Anda di halaman 1dari 4

STRATEGIC COST MANAGEMENT

Seminar Akuntansi Manajemen

Oleh:

Fani Tania Tanjung 1410532019


Kiki Yulianti 1410532071

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
Pro :
Activity Based Costing merupakan metode pembebanan aktivitas-aktivitas berdasarkan besarnya
pemakaian sumber daya dan membebankan biaya pada objek biaya, seperti produk atau pelanggan,
berdasarkan besarnya aktivitas, serta untuk mengukur biaya dan kinerja dari aktivitas yang terkait
dengan proses dan objek biaya. ABC merupakan elemen dari activity based Management. ABC dapat
diterapkan di berbagai bentuk perusahaan. Keputusan untuk mengimplementasikan ABC ini bergantung
kepada penilaian manajemen dari perusahaan tersebut. Perusahaan dapat menggunakan metode
Contingency Analysis Model.
Metode ini di desain untuk menyusun analisis secara sistematis yang dilakukan oleh manajer dari
perusahaan dengan mendiskusikan factor umum yang mendukung atau menolak implementasi ABC.
Dengan menganalisis sifat perusahaannya berdasarkan dua pertanyaan kunci yaitu:
1. Pada organisasi-organisasi tertentu apakah ABC akan menghasilkan biaya yang berbeda sekali
dengan hasil perhitungan biaya secara tradisional dan manakah biaya tersebut yang terlihat “lebih
baik”?
2. Jika informasi yang dianggap “lebih baik” itu dihasilkan oleh sistem yang baru, akankah informasi
baru tersebut akan mengubah keputusan yang dibuat manajemen?
Ada sepuluh factor mediasi yang dapat membantu manajemen dalam menentukan jawabannya.
Lima faktor pertama (faktor yang mendorong perusahaan mengadopsi system ABC, yaitu product
diversity, support diversity, common processes, period cost allocation dan rate of growth of period costs),
pihak manajemen dapat mengetahui metode apa yang cocok digunakan perusahaan. Apakah
menggunakan ABC atau Traditional Costing.
Setelah mengetahui metode apa yang cocok, selanjutnya pihak manajemen dapat menilai
kemampuan mereka dalam menggunakan informasi biaya yang dihasilkan metode tersebut. Hal ini
dapat dilakukan dengan menganalisis lima faktor berikutnya (faktor yang terkait kecenderungan
manajemen menggunakan informasi biaya untuk pengambilan keputusan, yaitu pricing freedom, period
expense ratio, strategic considerations, cost reduction effort dan analysis of frequency) dari sepuluh
faktor diatas. Setelah menganalisis semuanya, maka hasil analisis tersebut diaplikasikan pada suatu alat
bantu grafis yang disebut Contingency Grid.
Dengan adanya contingency grid perusahaan dapat menganalisis dan mengetahui apakah
perusahaannya cocok atau tidak untuk mengimplementasikan ABC tersebut. Ada beberapa keunggulan
jika perusahaan menerapkan system ABC, yaitu :
1. Menyajikan informasi tentang biaya relevan dalam pengambilan keputusan manajemen.
2. Mampu mengidentifikasi dan menghilangkan non value added activities atau kegiatan yang tidak
memberikan kontribusi pada nilai akhir dari produk.
3. Mampu memberikan informasi yang tidak menguntungkan dari suatu lini produk, sehingga
meningkatkan profitabilitas tanpa perlu meningkatkan harga produk.
4. Memberikan informasi biaya yang lebih akurat tentang biaya yang berdasarkan atas adanya suatu
aktivitas tertentu.
5. Menyajikan laporan biaya-biaya yang lebih akurat dan lebih informative.
Jadi, perusahaan yang menerapkan ABC akan mampu memperbaiki mutu pengambilan
keputusan, memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus terhadap aktivitas untuk
mengurangi biaya overhead, serta memberikan kemudahan dalam penentuan biaya relevan.
Kontra :
Tidak semua konsep baru lebih baik dan lebih layak dibandingkan konsep yang sudah ada. ABC
yang dikenal sebagai konsep baru pun tidak menghasilkan manfaat banyak bahkan masih lebih layak
menggunakan akuntansi tradisional. Hal ini terutama jika kondisi perusahaan tidak mengalami distorsi
biaya dan informasi biaya tidak material untuk pengambilan keputusan manajemen. Penerapan ABC
dalam kondisi perusahaan seperti ini menggambarkan perusahaan tidak mempertimbangkan secara
matang. Dasar pemikiran yang tidak masuk akal adalah agar perusahaan dicap sebagai perusahaan yang
tidak ketinggalan jaman sehingga mengadopsi ABC tanpa analisis yang mendalam.
Ada beberapa kelemahan dari ABC, yaitu :
1. Penerapan ABC yang lebih mahal
2. Sulitnya merubah pola kebiasaan manajer
3. Mudahnya data ABC disalahartikan
4. Bentuk laporan yang kurang sesuai
Dibandingkan system biaya tradisional yang hanya membebankan biaya cukup satu pemicu biaya
seperti seperti jam kerja langsung. ABC membutuhkan berbagai ukuran aktivitas yang harus
dikumpulkan, diperiksa, dan dimasukkan ke dalam system, mungkin kurang sebanding dengan tingkat
keakuratan yang di dapat yang pada akhirnya mengakibatkan biaya yang tinggi.
Merubah pola kebiasaan manajer membutuhkan waktu penyesuaian, karena para manajer sudah
terbiasa menggunakan system biaya tradisional dalam operasi dan evaluasi kinerja, maka dengan
perubahan pola ini kadangkala mendapat perlawanan dari para karyawan. Dalam praktek, data ABC
mudah disalahartikan dan harus digunakan secara hati-hati, ketika pengambilan keputusan. Sebelum
mengambil keputusan yang signifikan dengan menggunakan data ABC, para pengambil keputusan harus
dapat mengidentifikasi biaya mana yang betul-betul relevan dengan keputusan saat itu.
Umumnya laporan yang disusun dengan ABC tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
secara umum. Sehingga perusahaan menbuat laporan biaya yang berlainan dan hal ini membutuhkan
biaya tambahan.

Anda mungkin juga menyukai