Anda di halaman 1dari 71

CRITICAL BOOK REVIEW

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

DOSEN PENGAMPU : Dr. Azizul Kholis,SE,M,Si.CMA


Tiara Reizsa Aditya
DISUSUN OLEH
Eva Purnama Sari (7191240002)
Devi Cahya Putri (7193240023)
Fitri Sani ( 7193240020)
Khairul Syabirin Daulay ( 7193540001)
Rodeardo Purwana Saragih (7193240017)

PROGRAM STUDI S1ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan ridho-Nya dan
memberikan waktu kepada saya untuk memenuhi tugas Critical Book Review pada mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Azizul
Kholis,SE,M,Si.CMA Dan Ibu Tiara Reizsa Aditya yang telah membimbing saya danbeberapa
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian CBR ini.
Makalah ini berisi ringkasan dari beberapa buku dan diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas semester ganjil pada mata kuliahAkuntansi Sektor Publik.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran baik secara tertulis ataupun secara lisan yang
membangun dari pembaca, khususnya kepada Dosen Pengantar mata kuliah Akuntansi Sektor
Publikdemi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga
dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan.

Medan, 05 Mei, 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….3
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...4
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………...5-6
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………………….5
1.2 TUJUAN PENULIS……………………………………………………………..................5
1.3 MANFAAT PENULISAN…………………………………………………………………..5
1.4 IDENTITAS BUKU………………………………………………………………………5-6

BAB II URAIAN BUKU …………………………………………………………………….7-71

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………...............72


3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………………….72
3.2 SARAN…………………………………………………………………………………….72

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Critical review adalah bukan sekedar laporan atau tulisan tentang isi sebuah buku atau
artikel, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) kita
mengenai keunggulan & kelemahan buku atau artikel tersebut, apa yang menarik dari
artikel tersebut, bagaimana isi artikel tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir kita &
menambah pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian tertentu. Dengan kata lain,
melalui critical review kita menguji pikiran pengarang/ penulisberdasarkan sudut
pandang kita berdasarkan pengetahuan & pengalaman yang kita miliki.
Rasionalisasi pentingnya CBR sering kali membuat kita bingung memilih buku refrensi
bukuuntuk kita baca dan pahami.Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang
memuaskan hati kita. Mempelajari dan memahami Akuntansi Sektor Publik memerlukan
serangkaian tahap yang saling terkait satu dengan lainnya, di mana setiap tahap akan menjadi
pondasi bagi tahap berikutnya. Oleh karna itu, penulis membuat Critical Book Report (CBR)
ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku refrensi untuk digunakan dalam
menguasai suatu materi, terkhususnya pada pokok bahasan tentang Akuntansi Sektor Publik.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Mengkritis satu topik mata kuliah Akuntansi Sektor Publik dengan buku yang
berbeda
2. Menambah wawasan pembaca mengenai arti pentingnya memahami akuntansi sektor
publik
3. Menguatkan pemahaman pembaca mengenai betapa pentingnya mempelajari
akuntansi sektor publik

1.3 Manfaat Penulisan


1. Mampu berpikir kritis, yaitu merangkum, menganalisis, menghubungkan, dan
mengevaluasi suatu buku yang di baca atau dipelajari.
2. Mampu mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan buku serta mampu memberikan
opini tentang buku yang di kritik.
3. Memperoleh pemahaman mengenai suatu buku yang menjadi critical book
1.4 Identitas Buku
1. Judul Buku : Akuntansi Sektor Publik
2. Penulis :
3. Penerbit : Madenatera Medan
4. Tahun Terbit : 2019
5. ISBN : 978-602-5470-29-5
6. Tebal Buku : 317 Halaman

4
7. Ukuran Buku : 17,5 x 25,5 cm
BAB II

URAIAN ISI BUKU

Chapter 1 : Gambaran Umum Akuntansi Sektor Publik

A. Pengertian Dan Ruang Lingkup Organisasi Sektor Publik


Pengertian dari organisasi sektor publik ialah suatu organisasi yang berhubungan dengan
kepentingan umum/ pemberi pelayanan public, penyediaan barang atau jasa kepada publik dan
tidak berorientasi pada laba (profit).

Ruang lingkup organisasi sektor publik yaitu:

 Penyelenggaraan layanan atau pengadaan barang kebutuhan masyarakat umum,


 Bukan konsumsi individual,
 Pemerintah ikut serta mengendalikan dengan saham atau sejumlah regulasi yang
mengikat,
 Harga tidak semata-mata ditentukan mekanisme pasar. Yang mana meliputi instansi
pemerintah, organisasi nirlaba milik pemerintah, organisasi dan nirlaba milik swasta,
lembaga pendidikan, lembaga amal , masyarakat , dan lain-lain.
Perbedaan Sektor Publik dan Swasta

PERBEDAAN SEKTOR PUBLIK SEKTOR SWASTA

Tujuan Organisasi Nonprovit Motive Profit Motive

Sumber Pendanaan Pembiayaan Internal: Modal


Pajak, Retribusi, Hutang, Obligasi Sendiri, Laba ditahan, Penjualan
Pemerintah, Laba Aktiva.
BUMN/BUMD, Penjualan Asset
Pembiayaan Eksternal : Hutang
Negara
bank, Obligasi, Penerbitan Saham

Pertanggungjawaba Masyarakat (Pulik),dan Parlemen Pemegang Saham Dan Kreditur

5
n (DPR/DPRD)

Struktur Organisasi Birokratis, Kaku, dan Hierarkis Fleksibel, Datar, Piramid, Lintas
Fungsional, dsb.

Karakteristik Terbuka untuk Publik Tertutup untuk Publik


Anggaran

Sistem Akuntansi Basis Akuntansi Kas Basis Akuntansi Akrual

Perbedaan stakeholder sektor publik dan sektor privat


STAKEHOLDERSEKTOR PUBLIK STAKEHOLDER SEKTOR PRIVAT
Stake Holder Eksternal : Stakeholder Ekternal :
 Masyarakat pengguna jasa publik.  Bank sebagai kreditor.
 Masyarakat membayar pajak.  Serikat butuh.
 Perusahaan dan Organisasi sosial ekonomi  Pemerintah.
yang menggunakan pelayanan publik  Pemasok.
sebagai input atas aktivitas organisasi.  Distributor.
 Bank sebagai kreditor pemerintah.  Pelanggan.
 Badan-badan internasional, sperti Bang  Masyarakat.
Dunia, IMF, ADB, PBB, dsb.  Serikat dagang (trade union).
 Investor asing dan Country Analyst.  Pasar modal.
 Generasi yang akan datang.

Stakeholder Internal : Stakeholder Internal :


 Lembaga negara (misalkanya : Kabinet,  Manajemen.
MPR, DPR/DPRD, dsb).  Karyawan.
 Kelompok politik (Partai politik).  Pemegang saham.
 Manajer publik (Gubernur, bupati, direktur
BUMN/BUMD).
 Pegawai pemerintah.

6
B. Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi sektor publik ialah proses pengumpulan, pencatatan, pengklasifikasian, penganalisaan,
dan pelaporan transaksi keuangan dalam domain organisasi publik yang menyediakan informasi
keuangan bagi para pemakai laporan keuangan untuk mengambil keputusan.

Tujuan akuntansi sektor publik meliputi:


 Management control atau untuk memberikan informasi yang diperlukan dalam mengelola
secara tepat,efektif,efisiensi dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumberdaya
yang dipercayakan kepada organisasi
 Accountability(akuntabilitas) yang memberi informasi mengenai pertanggungjawaban
manager dalam mengelola secara tepat kepada publik, pemerintah maupun pengguna
dana publik.

7
C. Sifat Dan Karakteristik Akuntansi Sektor Publik
Perbedaan sifat dan karakteristik akuntansi sector public disebabkan karena adanya perbedaan
linkungan yang mempengaruhi. Komponen-komponen yang mempengaruhi organisasi sector
public, meliputi:
a) Faktor ekonomi meliputi pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tenaga kerja, nilai tukar
mata uang, infrastruktur dan pertumbuhan pendapatan perkapita (GNP/GDP).
b) Faktor politik meliputi hubungan negara dan masyarakat, legitimasi pemerintah, tipe
rezim yang berkuasa, ideologi negara, elit politik dan massa, jaringan international serta
tingkat pendidikan.
c) Faktor kultural meliputi sistem kepercayaan/nilai di masyarakat, keragaman
suku,ras,agama, bahasa dan budaya, histors, sosiologi masyarakat, karakteristik
masyarakat dan tingkat pendidikan.
d) Faktor demografi meliputi pertumbuhan penduduk, strukstur usia penduduk, migrasi dan
tingkat kesehatan.

8
D. Peran Akuntansi Sektor Publik

1) Pengelolaan keuangan negara, meliputi


 Manajemen keuangan sector public (manajemen pendapatan negara, belanja
negara, utang negara,asset negara, kas, dan investasi public).
 Akuntansi manajemen sector public (perencanaan strategic sector public,
pemberian informasi biaya sector public, penilaian investasi public,
peanganggaran sector public, pengendalian pusat pertanggungjawaban, penentuan
harga/tariff pelayanan, pengukuran kinerja).
2) Pelaporan keuangan, yaitu menyusun dan menyajikan laporan keuangan sector public.
3) Pemeriksaan meliputi audit keuangan negara, review laporan keuangan, audit keptuhan,
audit kinerja,dan audit investasi.
4) Transparansi yaitu menyebarkan informasi dan bertindak dengan cara yang terbuka
antara berbagai stakeholder dengan aksesibilitas yang baik terhadap sumber informasi.
5) Akuntabilitas public yaitu pemberian informasi, pengungkapan dan pertanggungjawaban
aktivitas dan kinerja finansial kepada public untuk menciptakan kredibilitas manajemen.
6) Tata kelola pemerintahan yang baik yaitu kepemerintahan yang mengemban dan
menerapkan prinsip-prinsip dalam praktek penyelenggaraan tata kelola pemerintahan
yang baik, meliputi:
 Partisipasi
 Peran hukum
 Transparansi
 Tanggap
 Orientasi konsensus
 Kesetaraan dan keadilan
 Efektif dan efisien
 Akuntabilitas.
 Visi strategik.
7) Ekonomi, efisien dan efektivitas (value for money) yaitu

9
a. Ekonomi (mengenai biaya) yaitu pengelolaan secara hati-hati, cermat dan tanpa
pemborosan. Berbicara mengenai favorable/menguntungkan, dimana dana >
anggaran.
b. Efisiensi (produktivitas/daya guna) yaitu dikatakan efisiensi apabila suatu produk
dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya yang serendah-rendahnya atau
dengan kata lain hemat tetapi tepat sasaran.
c. Efektivitas yaitu pencapaian/target kebijakan/hasil guna,sasaran maupun tujuan.
Inputprosesoutputoutcome.

10
E. Penggunaan Barang Dan Jasa Publik
Barang dan jasa publik merupakan barang-barang dan jasa yang tidak dapat dibatasi siapa
penggunanya dan bahkan sebisa mungkin seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
mendapatkannya. Contohnya udara, cahaya matahari, papan marka jalan, lampu lalu lintas,
pertahanan nasional, pemerintahan, pelayanan keamanan, pelayanan kelalulintasan, dll.
Sifat barang public ada 2, yaitu:
 Non-rivalry ialah penggunaan barang public oleh satu konsumen tidak akan
mengurangi kesempatan konsumen lain untuk mengkonsumsi barang itu juga.
 Non-excludable yaitu apabila suatu barang tersedia, tidak ada yang dapat
menghalangi siapapun untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut atau dengan
kata lain setiap orang memiliki akses terhadap barang tersebut.

Barang privat ialah barang-barang yang memiliki sifat berkebalikan dengan barang public.
Barang private secara tipikal adalah carang yang diperoleh melalui mekanisme pasar, dimana
titik temu antara produsen dan konsumen adalah mekanisme harga. Oleh karena itu,
kepemilikan barang private biasanya dapat teridentifikasi dengan baik.

Maka penggunaan barang jasa publik maksudnya adalah penggunaan barang-barang dan
jasa-jasa yang siapapun bisa menggunakannya tanpa dibatasi dan sebisa mungkin tidak
membayar untuk mendapatkannya.

11
Chapter 2 : : AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

A. Konsep Akuntansi Manajemen


Akuntansi manajemen adalah proses identifikasi, pengukuran, pengumpuulan, analisis,
penyiapan, dan komunikasi informasi finansial yang digunakan oleh manajemen untuk
perencaaan, pengevaluasian, pengendalian dalam suatu organisasi, serta untuk menjamin
ketepatan penggunaan sumber-sumber dan pertanggungjawaban atas sumber tersebut.Konsep
akuntansi manajemen ialah future, yaitu akuntansi digunakan manajemen untuk perencanaan,
evaluasi, aktualisasi dan pengendalian dalam suatu organisasi.

Jenis Informasi Akuntansi Manajemen, meliputi:


1) Akuntansi Biaya Penuh (Full Cost Accounting), merupakan keseluruhan biaya yang
dibebankan pada setiap produk, segmen dan devisi (biaya langsung/tidak langsung) dan
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu biaya penuh historis (historical cost) dan biaya penuh
masa yang akan datang (future estimate)..
2) Akuntansi biaya diferensial (differential accounting), yaitu informasi masa mendatang
(future estimate) mengenai perbedaan diantara alternatife yang dihadapi para pembuat
keputusan. Akuntansi dibedakan menjadi empat yaitu biaya diferensial differential cost,
pendapatan diferensial (diferential revenue), laba diferensial (differential provit), dan
aktiva diferensial.
3) Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting)merupakan cara yang
ditempuh oleh top manajemen untuk membagi organisasi menjadi segmen-segmen
tertentu, dimana masing-masing segmen mempunyai otonomi untuuk mengatur pusat
pertanggungjawaban, dengan cara demikian diharapkan pencapaian tujuan organisasi
secara keseluruhan akan cepat tercapai.

12
B. Akuntansi Manajemen Dan Akuntansi Keuangan
Tujuan akuntansi keuangan adalah untuk menyajikan informasi kepada pihak eksternal
perusahaan, misalnya investor dan kreditor. Sedangkan tujuan akuntansi manajemen adalah
menyajikan informasi kepada pihak internal, yaitu manajemen perusahaan.

 Akuntansi manajemen berbicara mengenai future atau masa depan, dimana


membahas mengenai perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian dalam
suatu organisasi, sedangkan
 Akuntansi keuangan berbicara mengenai historical atau masa yang sudah berlalu
dalam bentuk laporan-laporan keuangan yang nantinya dapat dijadikan sebagai salah
satu alat dalam merumuskan strategi dimasa yang akan datang.

Selain itu perbedaan akuntansi manajemen dan keuangan dapat dilihat dari tabel berikut ini :

PERBEDAAN AKUNTANSI MANAJEMEN AKUNTANSI KEUANGAN

Target pengguna. Berfokus pada penyediaan Berfokus pada penyediaan informasi untuk
informaasi untuk pengguna pengguna eksternal.
internal.

Batasan input dan Tidak terikat aturan tertentu. Pelaporan akuntansi keungan harus
proses. mengikuti prosuder akuntansi yang
ditetapkan oleh pihak yang berwenang
(Bapepam & IAI di Indonesia).

Target pengguna Berfokus pada penyediaan Berfokus pada penyediaan informasi untuk
informasi untuk pengguna pengguna eksternal.
internal.

Batasan inputan dan Tidak terikat aturan tertentu. Pelaporan akuntansi keuangan harus
proses mengikuti prosedur akuntansi yang
ditetapkan oleh pihak yang berwenang
(Bapepam & IAI di Indonesia).

Jenis informasi Informasi keungan & non Informasi keuangan yang bersifat objektif.
keuangan, dimungkinkan juga
informasi yang bersifat subjektif.

Orientasi Waktu Menekankan pada informasi Mencatat dan melaporkan peristiwa yang
tentang peristiwa di masa depan. sudah terjadi (data historis).

13
Evaluasi internal dan pembuatan Informasi yang disediakan berfokus pada
Tingkat Agregasi keputusan dilakukan berdsarkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
informasi yang sangat detail.

Kedalaman Melibatkan aspek ekonomi Lebih spesifik


manejerial, teknik industri dan
ilmu manajemen (bersifat
multidisipliner).

Keakuratan vs Tepat Lebih menekankan Lebih menakankan pada keakuratan.


waktu ketepatwaktuan.

Verifikasi vs Relevansi Lebih menekankan pada relevansi Lebih menekankanpada kemampuan


terhadap perencanaan dan verifikasi.
pengendalian.

14
C. Manfaat Akuntansi Manajemen Sektor Publik

 Alat perencanaan, yaitu dalam menentukan visi, misi, tujuan, sasaran, arah, target
serta strategi dalam suatu organisasi
 Alat pengendali organisasi yang bertumpu pada mekanisme negosiasi, berupa
kebijaksanaan dan pengaturan birokrasi dan informasi akuntansi sebagai alat
financial control. Informnasi akuntansi memungkinkan organisasi untk
mengintegrasikan aktivitas organisasi secara menyeluruh.

15
D. Proses perencanaan Dan Pengendalian Menejerial Organisasi Sektor
Publik

 Perumusan Strategi (Strategy Formulation)merupakan proses penentuan visi,


misi, sasaran, target, arah, dan kebijaksanaan, serta strategi suatu organisasi. Salah
satu metode penentuan strategi adalah dengan menggunakan analisa SWOT
(Strength, Weakness, Opportunity, Threat).
Analisa internal :
Analisa Eksternal : Teknologi yang dimiliki
Ekonomi, sosial, Sumber daya
politik,peraturan (regulasi) Sumber daya alam
trend global Sumber daya manusia
Teknologi baru Infrastruktur dsbnya

Opportunity & Threat : Strength & Weaknes :


Indentifikasi peluang & Indentifikasi kekuatan &
ancaman kelemahan

Penyesuaian kompetensi
Dengan peluang dan ancaman
d

 Perencanaan Strategi (Strategic Planning)adalah proses memutuskan program


Strategi
yang akan dilakukan suatu
Gambar 1.1 organisasi
Proses dalam
Perumusan rangka implementasi strategi dan
Strategi

berupa program kerja yang disertai target kinerja terukur.


 Penyusunan Anggaranadalah proses pengoperasionalkan rencana dalam bentuk
yang kuantifikasian, biasanya dalam unit moneter, untuk kurun waktu tertentu.
Anggaran merupakan suatu rencana yang diungkapkan secara kuantitatif,
biasanya dalam unit moneter, meliputi periode waktu tertentu, biasanya satu
tahun. Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan suatu proses
negosiasi antara manajer pusat pertanggungjawaban dan atasannya. Hasil akhir
proses negosiasi adalah persetujuan tentang perkiraan biaya yang akan terjadi
selama satu tahun (untuk pusat biaya), atau anggaran laba atau ROI yang
disyaratkan (untuk pusat laba atau pusat investasi).

16
 Pelaksanaan merupakan realisasi atas pelaksanaan anggaran dilaporkan dalam
laporan realisasi anggaran dan laporan operasional. Laporan yang dibuat
hndaknya menyediakan informasi tentang program dan pusat petanggungjawaban.
 Penilaian Kerja merupakan evaluasi dengan cara membandingkan antara realisasi
anggaran dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

17
E. Peran Akuntansi Manajemen Sektor Publik
1. Perencanaan Strategik
Akuntansi manajemen pada sektor public dihadapkan pada tiga permasalahan utama yaitu
efesiensi biaya, kualitas produk, dan pelayanan. Untuk dapat menghasilkan kualitas pelayanan
public yang tinggi dengan biaya yang murah, pemerintah harus mengadopsi sistem informasi
akuntansi manajemen yang modern.

2. Tahap Pemberian Informasi Biaya


Biaya dalam akuntansi sektor public dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
 Biaya input adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan.
 Biaya output adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk hingga sampai
ke tangan pelanggan.
 Biaya proses, dapat dipisahkan berdasarkan fungsi organisasi.

Mahmudi (2011) membagi tahap pemberian informasi biaya, yaitu:


 Biaya operasi
 Biaya program
 Biaya kegiatan
 Biaya produk
 Biaya pelayanan

3. Tahap Penilaian Investasi


Factor yang harus diperhatikan oleh akuntan manajemen adalah tingkat diskonto, tingkat inflasi,
tingkat risiko dan ketidakpastian dan sumber pendanaan untuk investasi yang akan
dilakukan.Penilaian dilakukan dengan menggunakan analisis biaya-manfaat.

4. Tahap Penganggaran
Proses penganggaran organisasi sektor public terdapat pengaruh politik dalam proses
penganggaran. Akuntansi berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran public yang efektif
yaitu sebagai alat alokasi sumber daya public, alat distribusi, dan stabilisasi, maka akuntansi
manajemen merupakan alat yang vital untuk proses mengalokasikan dan mendistribusikan
sumber dana public secara ekonomis, efisien, efektif, adil, dan merata.

18
5. Tahap Penentuan Biaya Pelayanan Dan Penentuan Tarif Pelayanan
Menentukan berapa biaya yg dikeluarkan untuk memberikan pelayanan tertentu dan berapa tarif
yang akan dibebankan kepada pemakai jasa pelayanan publik,termasuk menghitung subsidi yang
diberikan.

6. Tahap Penilaian Kerja


Penilaian kinerja merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yg dapat digunakan
sebagai alat pengendalian.Pengendalian manajemen sistim penilaian kinerja dilakukan dengan
cara menciptakan mekanisme reward dan punishment.

19
F. Penentuan Tarif Pelayanan Publik
Pelayanan adalah cara melayani, jasa atau kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual
beli barang atau jasa.Pembebanan tarif pelayanan public kepada para konsumen dapat
dibenarkan karena beberapa alasan, yaitu:
1) Adanya barang privat dan barang publik. Terdapat tiga jenis barang yang menjadi
kebutuhan masyarakat yaitu:
b. Barang privat adalah barang-barang kebutuhan masyarakat yang manfaat barang
atau jasa tersebut hanya dinikmati secara individual oleh pembelinya, sedangkan
yang tidak mengkonsumsi tidak dapat menikmati barang/jasa tersebut. Contoh:
makanan, listrik, telepon.
c. Barang publik adalah barang-barang kebutuhan masyarakat. Barang-barang
kebutuhan dan barang-barang tersebut dibeli oleh masyarakat bersama. Contoh:
pertahanan nasional, pengendalian penyakit, jasa polisi.
d. Campuran antara barang privat dan publik. Campuran barang antara barang
privat dan publik yang dibutuhkan oleh individu, dikirim masyarakat umum
(publik) juga membutuhkan barang atau jasa tersebut. Contoh: pendidikan,
pelayanan kesehatan, transportasi publik, dan air bersih.
2) Beberapa alasan sulitnya membedakan barang publik dengan barang privat antara lain:
a. Batasan antara barang publik dan barang publik sulit untuk ditentukan.
b. Ada barang dan jasa yang merupakan barang / jasa publik tetapi dalam peng
gunaannya (konsumsinya) tidak dapat diakses beberapa elemen pembebanan
langsung.
c. Terdapat kecenderungan untuk membebankan tarif pelayanan daripada membebankan
pajak karena pembebanan tariff lebih muda pengumpulannya.

Metode Penentuan Tarif Pelayanan Publik meliputi:


a) Gross Margin Pricing
b) Full Cost Pricing
c) Direct Cost Pricing
d) Time and Material Pricing
e) Subsidizied Cost Pricing
f) Target Pricing.

20
g) Marginal Cost Pricing

21
F. Dalil Pembebanan Terhadap Tarif Pembayaran

Dasar pembebanan tarif pelayanan, meliputi:

1) Suatu jasa, baik merupakan barang publik atau barang privat, mungkin barang privat,
mungkin tidak dapat diberikan kepada setiap orang, jadi tidak adil jika biayanya dikirim
ke semua masyarakat melalui pajak, sementara mereka tidak menikmati layanan tersebut.
2) Biasanya memerlukan sumber daya yang mahal atau langka, sehingga konsumsi
masyarakat harus didisplinkan (hemat).
3) Terdapat variasi dalam konsumsi individu yang lebih terkait dengan pilihan kebutuhan
4) Suatu layanan mungkin digunakan untuk operasi komersial yang menguntungkan dan
untuk kebutuhan domestik individu dan industri
5) Pembebanan dapat digunakan untuk mengetahui arah dan skala permintaan publik atas
suatu jasa apabila jenis standar pelayanannya tidak dapat ditentukan secara tegas.

Dalil terhadap pelayanan publik yaitu tarif yang dapat didefinisikan sebagai sejumlah uang
dan jasa atau barang-barang yang tersedia ditukarkan oleh pembeli untuk mendapatkan
berbagai pilihan produk- produk dan jasa-jasa yang disediakan penjual. Tarif atau harga
sebagai satuan moneter yang menunjukan ukuran atau nilai dari suatu barang dan jasa yang
di butuhkan untuk mendapatkan manfaat dan dirasakan setelah hak kepemilikan atau
penggunaan diperoleh. Penentuan harga atau tarif suatu pelayanan tidak dapat dilakukan
secara sembarangan berdasarkan subjektivitas pimpinan saja, melainkan harus memiliki
dasar yang rasional dan objektif. Banyak faktor yang memengaruhi penentuan harga jual
pelayanan, baik dipandang dari produk pelayanan yang akan dijual, pasarnya, dan biaya
untuk menyediakan pelayan tersebut.

22
Chapter 3 : : PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

A. Pengertian Anggaran
Anggaran ialah rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan
dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayai nya dalam periode waktu tertentu

B. Perkembangan Penganggaran
a) Penganggaran Sebelum Tahun 1998
Aturan perundang-undangan yang berlaku pada periode ini adalah sebagai berikut:
1) PP Nomor 5 Tahun 1975 tentang Pengurusam, Pertanggungjawaban, dan Pengawasan
Keuangan Daerah.
2) PP Nomor 6 Tahun 1975 tentang Penyusunan APBD, Pelaksana Tata Usaha
Keuangan Daerah, Dan penyusunan perhitungan APBD
3) Kepmendagri Nomor 900-099 Tahun 1980 tentang Manual Administrasi Keuangan
Daerah (MAKUDA)
4) Permendagri Nomor 2 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan APBD
5) UU Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Dan Retribusi Daerah
6) Kepemendagri Nomor 3 Tahun 1999 tentang Bentuk dan Susunan Perhitungan APBD
b) Penganggaran Tahun 1999 Sampai 2004
Pada era ini, pelaksanaan otonomi daerah diatur oleh dua Undang-undang yaitu UU Nomor 22
Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah. Setelah kedua Undang-Undang tersebut, pemerintah
mengeluarkan aturan pelaksanaan pendukung otonomi pengelolaan keuangan lainnya, yaitu
sebagai berikut:
1) PP Nomor 104 Tahun tentang Dana Perimbangan.
2) PP Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan
Daerah.
3) PP Nomor 107 Tahun 2000 tentang Pinjaman Daerah;
4) PP Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah;
5) Surat Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Tanggal 17 Nopember 2000
Nomor 903/2735/SJ tentang Pedoman Umum Penyusunan dan Pelaksanaan APBD
Tahun Anggaran 2001;

23
6) Kepmendagri nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan,
Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah, serta Tata Cara Penyusunan
APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah, serta Penyusunan Perhitungan
APBD.
7) UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
8) UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
c) Penganggaran Tahun 2004 Sampai sekarang
Pada periode ini diterbitkan tiga paket Undang Undang tentang keuangan negara, yakni UU
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, dan UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara. Implikasi dari tiga paket Undang-Undang tersebut adalah
perlu disesuaikan dan diamandemennya aturan perundang undangan sebelumnya, terutama yang
terkait dengan pemerintahan dan pengelolaan keuangan daerah, sehingga diterbitkan UU Nomor
32 Tahun 2004 sebagai pengganti dari UU Nomor 22 Tahin 1999 tentang Pemerintah Daerah,
dan UU Nomor 33 Tahun 2004 sebagai pengganti dari UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, Selain itu, UU Nomor 17 Tahun 2003
mengamanatkan untuk membuat standar akuntansi pemerintahan, maka pada tanggal 13 Juni
2005 pemerintah menetapkan PP Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.

24
C. Hubungan Anggaran Dengan Akuntansi Sektor Publik
Hubungan anggaran dengan akuntansi sektor publik yaitu dimana anggaran adalah
tindakan untuk perencanaan managerialm untuk memfasilitasi tercapainya tujuan
organisasi. Dalam organisasi sektor publik, anggaran menjadi rencana managerial untuk
menerapkan strategi organisasi agar mencapai tujuan organisasi sektor publik. Anggaran
dan akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dimana akuntansi sektor publik
menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk mengadakan estimasi-estimasi
yang akan dituangkan dalam anggaran public yang nantinya akan dijadikan sebagai
pedoman kerja di waktu yang akan datang. Dengan demikian, akuntansi sektor publik
sangat bermanfaat di dalam penyusunan anggaran sektor publik. Akuntansi sektor publik
juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur tentang pelaksanaan anggaran itu
nantinya, dari hari ke hari. Untuk itu, akuntansi sektor publik menyajikan data realisasi
pelaksanaan anggaran secara lengkap.

25
D. Anggaran Sektor Publik
Anggaran Sektor Publik ialah perencanaan manajerial jangka pendek yang komperehensif yang
memastikan pencapaian target organisasional dan memberikan pedoman yang rinci untuk
operasi.

Fungsi Anggaran Sektor Publik, meliputi:


1) Fungsi Anggaran Dari Aspek Mikro
a. Anggaran Sebagai Alat Perencanaan,
b. Anggaran Sebagai Alat Pengendalian,
c. Anggaran Sebagai Alat Kebijakan Fiskal
d. Anggaran Sebagai Alat Politik
e. Anggaran Sebagai Alat Koordinasi Dan Komunikasi
f. Anggaran Sebagai Alat Penilaian Kinerja
g. Anggaran Sebagai Alat Motivasi
h. Anggaran Sebagai Alat Menciptakan Ruang Publik.

2) Fungsi Anggaran dari Aspek Makro


a. Anggaran Sebagai Alat Alokasi
b. Anggaran Sebagai Alat Distribusi
c. Anggaran Sebagai Alat Stabilisasi
Tujuam Anggaran Sektor Publik
 Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan
 Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertento, satu atau beberapa tahun, jangka
pendek, menengah dan jangka panjang
 Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai tujaan/sasaran
yang ditetapkan.
 Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak berwenang yang lebih tinggi dari
penyusunan anggaran.
 Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.
Pentingnya Anggaran Sektor Publik, yaitu:
 Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan sosial
ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

26
 Anggaran diperlukan karea adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tak
terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada terbatas. Anggaran
diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber daya (scarcity of resources),
pilihan (chaice), dan trade offs.
 Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggungjawab
terhadap rakyat. Dalam hal ini anggaran publik merupakan instrument pelaksanaan
akuntahilitas publik oleh lembaga lembaga publik yang ada.

E. Jenis Anggaran Sektor Publik


Adapun jenis-jenis anggaran sektor publik secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Anggaran Operasional
2. Anggaran Modal
3. Anggaran Dana Alokasi Umum, terdiri dari:
 Dana Alokasi Umum untuk Daerah Provinsi
 Dana Alokasi Umum untuk Daerah Kabupaten/Kota
4. Anggaran Dana Alokasi Khusus
5. Anggaran Tetap Vs Anggaran Fleksibel
6. Anggaran Eksekutif Vs Anggaran Legislatif
F. Prinsip-Prinsip Dalam Penganngaran Sektor Publik
1. Prinsip Otorisasi Oleh Legislatif
2. Prinsip Komperehensif
3. Prinsip Keutuhan Anggaran
4. Prinsip Non-dicretionary Apropriation
5. Prinsip Periodik
6. Prinsip Akurat
7. Prinsip JelasAnggaran
8. Prinsip Diketahui Publik

27
F. Pendekatan Penganggaran Sektor Publik
1.Pendekatan Tradisional

Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan ini yaitu:

 Cara penyusunan anggaran didasarkan atas pendekatan atas pendekatan incrementalism


 Struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-time.

Ciri lain yang melekat pada pendekatan tradisional:

 Cenderung sentralis
 Bersifat spesifiksai
 Tahunan
 Mengunakan prinsip anggaran bruto

2.Pendekatan New Public Management, berfokus pada manajemen sektor publik yang
berorientasi pada kinerja,bukan berorientasi kebijakan. Prinsip dari NPM meliputi:

 Penekanan keahlian manajemen professional dalam mengendalikan organisasi;


 Standar-standar yang tegas dan teerukur atas performa organisasi, termasuk tujuan,
target, dan indicator-indikator peralihannya;
 Peralihan dari pemanfaatan kendali input menjadi output;
 Peralihan dari system tersentralisasi ke desentralistik dari unit-unit sector public;
 Pengenalan pada kompetisi yang lebih besar dalam sector public;
 Penekanan pada praktek manajemen bergaya peusahaan swasta sperti kontrak kerja
singkat, pembangunan rencana korporasi, dn pernyataan misi;
 Penekanan pada pemangkasan, efisiensi, dan melakukan lebih banyak dari sumber daya
sedikit.
Model pemerintah di era New Public Management

1) Pemerintah katalis,
2) Pemerintah milik masyarakat
3) Pemerintah yang kompetitif
4) Pemerintah yang digerakan oleh misi
5) Pemerintah yang berorientasi hasil
6) Pemerintah berorientasi pada pelanggan
7) Pemerintah Wirausaha

28
8) Pemerintah antisipatif
9) Pemerintah desentralisasi
10) Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar

Perbandingan Anggaran Tradisional dengan Anggaran Pendekatan NPM


ANGGARAN TRADISIONAL NEW PUBLIK MANAGEMENT
Sentralis Desentralis & devolved management
Berorientasi pada input Berorientasi pada input,output,dan outcome
(value for money)
Tidak terkait dengan perencanaan jangka Utuh dan komprehensif dengan perencanaan
panjang jangka panjang
Line- item da incrementalism Berdasarkan sasaran kinerja

Batasan departemen yang kaku ( rigid Lintas departemen (croosdepartment)


departement)
Menggunakan aturan klasik: vote accounting Zero-base budgeting,planning programing
budgeting sistem
Prinsip anggaran bruto Sistematik dan rasional
Bersifat tahunan Bottom-up budgeting
Spesifik -

Perbandingan Anggaran Kinerja, ZBB dan PPBS

PPBS ( Planning,
Karakteristik Anggaran Kinerja ZBB (Zero Base Programming, and
Budgeting) Budgeting System)
Organisasi Unit kerja Unit keputusan Fungsional

Aspek Fungsi, program, Paket keputusan dan Fungsi dan program


klasifikasi kegiatan, dan elemen konsolidasi, paket independen terhadap
anggaran belanja membentuk keputusan bersifat fleksibel, struktur anggaran
bagian integral dengan dan independen terhadap
struktur anggaran struktur anggaran
AspekAnalisis Menekankan hasil Menekankan pada hubungan Penerapan teknik kuantitatif
kinerja keuangan dengan dan evaluasi alternative
peningkatan kinerja dan keputusan

29
perankingan paket
keputusan
Anggaran & Terpisah Terintegrasi Terintegrasi dalam satu
Perencanaan siklus anggaran
Jangka Waktu Tahunan Proyeksi lima tahun Proyeksi lima tahunan
Aspek Evaluasi Ukuran kinerja Menekankan pada kinerja Menekankan pada system
kuantitatif dan pengukuruan kinerja inforrmasi
Manfaat Peningkatan kinerja Pelibatan yang lebih besar Efisiensi alokasi anggaran
dan kesadaran biaya dari manajer bawah dalam
lebih tinggi proses anggaran dan
pengkuran kinerja

30
Chapter 4 : PENGEMBANGAN TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

A. Teori Akuntansi

Teori Akuntansi adalah ide pemikiran teoritis yang didefinisikan sebagai menentukan bagaimana
dan mengapa variabel variabel akuntansi dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.
Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan dasar bagi peramalan dan penjelasan
perilaku serta peristiwa akuntansi.

B. Konsep Teoritis Akuntansi


Menyangkut kepemilikan atau control terhadap entitas akuntansi yang akan dilaporkan
sehingga sifat dan jenis informasi yang dibuat di arahkan untuk kegunaan atau pemakaian
pihak yang mengontrol perusahaan/lembaga.

Ada beberapa konsep umum teoritis akuntansi sebagai berikut:


a) Teori kepemilikan (proprietary), berorientasi pada neraca atau balance sheet oriented.
Asset dinilai dan neraca disajikan untuk mengetahui dan mengukur perubahan harta atau
kekayaan pemilik, penghasilan dan biaya dianggapnya berasal dari investor atau
pengambilan pemilik sehingga biaya dan dividen adalah pengambilan modal.
Persamaan akuntansinya:

ASSET – LIABILITIES = PROPRIETOR’S THEORY

b)Teori entitas

Dianggap sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak yang menanamkan model ke
dalam suatu perusahaan dan unit usaha itulah yang menjadi pusat perhatian dan menyajikan
informasi yang harus dilayani,bukan pemilik.
Persamaan akuntansinya:
ASSET = EQUITIES
ASSET = LIABILITIES + STOCHOLDERS EQUITY

c)Teori dana

31
Dirancang menjadi sebuah ekspresi dari cara seseorang memahami perusahaan walaupun
sebagian besar menganggap teori dana sebagai pengembangan dari teori entitas yang
dirancang untuk menggunakan gagasan personalistik, yang merupakan usaha yang semakin
banyak dilakukan dari sudut pandang statistik guna menangani masalah akuntansi. Teori ini
beroerientasi pada Laporan Sumber dan Penggunan Dana.
Persamaan Akuntansinya:

ASSET = PEMBATASAN (RESTRIKSI) ASSET

a) Teori enterprise
Menurut teori ini, akuntansi jangan hanya mementingkan informasi bagi pemilik entitas,
tetapi juga pihak lainnya yang juga memberikan kontribusi langsung dan tidak langsung
kepada eksistensi dan keberhasilan suatu perusahaan atau lembaga.
b) Teori komando
Dalam teori ini, kualitas pimpinan dan ide-ide mereka sangat penting untuk mengeneralisasi
teori komando dan teori kontrol di bandingkan kualitas teknis dan arsitektur merekan
terhadap sistem komunikasi mereka.

32
C. Teori Dan Pembuat Kebijakan Akuntansi Sektor Publik
1) Teori akuntansi
Tujuan utama dari teori adalah memberikan kerangka dasar bagi pengembangan ide ide
baru dan prosedur prosedur baru, serta untuk memberikan bantuan dalam menentukan
pilihan diantara prosedur prosedur alternatif.
1) Faktor politik
Kita ketahui bahwa standar akuntansi merupakan hasil tindakan politik dan sosial
yangakan mempengaruhi masyarakat, akan tetapi perlu sesuatu kehati hatian dan
diperhatikan pula bahwa faktor politik tidak harus selalu dikedepankan dalam penetapan
standar.
2) Kondisi Ekonomi
Dalam setiap sistem perekonomian masalah sentral yang dihadapi adalah alokasi
sumberdaya yang tersedia untuk diproduksi barang dan jasa. Karena kondisi ekonomi
berdasarkan sifatnya dinamis, maka kondisi perekonomian suatu negara menjadi faktor
yang relavan dalam perumusan kebijakan akuntansi.

33
D. Pelaporan Keuangan Organisasi Sektor Publik
Aspek-aspek laporan keuangan untuk pihak eksternal tersebut antara lain:
1) Tujuan penyajian laporan keuangan, harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
para penyedia dana dan pemakaian lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat
keputusan-keputusan rasional tentang alokasi dana ke organisasi tersebut.
2) Bentuk laporan keuangan, menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna
dalam menialai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial
maupun politik.
3) Elemen laporan keuangan, memuat informasi rincian dari masing-masing komponen
laporan keuangan yang disajikan.
4) Regulasi, standar, dan pedoman penyajian laporan keuangan, setiap laporan keuangan
terkait dengan kepatuhan terhadap berbagai regulasi,prinsip, dan standar akuntansi yang
menjadi pedoman dan landasan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum
(PABU). Serta khusus PABU mengatur akuntansi keuangan yang menyajikan informasi
kepada pihak diluar organisasi.
5) Badan penyusun standar atau regulasi akuntansi, yaitu Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
Adalah profesi akuntan Indonesia yang juga merupakan badan yang menyusun standar
akuntansi keuangan di Indonesia. Pengembangan akuntansi keuangan sejak berdirinya
IAI pada tahun 1957 hingga kini pengembangan standar akuntansi ini dilakukan secara
terus menerus,pada tahun 1973 terbentuk panitia penghimpun bahan-bahan dan struktur
GAAP dan GAAS. Kemudian tahun 1974 dibentuk komite akuntansi Indonesia (Komite
PAI) yang bertugas menyusun standar keuangan.

34
E. Prinsip Akuntansi Keuangan Sektor Publik
1) Objektivitas, manfaat suatu laporan keuangan ditentukan oleh objektivitas dengan
pembuktian dan kebenaran data tersebut.
2) Konsistensi, Laporan keuangan suatu organisasi seringkali dibandingkan dengan
laporan tahun sebelumnya, dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan yang telah
dicapai.
3) Daya banding, Laporan keuangan sektor publik hendaknya dapat diperbandingkan
antar periode waktu dan dengan instansi lain yang sejenis
4) Tepat waktu, Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta untuk
menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
5) Ekonomis dalam penyajian laporan, Suatu laporan keuangan yang disajikan, pada
hakikatnya harus mempertandingkan secara layak antara biaya-biaya yang dikeluarkan
dengan pendapatan-pendapatan yang diterima selama satu periode akuntansi yang sama.
6) Materialitas, Prinsip materialitas menyangkut masalah apakah suatu jumlah perlu
diperhitungkan atau tidak, karena jumlah tersebut mempunyai arti atau penting.

35
F. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Sektor Publik
Tujuan laporan keuangan keuangan pada intinya terfokus pada pemberian informasi yang
bermanfaat bagi para penggunanya dalam setiap pengambilan keputusan ekonomi.
Karakteristik kualitatif informasi memberikan penggunan laporan keuangan satu pilihan
diantara berbagai alternatif pelaporan dan akuntansi.
Dimensi dasar dari teori akuntansi ini di bagi kedalam beberapa kelompok, yaitu:
1) Relevan (Relevance)
2) Dapat dipercaya (Reliability)
3) Pengungkapan yang jujur (Representational Faithfulness)
4) Substansi mengungguli bentuk (Substance Over From)
5) Netral (Neutrality)
6) Dapat dimengerti (Understandability)
7) Daya banding (Comparability)
8) Keterujian (Verifiability)
9) Materialistis (Materiality).
G. Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik
Tujuan pelaporan keuangan berupaya untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi
proses pembuatan dan keputusan ekonomi bisnis. Laporan keuangan harus berdasarkan pada
tujuan umum dari pada kebutuhan khusus kelompok pengguna, sekaligus para investor,
kreditor dan para penasehat pengguna eksternal.
Secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik antara lain :
1) Kepatuhan dan pengelolaan (Compliance and stewardschip)
2) Akuntabilitas dan pelaporan retrospektif (Accountabiliy and restrospetive reporting)
3) Perencanaan dan informasi otoritas (Planning and Authorization Information)
4) Kelangsungan organisasi (Viability)
5) Hubungan masyarakat (Publik Relation)
6) Sumber fakta dan gambaran (Source Of Facts and Figures)
H. Pemakai Laporan Keuangan Sektor Publik dan Kepentingannya
Pemakaian laporan keuagan sektor publik dapat di-identifikasikan dengan menelusuri siapa
yang menjadi stakeholder organisasi. Pemakaian laporan keuangan tersebut adalah:
Pembayaran pajakPemasok
Pemberi dana bantuanDewan legislative

36
InvestorManajemen
Pengguna jasaPemilih
Karyawan/pegawaiBadan pengawas

A. Hak dan Kebutuhan Pemakaian Laporan Keuangan


Hak pemakai laporan keuangan:
 Hak untuk mengetahui
 Hak untuk diberi informasi
 Hak untuk didengar aspirasinya
Kebutuhan pemakai laporan keuangan:
 Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas biaya,
harga,dan kualitas pelayanan yang diberikan.
 Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui keberadaan dan
penggunaan dana yang telah diberikan.
 Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghitung tingkat risiko,
likuiditas, dan solvabilitas.
 Parlemen dan kelompok politik memerlukan sejumlah informasi keuangan untuk
melakukan fungsi pengawasan.
 Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen system
informasi manajemen untuk membantu perencanaan dan pengendalian organisasi.
 Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen kompensasi.

37
Chapter 5 : Pencatatan Akuntansi

A. Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik


Teknik akuntansi keuangan sektor publik adalah sistem akuntansi yg dirancang dan
dijalankan secara baik menjamin dilakukannya prinsip akuntansi. Prinsip utama yang
dipakai dalam akuntansi keuangan sector public ialah persamaan akuntansi:
ASET = LIABILITAS + EKUITAS
Dalam hal pengakuan pendapatan, pada dasarnya terdapat dua langkah yang
mempengaruhi pencatatan, yaitu pada barang dikirim dan faktur dikeluarkan, dan pada
saat barang dikirim dan faktur pembayaran.

B. Teknik Akuntansi Anggaran


Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah yang
dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat secara berpasangan (double entry). Sistem
akuntnasi anggaran adalah system yang mencatat, mengklasifikasi dan mengikhtisiarkan
transaksi berdasarkan anggaran pendapatan/belanja. Anggaran untuk governmental funds
merupakan fix budget yang diestimasi dengan jumlah yang tetap bagi pendapatan dan belanja.
Sedangkan anggaran untuk proprietary funds merupakan flexible budget yaitu berubah sesuai
dengan perubahan tingkat aktivitas.

Beberapa metode dan teknik pencatatan, antara lain:

1. Mencatat anggaran sebagai sebuah transaksi tersendiri dan memperlakukan setiap akun
anggaran sebagai akun buku besar tersendiri yang setara dengan akun lainnya.
2. Mencatat anggaran sebagai sebuah transaksi tersendri dan menempatkannya sebagai akun
di buku besar pembantu disetiap akun riilnya.
3. Menjadikann anggaran sebagai informasi yang melekat pada setiap buku besar.

C. Teknik akuntansi kas


Akuntansi kas adalah suatu teknik yang mengakui dan mecatat transaksi keuangan pada saat kas
diterima atau dibayarkan. Fokus pengukurannya pada saldo kas dan perubahan pada saldo
kasdengan cara membedakan antara kas yang diterima dan kas yang dikeluarkan. Basis kas juga
mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu :

1. Pengakuan Pendapatan

38
Pengakuan pendapatan pada basis kas ialah pada saat perusahaan menerima pembayaran
secara kas. Basis kas juga memunculkan metode penghapusan piutang secara langsung
dan tidak mengenal adanya estimasi piutang tak tertagih.
2. Pengakuan Biaya
Pengakuan biaya dilakukan pada saat sudah dilakukan pembayaran secara kas. Untuk
usaha-usaha tertentu masih lebih menggunakan basis kas ketimbang basis akrual.

D. Teknik akuntansi akrual (accrual accounting)


Teknik akuntansi akrual diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat
dipercaya, akurat, komprehensif, dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial,
politik. Basis akuntansi akrual diterapkan agak berbeda antara properiority fund (full accrual)
dan governmant fund (modified accrual) karena biaya (expense) di ukur dalam properority fund,
sedangkan expenditure difokuskan pada general fund.

Basis akrual mendasarkan konsepnya pada dua pilar, yaitu:

1. Pengakuan Pendapatan

Pengakuan Pendapatan pada basis akrual adalah pada saat perusahaan mempunyai hak untuk
melakukanpenagihan dari hasil kegiatan perusahaan.Basis ini memunculkan adanya estimasi.
Piutang tak tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal kas belum diterima.

2. Pengakuan biaya

Dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi. Atau dianggap starting point
munculnya biaya meskipun biaya tersebut belum dibayar.
Sesuai dengan Exposure Draft Standar Akuntansi Pemerintahan, basis akrual untuk neraca
berarti bahwa aktiva, kewajiban, dan ekuitas dana, diakui dan dicatat pada saat terjadinya
transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan
pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

Secara rinci pengakuan atas item yang ada dalam neraca dengan penerapan basis akrual
adalah:

1. Persediaan

39
2. Investasi

3. Aktiva tetap

4. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)

Perbedaan antara akuntansi dengan basis kas dengan basis akrual adalah:

 Basis kas : Penerimaan kas Pengeluaran kas : Perubahan kas


 Basis akrual : Pendapatan (income) biaya biaya : Rugi/laba (suplus/de/icit)
 Pendapatan : Penerimaan kas selama satu periode akuntansi saldo awal piutang +
saldo akhir piutang
 Biaya: Kas yang dibayarkan selama satu periode akuntansi saldo awal utang + akhir
utang.

E. Teknik akuntansi komitmen (commitment accounting)


Akuntansi komitmen adalah system akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya
pada saat order dikeluarkan. System akuntansi komitmen adalah system akuntansi yang
dijadikan dasar pengambilan keputusan (komitmen) menejemen organisasi. Sistem akuntansi
komitmen dipergunakan untuk pengendalian anggaran belanja organisasi. Fungsi utama dari
akuntansi komitmen adalah control anggaran.

F. Teknik akuntansi dana (fund accounting)


System akuntansi dana adalah metode pelaporan yang mendefinisikan unit pelaporan sebagai
dana organisasi sebagai polling dana. System akuntansi dana dapat diinterpretasikan sebagai
system akuntansi pemerintahan yang di organisir dan dioperasionalkan berdasarkan basis
dana (fund basis).Pada organisasi sektor publik masalah utama yang dihadapi adalah
pencarian sumber dana dan alokasi dana. Akuntansi dana, pada prinsipnya mencatat seluruh
transaksi keuangan, baik budget pendapatan dan pengeluaran, maupun realisasinya, atau
mencatat seluruh mutasi aktiva, kewajiban, dan ekuitas atau saldo dana. ]enis-jenis dana pada
akuntansi pemerintahan yaitu:

1. Dana pemerintah (Governmental Funds)


2. Dana Kepemilikan ( Proprietaray funds )
3. Dana Fidusia (Fiduciary Funds)

Dari kesatuan dana-dana yang dimiliki organisasi sektor publik dapat di golong kan menjadi:

40
 Dana yang bisa dibelanjakan ( expendablefunds)
 Dana yang disediakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas yang bersifat nonbusiness
yang menjadi bagian dari tujuan organisasi sektor publik.
 Dana yang tidak bisa dibelanjakan (nonexpendablefunds)
 Dana yang dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat bisnis. Digunakan sebagai
pendukung dari expendablefunds.

G. Teknik akuntansi kas modifikasi


Penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode tertentu tetapi diakibatkan oleh
periode pelaporan sebelumnya akan diakui sebagai penerimaan dan pengeluaran atas periode
pelaporan yang lalu (periode sebelumnya). Arus kas pada awal periode pelaporan yang
diperhitungkan dalam periode pelaporan tahun lalu dikurangkan dari periode pelaporan berjalan.

Laporan keuangan ini memerlukan pengungkapan tambahan atas item-item tertentu yang
biasanya di akui dalam basis akuntansi akrual. Pengungkapan tersebut sangat beragam sesuai
dengan kebijakan pemerintah. Sebagai tambahan atas item-item yang diungkapkan dalam basis
kas, ada beberapa pengungkapan yang terpisah atas saldo di sekitar kas yang diperlihatkan
dengan piutang-piutang yang akan diterima dan utang-utang yang akan dibayar selama periode
tertentu dan asset keuangan dan kewajiban. Dalam basis ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :

1. Fokus pengukuran di bawah basis ini adalah pada sumber keuangan sekarang (current
financial resources) dan perubahan-perubahan atas sumber-sumber keuangan tersebut.

2. Penetapan panjangnya periode tertentu bervariasi antara beberapa pemerintah,

3. Kriteria pengakuan atas penerimaan selama periode tertentu

41
Chapter 5 : PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
A.Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
dalam pembuatan keputusan ekonomi.
B. Basis Akuntansi
Basis akuntansi pada umumnya ada dua yaitu basis kas (cash basis of accounting) dan basis
akrual (accrual basis of accounting).

C. Periode Pelaporan
Periode pelaporan adalah jenjang waktu yang diberikan untuk memberikan laporan keuangan
yang disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Dalam situasi tertentu, tanggal
pelaporan suatu entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan dengan suatu periode
yang lebih panjang atau lebih pendek dari satu tahun, misalnya sehubungan dengan adanya
perubahan tahun anggaran.

D. Jenis Laporan Keuangan


1. LKPP adalah Neraca Pemerintah Pusat,Laporan Realisasi Anggaran,Laporan
Operasional,Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan
Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan

2. LKPD adalah Neraca Pemerintah Daerah,Laporan Realisasi Anggaran,Laporan


Operasional,Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan
Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

E. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (disingkat LKPP) adalah laporan pertanggung- jawaban
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang terdiri dari Laporan realisasi
anggaran, Neraca, Laporan arus kas dan Catatan atas laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah.
F.Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) adalah laporan keuangan untuk lingkup
pemerintah daerah meliputi laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah dan laporan
konsolidasi dari seluruh laporan keuangan SKPD

42
G. Hubungan antar Komponen Laporan Keuangan
Pos-pos yang terdapat dalam masing-masing laporan keuangan saling terkait satu sama lain.
a) Laporan realisasi anggaran dengan laporan arus kas
b) Laporan realisasi anggaran dengan neraca
c) Neraca dengan laporan arus kas
d) Catatan atas laporan keuangan dengan laporan realisasi anggaran, neraca dan laporan arus kas.

43
Chapter 6 :KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH
A. Tujuan Pelaporan Keuangan
Undang-undang (UU) Keuangan Negara diharapkan memberikan arahan umum tentang
pengelolaan keuangan negara dalam setiap tingkatan pemerintahan. baik pusat maupun daerah,
serta berbagai unit pemerintahan lainnya, baik di pusat maupun di daerah, yang meliputi
departemen, lembaga non departemen dan bada Usaha milik negara/daerah. Lebih daripada itu,
UU Keuangan Negara diharapkan dapat menuntukkan keterkaitan sistem keuangan antar setiap
elemen/komponen yang terlibat dalam pengelolaan keuangan negara tersebut.
B. Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Negara dan Daerah
Keuangan Negara dapat diartikan sebagai suatu bentuk kekayaan pemerintah yang di peroleh
dari penerimaan, hutang, pinjaman pemerintah dalam bentuk apapun, yang dipisahkan atau yang
tidak dipisahkan, termasuk di dalamnya segala bagian kekayaan negara dan segala hak dan
kewajiban yang timbul karena :
1. Berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggung jawaban pejabat lembaga
Negara, baik ditingkat pusat maupun di daerah;
2. Berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggung jawaban Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah, yayasan badan hukum dan perusahaan yang
menyertakan modal negara. atau perusahaan yang menyertakan modal pihak ketiga
berdasarkan perjanjian dengan Negara.
Dengan demikian, bidang pengelolaan keuangan negara dapat dikelompokkan dalam:
 Sub bidang pengelolaan fiskal,
 Sub bidang pengelolaan moneter, dan
 Sub bidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan.
Pengelolaan keuangan negara sub bidang pengelolaan fiskal meliputi kebijakan dan kegiatan
yang berkaitan dengan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mulai
dari penetapan Arah dan Kebijakan Umum (AKU), penetapan strategi dan prioritas pengelolaan
APBN, penyusunan anggaran oleh pemerintah, pengesahan anggaran oleh DPR, pelaksanaan
anggaran, pengawasan anggaran, penyusunan Perhitungan Anggaran Negara (PAN) sampai
dengan pengesahan PAN menjadi undang-undang.
Keuangan daerah adalah kemampuan pemerintah daerah untuk mengawasi daerah untuk
mengelola mulai dari merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengendalikan, dan

44
mengevaluasi berbagai sumber keuangan sesuai dengan kewenangannya dalam rangka
pelaksanaan asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan di daerah yang diwujudkan
dalam bentuk anggaran pendapatan dan belanja daerah (PBD).

C. Ruang Lingkup Keuangan Negara dan Daerah


Ruang lingkup keuangan negara meliputi:
1. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan
melakukan pinjaman;
2. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara
dan membayar tagihan pihak ketiga;
3. Penerimaan negara;
4. Pengeluaran negara;
5. Penerimaan daerah;
6. Pengeluaran daerah;
7. Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang,
surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat di nilai dengan uang.
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/ perusahaan daerah;
8. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelengvgaraan tugas
pemerintahan dan/atau kepentingan umum;
9. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang di berikan
pemerintah, dan;
10. Kekayaan pihak lain sebagaimana dimaksud meliputi kekayaan yang dikelola oleh orang
atau badan lain berdasarkan kebijakan pemerintah, yayasan-yayasan di lingkungan
kementerian negara/lembaga, atau perusahaan negara/daerah

Bidang pengelolaan Keuangan Negara yang demikian luas secara ringkas dapat dikelompokkan
dalam sub bidang pengelolaan fiskal, sub bidang pengelolaan moneter, dan sub bidang
pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan. Sub bidang pengelolaan fiskal meliputi enam
fungsi, yaitu:
1. Fungsi pengelolaan kebijakan ekonomi makro dan fiscal,
2. Fungsi penganggaran.
3. Fungsi admistrasi perpajakan.

45
4. Administrasi kepabeanan.
5. Fungsi perbendaharaan.
6. Fungsi pengawasan keuangan.

Ruang lingkup keuangan daerah meliputi:


1. Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan
pinjaman;
2. Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah;
3. Penerimaan daerah;
4. Pengeluaran daerah;
5. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga,
piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan
yang dipisahkan pada perusahaan daerah;
6. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah
D. Azaz-azaz Umum Pengelolaan Keuangan Negara
1) Asas Tahunan
2) Asas Universalitas (kelengkapan)
3) Asas Kesatuan
4) Asas Spesialitas
5) Asas akuntabilitas berorientasi pada hasil
6) Asas Profesionalitas
7) Asas Proporsionalitas
8) Asas Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara
9) Asas Pemeriksaan Keuangan.
10) Asas-asas umum tersebut diperlukan pula guna menjamin terselenggaranya prinsip
prinsip pemerintahan daerah.
E. Regulasi Keuangan Negara dan Daerah
Sebagai suatu negara yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan hukum dan juga
menyelenggarakan pemerintahan negara berdasarkan konstitusi, sistem pengelolaan keuangan
negara harus didasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan aturan
pokok yang ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Diantaranya adalah sebagai berikut:

46
1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menjadi Undang-
Undang, dan telah dirubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
3) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
4) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
sebagaimana telah digantikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
5) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (LPPD) kepada Pemerintah dan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan
Infomasi LPPD kepada Masyarakat.
6) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
7) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Laporan
Pertanggungjawaban Pemerintah.
8) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian lntem
Pemerintah.
9) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan
Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah
Provinsi.
10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006, dan diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

47
Tahun 2011 tentang Perubahan kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
11) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 238/PMK.05/2011 tentang Pedoman Umum
Sistem Akuntansi Pemerintahan (PUSAP) ,

F. Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Negara


Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan
negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan.
UU No 17 tahun 2003 tentang keuangan negara mengatur kekuasaan atas pengelolan
keuangan negara sebagai berikut (pasal 6):
1. Prseiden selaku kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara
sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan pengelolaan keuangan negara
sebagaimana di maksud disini meliputi kewenangan yang bersifat umum dan kewenangan
yang bersifat khusus.
2. Kekuasaan pengelolaan keuangan negara tersebut:
a. Dikuasakan kepada menteri keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil pemerintah
dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan.
b. Dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran/ penggunan
barang kementrian negara/lembaga yang dipimpinnya. Setiap menteri atau pimpinan
lembaga pada hakekatnya adalah Chief Operational Officer (COO) untuk suatu bidang
tertentu pemerintahan.
c. Diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota/ selaku kepala pemerintahan daerah untuk
mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan
kekayaan daerah yang dipisahkan.
d. Tidak termasuk kewenangan di bidang moneter, yang meliputi antara lain mengeluarkan
dan mengedarkan uang, yang diatur dengan undang undang.
Tugas seorang menteri keuangan dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal
meliputi (pasal8);
 Menyususn kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro.
 Menyusun rancangan APBN dan rancangan perubahan APBN.
 Mengesahkan dokumen pelaksanan anggaran.

48
 Melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan.
 Melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah ditetapkan dengan UU.
 Melaksanakan fungsi bendahara umum negara.
 Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan
Anggaran Pendapatn Belanja Negara (APBN).
 Melaksanakan tugas tugas lain di bidang pengelolaan fiskal berdasarkan ketentuan UU.
Menteri/pimpinan lembaga sebagai pengguna Anggaran/Pengguna barang kementrian
negara/lembaga yang dipimpinnya mempunyai tugas sebagai berikut:
 Menyusun rancangan anggaran kementrian negara/lembaga yang dipimpinnya.
 Menyusun dokumen pelaksaan negara.
 Melaksanakan anggaran kementrian negara/ lembaga yang dipimpinnya.
 Melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan pajak dan menyetorkannya ke kas
negara.
 Mengelola piutang dan utang negara yang menjadi tanggung jawab kementrian
negara/lembaga yang dipimpinnya.
 Mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab kemetrian
negara/lembaga yang dipimpinnya.
 Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementrian negara/lembaga yang
dipimpinnya.
 Melaksanakan tugas tugas lain yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan ketentuan
UU.
Dalam rangka pengelolaan keuangan negara, pejabat pengelola keuangan daerah mempunyai
tugas sebagai berikut:
 Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengeloaan APBD.
 Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD.
 Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan
daerah.
 Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah.
 Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD,

49
Adapun kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah
mempunyai tugas sebagai berikut:
 Menyusun anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya.
 Menyusun dokumen pelaksanaan angggaran.
 Melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya.
 Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak.
 Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab satuan kerja perangkat
daerah yang dipimpinnya.
 Mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab satuan kerja
perangkat daerah yang dipimpinnya.
 Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah yang
dipimpinnya.
G. Format dan Fostur Keuangan Negara
Format (bentuk rekening) APBN
Sejak APBN tahun 2000, Indonesia mulai menggunakan format I-account untuk
menggantikan format sebelumnya, yaitu T-account, pencantuman untuk penerimaan berada di
sebelah kiri dan belanja disebelah kanan serta menggunakan prinsip berimbang dan dinamis.
Sedangkan pada format I-account, pencantuman pendapatan dan belanja berada pada satu kolom,
sehingga dapat terlihat besaran surplus/defisit yang didapat dari besaran pendapatan negara
dikurangi besaran belanja negara.
FORMAT LAMA FORMAT BARU
Anggaran rutin dan anggaran Anggaran terpadu
pembangunan
Pendekatan sektor: sektor/sub Pendekatan fungsi: fungsi/sub fungsi.
sektor/program (berbeda antara rutin dan Program, kegiatan
proyek)
Klasifikasi ekonomi: belanja rutin menurut Klasifikasi ekonomi: Menurut jenis belanja
jenis & belanja pembangunan sektor
Pengelola anggaran: Instansi untuk Belanja Pengelola anggaran: Kementrian sebagai
Rutin & Proyrk/ Bagian Proyek untuk pengguna anggaran, satuan kerja sebagai
belanja pembangunan Pengguna Anggaran
Dokumen anggaran: DUK/DUP/LK dan Dokumen anggaran: RKA-KL, satuan

50
satuan 3 DIK/SKOR/DIKS untuk belanja anggaran DIPA.
rutin DIP?SKOP/DIPP untuk Belanja
Rutin

Postur APBN
Penyusunan postur APBN dimulai dari pemerintah terlebih dahulu menetapkan
parameter/asumsi dasar makro ekonomi, yang terdiri dari 6 paramter yaitu:
(1) Pertumbuhan ekonomi
(2) Tingkat inflasi
(3) Nilai tukar atau kurs US$ terhadap rupiah
(4) Tingkat suku bunga
(5) Harga minyak dunia/ICP
(6) Lifting minyak

Setelah ditetapkannya asumsi dasar makro ekonomi, diproyeksikan besaran komponen


komponen lainnya yang nerupakan postur APBN, yang terbagi atas 3 kelompok besar:
a) Pendapatan Negara dan Hibah,
b) Belanja Negara
c) Pembiayaan
H. Kelembagaan Pengelolaan Pelaporan Keuangan
Undang-undang No. 17 Tahun 2003 mengatur tentang kekuasaan atas pengelolaan
keuangan negara dan daerah. Pemegang kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara adalah
sebagai berikut:
 Presiden sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara
 Menteri Keuangan berperan sebagai pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam
kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan
 Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang

TUGAS DAN WEWENANG MENTERI KEUANGAN


 Menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro
 Menyusun rancangan APBN dan rancangan perubahan APBN

51
 Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran
 Melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan
 Melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah ditetapkan dengan undang-
undang
 Melaksanakan fungsi bendahara umum Negara (BUN)
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang:
 Menetapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan anggaran negara
 Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran
 Melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran negara
 Menetapkan sistem penerimaan dan pengeluaran kas negara
 Menunjuk bank dan/atau lembaga keuangan lainnya dalam rangka pelaksanaan
penerimaan dan pengeluaran anggaran negara
 Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan anggaran negara
 Menyimpan uang negara
 Menempatkan uang negara dan mengelola/menatausahakan investasi
 Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban
rekening kas umum negara
 Melakukan pinjaman dan memberikan jaminan atas nama pemerintah
 Memberikan pinjaman atas nama pemerintah
 Melakukan pengelolaan utang dan piutang negara
 Mengajukan rancangan peraturan pemerintah tentang standar akuntansi pemerintah
 Melakukan penagihan piutang negara
 Menetapkan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan negara

TUGAS DAN WEWENANG MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA


 Menyusun rancangan anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya.
 Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran.
 Melaksanakan anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya.
 Melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan pajak dan menyetorkan ke kas
negara.

52
 Mengelola piutang dan utang negara yang menjadi tanggungjawab kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya.
 Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang ke menterian
negara/lembaga yang dipimpinnya berwenang
 Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran.
 Menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang.
 Menetapkan Pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara.
 Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang.
 Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja.
 Menetapkan pejabat yang bertugas dalam melakukan pengujian dan perintah pem
bayaran.
 Menggunakan barang milik negara.
 Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik negara
 Mengawasi pelaksanaan anggaran.

I. Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah


Terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut:
 Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
 Sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah
 Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku pejabat penge lola
keuangan daerah
 Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku pejabat Pengguna Angga ran/
Pengguna Barang Daerah.

TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIS DAERAH


Sekretariat daerah (disingkat setda) adalah unsur pembantu pimpinan pemerintah daerah,
yang dipimpin oleh sekretaris daerah (disingkat sekda). Sekretaris daerah bertugas membantu
kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga
teknis daerah. Sekretaris Daerah mempunyai fungsi, diantaranya:
 Penyusunan kebijakan pemerintahan daerah;

53
 Pengoordinasian pelaksanaan tugas-tugas dinas daerah, lembaga teknis daerah,
kecamatan dan satuan polisi pamong praja;
 Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah

TUGAS DAN WEWENANG PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

1. Mengumpulkan bahan penyusunan APBD beserta perubahannya;


2. Mengumpulkan bahan penyusunan dan petunjuk teknis pembinaan Administrasi
Keuangan;
3. Melakukan pembinaan, pengawasan, pengendalian dan pengelolaan administrasi gaji
pegawai;
4. Menguji kebenaran penagihan serta menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM);
5. Menyusun perhitungan APBD

TUGAS DAN WEWENANG PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN/PENGGUNA BARANG


Kedudukan Pengguna Anggaran (PA), Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pem
buat Komitmen (PPK), Pejabat Pengadaan dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
dalam pengadaan barang/jasa di daerah berdasarkan Perpres Nomor 54 tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/ ]asa Pemerintah sekaligus juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah
sebagai mana diatur dalam Peraturan Pemerintah N omor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah masih menjadi persoalan.
Kedudukan PA dalam Pengadaan Barang/Jasa
1. Menurut Pasal 1 Angka 5 Perpres No. 54 Tahun 2010
2. Menurut Pasal 1 Angka 6 Perpres No. 54 Tahun 2010
3. Menurut Pasal 1 Angka 16 PP No. 58 Tahun 2005
4. Menurut Pasal 1 Angka 7 Perpres No. S4 Tahun 2010

STRUKTUR KELEMBAGAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah yang telah mendapat penyempurnaan pada Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2008, maka pengelolaan barang milik daerah meliputi : Pengadaan, Penggunaan,
Pemanfaatan, Perencanaan kebutuhan dan penganggaran, Pengamanan dan pemeliharaan,

54
Penilaian, Penghapusan, Pemindahtanganan, Penatausahaan, Pembinaan, pengawasan dan
pengendalian.

J. PENGORGANISASIAN KEUANGAN DAERAH


Sesuai dengan arahan manual Administrasi Keuangan Daerah (MAKUDA),APBD mulai
dilaksanakan semenjak Daftar Isian Kegiatan Daerah ( DIKDA) dan Daftar Isian Proyek Daerah
(DIPDA) disahkan oleh kepada daerah menjadi dokumen pelaksanaan APBD. DIKDA dan
DIBDA selanjutnya diproses dengan Surat Keputusan Otorisasi (SKO),surat Permintaan
Pembayaran (SPP),Surat Perintah Membayar Uang ( SPMU) dan Surat Pertanggungjawaban
(SPI).Semua Proses tersebut dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan di unit kerja dengan
sentralisasi pngelolaan keuangan di bagian keuangan pada Pemerintah Kab /Kota dan di biro
keuangan di pemerintah provinsi.
Dalam menyelenggarakan kegiatan pengelolaan keuangan daerah maka pengelola
keuangan daerah perlu melakukan pngorganisasian dengan baik pada Permendagri
21/2011.Permendagri 59/2007 dan Permendagri 13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah dapat diklasifikasikan pada 4 aturan kegiatan utama,yaitu:
1) Tahap Perencanaan Anggaran
2) Tahap Pelaksanaan Anggaran
3) Tahap Perubahan Anggaran
4) Tahap Pertanggung Jawaban Pelaksanaan Anggaran

55
Chapter 7 : BADAN USAHA MILIK NEGARA DAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

A. PENGERTIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA ( BUMN )


Tahun 2003 pemerintah memberlakukan UU tentang BUMN, yaitu undang-undang
Nomor 19 Tahun 2003. Dan dalam Undang-undang tersebut hal penting yang penting
dikemukakan tentang BUMN adalah:
1. Pengertian BUMN ( pasal 1 angka 1 UU BUMN )
2. Perusahaan perseroan ( pasal 1 angka 2 UU BUMN )
3. Perusahaan Umum ( pasal 1 angka 4 UU BUMN )

Badan Usaha Milik Negara atau BUMN merupakan suatu unit usaha yang sebagian besar
atau seluruh modal berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan serta membuat suatu produk
atau jasa yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakat. BUMN juga sebagai salah satu
sumber penerimaan keuangan Negara yang nilainya cukup besar. Status pegawai badan usaha-
badan usaha tersebut adalah pegawai negeri.

B. PENGERTIAN BADAN USAHA MILIK DAERAH ( BUMD )


Bumd adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah daerah.
Kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD di tegaskan dalam peraturan
pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi
sebagai daerah otonom. BUMD sebagian besar/ seluruhnya modalnya adalah milik pemerintah
daerah. Tujuan pendirian perusahaan daerah untuk pengembangan dan pembangunan potensi
ekonomi di daerah yang bersangkutan.
1. MAKSUD DAN TUJUAN PENDIRIAN BUMN DAN BUMD
Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, BUMN dan BUMD harus memperhatikan
maksud dan tujuan, yaitu sebagai berikut :
 Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umunya dan
penerimaan Negara pada khususnya
 Mengejar keuntungan
 Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/ jasa yang
bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak
 Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor
swasta dan koperasi

56
 Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi
lemah, koperasi, dan masyarakat.

C. BENTUK BUMN
Pada tahun 1969 pemerintah mengklasifikasikan Badan Usaha Milik Negara menjadi
empat macam yaitu perusahaan jawatan (perjan), perusahaan umu (perum), perusahaan perseroan
(persero) dan perusahan Negara diluar ketiga macam BUMN atas UU No. 9 tahun 1969.

D. BUMN PELAKSANA PSO (PUBLIC SERVICE OBLIGATION)


Pada prinsipnya, penugasan PSO pada BUMN merupakan implementasi dari Pasal 34
Ayat 3 Undang-undang Dasar 1945 Amandemen ke IV (selaniutnya ditulis UUD 45) yang
mengatur bahwa “Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayananan umum yang layak Hal ini berarti apapun alasannya dan bagaimanapun
caranya, PSO harus dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat. Di sisi lain, BUMN sebagai
entitas bisnis juga dituntut untuk dapat berkompetisi dengan pelaku usaha Iainnya (swasta)
sebagai penggerak perekonomian dengan tujuan menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya.

Tabel 8.1. BUMN pelaksana PSO

NO Nama BLU No Nama BLU


1 PT. Kereta Api Indonesia 9 PT. Pertamina
2 PT. Pelayaran Nasional Indonesia 10 PT. Sang Htang Seri
(PELNI)
3 PT. POS Indonesia 11 PT. Pertani
4 PT. Perusahaan Listrik Indonesia (PLN) 12 Perum Jasa Tirta I dan II
5 PT. Pupuk Sriwijaya (PUSRI) Holding 13 Perum Perumnas
6 PT. Merpati Nusantara Airlines 14 Perum Badan Usaha Logistik (Bulog)
7 Perum DAMRI 15 PT. Angkutan Sungai, Danau, Dan
8 PT. Askes
Penyeberangan (ASDP)

PERAN BUMN/BUMD DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA


Berdasarkan pasal 33 dan penjelasannya UUB 1945, peranan BUMN Dan BUMD itu sebagai
berikut :
1. Mengembangkan perekonomian Negara dan penerimaan Negara
2. Memupuk keuntungan (Persero) dan pendapatan

57
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum (Perum) berupa barang dan jasa berdaya saling
tinggi bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak
4. Menjadi perintis kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan badan usaha swasta dan
koperasi
5. Menyelenggarakan kegiatan usaha yang bersifat melengkapi kegiatan dan badan usaha
swasta dan koperasi
6. Membimbing sektor swasta, khususnya pengusaha golongan ekonomi lemah (sektor
usaha formal ) dan sektor koperasi
7. Melaksanakan dan menunjang pelaksanaan program dan kebijakan pemerintah dibidang
ekonomi dan pembangunan.

E. BADAN LAYANAN UMUM (BLU) DAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktifitas.

BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

1. Karakteristik BLU
a) BLU merupakan instansi pemerintah yang menyediakan barang dan jasa yang
bersentuhan langsung dengan masyarakat.
b) BLU harus menjalankan praktek bisnis yang sehat tanpa mengutamakan pencarian
keuntungan..
c) BLU dijalankan dengan prinsip eisien dan produktivitas.
d) Adanya fleksibilitas dan otonomib dalam menjalankan operasional BLU
e) BLU dikecualikan dari ketentuan pengelolaan keuangan Negara pada umumnya.

2. Azas BLU
a) BLU beroperasi sebagai unit kerja kementrian Negara/lembaga/pemerintah daerah
untuk tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan
kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan ;

58
b) BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan kementrian
Negara/lembaga/pemerintah daerah.
c) Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab atas
pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikannya
kepada BLU dari segi manfaat layanan yang dihasilkan.
d) Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawa atas pelaksanaan kegiatan
pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh Menteri/pimpinan
lembaga/gubernur/bupati/walikota.
e) BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan.
f) Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja dan BLU disusun dan
disajikan.
g) BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktik bisnis yang
sehat

3. Syarat Pembentukan BLU


1) Persyaratan Substantif
2) Persyaratan Teknis
3) Persyaratan Administratif

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)

1. BLUD merupakan perangkat daerah, yang artinya asset yang dimiliki oleh BLLUD
merupakan asset daerah yang tidak dipisahkan.
2. BLUD merupakan perangkat daerah yang dapat menerapkan Pola pengelolaan keuangan
BLUD adalah SKPD (sebagai pengguna anggaran).
3. BLUD memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/jasa
yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan.
4. Kegiatan BLUD didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas yang berarti bahwa
BLUD diterapkan dalam rangka mencapai efisiensi anggaran dan peningkatan pelayanan
pada masyarakat.

59
Apabila dikelompokkan menurut jenisnya BLU terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu : 1). BLU
yang kegiatannya menyediakan barang atau jasa meliputi rumah sakit, lembaga pendidikan,
pelayanan lisensi, penyiaran, dan lain-lain; 2). BLU yang kegiatannya mengelola wilayah
atau kawasan ekonomi terpadu (kapet); 3). BLU yang kegiatannya mengelola dana khusus
meliputi pengelola dana bergulir, dana UKM, penerusan pinjaman dan tabungan pegawai.

60
Chapter 8 : AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah sistem akuntansi yang mengolah semua
transaksi keuangan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah pusat, yang menghasilkan
informasi akuntansi dan laporan keuangan yang tepat waktu dengan mutu yang dapat diandalkan,
baik yang diperlukan oleh badan-badan di luar pemerintah pusat seperti DPR, maupun oleh
berbagai tingkat manajemen pada pemerintah pusat.

A. TUJUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT


SAPP ini mempunyai beberapa tujuan, yakni:
1. Menjaga aset pemerintah pusat dan instansi dibawahnya melalui pencatatan, pemrosesan dan
pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yang
diterima secara umum.
2. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan keuangan
Pemerintah Pusat, baik secara nasional maupun instansi yang berguna sebagai dasar penilaian
kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan untuk tujuan akuntabilitas.
3. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan suatu instansi dan
Pemerintah Pusat secara keseluruhan.
4. Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelo laan dan
pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien.
B. RUANG LINGKUP SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
Organisasi pemerintah tersebut terdiri dari entitas akuntansi pemerintah, secara garis besar terdiri
atas: 1) Lembaga Tertinggi Negara, 2) Lembaga Tinggi Negara, 3) Pemerintah Pusat, 4)
Departemen/lembaga, 5) Bagian Anggaran.
Tidak termasuk dalam ruang lingkup Peraturan Menteri Keuangan ini adalah:
1. Pemerintah Daerah (yang sumber dananya berasal dari APBD)
2. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang terdiri dari:
 Perusahaan Perseroan, dan
 Perusahaan Umum
3. Bank Pemerintah dan Lembaga Keuangan Milik Pemerintah.
C. KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
1. Basis Akuntansi

61
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas,
untuk pengakuan dan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran, dan
basis akrual, untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dalam neraca
2. Sistem Pembukuan Berpasangan
Didasarkan atas persamaan dasar akuntansi, yaitu;
AKTIVA - KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
3. Dana Tunggal
Kegiatan akuntansi mengacu kepada UU-APBN sebagai landasan operasional. Dana
tunggal ini merupakan tempat dimana Pendapatan dan Belanja Pemerintah dipertanggung
jawabkan sebagai kesatuan tunggal.
4. Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan di instansi dilaksanakan secara ber Jenjang
oleh unit-unit akuntansi baik itu dikantor pusat maupun di daerah.
5. Bagan Perkiraan Standar (BPS)
Menggunakan perkiraan standar yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang berlaku
untuk tujuan penganggaran maupun akuntansi.
6. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam menyusun dan menyajikan
laporan keuangan pemerintah.
D. PERKEMBANGAN REGULASI SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH
Fase perkembangan regulasi sistem akuntansi pemerintah dijelaskan berikut.
1. Fase Tahun 1975
Pelaksanaan pengelolaan keuangan pemerintahan khususnya pemerintah daerah berdasar:
 Undang-undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok pemerintahan di daerah
 Peraturan Pemerintah no. 5 Tahun 1975 tentang pengurusan, pertanggung jawa ban dan
pengawasan keuangan daerah.
 Peraturan pemerintah No. 6 Tahun 1975 tentang Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata
Usaha Keuangan Daerah, dan Penyusunan Perhitungan APBD.
2. Fase Tahun 1979-1980
 Sistem administrasi pemerintahan masih dilakukan secara manual,
 Belum dimiliki Standar Akuntansi Pemerintah

62
 Laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah berupa Perhitungan Anggaran
Negara (PAN)
 Penyampaian laporan PAN oleh pemerintah kepada DPR dilaksanakan dak waktu 2-3
tahun
 Departemen Keuangan mulai membuat rencana studi modernisasi siston akuntansi
pemerintah
 Departemen Dalam Negeri mengeluarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No 900-099
Tahun 1980 tentang Manual Administrasi Keuangan Daerah (MAKUDA).
3. Fase Tahun 1986
 Dibuat desain pengembangan sistem akuntansi pusat dan sistem akuntansi instansi
dengan mengusulkan disusunnya bagan akun standar dan standar akuntansi pemerintahan
serta pembentukan unit eselon I di lingkungan Departemen Keuangan yang memegang
fungsi akuntansi dan pelaporan.
 Sistem yang disetujui Departemen Keuangan pada saat itu adalah menyusun lokasi
anggaran, proses penerimaan dan pengeluaran melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN)
4. Fase Tahun 1987-1988 1
 Mulai dilakukan simulasi sistem manual pada Departemen Pekerjaan Umum, Sosial,
Perdagangan dan pada wilayah Jakarta, Medan dan Surabaya.
 Pengembangan sistem akuntansi pemerintahan berbasis komputer disetujui Departemen
Keuangan dan bank Dunia dalam bentuk Proyek Pengembangan Sistem Akuntansi
Pemerintah tahap I.
5. Fase Tahun 1992
Dibentuk badan akuntansi keuangan negara (BAKUN) yang mempunyai fungsi sebagai
central accounting office, yang standar akuntansi pemerintahan melaksanakan implementasi
sistem yang telah dirancang.
6.Fase Tahun 2001-2002
 1 Januari 2001 otonomi daerah dan desentralisasi fiskal serentak dilaksanakan di
Indonesia dan terdapat perubahan format anggaran dan pelaporannya

63
 Dikeluarkan kepmendagri No. 29 Tahun 2002 penggunaan akuntansi basis kas
modifikasian serta pembukuan berpasangan untuk pencatatan keuangan pemerintah
daerah.
7. Fase Tahun 2003-2004
Reformasi akuntansi sektor publik dimulai dengan diterbitkannya 3 Undang- Undang
Keuangan Negara, yaitu:
a. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
b. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
c. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
jawab Keuangan Negara.
8. Fase Tahun 2005
1. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan-KSAP (Standard Setter Body) dibentuk dengan
Keppres No. 84 tahun 2004, diubah dengan Keppres No. 2 Tahun 2005, Keppres No. 3
Tahun 2009.
2. Standar Akuntansi Pemerintahan untuk pertama kali dimiliki dengan dikeluarkan nya
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. PP No. 24 Tahun 2005 meng gunakan
pendekatan cash towards accrual (CTA) dalam sistem pencatatan akun tansinya.
3. Mulai tahun 2005 laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah di susun berdasarkan
Standar Akuntansi Pemerintahan.
9. Fase Tahun 2010
Dikeluarkan peraturan pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan menggantikan PP No. 24 Tahun 2005. Berdasarkan PP. No. 71 Tahun 2010
pemerintah pusat dan daerah harus menerapkan akuntansi akrual penuh tidak lagi cash towards
accrual selambat-lambatnya tahun 2015.
E.JENIS-JENIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) disampaikan kepada DPR sebagai
pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN. Sebelum disampaikan kepada DPR, LKPP
tersebut diaudit terlebih dahulu oleh pihak BPK. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat terdiri
dari:

 Laporan Realisasi Anggaran


 Neraca Pemerintah

64
 Laporan Arus Kas
 Laporan Operasional
 Laporan Perubahan ekuitas
 Catatan atas Laporan Keuangan
F.PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
1. PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan
2. PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran
3. PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas
4. PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan
5. PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan
6. PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi
7. PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap
8. PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan
9. PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban
10. PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan
Peristiwa Luar Biasa
11. PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian
G.KERANGKA UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat adalah serangkaian prosedur manual maupun yang
terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan
pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah pusat. SAPP terdiri dari dua sub
sistem, yaitu:
1. Sistem akuntansi pusat (disingkat SIAP)
2. Sistem akuntansi instansi (disingkat SAI)
H.SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
Pengelolaan transaksi keuangan Pemerintah Daerah dapat dibagi menjadi 2 kategori utama yaitu:
1. Pengelola Transaksi Keuangan di lingkup Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
2. Pengelola Transaksi Keuangan di lingkup Satuan Kerja. Pengelola Keuangan Daerah
(SKPKD).
Pelaporan keuangan pemerintah daerah menjalankan dua sistem yaitu:
 Sistem Akuntansi SKPD (SAS) meliputi akuntansi pendapatan, akuntansi belanja,
akuntansi asset, akuntansi selain kas.

65
 Sistem Akuntansi PPKD selaku Bendahara Umum Daerah (SABUD)meliputiakuntansi
pendapatan PPKD, Akuntansi belanja PPKD; Akuntansi pembiayaan, Akuntansi Aset
(Investasi Jangka panjang), Akuntasi Utang, dan Penyusunan Laporan Keuangan PPKD

I.SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS


Sistem Akuntansi Penerimaan Kas, terdiri atas 3 sub sistem, yaitu:
1. Sub Sistem Penerimaan Pendapatan Asli Daerah,
2. 2 Sub Sistem Penerimaan Dana Perimbangan,
3. 3 Sub Sistem Penerimaan Lain-lain Pendapatan yang Sah.

J.SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS


Sistem akuntansi pengeluaran kas merupakan sistem yang digunakan mencatat seluruh
transaksi pengeluaran kas. Penatausahaan pengeluaran kas merupakan serangkaian proses
kegiatan menerima, menyimpan, menyetor, membayar, menyerahkan, dan
mempertanggungjawabkan pengeluaran uang yang berada dalam pengelolaan SKPKD (Satuan
Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah) dan/atau SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Sistem
dan Prosedur Akuntansi Pengeluaran kas terdiri atas 4 sub sistem yaitu:
1. Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas-Pembebanan Uang Persediaan (UP)
2. Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas-Pembebanan Ganti Uang Persediaan (GU
3. Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas-Pembebanan Tambahan Uang Persediaan (TU)
4. Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas-Pembebanan Langsung (LS).

66
Chapter 9: PENTINGNYA STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan
dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah, yang terdiri atas Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD),
dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi pemerintahan, serta
peningkatan kualitas LKPP dan LKPD. SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan (PSAP), yaitu SAP yang diberi judul, nomor, dan tanggal efektif.
Selain itu, SAP juga di lengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.

PENYUSUNAN DAN PENETAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN


A. PROSES PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Tahap-tahap penyiapan SAP adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar
2. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP
3. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja,
4. Penulisan dral SAP oleh Kelompok Kerja
5. Pembahasan Draf oleh Komite Kerja,
6. Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan
7. Peluncuran Draf Publikasian SAP (Exposure Draf).
8. Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat Publik (Public
hearlings)
9. Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikasian
10. Finalisasi Standar.

B. PROSES PENETAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN


Standar dibahas bersama dengan Tim Penelaah Standar Akuntansi Pemerintahan BPK
berdasarkan masukan masukan KSAP melakukan finalisasi standar kemudian KSAP meminta
pertimbangan kepada BPK melalui Menteri Keuangan. Namun draf SAP ini belum diterima oleh
BPK karena komite belum ditetapkan dengan Keppres. Suhubungan dengan hal tersebut, melalui
Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2004 dibentuk Komite Standar Akuntansi Pemerintahan.
Komite ini segera bekerja untuk menyempurnakan kembali draf SAP yang pernah diajukan
kepada BPK agar pada awal tahun 2005 dapat segera ditetapkan.

C. BADAN PENYUSUN STANDAR AKUNTANSI INDONESIA


Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah organisasi profesi akuntan yang juga merupakan
badan yang menyusun standar akuntansi keuangan di Indonesia.

67
STANDAR INTERNASIONAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
International Public Sector Accounting Standords (IPSAS) adalah standar untuk entitas
sektor publik yang dikembangkan oleh international Pb Sec Accounting Standards Boord
(IPSASB). IPSAS yang berbasis akrual dikembangkan dengan mengacu kepade International
Financial Reporting Standards (IFRS), standar akuntansi bisnis yan diterbitkan oleh
International Accounting Standards Board (IASB), sepanjan ketentuan-ketentuan di dalam
IFRS dapat diterapkan di sektor publik.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DI INDONESIA


A. PP NO.71 TAHUN 2010 SAP BERBASIS AKRUAL
SAP Berbasis Akrual tersebut dinyatakan dalam bentuk PSAP dan dilengkapi dengan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. PSAP dan Kerangka Konseptual
Akuntansi.
B. SAP BERBASIS KAS MENUJU AKRUAL
Sebelumnya, SAP Berbasis Kas Menuju Akrual digunakan dalam SAP berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005

ISI POKOK STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN


PSAP 01 : Penyajian Laporan Keuangan
Tujuan pernyataan standar ini adalah mengatur penyajian laporan keuangan untuk tujuan
umum (general purpose financial statements) dalam rangka meningkatkan
keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar
entitas.
PSAP 02 : Laporan Realisasi Anggaran
Tujuan dari standar Laporan Realisasi Anggaran adalah menetapkan dasar-dasar
penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk pemerintah dalam rangka memenuhi tujuan
akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundangan-undangan.
PSAP 03 : Laporan Arus Kas
Tujuan Pernyataan Standar ini mengatur penyajian dan pengungkapan yang diperlukan
pada Catatan atas Laporan Keuangan.
PSAP 04 : Catatan atas Laporan Keuangan
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah untuk mengatur perlakukan akuntansi untuk
persediaan dan informasi lainnya yang dianggap perlu disajikan dalam laporan keuangan.

68
PSAP 05 : Akuntansi Persediaan
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk
persediaan dan informasi lainnya yang dianggap perlu disajikan dalam laporan keuangan.
PSAP 06 : Akuntansi Investasi
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk
investasi dan pengungkapan informasi penting lainnya yang harus disajikan dalam
laporan keuangan.
PSAP 07 : Akuntansi Aset Tetap
Tujuan Pernyataan Standar Ini adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk aset tetap.
PSAP 08 : Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan
Tujuan Pernyataan Standar Konstruksi Dalam Pengerjaan adalah mengatur perlakuan
akuntansi untuk konstruksi dalam pengerjaan dengan metode nilai historis.
PSAP 09 : Akuntansi Kewajiban
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi kewajiban meliputi
saat pengakuan, penentuan nilai tercatat, amosrtisasi, dan biaya pinjaman yang di
bebankan terhadap kewajiban tersebut.
PSAP 10 : Koreksi kesalahan, Perubahan kebijakan akuntansi, Peristiwa luar biasa
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi atas koreksi
kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, dan peristiwa luar biasa.
PSAP 11 : Laporan Keuangan Konsolidasian
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah untuk mengatur penyusunan laporan keuangan
konsolidasian pada unit-unit pemerintahan dalam rangka menyajikan laporan keuangan
untuk tujuan umum (general purpose financial statements) demi meningkatkan kualitas
dan kelengkapan laporan keuangan yang dimaksud.

69
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dapat disimpulkan juga bahwasanya dari Akuntansi Sektor Publik adalah sebuah
proses untuk mengumpulkan, mencatatat, mengklasifikasikan, menganalisis serta
membuat laporan transaksi keuangan untuk sebuah organisasi publik yang menyediakan
informasi keuangan bagi pihak yang membutuhkannya untuk digunakan saat
pengambilan sebuah keputusan.

3.2 SARAN

Sebaiknya kita para pembaca dan penulis khususnya untuk menambah


pengetahuan kita harus lebih banyak membaca dan mencari sumber di media supaya
hasilnya lebih bagus karena sudah merangkum banyak sumber.

70
71

Anda mungkin juga menyukai