Anda di halaman 1dari 53

10

Advance Accounting II

Insolvency—Liquidation and
Reorganization

Jakarta, 7 September 2021

Slide
10-1
ATURAN PERKULIAHAN

 Ketua Kelas agar membuat group WA mata kuliah ini dengan add Dosen sebagai
member
 Komunikasi dari dosen bisa melalui group WAG atau ke Ketua kelas
 Komunikasi dari Mahasiswa ke Dosen bisa dilakukan direct WA
 Perkuliahan dilakukan menggunakan media aplikasi Zoom Meeting
 Dosen akan memberikan link zoom melalui pesan WAG kelas
 Selama perkuliahan “Wajib” mengaktifkan Video Camera pada 30 menit pertama
(19.00-19.30) dan 30 menit sebelum selesai (20.30-21.00).
 Absensi dilakukan via Chat aplikasi Zoom dengan mengetikan format:
“HADIR, Nama, Nomor Induk Mahasiswa”
 Ketidakhadiran mahasiswa paling banyak adalah 3 (tiga) kali.
 Apabila Dosen berhalangan, Mahasiswa agar mengajukan pilihan waktu kosong
perkuliahan. Nanti dosen akan memberikan pilihan waktu pengganti.

Slide
10-2
ADVANCE ACCOUNTING II - SYLLABUS

SESION TOPIC
I & II Chapter 10 (Book 1) : Insolvency – Liquidation &
Reorganization

III Chapter 11(Book 1): International Financial Reporting


Standard

IV & V Chapter 12 (Book 1): Accounting for Foreign Currency


Transactions and Hedging Foreign Exchange Rate
VI & VII Chapter 13 (Book 1): Translation of Financial
Statements of Foreign Affiliates
MID SEMESTER TEST
VIII Chapter 14 (Book 1): Reporting for Segments and For
Interim Financial Periods
IX & X Chapter 15 (Book 1): Partnership : Formation,
Operation, and Ownership Changes
XI & XII Chapter 16 (Book 1): Partnership : Liquidation

XIII & Chapter 18 (Book 2): Accounting For Branch


XIV Operation

FINAL SEMESTER TEST

Slide
10-3
Insolvency

Insolvency adalah keadaan tidak mampu membayar hutang


oleh seseorang atau perusahaan secara tepat waktu.
Dengan kata lain mereka dalam keadaan bangkrut.

Ada dua bentuk:

 kebangkrutan arus kas (Cash-flow insolvency), dan

 kebangkrutan neraca (Balance-sheet insolvency).

Slide
10-4
Insolvency

 Kepailitan arus kas (Cash-flow insolvency) adalah


ketika seseorang atau perusahaan memiliki cukup aset
untuk membayar apa yang terutang, tetapi tidak
memiliki bentuk pembayaran yang sesuai.

 Misalnya, seseorang mungkin memiliki rumah besar dan


mobil yang berharga, tetapi tidak memiliki cukup aset
likuid untuk membayar hutang ketika jatuh tempo.
Insolvensi arus kas biasanya dapat diselesaikan dengan
negosiasi. Misalnya, penagih tagihan dapat menunggu
sampai mobil dijual dan debitur setuju untuk
membayar penalti.
Slide
10-5
Insolvency

 Kepailitan neraca (Balance-sheet insolvency) adalah


ketika seseorang atau perusahaan tidak memiliki cukup
aset untuk membayar semua utangnya.

 Disebut juga dengan Kebangkrutan Teknis (Technical


Insolvency)

Slide
10-6
Insolvency

 Kebangkrutan (Insolvency) adalah Kebangkrutan atau


kesulitan keuangan perusahaan merupakan kondisi yang
dimulai ketika perusahaan tidak bisa memenuhi
pembayaran atau ketika proyeksi arus kas menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut akan segera tidak bisa
memenuhi kewajibannya (Brigham dan Daves dalam
Fachrudin (2008:2)

Slide
10-7
Insolvency

 Kebangkrutan mengacu pada posisi kekayaan bersih dari


suatu perusahaan (net Equity), atau putusan pengadilan
yang mengarah dan memutuskan apakah perusahaan
tersebut akan di likuidasi atau reorganisasi.

 Menurut Undang-undang N0.4 tahun 1998 tentang


kepailitan, menyatakan bahwa kebangkrutan sebagai
suatu situasi yang dinyatakan pailit oleh keputusan
pengadilan.

Slide
10-8
Insolvency

Kebangkrutan sebagai suatu kegagalan yang terjadi pada


sebuah perusahaan dapat diartikan sebagai berikut
(Brigham, 2001:2-3):

 Kegagalan Ekonomi (Economic Distressed),

 Kegagalan Keuangan (Financial Distressed),

Slide
10-9
Insolvency
• Kegagalan Ekonomi (Economic Distressed).
• Kondisi perusahaan kehilangan uang atau pendapatan
perusahaan tidak mampu menutupi biayanya sendiri, ini
berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau
nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari
kewajiban.
• Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari
perusahaan tersebut jauh di bawah arus kas yang
diharapkan.

Slide
10-10
Insolvency
• Kegagalan Keuangan (Financial Distressed)
• Kondisi perusahaan dimana kesulitan dana baik dalam
arti dana dalam pengertian kas atau dalam pengertian
modal kerja.
• Sebagian asset liability management sangat berperan
dalam pengaturan untuk menjaga agar tidak terkena
kegagalan keuangan.
• Kegagalan keuangan bisa juga diartikan sebagai
insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas dan
dasar saham.
Slide
10-11
Insolvency
Terdapat 3 (tiga) keadaan kebangkrutan atau kegagalan
perusahaan yaitu (Sartono, 1994):
1. Technically insolvent, jika perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajibannya yang segera jatuh tempo tetapi asset
perusahaan nilainya lebih tinggi daripada hutangnya.
2. Legally insolvent, jika nilai asset perusahaan lebih rendah
daripada nilai utang perusahaan.
3. Insolvent, jika Perusahaan tidak dapat membayar utangnya
dan telah dinyatakan pailit oleh pengadilan.

Slide
10-12
Insolvency – Trigger factors
Secara umum faktor-faktor penyebab kebangkrutan dijelaskan
sebagai berikut (Reny, 2011:28):
1. Faktor Ekonomi. Faktor-faktor penyebab kebangkrutan dari
sektor ekonomi adalah gejala inflasi dan deflasi dalam harga
barang dan jasa, kebijakan keuangan, suku bunga dan devaluasi
uang dalam hubungannya dengan uang asing serta neraca
pembayaran, surplus dalam hubungannya dengan perdagangan luar
negeri.
2. Faktor Sosial. Faktor sosial yang sangat berpengaruh terhadap
kebangkrutan cenderung pada perubahan gaya hidup masyarakat
yang mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa ataupun

Slide
cara perusahaan berhubungan dengan karyawan.
10-13
Insolvency – Trigger factors
3. Faktor Teknologi. Penggunaan teknologi informasi juga
menyebabkan biaya yang ditanggung perusahaan membengkak
terutama untuk pemeliharaan dan implementasi yang tidak
terencana, sistemnya tidak terpadu dan para manajer pengguna
kurang profesional.
4. Faktor Pemerintah. Kebijakan pemerintah terhadap pencabutan
subsidi pada perusahaan dan industri, pengenaan tarif ekspor dan
impor barang yang berubah, kebijakan undang-undang baru bagi
perbankan atau tenaga kerja dan lain-lain.

Slide
10-14
Insolvency – Trigger factors

5. Faktor Pelanggan. Perusahaan harus mengidentifikasi sifat


konsumen, untuk menghindari kehilangan konsumen, juga untuk
menciptakan peluang, menemukan konsumen baru dan menghindari
menurunnya hasil penjualan dan mencegah konsumen berpaling ke
pesaing.
6. Faktor Pemasok. Perusahaan dan pemasok harus tetap
bekerjasama dengan baik karena kekuatan pemasok untuk
menaikkan harga dan mengurangi keuntungan pembelinya
tergantung pada seberapa besar pemasok ini berhubungan dengan
perdagangan bebas.

Slide
10-15
Insolvency – Trigger factors
7. Faktor Pesaing. Perusahaan juga jangan melupakan persaingan
karena kalau produk pesaing lebih diterima di masyarakat, maka
perusahaan akan kehilangan konsumen dan hal tersebut akan
berakibat menurunnya pendapatan perusahaan.

Slide
10-16
Insolvency – Indicators
Kebangkrutan yang akan terjadi pada perusahaan dapat diprediksi
dengan melihat beberapa indikator-indikator, yaitu (Hanafi,
2003:264):
1. Analisis aliran kas untuk saat ini atau masa mendatang.
2. Analisis strategi perusahaan, yaitu analisis yang memfokuskan
pada persaingan yang dihadapi oleh perusahaan.
3. Perbandingan Struktur biaya relatif terhadap pesaingnya.
4. Kualitas manajemen.
5. Kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya.

Slide
10-17
Insolvency

Pihak-pihak yang terlibat dalam kebangkrutan


1. Pemohon Pailit (Penggugat) adalah Pihak yg mengambil inisiatif
untuk mengajukan permohonann pailit ke Pengadilan;
2. Termohon Pailit, yaitu Debitur yg memenuhi syarat (Ps. 2 UU No.
37 Tahun 2004) untuk diajukan pailit;
3. Hakim Pengadilan Niaga adalah Hakim yang ditunjuk untuk
memeriksa dan mengadili perkara kepailitan;
4. Hakim Pengawas adalah hakim yang ditunjuk oleh Pengadilan
untuk mengawasi Kurator dlm. Mengurus & membereskan Harta
Pailit.
5. Kurator adalah Balai Harta Peninggalan atau orang perseorangan
yang diangkat oleh Pengadilan untuk mengurus dan membereskan
harta Debitor Pailit di bawah pengawasan Hakim Pengawas
6. Panitia Kreditur, yaitu pihak yg mewakili kepentingan para Kreditur
dalam kepailitan
Slide
10-18
Insolvency

Ketika bisnis mengalami insolvency (gagal), umumnya terdapat


tiga tindakan yang mungkin:

1. Debitur dan kreditornya dapat membuat perjanjian kontrak,


di luar kebangkrutan;

2. Debitur atau kreditornya dapat mengajukan petisi


kebangkrutan, setelah itu debitor dilikuidasi berdasarkan UU
Kepailitan (Bab 7 Undang-Undang Reformasi Kepailitan USA);
atau

3. Debitur atau kreditornya dapat mengajukan petisi untuk


reorganisasi (Bab 11 Undang-Undang Reformasi Kepailitan
USA).
Slide
10-19
Insolvency - Solutions

Slide
10-20
Contractual Agreements

Bisnis yang tidak mampu membayar kewajibannya dapat


melakukan kesepakatan dengan kreditornya. Melalui
beberapa cara di bawah ini:
1. Perpanjangan periode pembayaran.
2. Perjanjian komposisi.
3. Pembentukan komite kreditor.
4. Pengalokasian aset secara sukarela.

Slide
10-21
LO 5 Contractual agreements.
Contractual Agreements

Perpanjangan periode Pembayaran


FASB ASC paragraph 470-50-40-6
Dengan ketentuan bahwa apabila restrukturisasi hutang
hanya melibatkan modifikasi persyaratan pembayaran,
debitur harus memperhitungkan restrukturisasi secara
prospektif dan tidak mengubah jumlah tercatat hutang,
kecuali jika jumlah tercatat melebihi total pembayaran
tunai pokok masa depan dan bunga yang ditentukan oleh
ketentuan baru.
Tidak ada keuntungan yang diakui ketika restrukturisasi
hanya melibatkan perpanjangan periode pembayaran.
Slide
10-22
LO 5 Contractual agreements.
Contractual Agreements

Perjanjian Komposisi
(Kreditor Menerima Jumlah yang tidak penuh )

Kreditor diberikan pembayaran tunai segera, dan jumlah sisa


hutang serta tingkat suku bunga dinegosiasikan ulang.
Jumlah nilai tunai tergantung komposisi hutang kreditur terhadap
keseluruhan hutang

Pembentukan Komite Kreditor


Komite bertanggung jawab untuk mengelola urusan bisnis debitur
selama periode di mana rencana dikembangkan untuk
merehabilitasi, mengatur ulang, atau melikuidasi bisnis.

Slide
10-23
LO 5 Contractual agreements.
Contractual Agreements

Pengalokasian aset secara sukarela


Debitur dapat memilih untuk menempatkan propertinya di
bawah kendali wali amanat untuk kepentingan kreditornya.
Setiap hasil yang tersisa setelah pembayaran kreditor,
dikembalikan ke debitur.

Slide
10-24
LO 5 Contractual agreements.
Insolvency - Liquidation

Slide
10-25
Bankruptcy

Ketentuan Undang-Undang Reformasi Kepailitan berlaku


untuk individu, perusahaan, dan kemitraan, serta badan lain
yang mencari bantuan sukarela dari kreditor mereka.
Suatu Bisnis yang tidak mampu membayar kewajibannya,
dapat mencoba bernegosiasi dengan kreditornya. Jika
kesepakatan tidak dapat dicapai, maka jalur hukum melalui
proses kebangkrutan akan ditempuh oleh salah satu dari
keduanya
 debitur (secara sukarela ke pengadilan) atau
 kreditor (melalui permohonan ke Pengadilan).

Slide
10-26
LO 3 Voluntary vs. involuntary petitions.
Bankruptcy

Pengajuan Sukarela Debitur


Debitur dapat mengajukan kebangkrutan secara sukarela ke
pengadilan kebangkrutan untuk tujuan;;
 Likuidasi (Bab 7 Undang-Undang Reformasi Kepailitan USA)
 Reorganisasi (Bab 11 Undang-Undang Reformasi Kepailitan
USA)
Mengajukan kebangkrutan secara sukarela merupakan upaya
penyelamatan.
Pengajuan Kebangkrutan (baik sukarela atau tidak) adalah bentuk
formal untuk memulai proses kebangkrutan dan pembagian aset
debitur..
Slide
10-27
LO 3 Voluntary vs. involuntary petitions.
Bankruptcy

Pengajuan Kebangkrutan tidak secara Sukarela


Dilakukan oleh Kreditor dengan mengajukan upaya untuk
likuidasi atau reorganisasi ke pengadilan kebangkrutan. (di
Indonesia ke Pengadilan Niaga – UU Kepailitan UU No.4
Tahun 1998)
Pengadilan Niaga umumnya hanya akan menerima pengajuan
hanya jika ada bukti nyata yang menunjukkan bahwa
debitur belum membayar utangnya yang telah jatuh tempo.

Slide
10-28
LO 3 Voluntary vs. involuntary petitions.
Bankruptcy

Secured and Unsecured Creditors


Secured creditors adalah mereka yang klaimnya dijamin
dengan hak gadai atau jaminan aset tertentu.
Unsecured creditors adalah mereka yang klaimnya tidak
dijamin dengan hak gadai atau jaminan aset tertentu.

Jika hasil dari penjualan aset yang dijaminkan melebihi


klaim Secured Creditors, kelebihan hasil tersedia untuk
dibagikan kepada unsecured creditors.

Slide
10-29
LO 4 Secured and unsecured creditors.
Liquidation

Petisi sukarela atau tidak sukarela untuk likuidasi dapat


diajukan berdasarkan peraturan yang berlaku.
Setelah diajukan, pengadilan kebangkrutan harus
memutuskan apakah akan menerima atau menolak pengajuan.
 Menolak gugatan (jarang terjadi).
 Debitur dapat membantah permohonan yang diajukan
kreditur (involuntary).
 Jika diterima,
 perintah untuk diselesaikan dan
 pengadilan akan menunjuk wali amanat.

Slide
10-30
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 7.
Reorganization

Kreditor atas debitur yang bangkrut sadar bahwa kepentingan


mereka akan ditangani bisa dengan menyelamatkan atau
menata ulang debitur.
Dalam kasus seperti itu:
Kreditor dan debitur dapat menyetujui rencana penataan
ulang organisasi (reorganisasi). Atau
Debitur atau kreditor dapat memilih untuk mengajukan
kepada pengadilan kebangkrutan untuk reorganisasi

Slide
10-31
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Reorganization

Fresh Start Accounting and Quasi Reorganization


Ketika perusahaan keluar dari kebangkrutan, FASB ASC
paragraf 852-10-45- 19 sd 20 memberikan treatment
akuntansi awal baru (Fresh Start Accounting).
 Aset dan liabilitas dilaporkan pada nilai wajar.
 Laba ditahan awal dilaporkan nol.

Harus ada dua kondisi:


 Nilai wajar aset harus kurang dari kewajiban pos dan
klaim yang diizinkan, dan
 Pemilik asli harus memiliki kurang dari 50% dari
saham voting setelah reorganisasi.
Slide
10-32
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Reorganization

Fresh Start Accounting and Quasi Reorganization


Quasi reorganization
Per FASB ASC 852-10-45-20 tiga langkah diperlukan::
1. Diperlukan otorisasi dari kreditor dan pemegang
saham.
2. Semua aset dinilai kembali ke nilai wajar dengan
kerugian yang dicatat dalam laba ditahan.
3. Defisit laba ditahan dieliminasi dengan
membebankan (mengurangi) modal disetor.

Slide
10-33
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Reorganization

Fresh Start Accounting and Quasi Reorganization


PSAK 51. Akuntansi Quasi Reorganisasi

Slide
10-34
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Reorganization

Fresh Start Accounting and Quasi Reorganization


PSAK 51. Akuntansi Quasi Reorganisasi

Slide
10-35
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Reorganization

Fresh Start Accounting and Quasi Reorganization


PSAK 51. Akuntansi Quasi Reorganisasi

Slide
10-36
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Reorganization

Fresh Start Accounting and Quasi Reorganization


PSAK 51. Akuntansi Quasi Reorganisasi

Slide
10-37
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Reorganization

Fresh Start Accounting and Quasi Reorganization


PSAK 51. Akuntansi Quasi Reorganisasi yang Dicabut dengan PPSAK
10 tentang Pencabutan PSAK 51 efektif 1 Januari 2013

Slide
10-38
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Reorganization

Accounting for Reorganization – Troubled Debt

Hutang dapat direstrukturisasi dalam salah satu (atau


kombinasi) metode berikut:
1. Debitur dapat mentransfer aset dalam penyelesaian
keseluruhan hutang.
2. Debitur dapat memberikan saham di perusahaannya
dalam penyelesaian keseluruhan hutang.
3. Kreditor dapat memodifikasi persyaratan pokok-
pokok dari hutang.

Slide
10-39
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Reorganization

Accounting for Reorganization – Troubled Debt

Transfer of Assets

 Debitur yang mentransfer aset untuk penyelesaian seluruh


kewajibannya kepada kreditor dengan mengakui keuntungan.

 Keuntungan diukur dengan selisih dimana nilai tercatat hutang


yang diselesaikan melebihi nilai wajar aset yang ditransfer.

 Perbedaan antara dan jumlah tercatat hutang dengan nilai


wajar dari aset yang ditransfer adalah keuntungan atau
kerugian dan dilaporkan sebagai komponen dari laba bersih
untuk periode berjalan.

Slide
10-40
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Reorganization

Accounting for Reorganization – Troubled Debt


Pemberian Kepentingan dalam ekuitas (Saham)
 Debitur yang menerbitkan saham di perusahaannya kepada kreditor
dalam penyelesaian keseluruhan hutang harus memperhitungkan nilai
saham pada nilai wajarnya.
 Quoted market
 Observable value
 Unobservable value

 Selisih antara nilai wajar saham yang diterbitkan dan jumlah tercatat
hutang dilaporkan sebagai keuntungan dari restrukturisasi.
 Jika tidak ada quoted market nilai saham, maka Debitur menentukan
keuntungannya berdasarkan nilai wajar saham dengan metode arus
kas yang tidak didiskontokan.

Slide
10-41
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Reorganization

Accounting for Reorganization – Troubled Debt


Modifikasi Persyaratan hutang
 Dalam restrukturisasi hutang bermasalah dengan
kesepakatan memodfikasi persyaratan hutang, Debitur
memperhitungkan efek restrukturisasi secara prospektif
sejak saat restrukturisasi.

 Nilai tercatat hutang tidak berubah pada saat


restrukturisasi kecuali nilai tercatat melebihi total
pembayaran tunai masa depan yang ditentukan oleh
persyaratan baru.

Slide
10-42
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Restructuring – Illustration

Balance Before Restructuring

Slide
10-43
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Restructuring – Illustration

Scheme of restructuring as follows:


1. Unsecured AP agree to accept AR Box Company in full
settlement of their claims. The FV of AR is $100,000.
2. Accrued Expenses with priority are paid in full
3. Creditor holding $120,0000 note from Box Company agree to
accept the land held as investment in full settlement of notes
plus accrued interest od $8,000. the land has value $95,000.
4. Creditor holding of $80,000 note (with $4,000 accrued
interest), agree to extend the maturity date for 2 years (April
30, 2014) and reduce rate to 8%.
5. Bondholders agree to accept equity interest in Box Company of
$150,000 shares to settle pas value of bonds. Accrued
interest for $38,000 is to be paid in cash by Jan 1, 2013. the
market value of shares is $1,25 per share.

Slide
10-44
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Restructuring – Illustration

Scheme of restructuring as follows:


6. Bankruptcy administration expenses totaling $16,000 are
paid in cash

Required:
a. Prepare the journal entries and the calculation
b. Prepare Balance Sheet after restructuring.

Slide
10-45
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Restructuring and Reorganization

Slide
10-46
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Restructuring and Reorganization

Slide
10-47
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Restructuring and Reorganization

Slide
10-48
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Restructuring and Reorganization

Slide
10-49
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Restructuring and Reorganization

Slide
10-50
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Restructuring and Reorganization
Balance After Restructuring

Slide
10-51
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
Reorganization Under Reform Act (Chapter 11)

Notes:

Slide
10-52
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.
End of 1st session

Slide
10-53
LO 7 Chapter 1 versus Chapter 11.

Anda mungkin juga menyukai