Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

(Pengembangan Teori Akuntansi sektor publik)

Disusun Oleh :
Kelompok 6

Juan Charlos Ananda Sibarani 7212540011


Monalisa Lumbantobing 7213540001
Syarifah 7213540003

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita atas kehadirat Allah SWT yang telah memeberikan rahmat
dan ridhonya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“PENGEMBANGAN TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Putri Kemala Dewi Lubis pada Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Anggaran Sektor
Publik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Putri Kemala Dewi Lubis selaku
Dosen Akuntansi Sektor Publik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kriritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, 06 Maret 2022

Kelompok 6
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………………………………......……

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………………………..............

Bab I Pendahuluan……………………………………………………………………………………………………………………………….

1.1 Latar Belakang………………………………....................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah………………………………..............................................................................................

1.3 Tujuan……………………………...................................................................................................................

Bab II Isi dan Pembahasan……………………………………………………………………………………………………………………

2.1 Teori Akuntansi....................………………………………..............................................................................

2.2 Konsep Teoritis Akuntansi …………………..............................................................................................

2.3 Teori dan Pembuat Kebijakan Akuntansi sektor publik......................................................................

2.4 Pelaporan keuangan organisasi Sektor Publik....................................................................................

2.5 Prinsip Akuntansi keuangan Sektor Publik..........................................................................................

2.6 Karakteristik Kualitatif Laporan keuangan Sektor publik....................................................................

2.7 Tujuan dan fungsi Laporan Keuangan sektor publik...........................................................................

2.8 Pemakai Laporan keuangan Sektor Publik..........................................................................................

2.9 Hak dan Kebutuhan Pemakai Laporan Keuangan...............................................................................

Bab III Penutup…………………………………………………………………………………………………………………………………….

3.1 Kesimpulan………………………………........................................................................................................

3.2 Saran………………………………..................................................................................................................

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan sektor publik di Indonesia dalam dewasa ini ditandai dengan menguatnya
tuntunan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik baik di pusat maupun daerah. Dalam
konteks organisasi pemerintah pengertian akuntansi bilitas publik adalah pemberian
informasi di disclosure atau aktivitas dan kinerja finansial pemerintah kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dengan laporan tersebut. Menurut standbury 2003 dan Mardiasmo
2006 akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang
dilaksanakan secara periodik.
Definisi akuntansi publik meliputi akuntabilitas hukum dan kejujuran akuntabilitas
manajerial dan akuntabilitas program akuntabilitas kebijakan dan akuntabilitas finansial
atau keuangan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Untuk Mengetahui tentang Pengembangan Teori Akuntansi Sektor Publik
2. Menambah wawasan pembaca mengenai arti pentingnya memahami akuntansi sektor
publik.
3. Meningkatkan motivasi pembaca dan mengenal lebih jauh apakah Pengembangan teori
Akuntansi sektor publik
4. Menguatkan pemahaman pembaca mengenai betapa pentingnya mempelajari akuntansi
sektor publik.
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah akuntansi sektor public
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai akuntansi sektor publik
3. Menumbuhkan pola piker kreatif dalam mengembangkan materi tentang akuntansi sektor
publik.
BAB II

PEMBAHASAN
1.1 Teori Akuntansi
Teori akuntansi adalah bentuk pengertian yang digunakan untuk menunjukan spekulasi,
metodologi, dan bentuk kerangka kerja serta mempelajari bentuk pelaporan keuangan. Teori
akuntansi juga membahas tentang bagaimana bentuk prinsip pelaporan keuangan tersebut
diterapkan dalam industri yang berkaitan dengan akuntansi. Teori ini pada dasarnya digunakan
sebagai kajian untuk memahami pelaporan keuangan dan bagaimana perusahaan atau lembaga
menyampaikan laporan tersebut menggunakan cara dan strategi yang tepat.
Teori akuntansi kemudian memiliki kepentingan untuk menghasilkan pernyataan- pernyataan
umum, yakni berupa hipotesis sebagai penjelasan konkret dalam praktik akuntansi untuk akhirnya
bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Itulah sebabnya teori ini
bersifat bebas dari pertimbangan nilai dan menjadi pusat perhatian yang perlu diperhatikan.
1.2 Konsep Teoritis Akuntansi
1. Teori Kepemilikan/ Proprietary Theory
Entitas sebagai agen perwakilan atau susunan melalui wirausahawan individual atau
pengoperasi pemegang saham. (aset – utang = ekuitas)
Penerapan di Indonesia:
Digunakan untuk perusahaan yang belum memakai standar IFRS.

2. Teori Entitas/ Entity Theory


Teori ini memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak yang
menyediakan modal pada entitas.
Aset = Ekuitas
Aset = Utang + Ekuitas Pemegang Saham
Penerapan di Indonesia:
Umumnya perusahaan di Indonesia menggunakan teori ini.

3. Teori Dana/ Fund Theory


Dasar akuntansi dalam teori ini bukan teori kepemilikan ataupun teori entitas, tetapi kelompok asset
dan kewajiban dan restriksi terkait disebut dana yang mengatur penggunaan aset.
Aset = Restriksi Aset
Penerapan di Indonesia:
Biaya teori ini digunakan oleh pemerintah.
1.3 Teori dan Pembuatan kebijakan Akuntansi Sektor Publik
Teori akuntansi berkaitan erat dengan penyusunan kebijaksanaan akuntansi. Teori bersama faktor
politik dan kondisi dan sistem ekonomi akan menentukan pembuatan kebijakan akuntansi. Dalam
penyusunan kebijaksanaan akuntansi yang akan dijadikan sebagai dasar dalam praktek atau tehnik
akuntansi di pengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : 1. Teori Akuntansi 2. Faktor politik 3.
Kondisi ekonomi Hal ini membuktikan bahwa kita harus mempelajari teori akuntansi untuk dapat
merumuskan kebijaksanaan yang tepat.Lambat atau cepat,struktur akuntansi mestinya mengikuti
evolusi perkembangan masyarakat.Perkembangan itu tentu akan mempengaruhi konsep, postulat
akuntansi, prinsip dasar akuntansi, dan akhirnya tehnik metode pencatatan akuntansi. Biasanya
postulat, konsep, dan 23 prinsip dasar akuntansi lebih bersifat jangka panjang dibandingkan dengan
penggunaan teknik atau prosedur pencatatannya.Jika kita lihat struktur ini maka wilayah teori
akuntansi itu mencakup perumusan postulat,konsep,prinsip dasar,dan tehnik dasar akuntansi.
Kenyataan ini telah digambarkan dalam APB statement Nomor 4 sebagai berikut : Prinsip akuntansi
yang berlaku sekarang adalah merupakan hasil evolusi yang diperkirakan akan terus berlaku
seterusnya.Perubahan bisa saja terjadi pada tingkat metode pancatatan GAAP. GAAP ini berubah
sebagai respon terhadap perubahan ekonomi dan kondisi sosial,teknologi dan ilmu pengetahuan
baru,permintaan para pemakai laporan keuangan yang mengharapkan informasi yang lebih
bermanfaat.Sifat dinamis akuntansi kauangan itu dalam merespon perubahan keadaan menambah
kegunaan informasi yang di sajikan. Perubahan ini tentu tidak bisa dilaksanakan begitu
saja.Perubahan harus dilakukan berdasarkan prinsip dalam kerangka teori akuntansi dan disiplinnya
sendiri.disinilah hubungan antara teori akuntansi dengan prinsip akuntansi GAAP itu Teori ini harus
debatable,refutable,arguable ,justifiable,terhadap kritik dan argumen baru yang di ungkapkan
masyarakat.Proses ini di sebut dengan proses verivication theory, Teori yang tidak memiliki sifat
itu maka rumusan prinsip yang dilahirkan akan rapuh. Teori akuntansi oleh karenanya harus lahir
dari proses kontruksi teori dan sekaligus verifikasi teori .Jika suatu teori tidak dapat bertahan pada
proses verifikasi maka teori harus diganti dengan teori yang lebih baik ukurannya pada akhirnya
kembali pada respon yang diberikan masyarakat pada output akuntansi itu. Committe on
Accounting theory and verifikation mengungkapkan pendapatnya dalam konteks ini sebagai berikut
: ”Teori ilmiah memberikan kepastian pengharapan atau ramalan tertentu tentang fenomena, jika
fenomena yang diperkirakan ini terjadi maka teori disebut ”confirm”sebaliknya jika fenomena tidak
terjadi maka di sebut ”anomalies”yang berarti harus dicari teori batu atau modifikasi terhadap teori
lama. Tujuan penyusunan teori baru dan 24 modifikasi teori lama adalah upaya mengubah
anomalies menjadi confirm atau anggapan fenomena yang terjadi sesuai dengan kejadiannya.”
Teori akuntansi akan dapat bermanfaat apabila rumusan teori itu dapat dijadikan sebagai alat untuk
meramalkan apa yang akan diharapkan mungkin terjadi dimasa yang kan datang. Kalau demikian
halnya maka mestinya setiap negara harus memiliki dan merumuskan teori akuntansinya sendiri
yang disimpulkan dari kondisi dan fenomena ekonomi sosial yang dimilikinya.Bukan mengambil
alih sepenuhnya dari susunan teori akuntansi negara lain. Hadibroto Media Akuntansi 1988
menekankanpentingnya teori akuntansi. Menurut beliau ada sinyalemen yang berkembang yang
menggangap bahwa seolah teori akuntansi tidak di butuhkan.Alasan yang mendasarri pemikiran ini
adalah bahwa akuntansi bukanlah merupakan suatu disiplin ilmu yang dapat menjelaskan semua
gejala-gejala akuntansi dalam prakteknya. Akuntansi bersifat teknis prosedural dia sama seperti
mesin saja tidak memerlukan kreasi-kreasi atau inisiatif baru. Pandangan ini adalah keliru,apa yang
terdapat dalam aliran Positive Accounting Theory yang di pakai oleh watts dan zimmerman
misalnya menjelaskan bahwa teori bukan aturan untuk memilih antara prosedur akuntansi yang satu
dengan yang lainnya. Misalnya memilih prosedur yang lebih mencerminkan proses
”matching”pendapatan dan beban. Akan tetapi lebih luas.Teori akuntansi dapat memberikan
penjelasan mengenai praktek akuntansi, menjawab dan menjelaskan semua fenomena yang melatar
belakangi penerapan suatu metode dalam praktek akuntansi. Misalnya, mengapa perusahan yang
satu menggunakan metode depresiasi di percepat Accelerated Depreciationsedangkan perusahan
lain menggunakan metode garis lurus. Teori dapat didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang
berdasarkan metode ilmiah atau logika. Teori terdiri dari dua bagian yaitu: 1. Asumsi-asumsi
termasuk definisi variabel-variablenya dan logika yang menghubungkan antar variabel
tersebut.Asumsi-asumsi, definisi logika dipergunakan untuk mengatur, menganalisa, memahami,
gejala empiris yang menjadi perhatian. 25 2. Himpunan hipotesa-hipotesa yang penting. Sedangkan
hipotesa merupakan anggapan awal dari sebuah fenomena atau masalah yang akan dianalisa.Tujuan
teori akuntansi adalah menjelaskan dan meramalkan praktek akuntansi. Teori akuntansi dapat
menjelaskan mengapa perusahaan lebih cenderung menggunakan metode LIFO daripada FIFO.
Teori akuntansi akan dapat memprediksi atau menemukan gejala akuntansiyang belum diketahui.
Misalnya teori akuntansi dapat memberikan hipotesa mengenai sifat – sifat perusahaan yang
menggunakan metode LIFO dibandingkan dengan menggunakan FIFO. Untuk memperkuat
argumen bahwa akuntansi merupakan disiplin ilmu yang didasari oleh metode ilmiah,maka
akuntansipun mengalami perkembangan disiplin ilmunya. Watts dan Zimmernan menjelaskan
perkembangan dari tiori akuntansi dari normatif ke teori akuntansi positif dan dewasa ini
berkembang ke arah Teori Akuntansi interpretatif. Dimana masing-masing dalam menyusun teori
tersebut terdapat berbagai pendekatan. Misalnya dalam teori akuntansi positif dilakukan pendekatan
ekonomi dan perilaku behavior.
1.4 Pelaporan keuangan organisasi sektor publik
Sistem Pelaporan Keuangan Publik terdapat 3 sistem yang pertama sistem Basis Kas atau Cash
Base, merupakan sistem akuntansi dasrar kas hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas keluar.
Akaun keuangan akhiarnya akan dirangkum dalam buku kas. Yang kedua Basis Akrual atau
Accrual Base merupakan penerimaan dan biaya bertambah (diakui karena diperoleh atau
dimasukkan bukan sebagai uang yang diterima atau dibayarkan) dalam jumlah yang sesuai satu
sama lain, dapat dipertahankan atau dianggap benar dan berkaitan dengan rekening laba dan rugi
selama periode yang bersangkutan. Yang ketiganya adalah Akuntansi Dana (Fund Accounting)
yang merupakan Akun alternatif sistem akuntansi di sektor publik yg dikembangkan dari dasra kas
dan pengendalian anggaran. Sistem akuntansi dana mengakui organisasi ketika komitmen sudah
disepakati. Ini berarti transaksi belum diakui ketika kas dibayar atau diterima, atau ketika kas
diterima atau dikeluarkan,namun lebih awal lagi, yaitu ketika pesanan dikirim atau diterima.

Selaras dengan PP 105 dan kepmendagri No. 29 Tahun 2002 dan dari penelitian bersama antara IAI
kompartemen Akuntan Sektor publik serta berbasis pada IPSAS dihasilkan beberapa kesimpulan,
diantaranya adalah 1) Laporan Keuangan yang dihasilkan adalah Laporan keuangan akrual. 2)
Laporan Keuangan yang dihasilkan sebagai berikut: Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Surplus
dan defisit dan perhitungan anggaran.Dalam pelaporan keuangan sektor publik gak mungkin
dilaporkan jika tidak ada transaksi keuangan didalamnya kan guys. Nah dalam ilmu akuntansi
pelaporan ini ada yang namanya siklus akuntansi atau tahapan-tahapan pencatatan akuntansi hinga
sampai ketahap pelaporannya Siklus akuntansi merupakan sistematika pencatatan transaksi
keuangan, peringkasannya dan pelaporan keuangan, dalam akuntansi sektor publik siklus akuntansi
meliputi hal-hal yang terkait diantaranya adalah sebagai berikut:

Transaksi, merupakan kegiatan yang mengubah posisi keuangan suatu entitas dan pencatatannya
memerlukan data/ bukti/ dokumen pendukung dalam kegiatan operasi suatu entitas. Transaksi
dilakukan oleh masing-masing pemegang kas-bendahara yaitu: pemegang kas-bendahara rutin,
pemegang kas-bendahara proyek, pemegang kas-bendahara gaji, pemegang kas-bendahara
penerima.
Bukti transaksi, bentuk-bentuk bukti transaksi adalah sebagai berikut: kas (STS, SPM, register
SKO, register SPP, register SPM), Piutang (daftar jumlah penagihan, register penagihan piutang),
Persediaan dan Aktiva Tetap (buku inventaris/ mutasi barang, daftar nilai aktiva tetap), Hutang
(daftar hutang/ pinjaman, surat-surat perjanjian), dsb.
Neraca Awal, berisi saldo-saldo rekening aktiva dan passiva yang berasal dari periode sebelumnya,
bila belum terdapat saldo rekening aktiva dan pasiva periode sebelumnya maka neraca awal disusun
berdasarkan penilaian aset dan pemeriksaan fisik terhadap rekening-rekening yang ada.
Jurnal, merupakan suatu media/ metode yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan dan
meringkas data keuangan dan data lainnya. Jurnal mengklasifikasikan data keuangan menurut
penggolongan yang sesuai dengan informasi untuk pertama kalinya, dalam jurnal ini juga dilakukan
peringkasan data.
Buku besar, merupakan suatu buku yang berisi kumpulan rekening atau perkiraan yang telah dicacat
dalam jurnal. Buku besar dibuat oleh masing-masing pemegang kas-bendahara
Buku besar pembantu, digunakan untuk mencatat rekening dengan rincian tertentu yang ada pada
buku besar, seperti misalnya: rekening piutang, persediaan, investasi jk panjang, aktiva tetap,
hutang dan beberapa rekening obyek pendapatan dan obyek belanja/ biaya.
Buku besar pembantu kas, buku ini diselenggerakan karena pergeseran pencatatan dari kas basis
(cash base) ke akrual basis (accrual base), buku ini berisi rincian pendapatan-pendapatan (mis.:
pajak reklame, retribusi parkir, dsb) yang telah diterima kasnya sehingga nantinya akan
mempemudah dalam perhitungan dan penyusunan anggaran karena akan dapat membedakan
pendapatan yang telah diterima pembayarannya dan pendapatan yang masih menjadi piutang.
Daftar saldo, merupakan daftar rekening-rekening beserta saldo yang menyertainya pada suatu
periode tertentu, format daftar saldo antara dinas/ instansi dengan format daftar saldo bagian
keuangan pemkot/ pemkab adalah berbeda.
Kertas kerja, merupakan kolom-kolom yang digunakan dalam proses akuntansi sektor publik secara
manual, kertas kerja ini dibedakan antara laporan triwulan dan laporan tahunan (sesuai dengan PP
105/ tahun 2000)
Jurnal penyesuaian, adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode anggaran atau pada saat laporan
keuangan akan disusun agar menghasilkan keterkaitan yang tepat antara pendapatan/ penerimaan
dan belanja/ biaya. Penyesuaian dibutuhkan manakala transaksi-transaksi mempengaruhi
pendapatan dan belanja/ biaya lebih dari satu periode anggaran, penyesauaian ini mengakui
pendapatan/ penerimaan dalam periode dimana dihimpun/ didapat dan mengakui belanja/ biaya
dalam periode dimana barang/ jasa yang berkaitan digunakan.
Laporan keuangan, adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai piak yang berkepentingan.
Jurnal penutup, merupakan langka terakir yang dibutuhkan dalam siklus akuntansi yaitu setelah
laporan keuangan selesai disusun dan dilakukan hany pada akhir periode anggaran, jurnal penutup
ini untuk meng nol kan rekening-rekening pendapatan/ penerimaan dan rekening biaya/ belanja
sehingga untuk periode anggaran berikutnya telah siap kembali menerima data
1.5 Prinsip Akuntansi keuangan sektor publik
1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip akuntansi yang mengacu pada biaya historis atau historical cost principle ini mengharuskan
kamu untuk mampu melakukan pencatatan terhadap biaya yang dikeluarkan baik untuk
memperoleh barang maupun jasa. Dengan kata lain, jika pencatatan transaksi keuangan atas sebuah
barang sudah didapatkan oleh sebuah perusahaan, maka pencatatan keuangannya berdasarkan pada
berbagai biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang tersebut.

2. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)


Dalam proses penyusunan laporan keuangan, metode dan standar yang digunakan sebaiknya
diterapkan secara konsisten. Misalnya, perusahaan kamu menggunakan sistem accrual basis, maka
sistem ini tidak boleh berganti-ganti dengan sistem yang lain. Hal ini nantinya yang akan
memudahkan pihak perusahaan untuk melihat dan membandingkan laporan keuangan dalam
periode-periode sebelumnya.

3. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)


Pengertian pendapatan adalah aliran harta yang masuk (aktiva) atau didapatkan dari penyerahan
barang/jasa. Prinsip pengakuan pendapatan ini mengharuskan kamu untuk mencatat harta tersebut
sebagai pendapatan.

Misalnya, jika perusahaan kamu mendapat Rp2.000.000 dari hasil penjualan inventaris lain, maka
artinya, selain diakui sebagai harta, nominal tersebut juga harus dimasukkan ke dalam akun
pendapatan.

4. Prinsip Entitas Ekonomi (Economic Entity Principle)


Pada prinsip dasar akuntansi dengan entitas ekonomi, perusahaan didefinisikan sebagai sebuah
kesatuan usaha, yang terpisah atau berdiri sendiri dari entitas ekonomi. Maksudnya, aset yang
dimiliki oleh sebuah perusahaan harus dipisah dengan aset milik pribadi. Kamu tidak boleh
mencampurkan laporan keuangan akuntansi perusahaan dengan keuangan pribadi atau pihak
manapun.

5. Prinsip Mencocokkan (Matching Principle)


Prinsip akuntansi ini mempertemukan pendapatan yang diterima perusahaan dengan biaya yang
dikeluarkan. Hal ini ditujukan untuk mengetahui nominal keuntungan bersih dalam periode tertentu.

6. Prinsip Pengungkapan Secara Lengkap (Full Disclosure Principle)


Prinsip ini bisa dibilang adalah prinsip dasar akuntansi yang paling utama, karena mengharuskan
penyajian informasi pada laporan keuangan secara lengkap atau penuh, tanpa ada yang terlewatkan.
Hal ini bertujuan untuk membuat para pemakai informasi akuntansi tidak merasa bingung dengan
laporan keuangan yang setengah jadi. Jika memang ada informasi yang tidak bisa dimasukkan ke
dalam laporan keuangan, kamu bisa menambahkan keterangan berupa catatan kaki atau lampiran
tambahan.
7. Prinsip Periode Akuntansi (Period Principle)
Prinsip dasar akuntansi yang satu ini biasa disebut juga dengan prinsip kurun waktu. Maksudnya
adalah laporan keuangan sebuah bisnis atau perusahaan harus dibatasi dalam kurun periode tertentu.
Misalnya, laporan keuangan semester, dimulai di bulan Januari sampai dengan Juni. Tujuannya
agar laporan tersebut mudah untuk diketahui dan diukur dengan baik.
8. Prinsip Materialitas
Prinsip materialitas adalah prinsip yang mengakui adanya pengukuran dan pencatatan akuntansi
secara bernilai nominal atau material. Artinya adalah suatu informasi akuntansi memiliki nilai
nominal dan bisa dijual. Prinsip ini juga yang menentukan apakah sebuah laporan keuangan perlu
ditulis ulang atau hanya dikoreksi saja.

9. Prinsip Kesinambungan Usaha (Going Concern)


Prinsip akuntansi kesinambungan usaha atau going concern ini menganggap bahwa sebuah usaha
ekonomi akan terus berjalan secara berkesinambungan dan konsisten, kecuali bila ternyata ada
peristiwa atau masalah khusus yang bisa menyebabkan pemberhentian bisnis.

10. Prinsip Satuan Moneter


Dalam prinsip akuntansi ini, segala bentuk pencatatan transaksi hanya bisa dinyatakan dalam
bentuk yang bisa diukur, misalnya mata uang. Hal ini berarti bahwa prinsip ini tidak melibatkan
faktor kualitatif lainnya seperti kualitas, kinerja, prestasi, dan lain-lain. Alasannya adalah karena
faktor-faktor tersebut tidak dapat diukur dalam bentuk uang.
1.6 Karakteristik Kualitatif Laporan keuangan sektor publik
Laporan keuangan intinya terfokus pada pemberian informasi yang bermanfaat bagi penggunanya
dalam setiap pengambilan setiap ekonomi. Dalam struktur teori akuntansi adalah karakteristik
kebermanfaatan kualitas informasi. Terkait dengan laporan keuangan karakteristik kualitatif
merupakan salah satu elemen dari laporan keuangan. Karakteristik kualitatif informasi memberikan
pengguna laporan keuangan satu pilihan di antara berbagai alternatif pelaporan dan akuntansi.
Karakteristik ini pada awalnya didefinisikan sebagai sifat informasi yang penting akan membuatnya
berguna.
Karakteristik kualitatif juga membantu menjawab pertanyaan tentang karakteristik informasi
akuntansi Bagaimana informasi bermanfaat dalam setiap pengambilan keputusan titik dimensi
dasar dari teori akuntansi ini dibagi ke dalam beberapa kelompok yaitu:
1. Relevansi (Relevance)
Informasi dikatakan dilakukan apabila informasi tersebut berkemampuan untuk membuat
perbedaan di dalam satu keputusan. Untuk mencegah rekapan informasi harus dapat memberi
ketegasan atau memberi pengaruh perubahan atas sarapan pembuatan keputusan. Jika informasi
dengan ketegasan atas Harapan, berarti memberikan peningkatan kemungkinan hasil yang
diharapkan.
2. Dapat Dipercaya ( Reliability )
Dapat dipercaya berarti bahwa seorang pengguna dapat menguntungkan atau memiliki jajanan
pada informasi Yang dilaporkan. Informasi akuntansi dipertimbangkan RAM 4 dipercaya atau
realibility jika informasi secara nyata menyatakan Apa yang dimaksud, apa yang diungkapkan
dan dapat diuji sebenarnya.
3. Perlengkapan yang jujur ( Representational Faithfulness)
Ungkapan yang jujur maksudnya bahwa terdapat kesesuaian antara satu ukuran keuangan atau
penjelasan dan fenomena kegiatan ekonomi yang diukur atau dijelaskan.
4. Substansi Mengungguli Bentuk (Substance over form)
Substansi mengungguli bentuk adalah bahwa transaksi atau peristiwa yang akan dicatat dalam
laporan keuangan didasarkan pada substansi atau realitas ekonomi dari transaksi tersebut, bukannya
hanya ada bentuk hukumnya. Misalnya, suatu perusahaan mungkin melakukan kontrak sewa guna
usaha (lease) atas pemakaian aktiva milik perusahaan lain.
5. Netral (Neutrality)
Netral berarti bahwa informasi akuntansi harus Netral, atau tidak memihak yang memberikan
dampak pada perilaku para pengguna informasi. Oleh karena informasi akuntansi memberi
pengaruh terhadap lingkungannya, maka dipandang penting bahwa informasi akuntansi harus
bersifat netral atau tidak bias.
6. Dapat dimengerti (Understandability)
Dapat dimengerti maksudnya bahwa pengguna harus memahami informasi yang dimaksud untuk
memberikan manfaat dalam pengembangan keputusan.
7. Daya Banding (Comparability)
Daya banding berarti yaitu kebergunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan akan
sering mengikat jika informasi tersebut dapat di bandingkan dengan informasi yang sama dari
entitas akuntansi yang lain atau dengan informasi yang berasal dari entitas akuntansi yang sama
dalam tabung yang berbeda.
8. Keterujian (Verifiability)
Ketelitian merupakan kemampuan suatu informasi untuk diuji kebenarannya oleh orang yang
berbeda dengan metode pengujian yang sama, dan akan menghasilkan kesimpulan yang sama. Yang
harus diperhatikan adalah bahwa pekerjaan berkaitan dengan kebenaran informasi yang dihasilkan,
ketepatan dalam metode pengukuran/pengujian yang digunakan.
9. Materialitas (Materiality)
Materialitas merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam mengakui suatu
informasi akuntansi titik pertimbangan utama dalam konsep ini adalah Apakah pengajian informasi
tertentu akan mempengaruhi secara signifikan pengambilan keputusan.
1.7 Tujuan dan Fungsi Laporan keuangan sektor publik
Tujuan laporan keuangan sektor publik
Tujuan pelaporan keuangan berupaya untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi proses
pembuatan dan keputusan ekonomi bisnis. Secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan
sektor publik adalah:
1. Kepatuhan dan pengelolaan (Compliance and stewardship)
Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan keuangan dan
otoritas pengusahaan bahwa pengelolaan sumber daya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan
hukum dan peraturan lain yang telah ditetapkan.
2. Akuntabilitas dan pelaporan Retrospektif (Account ability and retrospective reporting)
Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik, untuk memonitor
kinerja dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati tren antar kurun waktu
pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan membandingkannya dengan kinerja organisasi
lain yang sejenis jika ada, serta memungkinkan keluar untuk memperoleh informasi biaya atas
barang dan jasa yang diterima untuk menilai Efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya
organisasi.
3. Perencanaan dan informasi otorisasi (planning dan authorizontal information)
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan dan aktivitas di masa
yang akan datang dan untuk memberikan informasi pendukung mengenai otorisasi penggunaan
dana.
4. Kelangsungan Organisasi (Viability)
Laporan keuangan berfungsi untuk membantu para pembaca dalam menentukan apakah suatu
organisasi atau unit kerja dapat meneruskan penyediaan barang dan jasa atau pelayanan di masa
yang akan datang.

5. Hubungan masyarakat (public relation)


Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi, untuk
mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada pemilik yang dipengaruhi
karyawan dan masyarakat serta sebagai alat komunikasi dengan publik dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
6. Sumber Fakta dan Gambaran (source of facts and figures)
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada kelompok kepentingan yang
ingin mengetahui organisasi secara lebih mendalam.

Sumber Daya Finansial Jangka Pendek

Sumber daya finansial jangka pendek sangat penting bagi pemerintah untuk melakukan transaksi
rutin. Merupakan contoh sumber finansial jangka pendek yang siap digunakan titik bagian
Keuangan perlu mengetahui jumlah uang yang ada di tangan (Cah on hand) dan yang berada di
Bank.

Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi suatu entitas mengacu pada beberapa bagus nilai ekonomi suatu entitas pada
waktu tertentu. Nilai ekonomi merupakan selisih antara sumber daya total yang dimiliki oleh suatu
entitas dengan total hutang yang menjadi kewajibannya. Pemerintah dapat dipandang sebagai
lembaga politik dan juga sebagai lembaga usaha.

Ketentuan hukum, kontraktual, dan ketentuan lainnya

Unit pemerintah memiliki kendala khusus dalam melakukan aktivitasnya, yaitu dibatasi oleh
peraturan hukum dan perundang-undangan serta ketentuan lain yang ada di tetapkan titik dalam
melakukan eksploitasi terhadap sumber daya dan penggunaannya pemerintah harus selalu mengacu
pada peraturan-peraturan hukum yang mengikat, misalnya undang-undang Peraturan Pemerintah,
letter of intent (Lol), memorandum of understanding (MoU), dan sebagainya.

Perencanaan dan Penganggaran

Anggaran merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian pemerintah titik anggaran
sebagai alat perencanaan mengindikasikan target yang harus dicapai oleh pemerintah, sedangkan
anggaran sebagai alat pengendalian mengindikasikan alokasi sumber dana yang disetujui legislatif
untuk dibelanjakan.

Kinerja Manajerial Dan Organisasional

Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai berdasarkan laba yang diperoleh, karena organisasi
pemerintah bukan entitas bisnis yang mencari laba. Mungkin saja pemerintah memiliki program
atau aktivitas dari program tersebut dihasilkan pendapatan yang lebih besar dari biayanya, sehingga
pemerintah mengalami surplus atas program tersebut. Akan tetapi surplus yang diperoleh tidak
berarti menunjukkan kinerja unit pemerintah yang bagus sebab harus dilihat juga apakah surplus
tersebut karena tarif yang terlalu tinggi yang dibebankan kepada publik termasuk tingkat kualitas
pelayanan yang diberikan Apakah sudah memadai.

1.8 Pemakai Laporan keuangan sektor publik


Pemakai laporan keuangan sektor publik dapat diidentifikasikan dengan menelusuri Siapa yang
menjadi stakeholder organisasi. Terdapat 10 kelompok pemakai laporan keuangan sektor publik
keterkaitan antar kelompok pemakai laporan keuangan tersebut akan menjelaskan kebutuhannya.
10 kelompok pemakai laporan keuangan tersebut adalah:
1. Pembayaran Pajak (taxpayers)
2. Pemberian dana bantuan (grantors)
3. Investor
4. Pengguna jasa (Fee-paying service recipients)
5. Karyawan/pegawai
6. Pemasok (vendor)
7. Dewan legislative
8. Manajemen
9. Pemilih (voters)
10. Badan Pengawas (oversight bodies)

Pengklasifikasian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa pembayaran pajak, pemberian dana
bantuan, investor, dan Pembayaran jasa pelayanan merupakan sumber penyediaan keuangan
organisasi, karyawan dan pemasok merupakan penyediaan Tenaga Kerja dan sumber daya material,
dan aktivitas mereka semua diawasi oleh pemilik dan badan pengawasan, termasuk level
pemerintahan yang lebih tinggi titik Anthony mengklasifikasikan Pemakaian laporan keuangan
sektor publik menjadi lima kelompok yaitu:
1. Lembaga Pemerintah (governing bodies)
2. Investor dan kreditor
3. Pemberi sumber daya (resources providers)
4. Badan pengawas (Oversight bodies)
5. Konstituen

Pengklasifikasian Pemakaian laporan keuangan dilakukan untuk mempertimbangkan semua


organisasi dan bisnis, bukan untuk organisasi pemerintah saja. Sementara itu Henley
mengklarifikasi pengguna laporan keuangan sektor publik menjadi 12 kelompok yaitu:

1. Anggota terpilih (elected members)


2. Masyarakat sebagai pemilih dan/atau pembayar pajak
3. Pelanggan atau klien
4. Karyawan/pegawai
5. Pelanggan dan pemasok
6. Pemerintah
7. Pesaing (competitors)
8. Regulator
9. Pemberi Pinjaman
10. Donor dan sponsor
11. Investor atau patner bisnis
12. Kelompok penekan lainnya

Pengklasifikasian Pemakaian laporan keuangan sektor publik merupakan pendapat Borgobovi dan
Annessi- persija (1997) adalah :
1. Masyarakat penggunaan jasa publik
2. Masyarakat pembayar pajak
3. Perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang menggunakan pelayanan publik sebagai input
atas aktivitas organisasi.
4. Bank dan masyarakat sebagai kreditor pemerintah
5. Badan-badan internasional, seperti bank dunia, IMF, ADB, PBB,
6. Investor asing dan country analyst
7. Generasi yang akan datang
8. Lembaga negara

1.9 akuntansi dan Kebutuhan pemakai Laporan keuangan

Bernyanyi secara berkelompok memiliki hak dasar terhadap pemerintah yaitu:

1. Hal untuk Mengetahui (right to know)


2. Hak untuk diberi informasi yang meliputi hak untuk di beri penjelasan terbentuk atas
permasalahan-permasalahan tertentu yang menjadi perdebatan publik.
3. Hal untuk didengar aspirasinya (right to be heard and to be listen to).

Laporan keuangan pemerintah merupakan hak publik yang harus diberikan oleh pemerintah baik
pusat maupun daerah titik hak atas informasi keuangan muncul sebagai konsekuensi konsep
pertanggungjawaban pakai. Pertanggungjawaban public masyarakat organisasi publik untuk
memberikan laporan keuangan sebagai bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan.

Setiap negara memiliki kebutuhan dan kepentingan berbeda-beda terhadap informasi keuangan
yang diberikan oleh pemerintah. Diantara kelompok pemakai laporan keuangan tersebut dapat
ditimbul konflik antar kepentingan. Laporan keuangan pemerintah disediakan untuk memberi
informasi kepada berbagai kelompok pemakai kamu meskipun setiap kelompok pemakai membeli
kebutuhan informasi yang berbeda-beda.

1.10 Contoh dan Bukti kasus


BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengembangan teori akuntansi sektor publik perlu dilakukan untuk mempertahankan
khasanah ilmu akuntansi untuk memperbaiki praktik akuntansi di sektor publik titik
pengembangan teori akuntansi sektor publik dengan pendekatan edukatif dan atau dikenal
dengan teori akuntansi positif pengembangan teori dari praktek yang ada empiris titik
pendekatan akuntansi hanya dilakukan pada penelitian akuntansi karena akuntansi
merupakan bagian dari ilmu penerapan pengembangan teori akuntansi melalui riset
akuntansi pada dasarnya juga dapat dilakukan melalui metode penelitian alternatif seperti
riset eksperimen prices tadi kasus reset lapangan dan reset dengan metode etnografi.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan baik bagi
penulis mau pun bagi para pembaca
DAFTAR PUSTAKA

Halim, abdul., dan syam kusudi. 2013. Teori, konsep dan Aplikasi: Akuntansi sektor publik.

Jakarta. Penerbit salemba empat.

Harahap, sofyan syafri, 2011. Teori Akuntansi Edisi Revisi, penerbit Rajawali per. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai