Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN


Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi
Dosen Pembimbing : Ika Jatnika, SE., M.Sc., Ak., CA.

Oleh Kelompok 8 :

1. Aufa Amelia Fadila (205112006)


2. Fadila Nanda Alviana (205112002)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


STIEB PERDANA MANDIRI
PURWAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Perekayasaan Pelaporan Keuangan”
dengan baik. Makalah ini di tulis dengan tujuan untuk memenuhi tugas Teori Akuntansi.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Atas segala dukungan yang telah
diberikan, maka kami mengucapkan terimakasih semoga amal dan bantuannya mendapat balasan
dari Allah SWT.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk dijadikan bahan evaluasi dan
meningkatkan kualitas diri kedepannya.

Purwakarta, 22 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Perekayasaan Pelaporan Keuangan..........................................................................3
2.1.1 Perekayasaan sebagai Proses Deduktif...............................................................5
2.2 Konsep Informasi Akuntansi......................................................................................7
2.3 Rerangka Konseptual..................................................................................................8
2.3.1 Model................................................................................................................10
2.3.2 Aspek Kependidikan........................................................................................13
2.4 Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)........................................................13
2.4.1 Hubungan antara Prinsip Akuntansi, Standar Akuntansi, dan Prinsip Akuntansi
Berterima Umum (PABU)...........................................................................................15
2.5 PABU Sebagai Pedoman...........................................................................................16
2.5.1 Definisi.............................................................................................................16
2.5.2 Pengukuran/Penilaian.......................................................................................17
2.5.3 Pengakuan........................................................................................................17
2.5.4 Penyajian dan Pengungkapan...........................................................................17
2.6 Struktur Akuntansi...................................................................................................19
BAB III KESIMPULAN.............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses akuntansi yang menggambarkan


bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan ekonomi
dan sosial Negara. Menurut pengertian tersebut, ruang lingkup yang ada jauh lebih luas
daripada apa yang disampaikan oleh Financial Accounting Standart Board (FASB), karena
sudah menyangkut pada Statements of Financial Accounting Concepts. FASB mengartikan
pelaporan keuangan sebagai sistem dan sarana penyampaian informasi tentang segala kondisi
dan kinerja perusahaan terutama dari segi keuangan dan tidak terbatas pada apa yang dapat
disampaikan melalui statement keuangan.

Pada dasarnya penerapan praktik akuntansi yang diterapkan di suatu Negara adalah
bentuk hasil dari perekayasaan dan pengembangan guna mencapai suatu tujuan sosial tertentu.
Jika dipelajari lebih lanjut, sebuah praktik akuntansi saat ini telah dipengaruhi oleh berbagau
faktor luar, seperti faktor ekonomi, politik dan sosial, lingkungan, dan lain-lain. Beberapa hal
inilah yang mempengaruhi dinamika praktik akuntansi yang diterapkan dalam suatu negara
tertentu yang apabila dibandingkan tidak dapat disamakan dengan bentuk praktik akuntansi di
negara yang lain.

Akuntansi sendiri adalah sebuah perangkat pengetahuan yang mempelajari


perekayasaan penyediaan jasa secara nasional berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit
organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian informasi tersebut
kepada pihak yang berkepentingan untuk bisa dijadikan dasar didalam proses pengambilan
keputusan ekonomi.

Agar manfaat akuntansi dapat dirasakan, pengetahuan perekayasaan tersebut harus


diaplikasikan dalam suatu wilayah (negara). Wujud aplikasi ini adalah terciptanya suatu
mekanisme pelaporan keuangan (financial reporting) nasional yang dengannya unit-unit
organisasi bisnis, nonbisnis, dan kepemerintahan dalam suatu negara menyediakan data dan
menyampaikan informasi keuangan kepada para pengambil keputusan yang dianggap paling

1
dominan dan berpengaruh dalam pencapaian tujuan negara (khususnya tujuan ekonomi dan
sosial).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1) Menjelaskan pengertian Perekayasaan Pelaporan Keuangan


2) Menjelaskan Konsep Informasi Akuntansi
3) Menjelaskan Kerangka Konseptual
4) Menjelaskan Prinsip Akuntansi Umum
5) Menjelaskan Struktur Akuntansi

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui Pengertian Perekayasaan pelaporan Keuangan


2) Untuk mengetahui konsep informasi akuntansi
3) Untuk mengetahui kerangka konseptual
4) Untuk mengetahui prinsip akuntansi umum
5) Untuk mengetahui struktur akuntansi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perekayasaan Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan sebagai sistem nasional merupakan hasil perekayasaan


akuntansi ditingkat nasional. Perekayasaan pelaporan keuangan adalah proses pemikiran
logis dan objektif untuk membangun suatu struktur dan mekanisme pelaporan keuangan
dalam suatu negara untuk menunjang tercapainya tujuan negara. Perekayasaan juga
berkepentingan dengan pertimbangan untuk memilih dan mengaplikasikan ideologi, teori,
konsep dasar, dan teknologi yang tersedia secara teoritis dan praktis untuk mencapai
tujuan ekonomi dan sosial negara dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi,
politik dan budaya suatu negara.

Secara umum perekayasaan pelaporan keuangan adalah proses terencana dan


sistematis yang melibatkan pemikiran, penalaran, dan pertimbangan, (exercise of
judgement) untuk memilih dan menentukan teori, pengetahuan yang tersedia (available
knowledge), konsep, metode, teknik, serta pendekatan untuk menghasilkan suatu produk
(konkret atau konseptual).

Perekayasaan Pelaporan Keuangan ini mengikuti proses yang sama baik pada tingkat
makro (nasional) maupun pada tingkat mikro (perusahaan). Hasil perekayasaan dalam hal
ini dapat berupa seperangkat prinsip umum, (a set of broad principles), seperangkat
doktrin, (a body of doctrin), atau suatu struktur/kerangka konsep-konsep yang terpadu (a
structure or scheme of interrelated ideas). Salah satu hal penting di dalam definisi
akuntansi adalah informasi keuangan. Sederetan angka dalam akuntansi belum tentu
merupakan sebuah informasi jika angka-angka tersebut tidak mempunyai makna atau
nilai bagi pembacanya. Nilai dari informasi adalah kemampuan informasi untuk
meningkatkan pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam pengambilan keputusan.

3
Tujuan ekonomi dan sosial negara

Tujuan Pelaporan Keuangan :


Menyediakan informasi keuangan untuk
dasar pengambilan keputusan ekonomi
sosial

Konsep-konsep dasar apa yang relevan?


Siapa subjek pelaporan (entitas pelapor)?
Siapa yang dituju oleh informasi?
Informasi apa yang dilaporkan?
Simbol/elemen apa yang digunakan untuk melaporkan?
Dasar pengukuran apa untuk mengkuantifikasi?
Apa saja kriteria pengakuan hasil pengukuran?
Medium apa yang digunakan untuk melaporkan?
Bagaimana informasi disajikan dalam medium?

Kerangka konseptual dijabarkan dalam standar


akuntansi dan acuan lainnya sehingga membentuk
prinsip akuntansi berterima umum (PABU)

Media pelaporan (bentuk, isi, dan jenis)

Informasi Akuntansi

Gambar 1.1

Skema Proses Perekayasaan Pelaporan Keuangan

4
Alur cerita proses perekayasaan pelaporan keuangan sebagai berikut:

a. Tujuan negara dijabarkan dalam tujuan pelaporan keuangan, diharapkan


pencapaian tujuan akuntansi dapat membantu tercapainya tujuan negara.
b. Adapun pertanyaan-pertanyaan perekayasaan melibatkan pertimbangan dan
pemilihan berbagai gagasan tentang ideologi, filosofi, pradigma, dan konsep dasar
untuk menjamin agar tujuan pelaporan tercapai. Gagasan yang dipilih tentunya
adalah gagasan yang cocok dengan lingkungan diterapkannya akuntansi agar hasil
perekayasaan menjadi efektif sebagai alat.
c. Konsep yang dijalakan harus sesuai dengan standar akuntansi dan acuan lainnya
sehingga membentuk prinsip akuntansi berterima umum (PABU).
d. Hasil dari perekayasaan pelaporan keuangan diberitakan melalui media informasi,
agar dapat dimengerti oleh para pemakai informasi laporan keuangan tersebut.

Pada dasarnya proses perekayasaan ini adalah proses untuk menjawab pertanyaan
mendasar yaitu bagaimana suatu kegiatan operasi perusahaan disimbolkan dalam bentuk
statemen keuangan sehingga orang yang dituju dapat membayangkan operasi perusahaan
secara finansial tanpa harus menyaksikan secara fisis operasi perusahaan.

2.1.1 Perekayasaan sebagai Proses Deduktif

Jika ditinjau dari pendekatan, proses perekayasaan yang sebelumnya sudah


dijelaskan termasuk kedalam sebuah proses penalaran deduktif-normatif. Hendriksen
(1982) menguraikan aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam proses
perekayasaan untuk menghasilkan kerangka teoritis akuntansi (the oretical frame
work for accounting) yaitu :

1) Pernyataan postulat yang menggambarkan karakteristik unit-unit usaha (entitas


pelapor) dan lingkungannya. (Pada aspek ini rekayasa dikehendaki untuk
mengidentifikasi dan mempertimbangkan karakteristik operasi perusahaan beserta
lingkungan politik, ekonomi, budaya, dan social tempat akuntansi akan
diterapkan. Postulat ini akan menjadi basis dalam menentukan tujuan pelaporan
keuangan yang akan dilakukan)

5
2) Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan yang diturunkan dari pernyataan
postulat (mengarahkan perekayasaan agar menentukan siapa pihak yang dituju
oleh informasi dalam lingkungan negara yang dipostulatkan, dalam hal ini
pengambil keputusan ekonomi yang paling dominan atau berpengaruh biasanya
akan menjadi focus pelaporan).
3) Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pihak yang dituju (pemakai) dan
kemampuan pemakai untuk memahami, menginterprestasi, dan menganalisis
informasi yang disajikan (pemakai biasanya dipertimbangkan sebagai pihak yang
mempunyai tingkat kecanggihan tertentu dan bukan pihak yang awam (naif)).
4) Penentuan atau pemilihan tentang apa yang harus dilaporkan (Penentuan objek-
objek dan kegiatan-kegiatan fisis perusahaan dan lingkungannya yang harus
dilaporkan beserta maknanya yang relevan dengan pencapaian tujuan pelaporan
keuangan)
5) Evaluasi tentang pengukuran dan proses penyajian untuk mengkomunikasi
informasi tentang perusahaan dan lingkungannya (Berkaitan dengan masalah
bagaimana kegiatan siklus perusahaan dapat diterjemahkan dalam simbol-simbol
kuantitatif yang bermakna untuk proses komunikasi)
6) Penentuan dan evaluasi terhadap kendala-kendala pengukuran dan deskripsi unit
usaha beserta lingkungannya (Identifikasi keunggulan kelemahan berbagai
alternatif pendefinisan pengukuran penilaian pengakuan dan pengkukapan
informasi dalam statement keuangan).
7) Pengembangan dan penyusunan perencanaan umum (general propositions) yang
dituangkan dalam bentuk suatu dokumen resmi yang menjadi pedoman umum
dalam menyusun standar akuntansi (penghubung antara proses pada tingkat
makro dan mikro).
8) Perancang bangunan struktur dan format sistem informasi akuntansi (prosedur,
metode, dan teknik) untuk menciptakan, menangkap, mengolah, meringkas, dan
menyajikan informasi sesuai dengan standar atau prinsip akuntansi berterima
umum (Menjadi pertimbangan dalam proses pelaksanaan hasil perekayasaan
ditingkat perusahaan mikro bila standar akuntansi telah tersusun. Pada aspek ini
tidak lain adalah penyusunan sistem dan prosedur akuntansi untuk penciptaan dan
6
penyajian data akuntansi, standar akuntansi akan menentukan bentuk isi dan
susunan statement keuangan).

2.2 Konsep Informasi Akuntansi

Konsep informasi akuntansi adalah prinsip-prinsip atau pedoman-pedoman yang


digunakan untuk mengembangkan, menyajikan, dan mengkomunikasikan informasi
keuangan yang relevan dan dapat dipercaya kepada pengguna informasi akuntansi.
Konsep-konsep ini menjadi dasar dalam penyusunan laporan keuangan dan pemahaman
atas informasi keuangan yang disajikan dalam laporan tersebut.

Beberapa konsep informasi akuntansi yang penting antara lain:

1. Konsistensi: Informasi yang disajikan harus konsisten dari tahun ke tahun,


sehingga memudahkan pengguna dalam membandingkan kinerja keuangan
perusahaan dari waktu ke waktu.

2. Relevansi: Informasi yang disajikan harus relevan dan dapat membantu pengguna
dalam membuat keputusan yang tepat.

3. Kesetaraan: Setiap item dalam laporan keuangan harus dilaporkan secara setara
dan akurat tanpa kecenderungan atau bias.

4. Materialitas: Informasi yang disajikan harus signifikan dan dapat mempengaruhi


keputusan pengguna.

5. Pengungkapan penuh: Laporan keuangan harus mencakup semua informasi yang


relevan dan signifikan untuk pengambilan keputusan.

6. Realisasi: Pendapatan dan biaya harus dilaporkan saat terjadi atau terrealisasi,
bukan saat diterima atau dibayar.

7. Prinsip entitas terpisah: Laporan keuangan harus memisahkan antara aset,


kewajiban, dan modal perusahaan dengan aset, kewajiban, dan modal pemilik
perusahaan.

7
8. Kewajaran: Laporan keuangan harus memenuhi prinsip-prinsip kewajaran dan
tidak mengandung informasi yang menyesatkan atau menipu pengguna informasi.

Konsep-konsep tersebut membantu memastikan bahwa laporan keuangan yang


disajikan dapat dipercaya, relevan, dan dapat membantu pengguna informasi dalam
membuat keputusan yang tepat.

Nilai informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan


keyakinan pemakai dalam pengambilan keputusan. Simbol-simbol (elemen-elemen)
yamg termuat dalam seperangkat laporan keuangan sebenarnya tidak mempunyai makna
kalau tiap elemen diinterpretasi sebagai objek yang berdiri sendiri. Artinya, satu elemen
dan jumlah rupiahnya belum memberikan informasi kalau tidak dihubungkan dengan
elemen lainnya. Semua elemen harus diintepretasi sebagai satu kesatuan. Dalam teori
komunikasi, informasi semantiklah yang sebenarnya ingin disampaikan kepada pemakai
sehingga akan terjadi efek pemengaruhan. Ibarat sebuah kalimat, laporan keuangan berisi
rangkaian elemen-elemen (kata-kata) yang baru ditangkap maknanya kalau bentuk, isi,
dan susunan statemen diartikan secara kontekstual dengan pedoman yang disepakati.
Dalam akuntansi, pedoman yang dimaksud adalah prinsip akuntansi berterima umum
(PABU) terutama standar akuntansi. Informasi semantik ini harus ditangkap secara
kontekstual melalui tiga komponen sebagai satu kesatuan yaitu elemen atau objek
(objects), ukuran dalam unit meteor (size), dan hubungan (relationship) antar elemen.

2.3 Rerangka Konseptual

Rerangka konseptual adalah suatu konstitusi, suatu sistem koheren dan hubungan
antara tujuan dan prinsip dasar yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang
menjelaskan sifat, fungsi, dan keterbatasan akuntansi, keuangan dan laporan keuangan.
Rerangka konseptual sebagai dokumen resmi hasil perekayasaan sering disebut pula
sebagai seperangkat prinsip umum (a set pf broad principles), seperangkat doktrin (a
body of doctrine), atau suatu struktur konsep-konsep yang terpadu atau saling berkaitan
(a structure or scheme of interrelated ideas). Tanpa adanya rerangka konseptual sebagai
konstitusi akan sangat sulit bagi penyusun standar untuk mengevaluasi argumen bahwa
perlakuan akuntansi tertentu lebih baik dalam menggambarkan realistis ekonomi atau
8
untuk menilai bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih efektif daripada perlakuan yang
lain dalam rangka mencapai tujuan sosial atau ekonomik.

Tanpa rerangka konseptual, tidak dapat dihindari kemungkinan para penyusun


standar untuk menggunakan konsep-konsep menurut selera sendiri tanpa suatu haluan
yang jelas sehingga ada kemungkinan “ganti dewan ganti standar”. Akibatnya, standar
akuntansi yang diterbitkan tidak pernah konsisten.

Pada tahun 1990, Kam menyatakan beberapa manfaat dari penggunaan kerangka
konseptual dalam penelitian, di antaranya adalah:

1. Memberi pengarahan atau pedoman kepada badan yang bertanggungjawab dalam


penyusunan/penetap standar akuntansi.
2. Menjadi acuan dalam memecahkan masalah-masalah akuntansi yang dijumpai
dalam praktik yang perlakuannya belum diatur dan standar atau pedoman spesifik.
3. Menentukan batasa-batas pertimbangan (bounds for judgement) dalam
penyusunan statemen keuangan.
4. Meningkatkan pemahaman pemakaian statemen keuangan dan meningkatkan
keyakinan terhadap statemen keuangan.
5. Meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antar perusahaan.

Apa yang dikemukakan Kam di atas sejalan dengan apa yang ditegaskan oleh FASB
dalam tiap pengantar pernyataan konsep. FASB menegaskan bahwa FASB sendirilah
yang akan banyak memanfaatkan rerangka konseptual karena rerangka konseptual akan
memberi FASB suatu landasan umum dan penalaran dasar (a common foundation and
basic reasoning) untuk mempertimbangkan keunggulan dan kelemahan-kelemahan
alternatif dalam pengembangan standar akuntansi. Ditegaskan pula bahwa penetapan
rerangka konseptual tidak secara langsung akan memecahkan masalah-masalah akuntansi
tetapi rerangka konseptual lebih merupakan haluan (direction) dan alat (tools) untuk
memecahkan masalah.

FASB menegaskan bahwa pengetahuan tentang rerangka konseptual (yang digunakan


FASB sebagai fundasi pengembangan standar) akan memampukan mereka yang

9
terpengaruh oleh atau berminat terhadap standar akuntansi untuk memahami lebih baik
tujuan, isi, dan kerakteristik informasi akuntansi dalam pelaporan keuangan. Pada
gilirannya, pemahaman ini akan mampu meningkatkan kebermanfaatan dan keyakinan
terhadap laporan dan pelaporan keuangan terutama dalam masalah-masalah yang standar
atau aturan resminya belum ada atau belum ditentukan secara tegas.

2.3.1 Model

Salah satu model yang banyak dikenal saat ini adalah rerangka konseptual yang
dikembangkan oleh FASB yang membuat 4 komponen konsep penting yaitu :

1) Tujuan pelaporan keuangan


2) Kriteria kualitas informasi
3) Elemen-elemen laporan keuangan
4) Pengukuran dan pengakuan

Pelaporan keuangan lebih luas daripada laporan keuangan. Menurut FASB,


pelaporan keuangan tidak hanya menghasilkan informasi yang dapat dituangkan
dalam pelaporan keuangan, tetapi informasi lain yang mengandung kebermanfaatan
dalam keputusan. Menurut FASB, beberapa informasi penting lain lebih baik
disediakan melalui laporan keuangan dan beberapa informasi penting lain lebih baik
bahkan hanya dapat disediakan melalui media selain laporan keuangan.

10
Tujuan pelaporan Keuangan
(SFAC NO 1 dan SFAC NO 4)

Kriteria Kualitas Informasi


(SFAC No 2)

Pengukuruan dan Pengakuan


(SFAC No 5 dan SFAC No 7)

Memenuhi
kriteria
pengakuan

Elemen-elemen Statemen
Keuangan :
(SFAC No 6)
Informasi
Lengkap

Informasi Lain- lain

Statemen Keuangan
Media
Pelaporan(a central feature)
keuangan

Lainnya
Penjelasan/catatan

Statemen Keuangan

11
2.3.2 Aspek Kependidikan

Karena FASB mencanangkan agar rerangka konseptual mengandung aspek


kependidikan kepada pemakai, FASB memasukkan deskripsi, argumen, dan penalaran
yang cukup rinci dalam tiap uraian konsep. Dengan demikian, penalaran dan argumen
yang melekat dalam tiap penjelasan konsep-konsep dalam rerangka konseptual versi
FASB membentuk seperangkat pengetahuan yang dapat dipandang sebagai suatu teori
deduktif-normatif.
Validasi teori ini dapat dievaluasi atas dasar penalaran logis yang melandasi tiap
argumen. Oleh karena itu, sebagai suatu pengetahuan untuk pembelajaran atau sebagai
teknologi berpikir untuk pengembangan rerangka konseptual baru di suatu negara.
Rerangka konseptual FASB lebih unggul dibanding rerangka konseptual menurut
IASC. Dengan kata lain, bila transfer teknologi untuk pembelajaran teori akuntansi
harus dipilih, rerangka konseptual versi FASB lebih tepat untuk digunakan.
Sebagai alat, akuntansi dan rerangka konseptualnya bukan merupakan sesuatu
yang steril terhadap perubahan. Rerangka konseptual sebagai hasil perekayasaan harus
selalu dievaluasi keefektifannya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu,
perubahan dan modifikasi selalu harus dilakukan bila perubahan tersebut memang
menempatkan akuntansi menjadi lebih efektif sebagai alat.
Perubahan dapat terjadi pada rerangka konseptual dan standar akuntansi yang telah
diterbitkan. Kebutuhan untuk evaluasi ini akan banyak memicu penelitian di bidang
akuntansi untuk menguji apakah tujuan pelaporan keuangan telah tercapai dengan
adanya standar akuntansi tertentu.

2.4 Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)

PABU adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan
sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi (yuridis), teoritis, dan
praktis. PABU sebagai kriteria untuk menentukan apakah statemen keuangan sebagai
media pelaporan keuangan telah menyajikan informasi keuangan secara baik, benar, dan
jujur yang secara teknis disebut menyajikan secara wajar (present fairly). Standar

12
akuntansi hanya merupakan salah satu kriteria (meskipun utama) untuk menentukan
kewajaran, alasannya yaitu :

1. Tidak semua ketentuan perlakuan akuntansi dapat atau telah dituangkan dalam bentuk
standar akuntansi. Kewajaran penyajian juga harus dievaluasi secara luas atas dasar
ketentuan-ketentuan lain yang mengikat. Termasuk dalam ketentuan lain adalah
peraturan perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan oleh badan selain penyusun
atau penetap standar (misalnya BAPEPAM).
2. Bila standar akuntansi secara eksplisit dijadikan kriteria dan dinyatakan dalam
laporan auditor, dikhawatirkan terjadi bahwa kewajaran hanyalah bersifat formal
(teknis) bukan bersifat subtantif. Artinya standar akuntansi akan dijadikan standar
minimal dan ada kemungkinan evaluator atau auditor hanya memenuhi standar
minimal tersebut untuk menentukan kewajaran. Dapat terjadi hal-hal penting yang
tidak diatur dalam standar akuntansi tidak dipertimbangkan secara seksama atau
bahkan diabaikan.
3. Untuk mencapai standar kualitas informasi yang tinggi, ukuran kewajaran harus
merupakan suatu rerangka pedoman (a framework of guidelines) yang cukup
komprehensip meliputi aspek teknis dan konseptual (subtantif dan ideal).

Pedoman semacam itu mirip dengan apa yang terjadi dalam penentuan kriteria
perbuatan etis (ethical conduct). Apakah suatu perbuatan dikatakan etis secara
profesional harus dinilai atas dasar rerangka pedoman yang di Amerika dikenal sebagai
koda etika/perbuatan profesional (code of professional conduct) yang komprehensif.
Rerangka pedoman ini terdiri atas standar ideal (principles), kaidah atau aturan perbuatan
(rules of conduct), penjelasan resmi (interpretations), dan petunjuk teknis (ethical
rulings) yang keseluruhannya membentuk hierarki. Kaidah perbuatan merupakan standar
minimal yang harus dipenuhi agar secara profesional suatu perbuatan akuntan dapat
dikatakan etis atau tidak (substandard) Kaidah ini dapat dipaksakan penegakannya oleh
profesi dan pelanggaran terhadapnya dikenai sanksi etis."

13
Seperti kaidah atau aturan perbuatan dalam rerangka pedoman etika, standar
akuntansi keuangan hanya merupakan bagian dari kriteria luas yang disebut dengan
prinsip akuntansi berterima umum.

Terdapat tiga istilah atau konsep penting yang sangat berbeda maknanya, yaitu
prinsip akuntansi, standar akuntansi, dan prinsip akuntansi berterima umum (PABU).

Prinsip akuntansi adalah segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah,
prosedur, metode, dan teknik akuntansi yang tersedia. Baik secara teoritis maupun praktis
yang berfungsi sebagai pengetahuan. Tersedia secara teoritis artinya prinsip tersebut
masih dalam bentuk gagasan akademik yang belum dipraktikkan tetapi mempunyai
manfaat dan potensi yang besar untuk diterpkan. Tersedia secara praktis artinya prinsip
tersebut telah dipraktikkan dan dianggap praktik yang baik dan bermanfaat.

Standar akuntansi adalah konsep, prinsip, metode, teknik, dan lainnya yang sengaja
dipilih atas dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun standar untuk diberlakukan
dalam suatu lingkungan dan dituangkan dalam bentuk dokumen resmi guna mencapai
tujuan laporan keuangan negara terebut.

Pabu adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan sumber-
sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi, teoritis, dan praktis. PABU tidak
sama dengan standar akuntansi dan prinsip akuntansi.

2.4.1 Hubungan antara Prinsip Akuntansi, Standar Akuntansi, dan Prinsip Akuntansi
Berterima Umum (PABU)

Prinsip akuntansi dan standar akuntansi merupakan dua hal yang saling terkait dalam
bidang akuntansi. Prinsip akuntansi merupakan panduan dasar yang menjadi pedoman
bagi para akuntan untuk melakukan pencatatan, pengukuran, dan pelaporan keuangan
suatu entitas. Sementara itu, standar akuntansi adalah aturan-aturan yang ditetapkan oleh
badan standardisasi akuntansi di suatu negara atau wilayah yang mengatur bagaimana
prinsip akuntansi harus diimplementasikan dalam praktik akuntansi.

14
Sedangkan prinsip akuntansi berterima umum adalah seperangkat prinsip akuntansi
yang telah diakui oleh para akuntan dan praktisi akuntansi di seluruh dunia. Prinsip
akuntansi berterima umum sering disebut juga sebagai Generally Accepted Accounting
Principles (GAAP) dan merujuk pada kumpulan aturan, konvensi, dan prosedur yang
disepakati untuk menghasilkan informasi keuangan yang konsisten, relevan, dan dapat
diandalkan.

Dalam praktiknya, para akuntan harus mengikuti prinsip akuntansi berterima umum
serta standar akuntansi yang berlaku di wilayah atau negara tempat entitas beroperasi. Hal
ini penting agar laporan keuangan yang dihasilkan dapat diterima dan dipercaya oleh para
pengguna informasi keuangan, seperti investor, kreditor, dan pihak-pihak terkait lainnya.
Oleh karena itu, prinsip akuntansi, standar akuntansi, dan prinsip akuntansi berterima
umum sangat penting dalam menjaga integritas dan kredibilitas informasi keuangan suatu
entitas.

2.5 PABU Sebagai Pedoman

Prinsip akuntansi berterima umum (GAAP) adalah seperangkat pedoman akuntansi yang
diakui secara luas dan diterima oleh komunitas akuntansi internasional. Tujuan utama
GAAP adalah untuk menciptakan keseragaman dalam pelaporan keuangan, sehingga para
pengguna informasi keuangan dapat memahami dan membandingkan laporan keuangan
dari berbagai perusahaan.

2.5.1 Definisi

PABU memberi batasan atau definisi berbagai elemen, pos, atau objek statemen
keuangan atau istilah yang digunakan dalam pelaporan keuangan agar tidak terjadi
kesalahan klarifikasi oleh penyusun dan kesalahan interpretasi oleh pemakai. Contoh,
PABU mendefinisikan aset sebagai “manfaat masa datang yang cukup pasti, dikuasai
suatu entitas, dan timbul akibat transaksi yang telah terjadi.” Pos kas didefinisikan
sebagai “uang tunai atau alat-alat lain yang disamakan dengan uang tunai.”
Pengertian ini berbeda dengan pengertian umum kas yang disamakan dengan uang

15
tunai. Dengan definisi tersebut dapat ditentukan apakah suatu objek dapat
diklasifikasikan sebagai elemen aset atau pos kas.

2.5.2 Pengukuran/Penilaian

Pengukuran (measurement) adalah penentuan jumlah rupiah yang harus


dilekatkan pada suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi keuangan. Jumlah
rupiah ini akan dicatat untuk dijadikan data dasar dalam penyusunan statemen
keuangan. Pengukuran lebih berhubungan dengan masalah penentuan jumlah rupiah
(kos) yang dicatat pertama kali pada saat suatu transaksi terjadi. Berkaitan dengan hal
ini misalnya adalah bahwa kos aset tetap adalah semua pengeluaran dalam rangka
memperoleh aset tetap tersebut sampai siap digunakan. Pengukuran sering pula
disebut penilaian (valuation), ditujukan untuk menentukan jumlah rupiah yang harus
dilekatkan pada suatu elemen atau pos dan terefleksi dalam laporan keuangan.
Penilaian berkaitan dengan masalah apakah misalnya persediaan dilaporkan sebesar
kos atau harga pasar.

2.5.3 Pengakuan

Pengakuan (recognition) ialah pencatatan suatu jumlah rupiah (kos) ke dalam


sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan
terefleksi dalam laporan keuangan. Jadi, pengakuan berhubungan dengan masalah
apakah suatu transaksi dicatat (dijurnal) atau tidak. PABU memberi pedoman tentang
pengakuan ini dengan menetapkan beberapa kriteria pengakuan agar suatu jumlah
rupiah (kos) suatu objek transaksi dapat diakui serta saat pengakuannya.

2.5.4 Penyajian dan Pengungkapan

Prinsip akuntansi berterima umum mengatur penyajian dan pengungkapan


informasi dalam laporan keuangan. Penyajian dan pengungkapan ini dimaksudkan
untuk memberikan informasi yang relevan dan dapat diandalkan kepada para
pengguna laporan keuangan. Berikut adalah penjelasan singkat tentang penyajian dan
pengungkapan dalam prinsip akuntansi berterima umum:

16
1. Penyajian Penyajian mengacu pada cara informasi keuangan disajikan dalam
laporan keuangan. Penyajian harus sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
berterima umum. Laporan keuangan harus disusun dengan cara yang mudah
dipahami dan bermanfaat bagi pengguna.

2. Pengungkapan Pengungkapan mengacu pada informasi tambahan yang


disediakan dalam laporan keuangan. Informasi ini dapat membantu para
pengguna dalam mengambil keputusan yang tepat. Beberapa contoh informasi
yang diungkapkan dalam laporan keuangan antara lain: informasi tentang
risiko dan ketidakpastian, informasi tentang kebijakan akuntansi yang
digunakan, dan informasi tentang transaksi dengan pihak terkait.

Dalam prinsip akuntansi berterima umum, penyajian dan pengungkapan informasi


keuangan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

 Kelayakan: informasi harus relevan dan dapat diandalkan bagi pengguna


laporan keuangan.

 Keterbukaan: informasi harus diungkapkan secara transparan dan jelas.

 Komparabilitas: informasi harus dapat dibandingkan dengan informasi


keuangan yang sama pada periode sebelumnya atau dengan perusahaan lain
dalam industri yang sama.

Dalam menyajikan dan mengungkapkan informasi keuangan, perusahaan harus


mematuhi standar akuntansi yang berlaku dan prinsip-prinsip akuntansi berterima
umum yang berlaku di wilayah atau negara mereka.

17
2.6 Struktur Akuntansi

Struktur Akuntansi : Perekayasaan dan Praktik

Faktor-faktor Lingkungan
(Sosia, budaya, ekonomik, dan politik)

Perekayasaan
Tujuan Pelaporan Keuangan
diturunkan dari tujuan sosial dan ekonomik

Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan

Prinsip akuntansi berterima umum terutama standar akuntansi

Menyusun dan Mengaudit apakah Menganalisis dan


menyajikan sesuai laporan keuangan mengintrepetasi sesuai
dengan menyajikan secara wajar dengan
sesuai dengan

Praktik
Auditor StaPBU
Independen Investor
Manajemen Kreditor
Laporan Pemerintah
Auditor Peanggan
Sistem Masyarakat
Informasi Statmen umum
Akuntansi Keuangan

Pihak berkepentingan
Kesatuan usaha
Kesamaan interpretasi
terhadap
pesan informasi

Tujuan pelaporan keuangan tercapai

18
Struktur akuntansi merujuk pada kerangka konseptual yang digunakan untuk memandu
praktik akuntansi. Perekayasaan dan praktik merupakan dua komponen penting dalam
struktur akuntansi.

Perekayasaan akuntansi melibatkan pengembangan konsep-konsep dan kerangka kerja


yang digunakan untuk memandu praktik akuntansi. Hal ini mencakup pengembangan
standar akuntansi, panduan, dan pedoman yang digunakan oleh organisasi dan
profesional akuntansi dalam menyusun laporan keuangan dan mengelola data keuangan.

Sementara itu, praktik akuntansi adalah aplikasi praktis dari konsep dan kerangka kerja
akuntansi. Praktik akuntansi melibatkan proses akuntansi sehari-hari, seperti pencatatan
transaksi keuangan, pengumpulan informasi keuangan, penyusunan laporan keuangan,
dan pengelolaan data keuangan lainnya.

Dalam keseluruhan struktur akuntansi, perekayasaan dan praktik saling terkait dan saling
mempengaruhi. Pengembangan konsep dan kerangka kerja yang baik sangat penting
untuk memastikan bahwa praktik akuntansi dilakukan secara konsisten dan efektif.
Sementara itu, praktik akuntansi yang baik dapat membantu mengidentifikasi kelemahan
dalam konsep dan kerangka kerja yang digunakan, sehingga dapat diperbaiki untuk
meningkatkan efektivitas dan keandalan laporan keuangan.

Struktur akuntansi adalah suatu sistem yang terdiri dari seperangkat konsep, prinsip, dan
standar akuntansi yang digunakan untuk merekam, mengukur, dan melaporkan informasi
keuangan suatu entitas. Dalam hal ini, struktur akuntansi memiliki beberapa manfaat
penting dalam menunjukkan bidang-bidang studi yang membentuk seperangkat
pengetahuan akuntansi, bidang-bidang pekerjaan yang ditawarkan akuntansi, dan fungsi
auditor dalam praktik akuntansi.

Berikut adalah beberapa manfaat struktur akuntansi yang dapat dijelaskan terkait dengan
hal tersebut:

1. Menunjukkan bidang-bidang studi yang membentuk seperangkat pengetahuan


akuntansi

19
Struktur akuntansi membantu dalam menunjukkan bidang-bidang studi yang
membentuk seperangkat pengetahuan akuntansi. Dalam hal ini, struktur akuntansi
menyediakan kerangka konseptual dan prinsip-prinsip akuntansi yang harus
dipahami oleh para ahli akuntansi. Bidang studi yang terkait dengan akuntansi
meliputi keuangan, perpajakan, audit, pengendalian biaya, manajemen risiko,
hukum bisnis, dan sebagainya. Struktur akuntansi membantu untuk mengorganisir
dan menjelaskan konsep-konsep akuntansi tersebut sehingga lebih mudah
dipahami oleh para mahasiswa atau calon akuntan.

2. Menunjukkan bidang-bidang pekerjaan yang ditawarkan akuntansi

Struktur akuntansi juga membantu dalam menunjukkan bidang-bidang pekerjaan


yang ditawarkan akuntansi. Dalam hal ini, akuntansi menawarkan berbagai
macam karir seperti akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pajak, auditor
internal, dan sebagainya. Struktur akuntansi memungkinkan para calon akuntan
untuk memahami jenis-jenis pekerjaan tersebut dan apa yang dibutuhkan untuk
sukses di setiap bidang pekerjaan tersebut.

3. Menunjukkan fungsi auditor dalam praktik akuntansi

Struktur akuntansi juga membantu dalam menunjukkan fungsi auditor dalam


praktik akuntansi. Auditor adalah profesional yang bertanggung jawab untuk
mengevaluasi informasi keuangan suatu entitas untuk memastikan keandalan,
keabsahan, dan kelayakan informasi tersebut. Struktur akuntansi memberikan
pedoman dan prinsip-prinsip untuk melaksanakan audit yang efektif dan
memastikan bahwa informasi keuangan yang dihasilkan sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku. Oleh karena itu, struktur akuntansi menjadi
penting dalam memastikan bahwa auditor melaksanakan tugas mereka dengan
benar dan efektif.

Secara keseluruhan, struktur akuntansi memiliki manfaat penting dalam membantu


mengarahkan dan memandu mahasiswa akuntansi, lulusan akuntansi, dan praktisi
akuntansi dalam memahami landasan teoritis, bidang pekerjaan, dan fungsi auditor dalam
praktik akuntansi.
20
BAB III
KESIMPULAN
Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses yang menggambarkan bagaimana
informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan pelaporan
keuangan yang pada gilirannya akan membantu pencapaian tujuan ekonomik dan sosial
negara. Pelaporan keuangan sebagai sistem nasional merupakan hasil proses
perekayasaan akuntansi.

Perekayasaan pelaporan keuangan adalah proses pemikiran logis,deduktif, dan


objektif untuk memilih dan mengapikasi ideologi, teori, konsep dasar, teknik, prosedur,
dan teknologi yang tersedia secara teoretis dan praktis untuk mencapai tujuan negara
melalui tujuan pelaporan keuangan dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomik,
politik, dan budaya negara. Hasil perekayasaan dituangkan dalam suatu dokumen resmi
yang disebut rerangka konseptual yang fungsinya dapat dianaogi dengan konstitusi.

Tanpa rerangka konseptual sebagai konstitusi akan sangat sulit bagi penyusun
standar untuk mengevaluasi argumen bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik
dalam menggambarkan realitas ekonomi atau untuk menilai bahwa perlakuan akuntansi
tertentu lebih efektif daripada perlakuan yang lain dalam rengka mencapai tujuan sosial
atau ekonomik.

Sebagai pedoman internasional, PABU akhirnya akan menjadi kriteria untuk


menentukan apakah laporan keuangan sebagai media pelaporan keuangan telah
menyajikan informasi keuangan secara baik, benar, dan jujur yang secara teknis disebut
menyajikan secara wajar (present fairly). Sebagai rerangka pedoman, PABU menetapkan
pedoman untuk memperlakukan suatu objek yang harus dilaporkan yang menyangkut
definisi, pengukuran/penilaian, pengakuan, penyajian dan pengungkapan.

Struktur akuntansi menggambarkan luas lingkup akuntansi sebagai seperangkat


pengetahuan sekaligus mengaitkannya dengan pengertian akuntan sebagai praktik dan
profesi. Proses dan kegiatan yang diukiskan di atas PABU merupakan proses dan
kegiatan perekayasaan yang melibatkan pengetahuan teori akuntansi sebagai penalaran
logis. Kegiatan dibawah PABU melukiskan praktik akuntansi termasuk fungsi auditor
21
dalam sistem peaporan keuangan dengan standar pengauditan berterima umum sebagai
kerangka pedoman pelaksanaan audit. Bagian ini menggambarkan definisi akuntansi
secara sempit sebagai “suatu proses dengan cara tertentu”, yaitu PABU sebagai kerangka
pedoman.

Manfaat struktur akuntansi untuk menunjukan bidang-bidang studi yang membentuk


seperangkat pengetahuan akuntansi, bidang-bidang pekerjaan yang ditawarkan akuntansi,
dan fungsi auditor dalam praktik akuntansi. Hal penting yang digambarkan oleh struktur
akuntansi adalah fungsi auditor independent dalam pelaporan keuangan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Permatasari, A. P. (2022). Pelaporan keuangan. Diambil kembali dari studocu university:


https://www.studocu.com/
Sujadi, J. H. (Juni, 2011). Fungsi Manajemen dalam Penyajian Laporan Keuangan. JURNAL
STIE SEMARANG, 7-10.
Suwaldiman, M. A. (2015, September 17). Perekayasaan Tujuan Laporan Keuangan. Binus
University, hal. 69-71.
Suwardjono. (2011). Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE-
YOGYAKARTA.
Wakidi, S. (2020, Februari 9). Teori Akuntansi. Diambil kembali dari academia.edu:
https://www.academia.edu

iii

Anda mungkin juga menyukai