Anda di halaman 1dari 18

RANGKUMAN PENGAUDITAN II

AUDIT SIKLUS PEMBIAYAAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIFKI KURNIAWAN


NIM : A031171302

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020
A. SIKLUS PEMBIAYAAN
Siklus pembiayaan mencakup dua kelompok transaksi utama, yaitu:
a. Transaksi Hutang Jangka Panjang
Kegiatan perusahaan yang menerima dana atas pinjaman yang berasal
dari diterbitkannya obligasi, hipotek, wesel, dan hutang, serta pembayaran
pokok dan bunga yang berkaitan
b. Transaksi Ekuitas Pemegang Saham
Kegiatan perusahaan yang mencakup diterbitkannya dan dibeli
kembalinya saham perusahaan baik saham preferen dan saham biasa,
transaksi saham treasuri atau treasury stock, dan pembayaran dividen.

Penerbitan obligasi dan saham yang dilakukan oleh perusahaan merupakan


kegiatan utama perusahaan dalam memperoleh modal. Siklus pembiayaan
berkaitan dengan siklus pengeluaran perusahaan saat perusahaan mengeluarkan
kas untuk membayar bunga obligasi, penarikan obligasi, dividen tunai dan
pembelian atas saham treasury stock.

1. TUJUAN AUDIT
Tujuan audit atas siklus pembiayaan berdasarkan lima kategori asersi
laporan keuangan yang mencantumkan sejumlah tujuan audit atas saldo akun dan
transaksi atas siklus pembiayaan.
Tujuan audit tertentu untuk siklus pembiayaan
Kategori Asersi Tujuan Audit Atas Kelompok Tujuan Audit Atas Kelompok
Transaksi Saldo
Keberadaan atau Beban bunga yang dicatat dan Saldo hutang jangka panjang
Keterjadian transaksi laporan laba rugi lainnya yang dicatat merupakan hutang
menyajikan pengaruh transaksi yang ada pada tanggal neraca
hutang jangka panjang dan
peristiwa yang terjadi selama Saldo ekuitas pemegang saham
periode berjalan. merupakan hak pemilik yang
ada pada tanggal neraca
Kelengkapan Semua transaksi bunga dan Saldo hutang jangka panjang
pendapatan lainnya yangberkaitan merupakan semua hutang
dengan hutang jangka panjang kepada kreditur jangka panjang
yang terjadi selama periode pada tanggal neraca
berjalan telah dicatat.
Saldo ekuitas pemegang saham
merupakan klaim pemilik atas
aktiva entitas yang melaporkan
Hak dan Kewajiban Semua saldo hutang jangka
panjang yang tercatat
merupakan kewajiban entitas
yang melaporkan

Saldo ekuitas pemegang saham


merupakan klaim pemilik atas
aktiva entitas yang melaporkan
Penilaian atau Transaksi beban bunga dan Saldo hutang jangka panjang
Alokasi pendapatan lainnya yang dan ekuitas/modal pemegang
berkaitan dengan saham telah dinilai dengan tepat
hutang/kewajiban jangka panjang sesuai GAAP
telah dinilai dengan tepat sesuai
dengan GAAP
Penyajian dan Transaksi hutang/kewajiban Saldo hutang/kewajiban jangka
Pengungkapan jangka panjang dan ekuitas/modal panjang dan ekuitas/modal
pemegang saham telah pemegang saham telah
diidentifikasikan dengan tepat diidentifikasi dengan tepat
dalam laporan keuangan, dalam laporan keuangan.

Semua syarat, ketentuan,


komitmen, dan provisi terkait
yang bersangkutan dengan
hutang/kewajiban jangka
panjang telah diungkapkan
secara memadai.

Semua fakta berkenaan dengan


penerbitan saham seperti nilai
pari atau nilai ditetapkan
saham, saham yang diotorisasi
dan diterbitkan, serta jumlah
saham yang ditahan sebagai
tresury stock atau terikat pada
opsi yang telah diungkapkan.

2. PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT


Materialitas
Auditor harus mempertimbangkan kewajaran kewajiban/hutang dan
ekuitas perusahaan karena penyajiannya berpengaruh terhadap posisi
laporan keuangan milik perusahaan. Kewajiban dan ekuitas pemegang
saham merupakan hal yang materialitas sebagai komponen dalam neraca.
Transaksi siklus pembiayaan juga tidak hanya berpengaruh pada laporan
neraca/balance sheet tetapi juga mempengaruhi laporan laba rugi yang
paling sering muncul dalam laporan laba rugi terkait dengan siklus
pembiayaan adanya pengakuan biaya/beban bunga yang menambah
biaya/beban didalam laporan keuangan serta pembayaran deviden yang
mempengaruhi laba ditahan. Syarat pengungkapan untuk hutang/kewajiban
jangka panjang dan ekutas/modal saham pada umumnya signifikan.

Risiko Bawaan/Inheren
Risiko bawaan terjadi karena adanya risiko salah saji dalam
pencatatan atas siklus pembiayaan yang dinilai dicatat terlalu rendah seperti
pencatatan atas biaya/beban bunga dan pembayaran deviden, hal ini
disebabkan karena adanya pihak ketiga/pihak luar yang ikut menangani
transaksi siklus pembiayaan. Maka diperlukannya otorisasi dewan direksi
dan manajamen tingkat atas dalam melaksanakan transaksi siklus
pembiayaan.

Risiko Prosedur Analitis


Risiko prosedur analitis adalah unsur dari risiko deteksi apabila
prosedur analitis gagal mendeteksi adanya kesalahan yang material. Auditor
perlu memahami aktivitas/kegiatan perusahaan terkait dengan aktivitas
investasi/siklus pembiayaan milik perusahaan dan sifat bisnis perusahaan
untuk memprediksi aktivitas pembiayaan atas entitas/modal.
Dalam mengaudit siklus pembiayaan auditor dalam melakukan
prosedur analitis untuk mendeteksi adanya kesalahan material terhadap
aktivitas pembiayaan dengan melakukan perhitungan atas arus kas bebas
perusahaan, hutang/kewajiban berbunga terhadap total aktiva, ekuitas/modal
saham terhadap total aktiva, membandingkan pengembalian atas aktiva
dengan biaya ikremental hutang/kewajiban, pengembalian atas
ekuitas/modal saham biasa, arus kas dari operasi terhadap deviden dan
hutang/kewajiban lancar, kapitalisasi bunga perusahaan yang akan
dihasilkan, beban bunga terhadap hutang/kewajiban bunga.
Dalam melakukan prosedur analitis membantu auditor memberikan
gambaran tentang kebutuhan entitas/modal akan pembiayaan, kemampuan
perusahaan untuk melunasi hutang dan menilai kelayakan bunga yang
dikeluarkan oleh perusahaan baik beban/biaya bunga maupun bunga yang
dikapitalisasi.

Risiko Pengendalian
Komponen pengendalian pada siklus pembiayaan sama dengan
komponen pengendalian pada siklus investasi. Dalam lingkungan
pengendalian pada siklus pembiayaan pencatatan atas semua transaksi untuk
tanggung jawab dipegang oleh bendahara dan kepala keuangan yang dinilai
kompeten dan memiliki integritas. Dan untuk transaksi bernilai besar
diperlukannya otorisasi/persetujuan dari dewan direksi dan komite audit
yang tujuannya untuk memantau aktivitas siklus pembiayaan secara
seksama dan sebagai salah satu bentuk pengendalian atas aktivitas
ekuitas/modal dan kewajiban/hutang jangka panjang.

3. DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM


Beberpa dokumen yang digunakan dalam siklus pembiayaan sama dengan
dokumen yang digunakan dalam siklus investasi seperti sertifikat saham dan
obligasi serta kontrak obligasi yang membedakannya adalah perspektifnya yang
berubah dari investor kepada penerbit saham dan obligasi. Adanya buku besar
pembantu pemegang saham biasa dan obligasi yang terpisah dapat
diselenggarakan. Transaksi siklus pembiayaan juga dapat melibatkan ayat jurnal
dalam jurnal umum dan jurnal penerimaan dan jurnal pengeluaran untuk
penerbitan dan penarikan sekuritashutang serta ekuitas, akrual dan pembayaran
bunga serta pengumuman dan pembayaran dividen.

4. FUNGSI DAN PENGENDALIAN YANG TERKAIT


Ada beberapa fungsi-fungsi pembiayaan dan aktivitas pengendalian yang
berhubungan dengan siklus pembiayaan yaitu:
a. Mengotorisasi Obligasi dan Ekuitas/Modal Saham
b. Menerbitkan Obligasi dan Ekuitas/Modal Saham
c. Membayar Bunga Obligasi dan Deviden Tunai
d. Penarikan dan Reakusisi Obligasi Serta Modal/Ekuitas Saham
e. Pencatatan Transaksi Pembiayaan.
Auditor sebelum melakukan pengujian subsatantif diperlukan memahami
sistem pengendalian internal milik perusahaan dan aktivitas serta sifat bisnis milik
perusahaan untuk memudahkan auditor dalam menyusun dan merencanakan audit
menurut strategi itu. Auditor dalam mendapatkan pemahaman atas sistem
pengendalian siklus pembiayaan dengan melakukan observasi, tanya jawab
dengan manajemen perusahaan dan melakukan inspeksi secara langsung. Dengan
pengetahuan tersebut, auditor dapat mengidentifikasi potensi terjadinya salah saji
dalam asersi siklus pembiayaan, serta menentukan tingkat risiko deteksi yang
dapat diterima, dan merancang pengujian substatif yang tepat.

B. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG/KEWAJIBAN


JANGKA PANJANG
Dalam sudut pandang auditor dalam menilai hutang/kewajiban jangka
panjang yang terdiri dari wesel bayar/hutang wesel, hutang hipotek, dan hutang
obligasi memiliki karateristik yang sama antara satu dengan lainnya. Pada
umumnya hutang/kewajiban jangka panjang:
1. Melibatkan perjanjian kontrak dengan bunga
2. Memerlukan persetujuan/otorisasi dari dewan direksi
3. Dapat dijadikan sebagai jaminan dengan pegadaian atau agunan

Lazimnya suatu perusahaan jarang melakukan transaksi yang berkaitan


dengan hutang jangka panjang, tetapi jumlah per transaksi itu seringkali
signifikan. Hujang jangka panjang ini jarang menimbulkan masalah pisah batas
akhir tahun. Jadi, pengujian substantif atas saldo hutang jangka panjang dapat
dilaksanakan baik sebelum maupun sesudah tanggal neraca.

1. MENENTUKAN RISIKO DETEKSI


Risiko deteksi berbanding terbalik dengan risiko inheren/bawaan. Risiko
inheren/bawaan dinilai rendah utuk semua asersi saldo akun yang berkaitan
kecuali asersi kelengkapan dan penilaian atau alokasi karena jarangnya transaksi
hutang/kewajiban jangka panjang yang dilakukan oleh perusahaan. Sehingga
auditor menilai risiko deteksi pada tingkat sedang atau tinggi karena keruimitan
dalam menghitung amortisasi diskonto atau premi obilgasi. Berdasarkan
pertimbangan faktor-faktor ini dan setiap penilaian risiko pengendalian yang
sesuai dan tingkat risiko deteksi yang tepat dapat ditentukan untuk setiap asersi
yang berkaaitan dengan saldo hutang/kewajiban jangka panjang. Dan auditor akan
mengikuti strategi audit yang telah dibuat terutama pendekatan substantif yang
menekankan pada pengujian rincian, karena dinilai efektif dari segi biaya dengan
populasi instrumen hutang yang kecil.

2. MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF


Pengujian substantif yang dilakukan atas saldo hutang/kewajiban jangka
panjang berkaitan dengan tujuan spesifik audit atas siklus pembiayaan. Dalam
melakukan pengujian auditor merancang program audit untuk memenuhi tingkat
risiko deteksi yang dapat diterima atas setiap asersi. Sama halnya dengan siklus
hutang usaha/hutang dagang auditor fi=okus pada asersi kelengkapan karena
adanya kurang saji dalam pencatatan hutang/kewajiban jangka panjang.
Dalam mendapatkan informasi auditor melakukan (1) komunikasi dengan
pihak eksternal yang berhubungan dengan perusahaan sebagai sumber informasi
yang independen, (2) mengidentifikasi/menelaah dokumentasi milik perusahaan
terkait hutang/kewajiban jangka panjang dan (3) melakukan perhitungan kembali
untuk memeperoleh bukti kompeten yang mencakup semua asersi
yangberhubungan dengan saldo hutang/kewajiban jangka panjang dan bunga.

3. PROSDUR AWAL
Dalam prosedur awal auditor perlu memperoleh pemahaman tentang bisnis
dan industri perusahaan, menentukan kebutuhan entitas/modal akan pembiayaan
eksternal, dan kemampuan untuk melunasi hutang/kewajiban jangka panjang. Dan
dalam prosedur awal auditor melakukan kegiatan menelusuri saldo awal akun
hutang jangka panjang dengan melihat laporan keuangan perusahaan pada periode
sebelumnya, meriview semua aktivitas perusahaan terkait dengan
kewajiban/hutang jangka panjang dan mendapatkan skedul hutang/kewajiban
jangka panjang yang telah disediakan oleh perusahaan kemudian dicocokkan
dengan catatan akuntansi yang ada.

4. PENGUJIAN ANALITIS
Hal yang terpentingdalam proses audit atas hutang/kewajiban jangka
panjang adalah menentukan bahwa informasi keuangan yang akan diaudit sesuai
dengan harapan auditor. Auditor dalam memperoleh pengetahuan akan bisnis dan
industri milik perusahaan serta menilai risiko prosedur analitis, dengan
menyajikan prosedur audit membantu auditor dalam menilai kelayakan informasi
laporan keuangan yang berhubungan dengan aktivitas hutang/kewajiban jangka
panjang dan beban/biaya bunga.
Auditor juga melakukan evaluasi terhadap tanggal jatuh tempo
hutang/kewajiban dan isi dari perjanjian hutang/kewajiban. Sebagian dari
tanggung jawab auditor terhadap hutang/kewajiban jangka panjang yaitu
mengevaluasi entitas/modal perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup
bagi perusahaan dalam melangsungkan kehidupannya seperti biaya/beban bunga,
jatuh tempo, dan perjanjian hutang/kewajiban. Dalam melaksanakan prosedur
analitis auditor harus mempertahankan sikap skeptis dan profesional dalam
menagudit laporan keuangan atas akun hutang/kewajiban jangka panjang yang
dinilai dalam penyajiannya tidak wajar.

5. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI


Auditor dalam mndapatkan bukti atas hutang/kewajiban obligasi auditor
harus memeriksa tentang nilai nominal dan hasil bersih atas penjualan obligasi
pada tanggal penerbitan. Penerimaan kas atas hutang obligasi auditor harus
memeriksa surat yang dikirimkan oleh pialang saham kepada perusahaan.
Dalam memeriksa pengeluaran kas untuk pembayaran pokok atas
hutang/kewajiban jangka panjang auditor melakukan verifikasi dengan memeriksa
voucher dan cek-cek yang dikeluarkan atau yang dibatalkan oleh perusahaan.
Sementara pembayaran penuh dapat divadilisasi dengan memeriksa
hutang/kewajiban wesel/wesel bayar atau sertifikasi obligasi yang dibatalkan oleh
perusahaan. Apabila perusahaan melakukan pembayaran secara bertahap dalam
menilai kelayakannya auditor dapat menelusuri siklus pembayaran kembali.
Hutang/kewajiban obligasi dapat dikonversikan/diubah menjadi bentuk
saham milik perusahaan. Dalam memperoleh bukti tersebut auditor dapat melihat
sertifikat obligasi yang dibatalkan dan kemudian diterbitkannya saham yang
berkaitan dengan pertukaran obligasi ke dalam bentuk saham.
Dalam memeriksa transaksi atas akun hutang/kewajiban jangka panjang
auditor memperoleh empat asersi yang terkait dengan hutang/kewajiban yaitu
asersi keberadaan atau keterjadian/eksistensi, kelengkapan, hak dan kewajiban,
dan penilaian atau alokasi.

6. PENGUJIAN RINCIAN SALDO


Dalam pengujian substantif atas pengujian rincian saldo dibagi menjadi tiga
kategori yaitu:
Meriview/Menilai Otorisasi dan Kontrak
Otorisasi di sebuah perushaan dalam memperoleh tambahan dana
modal dengan mengadakan kontraktual guna meminjam uang melalui
diterbitkannya hutang/kewajiban jangka panjang pada umumnya menjadi
tanggung jawab dewan direksi. Dalam meperoleh bukti otorisasi dengan
memeriksa notulen hasil rapat dewan direksi perusahaan. Dan auditor
memeriksa otorisasi yang telah terjadi selama proses audit dengan melihat
kertas kerja permanen milik perusahaan.
Otorisasi atas penerbitan hutang/kewajiban jangka panjang harus
mencakup referensi pada bagian anggaran rumah tangga yang berlaku
berkaitan dengan pembiayaan atas hutang/kewajiban jangka panjang,
mencakup pendapat konsultan hukum terkait dengan lagalitas
hutang/kewajiban jangka panjang, dan mencakup rinciaan perjanjian serta
ketaatan perusahaan dalam melaksanakan perjanjian dan mencakup rincian
lease modal.

Mengkonfirmasi Hutang
Auditor melakukan konfirmasi atas eksistensi dan persyaratan
hutang/kewajiban jangka panjang dengam melakukan komunikasi langsung
dengan pemberi pinjaman serta trustee obligasi. Dalam hutang wesel/wesel
bayar auditor memeriksa laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan
laporan pihak bank terkait dengan hutang wesel/wesel bayar sebagai salah
satu bentuk konfirmasi dari pihak perusahaan kepada pihak bank. Dan
auditor juga dapat melakukan komunikasi langsung kepada pemegang wesel
milik perusahaan dengan melalui surat konfirmasi yang terpisah.

Menghitung Kembali Beban Bunga


Auditor dalam memperoleh bukti terkait dengan beban/biaya bunga
dengan melakukan perhitungan kembali bunga milik perusahaan, dan
menelusuri pembayaran/pengeluaran kas atas voucher dan cek-cek yang
dikeluarkan atau dibatalkan oleh perusahaan serta jawaban atas konfirmasi
pembayaran bunga kepada para pemegang hutang/kewajiban jangka panjang
(obligasi, wesel bayar, hipotek) milik perusahaan. Dan untuk bunga akrual
auditor melakukan verifikasi dengan mengidentifikasikan tanggal bunga
pemabayaran bunga terakhir dan menghitung kembali jumlah yang
dibukukan oleh klien.
Apabila ada kupon obligasi, maka auditor dapat memeriksa kupon
yang dibatalkan dan menyesuaikan/rekonsiliasi dengan jumlah yang sudah
dibayarkan. Dan jika obligasi pada awalnya dijual dengan premi atau
diskonto maka auditor harus menelaah skedul amortisasi yang dicatat
melalui perhitungan kembali.
Dalam melkukan pengujian atas perhitungan kembali biaya/beban
bunga auditor dapat memperoleh asersi keberadaan atau
keterjadian/eksistensi, hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, dan
kelengkapan untuk beban/biaya bunga dan hutang bunga.

7. PERBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN GAAP


Auditor dalam melakukan evaluasi atas kelayakan klasifikasi dan
pengungkapan hutang jangka panjang yang dibuat oleh perusahaan auditor perlu
memperhatikan Statments on Financial Accounting Standards (SFAS) FASB yang
berlaku umum. Dengan melakukan pengujian terlebih dahulu dalam memeriksa isi
kontrak/perjanjian hutang dan melakukan konfirmasi atas hutang yang kemudian
dibandingkan dengan catatan milik perusahaan. Pengujian ini berkaitan dengan
asersi penyajian dan pengungkapan.

C. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO EKUITAS PEMEGANG


SAHAM
Dalam melakukan pengujian substantif atas saldo ekuitas/modal pemegang
saham sama halnya dalam melakukan pengujian substantif atas saldo
hutang/kewajiban jangka panjang dapat dilakukan sebelum atau sesudah tanggal
neraca. Untuk saldo ekuitas/modal pemegang saham atas asersi penilaian atau
alokasi dan penyajian atau pengungkapan tujuannya untuk mempertahankan
perbedaan antara modal yang disetor dan laba ditahan.

1. MENENTUKAN RISIKO DETEKSI


Penilaian risiko bawaan/inheren untuk asersi-asersi yang berkenaan dengan
saldo ekuitas pemegang saham dilihat dari tingkat aktifitas transaksi dan sifat
yang mempengaruhi akun-akun bersangkutan. Transaksi saham yang sifatnya
rutin di dalam perusahaan go publik ditangani oleh registrasi dan agen transfer
auditor dalam menilai risiko bawaan dan pengendalaian untuk transaksi saham
dinilai rendah. Penilaian risiko bawaan/inheren dan pengendalian pada tingkat
tinggi jika auditor melihat adanya transaksi nonrutin yang melibatkan penerbitan
saham dalam akuisisi, sekuritas konvertabel, atau adanya opsi saham. Faktor-fator
tersebut harus diperhatikan oleh auditor dengan menggunakan model risiko audit
dalam menentukan tingkat risko deteksi yang dapat diterima aas setiap asersi.

2. MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF


Dalam merancang pengujian substantif terkait dengan tujuan spesifik
auditor atas aktivitas ekuita/modal pemegang saham.
3. PROSEDUR AWAL
Auditor perlu memahami aktivitas/kegiatan bisnis dan industri serta sifat
bisnis milik klien, hal ini membantu auditor dalam menentukan
1. Kebutuhan entitas akan pembiayaan eksternal/pihak luar
2. Manfaat menggunakan pembiayaan dengan ekuitas/modal guna
mendukung pertumbuhan entitas milik perusahaan.

4. PROSEDUR ANALITIS
Dalam prosedur analitis auditor menghitung rasio yaitu:
a. Pengembalian atas ekuitas/modal pemegang saham.
b. Ekuitas/modal terhadap total kewajiban dan ekuitas/modal.
c. Pembayaran deviden.
d. Laba per saham.
e. Tingkat pertumbuhan yang dapat dipertahankan.
Dengan melakukan perhitungan atas rasio tersebut auditor melakukan
evaluasi atas kelayakan ekuitas/modal pemegang saham dan saldo-saldo
ekuitas/modal pemegang saham. Bukti yang diperoleh dalam prosedur analitis
berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian/eksistensi, kelengkapan, dan
penilaian atau alokasi.

5. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI


Kegiatan auditor dalam melakukan pengujian rincian transaksi dibagi
menjadi dua kategori yaitu:
Vouching Ayat Jurnal Ke Akun Modal Disetor
Setiap perubahan dalam akun modal yang disetor harus
divouch/dipindah ke dokumen pendukung. Dalam memeriksa penerbitan
saham baru auditor dapat melakukan pemeriksaan dengan memeriksa surat
atas pengiriman uang dari hasil diterbitkannya saham milik perusahaan. Jika
dalam pertimbangan untuk saham bukan dalam bentuk kas, maka auditor
perlu mempertimbangkan dasar penilaiannya secara seksama/cermat, seperti
penilaian pasar sebagai pertimbangan yang diterima atau yang diberikan.
Dalam menentukan kelayakan penilaian dapat dilihat dari nilai pasar
dari saham yang diterbitkan oleh perusahaan. Dan apabila nilai properti
yang dapat diterima digunakan, maka diperlukannya suatu penaksiran.
Auditor perlu berhati-hati dalam menentukan kelayakan atas
perlakukan akuntansi yang diterapkan perusahaan untuk saham yang
diterbitkan sebagai bagian dari opsi saham, waran saham, atau program
konvensi saham atau dalam kaitannya dengan pemecahan saham.
Dokumentasi harga pokok untuk saham treasury harus dimiliki oleh
perusahaan dan disediakan bagi auditor yang isinya berupa otorisasi dari
dewan direksi dalam bentuk catatan, voucher sebagai bukti pengeluaran kas,
dan cek yang dibatalkan oleh perusahaan. Bukti atas vouching tersebut
terkait dengan asersi keberadaan atau keterjadian, hak dan kewajiban dan
penilaian atau alokasi.

Vouching Ayat Jurnal Ke Laba Ditahan


Setiap pencatatan pada ayat jurnal untuk laba ditahan kecuali posting
laba bersih atau rugi bersih harus divouch/dipindah ke dokumen pendukung.
Sementara ayat jurnal untuk pengumuman deviden kepada para pemegang
saham dan aprosiasi laba ditahan auditor dapat menelusuri ke dalam buku
notulen hasil rapat perusahaan. Dalam menetukan kelayakan atas pembagian
auditor harus:
a. Menetapkan bahwa hak preferensi atau hak lainnya dari pemegang saham
dan setiap pembatasan pembagian deviden telah diakui.
b. Menetapkan jumlah saham yang beredar pada tanggal pencatatan dan
memverifikasi ketepatan atas total pengumuman dividen dengan cara
melakukan perhitungan kembali.
c. Menelusuri pembayaran deviden pada cek-cek yang dibatalkan oleh
perusahaan dan dokumen milik perusahaan terkait dengan pembayaran
deviden.
Perusahaan diharapkan untuk memberikan dukungan atas setiap
penyesuaian pada periode tahun sebelumnya. Dengan dilakukannya
vouching memungkinkan auditor untuk meyakinkan apakah (1) perbedaan
yang tept telah dilakukan antara modal yang disetor dan laba ditahan dan (2)
persyaratan hukum serta kontrak yang berlaku telah dipenuhi. Bukti yang
diperoleh dalam pengujian transaksi terkait dengan asersi penilaian dan
alokasi, asersi keberadaan dan keterjadian, serta hak dan kewajiban.

6. PENGUJIAN RINCIAN SALDO


Kegiatan dalam pengujian substantif atas pengujian rincian saldo dibagi
menjadi lima kategori yaitu:
Review Akte Pendirian dan Anggaran Rumah Tangga
Auditor melakukan tanya jawab dengan manajemen perusahaan
terkait dengan perubahan atas dokumen akte pendirian dan anggaran rumah
tangga milik perusahaan. Dan auditor meriview kertas kerja milik auditor
sebelumnya untuk melihat isi dari catatan auditor terdahulu terkait dengan
akte pendirian dan rumah tangga milik perusahaan.
Dalam tindakan audit pertama untuk sebuah perusahaan auditor
melakukan identifikasi secara menyeluruh atas akte pendirian dan anggaran
rumah tangga serta mencatat hal-hal penting terkait dengan akte pendirian
dan anggaran rumah tangga milik perusahaan kedalam kertas kerja auditor.
Dalam pengujian substantif atas review akte pendirian dan anggaran
rumah tangga tujuannya untuk menentukan bahwa modal saham telah
diterbitkan sesuai dengan hukum yang berlaku dan sesuai dengan
persetujuan dari dewan komisaris perusahaan sebagai pemegang wewenang.
Dalam bukti yang diperoleh dalam pengujian ini terkait dengan asersi
keberadaan atau keterjaidan/eksistensi serta hak dan kewajiban.

Review Otorisasi dan Persyaratan Penerbitan Saham


Dewan direksi memegang wewenang untuk mengotorisasi untuk
semua saham yang diterbitkan, akuisisi saham, dan pengumuman atas
deviden kepada para pemegang saham. Dan auditor dalam memperoleh
bukti dengan melihat catatan notulen hasil rapat yang memberikan bukti
tentang transaksi ekuitas pemegang saham yang diotorisasi selama tahun
berjalan.
Auditor juga perlu memeriksa setiap emisi atau penerbitan dan syarat-
syaratnya serta membuat catatan yang tepat dalam kertas kerja.
Bukti yang diperoleh dalam pengujian ini berkaitan dengan asersi
keberadaan atau keterjadian serta hak dan kewajiban.

Konfirmasi Saham Yang Beredar Dengan Registar dan Agen Transfer


Auditor dalam memperoleh bukti terkait dengan saham salah satunya
dengan melakukan konfirmasi kepada perusahaan atau register/agen transfer
terkait dengan total saham yang diotorisasi, saham yang diterbitkan oleh
perusahaan, tanggal berdarnya saham milik perusahaan. Saat menerima
jawaban atas konfirmasi auditor akan memperoleh bukti terkait jumlah
saham yang dipegang oleh masing-masing para pemegang saham. Jawaban
atas konfirmasi yang diterima oleh auditor dibandingkan dengan akun
modal saham dan buku besar pemegang saham.
Konfirmasi atas saham yang dilakukan oleh auditor dalam
memperoleh bukti terkait dengan asersi keberadaan atau
keterjadian/eksistensi, kelengkapan, serta hak dan kewajiban.

Memeriksa Buku Sertifikat Saham


Dalam melakukan pengujian substantif atas pengujian rincian saldo
ada beberapa tahap yang harus dilakukan oleh seorang auditor. Langkah
pertama auditor harus memeriksa buku sertifikat saham tujuannya untuk
menentukan bahwa
a. Stubs untuk saham yang diterbitkan dan yang telah beredar telah
dipisahkan oleh perusahaan.
b. Sertifikat saham yang dibatalkan baik dari penerbitannya maupun
peredarannya dimasukkan kedalam stuts yang asli.
c. Semua sertifikat saham yang belum diterbitkan dalam kondisi asli dan
masih utuh.
Langkah yang kedua, auditor harus memastikan bahwa perubahan
yang terjadi selama tahun berjalan telah dicatat dengan benar oleh
perusahaan kedalam masing-masing akun saham/pemegang saham didalam
buku besar pembantu. Dan auditor juga perlu malakukan pengujian apabila
terjadi penerbitan dan pembatalan saham yang dinilai jumlahnya besar.
Langkah yang terakhir (ketiga), auditor harus melakukan rekonsiliasi
atas total saham yang diterbitkan dan yang beredar seperti yang tercantum
dalam buku besar pemegang saham.serta akun modal/ekuitas saham.
Bukti yang diperoleh dalam pengujian ini terkait dengan asersi
keberadaan atau keterjadian/eksistensi, kelengkapan serta hak dan
kewajiban.

7. PERBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN GAAP


APB Opinion No.12 menetapkan bahwa pengungkapan atas perubahan
dalam akun-akun terpisah yang terdiri dari ekuitas/modal pemegang saham
diisyaratkan untuk membuat laporan keuangan yang cukup informatif.
Pengungkapan tersebut dapat dibuat pada laporan dasar dan diikuti dengan catatan
atau disajikan dalam laporan terpisah.
Pengungkapan atas ekuitas/modal berkaitan dengan rincian opsi saham,
waran, treasury stock, deviden yang terlambat bayar, nilai pari atau ditetapkan,
dan prefernesi dividen serta likuidasi.
Dalam melakukan pengujian auditor dengam memeriksa notulen rapat
perusahaan untuk ketentuan dan isi perjanjian yang mempengaruhi akun-akun
ekuitas/modal auditor memperoleh bukti yang terkait dengan asersi penyajian dan
pengungkapan.
Dalam mendeteksi hasil notulen rapat, auditor harus mencatat jumlah
lembar saham yang dicadangkan oleh perusahaan untuk opsi saham atau kegiatan
yang sama, adanya komitmen dalam penerbitan saham di masa yang akan datang
dalam melakukan pembelian atau merger dengan perusahaan lainnya. Dan
pembatasan yang membatasi pembayaran dividen atau persyaratan modal kerja
minimum.
Auditor dalam memperoleh bukti yang relevan dengan melakukan
komunikasi/diskusi dengan penasehat hukum dalam menilai legalitas penerbitan
saham atau kegiatan yang sama yang dilakukan oleh perusahaan.

Pertanyaan terkait ringkasan:


1. Bagaimana prosedur analitis yang biasa digunakan untuk mengaudit siklus
pembiayaan?

Anda mungkin juga menyukai