“Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Pengantar Ekonomi Internasional”
Kelompok 2
PRODI MANAJEMEN
TA. 2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang tulus memberikan doa , saran serta kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pengembangan dunia Pendidikan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1. Latar belakang........................................................................................................4
2. Rumusan masalah...................................................................................................5
3. Tujuan penelitian....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam wacana suatu negara tak luput dari pertumbuhan ekonomi , bahkan
pertumbuhan ekonomilah yang paling menonjol, untuk mendorong pertumbahan
ekonomi menjadi lebih baik salah satunya dengan perdagangan yang dilakukan
suatu negara dengan negara lain atau yang di sebut perdagangan internasional.
Ada beberapa teori perdagangan internasional yaitu teori klasik dan modern, secara
teori beberapa negara dalam bertransaksi ada yang menggunakan teori klasik hingga
modern karna barang atau jasa yang dibutuhkan disetiap negara berbeda.
Teori klasik didasarkan atas asumsi tertentu dan memberi manfaat yang sama bagi
seluruh negara terlibat sehingga tidak mengakibatkan perubahan pendapatan antar
negara ( bisa di sebut sistem barter ).
Teori modern merupakan teori yang menjawab dari kelemahan teori klasik, teori
yang menjelaskan pola perdagangan dengan baik dengan cenderung mengekspor dan
impor barang karna suatu negara tersebut memiliki keunggulan secara komparatif.
4
1.2 Rumusan masalah
1.4
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kerjasama yang terjalin antar dua negara tentunya akan membuat hubungan antar
dua negara menjadi baik dan tentunya lebih erat. Hubungan baik yang terjalin antara
dua negara tentunya akan dirasakan oleh negara-negara yang juga turut berpartisipasi
dalam kerjasama tersebut.
6
menaikkan pendapatan dari masing-masing negara yang bersangkutan. Hal ini
dikarenakan negara yang kelebihan dan kekurangan akan suatu barang dapat menjual
dan memperoleh barang yang dibutuhkan.
a. Teori klasik
Teori klasik adalah perdagangan dunia bebas akan memberi manfaat yang sama
bagi semua negara yang terlibat, jadi tidak mengakibatkan perubahan dalam
distribusi pendapatan antar negara.Teori perdagangan internasional dari kaum klasik
dipelopori dan dikembangkan oleh Adam Smith, seorang profesor dari Skotlandia.
Pandangan Adam Smith ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul “The Wealth
7
of Nations”, diterbitkan tahun 1776. Dilihat dari usianya, teori klasik ini sudah sangat
kuno yaitu lebih dari 200 tahun, akan tetapi sampai saat ini teori ini masih sangat
penting untuk dipelajari.
b. Teori modern
Teori modern adalah mulai dengan anggapan bahwa fungsi produksi itu sama dan
menjelaskan factor penyebab terjadinya perbedaan dalam komparatif advantage
adalah proporsi pemilikan factor prduksi.Teori ini kemudain dikenal sebagai teori
proporsional factor produksi Hecksher & Ohlin (Teori H-O).
A. Teori Hecksher-Ohlin
8
negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam
memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor
barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika
negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam
memproduksinya.
Uraian teori faktor proporsi belum lengkap apabila belum mengetahui bagaimana
suatu barang dihasilkan. Untuk mengetahui hal ini dapat dijelaskan dengan
kurva isoquant. Peta Isoquant masing-masing negara dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Isoquant Indonesia terletak dekat sumbu vertikal (TK) menunjukkan bahwa barang
yang dihasilkan Indonesia bersifat padat tenaga kerja (labor intensive) sedangkan
bagi Jepang lebih mendekati sumbu horizontal menunjukkan barang yang dihasilkan
bersifat padat modal (capital intensive).
9
2) Masing-masing negara memproduksi dua macam barang (pakaian dan radio).
2 F. TK K TK K
produks
i
Unit $4 $ 30 $6 $ 20
cost
(murah (mahal (mahal (murah
) ) ) )
10
Berdasarkan tabel diatas dan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant
sebagai suatu titik optimal untuk memproduksi sejumlah barang dapat digambarkan
dengan grafik dibawah ini.
a) Di Indonesia
Isoquant untuk 100 unit pakaian akan menyinggung isocost $400 pada titik A
dengan kombinasi 34 TK dan 3 K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit
pakaian yang padat karya di Indonesia akan lebih murah, ini disebabkan
jumlah/propporsi faktor produksi yang dimiliki oleh Indonesia relatif banyak dan
murah, sehingga unit costnya hanya $4.
b) Di Jepang
100 unit pakaian akan menyinggung isocost $600 pada titik B dengan kombinasi 20
unit TK dan 7 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit pakaian yang
padat karya di jepang relatif mahal karena faktor produksi TK relatif sedikit dan
mahal, sehingga unit cost adalah $6.
a) Di Indonesia
Isoquant untuk 20 unit radio akan menyinggung isocost $600 pada titik C dengan
kombinasi 20 TK dan 10 K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio
yang padat modal di Indonesia akan lebih mahal, ini disebabkan jumlah/propporsi
faktor produksi relatif sedikit dan mahal sehingga unit costnya adalah $30.
b) Di Jepang
20 unit radio akan menyinggung isocost $400 pada titik D dengan kombinasi 10 unit
TK dan 18 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang padat
karya di jepang relatif murah, sehingga unit cost adalah $20.
11
1) Harga/biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah faktor
produksi yang dimiliki oleh masing-masing negara.
2) Comparative advantage atau keunggulan komparatif dari suatu jenis produk
yang dimiliki oleh masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan
proporsi faktor produksi yang dimiliki.
3) Masing-masing negara akan cenderung berspesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara itu memiliki faktor produksi yang
relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
4) Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu karena
negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal
memproduksinya.
Dari gambar diatas, suatu negara dianggap memiliki PPC constant cost yaitu NT,
menghasilkan dua jenis barang yaitu X dan Y. Dari gambar diatas keuntungan
perdagangan (gain from trade) dapat dijelaskan sebagai berikut :
o Sebelum perdagangan
12
Kurva PPC NT bersinggungan dengan kurva indiferen IC. Ke-seimbangan terjadi
dititik A dimana jumlah produksi yang dihasilkan adalah sama dengan konsumsi
masyarakat secara keseluruhan. Kurva PPC bersinggungan dengan kurva IC.
o Setelah perdagangan
Apabila dianggap Dasar tukar perdagangan luar negeri ada-lah garis putus-putus
yang ditunjukkan oleh NT’, maka ini berarti melakukan perdagangan dengan negara
lain akan menguntungkan, hal ini tercermin dari pergeseran kurva indiferen kekanan
atas yaitu IC’. Keseimbangan akan terjadi dititik B
Prinsip ketiga kemungkinan ini adalah sama, sehingga dalam kesempatan yang ini
akan dijelaskan adalah salah satu diantaranya, sedangkan dua kemungkinan lain
merupakan tugas Anda menganalisisnya. Yang akan dibahas adalah PPC increasing
cost yang sama dan IC yang berbeda. Persamaan PPC menunjukkan kesamaan
faktor-faktor produksi serta teknik produksi yang sama antar negara. Perbedaan pada
kurva Indiferen disebabkan oleh perbedaan dalam pendapatan, rasa atau preferensi
konsumen di masing-masing negara. Analisis ini dapat diilustrasikan dengan
memperhatikan gambar berikut ini :
Keterangan:
X : barang X
Y : barang Y
13
PP : kurva kemungkinan Produksi
Sebelum perdagangan
Negara A
Negara B
Setelah perdagangan
Setelah kedua negara (negara A dan Negara B) melakukan perdagangan, dan dasar
tukar Internasional yang terjadi adalah DTI maka : kedua negara akan berpoduksi
pada titik yang sama, yaitu dititik A, yaitu menghasilkan barang X sebesar X5 dan
barang Y sebesar dan barang Y sebesar Y5. Manfaat perdagangan (gain from trade)
internasional dapat dilihat dari peningkatan kesehteraan yang dicerminkan oleh
pergeseran kurva indiferen masing-masing negara (kurva IC negara A bergeser dari
ICa menjadi ICa’ dan kurva IC negara B bergeser dari ICb menjadi ICb’ ).
14
Y5Y4), dan Kekurangan barang X akan dipenuhi dengan mengimpor (sebesar
X5X4).
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan
Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu
Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada
berbagai kemungkinan harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat
dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor
produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu
produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative
advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya
manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat
bersaing di pasar internasional.Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah
teori modern yaitu teori Offer Curve.
15
antara lain sebagai berikut:
produksi untuk konsumsi luar negeri. Naiknya tingkat produksi ini akan memperluas
kesempatan kerja. Negara pengimpor juga mendapat manfaat, yaitu tidak perlu
memproduksi barang yang dibutuhkan sehingga sumber daya yang dimiliki dapat
digunakan untuk hal-hal yang lebih menguntungkan.
16
Perdagangan internasional menciptakan spesialisasi produk. Negara-negara yang
melakukan perdagangan internasional tidak perlu memproduksi semua barang yang
dibutuhkan. Akan tetapi hanya memproduksi barang dan jasa yang diproduksi secara
efisien dibandingkan dengan negara lain.
3) Banyak industri kecil yang kurang mampu bersaing menjadi gulung tikar.
4) Adanya pola konsumsi masyarakat yang meniru konsumsi negara yang lebih
maju.
17
impor dari negara Jepang karna faktor tersebut menjadikan harga produk lebih
murah.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli
Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai
perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan
komparatif. Teori H-O menyatakan penyebab perbedaaan produktivitas karena
adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh
masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan
harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai
‘The Proportional Factor Theory”.
Teori yang terakhir yakni teori Offer Curve. Teori Offer Curve ini diperkenalkan
oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan
sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk
menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai
kemungkinan harga. Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan
memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat
kepuasan yang lebih tinggi.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://artikellepas18.blogspot.com/2017/11/makalah-ekonomi-internasional-
teori.html
http://eprints.polsri.ac.id/
20