Oleh Kelompok 8 :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Perekayasaan Pelaporan Keuangan”
dengan baik. Makalah ini di tulis dengan tujuan untuk memenuhi tugas Teori Akuntansi.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Atas segala dukungan yang telah
diberikan, maka kami mengucapkan terimakasih semoga amal dan bantuannya mendapat balasan
dari Allah SWT.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk dijadikan bahan evaluasi dan
meningkatkan kualitas diri kedepannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Perekayasaan Pelaporan Keuangan..........................................................................3
2.1.1 Perekayasaan sebagai Proses Deduktif...............................................................5
2.2 Konsep Informasi Akuntansi......................................................................................7
2.3 Rerangka Konseptual..................................................................................................8
2.3.1 Model................................................................................................................10
2.3.2 Aspek Kependidikan........................................................................................13
2.4 Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)........................................................13
2.4.1 Hubungan antara Prinsip Akuntansi, Standar Akuntansi, dan Prinsip Akuntansi
Berterima Umum (PABU)...........................................................................................15
2.5 PABU Sebagai Pedoman...........................................................................................16
2.5.1 Definisi.............................................................................................................16
2.5.2 Pengukuran/Penilaian.......................................................................................17
2.5.3 Pengakuan........................................................................................................17
2.5.4 Penyajian dan Pengungkapan...........................................................................17
2.6 Struktur Akuntansi...................................................................................................19
BAB III KESIMPULAN.............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya penerapan praktik akuntansi yang diterapkan di suatu Negara adalah
bentuk hasil dari perekayasaan dan pengembangan guna mencapai suatu tujuan sosial tertentu.
Jika dipelajari lebih lanjut, sebuah praktik akuntansi saat ini telah dipengaruhi oleh berbagau
faktor luar, seperti faktor ekonomi, politik dan sosial, lingkungan, dan lain-lain. Beberapa hal
inilah yang mempengaruhi dinamika praktik akuntansi yang diterapkan dalam suatu negara
tertentu yang apabila dibandingkan tidak dapat disamakan dengan bentuk praktik akuntansi di
negara yang lain.
1
dominan dan berpengaruh dalam pencapaian tujuan negara (khususnya tujuan ekonomi dan
sosial).
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Perekayasaan Pelaporan Keuangan ini mengikuti proses yang sama baik pada tingkat
makro (nasional) maupun pada tingkat mikro (perusahaan). Hasil perekayasaan dalam hal
ini dapat berupa seperangkat prinsip umum, (a set of broad principles), seperangkat
doktrin, (a body of doctrin), atau suatu struktur/kerangka konsep-konsep yang terpadu (a
structure or scheme of interrelated ideas). Salah satu hal penting di dalam definisi
akuntansi adalah informasi keuangan. Sederetan angka dalam akuntansi belum tentu
merupakan sebuah informasi jika angka-angka tersebut tidak mempunyai makna atau
nilai bagi pembacanya. Nilai dari informasi adalah kemampuan informasi untuk
meningkatkan pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam pengambilan keputusan.
3
Tujuan ekonomi dan sosial negara
Informasi Akuntansi
Gambar 1.1
4
Alur cerita proses perekayasaan pelaporan keuangan sebagai berikut:
Pada dasarnya proses perekayasaan ini adalah proses untuk menjawab pertanyaan
mendasar yaitu bagaimana suatu kegiatan operasi perusahaan disimbolkan dalam bentuk
statemen keuangan sehingga orang yang dituju dapat membayangkan operasi perusahaan
secara finansial tanpa harus menyaksikan secara fisis operasi perusahaan.
5
2) Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan yang diturunkan dari pernyataan
postulat (mengarahkan perekayasaan agar menentukan siapa pihak yang dituju
oleh informasi dalam lingkungan negara yang dipostulatkan, dalam hal ini
pengambil keputusan ekonomi yang paling dominan atau berpengaruh biasanya
akan menjadi focus pelaporan).
3) Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pihak yang dituju (pemakai) dan
kemampuan pemakai untuk memahami, menginterprestasi, dan menganalisis
informasi yang disajikan (pemakai biasanya dipertimbangkan sebagai pihak yang
mempunyai tingkat kecanggihan tertentu dan bukan pihak yang awam (naif)).
4) Penentuan atau pemilihan tentang apa yang harus dilaporkan (Penentuan objek-
objek dan kegiatan-kegiatan fisis perusahaan dan lingkungannya yang harus
dilaporkan beserta maknanya yang relevan dengan pencapaian tujuan pelaporan
keuangan)
5) Evaluasi tentang pengukuran dan proses penyajian untuk mengkomunikasi
informasi tentang perusahaan dan lingkungannya (Berkaitan dengan masalah
bagaimana kegiatan siklus perusahaan dapat diterjemahkan dalam simbol-simbol
kuantitatif yang bermakna untuk proses komunikasi)
6) Penentuan dan evaluasi terhadap kendala-kendala pengukuran dan deskripsi unit
usaha beserta lingkungannya (Identifikasi keunggulan kelemahan berbagai
alternatif pendefinisan pengukuran penilaian pengakuan dan pengkukapan
informasi dalam statement keuangan).
7) Pengembangan dan penyusunan perencanaan umum (general propositions) yang
dituangkan dalam bentuk suatu dokumen resmi yang menjadi pedoman umum
dalam menyusun standar akuntansi (penghubung antara proses pada tingkat
makro dan mikro).
8) Perancang bangunan struktur dan format sistem informasi akuntansi (prosedur,
metode, dan teknik) untuk menciptakan, menangkap, mengolah, meringkas, dan
menyajikan informasi sesuai dengan standar atau prinsip akuntansi berterima
umum (Menjadi pertimbangan dalam proses pelaksanaan hasil perekayasaan
ditingkat perusahaan mikro bila standar akuntansi telah tersusun. Pada aspek ini
tidak lain adalah penyusunan sistem dan prosedur akuntansi untuk penciptaan dan
6
penyajian data akuntansi, standar akuntansi akan menentukan bentuk isi dan
susunan statement keuangan).
2. Relevansi: Informasi yang disajikan harus relevan dan dapat membantu pengguna
dalam membuat keputusan yang tepat.
3. Kesetaraan: Setiap item dalam laporan keuangan harus dilaporkan secara setara
dan akurat tanpa kecenderungan atau bias.
6. Realisasi: Pendapatan dan biaya harus dilaporkan saat terjadi atau terrealisasi,
bukan saat diterima atau dibayar.
7
8. Kewajaran: Laporan keuangan harus memenuhi prinsip-prinsip kewajaran dan
tidak mengandung informasi yang menyesatkan atau menipu pengguna informasi.
Rerangka konseptual adalah suatu konstitusi, suatu sistem koheren dan hubungan
antara tujuan dan prinsip dasar yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang
menjelaskan sifat, fungsi, dan keterbatasan akuntansi, keuangan dan laporan keuangan.
Rerangka konseptual sebagai dokumen resmi hasil perekayasaan sering disebut pula
sebagai seperangkat prinsip umum (a set pf broad principles), seperangkat doktrin (a
body of doctrine), atau suatu struktur konsep-konsep yang terpadu atau saling berkaitan
(a structure or scheme of interrelated ideas). Tanpa adanya rerangka konseptual sebagai
konstitusi akan sangat sulit bagi penyusun standar untuk mengevaluasi argumen bahwa
perlakuan akuntansi tertentu lebih baik dalam menggambarkan realistis ekonomi atau
8
untuk menilai bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih efektif daripada perlakuan yang
lain dalam rangka mencapai tujuan sosial atau ekonomik.
Pada tahun 1990, Kam menyatakan beberapa manfaat dari penggunaan kerangka
konseptual dalam penelitian, di antaranya adalah:
Apa yang dikemukakan Kam di atas sejalan dengan apa yang ditegaskan oleh FASB
dalam tiap pengantar pernyataan konsep. FASB menegaskan bahwa FASB sendirilah
yang akan banyak memanfaatkan rerangka konseptual karena rerangka konseptual akan
memberi FASB suatu landasan umum dan penalaran dasar (a common foundation and
basic reasoning) untuk mempertimbangkan keunggulan dan kelemahan-kelemahan
alternatif dalam pengembangan standar akuntansi. Ditegaskan pula bahwa penetapan
rerangka konseptual tidak secara langsung akan memecahkan masalah-masalah akuntansi
tetapi rerangka konseptual lebih merupakan haluan (direction) dan alat (tools) untuk
memecahkan masalah.
9
terpengaruh oleh atau berminat terhadap standar akuntansi untuk memahami lebih baik
tujuan, isi, dan kerakteristik informasi akuntansi dalam pelaporan keuangan. Pada
gilirannya, pemahaman ini akan mampu meningkatkan kebermanfaatan dan keyakinan
terhadap laporan dan pelaporan keuangan terutama dalam masalah-masalah yang standar
atau aturan resminya belum ada atau belum ditentukan secara tegas.
2.3.1 Model
Salah satu model yang banyak dikenal saat ini adalah rerangka konseptual yang
dikembangkan oleh FASB yang membuat 4 komponen konsep penting yaitu :
10
Tujuan pelaporan Keuangan
(SFAC NO 1 dan SFAC NO 4)
Memenuhi
kriteria
pengakuan
Elemen-elemen Statemen
Keuangan :
(SFAC No 6)
Informasi
Lengkap
Statemen Keuangan
Media
Pelaporan(a central feature)
keuangan
Lainnya
Penjelasan/catatan
Statemen Keuangan
11
2.3.2 Aspek Kependidikan
PABU adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan
sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi (yuridis), teoritis, dan
praktis. PABU sebagai kriteria untuk menentukan apakah statemen keuangan sebagai
media pelaporan keuangan telah menyajikan informasi keuangan secara baik, benar, dan
jujur yang secara teknis disebut menyajikan secara wajar (present fairly). Standar
12
akuntansi hanya merupakan salah satu kriteria (meskipun utama) untuk menentukan
kewajaran, alasannya yaitu :
1. Tidak semua ketentuan perlakuan akuntansi dapat atau telah dituangkan dalam bentuk
standar akuntansi. Kewajaran penyajian juga harus dievaluasi secara luas atas dasar
ketentuan-ketentuan lain yang mengikat. Termasuk dalam ketentuan lain adalah
peraturan perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan oleh badan selain penyusun
atau penetap standar (misalnya BAPEPAM).
2. Bila standar akuntansi secara eksplisit dijadikan kriteria dan dinyatakan dalam
laporan auditor, dikhawatirkan terjadi bahwa kewajaran hanyalah bersifat formal
(teknis) bukan bersifat subtantif. Artinya standar akuntansi akan dijadikan standar
minimal dan ada kemungkinan evaluator atau auditor hanya memenuhi standar
minimal tersebut untuk menentukan kewajaran. Dapat terjadi hal-hal penting yang
tidak diatur dalam standar akuntansi tidak dipertimbangkan secara seksama atau
bahkan diabaikan.
3. Untuk mencapai standar kualitas informasi yang tinggi, ukuran kewajaran harus
merupakan suatu rerangka pedoman (a framework of guidelines) yang cukup
komprehensip meliputi aspek teknis dan konseptual (subtantif dan ideal).
Pedoman semacam itu mirip dengan apa yang terjadi dalam penentuan kriteria
perbuatan etis (ethical conduct). Apakah suatu perbuatan dikatakan etis secara
profesional harus dinilai atas dasar rerangka pedoman yang di Amerika dikenal sebagai
koda etika/perbuatan profesional (code of professional conduct) yang komprehensif.
Rerangka pedoman ini terdiri atas standar ideal (principles), kaidah atau aturan perbuatan
(rules of conduct), penjelasan resmi (interpretations), dan petunjuk teknis (ethical
rulings) yang keseluruhannya membentuk hierarki. Kaidah perbuatan merupakan standar
minimal yang harus dipenuhi agar secara profesional suatu perbuatan akuntan dapat
dikatakan etis atau tidak (substandard) Kaidah ini dapat dipaksakan penegakannya oleh
profesi dan pelanggaran terhadapnya dikenai sanksi etis."
13
Seperti kaidah atau aturan perbuatan dalam rerangka pedoman etika, standar
akuntansi keuangan hanya merupakan bagian dari kriteria luas yang disebut dengan
prinsip akuntansi berterima umum.
Terdapat tiga istilah atau konsep penting yang sangat berbeda maknanya, yaitu
prinsip akuntansi, standar akuntansi, dan prinsip akuntansi berterima umum (PABU).
Prinsip akuntansi adalah segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah,
prosedur, metode, dan teknik akuntansi yang tersedia. Baik secara teoritis maupun praktis
yang berfungsi sebagai pengetahuan. Tersedia secara teoritis artinya prinsip tersebut
masih dalam bentuk gagasan akademik yang belum dipraktikkan tetapi mempunyai
manfaat dan potensi yang besar untuk diterpkan. Tersedia secara praktis artinya prinsip
tersebut telah dipraktikkan dan dianggap praktik yang baik dan bermanfaat.
Standar akuntansi adalah konsep, prinsip, metode, teknik, dan lainnya yang sengaja
dipilih atas dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun standar untuk diberlakukan
dalam suatu lingkungan dan dituangkan dalam bentuk dokumen resmi guna mencapai
tujuan laporan keuangan negara terebut.
Pabu adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan sumber-
sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi, teoritis, dan praktis. PABU tidak
sama dengan standar akuntansi dan prinsip akuntansi.
2.4.1 Hubungan antara Prinsip Akuntansi, Standar Akuntansi, dan Prinsip Akuntansi
Berterima Umum (PABU)
Prinsip akuntansi dan standar akuntansi merupakan dua hal yang saling terkait dalam
bidang akuntansi. Prinsip akuntansi merupakan panduan dasar yang menjadi pedoman
bagi para akuntan untuk melakukan pencatatan, pengukuran, dan pelaporan keuangan
suatu entitas. Sementara itu, standar akuntansi adalah aturan-aturan yang ditetapkan oleh
badan standardisasi akuntansi di suatu negara atau wilayah yang mengatur bagaimana
prinsip akuntansi harus diimplementasikan dalam praktik akuntansi.
14
Sedangkan prinsip akuntansi berterima umum adalah seperangkat prinsip akuntansi
yang telah diakui oleh para akuntan dan praktisi akuntansi di seluruh dunia. Prinsip
akuntansi berterima umum sering disebut juga sebagai Generally Accepted Accounting
Principles (GAAP) dan merujuk pada kumpulan aturan, konvensi, dan prosedur yang
disepakati untuk menghasilkan informasi keuangan yang konsisten, relevan, dan dapat
diandalkan.
Dalam praktiknya, para akuntan harus mengikuti prinsip akuntansi berterima umum
serta standar akuntansi yang berlaku di wilayah atau negara tempat entitas beroperasi. Hal
ini penting agar laporan keuangan yang dihasilkan dapat diterima dan dipercaya oleh para
pengguna informasi keuangan, seperti investor, kreditor, dan pihak-pihak terkait lainnya.
Oleh karena itu, prinsip akuntansi, standar akuntansi, dan prinsip akuntansi berterima
umum sangat penting dalam menjaga integritas dan kredibilitas informasi keuangan suatu
entitas.
Prinsip akuntansi berterima umum (GAAP) adalah seperangkat pedoman akuntansi yang
diakui secara luas dan diterima oleh komunitas akuntansi internasional. Tujuan utama
GAAP adalah untuk menciptakan keseragaman dalam pelaporan keuangan, sehingga para
pengguna informasi keuangan dapat memahami dan membandingkan laporan keuangan
dari berbagai perusahaan.
2.5.1 Definisi
PABU memberi batasan atau definisi berbagai elemen, pos, atau objek statemen
keuangan atau istilah yang digunakan dalam pelaporan keuangan agar tidak terjadi
kesalahan klarifikasi oleh penyusun dan kesalahan interpretasi oleh pemakai. Contoh,
PABU mendefinisikan aset sebagai “manfaat masa datang yang cukup pasti, dikuasai
suatu entitas, dan timbul akibat transaksi yang telah terjadi.” Pos kas didefinisikan
sebagai “uang tunai atau alat-alat lain yang disamakan dengan uang tunai.”
Pengertian ini berbeda dengan pengertian umum kas yang disamakan dengan uang
15
tunai. Dengan definisi tersebut dapat ditentukan apakah suatu objek dapat
diklasifikasikan sebagai elemen aset atau pos kas.
2.5.2 Pengukuran/Penilaian
2.5.3 Pengakuan
16
1. Penyajian Penyajian mengacu pada cara informasi keuangan disajikan dalam
laporan keuangan. Penyajian harus sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
berterima umum. Laporan keuangan harus disusun dengan cara yang mudah
dipahami dan bermanfaat bagi pengguna.
17
2.6 Struktur Akuntansi
Faktor-faktor Lingkungan
(Sosia, budaya, ekonomik, dan politik)
Perekayasaan
Tujuan Pelaporan Keuangan
diturunkan dari tujuan sosial dan ekonomik
Praktik
Auditor StaPBU
Independen Investor
Manajemen Kreditor
Laporan Pemerintah
Auditor Peanggan
Sistem Masyarakat
Informasi Statmen umum
Akuntansi Keuangan
Pihak berkepentingan
Kesatuan usaha
Kesamaan interpretasi
terhadap
pesan informasi
18
Struktur akuntansi merujuk pada kerangka konseptual yang digunakan untuk memandu
praktik akuntansi. Perekayasaan dan praktik merupakan dua komponen penting dalam
struktur akuntansi.
Sementara itu, praktik akuntansi adalah aplikasi praktis dari konsep dan kerangka kerja
akuntansi. Praktik akuntansi melibatkan proses akuntansi sehari-hari, seperti pencatatan
transaksi keuangan, pengumpulan informasi keuangan, penyusunan laporan keuangan,
dan pengelolaan data keuangan lainnya.
Dalam keseluruhan struktur akuntansi, perekayasaan dan praktik saling terkait dan saling
mempengaruhi. Pengembangan konsep dan kerangka kerja yang baik sangat penting
untuk memastikan bahwa praktik akuntansi dilakukan secara konsisten dan efektif.
Sementara itu, praktik akuntansi yang baik dapat membantu mengidentifikasi kelemahan
dalam konsep dan kerangka kerja yang digunakan, sehingga dapat diperbaiki untuk
meningkatkan efektivitas dan keandalan laporan keuangan.
Struktur akuntansi adalah suatu sistem yang terdiri dari seperangkat konsep, prinsip, dan
standar akuntansi yang digunakan untuk merekam, mengukur, dan melaporkan informasi
keuangan suatu entitas. Dalam hal ini, struktur akuntansi memiliki beberapa manfaat
penting dalam menunjukkan bidang-bidang studi yang membentuk seperangkat
pengetahuan akuntansi, bidang-bidang pekerjaan yang ditawarkan akuntansi, dan fungsi
auditor dalam praktik akuntansi.
Berikut adalah beberapa manfaat struktur akuntansi yang dapat dijelaskan terkait dengan
hal tersebut:
19
Struktur akuntansi membantu dalam menunjukkan bidang-bidang studi yang
membentuk seperangkat pengetahuan akuntansi. Dalam hal ini, struktur akuntansi
menyediakan kerangka konseptual dan prinsip-prinsip akuntansi yang harus
dipahami oleh para ahli akuntansi. Bidang studi yang terkait dengan akuntansi
meliputi keuangan, perpajakan, audit, pengendalian biaya, manajemen risiko,
hukum bisnis, dan sebagainya. Struktur akuntansi membantu untuk mengorganisir
dan menjelaskan konsep-konsep akuntansi tersebut sehingga lebih mudah
dipahami oleh para mahasiswa atau calon akuntan.
Tanpa rerangka konseptual sebagai konstitusi akan sangat sulit bagi penyusun
standar untuk mengevaluasi argumen bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik
dalam menggambarkan realitas ekonomi atau untuk menilai bahwa perlakuan akuntansi
tertentu lebih efektif daripada perlakuan yang lain dalam rengka mencapai tujuan sosial
atau ekonomik.
22
DAFTAR PUSTAKA
iii