Kas merupakan hal yang penting karena kerentanannya terhadap pencurian, dan kas
juga dapat salah saji secara signifikan. Instrumen keuangan, yang meliputi investasidalam
sekuritas utang dan ekuitas serta instrumen derivatif, bervariasi secara signifikan pada masing-
masing klien, mulai dari persentase aset yang kecil untuk perusahaan manufaktur
hingga persentase aset yang besar untuk institusi keuangan.
2. Akun Imprest.
Jenis akun imprest yang berbeda terdiri dari satu rekening bank untuk penerimaan dan
satu untuk pengeluaran. Mungkin terdapat beberapa rekening semacam itu diperusahaan
untuk divisi yang berbeda. Semua penerimaan disetorkan dalam akun imprest, dan totalnya
ditransfer ke akun umum seeara periodik. Akun pengeluaran ini ditetapkan atas dasar
imprest, tetapi dengan cara yang berbeda dari akun penggajian imprest.
6. Instrumen Keuangan
Akun instrumen keuangan meneakup investasi dalam sekuritas yang dapat
diperdagangkan seperti sekuritas utang dan ekuitas, instrumen derivatif, dan aktivitas
lindung-nilai (hedging). Investasi dalam instrumen keuangan dapat diklasifikasikan sebagai
sekuritas perdagangan, sekuritas yang tersedia untuk dijual, atau sekuritas yang ditahan
hingga jatuh tempo (held-to-maturity), sedangkan instrument derivatif dapat diklasifikasikan
sebagai aset atau kewajiban, sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Pemsahaan dapat
membeli sekuritas sebagai cara untuk menginvestasikan sementara kelebihan kas atau juga
dapat menginvestasikan dalam instmmen keuangan derivatif sebagai cara hedging. Sebagai
contoh, maskapai penerbangan akan berinvestasi dalam lindung-nilai (hedge) bahan bakar
sebagai cara untuk mengoffset kenaikan biaya bahan bakar operasi. Kami akan membahas
pengendalian internal dan pertimbangan audit yang terkait dengan instmmen keuangan
setelah membahas akun kas.
Dalam audit kas, auditor harus membedakan antara memverifikasi rekonsiliasi saldo pada
laporan bank klien dan saldo di buku besar umum, serta memverifikasi apakah kas yang tercatat
di buku besar umum merefleksikan dengan benar semua transaksi kas yang terjadi selama tahun
berjalan. Jadi, jauh lebih mudah memverifikasi rekonsiliasi saldo di rekening bank klien dengan
buku besar umum, tetapi bagian yang signifikan dari total audit pemsahaan melibatkan verifikasi
apakah transaksi kas dicatat dengan benar. Sebagai contoh, masing-masing dari salah saji
berikut akhirnya menghasilkan pembayaran yang tidak tepat atau kegagalan untuk menerima
kas, tetapi biasanya tidak ada yang akan ditemukan sebagai bagian dari audit rekonsiliasi bank:
• Kegagalan memasukkan cek yang belum dikliring oleh bank pada daftar cek yang beredar, walaupun
telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.
• Kas yang diterima oleh klien setelah tanggal neraca tetapi dicatat sebagai penerimaan kas pada tahun
berjalan.
• Setoran yang dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan ke bank pada bulan
yang sama, dan dicantumkan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam perjalanan.
• Pembayaran wesel bayar yang didebet langsung ke saldo bank oleh bank, tetapi belum dimasukkan
dalam catatan klien.