DISUSUN OLEH :
DEPARTEMEN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
A. SIKLUS PEMBIAYAAN
Siklus pembiayaan mencakup dua kelompok transaksi utama, yaitu:
a. Transaksi Hutang Jangka Panjang
Kegiatan perusahaan yang menerima dana atas pinjaman yang berasal
dari diterbitkannya obligasi, hipotek, wesel, dan hutang, serta pembayaran
pokok dan bunga yang berkaitan
b. Transaksi Ekuitas Pemegang Saham
Kegiatan perusahaan yang mencakup diterbitkannya dan dibeli
kembalinya saham perusahaan baik saham preferen dan saham biasa,
transaksi saham treasuri atau treasury stock, dan pembayaran dividen.
1. TUJUAN AUDIT
Tujuan audit atas siklus pembiayaan berdasarkan lima kategori asersi
laporan keuangan yang mencantumkan sejumlah tujuan audit atas saldo akun dan
transaksi atas siklus pembiayaan.
Tujuan audit tertentu untuk siklus pembiayaan
Kategori Asersi Tujuan Audit Atas Kelompok Tujuan Audit Atas Kelompok
Transaksi Saldo
Keberadaan atau Beban bunga yang dicatat dan Saldo hutang jangka panjang
Keterjadian transaksi laporan laba rugi lainnya yang dicatat merupakan hutang
menyajikan pengaruh transaksi yang ada pada tanggal neraca
hutang jangka panjang dan
peristiwa yang terjadi selama Saldo ekuitas pemegang saham
periode berjalan. merupakan hak pemilik yang
ada pada tanggal neraca
Kelengkapan Semua transaksi bunga dan Saldo hutang jangka panjang
pendapatan lainnya yangberkaitan merupakan semua hutang
dengan hutang jangka panjang kepada kreditur jangka panjang
yang terjadi selama periode pada tanggal neraca
berjalan telah dicatat.
Saldo ekuitas pemegang saham
merupakan klaim pemilik atas
aktiva entitas yang melaporkan
Hak dan Kewajiban Semua saldo hutang jangka
panjang yang tercatat
merupakan kewajiban entitas
yang melaporkan
Risiko Bawaan/Inheren
Risiko bawaan terjadi karena adanya risiko salah saji dalam
pencatatan atas siklus pembiayaan yang dinilai dicatat terlalu rendah seperti
pencatatan atas biaya/beban bunga dan pembayaran deviden, hal ini
disebabkan karena adanya pihak ketiga/pihak luar yang ikut menangani
transaksi siklus pembiayaan. Maka diperlukannya otorisasi dewan direksi
dan manajamen tingkat atas dalam melaksanakan transaksi siklus
pembiayaan.
Risiko Pengendalian
Komponen pengendalian pada siklus pembiayaan sama dengan
komponen pengendalian pada siklus investasi. Dalam lingkungan
pengendalian pada siklus pembiayaan pencatatan atas semua transaksi untuk
tanggung jawab dipegang oleh bendahara dan kepala keuangan yang dinilai
kompeten dan memiliki integritas. Dan untuk transaksi bernilai besar
diperlukannya otorisasi/persetujuan dari dewan direksi dan komite audit
yang tujuannya untuk memantau aktivitas siklus pembiayaan secara
seksama dan sebagai salah satu bentuk pengendalian atas aktivitas
ekuitas/modal dan kewajiban/hutang jangka panjang.
3. PROSDUR AWAL
Dalam prosedur awal auditor perlu memperoleh pemahaman tentang bisnis
dan industri perusahaan, menentukan kebutuhan entitas/modal akan pembiayaan
eksternal, dan kemampuan untuk melunasi hutang/kewajiban jangka panjang. Dan
dalam prosedur awal auditor melakukan kegiatan menelusuri saldo awal akun
hutang jangka panjang dengan melihat laporan keuangan perusahaan pada periode
sebelumnya, meriview semua aktivitas perusahaan terkait dengan
kewajiban/hutang jangka panjang dan mendapatkan skedul hutang/kewajiban
jangka panjang yang telah disediakan oleh perusahaan kemudian dicocokkan
dengan catatan akuntansi yang ada.
4. PENGUJIAN ANALITIS
Hal yang terpentingdalam proses audit atas hutang/kewajiban jangka
panjang adalah menentukan bahwa informasi keuangan yang akan diaudit sesuai
dengan harapan auditor. Auditor dalam memperoleh pengetahuan akan bisnis dan
industri milik perusahaan serta menilai risiko prosedur analitis, dengan
menyajikan prosedur audit membantu auditor dalam menilai kelayakan informasi
laporan keuangan yang berhubungan dengan aktivitas hutang/kewajiban jangka
panjang dan beban/biaya bunga.
Auditor juga melakukan evaluasi terhadap tanggal jatuh tempo
hutang/kewajiban dan isi dari perjanjian hutang/kewajiban. Sebagian dari
tanggung jawab auditor terhadap hutang/kewajiban jangka panjang yaitu
mengevaluasi entitas/modal perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup
bagi perusahaan dalam melangsungkan kehidupannya seperti biaya/beban bunga,
jatuh tempo, dan perjanjian hutang/kewajiban. Dalam melaksanakan prosedur
analitis auditor harus mempertahankan sikap skeptis dan profesional dalam
menagudit laporan keuangan atas akun hutang/kewajiban jangka panjang yang
dinilai dalam penyajiannya tidak wajar.
Mengkonfirmasi Hutang
Auditor melakukan konfirmasi atas eksistensi dan persyaratan
hutang/kewajiban jangka panjang dengam melakukan komunikasi langsung
dengan pemberi pinjaman serta trustee obligasi. Dalam hutang wesel/wesel
bayar auditor memeriksa laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan
laporan pihak bank terkait dengan hutang wesel/wesel bayar sebagai salah
satu bentuk konfirmasi dari pihak perusahaan kepada pihak bank. Dan
auditor juga dapat melakukan komunikasi langsung kepada pemegang wesel
milik perusahaan dengan melalui surat konfirmasi yang terpisah.
4. PROSEDUR ANALITIS
Dalam prosedur analitis auditor menghitung rasio yaitu:
a. Pengembalian atas ekuitas/modal pemegang saham.
b. Ekuitas/modal terhadap total kewajiban dan ekuitas/modal.
c. Pembayaran deviden.
d. Laba per saham.
e. Tingkat pertumbuhan yang dapat dipertahankan.
Dengan melakukan perhitungan atas rasio tersebut auditor melakukan
evaluasi atas kelayakan ekuitas/modal pemegang saham dan saldo-saldo
ekuitas/modal pemegang saham. Bukti yang diperoleh dalam prosedur analitis
berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian/eksistensi, kelengkapan, dan
penilaian atau alokasi.