Anda di halaman 1dari 19

BAB 4 PEREKAYASAAN

PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN


Dalam pengertian akuntansi sebagai teknologi akuntansi dapat didefinisi
sebagai “rekayasa informasi”. Orang dapat merekayasa mekanisma pelaporan keuangan.
Salah satu tujuan perekayasaan pelaporan keuangan yaitu alokasi sumber daya
ekonomik secara efektif dan efisien untuk mencapai kemakmuran yang optimal.
Akuntansi mempunyai peran dalam alokasi jika informasi yang dihasilkan dirancang
atau disusun agar dapat mempengarauhi perilaku pengambil keputusan ekonomik
dominan agar alokasi sumber daya negara efektif dan efisien.
Dalam pelaporan keuangan nasional harus direkayasa secara seksama agar
pengendalian alokasi sumber daya secara automatis. Pengendalian secara automatis
dicapai dan ditetapkan dengan adanya pedoman pelaporan keuangan yaitu Prinsip
Akuntansi Berterima Umum (PABU). Apabila PABU ditetapkan mekanisma selanjutnya
yaitu menerapkan PABU pada lingkup mikro. Dalam tingkat mikro akuntansi dapat
didefinisi sebagai proses/praktik yaitu proses identifikasi, pengukuran, pengakuan,
penyajian objek pelaporan keuangan dengan cara tertentu yang menghasilkan
informasi yang relevan kepada pihak yang berkepentingan yang akan digunakan untuk
pengambilan suatu keputusan.

A. Proses Perekayasaan
Perekayasaan yaitu proses pemikiran, penalaran, dan pertimbangan untuk memilih
maupun menentukan teori, konsep, metode, serta teknik yang digunakan untuk
menghasilkan sesuatu. Jadi perekayasaan akuntansi yaitu proses pemikiran, penalaran
logis yang digunakan untuk membuat struktur serta mekanisme pelaporan keuangan.
Sedangkan pelaporan keuangan adalah hasil dari perekayasaan akuntansi. Pelaporan
keuangan adalah struktur dan proses akuntansi tentang bagaimana informasi
keuanganmuntuk semua unit usaha dan pemerintahan harus disediakan serta
dilaporkan untuk pencapaian tujuan ekonomik. Proses perekayasaan pada dasarnya
yaitu proses bagaimana kegiatan operasi perusahaan yang disimbolkan dalam bentuk
laporan keuangan sehingga orang yang dituju dapat membayangkan kegiatan
perusahaan secara finansial tanpa harus menyaksikan secara langsung kegiatan operasi
perusahaan.

B. Perekayasaan Sebagai Proses Deduktif


Perekayasaan sebagai penalaran deduktif-normatif, ada beberapa aspek yang harus
dipertimbangkan dalam proses perekayasaan agar menghasilkan rerangka teoritis
akuntansi antara lain :
1. Postulat yang menggambarkan karakteristik unit usaha dan lingkungannya.
2. Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan.
3. Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pemakai dan kemampuan menginterpretasi,
memahami dan menganalisis informasi.
4. Penentuan tentang apa yang harus dilaporkan.
5. Evaluasi pengukuran dan penyajian informasi tentang perusahaan dan lingkungan.
6. Penentuan kendala-kendala terhadap serta deskripsi unit usaha dan lingkungannya.
7. Pengembangan serta penyusunan pernyataan umum dituangkan dalam bentuk
dokumen resmi yang menjadi pedoman dalam menyusun standar akuntansi.
8. Perancangbangunan struktur dan format sistem informasi akuntansi untuk
menciptakan, mengolah, meringkas, dan menyajikan informasi sesuai standar/prinsip
informasi yang berterima umum.

C. Siapa Merekayasa
Proses perekayasaan bukan upaya yang dilakukan perseorangan, tetapi upaya suatu
tim yang melibatkan disiplin intelektual serta kekuatan politik mengingat perekayasaan
itu merupakan proses yang serius hasil dan akan memberi dampak yang luas dan
jangka panjang. Jadi perekayasa akuntansi merupakan tim multi displiner agar hasil
dapat diandalkan sebagai wahana yang menjamin tercapainya tujuan sosial dan
ekonomik.

D. Aspek Semantik Dalam Perekayasaan


Proses semantik tidak lain adalah proses untuk memilih dan menyimbolkan objek
fisis kegiatan perusahaan yang relevan menjadi objek-objek/elemen statemen
keuangan sehingga orang yang dituju oleh statemen keuangan dapat membayangkan
operasi perusahaan tanpa harus menyaksikan secara langsung. Elemen-elemen/objek
statemen keuangan dapat dipandang sebagai simbol kegiatan operasi perusahaan.
Objek harus diukur secara finansial dan hasil pengukuran akan menjadi bahan oleh
akuntansi. Bahan olah akan menentukan besar kecilnya (magnitude) elemen. Informasi
semantik yang ada dalam statemen keuangan ditunjukkan oleh elemen (objects), besar
kecilnya elemen (size), serta hubungan antar elemen(relationship).

E. Proses Saksama
Agar mencapai kualitas yang tinggi dan handal, proses perekayasaan harus
dilaksanakan melalui berbagai tahap dan prosedur yang saksama serta teliti. Prosedur
tersebut berlaku dalam penyusunan rerangka konseptual dan standar akuntansi.
Berikut adalah proses saksama yang dilakukan FASB didalam penyusunan pernyataan
resmi :
1. Mengevaluasi masalah.
2. Mengadakan riset atau penelitian.
3. Menyusun serta mendistribusi Memorandum Diskusi kepada pihak yang
berkepentingan.
4. Mengadakan dengar pendapat umum untuk membahas masalah yang diungkapkan
didalam Memorandum Diskusi.
5. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan publik atas Memorandum Diskusi.
6. Menerbitkan draft awal standar yang diusulkan atau disebut jugaExposure Draft (ED).
7. Menganalisis serta mempertimbangkan tanggapan tertulis terhadap ED.
8. Pemutusan penerbitan statemen atau tidak.
9. Penerbitan statemen yang bersangkutan.
Prosedur diatas mengisyaratkan bahwa statemen memerlukan waktu cukup lama
agar dapat disahkan serta diterbitkan.

F. Konsep Informasi Akuntansi


Kata kunci dalam definisi akuntansi yaitu informasi keuangan. Nilai informasi adalah
kemampuan informasi supaya meningkatkan pengetahuan atau wawasan dan
keyakinan pemakai dalam mengambil keputusan. Simbol atau elemen yang terdapat
dalam statemen keuangan sebenarnya tidak memiliki makna atau arti jika setiap
elemen diinterpretasi sebagai suatu objek yang berdiri sendiri. Statemen keuangan
berisi rangkaian elemen-elemen (kata-kata) yang baru dapat ditangkap artinya jika
bentuk, isi, dan struktur statemen diartikan ecara kontekstual dengan PABU. Informasi
semantik harus ditangkap secara kontekstual dengan tiga komponen yaitu : objects, size,
relationship. Informasi semantik dapat digambarkan sebagai berikut :

G. Rerangka Konseptual
Di Amerika rerangka konseptual yaitu jawaban pertanyaan yang menjadi konse-
konsep terpilih yang dituangkan didalam dokumen resmi. Karena didalam
perekayasaan mempertimbangkan faktor lingkungan tempat akuntansi diterapkan,
maka rerangka konseptual di negara satu dengan yang lainnya akan berbeda. Rerangka
konseptual melindungi profesi akuntansi dari politisasi. Meskipun akuntansi
merupakan alat untuk mencapai tujuan nasional, akuntansi tidak bisa netral dari
politisasi dalam arti kebijakan politik ekonomi suatu negara. Politisasi harus diartikan
bahwa akuntansi diarahkan untuk tujuan negara. Sebagai satu kesatuan konsep
koheren yang menetapkan sifat serta fungsi pelaporan keuangan, Kam(1990)
menyatakan beberapa manfaat rerangka konseptual yaitu :
1. Memberikan pengarahan/pedoman kepada pihak/badan yang bertanggungjawab
didalam penyusunan standar akuntansi.
2. Menjadi acuan dalam memecahkan masalah akuntansi.
3. Menentukan batas pertimbangan dalam menyusun statemen keuangan.
4. Meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan serta keyakinannya terhadap
statemen keuangan.
5. Meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antara perusahaan satu dengan
yang lainnya.
Konsep-konsep dan penalaran yang ada pada rerangka konseptual sebenarnya
membentuk teori akuntansi sebagai penalaran logis.

H. Tiga Pengertian Penting


Terdapat tiga istilah penting yang perlu dibedakan serta saling berhubungan adalah
prinsip akuntansi, standar akuntansi, prinsip akuntansi berterima umum. Prinsip
akuntansi adalah segala idelogi, gagasan/pemikiran, asumsi, konsep, metode, kaidah,
postulat, prosedur serta teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoritis ataupun
praktis yang mempunyai fungsi sebagai pengetahuan atau wawasan.
Standar akuntansi yaitu konsep, prinsip, metode, teknik dan sebagainya yang dipilih
atas dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun standar yang berwenang agar
diberlakukan didalam suatu lingkungan atau negara dan dituangkan dalam bentuk
dokumen resmi untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan. PABU adalah rerangka
pendoman yang terdiri atas standar akuntansi dan sumber lain yang dudukung
berlakunya secara resmi, yuridis, teoritis serta praktis. Dapat dikatakan bahwa PABU
berbeda dengan standar akuntansi keduanya harus dibedakan dengan definisi prinsip
akuntansi. Definisi prinsiip akuntansi, standar akuntansi dan PABU saling berkaitan dan
membentuk pengertian PABU sebagai suatu rerangka pedoman.
Secara teoritis, rerangka konseptual seharusnya merupakan fundasi rerangka
pedoman PABU serta harus direkayasa dulu sebelum standar. Rerangka konseptual
pada umumnya disusun sesudah banyak standar akuntansi yang diterbitkan, beberapa
versi atau jenis PABU menempatkan rerangka konseptual ditingkat yang kurang
autoritatif. Tujuan tersebut yaitu supaya akuntan publik tidak begitu saja mengganti
atau mengubah standar yang tidak sesuai dengan rerangka konseptual.

I. Struktur Akuntansi
Apabila pengertian akuntansi, teori akuntansi, rerangka konseptual, dan PABU
dirangkum atau digambarkan dalam suatu diagram yang disebut struktur akuntansi.
Struktur tersebut menggambarkan mekanisme pelaporan keuangan keuangan yang
menghubungkan perekayasaan dan praktik akuntansi. Struktur tersebut juga memiliki
manfaat untuk menunjukan dan mengenali bidang studi, bidang profesi, serta fungsi
auditor apabila perekayasaan telah diterapkan dalam suatu lingkungan maupun
negara.
Untuk mejelaskan definisi akuntansi, struktur tersebut menggambarkan luas
lingkup akuntansi sebagai pengetahuan sekaligus pekerjaan. Proses kegiatan yang telah
digambarkan merupakan proses perekayasaan yang melibatkan teori akuntansi sebagai
penalaran logis.
1. Bidang studi
Struktur diatas dapat dijadikan rerangka untuk menyusun kurikulum inti program
studi akuntansi.
2. Bidang Profesi
Struktur diatas dapat menggambarkan kesempatan karier bagi orang yang
menguasai seperangkat pengetahuan akuntansi.
3. Fungsi Auditor Independen.
Peran auditor indeenden sangat diperlukan untuk mengaudit apakah benar
statemen keuangan telah disajikan sesuai PABU. StaPBU yaitu suatu rerangka pedoman
yang terdiri landasan konseptual dan operasional.
RERANGKA KONSEPTUAL
(RK) – SUATU MODEL
Rerangka konseptual adalah suatu hasil dari perekayasaan yang sudah dibahas
dibab sebelumnya. Didalam bab ini kita akan membahas rerangka konseptual versi
FASB yang merupakan suatu model, kenapa sih bisa disebut suatu model? Maksud suatu
model tersebut yaitu suatu bentuk atau model hasil perekayasaan yang dapat dijadikan
acuan penalaran pengembangan rerangka acuan yang baru dalam konteks lingkungan
yang berbeda. Model yang dipilih dalam rerangka konseptual ini memuat lengkap
penjelasan, penalaran, argumen yang cocok dijadikan bahan dalam pembelajaran
pendidikan teori akuntansi. Rerangka FASB ini juga memuat komponen utama karena
rerangka itu sendiri adalah suatu acuan yang digunakan, komponen utama itu antara
lain yaitu :
1. Tujuan pelaporan keuangan.
2. Karakteristik kualitatif informasi.
3. Elemen statemen keuangan.
4. Pengukuran dan pengakuan.
Rerangka konseptual juga merupakan hasil dari upaya-upaya sebelumnya oleh
Komite Eksekutif Trueblood AAA sampai Komite Trueblood. Yang pertama dokumen
yang dihasilkan adalah ASOBAT sampai dokumen yang dihasilkan FASB berupa
Rerangka Konseptual. Dalam rerangka konseptual tujuan adalah komponen utama. Apa
alasannya tujuan menjadi komponen utama? Karena dalam perekayasaan pelaporan
keuangan awal yang dilakukan adalah penetapan tujuan, karena rerangka konseptual
itu sendiri adalah landasan atau acuan yang digunakan dalam menyusun statemen
keuangan. FASB berusaha melekatkan tujuan fungsional akuntansi dengan
memfokuskan pada investor dan kreditor pihak dominan yang dituju. Tujuan pelaporan
harus dikaitkan dengan tujuan sosial dan ekonomik negara, sebab digunakan untuk
mencapai tujuan ekonomik atau kemakmuran nasional.
Selain itu dalam pedoman kebijakan akuntansi sangat erat kaitannya dengan
informasi. Informasi tersebut harus bermanfaat, ikatakan bermanfaat jika informasi
tersebut dapat dipahami dan digunakan oleh pemakai, apa saja karakteristik informasi
yang bermanfaat itu? informasi yang bermanfaat itu memiliki karakteristik kualitatif
informasi antara lain keberpautan dan keterandalan.
1. Keberpautan :
a. Nilai balikan.
b. Nilai prediktif.
c. Ketepatwaktuan.
2. Keterandalan :
a. Keterujian.
b. Ketepatan penyimbolan.
c. Kenetralan.
Hierarki Kualitas Informasi
Dalam informasi yang bermanfaat keberpautan dan keterandalan merupakan
kualitas yang harus melekat pada setiap informasi. Karena hal itu adalah dasar yang
menentukan informasi akan disajikan melalui statemen keuangan.
Atas dasar tujuan pelaporan dan kualitas informasi, yang harus diidentifikasi adalah
fenomena dan kemudian disimbolkan secara tepat melalui statemen keuangan. Apa
yang dimaksud elemen keuangan itu sendiri yaa? Elemen keuangan yaitu kriteria
penting yang menentukan isi statemen keuangan yang akan disusun. Elemen keuangan
itu sendiri akan merepresentasikan kegiatan perusahaan sehingga orang bisa
membayangkan tanpa harus melihat secara langsung. Elemen-elemen statemen
keuangan itu sendiri berpaut pada keputusan investasi dan kredit yaitu, posisi
keuangan, perubahan posisi keuangan dan sebagainya. Elemen statemen keuangan itu
sendiri harus diidentifikasi dan dilakukan pengukuran agar mendapatkan ketepatan
penyimbolan. Setelah dilakukan pengukuran, harus diketahui apakah elemen tersebut
harus disajikan dalam statemen keuangan atau tidak atau disebut juga dengan
pengakuan. Dalam pengakuan itu sendiri diperlukan kriteria tertentu. FASB
menetapkan empat kriteria pengakuan konseptual (SFAC No.5, prg 68) : definitions,
measurability, relevance, reliability.
Penalaran Penentuan Elemen-elemen Statemen Keuangan

Diatas telah disinggung secara singkat bahwa rerangka konseptual juga mempunyai
pengaruh yang besar dalam melandasi pengembangan rerangka konseptual diberbagai
negara lain. Organisasi profesi berusaha mengembangkannya contoh: IASC. Tersedianya
berbagai model rerangka konseptual memudahkan negara untuk melakukan shopping
for technology. Dengan adanya RK FASB, IASC tidak begitu memerlukan waktu lama
untuk menghasilkan RK. Kemudian RK IASC diadopsi IAI menjadi RK IAI yang bernama
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDP2LK). IAI hanya
memerlukan penerjemahan dalam menghasilkan RK.
BAB 5
KONSEP DASAR
Sumber Konsep Dasar
Konsep dasr pada umumnya merupakan abstraksi atau konsptualisasi karakteristik
lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
IAI mengadosi rerangka konseptual IASC sehingga konsep dasar yang dipilinsep dh juga
mengadopsi IASC. Ada dua konsep dasar , konsep dasar tersebut adalah:
1. Basis Akrual (Accrual Basis)
2. Usaha Berlanjut (Going Concern)

Paul Grady
Grady mendiskripsikan konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas
kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang
melekat pada statemen keuangan. Kesepuluh konsep dasar tersebut adalah:

1. Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi


2. Entitas bisnis spesifik
3. Usaha berlanjut
4. Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun
5. Konsistensi antara periode untuk entitas yang sama
6. Keanekaragaman perlakuan akuntansi di antara entitas independen
7. Konservatisma
8. Keterandalan data melalui pengendalian internal
9. Materialitas
10. Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran

Accounting Principles Board (APB)


APB menyebut konsep dasar sebagai ciri-ciri dasar dan memuatnya dalam APB statemen.
APB mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik lingkungan
diterapkannya akuntansi yaitu :

1. Entitas akuntansi
2. Usaha berlanjut
3. Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban
4. Periode-periode waktu
5. Pengukuran dalam unit uang
6. Akrual
7. Harga pertukaran
8. Angka pendekatan
9. Pertimbangan
10. Informasi keuangan umum
11. Statemen keuangan berkaitan secara mendasar
12. Substansi daripada bentuk
13. Materialitas

Wolk , Tearney, dan Dodd


Wolk dan Tearney mendaftar empat konsep yang dianggap sebagai postulat dan beberapa
konsep lain sebagai prinsip berorientasi masukan (input-oriented
principles) yaitu recognition, matching, conservatism, disclosure, materiality, danobject-
tivity dan prinsip berorientasi keluaran (output-oriented principles) yaitu comparability,
consistency, uniformity.Keempat konsep yang dikategorikan sebagai postulat adalah:
1. Usaha berlanjut(Going Concern)
2. Periode waktu (Time Period)
3. Entitas akuntansi (Accountimg Entity)
4. Unit moneter (Monetary Unit)
Anthony, Hawkinds, dan Mwrchant
Konsep dasar 1-5 dikategori sebgai pelandas statemen posisi keuangan (neraca), sedangkan
6-11 dikategorikan sebagai pelandas laba-rugi. 11 konsep tersebut adalah sebagi berikut:
1. Pengukuran dengan unit uang (money measurement)
2. Entitas (entity)
3. Usaha berlanjut (going concern)
4. Kos (cost)
5. Aspek Ganda (Dual aspect)
6. Periode Akuntansi (accounting periode)
7. Konservatisma (Consrvatism)
8. Realisasi (Realisation)
9. Penandingan (Matching)
10. Konsistensi (Consistency)
11. Materialitas (Materiality)
Patton dan Littleton
Patton dan Littleton merupakan konsep-konsep dasar yang sdikenalkan sebelum sumber-
sumber yang disebut sebelumnya. Berikut adalah konsep-konsep yang dikemukakan:
1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha
2. Kontinuitas kegiatan/usaha
3. Penghargaain sepakatan
4. Kos melekat
5. Upaya dan capaian hasil
6. Bukti terverifikasi dan objektif
7. Asumsi
Karakteristik Konsep Dasar P&L
• Cukup mendasar
• Koheren (saling berkaitan secara logis)
• Menjelaskan konsep dasar lain yang merupakan turunannya

Kesatuan Usaha
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha
ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah
dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan
ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.konsep dasar ini
didukung legitimasinya dari segi administrasi yang baik. Secara administrative, pemisahan
antar pemilikan dan manajemen merupakan praktik sehat yang sangat penting.
Implementasi Konsep Kesatuan Usaha
• Perusahaan menjadi pusat perhatian akuntansi dan subjek pelaporan
• Hubungan perusahaan dan pemilik merupakan hubungan bisnis sehingga perlu adanya
pertanggungjelasan
• Ekuitas bermakna sebagai “utang” perusahaan kepada pemilik
• Pendapatan merupakan kenaikan aset
• Biaya merupakan penurunan aset
• Sistem berpasangan dalam pencatatan dan pelaporan
• Persamaan akuntansi bukan persamaan aljabar
• Statemen keuangan berartikulasi

Kontinuitas Usaha
Konsep kontinuitas usaha menyatakan bahwa kalau tidak ad tanda-tanda, gejala atau rencana
pasti dimasa dating bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi
menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu tidak
terbatas.
Dasar validitas konsep:
• Masa datang tidak pasti
• Kelangsungan hidup merupakan harapan umum
Implikasi Konsep Kontinuitas Usaha
• Laba periodik menjadi informasi penting dalam menilai daya melaba (earning power)
• Statemen laba-rugi periodik merupakan penggalan aliran laba jangka panjang sehingga
bersifat tentatif
• Statemen laba-rugi periodik harus disajikan secara komparatif atau serial
• Fluktuasi laba tahunan adalah hal wajar sehingga untung/rugi luar biasa harus masuk dalam
statemen laba-rugi (mendasariall-inclusive)
• Neraca merupakan sarana untuk menunjukkan sisa potensi jasa bukan nilai perusahaan

Penghargaan Sepakatan
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah / agregat harga atau penghargaan sepakatan
yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan oleh dasar
akuntansi yang paling objektif terutama dalam mengukur sumberekonomik yang masuk
(pendapatan) dan sumber ekonomik yang keluar (biaya).
Dasar validitas konsep:
• Sebagian kegiatan perusahaan melibatkan pertukaran
• Kesepakatan dua pihak independen menjamin
objektivitas dan keterandalan pengukuran.
Implikasi Penghargaan Sepakatan
• Pihak yang melakukan pertukaran merupakan pihak yang independen dan setara dalam hal
kemampuan dan kehendak(arm’s length bargaining).
• Satuan mata uang stabil.
• Kos merupakan pengukur bukan elemen statemen keuangan.
• Biaya tidak tepat sebagai padan kata cost.
• Kos merepresentasi besarnya jasa di balik angka kos.
• Kos merupakan pengukur semua elemen statemen keuangan yang berbasis kos historis
Kos Melekat
Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang direpresentanya sehingga kos
bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabungkan kembali mengikuti objek
yang dilekatinya. Dasar pikiran konsep ini adalah bahwa tujuan pengelompokan , pemecahan,
dan penggabungan kos adalah untuk mengikuti aliran upaya dalam menyediakan produk atau
jasa.
Dasar validitas konsep:
• Tujuan penelusuran kos adalah untuk merunut upaya
• Kos dapat dipecah dan digabung seakan-akan mempunyai daya saling mengikat
• Dilandasi kos terkandung (embodied cost)
Implikasi Kos Melekat
• Aliran fisis operasi direpresentasi dalam aliran kos.
• Kos mengalami tiga tahap perlakuan: pemerolehan, penelusuran, dan pembebanan.
• Penggabungan kos tidak memperhitungkan/ mengakui tambahan utilitas objek yang diikuti.
• Manfaat baru diakui setelah ada kesepakatan pihak independen terhadapnya (Gambar 5.8).
• Produk menjadi wadah penggabungan kos yang mudah dikaitkan dengan produk.
• Perioda menjadi wadah penggabungan kos yang tidak mudah dikaitkan dengan produk.

UPAYA DAN HASIL


Biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa pendapatan. Pendapatan
timbul karena biaya. Artinya, begitu kesatuan usaha melakukan kegiatan produktif maka
pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk pula walaupun belum terealisasi.
Dasar validitas konsep:
• Untuk mendapatkan sesuatu orang harus berusaha.
• Pada umumnya, orang mengharapkan upayanya membuahkan hasil.
• Upaya dilakukan dengan senang hati dan bukan beban siksaan, atau cobaan.
• Hasil pada umumnya sepadan dengan upaya.
Impementasi Upaya dan Hasil
• Perlunya basis asosiasi untuk penentuan laba yang bermakna.
• Produk merupakan penakar untuk mengasosiasi pendapatan dan biaya yang ideal.
• Laba akuntansi merupakan residual hasil penandingan.
• Hanya kos aktual yang ditandingkan.
• Dianutnya asas akrual.
• Depresiasi merupakan bagian dari upaya.
• Penandingan upaya dan hasil dari perspektif jangka panjang.

Bukti Terverifikasi dan Objektif


Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan
dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh
bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya.
Implementasi Bukti Terverifikasi dan Objektif
• Menentukan tingkat kewajaran dalam pengauditan.
• Tingat keobjektifan bukti harus dilihat dalam perspektif jangka panjang.
• Bukti dalam akuntansi tidak harus sama dengan bukti yuridis.
• Keterverifikasian dan keobjektifan bukti dalam akuntansi bersifat relatif atau bertingkat
(terbaik diperoleh) bukannya mutlak.
Asumsi
Asumsi dalam daftar konsep dasar P&L sebenarnya bukan merupakan konsep dasar tetapi
lebih merupakan penjelasan bahwa keenam konsep dasar sebelumnya merupakan asumsi atau
didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala keterbatasannya.Berikut ini adalah beberapa
contoh asumsi yang menjadi landasan penalaran dalam memilih konsep yang relevan :

1. Kontinuitas Usaha
2. Periode Satu Tahun
3. Kos sebagai Bahan Olah
4. Daya Beli Uang Stabil
5. Tujuan Mencari Laba
6. Konsep Dasar Lain

Konsep dasar penting lainnya adalah :


• Pengakuan hak milik pribadi
• Keanekaragaman antarentitas
• Konservatisma
• Pengendalian internal menjamin keterandalan data
Konservatisma
Konservatisma adalah sikap atau aliran dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil
tindakan atau keputusan atas dasar munculan yang terjelek dari ketidakpastian tersebut. Sikap
konservatif juga mengandung makna sikap berhati-hati dalam menghadapi risiko dengan cara
bersedia mengorbankan sesuatu untuk mengurangi atau menghilangkan risiko. Jika akuntansi
menganut konsep dasar konservtisma, dalam menyikapi ketidakpastian, akuntansi ( penyusun
standar ) akan menentukan pilihan perlakuan atau prinsip akuntansi yang didasarkan pada
munculan ( keadaan, harapan kejadian,atau hasil ) yang dianggap kurang menentukan.
MANFAAT KONSEP DASAR
Konsep dasar berfungsi :
• Menjadi komponen argumen dalam penalaran logis pada tingkat perekayasaan, penetapan
standar, atau penerapan standar.
• Terrefleksi di basis penyimpulan (basis for conclusion) dalam rerangka konseptual sebagai
hasil perekayasaan.
• Terrefleksi di latar belakang penyimpulan (background information) dalam pernyataan
standar akuntansi.
• Terrefleksi di kebijakan akuntansi (accounting policy) perusahaan dalam buku pedoman
akuntansi.
BAB 6 Aset
Teori elemen statemen keuangan tidak terbatas pada penlaran tentang definisi, tetapi
meliputi pula penalaran tentang pengukuran, penilaian, pengakun, penyajian, dan pengungkapan.
Penalaran ini menjadi dasar dalam pemilihan kebijakan baik pada tingkat perekayasaan maupun
penetapan standar.
Konsep kesatuaan usaha menegaskan bahwa perusahaan merupakan entitas yang berdiri
sendiri dan bertindak atas namanya sendiri dan perusahaan menjadi fokus pelaporan. Jadi fungsi
pengelolaan dan pemilikan terpisah sehingga keduanya dipandang sebagai huubungan bisnis.
Hubungan bisnis dapat dipertahankan kalau aset yang dikelola manajemen selalu ditunjukkan asal
atau sumbernya.
Setelah badan usaha berdiri dan pemilik menanamkan dana ke badan usaha, upaya badan
usaha dalam mendatangkan pendapatan dilakukan dengan menyediakan barang dan jasa yang
melibatkan pemerolehan berbagai aset.
Aset merupakan elemen neraca yang akan membentuk informasi semantik berupa posisi
keuangan, jika dihubungkan dengan elemen yang lain yaitu kewajiban dan ekuitas.

Pengertian
Menurut FASB aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang diperoleh
atau dikuasai / dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.
Menurut APB dan ijiri medefinisi aset sebagai sumber ekonomik karena adanya unsur kelangkaan
sehingga suatu entitas harus mengendalikannya dari akses pihak lain melalui transakasi ekonomik.
APB juga membedakan aset menjadi yang digolongkan sebagai sumber ekonomik sebagai berikut :

1. Sumber produktif
a) Sumber produkitf kesatuan usaha yang meliputi bahan baku, gedung, pabrik, perlengkapan, sumber
alam, paten dan semacamnya, jasa, dan sumber lain yang digunakan dalam produksi barang dan jasa.
b) Hak kontraktual atas sumber produktif meliputi semua hak untuk menggunakan sumber ekonomik
pihak lain dan hak untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak lain.
2. Produk yang merupakan keluaran kesatuan usaha terdiri atas :
a) Barang jadi yang menunggu penjualan
b) Barang dalam proses
3. Uang
4. Klaim untuk menerima uang
5. Hak pemilikan atau investasi pada perusahaan lain.
Dengan berbagai perbedaan di atas, pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga
karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat dapat disebut aset, yaitu :
1. Manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti
2. Dikuasai atau dikendalikan oleh entitas
3. Timbul akibat transaksi masa lalu

Manfaat ekonomik
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung manfaat ekonomik di masa
datang yang cukup pasti. Uang atau kas mempunyai manfaat atau potensi jasa karena apa yang dapat
dia beli atau karena daya tukarnya.
Sumber selain kas mempunyai manfaat ekonomik karena dapat ditukarkan dengan kas,
barang, ata jasa. Karena dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, atau karena dapat
digunakan untuk melunasi kewajiban.
FSAB mengajukan dua hal yang harus dipetimbangkan dalam menilai apakah pada saat tertentu
suatu pos atau objek masih dapat disebut sebagai aset, yaitu :
1. Apakah suatu pos yang dikuasai oleh suatu kesatuan usaha pada mulanya
mengandung manfaat ekonomik masa datang.
2. Apakah semua atau sebagian manfaat ekonomik tersebut masih tetap ada pada saat
penilaian.

Dikuasai oleh entitas


Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi
cukup dikuasai oleh entitas. Bila pemilikan menjaadi kriteria aset, maka akan banyak pos yang tidak
msuk ebagai aset sehingga tidak dapat dilaporkan dalam neraca. Dengan kata lain, pemilikan sebagai
kriteria akan mengakibatkan banyak pos dilaporkan di luar neraca. Oleh karena itu konsep
penguasaan lebih penting daripada konsep kepemilikan.
Most mengemukakan bahwa penguasaan atau kendali terhadap suatu objek dapat diperoleh
dengan cara :
1. Pembelian
2. Pemberian
3. Penemuan
4. Perjanjian
5. Produksi / transformasi
6. Penjualan
7. Lain – lain eperti pertukaran, peminjaman, penjaminan, pengkonsignaan, dan berbagai transaksi
komersial yang diakui hukum atau kebiasaan bisnis.

Akibat Transaksi atau Kejadian Masa Lalu


Aset harus timbul akibat transaksi atau kejadian masa lalu, kriteria ini untuk memenuhi
definisi tetapi bukan kriteria untuk pengakuan. Jadi, manfaat ekonomik dan penguasan atau hak atas
manfaat saja tidak cukup untuk memasukkan suatu objek ke dalam aset kesatuan usaha untuk
dilaporkan melalui statemen keuangan.
FSAB memasukkan trnsksi atau kejdian sebagai kriteriaa aset krena transaksi atau kejaadian
tersebut dapat menambah atau mengurangi aset. Aset atau nilainya dapat dipengaruhi oleh kejadian
atau seluruhny di luar kemmpun kesatuan usaha atau manajemennya untuk mengendalikan misalnya
kenaikan harga, perubahan tingkat bunga, pertumbuhan alamiah, penyusutan, pencurian, huru –
hara, kecelakaan, dan bencana alam. Berbagai transaksi, kejadian, atau keadaan pada akhirnya akan
memicu pengakuan atau penghapusan manfaat ekonomik suatu objek.

Karakteristik Pendukung
FSAB menyebutkan beberapa karakteristik pendukung yang melibatkan kos, berwujud,
tertukarkan, terpisahkan, dan berkekuatan hukum. Karakteristik pendukung tersebut lebih
menguatkan atau menyakinkan adanya aset tetapi tidak adanya karakteristik pendukung tidak
menghalangi suatu objek untuk memenuhi syarat sebagai aset.

Melibatkan kos
Pemerolehan aset pada umumnya melibatkan kos sebagai penghargaan sepakatan. Jika kos
terjadi karena pemerolehan suatu objek terjadi akibat pertukaran atau pembelian, maka objek
tersebut lebih kuat untuk masuk sebagai aset.

Pengukuran
Pengukuran bukan kriteria untuk mendefinisi aset tetapi merupakan kriteria pengakuan aset.
Sebagai aliran informasi, kos juga mengalami tiga perlakuan akuntansi mengikuti aliran fisis,
yaitu :
1. pengukuran, pengakuan, dan klasifikasi pertama kali pada saat terjadinya. Untuk
selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut pengukuran saja.
2. pencatatan berikutnya dalam rangka mengikuti aliran fisis aset berupa alokasi,
distribusi, dan penggabungan untuk kepentingan internal / manajerial atau kepentingan
pengkosan produk. Untuk selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut penulusuran
pembebanan ke pendapatan perioda berjalan atau perioda – perioda yang akan datang. Kos yang
belum menjadi beban pendapatan (biaya) akan tetap melekat pada objek menjadi aset badan usaha.
Untuk selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut pembebanan ke pendapatan.

*Note
Jika suatu pengeluaran dicatat sebagai biaya, secara konseptual dianggap bahwa kos objek
bersangkutan dicatat sebagai aset dan kemudin saat yang sama kos tersebut langsung dipindah ke
biaya.

Jenis penghargaan
Kos dalam barter
Barter atau pertukaran aset merupakan pemerolehan aset dengan penghargaan berupa aset
berwujud atau non moneter lainnya.
Adapun prinsip – prinsip penentuan kos aset yang diterima dalam barter atau pertukaran :

1. pertukaran tak sejenis, tanpa pembayaran tombok


Aset yang diterima dicatat sebesar nilai wajar / pasar aset yang diserahkan atau nilai wajar aset
yang diterima, mana yang lebih mudah atau jlas ditentukan. Untung atau rugi yang timbul diakui
pada saat pertukaran
2. pertukaran tak sejenis, dengan pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai pasar aset yang diserahkan ditambah tombok atau nilai
wajar / pasar aset yang diterima. Dalam hal ini, nilai pasar aset yang diserahkan menunjukkan kas
yang akan diterima seandainya aset tersebut dijual. Untung atau rugi yang timbul diakui pada saat
pertukaran.
3. pertukaran sejenis, tanpa pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai buku atau nilai pasar aset yang diserahkan, mana yang
lebih rendah. Ini berarti bahwa kalau terjadi untung maka untung tidak diakui dan sebaliknya kalau
terjadi rugi, rugi tersebut diakui pada saat transaksi.
4. pertukaran sejenis, dengan pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai buku aset yang diserahkan ditambah tombok atau nilai
pasar aset yang diserahkan ditambah tombok mana yang lebih rendah. Ini juga berarti bahwa kalau
terjadi untung maka untung tidak diakui dan sebaliknya kalau terjadi rugi, rugi tersebut diakui pada
saat transaksi.
5. pertukaran sejenis, dengan penerimaan tombok
Jika terjadi rugi : aset yang diterima dicatat sebesar harga pasar aset yang diserahkan dikurangi
kas yang diterima. Ini berarti rugi yang terjadi diakui semua pada saat terjadinya transaksi.

Jika terjadi untung : aset yang diterima dicatat sebesar nilai buku aset yang diserahkan dikurangi
porsi nilai buku aset yang diserahkan yang dianggap dijual. Atau, nilai psar / wajar aset yang
diserahkan dikurangi untung tangguhan.

Saham sebagai penghargaan


Saham sebagai penghargaan merupakan salah atau bentuk pemerolehan aset dengan barter.
Dalam beberapa hal, jumlah setara saham dapat dicari dengan membandingkan harga tunai jenis
saham yang sama untuk memperoleh dana tunai (kas) yang diterbitkan kira – kira bersamaan dengan
penyerahan saham untuk memperoleh aset bersangkutan.

Kos dalam reorganisasi


Jika suatu perusahaan sudah berjalan atau beroperasi cukup lama kemudian mengalami
reorganisasi, perusahaan tersebut biasanya tidak mempunyai data kos yang memadai untuk
menentukan kos aset yang dikuasainya. Karena tujuan reorganisasi biasanya adalah menentukan nilai
perusahaan pada saat tersebut.

Hadiah atau hibah


Dalam hal ini, kita ambil contoh suatu perusahaan memperoleh gedung beserta tanahnya
melalui sumbangan atau hibah. Perolehan ini tetap dicatat sebagai aset tanpa kos. Karena setiap
fasilitas atau faktor ekonomik yang digunakan dalam operasi perusahaan, tanpa memandang asalnya,
harus diperlakukan dengan saksama sebagai potensi jasa.

Tujuan Penilaian Aset


Karena aset merupakan elemen pembentuk posisi keuangan sebagai informasi semantik bagi
investor dan kreditor, maka tujuan penilaian aset harus bepaut dengan tujuan pelaporan keuangan.

Tujuan dari penilaian aset adalah merepresentasikan atribut pos – pos aset yang berpaut dengan
tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang sesuai.

*Note
Konsep nilai masukan dan keluaran sebenarnya berkaitan dengan konsep kesatuan usaha yang
dianggap mengusai sumber ekonomik (aset) dan harus mempertanggungjawabkan asset tersebut.

Nilai Masukan ( input )


Nilai masukan didasarkan atas jumlah rupiah yang harus dikeluarkan atau dikorbankan untuk
memperoleh aset atau objek jasa tertentu yang masuk dalam unit usaha.

Nilai Keluaran ( output )


Nilai keluaran didasarkan atas jumlah rupiah kas atau penghargaan lainnya yang diterima
suatu unit usaha apabila suatu aset atau potensi jasa akhirnya keluar dari kesatuan usaha melalui
pertukaran atau konversi.

Nilai Terealisasi Harapan


Secara semantik, nilai terealisasi harapan suatu aset adalah penerimaan kas tau potensi jasa
masa datang yang jumlah dan waktunya cukup pasti.

Dalam penilaian ini lebih bermanfaat dan valid untuk menilai investasi tunggal atau
perusahaan secara keseluruhan dari sudut pandang invstor. Untuk penilaian aset secra individual ,
dasar penilaian ini mengandung beberapa kelemahan yaitu :
1. Kalau tidak ada pasar untuk asset bersangkutan, penentuan aliran kas masa datang
bersifat subjektif sehingga sulit diversifikasi
2. Pemilihan tarif yang cukup representtif untuk merefleksi risiko tiap set sangat
problematik. Jika tarif tersebut dapat ditentukan, hasil pengukuran sulit diinterpretasi
maknanya oleh pembaca statemen keuangan.
3. Aliran kas ke perusahaan dihasilkan oleh seluruh perusahaan dihasilkan oleh seluruh
aset sebagai satu kesatuan dalam menghasilkan produk yang akhirnya dijul untuk
mendatangkan kas.
4. Memperkuat 3 alasan di atas, beberapa asset memang tidak terpisahkan sehingga
nilai sekarang seluruh asset tidak akan sama dengan penjumlahan semua kas masa datang
diskunan tiap pos asset.

Penilaian Menurut FSAB


Bila dikaitkan dengan asset, dasar penilaian FSAB sebagai berikut :
a. Historical cost. Tanah, gedung, perlengkapan pabrik, dan kebanyakan sediaan
dilaporkan atas dasar kos historisnya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang
dikorbankan untuk memperolehnya. Kos histories ini tentunya disesuaikan dengan jumlah
bagian yang telah didepresiasi atau di ammortisasi.
b. Current cost. Beberapa sediaan disajikan sebesar nilai sekarang atau penggantinya
yaitu jumlah rupiah kos atau setaraya yag harus dikorbankan jika asset tertentu yang sejenis
diperoleh sekarang.
c. Current market value. Beberapa jenis investasi dalam surat berharga disajikan atas
dasar nilai pasar selain yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dapat diperoleh kesatuan
usaha dengan menjual asset tersebut dalam kondisi perusahaan yang normal.
d. Net relizable value. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan sediaan barang
disajikan nilai terealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang akan diterima
dari asset tersebut dikurangi dengan pengorbanan yang diperlukan untuk mengkonversi asset
tersebut menjadi kas atau setaranya.
e. Present value of future cash flows. Piutang dan investasi jangka panjang disajikan
sebesar nilai sekarang penerima kas di masa mendatang sampai piutang terlunasi dikurangi
dengan tambahan kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan penerimaan tersebut.

Pengakuan

Pengakuan dan penyajian asset biasanya ditentukan dalam standar akuntansi yang mengatur
tiap pos asset. Masalah akuntansi menyangkut pengakuan biasanya berkaitan dengan masalah apakah
suatu kos / jumlah rupiah terlibat dalam transaksi, kejadian, atau keadaan tertentu dapat diasetkan.

KEWAJIBAN
Kewajiban merupakan Pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang
timbul dari keharusan (obligations) sekarang suatu entitas untuk mentransfer aset atau
menyerahkan jasa kepada entitas lain di masa datang sebagai akibat dari transaksi atau
kejadian masa lalu.

Kewajiban mempunyai tiga karakteristik utama yaitu:

1. Pengorbanan manfaat ekonomik masa datang, Kewajiban menjadi tegas adanya


bila didukung oleh keharusan membayar kas, teridentifikasinya terbayar, dan
terpaksakan secara hukum. Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu objek harus
memuat suatu tugas (duty) atau tanggung jawab (responsibility) kepada pihak lain
yang mengharuskan kesatuan usaha untuk melunasi, menunaikan, atau
melaksanakannya dengan cara mengorbankan manfaat ekonomik yang cukup pasti di
masa datang. Pengorbanan manfaat ekonomik diwujudkan dalam bentuk transfer atau
penggunaan aset kesatuan. Cukup pasti di masa datang mengandung makna bahwa
jumlah rupiah pengorbanan dapat ditentukan dengan layak.
2. Menjadi keharusan sekarang (obligations) Transaksi atau kejadian masa lalu
menimbulkan keharusan sekarang pada tanggal pelaporan yang berarti bahwa
seandainya pada saat sekarang perusahaan harus mengorbankan manfaat ekonomik
maka hal tersebut harus dilakukan. Kewajiban sekarang yang menimbulkan kewajiban
bersifat kontraktual, konstruktif, demi keadilan, dan bergantung.
 keharusan kontraktual adalah keharusan yang timbul akibat perjanjian atau peraturan
hukum yang di dalamnya kewajiban usaha bagi suatu kesatuan usaha di nyatakan
secara eksplisit atau implisit yang meningkat.
 Keharusan konstruktif adalah keharusan yang timbul akibat kebijakan kesatuan usaha
dalam rangka menjalankan dan memajukan usahanya untuk memenuhi praktik usaha
yang baik.
 Keharusan demi keadilan adalah keharusan yang ada sekarang yang menimbulkan
kewajiban bagi perusahaan semata-mata karena panggilan etis atau moral
 Keharusan bergantung adalah keharusan pada suatu kondisi atau situasi yang
melibatkan ketidakpastian.
3. Timbul akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Pengertian kewajiban
merupakan bayangan cermin pengertian aset. Transaksi atau kejadian masa lalu
menimbulkan penguasaan sekarang pemerolehan manfaat ekonomik masa datang
untuk aset sedangkan untuk kewajiban hal tersebut menimbulkan keharusan sekarang
pengorbanan manfaat ekonomik masa datang.
Karakteristik Pendukung Tidak membatalkan objek sebagai kewajiban:
 Melibatkan pembayaran kas
 Identitas terbayar jelas
 Berkekuatan hukum atau dapat dipaksakan secara hukum
Pengukuran kewajiban
Pada saat penanggungan, diakui sebesar penghargaan sepakatan (kas yang diterima) bukan
nilai nominal. Sejalan dengan pengukuran aset.

Harga sepakatan merupakan dasar yang paling terandalkan dan objektif karena pihak
berkontrak sama-sama bebas dan berkehendak serta berkemampuan.

Kewajiban non moneter


Berupa keharusan menyerahkan barang atau jasa masih memenuhi definisi kewajiban.
Kewajiban nonmoneter ini tidak perlu dipisahkan menjadi porsi yang menunjukkan kos untuk
menutup penyediaan barang atau jasa dan porsi yang menunjukkan laba tangguhan. Pada
setiap saat akan dilaporkan, kewajiban secara umum dinilai atas dasar jumlah rupiah yang
harus dikorbankan seandainya saat itu kewajiban harus dilunasi. Jumlah ini disebut nilai
pelunasan sekarang (current settlement value). Sesuai dengan atributnya, kewajiban dapat
dinilai atas dasar harga pasar sekarang, nilai pelunasan neto, dan nilai diskunan aliran kas
masa datang.

Penilaian
Penilaian pada saat tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dikorbankan
seandainya pada saat tersebut kewajiban harus di lunasi. Atribut Penilaian Menurut FASB :
Nilai pasar sekarang, Nilai pelunasan neto, Nilai diskunan aliran kas masa datang.
Pelunasan
Pelunasan merupakan tindakan atau upaya yang sengaja dilakukan oleh kesatuan usaha untuk
memenuhi kewajiban pada saatnya dan dalam kondisi normal.

Masalah teoritis akuntansi adalah apakah pada saat tersebut kewajiban dapat dinyatakan
lenyap dan diakui dari catatan sehingga tidak tampak dalam neraca. Secara teoritis kewajiban
tidak lenyap dengan tidak terlibat dalam pembentukan dana sehingga secara yuridis kreditor
tidak membebaskan kewajiban yang bersangkutan. Lebih dari itu, pengakuan kewajiban atas
dasar pembebasan substantive dapat mendorong debitor untuk melakukan manajemen laba
dan perbaikan kinerja secara kosmetik. Secara umum, kewajiban disajikan di neraca atas
dasar urutan likuiditasnya. Hal ini sesuai dengan urutan perlindungan dalam hal terjadi
likuidasi. Kewajiban hendaknya tidak dikompensasi dengan aser yang berkaitan dan
dilaporkan jumlah bersihnya saja kecuali dalam keadaan khusus yang di dalamnya pihak
pelapor mempunyai hak mengontra (right to setoff)

Utang Obligasi Terkonversi

1. Bunga nominal < bunga pasar obligasi setara


2. Harga konversi > harga pasar saham (selisih dapat dipandang sebagai hak opsi saham
atau waran)
3. Harga konversi umumnya tetap atau menaiK

Anda mungkin juga menyukai