EKONOMI INTERNASIONAL
Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH :
PUTRI AULINA
(7191240004)
FAKULTAS EKONOMI
Oktober 2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita Ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat dan
RahmatNya , Penulis bisa Menyusun atau menyelasaikan tugas Makalah mata kuliah
“EKONOMI INTERNASIONAL” menyimak makalah ini berjudul Critical Book Review.
Penulisan Makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Ekonomi Internasional di Universitas Negeri Medan Fakultas
Ekonomi Ilmu Ekonomi.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan tugas dan penulis juga mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.....................................................................................................1
C. Manfaat Penulisan...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. Identitas Buku..........................................................................................................2
B. Ringkasan Buku.......................................................................................................3
BAB IV PENUTUP............................................................................................................27
A. Kesimpulan..............................................................................................................27
B. Saran........................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk menemukan inti sari dari sebuah buku
2. Untuk meningkatkan pemahaman lebih tentang ekonomi internasional
3. Membandingkan isi materi buku pertama dengan isi materi pada buku kedua
C. Manfaat Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identitas Buku
1. Buku Utama (Relevan)
o Judul : Ekonomi Internasional
o ISBN : 979-411-504-5
o Penulis : Dominick Salvatore
o Penerbit : Erlangga
o Kota Terbit : Jakarta
o Tahun Terbit : 1997
2
B. Ringkasan Buku
BAB 1 PENDAHULUAN
Sebagian ilmu ekonomi internasional sangat diperlukan untuk memhami apa yang sedang
berlangsung di dunia, pada saat ini dan agar kita sebagai konsumen, warga negara, serta pemberi
hak pilih dapat memperoleh informasi yang baik. Pada tingkat lebih praktis, ilmu ekonomi
internasional diperlukan sebagai bekal bekerja pada perusahaan internasional, perbankan
internasional, sebagai lembaga pemerintah, serta organisasi-organisasi internasional.
Ilmu ekonomi internasional berkaitan dengan teori murni perdagangan, teori kebijakan
perdagangan, pasar kurs valuta asing serta neraca pembayaran, dan penyesuaian neraca
pembayaran atau ilmu makroekonomi perekonomian terbuka. Dua topik pertama berkaitan
dengan aspek mikroekonomi dari ekonomi internasional, dua berikutnya merupakan aspek
makroekonomi atau dikenal sebagai keuangan internasional.
3
Bab ini membahas perkembangan teori perdagangan mulai dari teori mekantilis sampai
ke Adam Smith, David Ricardo, dan Habeler. Kita berusaha menjawab dua pertanyaan dasar
yaitu : (a) Apa yang menjadi dasar dan keuntungan perdagangan?, (b) Bagaimana pola
perdagangan tersebut?. Kaum merkantilis percaya bahwa sebuah negara hanya dapat
memperoleh keuntungan dari perdagangan dengan mengorbankan negara lainnya. Sebagai
akibatnya, mereka menganjurkan agar dilakukan pembatasan yang ketat terhadap impor,
memberikan insentif terhadap ekspor, serta memberlakukan peraturan pemerintah yang ketat
terhadap semua aktivitas ekonomi.
Menurut Adam Smith, perdagangan didasarkan pada keunggulan absolut dan akan
menguntungkan kedua belah pihak (pembahasannya dilakukan dengan mengasumsikan bahwa
dunia terdiri dari dua negara dan dua komoditi). Artinya, jika setiap negara melakukan
spesialisasi pada produksi komoditi yang memiliki keunggulan absolut dan menukarkan sebagian
output ini untuk memperoleh output yang memiliki kerugian absolut, maka kedua negara akan
dapat mengkonsumsi lebih banyak kedua komoditi. Sayangnya teori keunggulan ini hanya dapat
menjelaskan sedikit saja dari perdagangan internasional pada saat ini.
4
samping itu, bab ini juga menelaah hubungan antara kekuatan-kekuatan permintaan dan
penawaran dalam menentukan keunggulan komparatif dari suatu negar yang selanjutnya menjadi
pijakan bagi berlangsungnya spesialisasi produksi dan perdagangan internasional yang saling
menguntungkan antara negara itu dengan negara lain.
Peningkatan biaya oportuunitas adalah suatu istilah yang merujuk pada semakin besarnya
jumlah atau nilai komoditi tertentu yang harus dikorbankan oleh suatu negara demi mendapatkan
tambahan komoditi lainnya. Secara grafis, besar atau kecilnya peningkatan biaya oportunitas itu
ditunjukan oleh kurva batas kemungkinan produksi yang berbentuk cekung bila dilihat dari pusat
sumbu. Besaran sudut kurva batas kemungkinan produksi tersebut juga menunjukkan besar-
kecilnya tingkat transformasi marginal peningkatan biaya oportunitas itu terjadi karena sumber-
sumber daya atau faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing negara selalu
terbatas, tidak homogen dan proporsi pemakaiannya pun tidak sama dalam produksi setiap
komoditi. Lebih lanjut, kurva batas kemungkinan produksi dari setiap negara juga berbeda
karena masing-masing negara itu memiliki kelimpahan faktor yang berbeda dan tingkat
teknologinya juga berbeda-beda.
Dengan adanya peningkatan biaya oportunitas, sekalipun dua negara memiliki kurva
batas kemungkinan produksi yang identik, hubungan dagang diantara kedua negara tersebut
masih dapat berlangsung apabila selera atau preferensi permintaan dari kedua negara itu berbeda
satu sama lain. Negara yang permintaan atau preferensi nya atas suatu komoditi relatif kecil akan
memiliki tingkat harga relatif autarki (sebelum perdagangan berlangsung) yang lebih murah
sehingga pada komoditi itulah ia memiliki keunggulan komparatif. Selanjutnya hal tersebut akan
mendorong berlangsungnya spesialisasi produksi dan pada akhirnya akan memicu hubungan
dagang yang saling menguntungkan diantara kedua negara tersebut.
Kelebihan penawaran (excess of supply) dari suatu komoditi atas pasar harga ekuilibrium
sebelum perdagangan berlangsung akan mendorong negara pemiliknya untuk mengekspor
kelebihan komoditi tersebut. Di lain pihak, kelebihan permintaan (excess of demand) dari suatu
komoditi yang harganya lebih rendah ketimbang harga ekuilibrium sebelum perdagangan
berlangsung akan mendorong negara yang bersangkutan untuk mengimpor komoditi itu dari
negara lain. Perpotongan kurva permintaan impor dan kurva penawaran ekspor komoditi akan
menentukan harga relatif ekuilibrium dan kuantitas komoditi yang akan diperdagangkan.
Nilai tukar perdangan suatu negara lazim didefinisikan sebagai rasio harga ekspor
komoditi suatu negara terhadap harga komoditi impornya. Jadi, nilai tukar perdagangan dari
suatu negara selalu merupakan kebalikan dari nilai tukar perdagangan negara lain yang menjadi
mitra dagang nya (bersifat resiprokal). Seandainya saja yang diperdagangkanlebih dari dua
komoditi, maka kita harus menggunakan indeks harga ekspor terhadap harga impor dan
mengalikannya dengan angka seratus untuk memperoleh nilai tukar perdagangan dalam angka
persen yang bulat dan mudah di pahami. Model perdagangan yang telah kita kembangkan
sesungguhnya sudah merupakan sebuah model keseimbangan umum yang lengkap, kecuali
bahwa model tersebut hanya mencakup dua negara, dua komoditi, dan dua faktor produksi saja.
7
hubungan-hubungan perdagangan internasional yang berlangsung dewasa ini. Artinya, ada
sebagian perdagangan antar negara pada saat ini tidak dapat kita pahami jika kita hanya
bertumpu pada teori dasar mengenai perdagangan internasional yang dirintis oleh Heckscher-
Ohlin itu. Untuk menutup kesenjangan atau kekurangan-kekurangan teori baku ini, agaknya kita
memerlukan teori-teori yang baru. Dari perkembangan yang ada, telah muncul teori-teori baru itu
yang menyoroti terjadinya perdagangan internasional atas dasar konsep skala ekonomis,
kompetisi tidak sempurna, serta perbedaan-perbedaan tingkat perubahan teknologi yang terjadi
di antara negara yang satu dengan negara yang lain.
Jika kelimpahan faktor dua negara ternyata sama, maka menurut teori Heckscher-Ohlin
tidak akan terjadi perdagangan antar keduanya. Namun dalam kenyataannya, hubungan
perdagangan di antara kedua negara yang kelimpahan faktor produksi nya identik pun masih
dapat terjadi. Dalam kasus ini, perdagangan bertolak atas dasar skala ekonomis. Apabila masing-
masing negara itu mengkhususkan diri dalam produksi salah satu komoditi, maka mereka dapat
mengintensifkan produksi di salah satu komoditi dan saling mempertukarkannya dengan harga
yang lebih menguntukan, sehingga total output dunia atas kedua komoditi itu menjadi lebih
besar. Dengan demikian masih terdapat peluang untuk memperoleh keuntungan perdagangan di
antara negara-negara yang kelimpahan faktor nya sama.
Terjadinya pertumbuhan faktor produksi dan atau perubahan selera di kedua negara akan
menggeser kurva tawar-menawar dari kedua negara tersebut, mengubah volume perdagangan
antara keduanya dan/atau mengubah nilai tukar perdagangan nya. Terlepas dari sumbernya,
pergeseran posisi kurva tawar-menawar susatu negara menuju sumbu yang mengukur komoditi
ekspornya cenderung memperbesar volume perdagangan berdasarkan harga-harga konstan,
namun dalam waktu yang bersamaan akan menurunkan nilai tukar perdagangan nya. Pergeseran
sebaliknya pada kurva tawar menawar negara itu akan menurunkan volume pedagangan
berdasarkan harga-harga konstan, namun akan memperbaiki nilai tukar perdagangan nya. Setiap
kali terjadi pergeseran pada kurva tawar-menawar nilai tukar perdagangan dari negara yang
bersangkutan akan berubah dan perubahan itu akan senantiasa mempengaruhi kondisi negara-
negara lain yang menjadi mitra dagangnya. Semakin besar perubahan nilai tukar perdagangan
tadi, akan semakin besar lengkungan yang terjadi pada kurva tawar-menawar negara lain yang
menjadi mitra dagangnya.
9
suatu untuk komoditi yang diimpor dan diekspor. Tarif merupakan bentuk kebijakan
perdagangan yang paling tua dan secara tradisional telah digunakan sebagai sumber penerimaan
pemerintah sejak lama. Ada beberapa jenis tarif, yakni tarif spesifik, gabungan dan ad valorem.
Apa yang disebut sebagai tarif ad valorem. (ad valorem tariffs) adalah pajak yang dikenakan
berdasarkan angka persentase tertentu dari nilai barang-barang yang diimpor (misalnya, suatu
negara memungut tarif 25% atas nilai atau harga dari setiap unit mobil yang diimpor).
Sedangkan tarif spesifik (specific tariffs) dikenakan sebagai beban tetap unit barang yang
diimpor misalnya saja, pungutan 3 dolar untuk setiap barel (minyak). Dan yang terakhir, tarif
campuran (compound tariff) adalah gabungan dari keduanya. Disamping mengenakan pungutan
dalam jumlah tertentu, tarif campuran ini juga memungut sekian persen lagi.. Dan yang paling
sering digunakan adalah tarif ad valorem. Secara umum, tarif yang mengalami penurunan berarti
selama 40 tahun terakhir. Dewasa ini, tingkat tarif yang berlaku rata-rata dibawah 5%, khususnya
di negara-negara industri maju, dan untuk produk-produk manufaktur.
10
akhirnya akan meyuburkan korupsi. Secara umum kuota impor itu lebih restriktif ketimbang
impor tarif yang setara.
11
BAB 11 PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Meskipun laju dan tingkat pembangunan ekonomi nasional di sebuah negara berkembang
terutama bergantung pada kondisi-kondisi internalnya, namun hubungan perdagangan nasional
dapat kontribusi yang penting bagi kelangsungan proses pembangunan tersebut. Meskipun
demikian, beberapa ekonom seperti Prebisch, Singer dan Myrda, percaya bahwa hubungan
perdagangan internasional dan berfungsinya sistem ekonomi internasional yang ada pada saat ini
cenderung hanya menguntungkan negara maju saja, dan itu pun terjadi atas pengorbanan atau
kerugian negara-negara berkembang.
Walaupun kebutuhan akan adanya teori perdagangan yang lebih bersifat dinamis tidak
bisa diabaikan, namun teknik statika komparatif sesungguhnya dapat dimanfaatkan untuk
menyempurnakan teori perdagangan tradisional agar mencakup aspek perubahan atas berbagai
elemen penting, seperti perubahan jumlah atau kepemilikan faktor produksi, perkembangan
tingkat teknologi dan selera konsumen. Sehubungan dengan kondisi-kondisi permintaan dan
penawaran yang kurang mendukung, perdagangan internasional dewasa ini agaknya memang
sulit diharapkan untuk berfungsi sebagai suatu mesin pertumbuhan seperti halnya yang pernah
terjadi pada abad ke-19. Kalau negara berkembang pada masa itu dahulu dapat memetik manfaat
yang sangat besar dari terselenggaranya perdagangan antar negara, maka hal itu kini sulit
diharapkan bagi negara-negara berkembang. Dalam kalimat lain, nasib dan pengalaman baik
negara-negara yang kini maju itu sulit ditiru oleh negara-negara berkembang sekarang ini.
Betapa pun, perdagangan tetap memainkan peran penunjang yang penting.
12
lembaga-lembaga keuangan. Ada pun penanaman modal asing secara langsung adalah investasi
dalam bentuk fasilitas produksi, mesin-mesin, perkakas kantor, dan berbagai barang modal
lainnya yang diperlukan untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan produksi secara nyata.
Penanaman modal asing secara langsung ini biasanya juga disertai dengan transfer manajemen
agar pihak investor dapat mempertahankan kontrol atau penguasaannya terhadap fasilitas-
fasilitas produksi di negara lain yang di biayainya itu. Aktor utama dalam penanaman modal
asing secara langsung ini adalah perusahaan-perusahaan multinasional.
Total kepemilikan surat berharga asing oleh pihak swasta Amerika Serikat dan
penanaman modal secara langsung yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan amerika serikat
ke negara-negara lain terus meningkat tajam, yakni dari 16,1 milliar dolar pada tahun 1950
menjdi 814,1 milliar dollar pada tahun 1992 (60% diantaranya adalah penanaman modal secara
langsung). Pada periode yang sama nilai surat berharga amerika serikat yang dimiliki oleh pihak
asing dan penanaman modal langsung dari negara lain ke amerika serikat juga meningkat dari
6,3 milliar dolar menjadi 1.036,8 milliar dollar (419,5 milliat dollar secara langsung). Dari
seluruh penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
amerika serikat, 14% diantaranya tercurah ke Kanada, 14%negara-negara eropa, 18% ke negara-
negara amerika latin, 5% ke jepang dan 13% sisanya ke kawasan atau ke negara-negara lain.
Dari seluruh penanaman modal asing seara langsung ke amerika serikat pada tahun 1992 itu,
11% di antaranya tercurah ke sektor perminyakan, 38% ke sektor manufaktur, dan 51% sektor-
sektor lainnya (sebagian besar adalah sektor jasa) Di lain pihak dari seluruh penanaman modal
asing ke Amerika, 9% diantaranya tertuang ke sektor perminyakan, 38% ke sektor manufaktur
dan 52% ke sektor-sektor lain.
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini kita telah mempelajari bagaimana perdagangan internasional terjadi untuk
memnuhi kebutuhan manusia. Barang hasil produksi dapat tersalurkan ke konsumen melalui para
pedagang tersebut. Saat ini, kegiatan perdagangan sangat luas. Perdagangan sudah merambah
wilayah antarnegara (internasional). Proses tukar-menukar barang atau jasa yang terjadi antara
13
satu negara dan negara yang lain inilah yang disebut perdagangan internasional. Dalam kegiatan
perdagangan internasional melibatkan minimal dua pihak, yaitu eksportir dan importir. Semakin
banyak ekspor, semakin besar devisa yang diperoleh Negara. Importir melakukan kegiatan impor
karena menginginkan laba. Kegiatan impor dilakukan jika harga barang yang bersangkutan di
luar negeri lebih murah.
Keterbatasan alat angkut dan jatuhnya jarak angkut barang dari pusat produksi ke daerah
konsumen memerlukan cara pembayaran ekspor dan impor. Pada aktivitas ekspor impor proses
pembayaran antar Negara dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain secara tunai (cash
payment), pembayaran kemudian (open account), wesel inkaso (collection draft), konsinyasi
(consignment), letter of credit (L/C).
Perdagangan bebas ataupun kerja sama regional diharapkan dapat menimbulkan efisiensi
dan meningkatkan kesejahteraan. Tak dapat dipungkiri bahwa kerja sama perdagangan juga akan
meningkatkan kompetisi antaranggota. Namun apabila hal tersebut disikapi dengan bijak maka
manfaat yang dapat dipetik antara lain adalah peningkatan spesialisasi dan peningkatan
perdagangan itu sendiri. Dengan keunggulan komparatif dari masing-masing Negara, setiap
Negara dapat berfokus pada produksi barang yang mempunyai keunggulan komparatif sehingga
akan terjadi realokasi faktor produksi.
Teori keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh David Richardo dapat diterangkan
berdasarkan teori biaya oportunitas (opportunity cost theory). Teori ini menyatakan bahwa biaya
dari satu komoditas adalah jumlah komoditas kedua yang harus dikorbankan sehingga diperoleh
faktor-faktor produksi atau sumber daya yang memadai untuk menghasilkan satu unit tambahan
dari komoditi pertama. Pendekatan yang paling sesuai mengenai biaya oportunitas digambarkan
dengan kurva kemungkinan produksi (production possibilities curve, PPF, disebut juga kurva
transformasi).
15
Kurva ini menunjukkan berbagai alternatif “kombinasi” dua komoditas yang dapat
dihasilkan oleh suatu Negara dengan menggunakan faktor produksinya secara penuh serta
teknologi terbaik yang dimilikinya. Kemiringan kurva kemungkinan produksi menunjukkan
tingkat marginal transformasi (marginal rate of transformation = MRT) atau jumlah komoditas
yang harus dikorbankan Negara itu untuk memperoleh satu unit tambahan komoditas kedua.
Teori keunggulan komparatif terus dikembangkan, salah satunya oleh Hecksher Ohlin
dengan melihat aspek kepemilikan dari faktor produksi. Analisis Hecksher Ohlin menyatakan
bahwa negara-negara yang memiliki sumber daya yang secara proporsional lebih banyak akan
mengeskpor produk-produk yang menggunakan faktor produksi tersebut.
Teori H-O ini sering disebut dengan teori proporsi dan intensitas faktor produksi. Teori
H-O menyatakan penyebab perbedaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor
produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya
menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan.
16
perdagangan yang didasarkan pada variasi tingkat teknologi antarnegara masih dianggap
tercakup dalam teori Heckscher Ohlin. Dalam perkembangan teknologi dan sumber daya
manusia saat ini perubahan intensitas faktor tersebut merupakan kenyataan yang tidak bisa
dibantah. Banyak sekali asumsi yang tidak berlaku lagi pada saat ini.
Kita dapat menyimpulkan bahwa pelonggaran atas sebagian besar asumsi dasar teori
Heckscher-Ohlin tersebut hanya akan memodifikasikannya tanpa mengganggu keberlakuannya.
Tentu saja ada beberapa asumsi yang tidak bisa kita ganggu-gugat. Sebagai contoh jika kita
menyisihkan asumsi skala ekonomis yang konstan (constant scale of returns) atau asumsi tentang
persaingan sempurna (perfect competition), maka itu berarti kita telah menolak keberlakuan teori
Heckscher-Ohlin. Sampai saat ini untuk melonggarkan asumsi dan penyederhanaan masalah,
asumsi skala ekonomi yang konstan harus tetap diperhatikan.
Teori Permintaan ekspor dan penawaran impor menjadi bagian yang pendint dalam
perdagangan internasional terutama untuk mengakomodasi kajian empiris dan perilaku hambatan
perdagangan antara dua negara. Teori permintaan ekspor mengikuti teori permintaan ekspor
barang umum dengan modifikasi pihak yang faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor. Beberapa
faktor permintaan ekspor yang penting adalah harga barang, tingkat pendapatan negara mitra
dagang, citra rasa atau selera, harga barang lain dan perilaku konsumen.
Hambatan tariff (tariff barrier) adalah suatu kebijakan proteksionis terhadap barang-
barang produksi dalam negeri dari ancaman membanjirnya barang-barang sejenis yang diimpor
17
dari luar negeri, dengan cara menarik/mengenakan pungutan bea masuk kepada setiap barang
impor yang masuk untuk dipakai/dikonsumsi habis di dalam negeri.
Dalam kontrak-kontrak bisnis internasional, kejelasan dan aspek keamanan dalam cara
pembayaran menjadi lebih penting mengingat para pihak yang terlibat dalam kontrak yang
demikian dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh dan tidak jarang para pihak tidak saling
mengenal atau tidak pernah bertemu sebelumnya. Dipilihnya cara pembayaran yang tepat selain
dapat memberikan jaminan keamanan juga dapat memberikan keringanan atau kemudahan bagi
pihak-pihak tertentu.
L/C adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembeli barang
(importir) dimana bank tersebut yang menyetujui dan membayar wesel yang ditarik oleh penjual
barang (eksportir). Oleh sebab itu, L/C merupakan suatu alat pengganti kredit bank dan dapat
menjamin pembayaran bagi eksportir.
Terdapat berbagai bentuk rasio perbandingan nilai mata uang yaitu dalam bentuk Real
Exchange Rate (RER) sebagai Bilateral Real Exchange Rate (BRER), Real Effective Exchange
Rate (REER), FEER (Fundamental Equilibrium Exchange Rate), BEER (Behavioral
Equilibrium Exchange Rate) dan lain sebagainya. Dilihat dari prosedur transaksinya, dikenal
nilai tukar spot, forward, swap dan arbitrage. Berbagai bentuk rasio nilai tukar disebabkan oleh
berbagai kepentingan pelaku ekonomi dalam rangka mendapatkan nilai perbandingan yang
mencerminkan kondisi perdagangan yang sebenarnya. Berbagai macam prosedur transaksi
19
disebabkan oleh keinginan pelaku ekonomi mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari
transaksi valuta asing.
Faktor ekonomi utama yang dapat memengaruhi pergerakan kurs mata uang pada kondisi
permintaan dan penawaran adalah tingkat inflasi relatif bunga, tingkat pendapatan, serta
pengendalian pemerintah. Ketiga faktor itu menyebabkan perubahan pada perdagangan
internasional atau arus keuangan, sehingga menyebabkan permintaan atau penawaran suatu mata
uang berubah dan pada akhirnya memengaruhi kurs keseimbangan.
Pada dasarnya teori permintaan uang dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yakni teori
permintaan uang klasik, teori permintaan uang Keynes, dan teori permintaan uang setelah
Keynes atau Keynesian.
Kurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang
muncul di pasar barang dan jasa. Model dasar yang disebut perpotongan Keynesian (Keynesian
cross) adalah interpretasi paling mudah dari teori pendapatan nasional Keynes dan merupakan
kerangka model IS-LM yang lebih kompleks dan realistis (Mankiw, 2007). Dari Perpotongan
Keynesian, dalam The General of Theory, Keynes menyatakan bahwa pendapatan total
perekonomian, dalam jangka pendek, sangat ditentukan oleh keinginan rumah tangga,
perusahaan, dan pemerintah untuk membelanjakan pendapatannya. Semakin banyak orang yang
mengeluarkan pendapatannya, semakin banyak barang dan jasa yang bisa dijual perusahaan.
BAB 11 NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, DAN INFLASI PADA SISTEM KEUANGAN
INTERNASIONAL
20
Nilai tukar suatu mata uang merupakan salah satu alat untuk menganalisis perekonomian
suatu negara. Penentuan nilai tukar suatu mata uang (exchange rate determination) dilakukan
dengan suatu pendekatan. Beberapa teori yang memberikan landasan mengenai faktor yang
menentukan nilai tukar adalah teori pendekatan perdagangan terhadap pembentukan kurs, teori
pendekatan aset terhadap pembentukan kurs, dan teori pendekatan keseimbangan portofolio
terhadap pembentukan kurs.
Frankel (1995) dan Gibson (1996) menyebutkan bahwa penentuan nilai tukar dapat
dilakukan melalui cara pandang terhadap pasar aset (asset-market view) yaitu didasarkan pada
asumsi bahwa mobilitas modal adalah sempurna (perfect capital mobility). Model asset-market
view dengan asumsi perfect capital mobility dapat dibagi menjadi dua berdasarkan sifat
substitusinya yaitu perfect capital substitutability dan imperfect capital substitutability. Kondisi
perfect capital mobility menyatakan secara tidak langsung asumsi adanya perlindungan pada
paritas suku bunga, covered interest parity (CIP).
Covered Interest Rate Parity memiliki asumsi bahwa investor perlu melindungi
perolehannya untuk masa yang akan datang terhadap kegiatan investasinya karena tidak yakin
dengan perkiraan spot di masa yang akan datang. Uncovered Interest Rate Parity memiliki
asumsi bahwa investor tidak melindungi perolehannya untuk masa yang akan datang terhadap
kegiatan investasinya tetapi yakin dengan perkiraan spot di masa yang akan datang karena
informasi inflasi dan suku bunga memberi keyakinan mengubah nilai spot di masa yang akan
datang dengan nilai tertentu.
Neraca pembayaran merupakan catatan yang berisi pembayaran dan penerimaan dari luar negeri.
Necara pembayaran tidak hanya mencatat hak dan kewajiban yang timbul karena adanya
21
perdagangan, tetapi juga mencatat hak dan kewajiban keuangan dengan luar negeri yang tidak
hanya karena perdagangan.
Neraca barang dan neraca jasa disebut juga neraca transaksi berjalan (current account).
Rekening transaksi berjalan (current account) merupakan sub-NPI yang mencatat seluruh
transaksi barang dan jasa. Pos ini merupakan golongan terbesar dalam neraca pembayaran, yang
meliputi transaksi barang.
Mekanisme Pendapatan didasarkan pada teori makro Keynes di mana secara khusus
dilandaskan pada proses multiplier. Mekanisme Keynes didasarkan atas adanya pasar uang yang
cukup berkembang, sehingga kenaikan stok uang tidak secara langsung mempengaruhi
pengeluaran masyarakat, tetapi lebih dulu melewati pasar uang. Sebaliknya, mekanisme
moneteris nampaknya lebih mencerminkan keadaan negara yang belum mempunyai pasar uang
yang telah cukup berkembang.
22
pemerintah dapat berusaha mempengaruhi pasar uang untuk memperkuat atau memperlemah
nilai tukar mata uangnya dengan maksud meningkatkan kondisi perekonomiannya.
Sistem standar emas dunia mulai berperan dalam perekonomian dunia, dimulai pada
sekitar tahun 1870. Dalam sistem standar emas kurs valuta asing relatif stabil. Oleh karean
demikian stabilnya, sistem standar emas termasuk dalam kategori sistem kurs tetap (fixed rate
system). Untuk lebih tepatnya digunakan sebutan relatively fixed rate system dan bukannya fixed
rate system.
Dalam kurun waktu tahun 1946 sampai sekarang, dijumpai dua macam sistem moneter
dunia, yaitu Sistem Bretton Woods yang memiliki masa penggunaan dari tahun 1946 sampai
tahun 1972 dan Sistem Kurs Mengambang Terkendali yang menggantikan Sistem Bretton
Woods dan hingga sekarang masih diterapkan.
Ide penyatuan ekonomi kawasan dimunculkan oleh Mundell (1961). Mundell (1961)
dalam Kaboub (2006) berpendapat bahwa beberapa kawasan dapat bergabung menjadi satu dan
mengadopsi satu mata yang sama (single currency). Mundell mengusulkan suatu sistem di mana
mata uang tidak digambarkan oleh karakter suatu negara, tetapi oleh suatu area di mana
23
mobilitas faktor-faktor produksi memiliki derajat mobilitas yang tinggi. Keuntungan dari mata
uang bersama ini adalah tingkat harga yang lebih transparan karena setiap harga ditunjukkan
dalam mata uang yang sama.
24
BAB III
KRITIKAN TERHADAP BUKU
A. Kelebihan
1. Buku Utama ( Relevan )
o Dalam Isi dan penyampaian pada materi ini disampaikan dengan jelas dan rinci.
o Buku ini banyak memaparkan suatu definisi-definisi para ahli sehingga menambah
pengetahuan kita berdasarkan definisi tersebut.
o Di dalam buku ini juga membuat soal pertanyaan pada setiap akhir materi atau bab
sehingga pembaca dapat melatih pemahaman nya di bab tersebut
o Buku ini memaparkan atau melampirkan isu-isu penting yang berkaitan dengan
materi di akhir setiap bab
B. Kelemahan
1. Buku Utama ( Relevan )
o Buku ini terkesan berbelit-belit dalam hal menyampaikan materi di dalamnya
o Ada nya kata-kata yang sukar dipahami karena tidak general.
o Tidak adanya ikhtisar atau rangkuman yang dicantumkan di akhir setiap bab
sehingga pembaca sulit menyimpulkan setiap isi dari bab di dalam buku tersebut
25
2. Buku Kedua (Pembanding)
o Buku ini kurang memberikan contoh dan gambaran tentang materi yang disampaikan
di setiap bab.
o Buku ini tidak memiliki studi kasus setiap bab yang dapat memudahkan para
pembaca untuk mengetahui gambaran masalah yang disangkutpautkan dengan bab
yang ada.
26
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam sistem ekonomi pancasila, perekonomian liberal maupun komando harus
dijauhkan karena terbukti hanya menyengsarakan kaum yang lemah serta mematikan kreatifitas
yang potensial. Persaingan usaha pun harus selalu terus-menerus diawasi pemerintah agar tidak
merugikan pihak-pihak yang berkaitan. Indonesia seharusnya sudah belajar pada krisis ekonomi
dan moneter yang mengguncang dunia pada tahun 1998, dengan hanya sektor pertanian dan
perkebunan yang tumbuh positif dan turut menyelamatkan ekonomi domestik.
Belajar dari kasus itu, Indonesia sudah saatnya memberi perhatian utama pada bidang
pertanian dan perkebunan, agar bisa keluar dari krisis pangan yang kini mengancam dunia. Maka
dari itu setiap komoditas harus didekati secara spesifik karena masing-masing memiliki
spesifikasi yang berbeda. Pertumbuhan Ekonomi di setiap negara berbeda – beda tergantung dari
tingkat pendapatan per kapita suatu negara tersebut dan tergantung dari berapa besar
pendapatan / penghasilan dari penduduknya. Jika pendapatan Negara itu tinggi maka
pertumbuhan ekonominya juga cepat tetapi sebaliknya jika pendapatan suatu negara itu di bawah
rata ± rata maka pertumbuhan ekonominya juga rendah.
B. Saran
Saran yang harus diambil ialah Sistem ekonomi Indonesia dikenal sebagai Demokrasi
Ekonomi adalah Sistem Ekonomi yang dijalankan oleh Indonesia. Pada sistem ini, kegiatan
produksi dilakukan oleh semua, untuk semua, dan dibawah pimpinan atau kepemilikan oleh
anggota-anggota masyarakat. Motivasi kegiatan ekonominya adalah untuk kemakmuran
masyarakat dengan memenuhi kebutuhannya dan mengembangkan keselarasan, keserasian serta
keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.
27
DAFTAR PUSTAKA
28