Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL JURNAL REVIEW

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Dosen pengampu : Putri Dewi Kemala,SE,M.Si,Ak,CA

OLEH :

ADRIAN VIERI MUNTHE 7203540017

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hikmat dan berkat-Nya, saya dapat
menyelesaikan tugas KKNI yang berjudul Critical Jurnal Report (CJR). Yang bertujuan
sebagai salah satu tugas perkuliahan ‘Akutansi Sektor Publik’.

Critical Jurnal Report(CJR) berikut telah saya susun dengan semaksimal mungkin dan
apa yang disajikan dalam tugas berikut masih banyak terdapat kekurangan, baik
menyangkut isi maupun penulisan, kekurangan-kekurangan tersebut terutama disebabkan
kelemahan dan keterbatasan pengetahuan maupun kemampuan saya sebagai penulis
sendiri. Hanya dengan kearifan dan bantuan dari berbagai pihak untuk memberikan saran
dan kritik yang konstruktif kekurangan-kekurangan tersebut dapat diminimalisir
sedemikian mungkin sehingga tugas berikut dapat memberikan manfaat yang maksimal
bagi pembaca.Oleh karena itu,dengan tangan terbuka,saya menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki tugas yang berjudul Critical Jurnal
Report (CJR)berikut.

Akhir kata,saya ingin menghaturkan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan Critical Jurnal Report (CJR)berikut, terutama kepada
dosen pengampu Akutansi Sektor Publik , Ibu Putri Dewi Kemala,SE,M.Si,Ak,CA.
Demikianlah, semoga tugas berikut memberikan manfaat kepada kita yang membacanya.
Amin.

Medan , Maret 2021

Adrian Vieri Munthe


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran terkait perkembangan penelitian


akuntansi sektor publik di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian
internasional charting the field. Sampel yang diambil berasal dari 22 jurnal terakreditasi
di Indonesia dan diperoleh 137 artikel selama tahun 2010-2018. Penelitian ini
mengklasifikasikan artikel berdasarkan topik dan metode penelitian. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa topik yang paling banyak digunakan dalam penelitian akuntansi
sektor publik adalah topik mengenai akuntansi keuangan dan untuk model yang sering
digunakan adalah metode kuantitatif dan juga metode survei serta archival. Topik
akuntansi keuangan pada sektor publik menjadi topik terbanyak yang diteliti dikarenakan
akuntansi pada sektor publik masih menjadi perhatian khusus dan masih banyak
pemerintah daerah yang terkendala pelaporan keuangan. Sementara itu dari topik
penelitian yang paling sedikit dilakukan dari tujuh kategori adalah topiik mengenai
perpajakan dan sistem akuntansi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Akuntansi sektor publik merupakan sistem akuntansi yang digunakan oleh lembaga-
lembaga publik sebagai salah satu alat pertanggung jawaban kepada publik atas
APBD dan APBN. Sekarang terdapat perhatian yang sangat besar terhadap akuntansi
yang dilakukan oleh lembaga-lembaga publik, baik akuntansi sektor pemerintahan
maupun lembaga publik nonpemerintahan. Lembaga publik mendapat tuntutan dari
masyarakat untuk dikelola secara transparan dan akuntabel.
Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia mengalami peningkatan yang
signifikan sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
keuangan negara dan diikuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Pada Tahun 2010 diterbitkan kembali
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintah
berbasis akrual oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP).Diterbitkannya
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tersebut maka Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2005 dicabut dan tidak berlaku lagi. Perubahan pencatatan
akuntansi pemerintahan dari basis kas menuju akrual menjadi basis akrualsepenuhnya
bertujuan untuk meningkatkan Laporan Keuangan berdampak pada peningkatan
kualitas pelaporan keuangan di pemerintah pusat maupun daerah. Sehingga Informasi
keuangan pemerintahan akan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan di
pemerintahan serta terwujudnya transparansi

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Yang Dimaksud Dengan Akuntansi Pemerintah ?
2. Apa Yang Dimaksud Dengan Akuntansi Daerah ?
3. Bagaimana Perkembangan Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia ?

1.3. Tujuan Penulisan CJR

1.Melatih keterampilan membaca serta mengulas isi sebuah jurnal .

2. Mengetahui berbagai macam informasi yang akan semakin menambah wawasan dari
sebuah jurnal.
3. Melatih individu agar berfikir kritis dalam mencari informasi serta memberikan
kritikan yang bersifat membangun bagi penulis atau memberikan referensi ke pembaca
lain.

4. Melatih mahasiswa agar mampu mengkritik jurnal.

1.4 . Manfaat Penulisan CJR

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akutansi Sektor Publik

2. Untuk menambah pengetahuan tentang pentingnya Perkembangan Akuntansi Sektor


Publik di Indonesia

3. Untuk mengetahui tentang bagaimana Akuntansi Daerah

4. Melatih cara berfikir kritis bagi Mahasiswa


BAB II

IDENTITAS JURNAL

Identitas jurnal

Jurnal Utama

Nama Jurnal : Perkembangan Penelitian Akuntansi Sektor Publik Di


Indonesia

Nama Penulis : Puspa Rizky , Doddy Setiawan

Tema Jurnal : Akuntansi Sektor Publik

Volume penerbitan :8

Tahun terbit : 2019

ISSN : 978-602-8642-24-8

Jurnal Pembanding

Nama Jurnal : Akuntansi Sektor Publik Daerah

Nama Penulis : Prof.Dr.Abdul Halim , MBA, Akt.

Tema Jurnal : Akuntansi Keuangan Daerah

Volume penerbitan :4

Tahun terbit : 2004

ISSN : 972-629-8242-43-2
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Jurnal

JURNAL UTAMA

Pendahuluan

Latar Belakang

Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan


adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi daerah dan
desentralisasi fiskal yang menitik beratkan pada pemerintah daerah. Selain itu, maraknya
globalisasi yang menuntut daya saing disetiap Negarajuga, menuntut daya saing disetiap
pemerintah daerahnya. Daya saing pemerintah daerah ini diharapkan akan tercapai
melalui peningkatan kemandirian pemerintah daerah yang dapat diraih melalui adanya
otonomi daerah, hal ini sesuai dengan dikeluarkannya UU No.32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah dan UU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Kedua Undang-Undang tersebut telah
memberikan kewenangan lebih luas kepada pemerintah daerah. Kewenangan dimaksud
diantaranyaadalahkeleluasaan dalam mobilisasi sumber dana, menentukan arah, tujuan
dan target penggunaan anggaran. Otonomi Daerah merupakan upaya pemberdayaan
daerah dalam pengambilan keputusan daerah secara lebih leluasa untuk mengelola

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana Perkembangan Sektor Publik Indonesia

2. Untuk mengetahui persepsi pelaku Perkembangan Akuntansi Sektor Publik di


Indonesia

Tinjauan Pustaka

Akuntansi Sektor Publik


Akuntansi pemerintahan adalah mekanisme teknik dan analisis akuntansiyang

diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tingginegara dan

departemen-departemen di bawahnya Bastian (2010:3). Istilah sector public memiliki


pengertian yang bermacam macam,hal ini merupakan konsekuensi dari luasnya wilayah

publik, sehingga setiap disiplin ilmu (politik,ekonomihukumdansosial) memiliki cara

pandang dan definisi yang berbeda-beda.

Dari sudut pandang ekonomi sektor publik dapat dipahami sebagai

suatuentitas(kesatuan)yangaktivitasnyaberhubungandenganusahauntukmenghasilkanbar

angdanpelayananpublikdalamrangkamemenuhikebutuhandanhak publik. Sejalan dengan

perkembangan maka di negara kita Akuntansi Sektor Publik didefinisikan sebagai

mekanisme Teknik dana nalisisa kuntansi yang diterapkan pengelolaan dana masyarakat

di lembaga–lembaga tinggi negara dan departemen dibawahnya, pemerintah daerah,

BUMN,BUMD, LSM dan Yayasan sosial,maupun pada proyek-proyek kerjasama sector

publik dan swasta.

TujuanAkuntansi Sektor Publi Memberikan informasi yang diperlukan untuk

mengelola secara tepat,efisien dan ekonomis atas alokasi suatu sumber daya yang

dipercayakan kepada organisasi. Tujuanini terkait dengan pengendalian manajemen.

memberikan informasi yang memungkinkan bagimana jeruntuk melaporkan

pelaksanaan tanggung jawab secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumber

daya yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk

melaporkan kepada publikatas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik.

Tujuan ini terkait dengan akuntabilitas.


KeuanganDaerah

Keuangan merupakan faktor yang paling mendominasi dalam

pengukurankemampuan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah. Keuangan daerah

juga menjadi penentu bentuk danr agam yanga kan dilakukan pemerintah

daerah.Kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerah dituangkan

dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) secara langsung maupun

tidak langsung.

Keuangan daerah merupakan bagian dari keuaangan negara. Oleh karena itu, dengan

merujuk pada pengertian keuangan negara dalam UU No.17 Tahun

2003,makapengertian keuangan daerah didefinisikansebagai berikut ;

“Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban yang dapat dinilaidengan uang

dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapatdijadikan milik daerah yang

berhubungan dengan pelaksanaan hak dankewajibantersebut”

Yang dimaksud semua hak adalah hak untuk memungut sumber-sumberpenerimaan

daerah seperti pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaanmilik daerah, dan lain-lain,

dan atau hak untuk menerima sumber-sumberpenerimaan lain seperti dana alokasi umum

dan dana alokasi khusus sesuai peraturan yang ditetapkan. Ha ktersebut akan menaikkan

kekayaan daerah.

Adapun semua kewajiban adalah kewajiban untuk mengeluarkan uang untuk

membayar tagihan-tagihan kepada daerah dalam rangka penyelenggaraan fungsi

pemerintahan, infrastruktur, pelayanan umum, danpengembangan ekonomi. Kewajiban

tersebut akan menurunkan kekayaandaerah


Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan yang anatara lain berupa

kepastian tersedianya pendanaan dari pemerintah pusat sesuai dengan urusan pemerintah

pusat yang diserahkan, kewenangan memungut dan mendaya gunakan pajak danr

etribusi daerah dan hak untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber-sumber daya nasional

yang berada di daerah dan perimbangan lainnya, hak untuk mengelola kekayaan daerah

dan mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah serta sumber-sumber

pembiayaan.

Sumber Pendapatan Daerah

Berdasarkan UU No.12 tahun 2008 tentang Perubahan KeduaAtas Undang Undang

No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Pendapatan Daerah adalah semua hak

daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam

Periode tahun anggaran yang bersangkutan.Sumber pendapatan daerah ini terdiri dari

beberapa hal, antaralain sebagai berikut:

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Menurut UU No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah, Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang

diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. PAD bertujuan untuk memberikan kewenangan kepada pemerintah

daerah dalam mendanai pelaksanaan otonomi daerah.PendapatanAsli Daerah terdiri dari:


Hasil Pajak Daerah

Menurut PP No.65 tahun 2001 tentang Pajak Daerah, pajak daerah merupakan iuran

wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan

langsung yang seimbang, yang dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku,yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah

dan pembangunan daerah.

Hasil Retribusi Daerah

Menurut PP No.66 tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, Retribusi Daeraha dalah

pemungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijint ertentu yang

khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang

pribadi atau badan.

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Menurut Halim, 2002 sumber PAD berasa dari Perusahaan Daerah yaitu laba operasi

perusahaan daerah. Bagian laba usaha daerah merupakan penerimaan daerah yang berasal

dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Menurut UU No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah, pendapatan lain PAD yang sah meliputi:hasil penjualan

kekayaan daerah tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga,keuntungan selisih nilai

tukar rupiah terhadap mata uang asing dan komisi,potongan, ataupun bentuk lain sebagai

akibat dari penjualan dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh daerah.
Dana Perimbangan

Menurut UU No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah, dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari

pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah

dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.Dana perimbangan sediri terdiri dari:

Dana Bagi Hasil

Dana bagi hasil tersebut bersumbe rdari pajak dansumber daya alam. Dana yang

bersumber dari pajak terdiri dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan atas

Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB),dan Pajak Penghasilan (PPh)pasal 25 dan pasal 29

wajib pajak pribadi dalam negeri, dan PPh pasal 21. Sedangkan dana bagi hasil yang

bersumber dari sumber daya alam berasal dari kehutanan, pertambangan umum,

periklanan, pertambangan minyak bumi, pertambangan gas alam.

Dana Alokasi Umum

Menurut UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah, Dana Alokasi Umum adalah dana yang bersumber dari

pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan

antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi. Dana alokasi umum bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan

antara daerah yang dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan

antar daerah.
Dana Alokasi Khusus

Menurut UU No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah, Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari

pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk

membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan

prioritas nasional. DAK dimaksudkan untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana

pelayanan dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk

mendorong percepatan pembangunan daerah

Lain-lain Pendapatan DaerahyangSah

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59 tahun 2007 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah, kelompok ini dibagi menurut jenis pendapatan yang mencangkup hibah dari

pemerintah, pemerintah daerah lainnya, badan/lembaga/organisasi swasta dalam negeri,

kelompok darurat dari pemerintah, dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada

kabupaten/kota, dana penyesuaian dandana otonomi khusus yang ditetapkan oleh

pemerintah dan bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya.

Belanja Daerah

Menurut PP No.10 5tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertnggung jawaban Keuangan

Daerah, belanja adalah suatu kesatuan pengguna anggaran DPRD dan sekretariat, serta

dinas daerah dan lembaga teknis daerah lainnya. Fungsi belanja ini antara lain untuk

pendidikan, kesehatan,dan fungs ifungsi lainnya. Belanja dapat dikelompokkan menjadi:


Belanja Rutin

Belanja rutin adalah pengeluaran yang manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran

dan tidak menambahas serta tau kekayaan bagi daerah. Belanja rutin terdiri dari belanja

rutin, belanja barang, belanja perjalanan dinas, belanja lainlain, dan belanja

pemeliharaan.

Belanja Modal atau Pembangunan

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59 tahun 2007 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah, Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar Kembali dan

atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang

bersangkutan maupun padatahun-tahun anggaran berikutnya.Pembiayaan ini bersumber

dari:

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya(SiLPA)

SiLPA adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu

periode anggaran.

Pencairan Dana Cadangan

Pencairan dana cadangan berasal dari rekenning dana cadangan ke rekening kas umum

daerah dalam tahun anggaran berkenaan.

HasilPenjualanKekayaanDaerahyangDipisahkan

Digunakan untuk menganggarkan hasil penjualan perusahaan milik daerah atau

BUMD dan penjualan asset milik pemerintah daerah yang dikerjasamakan dengan pihak

ketiga,atau hasil divestasi penyertaan modal pemerintah daer


Penerimaan Pinjaman Daerah

Digunakan untuk menganggarkan penerimaan pinjaman daerah termasuk penerimaan

atas penerbitan obligasi daerah yang akan direalisasikan pada tahun anggaran berkenaan.

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

Digunakan untuk menganggarkan pinjaman yang diberikan kepada pemerintah pusat

dan atau pemerintah daerah lainnya.

Penerimaan Piutang Daerah

Digunakan untuk menganggarkan penerimaan yang bersumber dari pelunasan piutang

pihak ketiga, seperti berupa penerimaan piutang daerah dari pendapatan daerah,

pemerintah, pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank, Lembaga keuangan bukan

bank dan penerimaan piutang lainnya.

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Salah satu alat untuk memfasilitasi terciptanya transparansi dan akuntabilitas publika

dalah melalui penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang komprehensif.

Dalam era otonomi daerah dan desentralisasi, pemerintah daerah diharapkan dapat

menyajikan laporan keuangan yang terdiri atas Laporan Surplus/Defisit, Laporan

Realisasi Anggaran (Perhitungan APBD), Laporan Aliran Kas, dan Neraca. Laporan

keuangan tersebut merupakan komponen penting untuk menciptakan akuntabilitas sektor

publik dan merupakan salah satu alat ukur kinerja finansial pemerintah daerah.Bagi pihak

eksternal, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang berisi informasi keuangan daerah

akan digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan ekonomi,

sosial, dan politik. Sedangkan bagi pihak intern pemerintah daerah, laporan keuangan

tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk penilaian kinerja.


METODE PENELITIAN
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif terhadap persepsi

akuntansi sektor publik mengenai perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia . Data

yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data Sekunder. Data Sekunder dalam

penelitian ini adalah berupa hasil Dari Jurnal Akuntansi Sektor Publik Yang Saya Review Untuk

Mencari Kelemahan Dan Keunggulan Jurnal ini.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian

Berdasarkan Jurnal Tersebut Kita Semua Dapat Memahami Mengenai Apa Pengertian Akuntansi

Sektor Publik , Tujuan Dari Akuntansi Sektor Publik , Perkembangannya Di Indonesia , Serta

Komponen Komponen Akuntansi Sektor Publik , Basis Basi Akuntansi Sektor Publik

Pembahasan

Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era

reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi daerah dan desentralisasi fiskal

yang menitikberatkan pada pemerintah daerah. Selain itu, maraknya globalisasi yang menuntut

daya saing disetiap Negara juga, menuntut daya saing disetiappemerintah daerahnya. Daya saing

pemerintah daerah ini diharapkan akan tercapai melalui peningkatan kemandirian pemerintah

daerah yang dapatdiraih melalui adanya otonomi daerah, hal ini sesuai dengan dikeluarkannya
Saran

1. Perkembangan Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia sebaiknya melakukan pencatatan

akuntansi untuk mempermudah mendapatkan modal dari pihak kreditur serta sebagai dasar

pengambilan keputusan serta memaksimalkan laba yang ingin diperoleh.

2. Diharapkan semakin sering diadakan pertemuan , dimana dalam perkumpulan tersebut

membahas mengenai akuntansi yang baik daan benar yang dapat menunjang keberhasilan

dalam mengembangkan sektor publik di Indonesia

3. Adanya peran pemerintah dalam pengawasan dan pendampingan akuntansi sektor publik

JURNAL PEMBANDING

Pendahuluan.

Menurut Nordiawan dkk (2010:4), jenis-jenis organisasi sektor publik terbagi menjadi tiga yaitu

instansi pemerintah, organisasi nirlaba milik pemerintah (perguruan tinggi, rumah sakit milik

pemerintah, yayasan milik pemerintah, Badan Layanan Umum, dan Badan Layanan Umum

Daerah), organisasi nirlaba milik swasta.

Arif (2002:3) mendefinisikan Akuntansi Pemerintahan adalah suatu aktivitas pemberian jasa

untuk menyediakan informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan,

pengklasifikasian, pengiktisaran suatu transaksi keuangan pemerintah, serta penafsiran atas

informasi keuangan.
Menurut Halim dkk (2012:40):Akuntansi Keuangan Daerah adalah proses pengidentifikasian,

pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintahan

daerah (kabupaten, kota, atau provinsi) yang dijadikan informasi dalam rangka pengambilan

keputusan ekonomi oleh pihak-pihak eksternal pemerintah daerah yang memerlukan.

Tujuan Akuntansi Pemerintahan Daerah

Pada dasarnya tujuan akuntansi pemerintahan sama dengan tujuan akuntansi bisnis, yaitu

memberikan informasi keuangan atas transaksi keuangan yang dilakukan organisasi tersebut

dalam periode tertentu dan posisi keuangan Keputusan. Berkenaan dengan itu, akuntansi

pemerintah secara khusus memiliki tujuan berikut (Arif, 2002:5):

1. Akuntabilitas

Tujuan utama dari akuntabilitas ditekankan karena setiap pengelola atau manajemen dapat

menyampaikan akuntabilitas keuangan dengan menyampaikan suatu laporan keuangan.

2. Manajerial

Akuntansi Pemerintahan memungkinkan pemerintah untuk melakukan perencanaan berupa

penyusunan APBN dan strategi pembangunan lain, untuk melakukan pelaksanaan kegiatan

pembangunan dan pengendalian atas kegiatan tersebut dalam rangka pencapaian ketaatan kepada

peraturan perundang-undangan, efesiensi, efektivitas, dan ekonomis.

3. Pengawasan

Akuntansi pemerintahan diadakan untuk memungkinkan diadakannya pengawasan pengurusan

keuangan negara dengan lebih mudah oleh aparat pemeriksa.


Karakteristik Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi pemerintahan memiliki karakterisktik tersendiri jika dibandingkan dengan akuntansi

bisnis. Berikut ini karakteristik akuntansi pemerintahan (Halim, 2002):

1. Berbeda dengan akuntansi bisnis

2. Tidak ada laporan laba

3. Anggaran merupakan plafond

4. Menggunakan lebih dari satu dana

5. Sangat bergantung pada undang-undang

6. Tidak mengenal perkiraan modal dan laba yang ditahan di neraca

Metode penelitian
Penelitian Ini Digunakan Dengan Menggunakan Jurnal Akuntansi Sektor-publik Daerah

Hasil Pembahasan
Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan
sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara dan
diikuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Pada Tahun 2010 diterbitkan kembali Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang standar akuntansi pemerintah berbasis akrual oleh Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan (KSAP).Diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tersebut
maka Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 dicabut dan tidak berlaku lagi. Perubahan
pencatatan akuntansi pemerintahan dari basis kas menuju akrual menjadi basis akrualsepenuhnya
bertujuan untuk meningkatkan Laporan Keuangan berdampak pada peningkatan kualitas
pelaporan keuangan di pemerintah pusat maupun daerah.

Kesimpulan
Berdasarkan Jurnal Tersebut Akuntansi Sektor Publik Indonesia Sudah dapat Dikatakan Baik
Dikarenakan Perkembangan Akuntansi Sektor Publik Indonesia sYang Sangat Signifikan ,
Akuntansi Sektor Publik Indonesia Yang Meliputi Daerah Maupun Pemerintah Saling
Berhubungan dan sistem sistem akuntansi sektor publik Indonesia sudah menggunakan sesuai
mekanisme mekanisme akuntansi

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Penelitian ini merupakan suatu hal yang dapat menimbulkan manfaat

baik bagi penulis, maupun bagi pembaca pada umumnya. Adapun manfaatmanfaat yang dapat
diambil adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis :Menjadi tambahan Informasi tentang Pengaruh Sistem Akuntansi

Pemerintah Daerah, dan kinerja pemerintah daerah di Daerah


2. Bagi Pembaca :Bagi pembaca pada umumnya diharapkan dapat dijadikan sumber pengetahuan
dan sumber pemikiran yang bermanfaat dalamembangun bangsa ini lebih baik untuk kedepannya
melalui ilmu

4.2 Saran

Penulis sangat berharap hasil dari penelitian yang dilakukan dapat berguna bagi
dunia akuntansi khususnya dan disiplin ilmu lain pada
umumnya.

1. Bagi Pengembangan Ilmu Akuntansi

a Penelitian ini diharapkan dapat memberikan refernsi pengaruh

penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah, dan

kinerja pemerintah

b. Diharapkan dapat menjadi acuan dan sumbangan pemikiran

pengembangan pendidikan akuntansi dimasa yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA
Abdolmohammadi, M. Dan A. Wright. 1987. An Examination Of The Effects Of

Experience And Task Complexity On Audit Judgements. The Accountin Review. Januari.

Page 1-13

Alim, M. Nizarul. Trisni Hapsari dan Lilik Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi Dan

Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi.
SNA X. Makassar.

Antle, R. 1984. Auditor Independence. Journal Of Accounting Research

Budi, Sasongko. Basuki dan Hendaryatno. 2004. Internal Auditor dan Dilema Etika. SNA

VII

Christiawan, Yulius Jogi. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi

Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol.4, No. 2, November, 79 - 92.

De Angelo, L.E. 1981. Auditor Independence, “Low Balling”, And Disclosure Regulation.

Journal Of Accounting And Economics 3. Agustus. Page 113-127.

Deis, D.R. dan G.A. Groux. 1992. Determinant Of Audit Quality In The Public Sector. The

Accounting Review. Juli. Page 462-479.

Murwanto, Rahmadi. Audit Sektor Publik. Lembaga Pengkajian Keuangan Publik dan

Akuntansi Pemerintah. Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007.

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Jakarta.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/04/M.PAN/03/2008.


Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Jakarta.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

PER/05/M.PAN/03/2008. Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai