Anda di halaman 1dari 19

SEMINAR ANALISIS INFORMASI KEUANGAN

“ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN”

OLEH

RESVY DERIZA 1410532030


KIKI YULIANTI 1410532071

DOSEN PEMBIMBING

DR. YURNIWATI,SE.,M.S.i.,Ak

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

2017
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN

A. Kewajiban
1. Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar (kewajiban jangka pendek) merupakan kewajiban yang
pelunasannya memerlukan penggunaan aktiva lancar atau munculya kewajiban lancar
lainnya yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan.
Terdapat dua jenis kewajiban lancar, yaitu:
a. Kewajiban lancar yang timbul akibat aktivitas operasi, meliputi : hutang pajak,
pendapatan diterima dimuka ( unearned revenue ), uang muka, hutang usaha dan
akrual beban operasi lainnya.
b. Kewajiban lancar yang timbul akibat aktivitas pendanaan, meliputi : pinjaman
jangka pendek dan bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu
satu tahun.
2. Kewajiban tak lancar
Kewajiban tak lancar (kewajiban jangka panjang) merupakan kewajiban yang
tidak jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi. Kewajiban tidak
lancar meliputi pinjaman, obligasi, utang dan wesel bayar. Kewajiban tak lancar
memiliki beragam bentuk, penilaian serta pengungkapan yang memerlukan
pengungkapan atas seluruh batasan dan ketentuan. Pengungkapannya meliputi tingkat
bunga, tanggal jatuh tempo, hak konversi, fitur penarikan dan provisi subordinasi.
Pengungkapan juga meliputi jaminan, persyaratan penyisihan dana pelunasan, dan
provisi kredit berulang.
3. Analisis Kewajiban
Karena kewajiban merupakan klaim terhadap perusahaan, kita memerlukan
keyakinan bahwa perusahaan mencatatnya. Pencatatan ini meliputi pengungkapan
sejumlah dan tanggal jatuh tempo, termasuk kondisi, halangan, dan batasan yang
diberlakukan pada perusahaan.
Auditor merupakan satu sumber keyakinan dalam identifikasi dan pengukuran
kewajiban. Auditor menggunakan teknik seperti konfirmasi langsung, melakukan
telaah atas notulen rapat, membaca kontrak dan perjanjian serta bertanya pada pihak
yang memahami kewajiban perusahaan untuk meyakinkan diri mereka bahwa
perusahaan mencatat seluruh kewajibanya. Sumber keyakinan lainnya adalah
akuntansi berpasangan atau ayat berganda (double-entry accounting) yang
mensyaratkan adanya jurnal penyeimbang antara perolehan aktiva, sumber daya atau
beban dengan kewajiban atau pembebanan sumber daya.

B. Sewa Guna Usaha


Sewa guna usaha (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor)
dan penyewa (lessee). Perjanjian tersebut memberikan kepada lessee untuk menggunakan
aktiva yang dimiliki oleh lessor, selama sewa guna usaha.sebagai imbalannya, lessee
membayar sewa yang disebut pembayaran sewa guna usaha minimum (minimum lease
paymet - MLP). Perjanjian tersebut mewajibkan lessee untuk membayar selama periode
yang ditentukan.
Ada dua alternative untuk akuntansi sewa guna usaha yang mencerminkan perbedaan
dalam kontrak sewa guna usaha.
a. Sewa guna usaha modal (capital lease)
Sewa guna yang mengalihkan manfaat dan resiko kepemilikan secara substansial
dicatat sebagai perolehan aktiva dan menimbulkan kewajiban bagi lessee. Sama
halnya dengan lessor yang mencatat sewa guna usaha tersebut sebagai penjualan dan
transaksi pendanaan.
b. Sewa guna usaha operasi (operating lease)
Dalam operating lease, lessee (lessor) mencatat MLP sebagai beban (pendapatan)
sewa.
Pendanaan sewa guna usaha popular karena beberapa hal, yaitu
a. Penjual menggunakan sewa guna usaha untuk meningkatkan penjualan dengan
menyediakan pendanaan bagi pembeli.
b. Sewa guna usaha merupakan cara yang nyaman bagi pembeli untuk mendanai
pembelian aktivanya
c. Sewa guna usaha dapat menjadi sumber pendanaan di luar neraca, sewa guna usaha
ini disebut dengan window-dress laporan keuangan.

Akuntansi dan Pelaporan Sewa Guna Usaha


1. Klasifikasi dan Pelaporan Sewa Guna Usaha
Lessee mengklasifikasikan dan mencatat sewa guna usaha sebagai capital lease jika
pada saat terjadinya, transaksi tersebut memenuhi minimal satu dari empat kriteria
berikut.
a. Terdapat transfer kepemilikan aktiva kepada lessee pada akhir masa sewa guna
usaha.
b. Terdapat opsi untuk membeli aktiva pada harga murah (bargain price).
c. Masa sewa guna usaha 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomis aktiva.
d. Nilai sekarang pembayaran sewa dan pembayaran sewa guna usaha minimum
sebesar 90% atau lebih dari nilai wajar aktiva dikurangi dengan kredit pajak
investasi yang di tahan oleh lessor.
Sewa guna usaha dapat diklasifikasikan sebagai operating lease bila tidak satupun
kriteria tersebut terpenuhi.
Jika sewa guna usaha diklasifikasikan sebagai capital lease, lessee mencatatnya
(baik aktiva maupun kewajiban) sejumlah nilai sekarang MLP selama masa sewa
guna usaha, tidak termasuk biaya administrasi (executor cost-jika dapat ditentukan)
seperti asuransi, perawatan, dan pajak yang dibayar oleh lessor yang termasuk dalam
MLP.

2. Pengungkapan Sewa Guna Usaha


Aturan akuntansi mensyaratkan perusahaan dengan capital lease untuk
melaporkan aktiva sewa maupun kewajiban sewa guna usaha dalam neraca.
Pengungkapan ini untuk tujuan analisis.
3. Analisis Sewa Guna Usaha
Bagian ini melihat dampak operating lease dan capital lease terhadap laporan
keuangan.
a. Dampak operating lease
Insentif bagi lessee untuk menstrukturkan sewa guna usaha sebagai operating
lease terkait dengan dampak operating lease terhadap neraca dan laporan laba
rugi. Ringkasan dampak pada laporan keuangan ini adalah sebagai berikut.
 Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya
dengan tidak menyajikan pendanaan sewa guna usaha dalam neraca.selain
menyembunyikan kewajiban dari neraca, hal tersebut juga menaikkan
rasio solvabilitas (seperti debt to equity) yang sering digunakan dalam
analisis kredit.
 Operating lease menyajikan aktiva lebih rendah dari seharusnya. Hal ini
dapat meningkatkan rasio tingkat pengembalian investasi, terutama return
on total assets.
 Operating lease menunda pengakuan beban dibandingkan dengan capital
lease. Artinya, operating lease melaporkan laba lebih tinggi di awal masa
sewa guna usaha dan melaporkan laba lebih rendah di akhir masa sewa
guna usaha
 Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya
dengan tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun dalam neraca. Hal tersebut meningkatkan rasio
lancar dan pengukuran likuiditas lainnya.
 Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa. Dengan demikian,
operating lease melebihsajikan coverage ratio seperti times interest earned.

Untungnya, lessee tidak dapat sepenuhnya menyembunyikan kewajiban sewa


guna usaha karena informasi yang relevan diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan. Namun demikian, kemampuan operating lease untuk
meningkatkan rasio utama dalam analisis kredit dan analisis profitabilitas tetap
menjadi insentif utama bagi lessee untuk melakukan pendanaan di luar neraca ini.
Lessee juga yakin bahwa mengklarifikasi sewa guna usaha sebagai operating
lease membantu mereka untuk memenuhi persyaratan kredit dan meningkatkan
prospek mereka untuk mendapatkan pendanaan tambahan.

Karena klasifikasi sewa guna usaha berdampak pada laporan keuangan dan
rasio, analisis harus membuat penyesuaian terhadap laporan keuangan sebelum
melakukan analisis. Banyak analisis mengkonfersi seluruh operating lease
menjadi capital lease. Sebaiknya lakukan reklasifikasi sewa guna usaha jika
diperlukan dan berhati-hati atas penyesuaian pukul rata dan juga sebaiknya
lakukan penyesuaian hanya jika klasifikasi oleh lessee tampak tidak konsisten
dengan karakteristik ekonomi sewa guna usaha.

b. Konversi operating lease menjadi capital lease


Pada bagian ini menyediakan metode untuk mengkonversi operating lease
menjadi capital lease. Metode ini menyediakan estimasi yang masuk akal, bukan
perhitungan pasti atas seluruh dampak reklasifikasi sewa guna usaha terhadap
laporan keuangan.
Langkah-langkah konversinya adalah sebagai berikut
 Menilai apakah klasifikasi operating lease masuk akal. Untuk melakukan
hal tersebut, kita harus memperkirakan periode setelah 5 tahun, yang
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
 Untuk mengkonversi operating lease menjadi capital lease, diperlukan
estimasi nilai sekarang kewajiban operating lease. Dimulai dengan
estimasi tingkat bunga yang akan digunakan untuk mendiskontokan
proyeksi pembayaran sewa guna usaha.

C. Imbalan Pascapensiun
Pemberi kerja sering menyediakan imbalan bagi pekerja pascapensiun. Terdapat dua
bentuk imbalan pascapensiun yaitu:
1. Imbalan Pensiun
a. Sifat kewajiban pensiun
Perusahaan memformalkan komitmen pensiun dalam bentuk program
pensiun. Program pensiun merupakan janji pemberi kerja untuk menyediakan
imbalan pension bagi pekerja, dan perjanjian tersebut melibatkan tiga pihak yaitu
pemberi kerja, yang memberikan kontribusi pada program pension, pekerja yang
menerima imbalan dan dana pensiun. Dana pensiun terpisah dari pemberi kerja
dan diadministrasikan oleh pihak yang ditunjuk. Dana pensiun menerima
kontribusi, menginvestasikan kontribusi tersebut dengan cara yang tepat, dan
membagikan imbalan pensiun kepada pekerja.
Program pensiun dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu
 Program pensiun imbalan pasti
Menentukan jumlah pensiun yang dijanjikan oleh pemberi kerja untuk
disediakan bagi pensiunan. Pemberi kerja menanggung risiko kinerja dana
pensiun

 Program pensiun iuran pasti


Menentukan jumlah kontribusi pemberi kerja pada program pensiun.
Jumlah imbalan pensiun yang diterima pensiunan tergantung pada kinerja
dana pensiun dan pekerja menanggung risiko kinerja dana pensiun.
Pembayaran pensiun juga dipengaruhi oleh provisi perolehan hak
(vesting). Vesting merupakan hak pekerja atas imbalan pensiun terlepas
dari apakah pekerja masih berada dalam perusahaan atau tidak. Hak ini
biasanya diberikan setelah pekerja memberikan jasa kepada pemberi kerja
selama periode minimum tertentu.
b. Ekonomi akuntansi pensiun
c. Kewajiban pensiun
Dua defenisi alternatif untuk kewajiban pensiun, yaitu
 Akumulasi kewajiban imbalan (accumulated benefit obligation-ABO)
Merupakan nilai sekarang aktuaria kewajiban imbalan pensiun di masa
depan kepada pekerja pada saat pensiun berdasarkan kompensasi saat ini
dan jasa sampai saat ini (istilah aktuaria menandakan bahwa perhitungan
didasarkan pada asumsi seperti harapan hidup dan tingkat perputaran
pgawai).
 Proyeksi kewajiban imbalan (projected benefit obligation-PBO)
Merupakan estimasi aktuaria atas utang imbalan pensiun di masa depan
kepada pegawai pada saat pensiun berdasarkan kompensasi yang
diharapkan di masa depan dan jasa sampai saat ini.
d. Aktiva pensiun dan status pendanaan
Selisih antara nilai aktiva program dan PBO di sebut status pendanaan
(funded status) atas program. Sebuah program disebut didanai lebih (overfunded)
bila nilai aktiva pensiun lebih besar dari PBO dan disebut didanai kurang
(underfunded) bila nilai aktiva pensiun lebih kecil dari PBO. Status pendanaan
atas program mencerminkan posisi ekonomi bersih (net economic position)-
didefenisikan sebagai PBO dikurangi nilai aktiva program.
Terdapat berbagai alas an terjadinya pendanaan lebih, termasuk akumulasi
dana bebas pajak, kinerja perusahaan yang sangat baik, atau kinerja dana investasi
yang lebih baik dari yang diharapkan. Perusahaan sering kali menganggap
program pensiun yang didanai lebih sebagai sumber dana untuk mendanai akuisisi
mereka. Implikasi program pensiun yang didanai lebih termasuk
 Perusahaan dapat menghentikan atau mengurangi kontribusi pada dana
pensiun sampai aktiva pensiun sama atau kurang dari PBO. Pengurangan
atau penghentian kontribusi ini memiliki implikasi pada laporan laba rugi
atau laporan arus kas.
 Perusahaan dapat menarik kelebihan aktiva. Jumlah yang ditarik
dikenakan pajak penghasilan. Karena perusahaan sering menggunakan
pendanaan pensiun sebagai perlindungan pajak (tax shelter), sering terjadi
penambahan pajak atas penarikan tersebut.
Terdapat alasan pula atas terjadinya pendanaan kurang, termasuk kinerja
investasi yang buruk, perubahan aturan pensiun seperti pemberian imbalan
retroaktif, dan kontribusi oleh pemberi kerja yang tidak memadai. Namun,
pemberi kerja dihadapkan pada undang-undang yang mensyaratkan jumlah
pendanaan minimum tertentu.
e. Biaya pensiun
Biaya pensiun ekonomi atau beban merupakan biaya bersih yang timbul
dari perubahan posisi ekonomi bersih selama periode bersangkutan. Biaya
pensiun ekonomi meliputi komponen yang berulang atau normal maupun yang
tidak berulang atau abnormal
Biaya pensiun yang berulang terdiri atas dua komponen yaitu.
 Biaya jasa (service cost)
Merupakan nilai sekarang aktuaria atas imbalan pensiun yang dihasilkan
oleh pegawai berdasarkan rumus imbalan pensiun. Biaya yang menambah
PBO ini timbul saat pegawai bekerja satu periode lagi. Biaya jasa hanya
ada dalam program yang mendasarkan jumlah pensiun pada periode jasa.
 Biaya bunga (interest cost)
Merupakan penambahan atas PBO yang timbul karena pembayaran
pensiun menjadi satu periode lebih dekat. Biaya ini muncul karena PBO
merupakan nilai sekarang atas imbalan pensiun di masa depan, dimana
kenaikan berkaitan dengan nilai waktu dari uang (time value of money).
Biaya bunga dihitung dengan mengalikan PBO awal periode dengan
tingkat diskonto.
Biaya pensiun yang tidak terulang (nonrecurring pension cost), yang
berasal dari peristiwa seperti perubahan asumsi aktuaria atau perubahan ketentuan
program terdiri atas dua komponen sebagai berikut.
 Keuntungan atau kerugian aktuaria (actuarial gain or loss)
Merupakan PBO yang terjadi saat asumsi aktuaria dalam penghitungan
PBO revisi.
 Biaya jasa lalu (prior service cost)
Timbul karena perubahan ketentuan program pensiun atas PBO. Biaya
jasa lalu meliputi imbalan pensiunretroaktif yang diberikan pada awal
program pensiun atau imbalan pensiun yang dibentuk oleh amandemen
program yang umumnya terjadi karena negosiasi tenaga kerja dan tawar-
menawar secara kolektif.
f. Artikulasi biaya pensiun dan status pendanaan.
Bagian ini merupakan artikulasi biaya pensiun ekonomi dan status
pendanaan . artikulasi muncul dari hubugan antara neraca, laporan laba rugi, dan
laporan arus kas yang terdapat dalam akuntansi akrual. Pemahaman atas artikulasi
ini meningkatkan analisis akuntansi pensiun.
g. Ketentuan akuntansi pensiun.
Kerangka akuntansi pensiun diatur dalam SFAS 87 (sebagai catatan, SFAS
132 mengubah ketentuan pengungkapan pensiun namun tidak mengubah
kerangka akuntansinya). Focus SFAS 87 adalah tercapainya ukuran biaya pensiun
yang stabil dan permanen. Dengan demikian, standar ini meratakan biaya pensiun
yang dilaporkan dengan menunda pengakuan dampak ekonomis biaya pensiun.
Perataan ini mencapai tujuannya dengan mengurangi volatilitas biaya pensiun
yang dilaporkan (dan laba yang dilaporkan).
Biaya pensiun yang dilaporkan. Kewajiban dan aktiva pensiun seringkali
merupakan bagian besar dalam kewajiban dan aktiva perusahaan.
Tiap-tiap penangguhan dan amortisasi adalah.
 Pengembalian atas aktiva program yang diharapkan mengurangi biaya
pensiun yang dilaporkan.
 Penangguhan dan amortisasi keuntungan atau kerugian bersih timbul dari
penundaan pengakuan deviasi dari harapan untuk kewajiban pensiun dan
aktiva pensiun.
 Penangguhan dan amortisasi biaya jasa lalu menunda pengakuan dampak
biaya jasa lalu pada biaya pensiun yang dilaporkan.
 Penangguhan dan amortisasi keuntungan atau kerugian transisi timbul saat
pertama kali program dibentuk.
Status yang dilaporkan di neraca. Meskipun tujuan perataan biaya pensiun
yang dilaporkan adalah untuk mengurangi volatilitas, akuntansi pensiun mengatur
bahwa posisi bersih program pensiun yang dilaporkan di neraca harus
mengartikulasikan dengan tepat biaya pensiun yang dilaporkan dalam laporam
laba rugi.
Kewajiban minimum tambahan. Akuntansi pensiun menentukan
kewajiban pensiun minimum tambahan sebagai penambah jumlah status yang
dilaporkan yang harus diakui dalam kondisi-kondisi tertentu.jumlah kewajiban
tambahan tersebut tergantung pada kewajiban minimum yang disyaratkan untuk
neraca. Kewajiban pensiun minimum yang harus dicatat oleh pemberi kerja dalam
neraca adalah jumlah selisih lebih antara ABO dan nilai wajar aktiva program.
2. Imbalan karyawan pascapensiun lainnya
Imbalan pascapensiun selain pensiun atau imbalan karyawan pascapensiun
lainnya (other postretirement employee benefit-OPEB) Merupakan imbalan yang
diberikan oleh pemberi kerja kepada pensiunan dan anggota keluarganya.
a. Ciri-ciri akuntansi OPEB
Akuntansi untuk imbalan karyawan pascapensiun lainnya diatur dalam SFAS 106.
Ciri-ciri dasar akuntansi pensiun digunakan dalam akuntansi OPEB, meliputi
 Pelaporan biaya bersih (net cost reporting)
Konsekuensi peristiwa dan transaksi yang mempengaruhi OPEB dilaporkan
sebagai jumlah tunggal.
 Pengakuan yang ditunda (delayed recognition)
Perubahan-perubahan tertentu dalam OPEB, termasuk yang timbul karena
pembentukan awal program atau amandemen, dan perubahan-perubahan
tertentu dalam nilai aktiva program yang disisihkan untuk mencapai
kewajiban tersebut diakui secara sistematis di masa depan.
 Saling hapus (offsetting)
Aktiva program yang dibatasi untuk pembayaran OPEB saling hapus dengan
akumulasi kewajiban imbalan pascapensiun untuk menentukan nilai yang
diakui dalam neraca.
b. Kewajiban dan biaya OPEB
Kewajiban pemberi kerja dalam SFAS 106 disebut akumulasi kewajiban
imbalan pascapensiun (accumulated postretirement benefit obligation-APBO).
c. Pelaporan imbalan pascapensiun
Ketentuan pelaporan imbalan pascapensiun (imbalan pensiun dan OPEB) diatur
dalam SFSA 132, yang mengharuskan format pengungkapan yang sama bagi
OPEB dan imbalan pensiun.
d. Analisis Manfaat Pascapensiun
Prosedur langkah untuk analisis manfat pascapensiun:
 Menentukan dan merekonsiliasikan biaya dan kewajiban manfaat ekonomis
yang di laporkan
 Membuat penyesuaian yang diperlukan atas laporan keuangan
 Mengevaluasi asumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan
 Memeriksa paparan resiko pensiun
 Mempertimbangkan implikasi arus kas program manfaat pascapensiun
e. Paparan Resiko Pensiun
Program pensiun dapat mengahadapkan perusahaan pada resiko tertentu.
Resiko ini timbul dalam hal aset program mempunyai profit resiko yang berbeda
dengan kewajiban pensiun khususnya ketika perubahan nilai pasar suatu aset
program tidak mempunyai profit resiko berbeda dengan perubahan pada
kewajiban pensiun. Nilai kewajiban pensiun sensitif terhadap perubahan tingkat
diskonto yang kemudian merefleksikan hasil obligasi perusahaan atau tingkat
bunga. Resiko pensiun secara teknik dapat mendefenisikan resiko sebagai
probabilitas. Ketidakmampuan suatu perusahaan membayar kewajiban pensiun
tahun berjalan. Faktor yang menentukan resiko pensiun suatu perusahaan yaitu:
(1)intensitas pensiun,yaitu besaran kewajiban pensiun (aset program) sehubungan
dengan pos aset lainnya dalamperusahaan tersebut(2)sejauh mana profit resiko
dari aset program salah dikaitkan (mismatched)dengan kewajiban pensiunnya.
Seorang analisa harus menilai masing-masing faktor diatas dalam rangka paparan
resiko pensiun perusahaan.
f. Implikasi Arus Kas atas Manfaat Pascapensiun
Implikasi aruskas pascapensiun langsung dirasakan yaitu bahwa arus kas
keluar sama dengan kontribusi yang disiapkan perusahaan untuk program ini.

D. KONTIGENSI DAN KOMITMEN KONTIJENSI


Kontijensi merupakan keuntungan dan kerugian pontensial yang penyelesaiannya
bergantung pada satu atau lebih peristiwa dimasa depan. Kerugian kontijensi disebut
kewajiabn kontijen/bersyarat merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan.
Kewajiban kontijen timbul dari perkara hukum,ancaman pengambil alihan,penagihan
piutang,klain atas garansi produk atau kerusakan produk, garansikinerja perhitungan
pajak ,resiko yang di asuransikan sendiri dan kerugian propertiakibat bencana.
1. Analisis Kewajiban Kontijen
Kewajiaban kontijen yang dilaporkan seperti garansi jasa dan jamianan
merupakan estimasi keakuaratan analisis kita atas kewajiban tergantung pada
keakuratan estimasi tersebut ,yang sering kali didasarkan pada pengalaman masa
lalu perusahaan atau harapan dimasa depan. Pengungkapan kontijensi umumnya
meliputi:
 Deskripsi kewajiaban kontijen dan tingkat resiko
 Jumlah kontijensi pontesial dan bagaimana partisipasi pihak lain di
perlakukan dalam penentuan resiko.
 Pembebanan estimasi kerugian kontijen ,jika ada
2. Komitmen
Komitmen merupakan klaim potensial atas sumberdaya perusahaan
berdasarkan kinerja di masa depan sesuai kontrak. Komitmen tidak di akui dalam
laporan keuangan karena peristiwa seperti ini di panadang kontak atau penerbit
pesanan pembelian bukan merupakan transaksi yang lengkap. Semua komitmen
memerlukan pengungkapan faktor-faktor penting atas kewajiban komitmen
termasuk jumlah,kondisi,dan waktu.

E. PENDANAAN DILUAR NERACA


Pendanaan diluar neraca(of-balence-sheet fianancing) adalah tidak
tercatatnyakewajiban pendanaan tertentu, transaksi yang memenuhi pengertian ini seperti
operating lease tidak dapat dibedaka dengan capital lease. Selain sewa terdapat rancangan
pendanaan diluar neraca lainnya mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks,
rancangan ini merupakan berbagai dari tatanan yang selalu berubah ,dimana saat
ketentuan akuntansi atas transaksi di luar pendanaan neraca di terapkan untuk
mencerminkan kewajiban diciptakantransaksi baru yang inovatif untuk menggantinya.

1. Contoh Pendanaan Diluar Neraca


Contoh rancangan ini adalah purchase agreement dan trought-put agreement
dimana perusahaan sepakat untk membeli barang sejumlah tertentu melalui
fasilitas pemrosesan ,atau take-or-prayagreement dimana perusahaan memberikan
jaminan unntuk membayar sejumlah tertentu barang ,diperlukan atau tidak.
2. Entitas bertujan Khusus
Entitas bertujuan khusus atau EBK (special purpose entitas - SPE),yang
sekarang menjadi tidak terkenal setelah bangkrutnya enron telah menjadi
mekanisme pandanaan yang sah setelah lebi dario dua dekade dan menjadi dua
bagian yang tak terpisahkan darib keuanganperusahaan saat ini.konsp SPE
adalah:
 SPE dibentuk oleh perusahaan sponsor dan di kapitalisasi dengan investasi
ekuitas ,beberapa di antarana harus berasal dari pihak ketiga yang independen
 SPE meningkatkan investasi ekuitas ini dengan meminjam dari pasar kredit
dan membeli aset dari atau untukmperusahaan sponsor
 Arus kas dari aset digunakan untuk membayar hutang dan menyediakan
pengembalian bagian investor ekuitas.
Terdapat dua alasan untuk kepopoleran SPE:
 SPE dapat menyediakan alternatif pendanaan berbiaya rendah daripada
meminjam langsung dari pasar kredit.
 Dalam GAAP sekarang SPE di strukturkan dengan benar,SPE diperlukann
sebagai entitas terpisah ,tidakdikonsolidasikan dengan perusahaan sponsor,
dengan demikian perusahaan dapat menggunakan SPE untuk melakukan
transaksi di luar neraca untuk memindahkan aset,kewajiban atau keduanya
dari neraca.
Petunjuk GAAP tentang akuntansi untuk SPE dan aturan konsolidasinya
dengan perusahaan sponsor di sediakan dalam SFAS 140 dan FIN 46 R .

F. EKUITAS PEMEGANG SAHAM


Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham) perusahaan.
Ekuitas dipandang klaim pemilik atas aset bersih perusahaan. Klaim pemegang
sekuritas ekuitass umumnya berada di bawah kreditor, yang berarti klaim kreditor
dipenuhi terlebih dahulu. Analisis atas ekuitas harus mempertimbangkan pengukuran
dan pelaporan standar ekuitas pemegang saham. Analisis tersebut meliputi:
 Mengklasifikasikan dan memisahkan sumber utama pendanaan ekuitas
 Pempelajari hak untuk kelompok-kelompok pemegang sahamdan prioritas
mereka dalam likuidasi
 Mengevaluasi pembatasan hukum untuk distribusi ekuitas
 Menelaah kontrak, ketentuan hukum, dan pembatasan-pembatasan lainnya
atas distribusi saldo laba.
 Menilai ketentuan dan provisi sekuritas yang dapat di konversi ,opsi
saham,dan kesepakatan lainnya yang berpotensi menerbitkan saham
Penting bagi kita untuk membedakan antara instrumen kewajiaban dan instrumen
ekuitas mengingat perbedaan resio dan pengembalian kedua instrumen
tersebut.perbedaan ini penting terutama jika instrumen keuangan memiliki
karakteristik kewajiban dan karakteristik ekuitas.
1. Modal Saham
a. Pelaporan Modal Saham
Pelaporan modal saham meliputi penjelasan atas perubahan jumlah lembar
modal. Alasan perubahan modal saham terpisah menurut kenaikan dan penurunan.
Sumber kenaikan modal saham yang beredar:
 Penerbitan saham
 Konversi hutang dan saham preferen
 Penerbitan dividen saham dan pemecahhan saham
 Penerbiatan saham dalam akuisisi merger
 Penerbitan untuk akuisisi dan waran
Sumber penurunan saham yang beredar:
 Pembelian dan penghentian saham
 Pembelian kembali saham
 Pemecahan saham terbalik
Modal disetor merupakan total pendanaan yang diterima dari pemegang
saham sebagai pembayaran modal saham.modal di setor dibagi mejadi dua bagian
yaitu untuk modal saham nominal dan sisanyadilaporkan sebagai kelebihan modal
disetor/modal di setor atas nilai nominal saham diperoleh kembali merupakan
saham-saham perusahaan yang dibeli kembali setelah sebelumnya diterbitkan dan
di bayar penuh.
b. Klasifikasi Modal Saham
Modal saham (capital stock) merupakan saham yang diterbitkan kepada
pemegang ekuitas sebagai pembayaraan aset dan jasa.
saham preferen merupakan kelompok khusus saham yang memiliki fitur
yang tidak dimikili oleh saham biasa,ciri-ciri umum saham preferen yaitu:
 Perioritas atas distribusi dividentermasuk hak partisipasi dan dividen
komulatif
 Prioritas atas likuidasi terutama penting karena selisih antara nilai nominal
dan nilai lukuidasi saham preferen bisa besar
 Tidak memiliki hak suara-yang dapat berubah karena perubahan hal-hal
seperti dividen yang tidak dibayarkan
 Harga pembeli kembali biasanya untuk melindungi pemegang saham preferen
dari pembelian kembali yang terlalu awal.

Saham biasa(common stock )merupakan kelompok saham yang


mencerminkan hak kepemilikan serta memiliki resiko tinggi dan pemgembalian
tinggi atas kinerja perusahaan.
c. Analisis Modal Saham
Akun-akun dalam ekuitas pemengang saham umumnya tidak mempengaruhi
penentuan laba,sehingga tidak banyak mempengaruhi analisis laba. Informasi
yang lebih relevan bagi analisis adalahkomposisi pos modal dan pembatasan-
pembatsaan yang berlaku. Komposisi ekuitas penting karena dapat
mempengaruhi hak sisa atas saham biasa,serta hak dan resiko atas pengembalian
bagi investor ekuitas.
2. Saldo Laba
Saldo laba (retained earning) merupakan modal yang dihasilkan sebuah
perusahaan. Akun saldo laba mencerminakan akumulasi laba atau rugi yang tidak
dibagikan sejak berdirinya perusahaan.
a. Dividen Tunai Dan Dividen Saham
Dividen tunai (cash dividen) merupakan distribusi kas kepada pemegang
saham. Dividen ini merupakan dividen umum dan saat diumukan menjadi
kewajiban bagi perusahaan. Jenis dividen yang lain ialah dividen non-tunai atau
dividen properti, dividen ini terutang dalam bentuk barang atau bentuk saham
perusahaan lain. Dividen saham (stock dividen) adalah distribusi saham
perusahaan itu sendiri kepada pemegang saham secara proposional, dividen ini
menggambarkan kapitalisasi saham secara permanen, pemegang saham menerima
saldo laba ke akun modal.
b. Pembatasan Saldo Laba
Pembatasan saldolaba dapat dibatasi pada pembayaraan dividen sebagai
akibatkontrak perjanjian,seperti perjanjian pinjaman atau melalui tindakan dewan
direksi. Pembatasan atau persyaratan saldo laba (restriction or convenant of
retained earning)merupakan pembatasan atau ketentuan saldo laba sejumla
tertentu. Pembatassan pentingmeliputi pembatasan distribusi dividen.
c. Spin-off dan Split-off
Pembagian anak perusahaan pemegang saham dapatmengambil satu dari
dua bentuk berikut:
 Spin-off yaitu distribusi saham anak perusahaan kepada pemegang saham
sebagai dividen aset (investasi dalam anak perusahaan ) dikurangi sebagai
saldo laba
 Split-off yaitu pertukaran saham anak perusahaan yang dimiliki oleh para
pemegang saham, aset (investasi anak perusahaan) dikurangi dan saham yang
diterima dari pemegang saham diperlakukan sebagian saham yang ditarik
kembali.

d. Penyesuaian Periode Lalu


Penyesuaian periode lalu (prior period adjustment)terutama merupakan
koreksi kesalahan di periodelaporan keuangan lalu. Perusahaan tidak melaporkan
dalam laporan laba rugi,melainkan melaporkan sebagai penesuaian (setelah
pajak)atas saldo awal saldo laba.
3. Nilai Buku Perlembar Saham
a. Perhitungan Nilai Buku Perlembar Saham
Nilai buku perlembar saham adalah angka perlembar yang bersal dari
likuidasi perusahaan pada jumlah yang dilaporkan dalan neraca. ”Nilai
buku”merupakan istilah konvensional yang mengacu pada nilai aset bersih –yaitu
total aset dikurangi klaim terhadapnya.”Nilai buku saham biasa” (book value of
common stock)sama dengan total aset dikurangi kewajiban dan klaim sekuritas
yang di prioritaskan (seperti saham priferen)pada jumlah yang dilaporkan dalam
neraca (tetapi dapat pula meliputi klaim sekuritas yang diprioritaskan yang tidak
tercatat.Cara sederhana untuk menghitung nilai buku ialah menjumlahkan akun-
akun ekuitas saham biasa dan menguranginya dengan klaim yang didahulukan
yang tidak tercermindalam neraca (termasuk dividen terhutang saham
preferen,premium likuidasi,atau hak prioritas saham priferen lainnya.
c. Relevansi Nilai Buku per Lembar Saham
Nilai buku memiliki peranan penting dalam analisis keuangan,aplikasinya
meliputi:
 Nilai buku dengan potensial penyesuian sering sekali digunakan dalam
penilaian kesepakatan merger
 Analisis perusahaan dengan komposisi besar aset likuidasi(ilustrasi keuangan,
investasi, asuransi,dan bank )sangat bergantung pada nilai buku
 Analisis obligasi kualitas utama dan saham preferen sangat memerlukan
penutupan aset(asset coverge)
 Aplikasi tersebut harus mengakui pertimbangan akuntansi dalam perhitungan
nilai buku perlembar saham
 Nilai tercatat aset,khususnya aset jangka panjang seperti property,pabrik,dan
peralatan biasanya disajikan pada harga perolehan yang dapat sangat berbeda
dengan nilai pasar
 Aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal dan aset kontijen dengan
kemungkinan terjadi yang tinggi seringkali tidak tercermindalam nilai buku.

KASUS 3-1

Mengacu pada laporan keuangan Colgate di Lampiran A pada akhir buku ini, jawab pertanyaan berikut :

a. Jenis program pension apakah yang ditawarkan Colgate kepada pegawainya? Apakah manfaat
pascapensiun lainnya (OPEB) yang ditawarkan Colgate kepada pegawainya?
b. Terpisah dari pension (AS dan Internasional) dan OPEB jawabpertanyaan berikut ini :
1. Berapakah saldo akhir posisi ekonomi bersih program pension? Apakah aset pension bersih
atau kewajiban pension bersih?
2. Berapakah saldo akhir jumlah program pension yang dilaporkan dalam neraca? Apakah asset
pensiun bersih atau kewajiban pensiun bersih?
3. Dalam pos apa di neraca jumlah tersebut dilaporkan?
4. Untuk 2005, apa yang menyebabkan jumlah yang dilaporkan berdeviasi dari posisi ekonomi
bersih?
5. Identifikasi jumlah accumulated benefit obligation dan projected benefit obligation. Akun
mana yang diakui dalam neraca. Yang mana yang merupakan penutup untuk kewajiban legal
yang diakui dalam neraca. Yang mana merupakan penutup untuk kewajiban legal Colgate?
6. Berapakah posisi ekonomi bersih dari setiap program pensiun apabila programdihentikan?
7. Berapakah saldo akhir aset program. Colgate menginvestasikan jenis kelompok aset apa dan
bagaimana porsinya?
8. Berapakah biaya manfaat yang dilaporkan yang termasuk dalam laba bersih tahun berjalan?
Apa saja komponennya?
9. Identifikasi dan kualifikasi jumlah tak berulang yang ditangguhkan selama tahun berjalan?
10. Berapa pengembalian aktual yang diharapkan atas aset program pensiun? Berapa yang diakui
untuk tahun berjalan (dalam menentukan biaya manfaat yang dilaporkan)?
11. Identifikasi bagaimana biaya yang dilaporkan diartikulasikan dengan posisi bersih yang
termasuk dalam pos neraca. Apa perbedaan tahun 2005 dan 2006?
12. Asumsi aktuaria utama apakah yang dibuat Colgate ? sudahkah colgate mengubah asumsi
selama 2006? Apa dampak dari perubahan asumsi terhadap posisi dan biaya colgate secara
ekonomi maupun yang dilaporkan?
13. Berapa arus kas Colgate sehubungan dengan program pascapensiun? Berapa estimasi arus kas
untuk tahub 2007?

a. colgate mengelola program pensiun untuk sebagian besar karyawannya. OPEBS utama
yang disediakan oleh Colgate adalah asuransi kesehatan dan tunjangan asuransi jiwa.
b. Jawaban :
1. Posisi ekonomi :
Pensiun OPEB Total
Domestik International
2005 (225.6) (303.0) (400.8) (929.4)
2006 (188.3) (315.9) (437.4) (941.6)
Angka negative mengindikasikan bahwa saldo berstatus kekurangan dana. Jadi,
pension Colgate merupakan kewajiban pension bersih.

2. Saldo akhir pada neraca :


Pensiun OPEB Total
Domestik International
2005 254.9 (142.2) (200.5) (87.8)
2006 (188.3) (315.9) (437.4) (941.6)
Angka Negative/poitif mengindikasikan kewajiban/aset. Postretirement benefit
colgate merupakan kewajiban bersih pada balance sheet.

3. jumlah tersebut terutama dilaporkan sebagai kewajiban tidak lancar, tetapi juga
termasuk dalam aset tidak lancar dan kewajiban lancar.
4. Pada tahun 2005, colgate melaporkan manfaat pasca pensiun berdasarkan PSAK 87.
Standar ini hanya mencatat akumulasi biaya pensiun (atau prabayar) di neraca, bukan
posisi ekonominya (status yang didanai).
5. PBO dan akumulasi PBO :
Projected Benefit TOTAL Accumulated benefit TOTAL
Obligation Obligation
Domestik Internasional Domesti Internasional
k
2005 1462.4 658.8 2121.2 1381.1 572.5 1953.4
2006 1582.4 720.4 230.2 1502.0 625.2 2127.2

akumulasi kewajiban manfaat lebih dekat dengan kewajiban hukum yang terkait
dengan pensiun. PBO digunakan untuk menentukan status pendanaan bersih pada neraca
menurut PSAK 158.

6. Jika rencana tersebut dihentikan, colgate akan bertanggung jawab untuk membayar
jumlah ABO kepada karyawan untuk rencana domestik. Meskipun tidak jelas apakah
pertanggungjawaban semacam itu ada di negara lain. Oleh karena itu, dengan asumsi
bahwa aset dapat dijual pada nilai wajar yang dilaporkan, posisi bersih dari rencana
pensiun jika dihentikan adalah selisih antara nilai wajar aset program dan ABO :
Year Pensiun Total
Domestik Internasional
2005 (144.3) (216.7) (361.0)
2006 (108.3) (220.7) (329.0)

7. Saldo akhir:
Year Pensiun OPEB Total
Domestik Internasional
2005 1236.8 355.8 122 1604.8
2006 1393.7 404.5 22.6 1820.8
colgate menginvestasikan plan assetnya terutama sekuritas ekuitas, dengan proporsi
yang lebih rendah dalam sekuritas hutang dan proporsi yang jauh lebih kecil dalam
real estate.

8. Untuk tahun 2006, biaya manfaat bersih bulanan bersih adalah $ 58,2 juta (37,6 juta,
$ 37,8 juta) untuk rencana pensiun domestik (pensiun internasional, OPEB). Oleh
karena itu, beban imbalan pasca kerja sebesar $ 133,6 juta dibebankan pada
pendapatan. komponennya adalah biaya jasa, biaya bunga, expected return on plan
assets dan ammortisasi keuntungan / kerugian aktuarial dan biaya jasa sebelumnya.
Selain itu, perlu dicatat bahwa colgate juga mengenakan barang-barang yang tidak
biasa (sebagian besar penghentian imbalan) yang disebut "biaya pensiunan lainnya"
sebesar 115,3 juta

9. dua item yang tidak berulang adalah keuntungan / kerugian aktuaria dan biaya jasa
rencana perubahan sebelumnya. gerakan dalam dua item berikut ini:

Pensiun OPEB Total


Domestik International
Movement in actuarial
gain/loss
Opening balance 470.8 150.8 198.8 820.4
Actuarial gain for the year (36.7) (7.1) 30.9 (12.9)
Actual less expected return (54.3) (0.1) (1.5) (55.9)
Amortization (24.4) (7.9) (12.3) (44.6)
Adjustment 9.8 0.5 10.3
Closing balance 355.4 145.5 216.4 717.3
Movement in Prior Service
cost
Opening balance 9.7 10.0 1.5 21.2
Plan amendments during 36.7 (2.3) 0.0 34.4
the year
Amortization (4.1) (1.5) 0.0 34.4
Adjustment 0.8 (2.6) 0.2) (1.6)
Closing balance 41.5 8.8 1.3 51.6

10. pengembalian aktual aset sebenarnya dari kolon dan pengembalian yang diharapkan
yang termasuk dalam pendapatan diberikan di bawah ini:

Pension OPEB Total


Domestik International
Actual plan 153.2 25.1 2.8 181.1
return
Expected 98.9 25.0 1.3 125.2
return
Difference 54.3 0.1 1.5 55.9

11. manfaat biaya ekonomi perbedaan 2005 dan 2006 :

Pension OPEB Total


Domestik International
Service cost 45.2 21.1 11.9 78.2
Interest cost 83.4 32.1 28.7 144.2
Actual retusn (153.2) (25.1) (2.8) (181.1)
on plan asset
Actuarial gain (36.7) (7.1) 30.9 (12.9)
Plan 36.7 (2.3) 0.0 34.4
amendments
Economic (24.6) 18.7 68.7 62.8
benefit cost
Net periodic 58.2 37.6 37.8 133.6
benefit cost

12. Asumsi aktuarial utama yang digunakan oleh colgate adalah:


Sebuah.
a. Nilai diskon
b. tingkat pengembalian aset program jangka panjang
c. tingkat pertumbuhan kompensasi jangka panjang
d. Tingkat pertumbuhan ESOP
Pada tahun 2006, colgate telah mengatur hanya satu asumsi untuk rencana
domestik; itu telah mengurangi tingkat diskonto menjadi 5,5% dari 5,7%. Penurunan
ini diharapkan dapat meningkatkan kewajiban pensiun dan menciptakan kerugian
aktuarial.
Untuk plasina internasional, colgate menurunkan tingkat diskonto dan tingkat
kenaikan kompensasi akan menurunkan kewajiban pensiun. colgate juga
mengurangi perkiraan pengembalian aset program untuk rencana internasional
yang akan mengurangi tingkat pengembalian yang diharapkan yang diakui dalam
aset pensiun berkala bersih.

13. Arus kas dari colgate yang terkait dengan rencana manfaat adalah kontribusi yang
dibuatnya terhadap rencana tersebut. Pada tahun 2006, colgate menyumbang $
173,9 juta untuk rencana manfaatnya. kontribusi ini adalah arus kas keluar.

KASUS 3-2

Mengacu pada laporan tahunan Kodak di lampiran A

Diminta :

a. Identifikasi kategori utama kewajiban Kodak. Identifikasi kewajiban yang memerlukan


pengakuan beban bunga.
Jawaban : Kategori utama kewajiban Kodak adalah hutang, pinjaman jangka pendek,
pajak tangguhan, pinjaman jangka panjang, kewajiban pasca kerja, dan kewajiban jangka
panjang lainnya. Kewajiban yang memerlukan pengakuan beban bunga adalah pinjaman
jangka pendek dan pinjaman jangka panjang.
b. Lakukan rekonsiliasi atas aktivitas utang jangka panjang tahun 2001
Jawaban : Pinjaman jangka panjang pada awal tahun 2001 yaitu $ 1.314 juta dan akhir
tahun ini sebesar $ 1.822 juta, terdapat kenaikan sebesar $ 508 juta. Sebagian besar
kenaikan tersebut disebabkan oleh catatan yang diterbitkan baru-baru ini.
c. Tentukan nilai wajar utang jangka panjang Kodak menurut Catatan no.11 identifikasi
factor-faktor yang dapat mengubah nilai ini.
Jawaban : Nilai wajar dari pinjaman jangka panjang Kodak pada akhir tahun 2001 adalah
$ 1.664 juta dibandingkan dengan nilai buku sebesar $ 1.666. Nilai pasar utang akan
bervariasi berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga, yang mengakibatkan kenaikan
atau kerugian yang tidak diakui.
d. Identifikasi pengaturan Kodak untuk mendapatkan pinjaman
Jawaban : Kodak memiliki registrasi rak yang memungkinkannya mengeluarkan $ 1,35
miliar tambahan efek hutang. Tidak mungkin Kodak menerbitkan semua sekuritas utang
ini
e. Jelaskan komposisi kewajiban jangka panjang lain-lain Kodak dengan menggunakan
catatan no.9
Jawaban : Pinjaman jangka panjang lainnya terdiri dari kompensasi kompensasi yang
harus dibayarkan kepada karyawan sebesar $ 164 juta, hak minoritas di Kodak sebesar $
84 juta, kewajiban lingkungan sebesar $ 162 juta, pajak penghasilan tangguhan sebesar $
81 juta, dan berbagai kewajiban lainnya sebesar $ 229 juta.
f. Pelajari catatan no.10 kodak tentang komitmen dan kontijensi. Apakah sifat kontijensi
Kodak. Identifikasi arus kas keluar yang mungkin di masa depan yang tidak tercatat
dalam neraca Kodak.
Jawaban : Kontinjensi Kodak diklasifikasikan oleh perusahaan sebagai kontingensi
lingkungan dan kontinjensi lainnya. Kontinjensi lingkungan terkait dengan pencegahan
polusi, pengolahan limbah dan pembuangan, dan remediasi ke pihak-pihak yang
dirugikan. Uang muka masa depan yang tidak tercatat di neraca mencakup kewajiban
kontinjensi yang tidak tercatat terkait dengan kewajiban lingkungan yang diidentifikasi
dan belum teridentifikasi, pembayaran sewa minimum untuk sewa operasi, pembayaran
sesuai dengan jaminan hutang dan kerugian lainnya.

Anda mungkin juga menyukai