Anda di halaman 1dari 18

Makalah

EKONOMI INTERNASIONAL
Perkembangan Pemikiran Ekonomi tentang Perdagangan
Internasional dari Aliran Merkantilisme

Dibuat Oleh :

Nama : M.Tegar Pratama

NIM : 2010603004

Kelas : International Class SPS 2020

Dosen Pengampu:

Muhammadinah, S.E.,M,Si

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Perkembangan
Pemikiran Ekonomi tentang Perdagangan Internasional dari Aliran Merkantilisme meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Muhammadinah,S.E.,M,Si
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu
yang akan datang.

Palembang, 9 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1


1.1 Latar belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………...2
A. TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MERKANTILISME ....................... 2
2.1 Pengertian Perdagangan Internasional ...................................................... 2
2.2 Lahirnya Merkantilisme ............................................................................ 2
2.3 Pandangan Aliran Merkantilisme tentang Perdagangan Internasional ..... 4
2.4 Teori Perdagangan International (Adam Smith) ....................................... 5
2.5 Teori Komparatif John Stuart Mill dan David Ricardo ............................ 7
2.6 Kritik Terhadap Merkantilisme .............................................................. 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 13
3.2 Saran ........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Teori perdagangan internasional membantu menjelaskan serta komposisi perdagangan antara
beberapa Negara serta bagaimana efeknya terhadap struktur perekonomian suatu Negara, disamping itu teori
perdagangan internasional juga dapat menunjukan adanya keuntungan yang timbul dari adanya perdagangan
internasional, beberapa teori yang menerangakan tentang timbulnya perdagangan internasional dari beberapa
teori salah satunya teori klasik dan teori mekantilisme. Untuk mermbahas perdagangan internasional dari
berbagai negara, antara pembeli dan penjual dalam pola perdagangan internasional yang telah semakin maju,
teori lama tentang ekspor dan impor pada zaman masyarakat eropa yang bersifat tradisional adalah teori yang
sangat terbatas dan tidak cukup untuk menjelaskan perdagangan internasional yang benar-benar terjadi dan
sedang berlangsung sekarang ini.

1.2 Rumusan Masalah

• Apa definisi Teori Perdagangan Internasional ?


• Bagaimana sejarah lahirnya merkantilisme ?
• Bagaimana Pandangan Aliran Merkantilisme tentang Perdagangan Internasional ?
• Apa saja teori perdagangan yang dikemukakan oleh adam smith ?
• Apa saja teori perdagangan yang dikemukakan oleh J.S Mill ?
1.3 Tujuan Penulisan

• Untuk mengetahui definisi Teori Perdagangan Internasional


• Untuk mengetahui bagaimana sejarah lahirnya merkantilisme

• Untuk mengetahui Pandangan Aliran Merkantilisme tentang Perdagangan Internasional


• Untuk mengetahui teori perdagangan yang dikemukakan oleh Adam Smith
• Untuk mengetahui teori perdagangan yang dikemukakan oleh Js Mill dan David Ricardo.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MERKANTILISME KLASIK


2.1 Pengertian Perdagangan Internasional
“ Internasional Bussiness “ atau Perdagangan Internasional dapat didiefinisikan terdiri dari kegiatan-
kegiatan peniagaan dari suatu negara asal ( country of origin ) yang melintasi perbatasan menuju suatu negara
tujuan (country destination) yang dilakukan oleh perusahaan multinational coorporation (MNC) untuk
melakukan perpindahan barang dan jasa, perpindahan modal, perpindahan tenaga kerja , perpindahan teknologi
(pabrik) dan perpindahan merek dagang Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang
antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang
ataupun jasa-jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara
biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara ataupun departemen
pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan. Perdagangan atau pertukaran dapat diartikan sebagai
proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing- masing pihak
harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi dari pertukaran tersebut, dari sudut kepentingan
masing-masing dan kemudian menetukan apakah ia mau melakukan pertukaran atau tidak (Boediono, 2000).
Pada dasarnya ada dua teori yang menerangkan tentang timbulnya perdagangan internasional.

2.2 Lahirnya Merkantilisme


Pada abad XVII, di Eropa Barat bermunculan kota-kota yang sekarang dikenal dengan nama London, Paris,
Napoli dan Milan sebagai pusat produksi rumah tangga industri yang menghasilkan barang seperti pakaian dan
peralatan pertanian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat disekitar eropa. Di tengah-tengah masyarakat eropa
yang bersifat feodal menjadi kehidupan kapitalis untuk memperoleh kekayaan sebanyak-banyak nya. Pada saat
itu, para bangsawan memerlukan dukungan para penguasa, antara lain terdapat beberapa produk misalnya
permadani dan porselen. Merkantilisme adalah suatu kelompok yang mencerminkan cita-cita dan ideologi
kapitalisme komersial, serta pandangan tentang politik kemakmuran suatu negara yang ditujukan untuk
memperkuat posisi dan kemakmuran negara melebihi kemakmuran perseorangan. Kepentingan pedagang
menjadi kepentingan negara dan mendorong tumbuhnya pandangan negarawan - negarawan eropa untuk
membentuk negara- negara nasional yang kuat melalui berbagai kebijaksanaan ekonomi, yang kemudian dikenal

2
sebagai merkantilisme. Pada abad ke-17 kepentingan negarawan terpusat pada politik, tetapi merkantilisme
merupakan tahap awal dari kebijakan ekonomi yang dikenal dengan istilah the Commercial Or Mercantile
System dari Adam Smith, pendiri aliran klasik.
Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya
ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya
volum perdagangan global teramat sangat penting. Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh
sekolah Eropa pada awal periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era dimana kesadaran bernegara sudah
mulai timbul). Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu negara dalam mengatur
perekonomiannya yang akhirnya pada zaman ini pula sistem kapitalisme mulai lahir. Kebutuhan akan pasar yang
diajarkan oleh teori merkantilisme akhirnya mendorong terjadinya banyak peperangan dikalangan negara Eropa
dan era imperialisme Eropa akhirnya dimulai. Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad
ke-18, seiring dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam bukunya The
Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu adalah negara
industri terbesar di dunia.
Teori Perdagangan Internasional dari Kaum Merkantilisme berkembang pesat sekitar abad ke-16 berdasar
pemikiran mengembangkan ekonomi nasional dan pembangunan ekonomi, dengan mengusahakan jumlah ekspor
harus melebihi jumlah impor. Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu
negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit mungkin
impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-
logam mulia, khususnya emas dan perak.Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka
semakin kaya dan kuatlah negara tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh
kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-barang
mewah). Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga
karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah Negara hanya dapat
memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain. Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi
logam mulia ini sebetulnya cukup rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk
memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan kekuasaan
maka akan dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik sehingga dapat
melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan angkatan bersenjata dan angkatan laut juga
memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas berarti

3
semakin banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas bisnis. Selanjutnya, dengan mendorong ekspor
dan mengurangi impor, pemerintah akan dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional.
Ide pokok Merkantilisme:

• Suatu negara/ raja akan kaya/ makmur dan kuat bila ekspor lebih besar daripada impor (X > M)
• Semakin besar ekspor netto, semakin banyak LM yang dimiliki atau diperoleh dari luar negeri
• LM yang banyak digunakan oleh raja untuk membiayai armada perang guna memperluas perdagangan
luar negeri dan penyebaran agama
• Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas perdagangan luar negeri diikuti dengan
kolonialisasi di Amerika latin, Afrika dan Asia terutama abad XVI s.d XVIII
Kebijakan Merkantilisme dapat disimpulkan sebagai berikut
Merkantilisme menjalankan kebijakan perdagangan
sebagai berikut:
1. Mendorong ekspor sebesar-besarnya, kecuali LM
2. Melarang/ membatasi impor dengan ketat kecuali LM

• Menciptakan koloni di luar negeri;


• Melarang daerah koloni untuk melakukan perdagangan dengan negara-negara lain;
• Memonopoli pasar dengan port pokok;
• Melarang ekspor emas dan perak, bahkan untuk alat pembayaran;
• Melarang perdagangan untuk dibawa dalam kapal asing;
• Subsidi ekspor;
• Mempromosikan manufaktur melalui penelitian atau subsidi langsung;
• Membatasi upah;
• Memaksimalkan penggunaan sumber daya dalam negeri; dan
• Membatasi konsumsi domestik melalui hambatan non-tarif untuk perdagangan.

2.3 Pandangan Aliran Merkantilisme tentang Perdagangan Internasional


Merkantilisme pada prinsipnya merupakan suatu paham yang menganggap bahwa penimbunan uang,
atau logam mulia yang akan ditempa menjadi uang emas ataupun perak haruslah dijadikan tujuan utama
kebijakan nasional. Pada saat merkantilisme lahir, sistem masyarakat pada saat itu berdasarkan feodalisme.
Sistem feodal pada dasarnya menanggapi kebutuhan penduduk akan perlindungan terhadap gangguan perampok.

4
Jaminan keselamatan tersebut diberikan oleh para raja terhadap para bangsawan, kerabat, dan bawahannya.
Sistem inilah yang melahirkan tuan tanah, bangsawan, kaum petani, dan para vassal yaitu raja-raja kecil yang
diharuskan untuk membayar upeti terhadap raja besar. Ketika merkantilisme mulai berkembang, sistem
feodalisme yang usang sedikit demi sedikit mulai terkikis, hak-hak istimewa yang dimiliki oleh para tuan tanah
dan para bangsawan mulai dihapus, lapisan-lapisan sosial yang melekat pada sistem feodal mulai dihilangkan,
cara produksi dan distribusi gaya feodal pun mulai ditinggalkan.

2.4 Teori Perdagangan International (Adam Smith)

• Keunggulan Mutlak Adam Smith (Absolute Advantage / Absolute Cost)


Adam Smith mengajukan teori perdagangan internasional yang dikenal dengan teori keunggulan absolut. Ia
berpendapat bahwa jika suatu negara menghendaki adanya persaingan, perdagangan bebas dan spesialisasi di
dalam negeri, maka hal yang sama juga dikehendaki dalam hubungan antar bangsa. Karena hal itu ia
mengusulkan bahwa sebaiknya semua negara lebih baik berspesialisasi dalam komoditi-komoditi di mana ia
mempunyai keunggulan yang absolut dan mengimpor saja komoditi-komoditi lainnya. Apa yang dimaksud
dengan keunggulan yang absolut? Maksudnya begini, jika negara A dapat memproduksi kentang untuk 8 unit per
tenaga kerja sedangkan negara B untuk komoditi yang sama hanya dapat memproduksi 4 unit per tenaga kerja,
sedangkan untuk komoditi lain misalnya gandum, negara A hanya dapat memproduksi 6 unit per tenaga kerja
sedangkan untuk negara B dapat memproduksi 12 unit per tenaga kerja, maka dapat disimpulkan bahwa negara
A mempunyai keunggulan absolut dalam produksi kentang dibandingkan dengan negara B, sedangkan negara B
dapat dikatakan mempunyai keunggulan absolut dalam produksi gandum dibandingkan negara A. Perdagangan
internasional yang saling menguntungkan antara kedua negara tersebut jika negara A mengekspor kentang dan
mengimpor gandum dari negara B, dan sebaliknya negara B mengekspor gandum dan mengimpor kentang dari
negara A. Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksi hasil tenaga kerja serta
sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith sependapat dengan doktrin merkantilis yang menyatakan
bahwa kekayaan suatu negara dicapai dari surplus ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta
efisiensi dengan tenaga kerja yang digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yang melakukan pekerjaan
tersebut. Menurut Smith suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut bisa
menghasilkan barang dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada negara lain, yaitu karena memiliki
keunggulan mutlak dalam produksi barang tersebut. Adapun keunggulan mutlak menurut Adam Smith
merupakan kemampuan suatu negara untuk menghasilkan suatu barang dan jasa per unit dengan menggunakan

5
sumber daya yang lebih sedikit dibanding kemampuan negara-negara lain.
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter sehingga sering
dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini
memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga
kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin
tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value). Teori Absolute Advantage Adam Smith yang sederhana
menggunakan teori nilai tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan
anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya faktor produksi. Dalam
kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja tidak
bebas, dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: Misalnya hanya ada dua negara, Amerika dan Inggris
memiliki faktor produksi tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian.
Untuk menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga
kerja. Di Inggris setiap unitgandum dan pakaian masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit
dan 2 unit.

Tabel 2.1 Tenaga Kerja yang diperlukan untuk Menghasilkan per Unit Produksi Amerika Inggris

Produksi Amerika Inggris


Gandum 8 10
Pakaian 4 2
Sumber: Salvatore (2006)
Dari tabel di atas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum sedang Inggris
dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di Inggris sedang di Amerika hanya 8
unit (10 > 8). 1 unit pakaian di Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan
demikian ini dapat dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris
memiliki absolute advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing-masing
negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain.
Kelebihan dari teori absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling
memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan
kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka
perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan.

6
2.5 Teori Komparatif John Stuart Mill dan David Ricardo
Teori perdagangan internasional yang lain diperkenalkan oleh David Ricardo. Teorinya dikenal dengan
nama teori keunggulan komparatif. Berbeda dengan teori keunggulan absolut yang mengutamakan keunggulan
absolut dalam produksi tertentu yang dimiliki oleh suatu negara dibandingkan dengan negara lain, teori ini
berpendapat bahwa perdagangan internasional dapat terjadi walaupun satu negara tidak mempunyai keunggulan
absolut, asalkan harga komparatif di kedua negara berbeda. Ricardo berpendapat sebaiknya semua negara lebih
baik berspesialisasi dalam komoditi-komoditi di mana ia mempunyai keunggulan komparatif dan mengimpor
saja komoditi-komoditi lainnya. Teori ini menekankan bahwa perdagangan internasional dapat saling
menguntungkan jika salah satu negara tidak usah memiliki keunggulanabsolut atas suatu komoditi seperti yang
diungkapkan oleh Adam Smith, namun cukup memiliki keunggulan komparatif di mana harga untuk suatu
komoditi di negara yang satu dengan yang lainnya relatif berbeda.
Teori J.S.Mill menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang
memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative disadvantage
(suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri
memakan ongkos yang besar). Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga
kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Contoh: Produksi 10 orang dalam 1 minggu
Produksi Amerika.
Tabel 2.2 Produksi 10 orang dalam 1 minggu
Produksi Amerika Inggris
Gandum 6 bakul 2 bakul
Pakaian 10 yard 6 yard
Sumber: Salvatore (2006)

Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan timbul karena absolute
advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada pada Amerika semua. Tetapi yang penting bukan absolute
advantagenya tetapi comparative Advantagenya. Besarnya comparative advantage untuk Amerika, dalam
produksi gandum 6 bakul dibanding 2 bakul dari Inggris atau = 3 : 1. Dalam produksi pakaian 10 yard dibanding
6 yard dari Inggris atau 5/3 : 1. Di sini Amerika memiliki comparative advantage pada produksi gandum yakni 3
: 1 lebih besar dari 5/3 : 1. Untuk Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul dibanding 6 bakul dari Amerika atau
1/3 : 1. Dalam produksi pakaian 6 yard dari Amerika Serikat atau = 3/5: 1. Comparative advantage ada pada
produksi pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1. Oleh karena itu perdagangan akan timbul antara Amerika
dengan Inggris, dengan spesialisasi gandum untuk Amerika dan menukarkan sebagian gandumnya dengan

7
pakaian dari Inggris. Dasar nilai pertukaran (term of trade) ditentukan dengan batas- batas nilai tukar masing-
masing barang di dalam negeri. Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkan
berapa nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran di mana kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh
teori absolute advantage. David Ricardo (1772-1823) seorang tokoh aliran klasik menyatakan bahwa nilai
penukaran ada jikalau barang tersebut memiliki nilai kegunaan. Dengan demikian sesuatu barang dapat
ditukarkan bilamana barang tersebut dapat digunakan. Seseorang akan membuat sesuatu barang, karena barang
itu memiliki nilai guna yang dibutuhkan oleh orang. Selanjutnya David Ricardo juga membuat perbedaan antara
barang yang dapat dibuat dan atau diperbanyak sesuai dengan kemauan orang, di lain pihak ada barang yang
sifatnya terbatas ataupun barang monopoli (misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno, hasil buah
anggur yang hanya tumbuh di lereng gunung tertentu dan sebagainya). Dalam hal ini untuk barang yang sifatnya
terbatas tersebut nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari para calon pembeli.
Sedangkan untuk barang yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan keinginan maka nilai penukarannya
berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan. David Ricardo mengemukakan bahwa berbagai kesulitan yang
timbul dari ajaran nilai kerja:

• Perlu diperhatikan adanya kualitas kerja, ada kualitas kerja terdidik dan tidakterdidik, kualitas kerja keahlian
dan lain sebagainya. Aliran yang klasik dalam hal ini tidak memperhitungkan jam kerja yang dipergunakan
untuk pembuatan barang, tetapi jumlah jam kerja yang biasa dan semestinya diperlukan untuk memproduksi
barang. Dari situ maka Carey kemudian mengganti ajaran nilai kerja dengan .teori biaya reproduksi

• Kesulitan yang terdapat dalam nilai kerja itu bahwa selain kerja masih banyak lagi jasa produktif yang ikut
membantu pembuatan barang itu, harus dihindarkan. Selanjutnya David Ricardo menyatakan bahwa
perbandingan antara kerja dan modal yang dipergunakan dalam produksi boleh dikatakan tetap besarnya dan
hanya sedikit sekali perubahan.
Atas dasar nilai kerja, dibedakan di samping .harga alami. (natural price) ada pula harga pasaran. (market price).
Menurut aliran klasik (Adam Smith) .harga alami. akan terjadi bilamana masing-masing warga masyarakat
memperoleh kebebasan pilihannya untuk membuat sesuatu produk tertentu yang menurutnya lebih
menguntungkan dan menukarkannya bilamana dinilai baik olehnya. Hal ini sejalan dengan pandangan kaum
physiokrat. Istilah harga alami (natural price) yang dikemukakan Smith adalah sama dengan istilah Cantillon
valeur intrinsique. (nilai
intrinsik), Turgot .valeur fondamental. (harga pokok), Say .prix reel. (harga real), Ricardo
primery/natural/necessary price. (harga pokok) dan Cairnes .normal price. (harga normal). .Harga pasaran.

8
dapat berbeda dengan .harga alami. di mana akan menyesuaikan dengan keadaan penawaran dan permintaan atas
barang yang bersangkutan. Demikian pula atas dasar pertimbangan tertentu, adanya peraturan pemerintah yang
dapat menghalangi penyesuaian harga alami dengan harga pasaran. Tetapi bagaimanapun, harga alami akan
menjadi acuan (pedoman) atas penetapan harga pasaran.Teori perdagangan internasional diketengahkan oleh
David Ricardo yang mulai dengan anggapan bahwa lalu lintas pertukaran internasional hanya berlaku antara dua
negara yang diantara mereka tidak ada tembok pabean, serta kedua Negara tersebut hanya beredar uang emas.
Ricardo memanfaatkan hukum pemasaran bersama-sama dengan teori kuantitas uang untuk mengembangkan
teori perdagangan internasional. Walaupun suatu negara memiliki keunggulan absolut, akan tetapi apabila
dilakukan perdagangan tetap akan menguntungkan bagi kedua negara yang melakukan perdagangan. Teori
perdagangan telah mengubah dunia menuju globalisasi dengan lebih cepat. Kalau dahulu negara yang memiliki
keunggulan absolut enggan untuk melakukan perdagangan, berkat .law of comparative costs. Dari Ricardo,
Inggris mulai kembali membuka perdagangannya dengan negara lain. Pemikiran kaum klasik telah mendorong
diadakannya perjanjian perdagangan bebas antara beberapa negara. Teori comparative advantage telah
berkembang menjadi dynamic comparative advantage yang menyatakan bahwa keunggulan komparatif dapat
diciptakan. Oleh karena itu penguasaan teknologi dan kerja keras menjadi faktor keberhasilan suatu negara. Bagi
negara yang menguasai teknologi akan semakin diuntungkan dengan adanya perdagangan bebas ini, sedangkan
negara yang hanya mengandalkan kepada kekayaan alam akan kalah dalam persaingan internasional.
a. Cost Comparative Advantage (Labor efficiency)
Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan memperoleh manfaat
dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang di mana Negara
tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi
relative kurang/tidak efisien. Berdasarkan contoh hipotesis di bawah ini maka dapat dikatakan bahwa teori
comparative advantage dari David Ricardo adalah cost comparative advantage.

Tabel 2.3 Data hipotesis cost comparative


Produksi 1 kg gula 1 m kain
Indonesia 3 hari kerj a 4 hari kerj a
China 6 hari kerj a 5 hari kerj a
Sumber :Salvatore (2006)

Indonesia memiliki keunggulan absolut dibanding Cina untuk kedua produk diatas, maka tetap dapat
terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan kedua negara melalui spesialisasi jika negara-negara

9
tersebut memiliki cost comparative advantage atau labor efficiency. Berdasarkan perbandingan Cost
Comparative Advantage Efficiency, dapat dilihat bahwa tenaga kerja Indonesia lebih efisien dibandingkan tenaga
kerja Cina dalam produksi 1 Kg gula (atau hari kerja) daripada produksi 1 meter kain (hari bekerja) hal ini akan
mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula. Sebaliknya tenaga kerja Cina ternyata
lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia dalam produksi 1 m kain (hari kerja) daripada produksi 1 Kg
gula (hari kerja) hal ini mendorong cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain.

a. Production Comperative Advantage (Labor productifity)


Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor barang di mana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta
mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak produktif. Walaupun Indonesia
memiliki keunggulan absolut dibandingkan Cina untuk kedua produk, sebetulnya perdagangan internasional
akan tetap dapat terjadi dan menguntungkan keduanya melalui spesialisasi di masing-masing negara yang
memiliki labor productivity. Kelemahan teori klasik Comparative Advantage tidak dapat menjelaskan mengapa
terdapat perbedaan fungsi produksi antara dua negara. Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan
internasional antara dua negara tetap dapat terjadi walaupun hanya satu negara yang memiliki keunggulan
absolut asalkan masing-masing dari Negara tersebut memiliki perbedaan dalam Cost Comparative Advantage
atau Production Comparative Advantage. Teori ini mencoba melihat kuntungan atau kerugian dalam
perbandingan relatif. Teori ini berlandaskan pada asumsi:
Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan
untuk menghasilkan barang tersebut, di mana nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja
yang dipergunakan untuk memproduksinya cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain.

2.6 Kritik Terhadap Merkantilisme


Setiap teori sejatinya bebas dari nilai. Akan tetapi, tidak ada teori yang bebas dari kritik, termasuk
merkantilisme. Teori merkantilisme atau yang juga dikenal sebagai mazhab merkantilisme ini juga banyak
mendapat kritik dari para ahli.
Para pengamat akhir abad ketujuhbelas dan abad kedelapanbelas misalnya, banyak melayangkan
pertanyaan -pertanyaan terhadap kaum merkantilis seputar surplus produk sosial yang terjadi dengan adanya
pertumbuhan manufaktur dan teknologi pertanian. Kaum merkantilis sendiri kesulitan untuk menjelaskan
bagaimana hubungan tenaga kerja dengan tanah. Kritik lain disampaikan oleh Francois Quesnay dalam

10
Economic Table (1758), seorang fisiokrat terkemuka, yang menyampaikan bahwa ia menantang asumsi
merkantilis bahwa kesejahteraan berkembang dari perdagangan dan industri. Ia menekankan tentang surplus
yang dihasilkan dalam pertanian.
Ia juga mengkritisi tentang kebijakan pemerintah dalam hal pembayaran pajak. Menurutnya, pajak -
pajak seharusnya dibayar oleh para pemilik tanah. Tidak seharusnya para petani kecil, pedagang, adn pelaku
manufaktur yang dipandang produktif -lah yang diharuskan membayar pajak. Salah satu kritik terhadap
merkantilisme yang paling populer adalah yang disampaikan oleh David Hume. David Hume banyak
mengajukan ulasan tentang konsep kesejahteraan sebagai ide pokok dari kaum merkantilisme. Berikut adalah
beberapa kritik David Hume terhadap merkantilisme :

• Potensi inflasi akibat penumpukan logam mulia.


• Menurunnya kuantitas ekspor barang.
• Kuantitas impor meningkat.
• Terjadi defisit neraca perdagangan.
• Raja menjadi miskin.

Penjelasan : Kemakmuran seorang raja atau suatu negara diidentikkan dengan ukuran standar emas. Ide
pokok pemikiran merkantilisme menyatakan bahwa kemakmuran negara atau raja dapat dicapai dengan jumlah
ekspor yang lebih tinggi dari impor (surplus).
Dengan adanya surplus, negara dapat memupuk logam mulia yang semakin banyak. Sebab, alat
pembayaran atau uang yang digunakan waktu tersebut adalah logam mulia. Jadi, jika logam mulia semakin
banyak, maka juga berarti jumlah uang yang beredar juga semakin banyak, yang artinya terjadi Money Supply.
Jumlah uang beredar yang tinggi, sementara jumlah produksi tetap inilah yang kemudian memicu
terjadinya inflasi atau kenaikan harga. Terjadinya kenaikan harga di dalam negeri pada akhirnya berimbas
terhadap harga barang-barang ekspor yang juga akan ikut naik. Pada akhirnya, kuantitas ekspor akan ikut
menurun.
Ketika kuantitas ekspor menurun dan harga barang dalam negeri meningkat akibat inflasi, maka barang
impor akan menjadi lebih murah. Hal ini berimbas pada peningkatan kuantitas impor. Pada akhirnya, akan
terjadi defisit, kepemilikan logam mulia akan berkurang, dan raja atau negara pun menjadi miskin.
Raja atau negara yang tadinya kaya raya atau makmur karena memiliki logam mulia yang banyak pun
akan berubah miskin. Perubahan raja dari makmur menjadi miskin inilah yang dikritik oleh David Hume.
Menurut Hume, kondisi ini disebut sebagai “Mekanisme Otomatis” dari “Price-Specie Flow Mechanism”

11
(PSFM). Kritik David Hume ini membuat teori merkantilisme dianggap tidak relevan. Berdasarkan pada kritik
yang dilontarkan David Hume ini pula, muncul teori klasik atau absolute advantage dari Adam Smith.
Adam Smith sendiri juga mengajukan kritikannya terhadap teori merkantilisme, yang juga didasarkan
pada PSFM dari Hume. Berikut adalah beberapa kritik Adam Smith terhadap teori merkantilisme :

• Ukuran kemakmuran suatu negara tidak seharusnya ditentukan oleh banyaknya logam mulia yang
dimiliki.
• Kemakmuran negara ditentukan berdasarkan pada nilai gdp (gross domestic product) dan sumbangan
perdagangan luar negeri terhadap pembentukan gdp.
• Untuk meningkatkan gdp dan perdagangan luar negeri, pemerintah harus mengurangi campur tangan
terhadap perdagangan agar dapat tercipta perdagangan bebas atau free trade.

• Free trade memunculkan persaingan perdagangan yang semakin ketat, sehingga mendorong masing-
masing negara untuk melakukan spesialisasi dan pembagian kerja internasional, berdasarkan
keunggulan absolut yang dimiliki oleh masing-masing negara.

• Spesialisasi dan pembagian kerja internasional yang didasarkan pada konsep absolute advantage dapat
memacu peningkatan produktivitas dan efisiensi. Pada akhirnya, hal ini dapat mendorong peningkatan
gdp dan perdagangan luar negeri.
• Peningkatan GDP dan perdagangan internasional identik dengan kemakmuran suatu negara.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aliran klasik muncul pada abad ke 18 yaitu dimasa revolusi industri dimana suasana waktu itu
merupakan awal bagi adanya perkembangan ekonomi. Pada waktu itu sistem liberal sedang merajalela dan
menurut aliran klasik, ekonomi liberal itu disebabkan oleh adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan
perkembangan jumlah penduduk. Mula-mula kemajuan teknologi lebih cepat dari pertambahan jumlah
penduduk, tetapi akhirnya terjadi sebaliknya dan perekonomian mengalami kemacetan.
Para pelopor teori klasik sangat menentang teori tersebut. Logam mulia tak mungkin ditumpuk dengan
surplus ekspor karena penumpukan tersebut akan sia-sia. Logam mulia akan mengalir dengan sendirinya melalui
perdagangan internasional (price specie flow merchanism). Ekspor naik berarti logam mulia masuk ke dalam
negeri akibatnya uang yang beredar bertambah, pertambahan tersebut menyebabkan harga dalam negeri naik dan
akhirnya logam mulia akan kembali lagi keluar sebagai akibat masuknya barang impor. Dengan adanya
spesialisasi, maka negara akan menghasilkan suatu produk yang mempunyai keunggulan mutlak atau
keuntungan komperatif.
Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang
saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini
meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan
absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan. kelemahan teori klasik
Comparative Advantage tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara 2 negara.
Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat terjadi walaupun hanya
1 negara yang memiliki keunggulan absolut asalkan masing-masing dari negara tersebut memiliki perbedaan
dalam cost Comparative Advantage atau production Comparative Advantage.

13
3.2 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan
atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca bersedia memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

• Dominick, Salvatore. 1997. Ekonomi Internasional, alih bahasa oleh Haris


Munandar edisi 5 cetak 1. Erlangga, Jakarta

• Waluya, Harry. 1995. Ekonomi Internasional. Jakarta: PT. Rineka Cipta


• Sattar. 2017. Buku Ajar Ekonomi Internasional. Yogyakarta : CV. Budi Utama

• Sugeng, M. (2013, 03 23). Pandangan Merkantilisme Mengenai Perdagangan


M Internasional, pp. 1-5. Online

• Cahya Dicky Pratama. (2020). Teori Merkantilisme. Online

15

Anda mungkin juga menyukai