Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN MATA KULIAH

PENGAUDITAN I

Etika dan Profesional

OLEH:

YOBELIA HABEL

(A31114035)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2016
ETIKA DAN PROFESIONAL

A. ETIKA DAN MORALITAS


Etika (ethichs) berasal dari bahasa Yunani ethos ,yang berarti karakter.Kata lain untuk etika
ialah moralitas (morality),yang berasal dari bahasa Latin mores,yang berarti kebiasaan.
moralitas berpusat pada benar dan salah dalam perilaku manusia. Oleh karena itu, etika
berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana orang akan berperilaku terhadap sesamanya.
Boynton (2003:97), membagi pembahasan mengenai etika kedalam dua kelompok yaitu:
1. Etika Umum
Etika umum (general ethics) mencoba mendefinisikan apa yang dimaksud dengan baik bagi
seseorang atau masyarakat, dan mencoba menetapkan sifat dari kewajiban atau tugas yang
harus dilakukan oleh seseorang bagi dirinya sendiri dan sesamanya.
Adapun kerangka kerja etika umum yang dikembangkan oleh para ahli untuk pengambilan
keputusan,yang disebut kerangka kerja enam langkah sebagai berikut:
a. Mendapatkan fakta yang relevan untuk pengambilan keputusan.
b. Mengidentifikasi masalah-masalah etika dari fakta relevan tersebut.
c. Menetukan siapa saja yang dapat dipengaruhi oleh keputusan tersebut dan bagaimana
masing-masing dipengaruhi.
d. Mengidentifikasi alternative pengambilan keputusan
e. Mengidentifikasi konsekuensi setiap alternative
f. Membuat pilihan yang beretika
2. Etika Profesional
Menurut Boynton (2003:98), Etika Profesional (professional ethics) harus lebih dari sekedar
prinsip-prinsip moral. Etika ini meliputi standar perilaku bagi seorang profesional yang
dirancang untuk tujuan praktis dan idealistik. Sedangkan kode etik profesional dapat
dirancang sebagian untuk mendorong perilaku yang ideal, sehingga harus bersifat realistis dan
dapat ditegakkan.

B. KODE ETIK PERILAKU PROFESIONAL AICPA (Boynton, 2003:99)


1. Tim Etika Profesional AICPA
Tim ini terdiri dari beberapa staf penuh waktu,anggota sukarela aktif,dan investigator
sementara jasa juga bersifat sukarela sesuai kebutuhan. Tim tersebut melaksanakan tiga
fungsi utama untuk menyelesaikan misinya sebagai berikut:
a. Menetapkan standar: Komite Eksklusif Etika Profesional melakukan interpretasi atas
Kode Perilaku Profesional AICPA serta mengusulkan perubahan pada kode perilaku.
b. Penegakkan etika: Tim Etika Profesional melakukan investigasi atas potensi masalah-
masalah disiplin yang melibatkan anggota AICPA serta mesyarakat CPA Negara bagian
dan Program Penegakan Etika Bersama
c. Jasa permintaan bantuan teknis (ethics hotline): Tim Etika Profesional melakukan
pendidikan bagi anggota serta mempromosikan pemahaman atas standar etika yang ada
dalam Kode Perilaku Profesional AICPA, dengan cara menanggapi permintaan bantuan
anggota dalam rangka penerapan Kode Perilaku Profesional AICPA pada bidang praktik
yang spesifik.
2. Komposisi Kode Etika AICPA
Kode Perilaku Profesional (Code of Profesional Conduct) AICPA yag telah direvisi dan
diterima oleh sidang keanggotaan tahun1988 terdiri dari dua seksi sebagai berikut :
a. Prinsip-prinsip (Principles) yang menyatakan ajaran dasar perilaku etika dan
memberikan kerangka kerja bagi Peraturan-peraturan.
b. Peraturan Perilaku (Rules of Conduct) yang menetapkan standar minimun perilaku
yang dapat diterima dalam pelaksanaan layanan profesional.
3. Definisi Kode Etik
Boynton (2003:100) membagi definisi kode etik (code definition) kedalam 9 bagian guna
memahami penerapan prinsip-prinsip Kode dan Peraturan :
a. Klien (client). Setiap orang atau entitas,selain pegawai anggota CPA yang menugaskan
anggota atau kantor anggota CPA untuk melaksanakan jasa professional bagi
perorangan atau entitas yang menerima jasa profesional tersebut.
b. Dewan (Council). Dewan yang berada dalam lembaga AICPA
c. Perusahaan (Enterprise). Sinonim dengan istilah kilien
d. Kantor Akuntan Publik (Firm). Bentuk organisasi yang diizinkan oelh undang-
undang Negara bagian atau peraturan yang memiliki karakteristik sesuai dengan
keputusan Dewan, untuk melaksanakan praktik akuntan public,termasuk untuk
perorangannya sebagai pemilik.
e. Status Keanggotaan (holding out). Setiap tindakan yang dilakukan oleh seorang
anggota yang menginformasikannya statusnya sebagai CPA atau spesialis AICPA yang
terakreditasi.
f. Institut (Institute). AICPA itu sendiri sebagai kelembagaan.
g. Anggota (Member). Seorang anggota,anggota asosiasi,atau asosiasi internasional dari
AICPA.
h. Praktik Akuntan Publik (Practise of public accounting). Pemberian jasa profssional
berupa jasa akuntansi, perpajakan, perencanaan keuangan pribadi, jasa dukungan
litigasi, serta jasa profesional lainnya oleh seorang anggota atau kantor akuntan public
yang terdaftar sebagai pemegang CPA atau spesialis AICPA yang terakreditasi,sesuai
dengan standar yang diumumkan oleh badan-badan yang ditunjuk oleh Dewan
i. Jasa Profesional. (Professional services). Semua jasa yang dilaksanakan oleh seorang
CPA yang masih berstatus sebagai pemegang CPA.
4. Prinsip-Prinsip
a.) Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional, para anggota
harus mewujudkan kepekaan profesional dan pertimbangan moral dalam semua
aktivitass mereka.
b.) Kepentingan Publik
Para CPA harus menerima kewajiban untuk melakukan tindakan yang
mendahulukan kepentingan public,menghargai kepercayaan public,dan
menunjukkan komitmen pada profesionalisme.
c.) Integritas
Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat,para CPA
harus melaksanakan semua tanggung jawab professional dengan integritas
tertinggi.
d.) Objektivitas dan Independensi
Seorang CPA harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari pertentangan
kepentingan dalam melakukan tanggung jawab profesional.Seorang CPA yang
berpraktik sebagai akuntan public harus bersikap independen dalam kenyataan
dan penampilan pada waktu melaksanakan audit atau jasa atestasi lainnya.
e.) Kecermatan atau Keseksamaan
Seorang CPA harus mengamati standar teknis dan etika profesi,terus
meningkatkan kompetensi serta mutu jasa,dan melaksanakan tanggung jawab
profesional dengan kemampuan terbaik.
f.) Lingkup dan Sifat Jasa
Seorang CPA yang berpraktik sebagai akuntan public, harus mematuhi Prinsip-
Prinsip Kode Perilaku Profesional dalam menentukan lingkup dan jasa yang
diberikan.

C. PERATURAN PERILAKU (Boynton, 2003: 105)


Dalam memformulasikan peraturan-peraturan ini, AICPA telah berusaha untuk dapat memberikan
layanan yang terbaik bagi para anggotanya,profesi dan masyarakat dari waktu ke waktu,peraturan
tersebut dimodifikasi untuk dapat mengakomodasi perubahan norma dari perilaku etik serta
pengaruh-pengaruh lainnya,seperti perubahan-perubahan pada ketentuan pemerintah.
1. Interpretasi Independensi
Terdapat beberapa tema dalam interpretasi indenpendensi,yang meliputi pengaruh dari:
a. Kepentingan Keuangan
Larangan terhadap kepentingan keuangan bersifat sangat ekplisit. Pertama, CPA atau
kantor akuntan public (KAP) tidak boleh mempunyai kepentingan keuangan langsung
dengan klien. Oleh karena itu, seorang CPA tidak boleh memiliki atau mempunyai opsi
untuk membeli satu lembar saham pun dari klien.
Kedua, seorang CPA tidak diperkenankan memiliki gubungan kerjasama atau memegang
investasi bisnis dengan perusahaan klien, komisaris, direktur atau pemegang saham utama
dalam perusahaan klien, komisaris, direktur atau pemegang saham utama dalam
perusahaan tersebut yang bersifat material bagi CPA ataupun aktiva bersih perusahaan.
Ketiga, seorang CPA tidak diperkenankan memiliki pinjaman kepada atau dari
perusahaan klien, komisaris, direktur atau pemegang saham utama adalam perusahaan
tersebut, kecuali memang diperbolehkan sesuai dengan interpretasi 101-5.
b. Hubungan Bisnis.
Seorang CPA tidak diperbolehkan memeberikan layanan dalam kapasitas sebagai anggota
manajemen atau sebagai pegawai klien, karena dapat memperlemah independensi.
Penerapan interpretasi ini akan menjadi semakin kompleks apabila CPA memiliki
anggota klien.
c. Arti Ungkapan "CPA Atau Kantor Akuntan Publik"
Interpretasi 101-9 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan CPA atau kantor akuntan
publik (member or member's firm) meliputi semua dari berikut ini:
i. Semua orang (dari setiap tingkatan) yang berpartisipasi dalam perikatan, kecuali
mereka yang hanya melaksanakan fungsi klerk rutin, seperti juru ketik atau operator
foto kopi.
ii. Semua orang yang memiliki posisi manajerial dan beralokasi dalam kantor yang
berpartisipasi signifikan dalam perikatan.
iii. Semua pemilik, partner atau pemegang saham dari kantor akuntan public
iv. Sebuah entitas yang kebijakan usaha, keuangan atau akuntansinya dapat
dikendalikan oleh seorang atau lebih dari orang-orang yang telah disebutkan diatas
atau oleh dua orang atau lebih yang dipilih dan ditunjuk untuk bertindak bekerja
sama.
d. Jasa Lain Bagi Klien.
Seringkali CPA menyediakan jasa lain sebagai tambahan atas jasa atestasi kepada klien.
Sebagai contoh, seorang CA atestasinya. CPA yang melakukan praktik sedemikian harus
memenuhi persyaratan berikut agar dapat mempertahankan penampilannya bahwa ia
bukan menjadi klien sehingga dapat menjadi kurang independen menurut pandangan
seorang pengamat yang layak.
e. Litigasi
Litigasi melibatkan CPA dan kliennya yang mempertanyakan independensi CPA. Pada
umumnya, independensi akan melemah apabila keberadaan atau potensi ancaman litigasi
telah berubah secara signifikan atau diharapkan hubungan antara klien dengan CPA akan
berubah secara material.
f. Imbalan Yang Belum Dibayar
Imbalan yang belum dibayar untuk jasa profesional yang telah diberikan akan dianggap
sebagai pinjaman yang diberikan anggota kepada klien, sesuai dengan apa yang di
maksudkan dalam peraturan 101 dan interpretasinya.

Independence Standards Board (ISB)


Dewan standar independen didirikan pada tahun 1997 berdasarkan hasil diskusi antara
AICPA dengan perwakilan dari profesi dan SEC. misi yang diemban oleh ISB menurut
terbitan mereka adalah untuk menetapkan standar independensi yang dapat diterapkan pada
audit atas entitas publik dalam rangka melayani kepentingan masyarakat serta melindungi dan
meningkatkan kepercayaan investor dalam pasar bursa. Untuk mencapai maksud tersebut,
dewan mengambil langkah sebagai berikut :
a. Pada awalnya akan mengambil standar independen yang ada pada SEC
b. Mengembangkan kerangka kerja konseptual independensi yang dapat diterapkan pada
audit atas entitas publik yang akan digunakan sebagai dasar pengembangan prinsip-
prinsip yang berbasis standar independensi
c. Mengumumkan standar, melakukan review dan ratifikasi, melakukan konsensus dengan
Komite Masalah Independensi serta melakukan interpretasi atas masalah-masalah
objektivitas dan independensi auditor yang dikemukakan oleh staf ISB
d. Mengembangkan proses untuk digunakan sebagai pedoman dan penyelesaian masalah,
termasuk mendayagunakan HC sebagai narasumber tentang masalah-masalah yang dapat
mempengaruhi independensi
e. Menyediakan fungsi konsultatif bagi para praktisi dan registran yang ini menanyakan
tentang standar independensi

D. PENEGAKAN PERATURAN
Seorang CPA hanya dapat dihukum karena melanggar peraturan-peraturan dari kode Perilaku
Profesional.Akan tetapi,dalam hal adanya dugaan pelanggaran atas peraturan,seorang CPA
harus memberikan alasan atas setiap setiap penyimpangan dari Interpretasi Peraturan Perilaku
dan Peraturan etika yang berlaku.Tindakan penegakan dapat dilakukan sebagai tanggapan
atas,
1. Adanya keluhan terhadap anggota dan bukan anggota.
2. Ulasan dalam surat kabar atau publikasi,seperti SEC Docket dan IRS Bulletin,yang
ditulis oleh personil dalam Divisi Etika Prrofesional
3. Penyampaian adanya indikasi pelanggaran kepada AICPA oleh pejabat pemerintah
Negara bagian bukan federal.
Penegakan peraturan AICPA dilakukan oleh dua kelompok,yaitu oleh AICPA dan masyarakat
CPA Negara bagian.keduanya memiliki wewenang untuk melakukan investigasi atas keluhan
yang disampaikan,melakukan dengar pendapat serta sanksi pada mereka yang telah melanggar
peraturan.
Penegakan peraturan AICPA dilakukan melalui Divisi Etika Profesi serta badan Pengadilan
Bersama (Joint Trial Board).Sanksi maksimun yang dapat dikenakan oleh AICPA adalah
memecat CPA dari keanggotaan AICPA.
Penegakan oleh masyarakat Negara bagian dilakukan melalui komite Etika yang ada pada
setiap Negara bagian serta Badan Pengadilan Bersama.Sebagaimana halnya dengan
AICPA,sanksi terberat yang dapat dikenakan adalah kehilangan keanggotaan dalam
masyarakat CPA Negara bagian.
a. Prosedur Penegakan Etika Bersama
Sebagai upaya penegakan peraturan perilaku lebih efektif serta lebih menyeragamkan
tindakan disiplin yang dilakukan, AICPA telah mengembangkan Program Penegakan
Etika Bersama .Menurut ketentuan dalam JEEP,keluhan terhadap seseorang CPA dapat
disampaikan melalui AICPA atau masyarakat CPA Negara bagian.Pada umumnya
AICPA memiliki yurisdiksi untuk menangani kasus: (1.) Pada lebih dari satu Negara
bagian; (2.) Litigasi; (3.) Masalah-masalah yang menarik perhatian dan berskala
nasional.Kelompok yurisdiksi dapat bertindak sendiri atau bersama-sama.
b. Prosedur Badan Pengadilan Bersama
Hanya terdapat satu badan pengadilan bersama (joint trial board)yang terdiri dari
setidaknya 36 anggota yang dipilih oleh majelis dari anggota majelis saat ini atau mantan
anggota majelis.Badan pengadilan bersama baru melibatkan diri apabila prosedur
penegakan yang sebelumnya menilai bahwa keluhan yang disampaikan tentang anggota
ternyata cukup serius atau anggota yang terlibat ternyata menolak untuk bekerja sama.
Badan pengadilan bersama dapat mengambil tindakan disiplin sebagai berikut: (1.)
Menegur CPA; (2.) Memberhentikan sementara CPA selama periode waktu yang tidak
lebih dari tahun; (3.) Memecat CPA.
c. Ketentuan Disiplin Otomatis
Peraturan tambahan meliputi juga ketentuan disiplin otomatis yang memberikan
wewenang untuk menghentikan sementara atau mencabut keanggotaan tanpa perlu
melakukan dengar pendapat dalam situassi tertentu.penghentian sementara dapat terjadi
bila sekretaris AICPA diberitahu bahwa pertimbangan atau pernyataan bersalah telah
dijatuhkan kepada seorang CPA yang
1. menjalani hukuman pidana kurungan untuk masa lebih dari satu tahun
2. dengan sengaja lalai mengarsipkan surat pemberitahuan pajak penghasilan,di mana
CPA secara pribadi adalah seorang wajib pajak yang menurut undang-undang wajib
mengarsipkan surat pemberitahuan pajak penghasilan tersebut
3. Pengarsipan surat pemberitahuan pajak penghassilan yang dipalsukan atau yang
mengandung kecurangan atas nama CPA atau atas nama klien.
4. Dengan sengaja membantu menyusun dan menyajikan surat pemberitahuan pajak
penghasilan atas nama klien yang dipalsukan atau yang mengandung kecurangan.

Anda mungkin juga menyukai