Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

AUDIT I

PROFESI AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR


AKUNTAN PUBLIK

Fakultas Program Studi Online Kode MK Disusun Oleh

3
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA

Abstract Kompetensi
Pada pokok bahasan ini akan Mahasiswa diharapkan mampu
dijelaskan : menjelaskan :
Profesi AP, Jasa-jasa yang diberikan 1. Defisini umum dan jasa-jasa
dan KAP, asurans serta non ausrans
2. Unsur-unsur penugasan
3. Memahami profesional judgment,
profesional scepticism
Kerangka Kerja Internasional Untuk Jasa-Jasa Auditor
Jasa-jasa auditor merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik untuk
para kliennya. Pekerjaan yang dilakukan oleh auditor (kecuali jasa konsultan) didasarkan
pada panduan standar penugasan yang diterbitkan Internasional Auditing and Assurance
Standards Board (IAASB). Seluruh standar jasa auditor yang ada didasarkan IESBA Code
of Ethics dan internasional Standards on Auditing Control (ISQS).

Pernyataan-Peryantaan Teknis IAASB

Code of Ethics dan ISQC

Seluruh standar jasa auditor yang ada berdasarkan Kode Etik untuk Para Akuntan Publik
Profrsional (IESBA Code of Ethics) yang diterbitkan oleh Internasional Ethics Standards
Board of Accountants (IESBA) dan Standar Pengendalian Kualitas Internasional
(Internasional Standards on Quality Control/ISQC). Regulasi tersbut telah digunakan IFAC
sejak awal diberlakukan. Standar pengendalian kualitas saat ini sedang disusun oleh IAASB.

Dua Kerangka Kerja Jasa Audit – Asurans dan Jasa-jasa Terkait

Beberapa standar penugasan didasarkan kepada Kerangka Penugasan Asurans


Internasional (Internasional Framework for Assurance Engagements/Penugasan asurans)
dan jasa-jasa lainnya yang berasal dari Kerangka Jasa-jasa Terkait (Related Services
Framework/Penugasan Jasa-jasa Terkait). Tiga standar yang ditetapkan (ISA, ASRE, dan
ISRS) memberikan kerangka Penugasan Asurans (Assurance Engagement) dan satu
standar yang ditetepkan (ISRS) didasarkan pada kerangka jasa-jasa terkait. ISA, ISRE dan
ISRS bersama-sama dijadikan rujukan sebagai Standar Penugasan IAASB (IAASB
Engagements Standards).

Standar Penugasan IAASB

Standar Penugasan IAASBmencangkup hal-hal sebagai berikut :

1. Standar Pengauditan Internasional (Internasioanl Standards on Auditing/ISA)


sebagai standar yang diterapkan dalam audit atas informasi keuangan historis.
2. Standar Penugasan Reviu INternasional (Internasional Standards on Review
Engagements/ISRE) sebagai standar yang diteraokan dalam reviu (review) atas
informasi keuangan historis.
3. Standar Penugasan Asurans Internasional 9Internasional Standards on Assurance
Engagements/ISAE) sebagai standar yang diterapkan dalam penugasan asurans
selain dari audit atau rviu atas informasi keuangan historis.

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA , CPA http://www.mercubuana.ac.id 2
4. Standar Internasional tentang Jasa-Jasa Terkait (Internaional Standards on Related
Services/ISRS) sebagai standar yang diterapkan pada Penugasan Kompilasi
(Compilation Engagements), penugasan untuk penerapan Prosedur-Prosedur Yang
Disepakati (Agred Upon Prosedures) atas informasi dan penugasan jasa-jasa terkait
lainnya yang diterapkan oleh IAASB.

Penugasan-Penugasan Aurans untuk Audit dan Reviu atas Informasi Keuangan


Historis (ISA dan ISRE)

Internasional Standars On Auditing (ISA) 200, Tujuan Umum Auditor Independen dan tata
Cara Audit yang sesuai dengan Standar Pengauditan Internasional (Overall Objectives of
The Independent Auditor and the Conduct of Audit in Accordance with Internasional
Standars on Auditing) menjelaskan konsep-konsep utama yang dapat diterapkan dalam
kearangka kerja audit, reviu atau bertujuan khusus (special purpose). Standar ausit laporan
keuangan dijelaskan dalam ISA 200-799. Kerangka kerja bertujuan khusus dan
pemeriksaan-pemeriksaan lainnya atas informasi keuangan historis dimuat dalam ISA 800-
899. Standars reviu yang digunakan adalah ISRE 2000-2699.

Penugasan-Penugasan Asurans Selain dari Audit atau Reviu atas Informasi Keuangan
Historis (ISAE)

Internasional Standars on Assurance Engagements (ISAE) 3000 ”Penugasan-Penugasan


Aurans selain dari Audit atau Reviu atas Informasi Keuangan Historis (Assurance
Engagements other than Audits or Review of Histotical Financial Information) menjelaskan
kensep-konsep yang dapat diterapkan untuk jasa-jasa asurans yang merupakan pokok
tugas yang tidak terkait dengan informasi keuangan historis.

Standar-standar ISAE dapat dikelompokkan menjadi dua bagaian berikut:

1. ISAE 3000-3399 merupakan topik-topik yang dapat digunakan untuk seluruh


penugasan asurans.
2. ISAE 3400-3699 meruoakan subjek standar-standar tertentu, masilnya standar-
standar yang terkait dengan pemeriksaan atas informasi keuangan prospektif
(prospective financial information).

Pokok tugas (subject matter) dalam ISAE 3400-3699 saat ini mencangkup pemeriksaan atas
informasi keuangan prospektif (ISAE 3400) dan laporan asurans atas pengendalian di
organisasi jasa (ISAE 3402). Namun demikian dimasa mendatang ISAE 3400-3699 mungkin
akan menyertakan informasi non keuangan (sperti tata kelola perusahaan-corporate
governance, statistik, lingkungan), sistem dan proses (seperti pengendalian internal-internal

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA , CPA http://www.mercubuana.ac.id 3
control sebagaimana yang disyaratkan berdasarkan Sarbanes-Oxlay Act), tata kelola
perusahaan, dan sumber pengelolaan lingkungan). Saat ini oleh karena IAASB tidak
menerapkan standar-standar tersebut, maka laporan penugasan asurans sosial, lingkungan
dan ekonomi umumnya didasarkan pada berbagai kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya, misalnya Global Reporting Initiative (GRI) Sustainability Reporting Guidelines.

Penugsan-Penugasan Lain yang Dilakukan Auditor

Tidak seluruh penugasan yang dilakukan auditor merupakan penugasan asurans. Beberapa
penugasan lainnya yang sering dilakukan auditor tidak memenuhi definisi penugasan
asurans, dan oleh karenanya, hal-hal tidak diatur dengan kerangka kerja untuk penugasan
asurans meliputi:

1. Penugasan yang diatur dengan standar internasional tenatgn Jasa-Jasa Terkait


(Internasional Standards on Related Services/ISRS)
2. Penyajian terkait pengembalian pajak, yang mana tidak ada kesimpulan yang
menyatakan asurans tersebut diberikan
3. Penugsan konsultasi, seperti konsultan pajak atau penugasan yang mana seorang
praktisi ditugaskan untuk memberikan peryantaan sebagai saksi ahli dalam bidang
akuntansi, pengauditan, perpajakan, atau bidang-bidang lain sesuai fakta-fakta yang
ada

Kerangka Kerja Jasa-Jasa Terkait (ISRS)

Penugasan yang diatur dengan Standar Internasional tentang Jasa-Jasa Terkait


(Internasional Standards on Related Services/ISRS) didasarkan pada “Kerangka Jasa-Jasa
Terkait (Related Services Framework), suatu kerangka kerja yang masih dalam tahap
pengembangan di IAASB. Standar-standar berdasarkan kerangka ini (ISRS) saat ini
diterapkan pada dua jasa audit yaitu penugasan untuk melakukan prosedur-prosedur yang
disepakati (agreed upon prosedures) terkait infomasi keuangan (ISRS 4400) dan penugasan
kompilasi (ISRS 4410). Kompilasi tidak menawarkan asurans apapun, beitu juga untuk
prosedur-prosedur yang disepakati, tidak ada asurans yang diberikan. Dengan demikian,
para pengguna laporan dapat menilai kinerjanya sendiri melalui sejumlah prosedur dan
temuan yang dilaporkan auditor, serta dapat menarik kesimpulan sendiri dari prosedur-
prosedur audit yang dilakukan auditor dalam area “kesepakatan” yang sangat terbatas
dengan para pengguna yang juga terbatas.

Unsur-unsur Penugasan Asurans


2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA , CPA http://www.mercubuana.ac.id 4
Penugasan asurans merupakan penugasan yang mana praktisi menyatakan kesimpulan yang
ditujukan untuk memperbesar tingkat keyakinan pengguna yang dituju atau yang menjadai
sasaran penugasan- intended users (selian pihak-pihak yang bertanggung jawab-responsible
party) terkait hasil (outcome) evaluasi atau pengukuran pokok tugas (subject matter) terhadap
kriteria (criteria).
Hasil evaluasi atau pengukuran pokok tugas merupakan informasi yang berasal dari
penggunaan kriteria terhadap pokok tugas. Sebagai contoh, pernyataan terkait efektivitas
pengendalian internal (hasil) yang diperoleh dari implementasi kerangka kerja untuk
mengevaluasi efektivitas pengendalian internal, sperti COSO atau CoCo (kriteria) terhadap
istilah “informasi pokok tugas (subject matter informasion) untuk menunjukkan hasil
evaluasi atau pengukuran atas tugas pokok. Hal ini merupakan informasi pokok tugas terkait
apakah praktisi dapat mengumpulkan bukti-bukti untuk memberikan dasar yang memadai
bagi pernyataan kesimpulan dalam laporan keuangan.

Definisi Penugasan Asurans


Berdasarkan Kerangka Kerja Penugasan-Penugsan Asurans Internasional (Internasional
Framework for Assurance Engagemants), terdapat 2 tipe penugsan yakni, penugasan asurans
yang mamadai (reasonable assurance engagement) dan penugasan asurans yang terbatas
(limited assurance engagement). Tujuan dari penugasan yang memadai adalah pengurangan
risiko penugasan asurans pada tingkat rendah yang dapat diterima berdasarkan situasi-situasi
dalam penugasan sebagai dasar bagi bentuk pernyataan positif atas kesimpulan praktisi.
Tujuan dari penugasan asurans yang terbatas adalah pengurangan risiko penugasan asurans
pada tingkat yang dapat diterima berdasarkan situasi-situasi dalam penugasan, tetapi yang
mana risiko tersebut lebih besar daripada risiko atas penugsan asurans yang memadai, maka
hal ini menjadi dasar bagi bentuk pernyataan negatif atas kesimpulan praktisi.

Lima Unsur yang Dimiliki oleh Seluruh Penugasan Asurans


Kerangka Penugasan-Penugasan Asurans Internasional (Internasional Framework for
Assurance Engagements) menjelaskan lima unsur yang dimilki seluruh penugasan asurans
yaitu:
1. Hubungan tripartite (a three party relationship) yang melibatkan praktisi
(Practitioner), pihak-pihak yang tertanggung jawab (responsible party), dan
pengguna yang dituju atau yang menjadi sasaran penugasan (intended users).
2. Pokok tugas (subject metter) yang sesuai.
2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA , CPA http://www.mercubuana.ac.id 5
3. Kriteria yang sesuai (suitable criteria)
4. Kecukupan bukti yang sesuai (sufficient appropriate evidence)
5. Laporan asurans tertulis (a written assurance raport) dalam bentuk yang sesuai dengan
penugasan asurans yang memadai atau penugasan asurans yang terbatas.

Hubungan Tripartit- Praktisi, Pihak-Pihak yang Bertanggungjawab dan Pengguna

Penugasan asurans selalu melibatkan tiga pihak yang berbeda, yakni praktisi, pihak-
pihak yang bertanggungjawab dan pengguna yang dituju atau yang menjadi sasaran
pengguna. Praktisi (seperti auditor, akuntan, tenaga ahli) mengumpulkan bukti untuk
memberikan kesimpulan bagi pengguna yang dituju atau menjadi sasaran penugasan
terkait apakah pokok tugas (seperti laporan keuangan) sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan dalam seluruh aspek yang bersifat material.

Pihak yang bertanggungjawab merupakan orang (atau orang-orang) – umumnya


menajemen atau direksi – yang dalam pelaoran penugasan secara langsung merupakan
pihak yang bertanggungjawab atas tugas pokok. Dalam Penugasan berbasis asersi,
pihak-pihak yang bertanggungjawab harus bertanggung jawab atas informasi pokok
tugas (asersi) dan mungkin bertanggungjawab atas pokok tugas.

Pihak-pihak yang bertanggungjawab dapat atau tidak dapt menjadi pihak yang
menugaskan praktisi (pihak yang melakukan penugasan). Pihak yang bertanggungjawab
umumnya memberikan presentasi tertulis bagi praktisi untuk mengevaluasi atau
mengukur pokok tugas terhadap kriteria yang ditetapkan sebelumnya.

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA , CPA http://www.mercubuana.ac.id 6
Pokok Tugas

Pokok tugas dan informasi pokok tugas dari penugasan asurans dapat muncul dalam
beberapa bentuk seperti:

1. Kinerja atau kondisi keuangan (misalnya posisi keuangan historis atau prospektif,
kinerja keuangan dan arus kas) yang mana informasi pokok tugasnya dapat berupa
pengakkuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan yang disajikan di dalam
laporan keuangan.
2. Kinerja atau kondisi nonkeuangan (misalnya kinerja auaru entitas) yang mana
informasi pokok tugasnya dapat berupa indikator-indikator utama atas efisensi dan
efektivitas.
3. Karateristik fisik (misalnya kapasitas dari fasilitas) yang mana informasi pokok
tugasnya dapat berupa dokumentasi spesifikasi.
4. Sistem dan proses (misalnya sistem pengendalian internal dan teknologi informasi
dar entitas) yang mana informasi pokok tugasnya dapt berupa pernyataan terkait
efektivitas.
5. Perilaku (misalnya praktik tata kelolo perusahaan, kepatuhan terhadap regulasi dan
sumber daya manusia) yang mana informasi pokok tugasnya dapat berupa
pernyataan kepatuhan atau pernyataan efektivitas.

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA , CPA http://www.mercubuana.ac.id 7
Kriteria yang Sesuai

Kriteria yang sesuai adalah tolak ukur (standar, tujuan atau serangkaian regulasi) yang
digunakan untuk mengevaluasi bukti atau mengukur pokok tugas dari penugasan
asurans. Sebagai contoh dalam penyajian laporan keuangan, kriteria yang sesuai dapat
berupa IFRS, General accepted Accounting Pranciples (GAAP) atau standar-standar
nasional. Ketika melaporkan aspek sosial atau lingkungan perusahaan, auditor dapat
menggunakan Global Reporting Intiative (GRI).

Karateristik untuk Penilaian Kriteria yang Sesuai

Auditor tidak dapat mengevaluasi atau mengukur pokok tugas berdasarkan ekspektasi,
penilain dan pengalaman pribadinya karena hal-hal tersebut bukan merupakan kriteria
yang sesuai. Berikut karateristik-karateristik untuk menilai apakah kriteria tersebut telah
sesuai:

1. Relevansi : kriteria yang berkontribusi terhadap kesimpulan yang memenuhi tujuan


penugasan, serta membantu pengguna yang dituju atau yang menjadi sasaran
penugasan untuk pengambilan keputusan.
2. Kelengkapan : kriteria yang dikatakan cukup lengkap jika factor-faktor relevan yang
dapat memengaruhi kesimpulan dalam konteks tujuan enugasan tidak diabaikan.
Kriteria yangnlengkap mencangkup tolak ukur untuk penyajian dan pngungkapan
pokok tugas, jika hal tersebut relevan.
3. Keandalan: kriteria keandalan menghasilkan evaluasi atau pengukuran yang cukup
konsisten atas penyajian dan pengungkapan pokok tugas jika hal tersebut rlevan
saat digunakan dlam situasi yang sama oleh praktisi dengan kualifikasi yang serupa.
4. Netralitas: kriteria netral yang berkontribusi terhadap kesimpulan yang bebas dari
bias.
5. Kemudahan Pemahaman: kriteria yang mudah dipahami berarti kriteria yang
dinyatakan secara jelas dan komprehensif, serta tidak mengarah pada interprestasi
yang sangat berbeda.

Bukti

Praktisi merencanakan dan melakukan penugasan asurans dengan sikap kewaspadaan


profesional (profesional skepticism) untuk memperoleh kecukupan bukti yanf sesuai

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA , CPA http://www.mercubuana.ac.id 8
(sufficient appropriate evidence) terkait dengan apakah informasi pokok tugas bebas dari
salah saji material. Praktisi mempertimbangkan materialitas, risiko penugasan asurans,
serta kuantitas dan kulaitas bukti yang tersedia saat merencanakan dan melakukan
penugasan, khususnya saat mementukan sifat dasar, waktu, dan cakupan prosedur-
prosedur pengumpulan bukti.

Kecukupan, Kesesuaian, Keandalan dan Materialitas

Kecukupan adalah ukuran jumlah bukti

Kesesuaian adalah ukuran kualitas bukti, yakni relevansi dan keandalannya. Jumlah
bukti yang diperlukan dipengaruhi oleh risiko informasi pokok tugas yang memiliki salah
saji material (semakin besar risiko semakin banyak bukti yang mungkin diperlukan) dan
juga oleh kualitas bukti tersebut (semakin tinggi kualitas semakin sedikit bukti yang
mungkin diperlukan). Keandalan bukti dipengaruhi oleh sumber dan sifat dasarnya serta
tidak terkait ddengan setiap situasi saat bukti-bukti tersebut diperoleh. Materialitas
menjadi relevansaat auditor menentukan sifat dasar, waktu dan cakupan prosedur-
prosedur pengumpulan bukti, serta saat menilai apakah informasi pokok tugas bebas
dari salah saji.

Jumlah dan kualitas bukti yang tersedia dipengaruhi oleh:

1. Karateristikpokok tugas. Sebagai contoh jika pokok tugas berorientasi masa depan
maka semakin sedikit bukti objektif yang dapat diekspektasi ada daripada jika pokok
tugas bersifat historis.
2. Situasi penugasan selain dari karateristik pokok tugas, jika bukti yang cukup dapat
diekspektasi ada ternyata tidak tersedia, misalnya karena waktu perjanjian
denganpraktisi, kebijakan entitas terkait penyimpanan dokumen, atau pembatasan
yang ditekankan oleh pihak-pihak yang bertanggungjawab.

Laporan Asurans

Auditor memberikan laporan tertulis berisi kesimpulan yang menyatakan bahwa asurans
diperolah dari informasi pokok tugas.

Penugasan Asurans yang Memadai dan Penugasan Asurans yang Terbatas

1. Penugasan asurans yang memadai, praktisi menyatakan kesimpulan dalam bentuk


positif misalnya: “Menurut opini kami, pengendalian internal telah berjalan efektif
2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA , CPA http://www.mercubuana.ac.id 9
berdararkan kriteria XYX dalam seluruh aspek yang bersifat material”. Bentuk
pernyataan ini menunjukkan adanya “asurans yang memadai (reasonable
assurance). Memalui pelaksanaan prosedur-prosedur pengumpulan bukti yanf
sesuai dengan karateristik pokok tugas, auditor dapat memperolah kecukupan bukti
yang sesuai (sufficient appropriate evidence) untuk mengurangi risiko penugsan
asurans pada tingkat terendah yang dapat diterima.
2. Penugasan asurans yang terbatas, praktisi menyatakan kesimpulan dalam bentuk
negative, misalnya “Berdasarkan pekerjaan kami yang dijelaskan dalam laporan ini,
tidak ada hal yang menarik perhatian kami, yang membuat kami yakin bahwa
pengendalian internal telah berjalan secara tidak efektif berdasarkan kriteria XYX
dalam seluruh aspek yang bersifat material”. Bentuk pernyataan ini menunjukkan
adanya tingkat “asurans yang terbatas (limited assurance) yan proporsional terhadap
tingkat prosedur pengumpulan bukti yang dilakukan praktisi berdasarkan karateristik
pokok tugas dan situasi penugasan lainnya.

Pertimbangan Umum dalam Penugasan Asurans

Penugasan asurans membutuhkan perencanaan, pengumpulan bukti, dan pelaporan.


Cakupan perencaan, kecukupan bukti, risiko penugasan yang dapat diterima, dan tingkat
asurans suatu opini akan bergantung dari tipe penugasan asurans. Penugasan asurans

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA , CPA http://www.mercubuana.ac.id 10
yang didasarkan pada laporan keuangan historis memerlukan perencanaan dan
pengumpulan bukti yang lebig inisiatif daripada penugasan jasa-jasa terkait.

Unsur-unsur Dasar Laporan Asurans


1. Judul (title): yang secara jelas menunjukkan bahwa laporan keuangan adalah
laporanasuran yang independen
2. Pihak yang dituju sebagai penerima laporan (addressee), mengidientifikasi pihak
atau pihak-pihak yang menajdi penrima laporan asurans
3. Pihak-pihak yang bertanggungjawab (responsible party), menjelaskan
tanggungjawab dari praktisi dan pihak-pihak yang bertanggungjawab.
4. Nama kantor akuntan publik, atau praktisi dan lokasi keberadaanya secara spesifik,
biasanya merupakan nama kota dari tempat praktisi menjalankan aktivitas
pekerjaanya.
5. Pokok tugas, bagian isi dari laporan merupakan penjelasan mengenai pokok tugas
misalnya identifikasi pokok tugas dan penjelasan terkait karateristik pokok tugas.
6. Identifikasi kriteria, kriteria yang mana bukti diukur atau dievalusi dapat berasal dari
kriteria yang ditetapkan sebelumnya atau dikembangkan secara khusus.
7. Ikhtisar pekerjaan yang dilakukan, ikhtisar akan membantu pengguna atau yang
menjadi sasaran penugasan untuk memahami sifat dasar asurans yang dinyatakan
dalam laporan asurans.
8. Pernyataan Khusus di Laporan Asurans, pernyataan khusus harus dimuat di laporan
asuranas terkait keterbatasan bawaan, pernyataan yang membatasi penggunaan
karena kriteria pokok tugas tidak tersedia secara luas.
9. Kesimpulan, kesimpulan praktisi dinayatakan dalam bentuk positif, negatif, atau
dapat berupa keberatan atau penolakan atas kesimpulan tersebut.
10. Komunikasi dengan komite audit, adutior mengkomunikasikan permasalahan-
permasalahan relevan yang muncul dari penugasan asurans kepada pihak-pihak
yang bertanggungjawab atas tata kelola.

Audit Informasi Keuangan Historis

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA , CPA http://www.mercubuana.ac.id 11
Audit, reviu dan pemeriksaan (penugasan bertujuan khusus) atas informasi keuangan
historis merupakan penugasan asurans yang memiliki pokok tugas atas informasi keuangan
historisnya.

Penugasan audit atas laporan keuangan tujuan umumnya adalah untuk memperoleh
asurans yang memadai terkait apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari
salah saji material, apakah karena kecurangan atau kesalahan, sehingga memungkinkan
auditor untuk menyatakan opini tenatng apakah laporan keuangan telah disusun
berdasarkan kerangka kerja pelaoran keuangan yang ditentukan dalam seluruh aspek yang
bersifat material.

Kearifan Profesional, Kewaspadaan Profesional dan


Keterbatasan Bawaan
Kearifan Profesional (profesional judgement) adalah penggunaan pelatihan, pengetahuan,
dan pengalaman yang relevan dalam konteks yang diberikan oleh standar penguanditan,
akuntansi, dan etika, saat aktivitas pengambilan keputusan yang informative dilakukan
terkait tindakan-tindakan yang sesuai dengan situasi penugasan audit. Kearifan profesional
diperlukan sebagai unsur-unsur penting dalam penguaditan yangmana diantaranya
mencnagkup kriteria, pemikiran yang independen, kecukuoan bukti audit yanf sesuai,
penentuan dan pengomunikasian kelemahan pengandalian internal yang cukup signifikan,
serta penentuan apakah tujuan audit telah tercapai.

Kewaspadaan Profesional (prfesional skepticism) merupakan suatu sikap yang menyertakan


pemikiran yang selalu ingin tahu, waspada terhadap kondisi yang mungkin mengidentifikasi
adanya kemungkinan salah saji karena kesalahan atau kecurangan, dan penilaian penting
atas bukti audit.

Daftar Pustaka
2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA , CPA http://www.mercubuana.ac.id 12
1. Audit Berbasis ISA (Internasional Standard on Auditing), Theodorus M. Thuanakotta,
Salemba Empat, 2013
2. Audit Kontemporer, Theodorus M. Thuanakotta, Salemba Empat, 2013
3. Standar Akuntansi Keuangan, Institut Akuntan Publik Indonesia (SAK).
4. Undang-undang Akuntan Publik, 2011 (UU AP).
5. Prinsip-prinsip Pengauditan (Internasional Standard on Auditing), Rick Hayes, Philip
Wallage and Hans Gortemaker, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, 2017
6. Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Sistematis, William F. Meissier, Steven M.
Glover, Douglas F. Prawitt, Edisi 8 buki 1, Penerbit Salemba Empat, 2014
7. Auditing & Jasa Assurance Pendekatan Integrasi, Alvin A. Arens, Randal J. Elder,
Mark S. Beasley, Edisi Elimabelas Jilid I, Penerbit Erlangga, 2014
8. Boynton, Modern Auditing, Second Edition, 2006

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA , CPA http://www.mercubuana.ac.id 13

Anda mungkin juga menyukai