Anda di halaman 1dari 10

RESUME

ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

Disusun oleh:

AMALIA DEWI KHOIRANI (142170031)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2019
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN

A. PENDANAAN UTANG
 Utang publik yaitu perusahaan meminjam secara langsung dari para investor dengan
menerbitkan efek seperti obligasi.
 Utang swasta yaitu perusahaan meminjam dari lembaga keuangan seperti bank.
 Utang jangka panjang yaitu utang dengan jangka waktu lebih dari satu tahun.
Cotohnya obligasi, debenture, dan wesel.
 Utang jangka pendek merupakan kewajiban yang pelunasannya memerlukan
penggunaan asset lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya. Terdapat dua jenis
kewajiban lancar.

1. Akuntansi Utang
Mekanisme Akuntansi Utang
 Nilai nominal: merujuk pada jumlah yang dijanjikan perusahaan untuk pemberi
pinjaman.
 Suku bunga efektif: tingkat bunga yang diberikan pasar saat obligasi diterbitkan.
 Nilai wajar: nilai sekarang dari obligasi yang didiskontokan pada suku bunga saat
ini dibandingkan dengan saat penerbitan.
Perlakuan Akuntansi
a. Utang jangka panjang selalu dilaporkan pada laporan posisi keuangan sebesar
nilai sekarang, bukan sebesar nilai nominal.
b. Laporan laba rugi akan mencerminkan beban bunga dan tidak melakukan
pembayaran kupon.
c. Pembayaran kupon merupakan arus kas keluar yang mengurangi arus kas dari
aktivitas operasi.
d. Amortisasi diskonto obligasi akan ditambahkan pada nilai tercatat obligasi
sehingga nilai tercatat obligasi saat ini mencerminkan nilai sekarang yang terbaru.
2. Pengungkapan Terkait Utang
Utang jangka panjang (dan pendek) dilaporkan pada catatan atas laporan keuangan.
 Analisis Pendanaan Utang
 Biaya perolehan yang diamortisasi versus nilai nominal. Utang umumnya
dilaporkan dalam laporan posisi keuangan sebesar biaya perolehan yang
diamortisasi.
 Akuntansi nilai wajar. Nilai wajar juga mencerminkan nilai sekarang atas utang.
3. Perlindungan
Ada tiga cara yang biasanya pemberi pinjaman dapat melindungi dirinya:
a. Senioritas
b. Jaminan
c. Perjanjian

B. SEWA
Sewa (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (leasor) dan
penyewa (lease). Perjanjian tersebut memberi hak kepada lease untuk menggunakan aset
yang di miliki leasor selama masa sewa. Sebagai balasannya lease membayar sewa yang
disebut pembayaran sewa minimum lease payment.
Ada dua jenis sewa yaitu:
 Sewa pendanaan: lessor mencatat sewa sebagai penjualan dan transaksi pendanaan.
Jika di klasifikasikan sebagai sewa guna usaha ini baik aset yang disewakan maupun
kewajiban sewa diakui dalam neraca, sewa lainnya di catat seabagi sewa operasi.

1. Akuntansi Dan Pelaporan Sewa


Klasifikasi dan Pelaporan Sewa
Klasifikasi lease dan mencatat sewa sebagai capital lease jika pada
saat terjadinya memenuhi salah satu dari keempat kriteria berikut:
 Terdapat transfer kepemilikan aset kepada lease pada akhir masa sewa.
 Terdapat opsi untuk membeli aset pada harga murah.
 Masa sewa 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomi aset.
 Nilai sekarang pembayaran sewa minimum lainnya sebesar 90% atau lebih dari
nilai wajar aset dikurangi dengan kredit pajak investasi yang dikurangi oleh
lessor.
 Sewa dapat di klasifikasikan sebagai operating lease jika tidak ada satupun
kriteria tersebut terpenuhi.
Akuntansi Sewa - Sebuah Ilustrasi
Bagian membandingkan dampak akuntansi sewa sebagai capital lease, secara
khusus kita dapat melihat dampaknya pada laporan laba rugi maupun neraca lease.
Pengungkapan Sewa
Aturan akuntansi mensyaratkan perusahaan dengan kapital lease untuk
melaporkan aset sewa maupun kewajiban sewa dalam neraca. Terlebih lagi
perusahaan harus mengungkapkan komitmen sewa di masa depan untuk kapital lease
dan operator lease di tingkat pembatalan.
2. Analisis Sewa
Bagian ini melihat dampak operating lease dan kapital lease terhadap laporan
keuangan. Bagian ini memberikan bagian yang spesifik tentang bagaimana
menyesuaikan laporan keuangan untuk operator lease dan di catat sebagai capital
lease.
Dampak operating lease
 Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan pendanaan sewa dalam neraca.
 Operating lease menyajikan aset lebih rendah dari seharusnya
 Operating lease menunda pengakuan bebandi bandingkan dengan cpital lease
 Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya
dengan tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu
satu tahun dalam neraca.
 Operator lease memasukkan bunga dalam beban sewa
Konversi Sewa Operasi Menjadi Sewa Pembiayaan
a. Menilai apakah klasifikasi operating lease dapat diterima.
b. Untuk mengkonversi operating lease kita memerlukan estimasi nilai sekarang
kewajiban operating lease.
c. Menghitung nilai aset sewa.
d. Mengestimasi dampak reklasifikasi sewa pada laba yang dilaporkan.

C. KONTINJENSI DAN KOMITMEN


1. Kontinjensi
Kontijensi merupakan keuntungan dan kerugian pontensial yang
penyelesaiannya bergantung pada satu atau lebih peristiwa dimasa depan.
Kerugian kontijensi disebut kewajiabn kontijen/bersyarat merupakan klaim
potensial atas sumber daya perusahaan.
Kewajiban kontijen timbul dari perkara hukum, ancaman pengambil alihan,
penagihan piutang, klain atas garansi produk atau kerusakan produk, garansi kinerja
perhitungan pajak, resiko yang di asuransikan sendiri dan kerugian properti akibat
bencana.
Analisis Kewajiban Kontijen
Kewajiaban kontijen yang dilaporkan seperti garansi jasa dan jamianan
merupakan estimasi keakuaratan analisis kita atas kewajiban tergantung pada
keakuratan estimasi tersebut, yang sering kali didasarkan pada pengalaman masa lalu
perusahaan atau harapan dimasa depan. Pengungkapan kontijensi umumnya meliputi:
 Deskripsi kewajiaban kontijen dan tingkat resiko
 Jumlah kontijensi pontesial dan bagaimana partisipasi pihak lain di perlakukan
dalam penentuan resiko.
 Pembebanan estimasi kerugian kontijen
2. Komitmen
Komitmen merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan
berdasarkan kinerja di masa depan sesuai kontrak komitmen tidak di akui dalam
laporan keuangan karena peristiwa seperti ini di panadang kontak atau penerbit
pesanan pembelian bukan merupakan transaksi yang lengkap. Semua komitmen
memerlukan pengungkapan faktor-faktor penting atas kewajiban komitmen termasuk
jumlah, kondisi, dan waktu.

D. PEMBIAYAAN DI LUAR LAPORAN POSISI KEUANGAN


Pendanaan di luar neraca (off-balence-sheet fianancing) adalah tidak tercatatnya
kewajiban pendanaan tertentu, transaksi yang memenuhi pengertian ini seperti operating
lease tidak dapat dibedaka dengan capital lease. Selain sewa terdapat rancangan
pendanaan diluar neraca lainnya muali dari yang sederhana hingga yang kompleks,
rancangan ini merupakan berbagai dari tatanan yang selalu berubah, dimana saat
ketentuan akuntansi atas transaksi di luar pendanaan neraca di terapkan untuk
mencerminkan kewajiban diciptakan transaksi baru yang inovatif untuk menggantinya.

1. Contoh Off-Balance Sheet


Contoh rancangan ini adalah purchase agreement dan trought-put agreement
dimana perusahaan sepakat untuk membeli barang dengan jumlah tertentu melalui
fasilitas pemrosesan, atau take-or-pay agreement dimana perusahaan memberikan
jaminan untuk membayar sejumlah barang diperlukan atau tidak. Contohnya: salah
satu cara mendanai properti, pabrik dan peralatan adalah meminta pihak luar untuk
mendapatkannya, dan perusahaan sepakat untuk menggunakan aktiva tersebut serta
menyediakan dana yang cukup untuk melunasi utang.
2. Entitas Tujuan Khusus (SPE)
Entitas bertujuan khusus atau EBK (special purpose entitas – SPE), yang
sekarang menjadi buruk citranya setelah bangkrutnya Enron telah menjadi
mekanisme pandanaan yang sah setelah lebih dari dua dekade dan menjadi dua
bagian yang tak terpisahkan dari keuangan perusahaan saat ini.
Konsep Entitas Bertujuan Khusus (Special Purpose Entities-SPE):
a. SPE dibentuk oleh perusahaan sponsor dan dikapitalisasi dengan investasi
ekuitas, beberapa di antaranya harus berasal dari pihak ketiga yang independen.
b. SPE meningkatkan investasi ekuitas ini dengan meminjam dari pasar kredit dan
membeli aktiva dari atau untuk perusahaan sponsor.
c. Arus kas dari aktiva digunakan untuk membayar utang dan menyediakan
pengembalian bagi investor ekuitas.

E. EKUITAS PEMEGANG SAHAM


Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham) perusahaan.
Ekuitas dipandang klaim pemilik atas aset bersih perusahaan. Klaim pemegang sekuritas
ekuitas umumnya berada di bawah kreditor, yang berarti klaim kreditor dipenuhi terlebih
dahulu. Analisis atas ekuitas harus mempertimbangkan pengukuran dan pelaporan
standar ekuitas pemegang saham. Analisis tersebut meliputi:
 Mengklasifikasikan dan memisahkan sumber utama pendanaan ekuitas.
 Mempelajari hak untuk kelompok-kelompok pemegang saham dan prioritas mereka
dalam likuidasi.
 Mengevaluasi pembatasan hukum untuk distribusi ekuitas.
 Menelaah kontrak, ketentuan hukum, dan pembatasan-pembatasan lainnya atas
distribusi saldo laba.
 Menilai ketentuan dan provisi sekuritas yang dapat di konversi, opsi saham, dan
kesepakatan lainnya yang berpotensi menerbitkan saham.

1. Modal Saham
Pelaporan Modal Saham
Pelaporan modal saham meliputi penjelasan atas perubahan jumlah lembar
modal. Alasan perubahan modal saham terpisah menurut kenaikan dan penurunan.
Sumber kenaikan modal saham yang beredar:
 Penerbitan saham
 Konversi hutang dan saaham preferen
 Penerbitan deviden saham dan pemecahhan saham
 Penerbiatan saham dalam akuisisi merger
 Penerbitan untuk akuisisi dan waran
Sumber penurunan saham yang beredar:
 Pembelian dan penghentian saham
 Pembelian kembali saham
 Pemecahan saham terbalik
Modal disetor merupakan total pendanaan yang diterima dari pemegang saham
sebagai pembayaran modal saham. Modal disetor dibagi mejadi dua bagian yaitu
untuk modal saham nominal dan sisanya dilaporkan sebagai kelebihan modal
disetor/modal di setor atas nilai nominal saham diperoleh kembali merupakan saham-
saham perusahaan yang dibeli kembali setelah sebelumnya diterbitkan dan di bayar
penuh.
Klasifikasi Modal Saham
Modal saham (capital stock) merupakan saham yang diterbitkan kepada
pemegang ekuitas sebagai pembayaraan aset dan jasa.
Saham preferen merupakan kelompok khusus saham yang memiliki
fitur yang tidak dimikili oleh saham biasa. Ciri-ciri umum saham preferen yaitu:
 Prioritas atas distribusi deviden termasuk hak partisipasi dan deviden komulatif.
 Prioritas atas likuidasi terutama penting karena selisih antara nilai nominal dan
nilai lukuidasi saham preferen bisa besar .
 Tidak memiliki hak suara-yang dapat berubah karena perubahan hal-hal seperti
deviden yang tidak dibayarkan.
 Harga pembeli kembali biasanya untuk melindungi pemegang saham preferen
dari pembelian kembali yang terlalu awal.
Saham biasa (common stock) merupakan keloompok saham
yang mencerminkan hak kepemilikan serta memiliki resiko tinggi dan pemgembalian
tinggi atas kinerja perusahaan.
Analisis Modal Saham
Akun-akun dalam ekuitas pemengang saham umumnya tidak mempengaruhi
penentuan laba, sehingga tidak banyak mempengaruhi analisis laba. Informasi yang
lebih relevan bagi analisis adalah komposisi pos modal dan pembatasan-pembatsaan
yang berlaku. Komposisi ekuitas penting karena dapat mempengaruhi hak sisa atas
saha biasa, serta hak dan resiko atas pengembalian bagi investor ekuitas.
2. Saldo Laba
Saldo laba (retained earning) merupakan modal yang dihasilkan sebuah
perusahaan.akunsaldo laba mencerminakan akumulasi laba atau rugi yang tidak
dibagikan sejakberdirinya perusahaan.
Dividen Tunai dan Dividen Saham
Deviden tunai merupakan distribusi kas kepada pemegang saham. Deviden ini
merupakan deviden umum dan saat diumukan menjadi kewajiban bagi perusahaan.
Jenis deviden yang lain ialah deviden non-tunai atau deviden properti, deviden ini
terutang dalam bentuk barang atau bentuk saham perusahaan lain.
Deviden saham adalah distribusi saham perusahaan itu sendiri kepada
pemegang saham secara proposional, deviden ini menggambarkan kapitalisasi saham
secara permanen, pemegang saham menerima saldo laba ke akun modal.
Spin-off dan Split-off
Pembagian anak perusahaan pemegang saham dapat mengambil satu dari dua bentuk
berikut:
 Spin-off yaitu distribusi saham anak perusahaan kepada pemegang saham sebagai
deviden aset(investasi dalam anak perusahaan ) dikurangi sebagai saldo laba.
 Split-off yaitu pertukaran saham anak perusahaan yang dimiliki oleh para
pemegang saham ,aset (investasi anak perusahaan) dikurangi dan saham yang
diterima daripemegang saham di perlakukan sebagian saham yang di tarik
kembali.
Akumulasi Penghasilan Komprehensif Lain
Beberapa item yang termasuk dalam penghasilan komprehensif lain adalah sebagai
berikut:
 Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari efek yang dapat
diperdagangkan diklasifikasikan sebagai efek yang tersedia untuk dijual.
 Keuntungan atau kerugian atas derivatif yang memenuhi syarat untuk akuntansi
lindung nilai.
 Penyesuaian pensiun dan OPEB.
 Penyesuaian penjabaran valuta asing.
Nilai Buku Per Saham
 Nilai Buku Per Saham: jumlah per lembar saham yang dihasilkan dari likuidasi
perusahaan pada jumlah yang dilaporkan pada laporan posisi keuangan.
 Aplikasi penilaian nilai buku per saham: nilai buku, analisis perusahaan yang
terdiri dari asset likuid, serta analisis obligasi dan saham preferen.
3. Liabilitas Di “Ujung” Ekuitas
 Utang konversi
Utang konversi adalah utang yang dapat dikonversikan menjadi saham
ekuitas pada saat jatuh tempo. Utang konversi merupakan efek campuran klasik
karena merupakan kombinasi dari fitur-fitur utang dan ekuitas.
 Saham preferen yang dapat ditebus
Analis harus mewaspadai efek ekuitas (umumnya saham preferen) yang
memiliki provisi penarikan kembali wajib, yang membuatnya lebih mirip hutang
daripada ekuitas. Efek tersebut tersebut mengharuskan perusahaan untuk
membayar dana pada tanggal tertentu.
 Hak minoritas
Hak minoritas (minority interest) juga disebut kepentingan nonpengendali
(noncontrolling interest) yang mengacu pada bagian ekuitas pemegang saham
entitas anak yang dimiliki yang menjadi milik pemegang saham minoritas (luar).
4. Pelaporan menurut IFRS
Tiga kategori ekuitas pemegang saham: modal yang diterbitkan, cadangan,
dan akumulasi keuntungan/kerugian (saldo laba). Namun, IFRS mengizinkan
keleluasaan cukup besar bagaimana pos-pos dalam ekuitas pemegang saham tersebut
dilaporkan, sehingga ada berbagai variasi dalam praktik. Secara luas, pola umum
yang dapat diamati adalah.
 Modal saham dilaporkan sebagai pos terpisah.
 Sebagian besar perusahaan melaporkan saldo laba, tetapi sedikit yang
memasukkan saldo laba dalam cadangan.
 Cadangan termasuk akumulasi penghasilan komprehensif lain, kompensasi opsi,
premi saham, dan dalam beberapa kasus bahkan saldo laba.
 Hak minoritas (kepentingan nonpengendali) disajikan terpisah dengan ekuitas
pemegang saham entitas induk, tetapi dimasukkan sebagai bagian total ekuitas.
 Beberapa perusahaan melaporkan komponen terperinci mengenai laporan posisi
keuangan, sedangkan perusahaan yang lainnya hanya melaporkan penggabungan
untuk setiap kategori.

Anda mungkin juga menyukai