka pendek dalam
bentuk cuti berbayar seperti yang diatur di paragraf 11 sebagai berikut
(PSAK 24, 2015: 13:
- Dalam hal cuti berbayar dapat diakumulasi, pada saat pekerja menerima
jasa yang menambah hak atas cuti berbayar di masa depan.
- Dalam hal cuti berbayar tidakdapat diakumulasi, pada saat cuti terjadi.

Entitas mengukur biaya ekspektasian dari cuti berbayar yang dapat


diakumulasi sebagai jumlah tambahan yang diharapkan akan dibayar oleh
entitas akibat hak yang belum digunakan dan telah terakumulasi pada
akhir periode pelaporan

- Bagi laba dan bonus


Entitas mengakui biaya ekspektasian atas pembayaran bagi laba dan
bonus yang diatur di paragraf 11 jika, dan hanya jika :
- Entitas mempunyai kewajiban hukum kini atau kewajiban konstruktif
kini atas pembayaran beban tersebut sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu; dan
- Kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal, Kewajiban kini timbul
jika, dan hanya jika, entitas tidak mempunyai alternatif realistis lain
kecuali melakukan pembayaran. Entitas dapat mengestimasi secara
andal jumlah kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif dalam
program bagi laba atau bonus jika, dan hanya jika Ketentuan formal
program tersebut memuat suatu formula untuk menentukan jumlah
imbalan, Entitas menentukan jumlah yang harus dibayar sebelum
laporan keuangan diotorisasi untuk terbit; atau Praktik masa lalu
memberikan bukti jelas mengenai jumlah kewajiban konstruktif entitas.
2. Imbalan pascakerja,
a. Definisi imbalan pascakerja
adalah imbalan kerja (selain pesangon dan imbalan kerja jangka
pendek) yang terutang setelah pekerja menyelesaikan kontrak
kerja. Imbalan pascakerja mencakup pos-pos Imbalan purnakarya (yaitu
pensiun dan pembayaran sekaligus atas purnakarya), Imbalan pascakerja
lain, seperti asuransi jiwa pascakerja dan fasilitas pelayanan
kesehatan pascakerja.
Pengaturan dimana enitas memberikan imbalan pascakerja
merupakan program imbalan pascakerja. Entitas menerapkan pernyataan
ini untuk semua jenis program, dengan atau tanpa melibatkan pendirian
sebuah entitas terpisah untuk menerima iuran dan membayar
imbalan. Program imbalan pascakerja diklasifikasikan sebagai program
iuran pasti atau program imbalan pasti, bergantung pasa substansi
ekonomi dari syarat dan ketentuan pokok dari program tersebut. Dalam
iuran pasti Terdapat dua program imbalan pascakerja dalam PSAK 24
Revisi 2015:
- Program Iuran Pasti, dalam program iuran pasti, kewajiban hukum
atau kewajiban konstruktif entitas terbatas pada jumlah yang
disepakati sebagai iuran kepada dana. Jadi, jumlah imbalan
pascakerja yang diterima pekerja ditentukan berdasarkan jumlah
iuran yang dibayarkan entitas (dan mungkin juga oleh pekerja)
kepada program imbalan pascakerja atau perusahaan asuransi,
ditambah dengan hasil investasi dari iuran tersebut. Akibatnya,
risiko aktuaria (imbalan lebih kecil dari yang diharapkan) dan
risiko investasi (aset yang diinvestasikan tidak cukup untuk
memenuhi imbalan yang diharapkan) secara substansi ditanggung
pekerja.
- Program Imbalan Pasti, adalah program imbalan pascakerjayang
bukan merupakan program iuran pasti (PSAK 24, 2015: 08).
Dalam program imbalan pasti Kewajiban entitas adalah
menyediakan imbalan yang dijanjikan kepada pekerja yang ada
saat ini maupun mantan pekerja; dan Risiko aktuaria (biayauntuk
imbalan lebih besar dari yang diharapkan) dan risiko investasi
secara substansi ditanggung entitas. Jika pengalaman aktuaria
atau investasi lebih buruk dari yang diharapkan, maka kewajiban
entitas meningkat.
b. Penyajian dan Pengungkapan:
- Program Iuran Pasti
Pengukuran imbalan pascakerja yaitu, jika pekerja telah
memberikan jasa kepada entitas selama suatu periode, maka entitas
mengakui iuran terutang kepada program iuran pasti atas jasa
pekerja sebagai liabilitas (beban terakru), setelah dikurangi dengan
iuran yang telah dibayar. Jika iuran tersebut melebihi iuran
terutang jasa sebelum akhir periode pelaporan, maka entitas
mengakui kelebihan tersebut sebagai aset (beban dibayar dimuka)
sepanjang kelebihan tersebut akan mengurangi pembayaran iuran
masa depan atau dikembalikan. Lalu, Sebagai beban, kecuali jika
SAK lain mensyaratkan atau mengizinkan iuran tersebut termasuk
dalam biaya perolehan asset.
Jika iuran dalam program iuran pasti tidak diharapkan akan
diselesaikan seluruhnya sebelum dua belas bulan setelah akhir
periode pelaporan tahunan saat pekerja memberikan jasanya, maka
iuran tersebut didiskonto dengan menggunakan tingkat diskonto yang
diatur dalam paragraf 83 PSAK. Entitas mengungkapkan jumlah yang
diakui sebagai beban untuk program iuran pasti.
- Progam imbalan pasti
Program imbalan pasti mungkin saja tidak didanai, atau mungkin
seluruhnya atau sebagian didanai oleh iuran entitas dan pekerja, ke
dalam suatu entitas (dana) yang terpisah secara hukum dari
entitas pelapor dan dari pihak yang menerima imbalan kerja. Pada
saat jatuh tempo, pembayaran atas imbalan yang didanai tidak hanya
bergantung pada posisi keuangan dan kinerja investasi dana
namun juga pada kemampuan entitas, dan kemauan untuk
menutupi kekurangan pada aset dana tersebut. Jadi, entitas
pada hakikatnya menanggung risiko investasi dan aktuaria yang
terkait dengan program. Sebagai akibatnya, beban yang diakui
untuk program imbalan pasti tidak harus sebesar iuran untuk suatu
periode.
Akuntansi oleh entitas untuk program imbalan pasti meliputi tahap
a.) Menentukan defisit atau surplus. Ini termasuk:
- Menggunakan teknik aktuaria, metode Projected Unit Credit, untuk
membuat estimasi andal atas biaya akhir entitas dari imbalan yang
menjadi hak pekerja sebagai pengganti jasa mereka pada
periode kini dan lalu (lihat paragraf 67–69). Hal ini mensyaratkan entitas
untuk menentukan besarnya imbalan yang diberikan pada periode
kini dan periode lalu (lihat paragraf 70–74), dan membuat estimasi
(asumsi aktuaria) tentang variabel demografik (seperti tingkat
perputaran pekerja dan tingkat mortalitas) dan variabel keuangan
(seperti tingkat kenaikan gaji dan biaya kesehatan) yang akan
memengaruhi biaya atas imbalan tersebut.
- Mendiskontokan imbalan untuk menentukan nilai kini dari kewajiban
imbalan pasti dan biaya jasa kini.
- Mengurangi nilai wajar aset program

b.) Menentukan jumlah liabilitas (aset) imbalan pasti neto sebagai


jumlah defisit atau surplus yang ditentukan dalam huruf (a),
disesuaikan untuk setiap dampak dari pembatasan aset imbalan pasti
neto dari batas atas asset.

c.) Menentukan jumlah yang harus diakui dalam laba rugi dengan
memperhatikan Biaya jasa kini, setiap biaya jasa lalu dan keuntungan
atau kerugian atas penyelesaian, bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan
pasti neto.

d.) Menentukan pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti


neto, yang akan diakui sebagai penghasilan komprehensif lain, yang terdiri
atas Keuntungan dan kerugian actuarial, imbal hasil atas aset
program, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga neto
atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto, perubahan apapun karena
dampak batas atas asset yang tidak termasuk jumlah atas bunga yang
dimasukkkan dalam liabilitas.

Jika entitas mempunyai lebih dari satu program imbalan pasti, maka
entitas menerapkan prosedur ini secara terpisah untuk setiap program
yang material.

3. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain


a. Definisi
adalah imbalan kerja selain imbalan kerja jangka pendek,imbalan
pascakerja, dan pesangon (PSAK 24, 2015:08). Imbalan kerja jangka
panjang lain mencakup item seperti ketidakhadiran jangka panjang yang
dibayarkan seperti cuti besar atau cuti sabatikal dan Penghargaan masa
kerja (jubilee) atau imbalan jasa jangka panjang lain, imbalan cacat
permanen, bagi laba dan bonus, dan remunirasi tangguhan.
b. Penyajian dan Pengungkapan:
Dalam pengakuan dan pengukuran surplus atau defisit dalam program
imbalan kerja jangka panjang lainnya, harus mengakui total nilai neto dari
jumlah berikut ini didalam laba rugi kecuali jika terdapat SAK lain yang
mensyaratkan atau mengizinkan jumlah tersebut termasuk dalam biaya
perolehan asset. Biaya perolehan asset dapat ditinjau melalui biaya jasa
kini, biaya bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto, pengukuran
kembali dari liabilitas (aset) imbalan pasti neto.
4. Imbalan Pesangon
a. Definisi
Imbalan ini memiliki ciri yang terpisah dari imbalan yang lainnya, imbalan ini
timbul karena adanya terminasi kontrak kerja dan bukan jasa yang diberikan
pekerja. Pesangon berasal dari keputusan suatu entitas untuk
memutuskan hubungan kerja atau keputusan untuk menerima tawaran
imbalan dari entitas atas pemutusan kontrak kerja. Beberapa entitas
memberikan pesangon dengan tingkat yang lebih rendah bagi pemutusan
kontrak kerja atas permintaan pekerja daripada pemutusan kontrak kerja
atas permintaan entitas. Perbedaan antara imbalan yang disediakan
untuk pemutusan kontrak kerja atas permintaan entitas dinamakan
imbalan pemutusan.

b. Penyajian dan pengukuran:


Entitas mengakui pesangon sebagai liabilitas dan beban pada tanggal
yang lebih awal di antaranya karena :
- Tanggal ketika entitas tidak dapat lagi menarik tawaran imbalan
tersebut, dan
Tanggal ketika entitas mengakui biaya untuk restrukturisasi yang berada dalam
ruang lingkup PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi
dan melibatkan pembayaran pesangon

4. Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah


A. Definisi
Pada dasarnya imbalan kerja berlaku universal bagi Standar Akuntansi
yang berlaku di Inonesia, salah satunya penerapan terhadap Standar Akuntansi
Pemerintah. Prosedur yang dijalankan sama seperti yang dijalankan berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan umum. Maka dengan itu, dalam pemabahsan kali
ini disajikan pembahasan yang tidak berbeda dengan Standar Akuntansi
Keuangan.
Imbalan kerja merupakan imbalan yang diberikan kepada pekerja atas
jasa yang telah dilakukan. Imbalan diakui secara akrual pada saat pekerja telah
memberikan jasanya. Imbalan yang diberikan dapat berupa gaji atau bentuk
fasilitas seperti kendaraan, rumah, fasilitas kesehatan dan asuransi. Dalam
pernyataan Standar Akuntansi/ PSAK 24, menyatakan imbalan kerja menjelaskan
bagaimana pengakuan, penyajian dan pengungkapan imbalan kerja dalam
laporan keuangan. Imbalan pasca kerja manfaat pasti dibahas lebih banyak
karena kompleksitas pengaturan program tersebut. SAK ETAP pada bab 23
menjelaskan secara khusus Imbalan kerja. Sedangkan SAK EMKM tidak ada bab
khusus yang membahas imbalan kerja, namun imbalan kerja dijelaskan pada bab
pendapatan dan beban.
Imbalan kerja mengharuskan suatu entitas untuk selalu mengakui liabilitas
jika pekerja telah memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalan kerja
yang akan dibayarkan dimasadepan; dan beban jika entitas menikmat imanfaat
ekonomis yang dihasilkan dari jasa yang diberikan oleh pekerja yang berhak
memperoleh imbalan kerja.

B. Jenis Imbalan Kerja


Berdasarkan PSAK 24, imbalan kerja mencakup :
a. Imbalan kerja jangka pendek,
a. Definisi Imabalan jangka pendek
Adalah imbalan kerja (selaindari pesangon) yang diharapkan akan
diselesaikan seluruhnya sebelum 12 bulan setelah akhir periode pelaporan
tahunan saat pekerja memberikan jasa terkait. Imbalan kerja jangka pendek
mencakup:
- Upah, gaji, dan iuran jaminan social
Perusahaan wajib memberikan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial
kepada tenaga kerja. Upah, gaji dan iuran jaminan social merupakan
bagian dari imbalan kerja jangka pendek yang diberikan kepada tenaga
kerja yang sudah bekerja dalam perusahaan. Imbalan ini pada umumnya
diberikan dalam interval waktu yang konstan seperti setiap minggu
atau setiap bulan. Dalam memberikan imbalan ini, perusahaan
dilarang membayar dibawah Upah Minimum Regional. Iuran jaminan
sosial dibayarkan perusahaan dan tenaga kerja sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Iuran jaminan sosial yang dibayar oleh tenaga kerja
melalui perusahaan sifatnya memotong gaji/upah pokok tenaga
kerja tersebut.
- Cuti tahunan berbayar dan cuti sakit berbayar
Pada umumnya perusahaan memberikan cuti bagi tenaga kerja selama
12 hari kerja atau ketentuan perusahaan tersebut, dan hanya diberikan
bagi tenaga kerja yang sudah bekerja selama lebih dari 12 bulan
dalam suatu perusahaan yang sama. Perusahaan memiliki wewenang
untuk menolak permohonan cuti tahunan dari tenaga kerja yang
belum genap 12 bulan bekerja di satu perusahaan yang sama.
- Bagi laba dan bonus
Pada umumnya, perusahaan akan memberikan bonus kepada
tenaga kerja. Menurut Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RI No. SE-
07/MEN/1990 tentang pengelompokan komponen upah dan pendapatan
non upah. Bonus bukan merupakan bagian dari upah, melainkan
pembayaran yang diterima tenaga kerja dari hasil keuntungan ataupun
hasil target yang lebih besar dari batas kesesuaian target karyawan.
Pembagian bonus didasarkan pada kesepatan antara 2 pihak yaitu atasan
dengan karyawan. Bonus sebenarnya bukan merupakan kewajiban
perusahaan namun harus tetap mengadakan kebiasaan bonus, sehinga
bonus dianggap beban perusahaan. Sedangkan pembagian laba memiliki
karakteristik yang sama pula dengan bonus, sehingga bagi bonus diakui
bukan sebagai distribusi laba. Jika pembayaran bagi laba dan
bonus tidak diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum dua
belas bulan setelah akhir periode tahunan saat pekerja memberikan jasa
terkait, maka pembayaran tersebut merupakan imbalan kerja
jangka panjang lain.
- Imbalan nonmoneter
Pada umumnya, perusahaan memberikan imbalan nonmoneter kepada
tenaga kerja. Imbalan nonmoneter adalah imbalan selain uang yang
diberikan perusahaan kepada tenaga kerja selama bekerja dalam
perusahaan tersebut. Contoh imbalan nonmoneter, yaitu: pelayanan
kesehatan, mobil, dan barang atau jasa yang diberikan secara subsidi
seperti fasilitas pelayanan kesehatan, rumah, mobil, dan barang atau
jasa yang diberikan secara cuma-cuma atau melalui subsidi) untuk
pekerja yang ada saat ini

b. Penyajian dan Pengukuran :


Ketika pekerja telah memberikanjasanya kepada entitas dalam suatu
periode akuntansi, entitas mengakui jumlah tidak terdiskonto dari
imbalan kerja jangka pendek yang diharapkan akan dibayar sebagai
imbalan atas jasa tersebut sebagai :
- Sebagai liabilitas (beban akrual), setelah dikurangi jumlah yang telah
dibayarkan. Jika jumlah yang telah dibayar melebihi jumlah yang
tidak didiskonto dari imbalan tersebut, maka entitas mengakui
kelebihan tersebut sebagai aset (beban dibayar di muka) selama
pembayaran tersebut akan menimbulkan pengurangan pembayaran di
masa depan atau pengembalian kas;
- Sebagai beban, kecuali jika SAK lain mensyaratkan atau
mengizinkan imbalan tersebut termasuk dalam biaya perolehan
aset tetap (lihat, sebagai contoh, PSAK 14: Persediaan dan
PSAK 16:Aset Tetap).
Penerapan PSAK 24, 2015:11) untuk imbalan kerja jangka pendek
dalam bentuk cuti berbayar, program bagi laba, dan program bonus
adalah sebagai berikut:
- Cuti berbayar jangka pendek
Entitas mengakui biaya ekspektasian imbalan kerja jangka pendek dalam
bentuk cuti berbayar seperti yang diatur di paragraf 11 sebagai berikut
(PSAK 24, 2015: 13:
- Dalam hal cuti berbayar dapat diakumulasi, pada saat pekerja menerima
jasa yang menambah hak atas cuti berbayar di masa depan.
- Dalam hal cuti berbayar tidakdapat diakumulasi, pada saat cuti terjadi.

Entitas mengukur biaya ekspektasian dari cuti berbayar yang dapat


diakumulasi sebagai jumlah tambahan yang diharapkan akan dibayar oleh
entitas akibat hak yang belum digunakan dan telah terakumulasi pada
akhir periode pelaporan

- Bagi laba dan bonus


Entitas mengakui biaya ekspektasian atas pembayaran bagi laba dan
bonus yang diatur di paragraf 11 jika, dan hanya jika :
- Entitas mempunyai kewajiban hukum kini atau kewajiban konstruktif
kini atas pembayaran beban tersebut sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu; dan
- Kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal, Kewajiban kini timbul
jika, dan hanya jika, entitas tidak mempunyai alternatif realistis lain
kecuali melakukan pembayaran. Entitas dapat mengestimasi secara
andal jumlah kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif dalam
program bagi laba atau bonus jika, dan hanya jika Ketentuan formal
program tersebut memuat suatu formula untuk menentukan jumlah
imbalan, Entitas menentukan jumlah yang harus dibayar sebelum
laporan keuangan diotorisasi untuk terbit; atau Praktik masa lalu
memberikan bukti jelas mengenai jumlah kewajiban konstruktif entitas.
3. Imbalan pascakerja,
a. Definisi imbalan pascakerja
adalah imbalan kerja (selain pesangon dan imbalan kerja jangka
pendek) yang terutang setelah pekerja menyelesaikan kontrak
kerja. Imbalan pascakerja mencakup pos-pos Imbalan purnakarya (yaitu
pensiun dan pembayaran sekaligus atas purnakarya), Imbalan pascakerja
lain, seperti asuransi jiwa pascakerja dan fasilitas pelayanan
kesehatan pascakerja.
Pengaturan dimana enitas memberikan imbalan pascakerja
merupakan program imbalan pascakerja. Entitas menerapkan pernyataan
ini untuk semua jenis program, dengan atau tanpa melibatkan pendirian
sebuah entitas terpisah untuk menerima iuran dan membayar
imbalan. Program imbalan pascakerja diklasifikasikan sebagai program
iuran pasti atau program imbalan pasti, bergantung pasa substansi
ekonomi dari syarat dan ketentuan pokok dari program tersebut. Dalam
iuran pasti Terdapat dua program imbalan pascakerja dalam PSAK 24
Revisi 2015:
- Program Iuran Pasti, dalam program iuran pasti, kewajiban hukum
atau kewajiban konstruktif entitas terbatas pada jumlah yang
disepakati sebagai iuran kepada dana. Jadi, jumlah imbalan
pascakerja yang diterima pekerja ditentukan berdasarkan jumlah
iuran yang dibayarkan entitas (dan mungkin juga oleh pekerja)
kepada program imbalan pascakerja atau perusahaan asuransi,
ditambah dengan hasil investasi dari iuran tersebut. Akibatnya,
risiko aktuaria (imbalan lebih kecil dari yang diharapkan) dan
risiko investasi (aset yang diinvestasikan tidak cukup untuk
memenuhi imbalan yang diharapkan) secara substansi ditanggung
pekerja.
- Program Imbalan Pasti, adalah program imbalan pascakerjayang
bukan merupakan program iuran pasti (PSAK 24, 2015: 08).
Dalam program imbalan pasti Kewajiban entitas adalah
menyediakan imbalan yang dijanjikan kepada pekerja yang ada
saat ini maupun mantan pekerja; dan Risiko aktuaria (biayauntuk
imbalan lebih besar dari yang diharapkan) dan risiko investasi
secara substansi ditanggung entitas. Jika pengalaman aktuaria
atau investasi lebih buruk dari yang diharapkan, maka kewajiban
entitas meningkat.
b. Penyajian dan Pengungkapan:
- Program Iuran Pasti
Pengukuran imbalan pascakerja yaitu, jika pekerja telah
memberikan jasa kepada entitas selama suatu periode, maka entitas
mengakui iuran terutang kepada program iuran pasti atas jasa
pekerja sebagai liabilitas (beban terakru), setelah dikurangi dengan
iuran yang telah dibayar. Jika iuran tersebut melebihi iuran
terutang jasa sebelum akhir periode pelaporan, maka entitas
mengakui kelebihan tersebut sebagai aset (beban dibayar dimuka)
sepanjang kelebihan tersebut akan mengurangi pembayaran iuran
masa depan atau dikembalikan. Lalu, Sebagai beban, kecuali jika
SAK lain mensyaratkan atau mengizinkan iuran tersebut termasuk
dalam biaya perolehan asset.
Jika iuran dalam program iuran pasti tidak diharapkan akan
diselesaikan seluruhnya sebelum dua belas bulan setelah akhir
periode pelaporan tahunan saat pekerja memberikan jasanya, maka
iuran tersebut didiskonto dengan menggunakan tingkat diskonto yang
diatur dalam paragraf 83 PSAK. Entitas mengungkapkan jumlah yang
diakui sebagai beban untuk program iuran pasti.
- Progam imbalan pasti
Program imbalan pasti mungkin saja tidak didanai, atau mungkin
seluruhnya atau sebagian didanai oleh iuran entitas dan pekerja, ke
dalam suatu entitas (dana) yang terpisah secara hukum dari
entitas pelapor dan dari pihak yang menerima imbalan kerja. Pada
saat jatuh tempo, pembayaran atas imbalan yang didanai tidak hanya
bergantung pada posisi keuangan dan kinerja investasi dana
namun juga pada kemampuan entitas, dan kemauan untuk
menutupi kekurangan pada aset dana tersebut. Jadi, entitas
pada hakikatnya menanggung risiko investasi dan aktuaria yang
terkait dengan program. Sebagai akibatnya, beban yang diakui
untuk program imbalan pasti tidak harus sebesar iuran untuk suatu
periode.
Akuntansi oleh entitas untuk program imbalan pasti meliputi tahap
a.) Menentukan defisit atau surplus. Ini termasuk:
- Menggunakan teknik aktuaria, metode Projected Unit Credit, untuk
membuat estimasi andal atas biaya akhir entitas dari imbalan yang
menjadi hak pekerja sebagai pengganti jasa mereka pada
periode kini dan lalu (lihat paragraf 67–69). Hal ini mensyaratkan entitas
untuk menentukan besarnya imbalan yang diberikan pada periode
kini dan periode lalu (lihat paragraf 70–74), dan membuat estimasi
(asumsi aktuaria) tentang variabel demografik (seperti tingkat
perputaran pekerja dan tingkat mortalitas) dan variabel keuangan
(seperti tingkat kenaikan gaji dan biaya kesehatan) yang akan
memengaruhi biaya atas imbalan tersebut.
- Mendiskontokan imbalan untuk menentukan nilai kini dari kewajiban
imbalan pasti dan biaya jasa kini.
- Mengurangi nilai wajar aset program

b.) Menentukan jumlah liabilitas (aset) imbalan pasti neto sebagai


jumlah defisit atau surplus yang ditentukan dalam huruf (a),
disesuaikan untuk setiap dampak dari pembatasan aset imbalan pasti
neto dari batas atas asset.

c.) Menentukan jumlah yang harus diakui dalam laba rugi dengan
memperhatikan Biaya jasa kini, setiap biaya jasa lalu dan keuntungan
atau kerugian atas penyelesaian, bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan
pasti neto.
d.) Menentukan pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti
neto, yang akan diakui sebagai penghasilan komprehensif lain, yang terdiri
atas Keuntungan dan kerugian actuarial, imbal hasil atas aset
program, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga neto
atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto, perubahan apapun karena
dampak batas atas asset yang tidak termasuk jumlah atas bunga yang
dimasukkkan dalam liabilitas.

Jika entitas mempunyai lebih dari satu program imbalan pasti, maka
entitas menerapkan prosedur ini secara terpisah untuk setiap program
yang material.

4. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain


a. Definisi
adalah imbalan kerja selain imbalan kerja jangka pendek,imbalan
pascakerja, dan pesangon (PSAK 24, 2015:08). Imbalan kerja jangka
panjang lain mencakup item seperti ketidakhadiran jangka panjang yang
dibayarkan seperti cuti besar atau cuti sabatikal dan Penghargaan masa
kerja (jubilee) atau imbalan jasa jangka panjang lain, imbalan cacat
permanen, bagi laba dan bonus, dan remunirasi tangguhan.
b. Penyajian dan Pengungkapan:
Dalam pengakuan dan pengukuran surplus atau defisit dalam program
imbalan kerja jangka panjang lainnya, harus mengakui total nilai neto dari
jumlah berikut ini didalam laba rugi kecuali jika terdapat SAK lain yang
mensyaratkan atau mengizinkan jumlah tersebut termasuk dalam biaya
perolehan asset. Biaya perolehan asset dapat ditinjau melalui biaya jasa
kini, biaya bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto, pengukuran
kembali dari liabilitas (aset) imbalan pasti neto.
5. Imbalan Pesangon
a. Definisi
Imbalan ini memiliki ciri yang terpisah dari imbalan yang lainnya, imbalan ini
timbul karena adanya terminasi kontrak kerja dan bukan jasa yang diberikan
pekerja. Pesangon berasal dari keputusan suatu entitas untuk
memutuskan hubungan kerja atau keputusan untuk menerima tawaran
imbalan dari entitas atas pemutusan kontrak kerja. Beberapa entitas
memberikan pesangon dengan tingkat yang lebih rendah bagi pemutusan
kontrak kerja atas permintaan pekerja daripada pemutusan kontrak kerja
atas permintaan entitas. Perbedaan antara imbalan yang disediakan
untuk pemutusan kontrak kerja atas permintaan entitas dinamakan
imbalan pemutusan.

b. Penyajian dan pengukuran:


Entitas mengakui pesangon sebagai liabilitas dan beban pada tanggal
yang lebih awal di antaranya karena :
- Tanggal ketika entitas tidak dapat lagi menarik tawaran imbalan
tersebut, dan
Tanggal ketika entitas mengakui biaya untuk restrukturisasi yang berada dalam
ruang lingkup PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi dan
melibatkan pembayaran pesangon
DAFTAR PUSTAKA
http://iaiglobal.or.id/v03/files/file_berita/1%20DE%20SAK%20ENTITAS
%20PRIVAT.pdf
https://www.e-akuntansi.com/imbalan-kerja-jangka-pendek/

Anda mungkin juga menyukai