Anda di halaman 1dari 9

Audit Internal Dan Eksternal Beserta Kualifikasinya

Oleh:
M.Sofiyuddin
Abstrak

Audit Internal atau Internal Audit memiliki peranan penting dalam


keberjalanan perusahaan. Saat ini, pengembangan manajemen organisasi terutama di
perusahaan, memerlukan audit internal. Audit Internal mendukung manajemen
perusahaan sebagai fungsi kontrol, yang memastikan program bisnis yang
direncanakan dan pencapaian tujuan.Audit internal biasanya dilakukan oleh entitas di
dalam perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengaudit entitas. Pelaksana audit
internal adalah disebut auditor internal. Orang yang bertanggung jawab untuk audit
internal biasanya bekerja di perusahaan besar, di mana perusahaan memiliki struktur
organisasi yang kompleks dengan tugas dan fungsi yang berbeda.

Fungsi audit internal adalah untuk melakukan audit internal perusahaan


dengan memastikan bahwa sistem / manajemen dalam fungsi perusahaan sesuai yang
diinginkan. Selain itu, keberadaan audit internal dapat menghindari risiko kesalahan,
penyalahgunaan dan hambatan dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat SOP audit internal dan
melakukan kontrol audit internal dalam perusahaan dengan tujuan pengembangan
perusahaan.

Tujuan dari audit eksternal adalah untuk mengetahui apakah laporan


keuangan tahunan perusahaan atau organisasi menyajikan kondisi yang riil tentang
keadaan finansial perusahaan atau organisasi terkait. Selain itu apakah dana milik
instansi tersebut telah benar-benar dimanfaatkan sesuai dengan tujuan yang telah
disepakati atau dimuat dalam konstitusi.

Kata Kunci:Internal,eksternal,Audit

1
A. PENDAHULUAN

Di dalam suatu perusahaan laporan keuangan perlu diaudit untuk


memberikan informasi mengenai laporan keuangan. Untuk memenuhi kebutuhan
berbagai pihak akan informasi akuntansi dibutuhkan pengujian kesesuaian antara
prakterk akuntansi dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Proses pengujian
tersebut dikenal dengan istilah auditing.

Audit tahunan harus dilakukan oleh auditor eksternal yang independen,


kompeten dan mempunyai kualifikasi agar dapat memberikan asurans eksternal dan
obyektif bahwa laporan keuangan telah menyajikan posisi keuangan dan kinerja
perusahaan secara wajar dalam semua hal yang material.

Tanggung jawab auditor ekternal adalah memberikan opini terkait kewajaran


laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen. Fungsi auditor eksternal
adalah memberikan kredibilitas atas laporan keuangan dan mengurangi risiko
informasi bahwa laporan keuangan adalah bias, menyesatkan, tidak akurat, tidak
lengkap dan mengandung kesalahan material.

Auditor internal dapat memberikan beberapa jasa asurans yang dibutuhkan


perusahaan. Auditor internal juga dapat membantu auditor eksternal dalam
melakukan audit, terutama yang terkait dengan pengendalian intern perusahaan.

B. PEMBAHASAN

1. Peran Auditor Eksternal terkait Asurans terhadap Kualitas Informasi yang


Diungkapkan dan Sistem Pengendalian Internal
Etika Manajemen sebagai agen berkepentingan untuk menghasilkan laporan
keuangan yang menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik dari yang
seharusnya agar kinerjanya dinilai baik dan atau untuk menutupi tindakannya
mengekspropriasi kekayaan pemegang saham. Sehingga dibutuhkan jasa auditor
eksternal yang independen untuk meverifikasi asersi manajemen atas laporan

2
keuangan. Auditor sering dipandang sebagai gatekeepers untuk melindungi investor
dari laporan keuangan yang menyesatkan.
Tanggung jawab auditor eksternal adalah memberikan opini terkait
kewajaran laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen. Fungsi auditor
eksternal adalah memberikan kredibilitas atas laporan keuangan dan mengurangi
risiko informasi bahwa laporan keuangan adalah bias, menyesatkan, tidak akurat,
tidak lengkap dan mengandung kesalahan material.
UU PT, UU Pasar Modal, dan UU Perbankan (UU No.7 tahun 1992
sebagaimana yang telah diubah dengan UU No.10 tahun 1998) mengharuskan
laporan keuangan perusahaan terkait (perusahaan dengan nilai aset relatif besar,
perusahaan publik , institusi keuangan baik bank maupun non bank) untuk diaudit.
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) adalah badan yang mempunyai otoritas
untuk menetapkan standar audit. IAPI telah mengeluarkan Kode Etik berdasarkan
IFAC Code of Ethics for Professional Accountants International Standards on
Auditing (ISA). Standar audit tersebut berlaku efektif per 1 Januari 2013 untuk
perusahaan publik dan per 1 Januari 2014 untuk perusahaan lain.
Dalam standar audit tersebut auditor eksternal diharuskan untuk melakukan
pengujian atas pengendalian internal. Tujuannya adalah untuk mengetahui
efektivitas dari desain dan/atau operasi pengendalian internal dalam pencegahan
atau pendeteksian salah saji material di laporan keuangan. Apabila auditor eksternal
melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan yang memiliki fungsii audit
internal, maka auditor eksternal dapat melakukan koordinasi pekerjaan dengan
auditor internal.
Untuk dapat menjalankan tuagsnya auditor eksternal harus independen dan
kompeten. Diperlukan mekanisme untuk meningkatkan independensi auditor
eksternal dan untuk memperketat akuntabilitasnya terhadap pemegang saham.
Diperlukan badan pengawas auditor yang beroperasi atas nama kepentingan publik,
mempunyai anggota yang sesuai dengan tuagsnya, mempunyai tanggung jawab dan
kekuasaan yang memadai serta pendanaan yang mencukupi dan tidak berada
dibawah kendali profesi auditing.

3
Tanggung jawab pembinaan dan pengawasan untuk akuntan publik berada
dibawah Menteri Keuangan, yang dilakukan melalui salah satu disinya yaitu Pusat
Pengawasan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP). IAPI juga membantu proses
pengawasan melalui salah satu tugasnya yaitu melakukan review mutu bagi
anggotanya ((UU AP). Dalam UU PT tidak disebutkan secara eksplisit siap ayng
memilih dan memberhentikan auditor eksternal. Menurut pedoman GCG yang
dikeluarkan KNKG, auditor ditertapkan dalam RUPS berdasarkan susulan dewan
komisaris dan didasarkan rekomendasi dari komiter audit.
Peraturan Bapepam-LK IX.I.5 mengharuskan komite audit memberikan
rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan akuntan publik yang
didasarkan kepada indepedensi, ruang lingkup penugasan, dan audit fee. Bapepam-
LK mewajibkan perusahaan (Peraturan X.K.6) untuk mengungkapkan informasi
mengenai auditor eksternal terkait dengan besaran fee dan periode penugasan yang
telah dilakukan. Besaran fee tersebut mencakup semua fee yang diterima auditor
eksternal, baik audit fee dan non audit fee.
Jasa non audit yang diberikan auditor eksternal secara signifikan dapat
mengurangi independensi dari auditor dan dapat menyebabkan auditor melakukan
audit atas pekerjaan mereka sendiri. Maka diperlukan aturan yang mengatur
mengenai jasa non audit fee yang dapat diberikan auditor eksternal. Peraturan
Bapepam-LK VIII.A.2 mengenai Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa
Audit di Pasar Modal mengatur mengenai jasa non atestasi yang tidak dapat
diberikan oleh auditor perusahaan, yaitu:
1. Pembukuan atau jasa lain yang berhubungan dengan catatan akuntansi klien atau
laporan keuangan
2. Desain sistem informasi keuangan dan implementasi
3. Audit internal
4. Konsultasi manajemen
5. Konsultasi sumber daya manusia
6. Penasihat keuangan
7. Jasa perpajakan, kecuali telah memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari komte
audit. Persetujuan komite audit tidak termasuk jasa perpajakan untuk mewakili

4
klien di dalam maupun diluar pengadilan perpajakan dan/atau bertindak untuk dan
atas nama klien dalam perhitunagn dan pelaporan perpajakan, atau
8. Jasa-jasa lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan
PMK No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik mengatur mengenai
batasan masa pemberian jasa audit, yaitu untuk KAP paling lama untuk 6 tahun
buku berturut-turut dan Akuntan Publik paling lama untuk 3 tahun buku berturut-
turut. KAP dan AP dapat menerima kembali penugasan audit umum untuk klien
tersebut setelah 1 tahun tidak memberikan jasa audit umum untuk klien tersebut.
Akuntan publik harus memiliki ijin yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan, hal
ini untuk memastikan akuntan publik memiliki kualifikasi yang dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaanya. Akuntan yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal
wajib terdaftar di Bapepam-LK serta memenuhu persyaratan yang diatur Bapepam-
LK. Akuntan publik yang mengaudit bank pun wajib terdaftar di Bank Indonesia.
Untuk memastikan tinkat kompetensi profeisonal yang memadai sudah dimiliki
auditor, diperlukan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan (PPL) dan juga
mengawasi pengalaman kerja dari auditor. PMK No.17/PMK.01/2018 mewajibkan
AP mengikuti PPL yang diselenggarakan dan/atau diakui IAPI dan PPAJP.
2. Peran Auditor Internal terkait Kualitas Informasi yang Diungkapkan dan Sistem
Pengendalian Internal
Auditor internal mempunyai peranan penting dalam membantu direksi dan
dewan komisaris dalam menjalankan tanggung jawab untuk menerapkan tata kelola
perusahaan. Fungsi internal audit seharusnya menyediakan asurans dan jasa
konsultasi yang obyektif dan independen untuk semua aktivitas perusahaan,
termasuk manajemen risiko, pengendalian intern, pelaporan keuangan dan fungsi
tata kelola lainnya.

Menurut KPMG (2008), auditor internal mempunyai beberapa peranan untuk


membantu direksi dan komisaris maupun komite audit dalam melaksanakan tanggung
jawab terakirt tata kelola perusahaan, yaitu memberikan:
1. Evaluasi objektif dari risiko dan kerangka pengendalian internal yang ada diperusahaan
2. Analisis sistematis dari proses bisnis dan pengendalian terkait
3. Review dari keberadaan dan nilai aset

5
4. Sumber informasi terkait major fraud and irregularities
5. Ad hoc reviews dari area yang menjadi perhatian, termasuk tingkat risiko yang tidak
dapat diterima
6. Review kerangka kepatuhan dan isu kepatuhan
7. Review kinerja operasinal dan keuangan
8. Rekomendasi penggunaan sumber daya yang lebih efektif dan efisien
9. Penilaian pencapaian tujuan perusahaan
10. Umpan balik atas kepatuhan terhadap nilai dan kode etik perusahaan
Untuk menjalankan tugasnya, internal auditor perlu menjaga independensi dari
unit yang diauditnya serta mempunyai kompetensi yang memadai. KPMG (2008)
menyebutkan bahwa walapun auditor internal harus melapor ke direksi, namun auditor
internal juga harus menyampaikan laporan ke Komite Audit. Menurut peraturan
Bapepam-LK (IX.I.7), auditor internal memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab:
1. Menyusun dan melaksanakan Audit Internal tahunan
2. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan sistem manajemen
risiko sesuai dengan kebijakan perusahaan
3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan,
akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaaran, teknologi informasi dan
kegiatan lainnya
4. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang
diperiksa pada semua tingkat manajemen
5. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada direktur utama
dan dewan komisaris
6. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang
telah disarankan
7. Bekerja sama dengan komite audit
8. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang
dilakukannya dan melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan
Peraturan Bapepam-LK mengenai Komite Audit (IX.I.5) mewajibkan Komite
Audit diketuai komisaris independen, sehingga laporan yang disampaikan internal
auditor tersebut juga diterima oleh komite audit. Ketentuan ini konsisten dengan KPMG

6
(2008) yang juga merekomendasikan bahwa walaupun auditor internal harus melapor ke
Direksi, namun auditor internal juga harus melaporkan ke Komite Audit.
Dalam peraturan Bapepam-LK (IX.I.5), komite audit pun memiliki tanggung
jawab untuk melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksa oleh auditor internal
dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor internal.
Walaupun kepala Unit Audit Internal bertanggung jawab kepada direktur utama, untuk
menjaga independensi dari unit audit internal, Peraturan Bapepam-LK (IX.I.7)
mengharuskan Kepala Unit Audit Internal diangkat dan diberhentikan oleh direktur
utama dengan persetujuan Dewan Komisaris. Untuk memberhentikan Kepala Unit
Audit Internal dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris.
Peraturan Bapepam-LK (IX.I.7) mewajibkan persyaratan auditor internal yang
terkait dengan aspek kompetensi, yaitu memiliki pengetahuan dan pengalaman
mengenai teknis audit dan disiplin ilmu lain yang relevan dengan bidang tugasnya dan
memiliki pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan terkait lainnya. Dalam
peraturan Bapepam-LK No. X.K.6, diwajibkan beberapa pengungkapan dilaporan
tahunan terkait auditor internal, yaitu:
1. Nama
2. Riwayat jabatan
3. Pengalaman kerja yang dimiliki dan dasar hukum penunjukan
4. Kualifikasi atau sertifikasi sebagai profesi audit internal (jika ada)
5. Struktur dan kedudukan unit audit internal
6. Tugas dan tanggung jawab unit audit internal sesuai dengan yang dicantumkan dalam
piagam (charter) unit audit internal
7. Uraian singkat pelaksanaan tugas unit audit internal pada tahun buku
3. Akuntabilitas Auditor Eksternal terhadap Pemegang Saham dan Menjalankan
Tugas dari Perusahaan untuk Melakukan Audit secara Profesional
Auditor eksternal mempunyai akuntabilitas ke pemegang saham dan
berkewajiban kepada perusahaan untuk melakuakn pekerjaan audit secara
profesional. Auditor eksternal idealnya harus direkomendasikan oleh komite audit
yang independen dan auditor eksternal tersebut kemudian ditunjuk oleh dewan atau

7
pemegang saham sebagai praktik tata kelola yang baik sebagai klarifikasi bahwa
auditor eksternal mempunyai akuntabilitas kepada pemegang saham.
UU AP mengatur adanya sanksi administratif yang dapat diberikan
kepada akuntan publik maupun KAP jika melanggar ketentuan administratif, dan
dapat diberikan sanksi pidana jika melakukan pelanggaran pidana. Ketentuan
tersebut diharapkan mendorong akuntan publik untuk berhati-hati dalam
menjalankan tugasnya untuk melindungi kepentingan berbagai pihak, terutama
pengguna laporan keuangan. Peraturan Bapepam-LK (IX.I.5) dan peraturan BI (No.
8/4/PBI/2006) mengharuskan komite auidt memberikan rekomendasi kepada
Dewan Komisaris mengenai penunjukan akuntan publik, sehingga auditor
bertanggung jawab melaksanakan pekerjaannya secara profesional untuk
perusahaan.
4. Tugas dan Tanggung Jawab Auditor Internal dan Eksternal dalam Penegakan
GCG
Berdasarkan Struktur tata kelola perusahaan yang efektif didukung oleh direksi
dan dewan komisaris yang tanggap, tim manajemen yang bekerja keras, kompeten,
dan beretika, fungsi auditor eksternal yang independen dan kompeten serta fungsi
internal audit yang efektif. Fungsi audit yang dijalankan auditor eksternal memiliki
peranan penting dalam mencapai tata kelola perusahaan yng efektif. Fungsi auditor
eksternal dianggap aktivitas yang dapat menambah nilai terkait dengan kredibilitas
yang diberikan atas laporan keuangan (Rezzae,2009).
Auditor internal dapat berfungsi untuk menilai efektivitas dari struktur dan praktik
tata kelola di perusahaan dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan proses
dan aktivitas tata kelola di perusahaan (Rezzae, 2009). Auditor internal juga telah
dibekali elatihan serta dalam posisi yang memadai untuk menilai dan memastikan
manajemen kinerja dan akuntabilitas yang efektif, mengidentifikasi dan
mengkomunikasikan risiko dan pengendalian terkait kepada direksi dan dewan
komisaris sera komite audit, menilai mekanisme tata kelola perusahaan internal dan
eksternal serta memberikan asuranas atas efektivitas struktur tata kelola perusahaan.

8
B.KESIMPULAN

Jasa auditor eksternal dibutuhkan yang independen karena untuk meverifikasi


asersi manajemen atas laporan keuangan. Tanggung jawab auditor eksternal adalah
memberikan opini terkait kewajaran laporan keuangan yang dibuat oleh pihak
manajemen. Fungsi auditor eksternal adalah memberikan kredibilitas atas laporan
keuangan dan mengurangi risiko informasi bahwa laporan keuangan adalah bias,
menyesatkan, tidak akurat, tidak lengkap dan mengandung kesalahan material.

Jasa non audit yang diberikan auditor eksternal secara signifikan dapat
mengurangi independensi dari auditor dan dapat menyebabkan auditor melakukan audit
atas pekerjaan mereka sendiri. Maka diperlukan aturan yang mengatur mengenai jasa
non audit fee yang dapat diberikan auditor eksternal.

Auditor internal mempunyai peranan penting dalam membantu direksi dan


dewan komisaris dalam menjalankan tanggung jawab untuk menerapkantata kelola
perusahaan. Fungsi internal audit seharusnya menyediakan asurans dan jasa konsultasi
yang obyektif dan independen untuk semua aktivitas perusahaan, termasuk manajemen
risiko, pengendalian intern, pelaporan keuangan dan fungsi tata kelola lainnya.Untuk
menjalankan tugasnya, internal auditor perlu menjaga independensi dari ynit
yangdiauditnya serta mempunyai kompetensi yang memadai

Anda mungkin juga menyukai