Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

Teori Akuntansi

Kerangka Konsep Informasi


Akuntansi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

03
FEB S1.Akuntansi W321700016 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.

Abstract Kompetensi
Dalam bab ini dibahas tentang Agar mahasiswa dapat memahami
perekayasaan sebagai proses deduktif, perekayasaan sebagai proses deduktif,
kerangka konsep informasi akuntansi, dan kerangka konsep informasi akuntansi, dan
prinsip akuntansi berterima umum. prinsip akuntansi berterima umum.
Perekayasaan Pelaporan Keuangan
1.1 Proses Perekayasaan
Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses akuntansi yang
menggambarkan bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk
mencapai tujuan ekonomik dan sosial negara. Pengertian ini lebih luas daripada
apa yang dideskripsi oleh Financial Accounting Standards Board (FASB) dalam
Statements of Financial Accounting Concepts. FASB mengartikan pelaporan
keuangan sebagai sistem dan sarana penyampaian (means of communication)
informasi tentang segala kondisi dan kinerja perusahaan terutama dari segi
keuangan dan tidak terbatas pada apa yang dapat disampaikan melalui statemen
keuangan. Hal ini diungkapkan FASB sebagai berikut:

Pelaporan keuangan tidak hanya mencakup laporan keuangan tetapi juga


sarana lain untuk mengkomunikasikan informasi yang berkaitan langsung dan
tidak langsung dengan informasi yang diberikan oleh sistem akuntansi yaitu
informasi tentang suatu perusahaan. Penerimaan, kewajiban, pendapatan, dll.

Lingkup pelaporan keuangan yang dideskripsi FASB tersebut sebenarnya


adalah pelaporan internal dan eksternal. Namun FASB membatasi pengertian
pelaporan keuangan untuk tujuan eskternal dan pelaporan keuangan disamakan
dengan pelaporan keuangan eksternal umum (pelaporan keuangan eksternal untuk
tujuan umum). Pengertian pelaporan keuangan meliputi pula struktur dan
mekanisme bekerjanya sistem dalam suatu negara.
Struktur akuntansi melukiskan unsur-unsur (pihak-pihak dan sarana-sarana)
yang terlibat dalam dan didukung oleh penentuan / penyediaan informasi keuangan
dan saling berhubungan antara unsur-unsur tersebut. Pihak yang terlibat
(berkepentingan) meliputi pelaku dan institusi misalnya penyusun dasar, profesi,
pemerintah, badan pembina pasar modal, perusahaan sebagai entitas, analis,
manajer, akuntan publik, dan pemakai laporan. Sarana-sarana yang membentuk
struktur akuntansi termasuk misalnya peraturan pemerintah, standar akuntansi,
laporan keuangan, dan konvensi pelaporan. Pengertian proses akuntansi dalam
pelaporan keuangan adalah mekanisme tentang bagaimana pihak-pihak dan sara-
sarana pelaporan bekerja dan saling berinteraksi sehingga dihasilkan informasi

2 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://www.mercubuana.ac.id
keuangan yang diwujudkan dalam bentuk laporan / statemen keuangan termasuk
mekanisme untuk menentukan kewajaran statemen keuangan.
Pelaporan keuangan sebagai sistem nasional merupakan hasil perekayasaan
akuntansi di tingkat nasional. Perekayasaan akuntansi adalah proses pemikiran
logis dan objektif untuk membangun suatu struktur dan mekanisma pelaporan dalam
suatu negara untuk menunjang tercapainya tujuan negara. Perekayasaan akuntansi
berkepentingan dengan pertimbangan untuk memilih dan mengaplikasikan ideologi,
teori, konsep dasar, dan teknologi yang tersedia secara teoretis dan praktis untuk
mencapai tujuan ekonomik dan sosial negara dengan mempertimbangkan faktor
sosial, ekonomik, politik, dan budaya negara. Dibawah ini adalah alur proses
perekayasaan pelaporan keuangan (Suwardjono, 2016).

Tujuan ekonomik dan sosial negara

Tujuan pelaporan keuangan:

Menyediakan informasi keuangan untuk dasar


pengambilan keputusan ekonomik dan sosial

Konsep-konsep dasar apa yang relevan? Siapa subjek pelaporan (entitas pelapor)?
Siapa yang dituju oleh informasi? Informasi apa yang dilaporkan? Simbol atau
elemen apa yang digunakan untuk melaporkan? Dasar pengukuran apa untuk
mengkuantifikasi? Apa saja kriteria pengakuan hasil pengukuran? Medium apa yang
digunakan untuk melaporkan? Bagaimana informasi disajikan dalam medium?

Rerangka Konseptual

Dijabarkan dalam standar akuntansi dan acuan lainnya sehingga


membentuk prinsip akuntansi berterima umum (PABU)

Media Pelaporan
(bentuk, isi, dan jenis)

Informasi Akuntansi

2 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://www.mercubuana.ac.id
Dalam perekayasaan tersebut diatas, tujuan negara dijabarkan dalam tujuan
pelaporan keuangan. Harapannya adalah pencapaian tujuan akuntansi dengan
sendirinya akan membantu tercapainya tujuan negara. Proses tersebut merupakan
manifestasi dari pendefinisian akuntansi sebagai teknologi.
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan perekayasaan (kotak ketigas pada
gambar diatas) melibatkan pertimbangan dan pemilihan berbagai gagasan tentang
ideologi, filosoli, paradigma, dan konsep dasar untuk menjamin agar tujuan
pelaporan tercapai. Gagasan yang dipilih tentunya adalah gagasan yang cocok
dengan lingkungan diterapkannya akuntansi agar hasil perekayasaan menjadi efektif
sebagai alat. Proses perekayasaan ini pada dasarnya adalah proses untuk
menjawab pertanyaan mendasar yaitu bagaimana suatu kegiatan operasi
perusahaan disimbolkan dalam bentuk statemen keuangan sehingga orang yang
dituju dapat membayangkan operasi perusahaan secara finansial tanpa harus
menyaksikan secara fisis operasi perusahaan (misalnya mengunjungi kantor/pabrik).
Penyimbolan kegiatan fisis adalah menentukan objek-objek fisis yang penting
bagi yang dituju statemen dan menyimbolkannya dalam bentuk elemen-elemen
statemen keuangan beserta pengukurannya. Proses ini dapat dianalogi dengan
masalah perekayasaan dalam kartografi yaitu bagaimana menyimbolkan kondisi fisis
suatu wilayah geografis dalam bentuk peta (misalnya peta jalan atau road map)
sehingga orang yang belum pernah melewati wilayah tersebut dapat memperoleh
gambaran yang meyakinkan mengenai wilayah tersebut hanya dengan melihat peta
jalan. Tentu saja, Agar peta tidak menyesatkan pemakai, peta tersebut harus dapat
dipercaya (reliable) dan dapat diuji kebenarannya (verifiable). Artinya, apa yang
termuat dalam peta tersebut menyatakan keadaan senyatanya jalan-jalan di wilayah
yang dipetakan. Oleh karena itu, teori dan konsep atau rerangka pembuatan peta
yang baik harus diikuti.
Analogi lain adalah pembuatan undang-undang dasar suatu negara. Proses
pemikiran dan pertimbangan dalam pembuatan undang-undang dasar atau kon-
stitusi dapat disebut sebagai perekayasaan. Pembuatan undang-undang dasar
memadukan pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti apa ideologi dan tujuan
negara, apa bentuk pemerintahan, apa syarat untuk menjadi kepala pemerintahan,
siapa pemegang kedaulatan rakyat, apa sistem ekonomi yang dianut, dan
sebagainya.

2 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://www.mercubuana.ac.id
1.2 Perekayasaan Sebagai Proses Deduktif
Tujuan sosial dan ekonomik negara dianggap telah disepakati atau sesuatu
yang berian (given) dan menjadi premis dalam penalaran. Validitas konklusi yang
dimuat dalam rerangka konseptual dapat dievaluasi atas dasar kelogisan atau
penalaran (logical validity).
Sebagai penalaran deduktif-normatif, Hendriksen (1982) menguraikan aspek-
aspek yang harus dipertimbangkan dalam proses perekayasaan untuk menghasilkan
rerangka teoretis akuntansi (theoretical framework for accounting) yaitu:
1) Pernyataan postulat yang menggambarkan karakteristik unit-unit usaha
(entitas pelapor) dan lingkungannya.
2) Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan yang diturunkan dari
pernyataan postulat.
3) Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pihak yang dituju (pemakai) dan
kemampuan pemakai untuk memahami, menginterpretasi, dan menganalisis
informasi yang disajikan.
4) Penentuan atau pemilihan tentang apa yang harus dilaporkan.
5) Evaluasi tentang pengukuran dan proses penyajian untuk
mengkomunikasikan informasi tentang perusahaan dan lingkungannya.
6) Penentuan dan evaluasi terhadap kesalahan pengukuran dan deskripsi unit
usaha beserta lingkungannya.
7) Pengembangan dan penyusunan pernyataan umum (general propositions)
yang dituangkan dalam bentuk dokumen resmi yang menjadi personel umum
dalam menyusun standar akuntansi.
8) Perancangbangunan struktur dan format sistem informasi akuntansi
(prosedur, metoda, dan teknik) untuk menciptakan, menangkap, mengolah,
meringkas, dan menyajikan informasi sesuai dengan standar atau prinsip
akuntansi berterima umum.
Aspek (1) menghendaki agar perekayasa mengidentifikasi dan
mempertimbangkan hubungan operasi perusahaan beserta lingkungan politik,
ekonomi, budaya, dan tempat akuntansi akan diterapkan. Misalnya pernyataan
tentang sistem ekonomi, iklim usaha, bentuk usaha, perlindungan terhadap hak milik
pribadi, dan hak negara atas kekayaan alam. Postulat ini akan menjadi basis dalam
menentukan tujuan pelaporan keuangan.

2 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://www.mercubuana.ac.id
Aspek (2) mengarahkan perekayasa agar menentukan siapa pihak yang dituju
oleh informasi dalam lingkungan negara yang dipostulatkan. Dalam hal ini,
pengambil keputusan ekonomik yang paling dominan (berpengaruh) biasanya
menjadi fokus pelaporan.
Untuk aspek (3), pemakai biasanya dianggap sebagai pihak yang mempunyai
tingkat kecanggihan tertentu dan bukan pihak yang awam (naif). FASB, misalnya,
menetapkan bahwa pemakai adalah kelompok orang yang memilikii pengetahuan
tentang kegiatan bisnis dan ekonomik dan yang bersedia untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang layak.
Aspek (4) berkaitan dengan penentuan objek-objek dan kegiatan-kegiatan
fisis perusahaan dan lingkungannya yang harus dilaporkan beserta maknanya yang
relevan dengan tujuan pelaporan keuangan. Ini merupakan aspek semantik dalam
teori komunikasi.
Aspek (5) berkenaan dengan masalah bagaimana kegiatan fisis perusahaan
dapat diterjemahkan dalam simbol-simbol kuantitatif (dalam satuan uang) yang
bermakna. Dengan kata lain, aspek ini membahas pengembangan dan
pendefinisian laporan yang menjadi sarana untuk mengkomunikasi informasi tentang
suatu unit usaha dan lingkungannya.
Yang dimaksud dalam aspek (6) adalah keunggulan-kelemahan berbagai
alternatif pendefinisian, pengukuran, penilaian, pengakuan, dan pengungkapan
informasi dalam laporan keuangan.
Aspek (1) sampai (6) dipertimbangkan dalam proses perekayasaan di tingkat
nasional (makro). Aspek (7) merupakan penghubung antara proses pada tingkat
makro dan mikro. Dalam langkah ini, hasil pemikiran dalam bentuk pernyataan
umum (rerangka konseptual) dituangkan dalam bentuk dokumen. Atas dasar
dokumen inilah suatu badan, komite, atau dewan dapat dibentuk dan diserahi tugas
untuk menjabarkannya dalam bentuk standar akuntansi. Aspek (8) dipertimbangkan
dalam proses pelaksanaan hasil perekayasaan di tingkat perusahaan (mikro) bila
standar akuntansi telah tersusun. Langkah (8) tidak lain adalah penyusunan sistem
dan prosedur akuntansi untuk kenaikan dan penyajian data akuntansi. Standar
akuntansi menentukan bentuk, isi, dan susunan statemen keuangan.

2 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://www.mercubuana.ac.id
1.3 Siapa yang Merekayasa?
Proses perekayasaan bukan suatu upaya perseorangan (one-man show),
tetapi merupakan upaya tim yang melibatkan berbagai disiplin intelektual dan
kekuatan politik mengingat perekayasaan tersebut merupakan suatu proses yang
serius yang hasilnya akan berdampak luas dan jangka panjang. Telah disinggung
sebelumnya bahwa pelaporan keuangan mempunyai dampak ekonomik dan sosial
karena pelaporan keuangan merupakan sarana atau wahana dalam pengalokasian
sumber daya ekonomik. Oleh karena itu, badan legislatif pemerintah (dalam hal ini
Dewan Perwakilan Rakyat atau bahkan Majelis Permusyawaratan Rakyat)
mempunyai peran yang penting dalam hal ini mengingat rerangka konseptual
mempunyai fungsi semacam undang-undang dasar (konstitusi). Idealnya, badan
legislatif membentuk komite atau tim khusus yang ada di bawah kendalinya untuk
perekayasaan di tingkat nasional seperti misalnya Securities and Exchange
Commission (SEC) yang ada di bawah Kongres Amerika. Walaupun dalam
kenyataannya perekayasaan di tingkat nasional secara teknis diserahkan oleh
badan legislatif kepada profesi atau badan khusus untuk tujuan itu (seperti misalnya
Badan Pengawas Pasar Modal / BAPEPAM), tetapi badan legislatif mempunyai
kekuatan yuridis dan politik untuk menentukan hasil akhir perekayasaan (dalam
bentuk hak veto atau amandemen). Di Amerika, misalnya, SEC (sebagai badan
legislatif) tidak melakukan sendiri perekayasaan pelaporan tetapi tugas itu
diserahkan kepada badan independen yaitu FASB dan kemudian SEC hanya
berfungsi sebagai pengawas (watch dog). Pengawasan dapat dilakukan pada tingkat
makro maupun mikro (proses penyusunan standar akuntansi).
Karena pentingnya perekayasaan ini, para anggota badan legislatif atau
orang-orang yang terlibat dan berkepentingan dalam hal ini harus mempunyai
wawasan dan pengetahuan teoretisn di bidang masing-masing yang cukup
memadai. Paling tidak ada anggota yang berwawasan dan berpengetahuan teori
akuntansi yang luas dan memadai. Jadi, perekayasa akuntansi harus merupakan tim
multidisipliner agar hasilnya dapat diandalkan sebagai wahana untuk tercapainya
tujuan sosial dan ekonomik negara.
Sebagai alternatif, penyediaan informasi tidak dikendalikan oleh pemerintah,
tetapi diserahkan kepada profesi dan pelaku bisnis. Alternatif ini (disebut dengan
pengaturan-sendiri atau self regulation) berasumsi bahwa profesi dan pelaku bisnis
adalah pihak yang paling tahu akan kebutuhan pemakai informasi keuangan.

2 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://www.mercubuana.ac.id
Asumsi lain adalah pihak pemakai atau calon pemakai merupakan pihak yang
benar-benar tahu akan kebutuhan informasionalnya. Juga diasumsi bahwa tidak
terjadi apa yang disebut dengan asimetri informasi antara pihak penyedia
(manager) dan pihak yang dituju (investor, pemilik, dan calon investor). Masing-
masing pendekatan (regulated accounting atau self regulation) mempunyai
keunggulan dan kelemahan.

1.4 Proses Saksama


Untuk mencapai kualitas yang tinggi dan andal, proses perekayasaan harus
dilakukan melalui tahap-tahap dan prosedur yang saksama dan teliti. Hal ini
diperlukan mengingat dokumen yang dihasilkan akan mempunyai status sebagai
pernyataan resmi atau statemen (pernyataan) yang mempunyai tingkat
keautoritafifan tinggi. Prosedur ini berlaku dalam penyusunan baik rerangka
konseptual maupun standar akuntansi yang berstatus statemen. Berikut ini adalah
proses-saksama (due process) yang dilaksanakan FASB dalam menyusun
pernyataan resmi.
a) Mengevaluasi masalah (preliminary evaluation). Dalam tahap ini FASB
diidentifikasi masalah akuntansi dan pelaporan. Bila memenuhi kriteria untuk
ditindaklanjuti dalam bentuk standar, masalah tersebut dimasukkan dalam
agenda persidangan FASB. Masalah perlu diidentifikasi karena standar harus
diterbitkan atas dasar masalah nyata bukan atas dasar masalah yang
dipersepsikan. Inisiatif untuk menerbitkan standar tentu saja dapat timbul dari
masyarakat atau atas desakan grup yang berkepentingan.
b) Mengadakan riset dan analisis. Tugas ini biasanya dilakukan oleh staf teknis
FASB dan satuan tugas (task force) yang terdiri atas ahli di luar FASB yang
ditunjuk atau dikomisi oleh FASB. Hasil analisis diterbitkan dalam bentuk
Laporan Riset (Research Reports).
c) Menyusun dan mendistribusi Memorandum Diskusi (Discussion
Memorandum) kepada setiap pihak yang berkepentingan. Memorandum ini
berisi analisis terinci semua aspek masalah yang telah disidangkan pada
tingkat awal (early deliberation).
d) Mengadakan dengar pendapat umum (public hearing) untuk membahas
masalah yang diungkapkan dalam Memorandum Diskusi.

2 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://www.mercubuana.ac.id
e) Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan publik atas Memorandum
Diskusi (baik dari dengar pendapat maupun dari tanggapan tertulis).
f) Menerbitkan draf awal standar yang diusulkan yang dikenal dengan nama
Exposure Draf (ED) untuk mendapatkan tanggapan tertulis dalam waktu 30
hari setelah publikasi.
g) Menganalisis dan tanggapan tanggapan terhadap ED.
h) Memutuskan apakah menerbitkan suatu statemen atau tidak. Statemen
dapat diterbitkan kalau majoritas anggota menyetujui.
i) Menerbitkan statemen yang bersangkutan.
Prosedur di atas mengisyaratkan bahwa suatu statemen memerlukan waktu
yang cukup lama untuk dapat disahkan dan diterbitkan. Penerbitan selain dalam
bentuk statemen juga harus mengikuti prosedur saksama tetapi tidak seketat
statemen karena bentuk penerbitan yang lain tersebut umumnya hanya bersifat
memodifikasi, mengklarifikasi, atau memperluas arti tetapi tidak dapat mengganti
atau meniadakan suatu statemen. Suatu statemen (sebagian atau seluruhnya)
hanya dapat diganti atau diubah dengan penerbitan statemen baru. Proses yang
kira-kira sama juga diterapkan oleh IAI dalam penerbitan suatu pernyataan
(statemen). Sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga IAI, penerbitan Standar oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan atau standar profesional oleh Dewan Standar
Profesional Akuntan Publik harus mengikuti prosedur berikut:
a) Sebelum suatu standar diputuskan untuk diberlakukan, konsep konsep
(exposure draft) materi yang akan dijadikan standar tersebut harus
disebarluaskan secara umum, termasuk kepada cabang-cabang dan anggota
untuk dimintakan tanggapan, sekurang-kurangnya selama tiga bulan.
b) Dengan mempertimbangkan tanggapan yang diterima dari masyarakat,
komite dalam rapatnya dapat mengambil keputusan untuk menerima
Pengurus Pusat agar anggotalakukan / mengesahkan standar tersebut.
c) Berdasarkan usulan ini, Pengurus Pusat memutuskan untuk memberlakukan
atau mengesahkannya.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik berwenang untuk menentukan materi yang akan dibahas dan
diusulkan untuk menjadi standar yang akan diberlakukan di Indonesia. Namun
usulan standar tersebut harus mendapat pengesahan dari Pengurus Pusat untuk
dapat diberlakukan dan diterbitkan sebagai pedoman yang mengikat anggota.

2 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://www.mercubuana.ac.id
Dalam prosedur di atas, tanggapan dari masyarakat dapat diperoleh secara
tertulis atau melalui dengar pendapat umum (public hearing). Dengan pendapat
umum ini, narasumber dan ahli (termasuk akademisi) yang tidak terlibat bahasa
dapat memberi kontribusi pemikiran dalam penyusunan standar. Dewan Standar
Akuntansi Keuangan dapat pula menentukan prosedur-prosedur tertentu yang
dipandang perlu dalam rangka penyusunan pernyataan standar dengan per-
setujuan Pengurus Pusat.

Rerangka Konseptual
Dalam perekayasaan akuntansi, jawaban atas pertanyann perekayasaan
akan menjadi konsep-konsep terpilih yang dituangkan dalam dokumen resmi yang di
Amerika disebut rerangka konseptual (conceptual framework). Bila operasi akuntansi
dianalogi dengan kegiatan kenegaraan, rerangka konseptual dapat dianalogi dengan
konstitusi sedangkan prosesnya dapat dianalogi dengan proses pemikiran dalam
pembuatan konstitusi negara. Karena faktor lingkungan dan kebutuhan unik tiap
negara harus dipertimbangkan, rerangka konseptual yang dikembangkan dalam
negara yang satu dapat berbeda dengan rerangka konseptual negara yang lain.
Rerangka konseptual sebagai dokumen resmi hasil perekayasaan sering disebut
pula sebagai seperangkat prinsip umum (a set of broad principles), seperangkat
doktrin (a body of doctrine), atau suatu struktur konsep-konsep yang terpadu atau
saling-berkaitan.
Secara resmi, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) mendeskripsi
rerangka konseptual sebagai:
Sebuah sistem yang koheren dari tujuan dan fundamental yang saling terkait
yang dapat mengarah pada standar yang konsisten dan yang mengatur sifat,
fungsi, dan batas keuangan Laporan Keuangan dan Akuntansi Keuangan.
Diharapkan dapat melayani kepentingan publik dengan memberikan struktur
dan arahan kepada akuntansi dan pelaporan keuangan untuk memfasilitasi
penyediaan informasi keuangan yang merata dan terkait yang berguna dalam
membantu modal dan pasar lainnya untuk berfungsi secara efisien dalam
pengalokasian sumber daya langka dalam perekonomian.

2 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://www.mercubuana.ac.id
Tanpa rerangka konseptual sebagai "konstitusi" akan sangat sulitlah bagi
penyusun standar untuk mengevaluasi argumen bahwa perlakuan akuntansi
tertentu lebih baik dalam menggambarkan realitas ekonomi atau untuk menilai bah-
wa perlakuan akuntansi yang lebih efektif dari perlakuan yang lain dalam rangka
mencapai tujuan sosial atau ekonomik. Tanpa rerangka konseptual, tidak dapat
dihindari kemungkinan para penyusun standar untuk menggunakan konsep-konsep
sesuai selera sendiri tanpa suatu haluan yang jelas sehingga ada ke- mungkinan
"ganti dewan ganti standar." Akibatnya, standar akuntansi yang diterbitkan tidak
pernah konsisten.
Tiadanya rerangka konseptual dapat mengakibatkan penyusun standar
akuntansi diperalat oleh pihak tertentu untuk menghasilkan standar yang
menguntungkan pihak tersebut. Dengan kata lain, rerangka konseptual melindungi
profesi akuntansi dari politisisasi (politisasi) untuk kepentingan pihak yang tidak
semestinya sehingga kepentingan umum dikorbankan. Walaupun demikian, karena
akuntansi merupakan alat untuk mencapai tujuan nasional, akuntansi tidak akan
netral atau steril dari kebijakan politik ekonomi negara. Politisisasi harus diartikan
bahwa akuntansi sengaja diarahkan untuk mencapai tujuan negara.
Sebagai suatu kesatuan konsep-konsep koheren yang menetapkan sifat dan
fungsi pelaporan keuangan, Kam (1990) menguraikan manfaat-manfaat rerangka
konseptual sebagai berikut:
1) Memberi pengarahan atau baru kepada badan yang bertanggung jawab
dalam penyusunan / penetrasi standar akuntansi.
2) Menjadi acuan dalam memecahkan masalah-masalah akuntansi yang
dijumpai dalam praktik yang perlakuannya belum diatur dalam standar atau
pedoman spesifik.
3) Menentukan batas-batas pertimbangan dalam penyusunan statemen
keuangan.
4) Meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan dan meningkatkan
keyakinan terhadap statemen keuangan.
5) Meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antarperusahaan.

2 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://www.mercubuana.ac.id
Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)
Terdapat tiga istilah atau konsep penting yang sangat berbeda maknanya
yaitu: prinsip akuntansi, standar akuntansi, dan prinsip akuntansi berterima umum.
Prinsip akuntansi adalah segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah,
prosedur, metoda, dan teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoretis maupun
praktis yang berfungsi sebagai pengetahuan (knowledge). Tersedia secara teoretis
artinya prinsip tersebut masih dalam bentuk gagasan akademik, belum dipraktikkan
tetapi mempunyai manfaat dan potensi yang besar untuk terapkan. Misalnya,
metoda penentuan nilai atas dasar aliran kas diskonan (arus kas yang
didiskontokan), nilai sekarang (nilai sekarang), atau daya beli konstan merupakan
prinsip akuntansi yang tersedia secara teoritis. Standar akuntansi yang diterapkan di
suatu negara (atau standar akuntansi internasional) dapat menjadi sumber prinsip
akuntansi bagi negara lain.
Standar akuntansi adalah konsep, prinsip, metoda, teknik, dan lainnya yang
sengaja dipilih atas dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun standar (atau
yang pasti) untuk diberlakukan dalam suatu lingkungan / negara dan dituangkan
dalam dokumen bentuk resmi guna mencapai tujuan pelaporan keuangan negara
tersebut. Standar akuntansi yang ditetapkan untuk menjadi pedoman utama dalam
memperlakukan (pendefinisian, pengukuran, pengakuan, penilaian, dan penyajian)
suatu objek, elemen, atau pos pelaporan.
PABU adalah suatu rerangka baru yang terdiri atas standar akuntansi dan
sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi (yuridis), teoretis, dan
praktis. Dewan Prinsip Akuntansi (APB) menyatakan:
Prinsip akuntansi yang berlaku umum mencakup konvensi, aturan, dan
prosedur yang diperlukan untuk mendefinisikan praktik akuntansi pada waktu
tertentu. Standar prinsip akuntansi yang berlaku umum tidak hanya mencakup
pedoman yang luas dari penerapan umum, tetapi serta detail praktik dan
prosedur.
Dapat disimpulkan bahwa PABU tidak sama dengan standar akuntansi dan
keduanya juga harus dibedakan dengan pengertian prinsip akuntansi. Ketiga
pengertian tersebut saling berkaitan dan membentuk pengertian PABU sebagai
suatu rerangka pedoman.

2 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://www.mercubuana.ac.id
Sebagai rerangka pedoman, PABU menetapkan pedoman untuk memperlakukan
suatu objek yang harus dilaporkan yang menyangkut hal-hal berikut ini:
1) Definisi
PABU memberi batasan atau definisi berbagai elemen, pos, atau objek
statemen keuangan atau istilah yang digunakan dalam pelaporan keuangan agar
tidak terjadi kesalahan klasifikasi oleh penyusun dan kesalahan interpretasi oleh
pemakai. Definisi akan sangat kritis untuk elemen atau pos statemen keuangan.
Batasan tersebut diperlukan karena laporan keuangan banyak menggunakan
istilah atau nama-nama yang digunakan sehari-hari yang sudah terlanjur
mempunyai arti umum. Hal ini sering menimbulkan salah arti dari pihak pemakai
karena pemakai cenderung mengartikan istilah pada pengertian umum yang
acapkali berbeda dengan arti yang ada dalam laporan keuangan. Dengan
mendefinisikan elemen, pos, atau istilah dengan cermat, diharapkan laporan
mengartikan simbol-simbol tersebut sesuai dengan pengertian yang didefinisi
dalam standar akuntansi. Sebagai contoh, PABU mendefinisi aset sebagai
"manfaat masa datang yang cukup pasti, dikuasai suatu entitas, dan waktu
transaksi yang telah terjadi." Demikian juga, pos kas didefinisi sebagai uang
tunai atau alat-alat lain yang disamakan dengan uang tunai. Dengan definisi
tersebut dapat ditentukan apakah suatu objek dapat diklasifikasi sebagai elemen
aset atau pos kas.
2) Pengukuran / Penilaian
Pengukuran adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada
suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi keuangan. Jumlah rupiah yang
akan dijadikan dasar data dalam penyusunan statemen keuangan. Pengukuran
lebih berhubungan dengan masalah penentuan jumlah rupiah yang pertama kali
pada saat suatu transaksi terjadi. Berkaitan dengan hal ini misalnya adalah
bahwa kos aset tetap adalah semua pengeluaran dalam rangka memperoleh
aset tetap tersebut sampai siap digunakan.
Pengukuran sering disebut penilaian (valuation). Akan tetapi, penilaian lebih
ditujukan untuk penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu
elemen atau pos pada saat dilaporkan dalam statemen keuangan. Penilaian
berkaitan dengan masalah apakah misalnya sediaan dilaporkan kos atau harga
pasar.

2 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://www.mercubuana.ac.id
3) Pengakuan (recognition)
Pengakuan yaitu pencatatan suatu jumlah rupiah (kos) ke dalam sistem
akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi
dalam laporan keuangan. Jadi, pengakuan berhubungan dengan masalah
apakah suatu transaksi (dijurnal) atau tidak. PABU memberi pedoman tentang
pengakuan ini dengan menetapkan kriteria pengakuan agar suatu jumlah rupiah
(kos) suatu objek transaksi dapat diakui serta saat pengakuannya. Misalnya,
PABU (dalam rerangka konseptual) memberi pedoman baru tentang kriteria yang
harus dipenuhi untuk mengakui pendapatan atau biaya.
4) Penyajian dan Pengungkapan
Penyajian menetapkan tentang cara-cara melaporkan elemen atau pos dalam
seperangkat statemen keuangan agar elemen atau pos tersebut cukup informatif.
Pengungkapan (disclosure) berkaitan dengan cara pembeberan atau penjelasan
hal-hal informatif yang penting dan bermanfaat bagi pemakai selain apa yang
dapat dinyatakan melalui statemen keuangan utama. Standar akuntansi
biasanya memuat ketentuan tentang apakah suatu informasi atau objek harus
disajikan secara terpisah dari statemen utama, apakah suatu informasi harus
digabung dengan pos statemen yang lain, apakah suatu pos perlu dirinci, atau
apakah suatu informasi cukup disajikan dalam catatan bentuk kaki (catatan kaki).
Termasuk dalam pengertian pengungkapan ini adalah masalah penentuan
masuk tidaknya informasi yang bersifat kualitatif ke dalam seperangkat statemen
keuangan. Salah satu contoh penyajian yang diatur PABU misalnya saja bahwa
utang disajikan di statemen keuangan dengan cara mengurutkan dasar atas
jangka waktu pelunasan, yaitu yang paling pendek urutan atas.
Dengan hal-hal pokok yang diatur dalam rerangka PABU seperti diuraikan di
atas, diharapkan bahwa statemen keuangan ditafsirkan dengan benar dan tidak
menyesatkan pemakainya. Malah, agar memperoleh pesan yang benar dan
statemen keuangan, pemakai harus menggunakan "tata bahasa" yang baik dan
benar sesuai dengan rerangka baru PABU, Dengan demikian komunikasi yang
efektif akan terjadi dan tujuan pelaporan keuangan akan tercapai.

2 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1. Schooeder, R.G., M.W. Clark, Jack M. Cathay. (2016). Financial


Accounting Theory and Analysis. 12th edition.
2. Scott, William R. (2019). Financial Accounting Theory. 8th edition.
3. Godfrey, J., A. Hodgson, A. Tarca. (2010). Accounting Theory. 7th edition.
John Wiley.
4. Belkaoui, Ahmed Riahi. (2011). Accounting Theory. 6th edition. Salemba
Empat. Jakarta
5. Soewardjono. (2016). Teori Akuntansi. Edisi 3. YKPN.
6. Standar Akuntansi Keuangan. 2019. Ikatan Akuntan Indonesia.

2 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai