Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT.

SUMALINDO JAYA LESTARI TBK

Warda Sari , Elfreda Aplonia, Imam Nazaruddin Latief

Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi kebangkrutan dengan menggunakan Altman Z-
Score pada “PT.Sumalindo Jaya Lestari Tbk ( PT SLJ Global Tbk)”. Dengan hipotesis PT.Sumalindo
Jaya Lestari Tbk ( PT SLJ Global Tbk) berpotensi mengalami kebangkrutan pada tahun 2011, 2012,
2013, dan 2014. Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui potensi kebangkrutan dalam penelitian
ini adalah model Altman Z-Score.
Penelitian ini menggunakan metode Altman Z-Scor, Hal ini dibuktikan dari menurunnya
penjualan serta rugi perusahaan setiap tahunnya. Sehingga nilai Zi selalu dibawah 1,23 dan setiap tahun
mengalami penurunan dan perusahaan sangat besar berpotensi bangkrut.
Dari hasil analisis dan pemahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dilihat dari tahun 2011
hingga 2014 PT.Sumalindo Jaya Lestari Tbk ( PT SLJ Global Tbk) kondisi keuangannya tidak sehat dan
berpotensi keuangannya yang sangat besar beresiko tinggi sehingga kemungkinan bangkrutnya sangat
besar, hal ini dibuktikan dari hasil nilai Zi pada tahun 2011 sebesar -0.5479, tahun 2012 sebesar -0.2787,
tahun 2013 sebesar -0.2493, tahun 2014 sebesar 0.0996 yang berarti bahwa nilai Zi lebih kecil dari 1,23.
Dimana apabila Zi kurang dari 1,23 maka perusahaan tersebut dikategorikan sebagai perusahaan yang
kondisi keuangannya yang sangat besar beresiko tinggi sehingga kemungkinan bangkrut sangat besar dan
berpotensi besar mengalami kebangkrutan

PENDAHULUAN yang cukup baik dapat dipertahankan di


Salah satu cara yang dapat dilakukan waktu yang akan datang Kesulitan keuangan
perusahaan agar perusahaan tetap bertahan, dapat diartikan sebagai ketidakmampuan
yaitu dengan menginterprestasikan atau perusahaan untuk membayar kewajiban
menganalisa keuangan, yang bertujuan keuangan pada saat jatuh tempo yang
untuk mengetahui keadaan dan menyebabkan kebangkrutan perusahaan.
perkembangan keuangan dari tahun ke Kesulitan keuangan terjadi sebelum
tahun, pada perusahaan yang bersangkutan. kebangkrutan. Pailit atau disebut dengan
Dengan menganalisa laporan keuangan dari bangkrut ini merupakan kondisi perusahaan
perusahaannya, akan dapat diketahui yang tidak bisa lagi melanjutkan usahanya,
perkembangan usaha yang telah dicapai di dikarenakan mempunyai kesulitan dana baik
waktu-waktu lalu dan waktu yang sedang dalam arti dana dalam pengertian kas atau
berjalan. Dengan demikian dapat diketahui dalam pengertian modal kerja, kehilangan
kelemahan-kelemahan dari perusahaan serta uang atau pendaptan perusahaan tidak
hasil-hasil yang dianggap cukup baik. Hasil mampu menutupi biayanya sendiri, ini
analisa dapat digunakan oleh pemilik atau berarti tingkat labanya lebih kecil dari
manajer perusahaan untuk perbaikan kewajibannya. Jika kesulitan keuangan itu
penyusunan rencana dan policy yang akan hanya dianggap sepele oleh pihak
dilakukan di waktu yang akan datang. manajemen perusahaan dan tidak ditanggapi
Mengetahui kelemahan-kelemahannya dengan cepat melalui tindakan perbaikan,
laporan keuangan dapat diperbaiki, dan hasil maka tidak menutup kemungkinan

1
perusahaan-perusahaan tersebut akan hancur biayanya paling minimal serta syarat-
dan mengalami kebangkrutan pada tahun- syarat yang menguntungkan.
tahun ke depannya. Pemenuhan dana dapat dilakukan
dengan melalui sumber intern serta
DASAR TEORI sumber ekstern perusahaan.
A. Manajemen Keuangan Keputusan pengelolaan asset (Asset
Manajemen keuangan mempunyai arti Management Decision) Kita sering
yang sangat penting bagi perusahaan karena mendengan suatu ungkapan yang
ini menyangkut keluar masuknya dana yang berbunyi “lebih mudah membangun dari
tertanam dalam perusahaan dan kemudiaan pada memelihara”. Ungkapan ini
dapat memperoleh hasil usaha di waktu yang hamper berlaku bagi semua orang yang
akan datang. fungsi manajemen keuangan memiliki suatu asset (aktiva). Apabila
dalam perusahaan dari waktu ke waktu asset telah diperoleh dengan pendanaan
mengalami perkembangan sejalan dengan yang tepat, maka asset-aset tersebut
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. memerlukan pengelolaan secara efisien.

1. Pengertian Manajemen Keuangan 3. Tujuan Manajemen Keuangan


Menurut James C.Van Horne (2010: 5) Menurut Suad Husnan (2005: 4), tujuan
pengertian manajemen keuangan adalah pokok dari manajemen keuangan adalah
“segala aktivitas yang berhubungan dengan sebagai berikut.Untuk memaksimalkan nilai
perolehan, pendanaan, dan pengelolaan yang dimiliki perusahaan atau memberikan
aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. nilai tambah terhadap asset yang dimiliki
oleh pemegang saham
2. Fungsi Manajemen Keuangan
Menurut Martono dan Harjito (2008 : 3) B. Laporan Keuangan
ada tiga fungsi utama dalam manajemen Sebagai hasil akhir dari pekerjaan
keuangan yaitu : manajemen keuangan, maka disusunlah
a. Keputusan investasi (Investement laporan keuangan. Laporan keuangan ini
Decision) dibuat oleh manajemen dengan tujuan
Keputusan investasi merupakan membebankan dirinya dari tanggung jawab
keputusan terhadap aktiva apa yang yang dibebankan kepadanya oleh para
akan dikelola oleh perusahaan. pemillik perusahaan. Pada umumnya di
Keputusan investasi ini merupakan dalam laporan keuangan terdiri dari neraca,
keputusan yang paling penting di laporan laba rugi, laporan perubahan
antara ketiga bidang tersebut. Hal ini ekuitas, laporan arus kas, catatan atas
karena keputusan investasi ini laporan keuangan. Berdasarkan data laporan
berpengaruh secara langsung terhadap keuangan tersebut, dapat diketahui tingkat
besarnya rentabilitas investasi dan efisiensi dan produktivitas suatu kegiataan
aliran kas perusahaan untuk waktu- perusahaan.
waktu yang akan datang. Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni
b. Keputusan pendanaan (Financing (2006: 8), “laporan keuangan merupakan
Decision) daftar ringkasan akhir transaksi keuangan
Keputusan pendanaan ini iyalah organisasi yang menunjukkan semua
mempelajari sumber-sumber dana yang kegiatan opersaional organisasi dan
berada disisi pasiva. Untuk itu akibatnya sela tahun buku yang
diperlukan perhatian sumber dana yang bersangkutan.

2
6. Economic Order Quantity model ini
C. Prediksi Kebangkrutan dapat memberikan angka berpa order
1. Pengertian Kebangkrutan pembeian sehingga kita mendapatkan
Pengertian Kebangkrutan Menurut biaya yang optimal.
Darsno dan Ashari (2005: 101) adalah
sebagai berikut:“kebangkrutan adalah situasi
dimana kewajiban perusahaan lebih tinggi 3. Faktor Penyebab Kebangkrutan
daripada niai aktivanya. Kesulitan keuangan Menurut Darsono dan Ashari (2005:
dapat diartikan sebagai ketidakmampuan 101) menyatakan secara garis besar
perusahaan untuk membayar kewajiban penyebab kebangkrutan bisa dibagi menjadi
keuangannya pada saat jatuh tempo yang dua, yaitu :
menyebabkan kebangkrutan perusahaan”. a. Faktor internal adalah faktor yang
berasal dari bagian internal manajemen
2. Analisis Prediksi Kebangkrutan perusahaan.
b. Faktor eksternal adalah faktor yang
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008: berasal dari bagian luar atau eksternal
343) dalam prediksi keuangan mengenal manajemen perusahaan meliputi
beberapa model antara lain: pelanggan, supplier, debitor, kreditor,
pesaing ataupun dari pemerintah.
1. Linier programming digunakan untuk Sedangkan faktor eksternal yang tidak
merencanakan prediksi kombinasi input berhubungan langsung dengan
biaya yang paling optimal untuk perusahaan meliputi kondisi
menghasilan suatu atau beberapa perekonomian secara makro ataupun
produk output. faktor persaingan global.
2. Delphi sistem ini hampir sama dengan
metode expert system. Di sini metode 4. Tanda-tanda kebangkrutan
expert system disempurnakan dengan
menggunakan metode diskusi antara Menurut Rico Lesmana dan Rudi
para ahli,debat, dan akhirnya sampai Surjanto (2003: 184), tanda-tanda yang
pada kesimpulan terbaik yang dapat dilihat terhadap sebuah perusahaan
merupakan konsensus para ahli. yang mengalami kesulitan dalam bisnisnya,
3. Times Series Forcasting (tren) di sini antara lain sebagai berikut:
prestasi yang laku digambarkan secara
beseri kemudian dari gambar ini dicari 1) Penjualan atau pendapatan yang
garis tren yang terbaik kemudian dari mengalami penurunan secara
kecendrungan garis dilihat angka masa signifikan.
depan sebagai angka ramalan. 2) Penurunan laba dan atau arus kas dari
4. Break Even Analysis model ini operasi.
mencoba mencari dan menganalisis 3) Penurunan total aktiva.
perilaku hubungan antara besarnya 4) Harga pasar saham menurun secara
biaya, besarnya volume dalam unit signifikan.
rupiah dan laba. 5) Kemungkinan gagal yang besar dalam
5. Just in time model yang digunakan industry, atau industry dengan resiko
untuk meningkatkan produktivitas dan yang tinggi.
menekan pemborosan dan 6) Young Company, perusahaan berusia
ketidakefisienan lainnya. muda pada umumnya mengalami
kesulitan ditahun-tahun awal operasinya,

3
sehingga kalau tidak didukung sumber Menurut Agus Sartono (2012: 115) “Z-
permodalan yang kuat. skore adalah skor yang ditentukan dari
hitungan standar dikalikan rasio-rasio
5. Manfaat Informasi Kebangkrutan keuangan yang akan menunjukkan tingkat
kemungkinan kebangkrutan perusahaan”.
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul
Halim(2005: 273) Informasi kebangkrutan DEFINISI KONSEPSIONAL
bisa bermanfaat bagi beberapa pihak seperti Altman menemukan lima rasio
berikut ini : keuangan yang dapat dikombinasikan untuk
emlihat perbedaan antara perusahaan yang
1) Pemberi pinjaman (seperti pihak Bank). bangkrut dan yang tidak bangkrut . Z-score
Infromasi kebangkrutan bisa bermanfaat Altman ditentukan dengan menggunakan
untuk mengambil keputusan siapa yang rumus sebagai berikut :
akan diberi pinjaman, dan kemudian
bermanfaat untuk kebijakan monitor Zi = 0,012 X1 + 0,014 X2 + 0,033 X3 +
pinjaman yang ada. 0,0006 X4 + 0,999 X5
2) Investor. Investor saham atau obligasi
yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan Dengan keterangan sebagai berikut:
tentunya akan sangat berkepentingan X1 = Modal Kerja / Total AktivaRasio ini
melihat adanya kemungkinan bangkrut mengukur tingkat kemampuan
atau tidaknya perusahaan yang menjual perusahaan dalam memenuhi
surat berharga tersebut. kewajiban jangka pendeknya. Rasio
3) Pihak pemerintah. Pada beberapa sector ini merefleksikan likuiditas serta
usaha, lembaga pemerintah mempunyai karakteristik ukuran perusahaan,
tanggungjawab untuk mengawasi dimana suatu perusahan yang
jalannya usaha tersebut (missal sector mengalami kerugian operasional akan
perbankan). Juga pemerintah terus menerus mendapatkan bahwa
mempunyai badan-badan usaha modal kerjanya menyusut secara
(BUMN) yang harus selalu diawasi. relatif terhadap total aktivanya. Modal
Lembaga pemerintah mempunyai kerja didefinisikan sebagai total
kepentingan untuk melihat tanda-tanda aktiva lancar dikurangi total
kebangkrutan lebih awal supaya kewajiban lancar. Umumnya, bila
tindakan-tindakan yang perlu bisa perusahaan mengalami kesulitan
dilakukan lebih awal. keuangan, modal kerja akan turun
4) Akuntan. Akuntan mempunyai lebih cepat daripada total aktiva
kepentingan terhadap informasi menyebabkan rasio ini turun. Dengan
kelangsungan suatu usaha karena demikian semakin kecil rasio ini,
akuntan akan menilai kemampuan going menunjukkan kondisi likuiditas
concern suatu perusahaan. perusahaan yang semakin memburuk.
5) Menajemen. Kebangkrutan berarti Berdasarkan hal tersebut, Altman
munculnya biaya-biaya yang berkaitan memberikan bobot rasio ini sebesar
dengan kebangkrutan dan biaya ini 0,717.
cukup besar. Suatu penelitian
menunjukkan biaya kebangkrutan bisa X2 = Laba Ditahan / Total Aktiva Rasio ini
mencapai 11-17% dari nilai perusahaan. mengukur akumulasi laba selama
perusahaan beroperasi. Umur
6. Analisis Z-Score Model Altman perusahaan berpengaruh terhadap rasio

4
ini karena semakin lama perusahaan Rasio ini digunakan untuk mengukur
beroperasi memungkinkan untuk kemampuan perusahaan dalam
memperbesar akumulasi laba ditahan. meningkatkan usaha, yaitu sejauh
Perusahaan yang relatif baru, biasanya mana efektivitas perusahaan
belum dapat mengumpulkan laba, menggunakan sumber dayanya untuk
sehingga laba ditahan terhadap total meningkatkan penjualan dengan
aktivanya menghasilkan rasio yang berbagai macam kondisi persaingan.
relatif kecil, kecuali yang labanya
sangat besar pada awal berdirinya. 1. Alat Analisis
Bobot yang diberikan untuk rasio ini Pengujian kebenaran hipotesis
adalah 0,847.X3 = Laba Sebelum penelitian ini dilakukan dengan
Bunga dan Pajak / Total Aktiva menggunakan alat analisis Model Altman Z-
score sebagai berikut: Dalam Edward I.
X3= Rasio ini mengukur kemampuan Altman (2002: 20)
perusahaan untuk memperoleh laba Z = 0,717 X1 + 0,874 X2 + 3,107 X3 +
dari aktiva yang digunakan. Rasio ini 0,420 X4 + 0,998 X5
berfungsi sebagai alat pengaman jika Dimana:
perusahaan mengalami kegagalan
keuangan, oleh karena itu rasio ini Ζ = Zeta (Z-Skor atau total skor)
dianggap paling berkontribusi dalam Χ1 = working Capital / Total Assets
menilai kelangsungan hidup Χ2 = Retained Earning / Total Assets
perusahaan. Altman memberikan Laba yang ditahan / Total Aset
bobot yang paling besar yaitu 3,107. Χ3 = Earning Before Interest and Taxes
Χ4 = Book Value of Equity / Book Value of
X4 = Nilai Pasar Saham / Total Utang Nilai Χ5 = Sales / Total Assets
pasar saham adalah jumlah saham
yang beredar dikalikan dengan nilai Z1 < 1,23 Bankrupt
kurs. Karena nilai pasar ini sangat
obyektif, maka Altman lebih 1,23 ≤ Z1 ≤ 2,90 Grey Area
cenderung menilai pasar modal saham
dengan nilai bukunya. Rasio ini Z1 > 2,90 Non-Bankrupt
dipakai untuk menilai solvabilitas
perusahaan, yaitu kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban 2. Pengujian Hipotesis
jangka panjang atau mengukur Diterima atau ditolaknya hipotesis
kemampuan permodalan perusahaan penelitian berdasarkan hasil analisis
dalam menanggung seluruh beban perhitungan Z-score ( Zi ). Hasil hipotesis
utangnya. Nilai perusahaan dapat penelitian ini diterima jika Zi dengan nilai
menurun sebelum perusahaan buku PT. Sumalindo Jaya Lestari Tbk pada
mengalami insolvency (kegagalan tahun 2011,tahun 2012,tahun2013,tahun
usaha), sehingga nilai pasar modal 2014 lebih besar dari 2,90 yang berarti PT.
saham dapat dijadikan suatu alat Sumalindo Jaya Lestari Tbk berprotensi
peramal yang efektif untuk mengenali mengalami kebangkrutan. Sebaliknya hasil
adanya kebangkrutan. Bobot yang hipotesis penelitian ini ditolak jika nilai Z1
diberikan untuk rasio ini adalah 0,420. dengan nilai buku PT. Sumalindo Jaya
Lestari Tbk pada tahun 2011,tahun
X5 = Penjualan / Total Aktiva 2012,tahun 2013,tahun 2014 ada yang lebih

5
kecil dari 2,90 yang berarti bahwa PT. mengalami kebangkrutan, Hal ini dibuktikan
Sumalindo Jaya Lestari Tbk berada didaerah dari hasil nilai Z1 pada tahun 2012 sebesar -
rawan maupun berpotensi mengalami 0,1300 yang berarti bahwa nilai Z1 pada
kebangkrutan. tahun 2012 kurang dari 1,23 . Dimana
apabila nilai Z1 lebih dari 1,23 maka
ANALISIS DAN PEMBAHASAN perusahaan tersebut dikategorikan sebagai
perusahaan yang kondisi keuangannya tidak
1. Rekapitulasi Nilai X1, X2, X3, X4, X5 sehat dan berpotensi mengalami
PT. Sumalindo Jaya Lestari Tbk ( SLJ kebangkrutan. Kondisi keuangan PT.
Global Tbk ) Tahun 2011 – 2014 Sumalindi Jaya Lestari Tbk (SLJ Global
Tbk) pada tahun 2012 masih memburuk, hal
No Indikator 2011 2012 2013 2014 ini diperkuat dari nilai Retained Earning to
1 X1 -0,7914 -0,6867 -1,1357 -1,0769 Total Assets (X2), Earning Before Interest
and Taxes to Total Assets (X3), Book Value
2 X2 0,1728 0,2493 0,3106 0,3246
of Equity to Book Value of Lliabilities (X4),
3 X3 -0,1216 -0,0152 0,0748 -0,0368 Sales to Total Assets (X5) yang masih
4 X4 0,0247 -0,0315 -0,2832 -0,2892
menurun . Hal ini diperkuat pula dari data
laporan keuangan PT.Sumalindo Jaya
5 X5 0,2408 0,2121 0,1888 0,5900
Lestari Tbk ( SLJ Global Tbk) yang
2. Perhitungan Z-Score (Zi) menunjukkan bahwa jumlah penjualan dari
Nilai Z-Score PT. Sumalindo Jaya tahun 2011 hingga tahun 2012 masih
Lesrati Tbk ( SLJ Global Tbk ) tahun 2011, mengalami penurunan penjualan yang
tahun 2012, tahun 2013, dan tahun 2014 mengakibatkan kerugian terhadap
menunjukkan bahwa setiap tahunnya nillai perusahaan.
Z-Score sangat mengalami kerugian, yaitu Pada tahun 2013 PT. Sumalindo Jaya
dilihat dari tahun 2011 nilai Z-Score yang Lestari Tbk (SLJ Global Tbk) kondisi
menunjukkan -0.5482, yang dimana ditahun keunangannya tidak sehat dan berpotensi
2012 penurunan -0,1300 , di tahun 2013 mengalami kebangkrutan, Hal ini dibuktikan
penurunan -0.2493 dan ditahun 2014 ada dari hasil nilai Z1 pada tahun 2013 sebesar -
kemajuan -0,1442 . 0,2493 yang berarti bahwa nilai Z1 pada
Berdasarkan hasil analisis diatas, pada tahun tahun 2013 kurang dari 1,23 . Dimana
2011 PT. Sumalindo Jaya Lestari Tbk (SLJ apabila nilai Z1 lebih dari 1,23 maka
Global Tbk) kondisi keuangannya sangat perusahaan tersebut dikategorikan sebagai
tidak sehat dan berpotensi mengalami perusahaan yang kondisi keuangannya tidak
kebangkrutan, hal ini dibuktikan dari hasil sehat dan berpotensi mengalami
nilai Z1 pada tahun 2011 sebesar -0,5482 kebangkrutan. Kondisi keuangan PT.
yang berarti bahwa nilai Z1 kurang dari 1,23. Sumalindi Jaya Lestari Tbk (SLJ Global
Dimana apabila nilai Z1 kurang dari 1,23 Tbk) pada tahun 2013 masih memburuk, hal
maka perusahaan tersebut dikategorikan ini diperkuat dari nilai Retained Earning to
sebagai perusahaan yang kondisi Total Assets (X2), Earning Before Interest
keuangannya tidak sehat dan berpotensi and Taxes to Total Assets (X3), Book Value
mengalami kebangkrutan. of Equity to Book Value of Lliabilities (X4),
Sales to Total Assets (X5) yang masih
Pada tahun 2012 PT. Sumalindo Jaya menurun . Hal ini diperkuat pula dari data
Lestari Tbk (SLJ Global Tbk) kondisi laporan keuangan PT.Sumalindo Jaya
keunangannya tidak sehat dan berpotensi Lestari Tbk ( SLJ Global Tbk) yang

6
menunjukkan bahwa jumlah penjualan dari Disamping itu, akibat daripada
tahun 2012 hingga tahun 2013 masih menurunnya penjualan serta rugi
mengalami penurunan penjualan yang perusahaan maka modal kerja yang
mengakibatkan kerugian terhadap tersedia semakin rendah,akibatnya
perusahaan. modal kerja yang digunakan oleh
perusahaan semakin tidak efektif. Hal
Pada tahun 2014 PT. Sumalindo Jaya ini dibuktikan dari menurunnya
Lestari Tbk (SLJ Global Tbk) kondisi penjualan serta rugi perusahaan setiap
keunangannya tidak sehat dan berpotensi tahunnya. Sehingga nilai Zi selalu
mengalami kebangkrutan, Hal ini dibuktikan dibawah 1,23 dan setiap tahun
dari hasil nilai Z1 pada tahun 2014 sebesar - mengalami penurunan dan perusahaan
0,1442 yang berarti bahwa nilai Z1 pada sangat besar berpotensi bangkrut.
tahun 2014 kurang dari 1,23 . Dimana
apabila nilai Z1 lebih dari 1,23 maka 2. Saran
perusahaan tersebut dikategorikan sebagai Berdasarkan kesimpulan maka sebagai
perusahaan yang kondisi keuangannya tidak masukan bagi pihak perusahaan, saran yang
sehat dan berpotensi mengalami disampaikan pada penelitian ini adalah :
kebangkrutan. Kondisi
1. Dengan kondisi keuangan PT.Sumalindo
KESIMPULAN DAN SARAN Jaya Lestari Tbk ( SLJ Global Tbk) dari
1. Kesimpulan tahun 2011 hingga 2014 tidak sehat dan
Berdasarkan pembahasan dapat ditarik berpotensi mengalami kebangkrutan (
kesimpulan sebagai berikut : dilihat dari nilai Zi yang selalu dibawah
a. Dilihat dari tahun 2011 hinga tahun 1,23 dan selalu mengalami penurunan
2014 PT. Sumalindo Jaya Lestari Tbk setiap tahunnya sehingga perusahaan
(SLJ Global Tbk) kondisi keuangannya sangat beresiko dari potensi
yang sangat besar beresiko tinggi kebangkrutan), maka pihak manajemen
sehingga kemungkinan bangkrutnya perlu untuk memperbaiki system
sangat besar, hal ini dibuktikan dari kinerjanya serta meningkatkan penjualan
hasil nilai Zi pada tahun 2011 sebesar - dan strategi yang baik untuk
0.5482, tahun 2012 sebesar -0,1300, kelangsungan perusahaan di masa yang
tahun 2013 sebesar -0.2493, tahun 2014 akan datang.
sebesar -0,1442 yang berarti bahwa 2. Diharapkan penelitian-penelitian
nilai Zi lebih kecil dari 1,23. Dimana selanjutnya dapat menggunakan model-
apabila Zi kurang dari 1,23 maka model prediksi kebangkrutan lainnya.
perusahaan tersebut dikategorikan
sebagai perusahaan yang kondisi
keuangannya yang sangat besar DAFTAR PUSTAKA
beresiko tinggi sehingga kemungkinan Edward, I. Altman 2002, Predicting Financial
bangkrut sangat besar dan berpotensi Distress Of Companies : Revisting the
besar mengalami kebangkrutan Z-Score and Zeta Model
b. Penurunan penjualan serta rugi yang
terus menerus terjadi setiap tahun maka Horngren T. Charles, Datar M. Srikant, Foster
perusahaan setiap tahun nya selalu George, 2002, Cost Accounting a
kekurangan modal yang mana Managerial Emphasis, eleventh edition,
perusahaan harus berpikir keras agar Pearson Education Asia Pte
perusahaan tetap beroperasional. Ltd,Singapore

7
J. Fred dan Thomas E. Copeland,2001,
Manajemen Keuangan, Bina Rupa Sutrisno,2009,Manajemen Keuangan Teori
Aksara, Jakarta. Konsep & Aplikasi, eknosia,
Yogyakarta
J.Smith D.F.M,2006,Prinsip-Prinsip
Manajemen,cetakan kedelapan, PT.
Bumi Arkasara, Jakarta.

Mamduh, M. Hanafi, dan Abdul


Halim,2005, Analisis Laporan
Keuangan, Edisi kedua, Unit Penerbit
dan Percetakan AMP-YKPN,
Yogyakarta.

Munawir, S, 2007, Analisa Laporan


Keuangan, edisi keempat, liberty,
Yogyakarta
___________, 2002, Analisis Informasi
Keuangan,Liberty, Yogyakarta

Muslich, Mohammad, 2007, Manajemen


Keuangan Modern Analisis,
Perencanaan, dana Kebijaksanaan,
cetakan keempat, PT. Bumi Aksara,
Jakarta.

Prihadi, Toto, 2011, Analisis Laporan


Keuangan Teori dan Aplikasi,PPM
Manajemen, Jakarta.

P. Tampubolon, Manahan,2005,Manajemen
Keuangan(financemanagement),Bogor:
Ghalia Indonesia.

Sartono, Agus R, Manajemen Keuangan


Teori dan Aplikasi,Edisi 4, 2012,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sawir, Agnes,2005,Analisis Kinerja


Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai