PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
mempunyai peran yang nyata dalam alokasi tersebut kalau informasi yang
dihasilkan sengaja dirancang agar dapat mempengaruhi perilaku para pengambil
keputusan ekonomik dominan untuk menuju ke keefektifan dan efisiensi alokasi
sumber daya Negara.
Dalam pelaporan keuangan, pengendalian secara automatis dicapai dengan
ditetapkannya suatu pedoman pelaporan keuangan yaitu prinsip akuntansi
berterima umum/ PABU (Generally Accepted Accounting Principles/GAAP)
termasuk di dalamnya standar akuntansi (accounting standards). PABU
akhirnya menentukan bentuk, isi, dan susunan laporan atau statemen
keuangan sebagai suatu medium utama atau ciri sentral (a central
feature) pelaporan keuangan.
1.2. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu berkaitan dengan teori
akuntansi perekayasaan laporan keuangan. Adapun rumusan masalah ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Apakah pengertian perekayasaaan pelaporan keuangan ?
2. Bagaimana proses perekayasaan?
3. Bagaimana konsep informasi akuntansi ?
4. Apa yang dimaksud dengan rerangka konseptual ?
5. Mengapa menggunakan prinsip akuntansi berterima umum ?
6. Bagaimana penyusunan struktur akuntansi ?
1.3. Tujuan Penulisan
Secara khusus makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori
Akuntansi secara umum sama dengan adanya rumusan masalah yang telah
dipaparkan, dengan membaca makalah ini kita dapat :
1. Mengetahui pengertian perekayasaan pelaporan keuangan.
2. Mengetahui proses perekayasaan.
3. Mengetahui konsep informasi akuntansi.
4. Mengetahui rerangka konseptual.
5. Mengetahui prinsip akuntansi berterima umum.
6. Mengetahui struktur akuntansi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Dengan seperangkat pengetahuan akuntansi sebagai teknologi, orang akan
mampu merekayasa suatu mekanisma pelaporan keuangan untuk suatu
Negara. Salah satu tujuan yang dapat dicapai dengan perekayasaan ini adalah
alokasi sumber daya ekonomik secara efektif dan efisien. Pelaporan keuangan
nasional harus direkayasa secara seksama untuk mengendalikan alokasi tersebut
secara automatis dengan mempengaruhi perilaku pengambil keputusan ekonomik
yang dominan melalui informasi keuangan. Agar terjadi pengendalian automatis,
penyedian informasi harus dilakukan dengan cara tertentu berupa prinsip
akuntansi berterima umum.
2.1.1. Pengertian Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses yang menggambarkan
bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai
tujuan pelaporan keuangan yang pada gilirannya akan membantu pencapaian
tujuan ekonomik dan social Negara. Pelaporan keuangan sebagai sistem
nasional merupakan hasil proses perekayasaan akuntansi. Pengertian ini lebih
luas dari pada apa yang dideskripsi oleh Financial Accounting Standards
Board (FASB) dalam Statements of Financial Accounting Concepts. FABS
mengartikan pelaporan keungan sebagai system dan sarana penyampaian
(means of communication) informasi tentang segala kondisi dan kinerja
perusahaan terutama dari segi keuangan dan tidak terbatas pada apa yang dapat
disampaikan melalui statemen keuangan.
Stuktur akuntansi melukiskan unsur-unsur (pihak-pihak dan sarana-
sarana) yang terlibat dalam dan terpengaruh oleh penentuan / penyediaan
informasi keunagan dan saling hubungan antara unsur-unsur tersebut.
Pengertian proses akuntansi dalam pelaporan keuangan adalah mekanisma
tentang bagaimana pihak-pihak dan sarana-sarana pelaporan berkerja dan
saling berinteraksi sehingga dihasilkan informasi keuangan yang diwujudkan
dalam bentuk laporan/statemen keuangan termasuk mekanisma untuk
menentukan kewajaran statemen keuangan. Prinsip Akuntansi Berterima
3
Umum (PABU), terutama standar akuntansi, menentukan bentuk, isi, dan
susunan statement keuangan. Pedoman resmi yang membentuk PABU
ditetapkan dengan cara seksama.
Perekayasaan pelaporan keuangan adalah proses pemikiran logis,
deduktif, dan objektif untuk memilih dan mengaplikasi ideology, teori, konsep
dasar, teknik, prosedur, dan teknologi yang tersedia secara teoritis dan praktis
untuk mencapai tujuan Negara melalui tujuan pelaporan keuangan dengan
mempertimbangkan faktor social, ekonomik, politik, dan budaya Negara. Hasil
perekayasaan dituangkan dalam suatu dokumen resmi yang disebut rerangka
konseptual yang fungsinya dapat dianalogi dengan konstitusi.
2.1.2. Proses Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Proses Pertimbangan
Rerangka Konseptual
Media Pelaporan
Informasi Akuntansi
4
proses pertimbangan tersebut adalah untuk memudahkan pengguna
informasi keuangan mengetahui kegiatan operasional perusahaan melalui
berbagai simbol dalam bentuk stataemen keuangan, tanpa harus
menyaksikan secara langsung sistem operasional perusahaan.
c. Setelah melakukan proses pertimbanagn logis melalui perekayasaan,
maka dituangkan dalam bentuk rerangka konseptual atau dokumen
resmi hasil perekayasaan. Hal ini sejalan dengan apa yang ditegaskan
FASB dalam Suwardjono, FASB banyak memanfaatkan rerangka
konseptual karena memberikan landasan umum dan penalaran dasar
untuk mempertimbangkan keunggulan dan kelemahan berbagai alternatif
pengembangan standar akuntansi (Suwardjono, 2006,114).
d. Media pelaporan hasil proses perekayasaan akuntansi adalah statemen
keuangan dan pelaporan keuangan.
e. Informasi akuntansi dapat bermanfaat oleh pengguna tanpa harus
menyaksikan secara langsung operasi fisis perusahaan.
2.1.3. Langkah-langkah Perekayasaan
1. Penentuan konsep dasar atau postulat
2. Penetapan tujuan pelaporan
3. Pengidentifikasian pihak yang dituju oleh pelaporan
4. Pemilihan dan penentuan informasi yang diperlukan
5. Penentuan cara menyampaikan informasi
6. Pengidentifikasian kendala-kendala pelaporan
7. Penyusunan dokumen resmi dalam bentuk pernyataan konsep
8. Penetapan standar akuntansi dan perancangan sistem akuntansi dalam
rangka penerapan standar
2.1.4. Hasil Perekayasaan
Didokumentasi dalam bentuk Rerangka Konseptual ( Conceptual
Framework) yang dapat dianalogi fungsinya dengan konstitusi.
2.1.5. Siapa Merekayasa
5
suatu proses yang serius yang hasilnya berdampak luas dan panjang. Badan
legislatif pemerintah (dalam hal ini DPR dan MPR) mempunyai peranan
penting dalam proses perekayasaan mengingat rerangka konseptual
mempunyai fungsi semacam undang-undang dasar (konstitusi). Badan
legislatif membentuk komite atau tim khusus yang anggotanya berwawasan
dan berpengetahuan akuntansi yang luas dan memadai.
Sebagai alternatif, penyediaan informasi diserahkan kepada profesi
dan pelaku bisnis (disebut dengan pengaturan sendiri-self regulation).
Mengasumsikan bahwa profesi dan pelaku bisnis adalah pihak yang paling
tahu akan kebutuhan pemakai informasi keuangan.
6
standar oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan atau standar profesi oleh
Dewan Standar Profesional Akuntansi Publik harus mengikuti prosedur
berikut:
a) Sebelum suatu standar diputuskan untuk diberlakukan, konsep usulan
materi yang akan dijadikan standar tersebut harus disebarluaskan secara
umum, termasuk kepada cabang-cabang dan anggota untuk dimintakan
tanggapan, sekurang-kurangnya selama tiga bulan.
b) Dengan mempertimbangkan tanggapan yang diterima dari masyarakat,
komite dalam rapatnya dapat mengambil keputusan untuk mengusulkan
kepada Pengurus Pusat agar memberlakukan/mengesahkan standar
tersebut.
c) Berdasarkan usulan ini, Pengurus Pusat memutuskan untuk
memberlakukan atau mengesahkannya.
d) Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan Dewan Standar Profesional
Akuntansi Publik berwenang untuk menentukan materi-materi yang akan
dibahas dan diusulkan untuk menjadi standar yang akan diberlakukan di
Indonesia. Dewan Standar Akuntansi Keuangan dapat pula menentukan
prosedur-prosedur tertentu yang dipandang perlu dalam rangka
penyusunan pernyataan standar dengan persetujuan Pengurus Pusat.
2.1.7. Proses Seksama
Untuk mencapai kualitas yang tinggi dan andal, proses perekayasaan
harus dilakukan melalui tahap-tahap dan prosedur yang saksama dan teliti.
Hal ini diperlukan mengingat dokumen yang dihasilkan akan mempunyai
status sebagai pernyataan resmi atau statemen (statements) yang mempunyai
tingkat keautoritafifan tinggi. Prosedur ini berlaku dalam penyusunan baik
rerangka konseptual maupun standar akuntansi yang berstatus statemen.
Berikut ini adalah proses-proses saksama (due process) yang dilaksanakan
FASB dalam menyusun pernyataan resmi.
a. Mengevaluasi masalah (preliminary evaluation). Dalam tahap ini FASB
mengidentifikasi masalah akuntansi dan pelaporan.
b. Mengadakan riset dan analisis. Tugas ini biasanya dilakukan oleh staf
teknis FASB dan satuan tugas (task force) yang terdiri atas ahli di luar
7
FASB yang ditunjuk atau dikomisi oleh FASB. Hasil analisis diterbitkan
dalam bentuk laporan Riset (Research Reports).
c. Menyusun dan mendistribusi Memorandum Diskusi (Discussion
Memorandum) kepada setiap pihak yang berkepentingan. Memorandum
ini berisi analisis terinci semua aspek masalah yang telah disidangkan
pada tingkat awal (early deliberation).
d. Mengadakan dengar pendapat umum (public hearing) untuk membahas
masalah yang diungkapkan dalam Memorandum Diskusi.
e. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan public atas
Memorandum Diskusi (baik dari dengar pendapat maupun dari
tanggapan tertulis).
f. Menerbitkan draf awal standar yang diusulkan yang dikenal dengan
nama Exposure Draft (ED) untuk mendapatkan tanggapan tertulis dalam
waktu 30 hari setelah penerbitan.
g. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan tertulis terhadap ED.
h. Memutuskan apakah jadi menerbitkan suatu statemen atua tidak.
Statemen dapat diterbitkan kalau majoritas anggota menyetujui.
i. Menerbitkan statemen yang bersangkutan.
Simbol-simbol (elemen-elemen) yang termuat dalam seperangkat
statemen keuangan sebenarnya tidak mempunyai makna kalau tiap elemen
diinterpretasi sebagai objek yang berdiri sendiri. Artinya, satu elemen dan
jumlah rupiahnya belum memberi informasi kalau tidak dihubungkan dengan
elemen lainnya. Semua elemen harus diinterpretasi sebagai satu kesatuan.
2.2. Konsep Informasi Akuntansi
Nilai informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan
pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam pengambilan keputusan. Simbol-
simbol ( elemen-elemen ) yang termuat dalam seperangkat statemen keuangan
sebenarnya tidak mempunyai makna kalau tiap elemen di interpretasi sebagai
objek yang berdiri sendiri. Artinya, statemen keuangan berisii rangkaian elemen-
elemen baru dapat ditangkap maknanya kalau bentuk, isi dan susunannya
diartikan secara kontekstual dengan pedoman yang disepakati. Informasi semantik
ini harus ditangkap secara kontekstual melalui tiga komponen sebagai satu
8
kesatuan, yaitu elemen (objects), ukuran dalam unit moneter ( size ), dan
hubungan ( relationship ) antar elemen.
2.3. Rerangka Konseptual
Rerangka konseptual merupakan beberapa tujuan dan hal mendasar yang
saling berkaitan yang membentuk suatu sistem/ rerangka terpadu yang melandasi
penyusunan standar akuntansi yang konsisten dan yang menetapkan sifat, fungsi,
dan keterbatasan pelaporan keuangan dan statement keuangan.
Sasarannya yaitu melayani kepentingan publik dengan menyediakan struktur
dan haluan pelaporan akuntansi dan keuangan untuk memfasiltasi penyediaan
informasi keuangan dan yang berkaitan secara objektif yang bermanfaat dalam
membantu bekerjanya pasar modal dan lainnya secara efisien dalam rangka
alokasi sumber ekonomik (langka) dalam perekonomian masyarakat (negara).
2.3.1. Manfaat atau Fungsi
1. Pedoman bagi penyusun standar
2. Acuan pemecahan masalah praktik akuntansi
3. Batas pertimbangan penyusunan statement keuangan
4. Pendidikan dalam pemahaman dan peningkatan keyakinan
5. Peningkatan keterbandingan antarperusahaan
2.3.2. Komponen-komponen
1. Tujuan pelaporan keuangan
2. Kriteria kualitas informasi
3. Elemen-elemen statement keuangan
4. Pengukuran dan pengakuan
9
SFAC No.5 : Recognition and Measurement in Financial Statements of
Business Enterprises
SFAC No. 6 : Elements of Financial Statements
2.3.3. Rerangka Konseptual versi FASB
Memenuhi
kriteria
Informasi lain-lain
Media pelaporan Statemen keuangan Informasi
keuangan pelengkap
lainnya
Catatan statemen keuangan
Gambar 4.1 Rerangka konseptual versi FASB (diambil dari Suwarjono hal
116)
10
Sehingga, dengan adanya informasi tersebut dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan oleh pihak yang berkepentingan.
11
rupiah) hasil pengukuran dalam sautu sistem akuntansi, sehingga jumlah
rupiah tersebut dapat mempengaruhi statemen keuangan. FASB menetapkan
empat criteria pengakuan meliputi definis, keterukuran, keberpautan dan
keterandalan.
12
2.4. Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)
13
perusahaan X pada 31 Desember 19xx, dan hasil operasinya dan aliran kasnya
untuk tahun yang terakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum.
14
membentuk hierarki. Kaidah perbuatan merupakan standar minimal yang harus
dipernuhi agar secara professional suatu perbuatan akuntan dapat dikatakan etis
atau tidak (substandard). Kaidah ini dapat dipaksakan penegakannya oleh profesi
dan pelanggaran terhadapnya dikenai sanksi etis.
15
Dari bagan kaitan antara prinsip akuntansi, standar akuntansi dan PABU
diatas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya terdapat tiga istilah atau konsep
penting yang sangat berbeda maknanya yaitu: prinsip akuntansi, standar
akuntansi, dan prinsip akuntansi berterima umum.
PABU adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi
dan sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi (yuridis),
teoretis, dan praktis. Dapat disimpulkan bahwa PABU tidak sama dengan
standar akuntansi dan keduanya juga harus dibedakan dengan pengertian
prinsip akuntansi. Ketiga pengertian tersebut saling berkaitan dan membentuk
pengertian PABU sebagai suatu rerangka pedoman.
Makna berlaku jelas tidak tepat kalau digunakan sebagai padan kata
accepted dalam konteks GAAP. Berterima berarti dalam keadaan diterima dan
dipakai. Berbeda dengan diterimayang bermakna proses atau kejadian pada
saaat tertentu, kata berterima mempunyai makna sebagai keadaan menerima
16
atau menyetujui. Jadi pemaknaan yang paling tepat untuk GAAP adalah prinsip
akuntansi berterima umum (PABU). GAAP merupakan jargon penting dan
strategik sehingga penerjemahannya harus benar-benar tepat. Bila harus diberi
pewatas lingkup penerapan istilah yang tepat adalah prinsip akuntansi
berterima umum Indonesia (PABUI).
17
b) PABU Versi Rubin
18
GAAP sebagai dua hierarki paralel , satu untuk entitas
nonkepemerintahan dan yang lain untuk entitas kepemerintahan.
19
sesuai dengan pengertian yang didefinisi dalam standar akuntansi.
Sebagai contoh, PABU mendefinisi asset sebagai manfaat masa
datang yang cukup pasti, dikuasai suatu entitas, dan timbul akibat
transaksi yang telah terjadi Demikian juga, pos kas didefinisi sebagai
uang tunai atau alat-alat lain yang disamakan dengan uang tunai
Pengertian ini berbeda dengan pengertian umum kas yang disamakan
dengan uang tunai. Dengan definisi tersebut dapat ditentukan apakah
suatu objek dapat diklasifikasi sebagai elemen asset atau pos kas.
2.4.3.2. Pengukkuran/penilaian
Pengukuran (measurement) adalah penentuan jumlah rupiah yang
harus dilekatkan pada suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi
keuangan. Jumlah rupiah ini akan dicatat untuk dijadikan data dasar
dalam penyusunan statement keuangan. Pengukuran lebih
berhubungan dengan masalah penentuan jumlah rupiah (kos) yang
dicatat pertama kali pada saat sutau transaksi terjadi. Berkaitan dengan
hal ini misalnya adalah bahwa kos asset tetap adalah semua
pengeluaran dalam rangka memperoleh aset tetap tersebut sampai siap
digunakan.
Pengukuran sering pulang disebut penilaian (valuation). Akan
tetapi, penilaian lebih ditujukan untuuk penentuan jumlah rupiah yang
harus dilekatkan pada sutau elemen atau pos pada saat dilaporkan
dalam statemen keuangan. Penilaian berkaitan dengan masalah apakah
misalnya sediaan dilaporkan sebesar kos atau harga pasar. Teori
akuntansi menawarkan beberapa pendekatan penilaian antara lain : kos
historis, kos pengganti, kos likuidasi, harga masukan, harga keluaran,
dan daya beli konstan yang akan dibahas di bab lain buku ini.
2.4.3.3. Pengakuan
Pengakuan (recognition) ialah pencatatan suatu jumlah rupiah
(kos) ke dalam system akuntansi sehingga jumlah tersebut akan
mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam laporan keuangan. Jadi,
pengakuan berhubungan dengan masalah apakah suatu transaksi
dicatat (dijurnal) atau tidak. PABU memberi pedoman tentang
20
pengakuan ini dengan menetapkan beberapa criteria pengakuan agar
suatu jumlah rupiah (kos) suatu objek transaksi dapat diakui serta saat
pengakuanya. Misalnya, PABU (dalam rerangka konseptual) memberi
pedoman tentang criteria yang harus dipenuhi untuk mengakui
pendapatan atau biaya.
2.4.3.4. Penyajian dan Pengungkapan
Penyajian (presentation) menetapkan tentang cara-cara
melaporkan elemen atau pos dalam seperangkat statement keuangan
agar elemen atau pos tersebut cukup informative. Pengungkapan
(disclosure) berkaitan dengan cara pembeberan atau penjelasan hal-hal
informative yang dianggap penting dan bermanfaat bagi pemakai
selain apa yang dapat dinyatakan melalui statement keuangan utama.
Standar akuntansi biasanya memuat ketentuan tentang apakah suatu
informasi atau objek harus digabung dengan pos statemen yang lain,
apakah suatu pos perlu dirinci, atau apakah suatu informasi cukup
disajikan dalam bentuk catatan kaki (foot-note). Termasuk dalam
pengertian pengungkapan ini ialah masalah penentuam masuk-
tidaknya informasi yang bersifat kualitatif ke dalam seperangkat
statemen keuangan. Standar akuntansi mengatur cara-cara
mengungkapkan iniformasi tersebut. Salah satu contoh penyajian yang
diatur PABU misalnya saja bahwa utang disajikan di statemen
keuangan dengan cara mengurutkan atas dasar jangka waktu
pelunasan, yaitu yang paling pendek diletakkan paling atas.
Dengan hal-hal pokok yang diatur dalam rerangka PABU seperti
diuraikan diatas, diharapkan bahwa statemen keuangan ditafsirkan
dengan benar dan tidak menyesatkan pemakaiannya. Sebaliknya agar
memperoleh pesan yang benar dari statemen keuangan, pemakai harus
menggunakan tata bahasa yang baik dan benar sesuai dengan
rerangka pedoman PABU. Dengan deikian komunikasi yang efektif
akan terjadi dan tujuan pelaporan keuangan akan tercapai.
21
2.5. Struktur Akuntansi
Bila proses perekayasaan telah selesai serta diaplikasi, rerangka pedoman
PABU telah ditentukan, dan secara operasional pelaporan keuangan telah
berlangsung maka pengertian akuntansi dan teori akuntansi secara luas dapat
dilukiskan dalam suatu diagram yang dapat disebut sebagai struktur akuntansi.
Auditor StaPBU
Manajemen Independen
Investor
System Informasi
Laporan
Keuangan Kreditor
Auditor
Pemerintah
Statemen
Keuangan Pelanggan
Masyarakat
Kesamaan interpretasi terhadapa pesan informasi
Umum
Praktik
Tujuan Pelaporan Keuangan tercapai
22
Untuk praktik akuntansi dalam suatu negara, struktur tersebut
menggambarkan pihak-pihak dan sarana-sarana yang terlibat dalam dan
terpengaruh oleh perekayasaan informasi keuangan dan saling hubungan antara
berbagai pihak dan sarana tersebut. Walaupun tidak semuanya tampak dalam
gambar, pihak yang terlibat meliputi individual dan institusi misalnya penyusunan
standar, profesi, pemerintah, badan Pembina pasar modal, perusahaan sebagai
entitas, analis, manajer, akuntan publik, dan pemakai laporan. Sarana-sarana yang
membentuk struktur akuntansi meliputi misalnya peraturan pemerintah, standar
akuntansi, laporan keuangan, dan konvensi laporan. Struktur tersebut dapat
dipandang menggambarkan pengertian pelaporan keuangan sebagai mekanisme
tentang bagaimana pihak-pihak dan sarana-sarana pelaporan bekerja dan saling
berinteraksi sehingga dihasilkan informasi keuanggan yang diwujudkan dalam
bentu statement keuangan termasuk fungsi auditor untuk menentukan kewajaran
statement keuangan.
23
2.5.1. Manfaat Struktur Akuntansi
1. Acuan dalam penyusunan kurikulum program studi atau program
pendidikan akuntansi.
2. Acuan dalam pemilihan bidang profesi yang memerlukan akuntansi
sebagai pengetahan prasyarat.
3. Menunjukkan kedudukan auditor independen dalam kaitannya dengan
tanggung jawab managemen untuk menyusun statemen keuangan.
24
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
25
DAFTAR PUSTAKA
http://www.fasb.org/home
http://keuanganlsm.com/financial-accounting-standards-board-fasb-2/
https://cacingkurcaci.blogspot.co.id/2017/07/teori-akuntansi-perekayasaan-
pelaporan.html
26