Disusun Oleh :
A031181016
DEPARTEMEN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
Tax Planning dalam Pemanfaatan Tax Incentives
The cost of tax holiday, dalam arti penerimaan pajak yang hilang bagi host
country yang tidak dapat diperkirakan didepan dengan tingkat akurasi yang
cukup.
Tax sparing credit merupakan suatu kredit pajak semu yang disepakati oleh
negara asal investor dimana negara asal investor memperbolehkan investor
mengakui adanya kredit pajak di luar negeri dalam penghitungan pajak global di
negara asal investor (the country of resident) walaupun dalam kenyataannya tidak
ada pajak yang dibayar di negara sumber karena negara sumber memberikan
insentif pajak (tax holiday). Insentif pajak berupa tax holiday yang diberikan oleh
negara sumber tidak akan efektif jika di negara asalnya, investor harus membayar
pajak atas keseluruhan penghasilan yang diterima dari seluruh dunia (world wide
income). Hal ini pernah terjadi di Indonesia pada periode pemberlakuan tax
holiday pada periode waktu tahun 1967 sampai dengan 1983.
Jangka waktu (duration) dan batasan lainnya, yaitu batas waktu dimana
investment allowance dapat diklaim. Untuk Indonesia jangka waktunya adalah
6 tahun.
Perbedaan waktu dapat terjadi dalam hal pembebanan biaya yang dipercepat
atau penangguhan pengakuan penghasilan. Bentuk umum dari pembebanan biaya
yang dipercepat adalah penyusutan, yaitu penyusutan dibebankan dalam periode
waktu yang lebih pendek dari umur ekonomis aktiva tersebut atau melalui
pembebanan khusus di periode tahun pertama. Maksud dari insentif tipe ini adalah
untuk membantu perusahaan memperoleh pengembalian modalnya (return on
investment) lebih cepat. Namun, insentif ini secara keseluruhan tidak mempengaruhi
jumlah pajak yang seharusnya dibayar ke negara, tetapi hanya menggeser beban
pajak ke belakang.
Fasilitas tax holiday ini diberikan kepada Wajib Pajak badan baru yang memenuhi
kriteria:
Industri Pionir yang dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan ini mencakup:
Wajib Pajak yang telah memperoleh fasilitas tax holiday ini dapat dicabut, apabila:
a) tidak memenuhi ketentuan kriteria sebagai Wajib Pajak yang dapat diberikan
fasilitas dan persyaratan telah merealisasikan seluruh penanaman modal
yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang; dan/atau
b) tidak memenuhi ketentuan penyampaian laporan.
Kewajiban Perpajakan yang Masih Tetap Berlaku Bagi Wajib Pajak yang Dapat
Fasilitas Tax Holiday
a) atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak di luar kegiatan
usaha yang memperoleh fasilitas tax holiday, tetap dilakukan pemotongan
dan pemungutan pajak sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.
b) tetap melaksanakan kewajiban pemotongan dan pemungutan pajak kepada
pihak lain sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.
a) Wajib Pajak yang telah memperoleh fasilitas PPh sesuai Pasal 31A UU PPh,
tidak dapat memperoleh fasilitas tax holiday berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan ini.
b) Wajib Pajak yang telah memperoleh fasilitas PPh sesuai Peraturan Menteri
Keuangan ini, tidak dapat memperoleh fasilitas tax holiday berdasarkan Pasal
31A UU PPh.
Pada tanggal 6 April Tahun 2015, pemerintah menerbitkan revisi regulasi fasilitas
PPh melalui Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2015 tentang Fasilitas Pajak
Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di
Daerah-Daerah Tertentu yang secara efektif akan berlaku mulai tanggal 6 Mei 2015.
Tujuannya adalah untuk mendorong peningkatan investasi langsung guna
mendorong pertumbuhan ekonomi dalam rangka pemerataan pembangunan.
Wajib Pajak yang dapat diberikan fasilitas Tax Allowance adalah Wajib Pajak badan
dalam negeri yang melakukan penanaman modal baru maupun perluasan dari
usaha yang telah ada. Bentuk fasilitas Tax Allowance yang diberikan meliputi:
Fasilitas PPN
Pajak Pertmbahan Nilai (PPN) dikenakan atas pertambahan nilai yang terjadiatas
suatu barang atau jasa. Untuk tujuan tujuan tertentu, PPN ini tidak dikenakan
terhadap sector-sektor usaha tertentu. Inilah yang disebut dengan fasilitas.
Ada 4 (empat) jenis fasilitas PPN di Indonesia yaitu: Fasilitas PPN Tidak Dikenakan,
PPN Dibebaskan, PPN Tidak Dipungut dan PPN 0% (Nol Persen). Pengertian
keempat fasilitas tersebut adalah sama-sama tidak dibebani PPN. Tetapi, ada
beberapa perbedaan mendasar di antara keempat fasilitas tersebut.