Anda di halaman 1dari 24

EKONOMI INTERNASIONAL

DEWA PUTU RIDA SASTRAWAN


15.01.1.155

JURUSAN MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SATYA DHARMA
School of Economics with Spiritual Insight

SINGARAJA
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nyalah, pada akhirnya tugas makalah
yang berjudul Ekonomi Internasional ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya guna memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Ganjil T.A 2015/2016.
Selain itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak membantu dan membimbing sehingga tugas makalah ini dapat
selesai dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu saran-saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat diharapkan,
dan semoga makalah yang sederhana ini bermanfaat bagi kita semua.

Singaraja, November 2015


Penulis

DAFTAR ISI
Isi

Halaman

Kata Pengantar ........................................................................................

Daftar Isi .................................................................................................

ii

BAB I LATAR BELAKANG


1.1 Definisi Ekonomi Internasional ..................................................
1.2 Ruang Lingkup ............................................................................

1
2

BAB II TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL


2.1 Teori Klasik .................................................................................
2.1.1
Teori Keunggulan Absolut ...........................................
2.1.2
Teori Keunggulan Komparatif ......................................
2.1.3
Teori Biaya Relatif ........................................................
2.1.4
Kelemahan Teori Klasik ................................................
2.2 Teori Modern
2.2.1
Teori Faktor Proporsi (Hecksher & Ohlin) ...................
2.2.2
Teori Kesamaan Harga Faktor Produksi .......................
2.2.3
Teori Permintaan dan Penawaran...................................

4
4
5
5
6
6
7
7

BAB III KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL


3.1 Proteksi ........................................................................................
3.1.1
Tarif ...............................................................................
3.1.2
Quota .............................................................................
3.1.3
Subsidi ...........................................................................
3.2 Perdagangan Bebas .....................................................................
3.2.1
Perdagangan Bebas Agreement .....................................
3.2.1
Perdagangan Bebas Area ...............................................

11
11
14
15
15
15
15

BAB IV KINERJA PERDAGANGAN INTERNASIONAL


4.1 Gross Barter Terms of Trade .......................................................
4.2 Net Barter Terms of Trade ...........................................................
4.3 Income Terms of Trade ...............................................................
4.4 Factorial Terms of Trade .............................................................

17
17
17
18

BAB V PENGARUH PERDAGANGAN INTERNASIONAL


5.1 Pengaruh Terhadap Konsumsi .....................................................
5.2 Pengaruh Terhadap Produksi .......................................................
5.3 Pengaruh Terhadap Pendapatan dan Kesejahteraan.....................

19
19
20

BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

22

BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Definisi Ekonomi Internasional
Ekonomi Internasional adalah ilmu yang mempelajari alokasi sumber daya yang
langka guna memenuhi kebutuhan manusia. Problematik ekonomi dipelajari dalam ruang
lingkup internasional artinya, masalah alokasi dianalisa dalam hubungan antara pelaku
ekonomi satu Negara dengan Negara lain. Ilmu ekonomi internasional berusaha untuk
mempelajari bagaimana hubungan ekonomi internasional anatara suatu negara dengan
negaralain dapat dipengaruhi alokasi sumber daya baik antara dua negara tersebut
maupun antar beberapa negara. Hubungan ekonomi internasional ini dapat berupa
perdagangan, investasi, pinjaman, bantuan serta kerja sama internasional. Oleh karena itu
ekonomi internasional lebih luas pengertiannya apabila dibandingkan dengan
perdagangan internasional yang hanya menyangkut pertukaran barang dan jasa. Para
pelaku yang mengadakan hubungan ekonomi internasionalmeliputi swasta, pemerintah
maupun organisasi internasional.
Ekonomi internasional menyangkut beberapa negara dimana:
a. Mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal relative lebih sukar.
b. Sistem keuangan, perbankan, bahasa, kebudayaan, serta politik yang berbeda.
c. Faktor-faktor produksi yang dimiliki berbeda sehingga dapat menimbulkan
perbedaan harga barang yang dihasilkan.
Ekonomi internasional mencakup baik dari aspek mikro maupun makro. Aspek mikro
menyangkut masalah jual-beli secara internasional yang sering disebut dengan eksporimpor. Kegiatan perdagangan internasional ini tergantung pada keadaan pasar hasil
produksi maupun pasar faktor produksi, yang merupakan topik dalam analisa ekonomi
mikro. Masing-masing pasar saling berhubungan atau dengan yang lain yang dapat
mempengaruhi pendapatan ataupun kesempatan kerja, masalah ini merupakan topic
makro ekonomi. Tujuan ekonomi nternasional Adalah untuk mencapai tingkat
kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat manusia. Tujuan itu dapat dicapai dengan
mengadakan kegiatan kegiatan dalam bidang perdagangan, investasi, perkreditan,
pengangkutan, perasuransian, diplosiasi.
Beberapa faktor yang mendorong suatu negara melakukan ekonomi Internasional.
Adapun faktor yang mendorong suatu negara melakukan ekonomi internasional salah
satunya dalam perdagangan internasional, diantaranya seperti di bawah ini:

a.Untuk dapat memenuhi kebutuhan produk maupun jasa dalam negeri.


b. Mempunyai keinginan untuk dapat memperoleh keuntungan, dengan tujuan
meningkatkan pendapatan negara.
c.Memiliki kemampuan berbeda dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
untuk mengelola sumber daya.
d. Memiliki produk atau barang yang lebih dalam negri sehinnga perlu pasar baru
untuk menjualnya.
e.Perpedaan keadaan dari sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, adat istiadat maupun
jumlah penduduk yang dapat menyebabkan adanya perbedaan antara hasil produksi
dan adanya keterbatasan dari produksi.
f. Terjadinya globalisasi, karena tidak ada negara di dunia ini yang mampu hidup sendiri
tanpa bantuan dari negara lain.
g. Mempunyai kesamaan slera terhadap suatu barang atau jasa.
h. Adanya keinginan untuk membuka kerjasama hubungan diplomatik dengan negara
lain.
1.2 Ruang Lingkup
Tentu tidak semua kajian-kajian ekonomi internasional yang akan dibahas dalam
makalah ini. Beberapa diantara pokok bahasan yanga akan diulas.
Pada bab I membahasan tentang definisi ekonomi internasional beserta ruang lingkup
materi yang akan dibahas pada makalah ini.
Bab ke II membicarakan tentang teori-teori yang ada dalam perdagangan
internasional. Teori perdagangan internasional membantu menjelaskan arah serta
komposisi perdagangan anatara beberapa negara serta bagaimana efeknya terhadap
struktur perekonomian suatu negara. Teori perdangangan internasional yang mana terbagi
menjadi dua teori. Teori pertama yaitu teori klasik yang dipaparkan oleh Adam Smith,
John Struart Mill dan David Ricardo, sedangkan teori modern dipaparkan oleh Hecksher
& Ohlin, P. Samuelon serta yang lainnya.

Bab ke III membahas tentang kebijakan perdagangan internasional yang mana ada
dua kebijakan yang bisa diambil yaitu tentang proteksi dari aktivitas import barang atau
jasa sedangkan yang ke dua yaitu tetang kebijakan perdanganan bebas.
Bab IV mendalami tentang kinerja perdagangan internasional yang dapat dilihat dari
indeks perbandingan volume, harga, serta produktivitas jumlah barang atau jasa yang di
import dengan dieksport.

Bab V akan membahas tentang pengaruh perdagangan

internasional terhadap konsumsi, produksi, serta pendapatan dan kesejahteraan suatu


negera yang mengadakan kerjasama perdagangan internasional. Sedangkan Bab VI yaitu
bab penutup yang amana akan membahas kesimpulan dari materi-materi yang sudah
dibahas.

BAB II
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
2.1 Teori Klasik
2.1.1 Teori Keunggulan Absolut (Absolut Advantage)
Teori ini dikemukakakn oleh Adam Smith, menurut Adam Smith suatu negara
akan memperoleh keuntungan dengan melakukan spesialisasi dan kemudian
berdagang. Dasar spesialisasi ini adlah keunggulan absolut dalam produksi barangbarang tersebut. Teori ini lebih mendasar pada besaran (variabel) riil bukan
moneter sehingga sering dikenal dengan teori murni (pure theory) perdagangan
internsional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada
variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga
kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja
yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of Vaue).
Teori ini memiliki dua anggapan atau asumsi, yaitu :
1. Perdagangan terjadi hanya dilakukan oleh dua negara
2. Perdagangan dua negara bisa terjadi apabila terdapat faktor-faktor
produksi atau komoditi yang berbeda.
Sebagai contoh dari teori Keunggulan Absolut (Absolut Advantage) yaitu
sebagai berikut :
Kebutuhan tenaga kerja untuk menghasilkan produk per unit
PRODUKSI
NEGARA

BERAS
TENAGA
KG

TV
TENAGA

UNIT

INDONESIA

100

10

100

JEPANG

10

100

100

TOTAL

14

200

14

200

Dari tabel diata dapat dijelaskan bahwa Indonesia lebih efisien dalam
memproduksi beras. Ini dilihat dari jumlah tenaga yang dibutuhkan lebih
rendah/sedikit untuk menghasilkan 100 kg beras. (Indonesia memiliki Absolut
Advantage dalam hal memproduksi beras, sehingga spesialisasi Indonesia adalah
pada produksi beras). Sedangkan untuk negara Jepang

lebih efisien dalam

memproduksi TV. Ini dilihat dari jumlah tenaga yang dibutuhkan Jepang lebih
sedikit dari pada Indonesia untuk menghasilkan 100 unit. (Jepang memiliki
Absolut Advantage dalam hal memproduksi TV, sehingga spesialisasi Jepang
adalah pada TV).
4

2.1.2

Teori Keunggulan Komparatif (Comparatif Advantage)


Teori ini dikemukakan oleh John Struart Mill, teori ini menyatakan bahwa
suatunegara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang
memiliki Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) terbesar yaitu suatu
barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang miliki
comparative Disadvantage yaitu barang yang jika dihasilkan sendiri dan memakan
ongkos yang besar.
Toeri ini pada dasarnya menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh
banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut.
Makin banyak tenaga yang dicurahkan untuk memproduksi suatu barang, maka
harga barang tersebut akan semakin mahal. Selain itu teori Comparative Advantage
dapat menerangkan berapa nilai tukar dan beberapa keuntungan karena pertukaran
dimana kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh teori Absolut Advantage.

2.1.3

Teori Biaya Relatif (Comparatif Cost)


Titik pangkal teori Ricardo tentang perdagangan internasional adalah
teorinya tentang nilai/value. Menurut dia nilai/value sesuatu barang tergantung
dari banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang-barang
tersebut (labor cost value theory). Perdagangan antar Negara akan timbul apabila
masing-masing Negara meiliki comparative cost yang terkecil. Sebagai contoh
dikemukakan sebagai berikut :
Banyaknya hari kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi
PRODUKSI
NEGARA

ANGGUR
HARI
BOTOL

PAKAIAN
HARI
PCS

PORTUGIS

100

100

INGGRIS

100

100

Dalam hal ini Portugis akan berspesialisasi pada produksi anggur, sedangkan
Inggris pada produksi pakaian. Pada nilai tukar 100 botol sam dengan 100 Pcs
pakaian maka Portugis akan mengorbankan 3 hari kerja untuk 100 Pcs pakaian
yang kalau diproduksinya sendiri memerlukan waktu 4 hari kerja. Inggris akan
beruntung dari pertukaran. Ini diartikan bahwa portugis memiliki keunggulan
komparatif biaya pada produksi anggur dan mengekspor anggur.
spesialisasi pada produksi pakaian dan tukar dengan anggur

Dengan

maka untuk

memperoleh 100 botol anggur hanya dikorbankan 5 hari kerja yang kalau
5

diproduksina sendiri memerlukan waktu 6 hari kerja. Ini diartikan bahwa Inggris
memiliki keunggulan komparatif biaya pada produksi pakaian dan mengekspor
pakaian
2.1.4

Kelemahan Teori Klasik


Teori klasik menjelaskan bahwa keuntungan dari perdagangan internasional
itu timbul karena adanya comparative advantage yang berbeda antar dua negara.
Teori nilai tenaga kerja menjelaskan mengapa terdapat perbedaan dalam
comparative advantage itu karena adanya perbedaan didalam fungsi produksi
antara dua negara atau lebih. Jika fungsi produksinya sama, maka kebutuhan
tenaga kerja juga akan sama nilai produksinya sama sehingga tidak terjadi
perdagangan internasional. Oleh karena itu syarat timbulnya perdagangan antar
negara adalah perbedaan fungsi produksi di dua negara tersebut. Namun teori
klasik tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antar
dua negara. Teori modern, mulai dengan anggapan bahwa fungsi produksi itu
sama dan menjelaskan factor penyebab terjadinya perbedaan dalam comparative
advantage adalah proporsi pemilikan faktor produksi. Teori ini kemudian dikenal
dengan faktor proportion theory oleh Hecksher dan Ohlin.

2.2 Teori Modern


2.2.1 Faktor Proporsi (Hecksher dan Ohlin)
Teori yang lebih modern seperti yang dikemukanan oleh Hecksher dan Ohlin
menyatakan bahwa perbedaan opportunity cost antar negara karena adanya
perbedaan jumlah faktor produksi yang dimilikinya.

Suatu Negara memiliki

tenaga kerja lebih banyak dari pada Negara lain, sedangkan Negara lain memiliki
capital lebih banyak dari pada Negara tersebut sehingga dpat menyebabkan
terjadinya pertukaran.
Model Hecksher dan Ohlin yang sederhana dianggap ada :
a. Dua factor produksi, yaitu tenaga kerja dan capital
b. Dua barang yang mempunyai kepadatan factor produksi yang tidak sama,
yang satu (X) lebih padat karya, yang lain (Y) lebih padat capital
c. Dua Negara yang memiliki jumlah kedua faktor produsi yang berbeda Negara
X memiliki lebih banyak capital dari pada tenaga kerja, Negara Y memiliki
lebih banyak tenaga kerja daripada Kapital.
Dari model diatas dapat dikatakn bahwa negara yang memiliki tenaga kerja
yang banyak akan memproduksi barang yang padat karya sedangkan negara yang
mempunyai capital lebih besar akan memproduksi barang yang padat modal.
6

2.2.2

Teori Kesamaan Harga Faktor Produksi (Faktor Price Equalization)


Inti dari teori adalah perdagangan bebas cenderung mengakibatkan harga
faktor-faktor produksi sama di berbagai Negara. Dari teori faktor proportions HO, selama Negara A memperbanyak produksi barang X akan mengakibatkan
bertambahnya permintaan tenaga kerja, sebaliknya makin berkurangnya produksi
barang Y berarti makin sedikit permintaan akan capital. Hal ini akan cenderung
menurunkan upah dan menaikkan harga dari kapital (rate of return).

2.2.3

Teori Permintaan dan Penawaran


Pada prinsipnya perdagangan antara 2 negara itu timbul karena adanya
perbedaan di dalam permintaan dan penawaran. Penawaran ini berbeda misalnya,
karena perbedaan penawaran dan selera sedangkan perbedaan penawaran
misalnya dikarenakan perbedaan di dalam jumlah kualitas faktor-faktor produksi,
tingkat teknologi dan eksternalitas.
Dalam analisis permintaan paling sederhana, dapat digambarkan sebuah
kurva (curve) yang memuat hubungan antara harga sebuah barang dengan
kuantitas yang diminta.

Gambar 1. : Kurva Permintaan


Sebagaimana Gambar 1 dapat dijelaskan, jika harga suatu barang pada P0
maka jumlah yang diminta adalah Q0. Adanya perubahan harga sebesar P0P1
mengakibatkan perubahan permintaan sebesar Q0Q1. Demikian sebaliknya,
7

perubahan harga sebesar P0P2 mengakibatkan perubahan permintaan sebesar


Q0Q2. Sifat dari kurva permintaan ini adalah mempunyai arah kurva (slope) yang
negatif. Artinya, semakin meningkat harga barang maka jumlah barang yang
diminta akan menurun. Demikian sebaliknya bila harga barang turun, maka
jumlah yang diminta akan menurun.
Ada empat hal paling dominan yang menyebabkan terjadinya perubahan
permintaan, yaitu:
a. Tingkat pendapatan per kapita (per capita income) masyarakat. Semakin
besarnya pendapatan selalu berarti semakin besarnya permintaan. Jika terjadi
kenaikan pendapatan masyarakat, maka kurva permintaan akan bergeser ke
kanan. Namun apabila terjadi penurunan pendapatan masyarakat, maka kurva
permintaan akan bergeser ke kiri.
b. Cita rasa atau selera (taste) konsumen terhadap barang itu. Cita rasa atau
selera masyarakat pada umumnya akan berubah dari waktu ke waktu. Selera
menggambarkan bermacam-macam pengaruh budaya dan sejarah. Selera
mungkin mencerminkan kebutuhan psikologis dan fisiologis sejati, selera
mungkin mencakup kecanduan yang terjadi secara artifisial dan selera
mungkin juga mengandung sebuah unsur yang kuat dari tradisi atau agama.
c. Harga barang lain yang berkaitan (prices of related goods), terutama barang
pelengkap (complementary goods) dan barang pengganti (substitution
goods). Kenaikan harga barang subtitusi akan menggeser kurva permintaan
ke kanan, dan penurunan harga barang subtitusi akan menggeser kurva
permintaan ke kiri Sedangkan kenaikan harga barang komplementer akan
menggeser kurva permintaan ke kiri dan penurunan harga barang
komplementer akan menggeser kurva permintaan ke kanan
d. Harapan atau perkiraan konsumen (consumer expectation) terhadap harga
barang yang bersangkutan. Permintaan suatu barang akan berubah searah
dengan ekspektasi masyarakat terhadap harga barang yang bersangkutan.
Maksudnya adalah ekspektasi konsumen terhadap harga barang di masa
mendatang, yakni apakah harga itu akan naik, turun atau tetap. Perkiraan itu
amat menentukan. Jika konsumen mengira bahwa harga suatu barang akan
naik bulan depan maka sebelum harga barang itu betul-betul naik, kurva
permintaan akan bergeser ke kanan. Sebaliknya, jika konsumen mengira
bahwa harga akan turun bulan depan, kurva permintaan akan bergeser ke kiri.

Berbeda dengan permintaan (demand), dari sisi penawaran (supply) para


penjual mempunyai sikap yang sebaliknya dari sikap para pembeli. Mereka
berkecenderungan akan menawarkan lebih banyak barang apabila harganya tinggi
dan mengurangi jumlah harga yang ditawarkannya apabila harganya bertambah
rendah. Dengan menganggap hal lainnya tetap (ceteris paribus), jumlah barang
yang ditawarkan berhubungan positif dengan harga barang.. Secara ringkas kurva
penawaran dapat dijelaskan seperti pada Gambar 2 di bawah ini:

Gambar 2 : Kurva Penawaran


Berdasarkan Gambar 2 dapat dijelaskan tentang hubungan jumlah barang
atau komoditas yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga, yang
diwakili oleh kurva SS. Sifat dari kurva penawaran ini adalah mempunyai arah
kurva (slope) yang positif. Artinya, semakin meningkat harga barang atau
komoditas maka jumlah barang atau komoditas yang ditawarkan di pasar akan
meningkat juga. Begitu sebaliknya bila harga barang atau komoditas itu turun,
maka jumlah barang atau komoditas yang ditawarkan di pasar akan menurun.
Misalkan pada kondisi awal harga barang atau komoditas di H0 dan jumlah yang
ditawarkan adalah Q0. Jika harga naik dari H0 ke H1, maka jumlah barang atau
komoditas yang ditawarkan akan meningkat dari Q0 ke Q1. Demikian juga bila
harga turun dari H0 ke H2, maka jumlah yang ditawarkan akan menurun dari Q0
ke Q2. Keyakinan ahli-ahli ekonomi klasik bahwa penawaran akan selalu
menciptakan permintaan dapat dengan jelas dilihat dari pandangan Jean Baptiste
Say (Sukirno, 2003), seorang ahli ekonomi klasik bangsa Perancis. Ia
mengatakan: .Penawaran menciptakan sendiri permintaan atasnya. atau .Supply
creates its own demand. Menurut pendapatnya dalam setiap perekonomian jarang
sekali masalah kelebihan produksi. Masalah kelebihan produksi, apabila hal itu
9

terjadi, adalah masalah sementara. Mekanisme pasar akan membuat penyesuaianpenyesuaian sehingga akhirnya jumlah produksi akan turun di sektor-sektor yang
mengalami kelebihan produksi dan akan naik di sektor-sektor di mana permintaan
ke atas produksi mereka sangat berlebihan. Berdasarkan kepada pandangan yang
seperti ini ahli-ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa di dalam suatu
perekonomian sering sekali terwujud keadaan di mana jumlah keseluruhan
penawaran barang-barang dalam perekonomian (penawaran agregat) pada
penggunaan tenaga penuh akan selalu diimbangi oleh keseluruhan permintaan
atas barang-barang tersebut (permintaan agregat) yang sama besarnya.

10

BAB III
KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Dalam arti luas kebijakan ekonomi internasional adalah tindakan/kebijaksanaan
ekonomi pemerintah, secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi,
arah serta bentuk daripada perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijaksanaan
ini tidak hanya berupa tariff, quota dan sebagainya, tetapi juga meliputi kebijaksanaan
pemerintah di dalam negeri yang secara tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap
perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya kebijaksanaan moneter dan
fiscal. Sedangkan definisi yang lebih sempit kebijaksanaan ekonomi internasional adalah
tindakan/kebijaksanaan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi
perdagangan dan pembayaran internasional.
3.1 Proteksi
3.1.1 Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak atau costum duties terhadap barang-barang
yang melewati batas suatu Negara.
1. Tarif digolongkan menjadi,
a. Bea Ekspor (Export Diuties)
Adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut
menujuken Negara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang keluar
dari custom area suatu Negara yang memengut pajak . custom area
adalah daerah dimana barang-barang bebas bergerak dengan tidak
dikenai bea pabean. Batas custom area ini biasanya sama dengan batas
wilayah seuatu Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah mmerupakan
keharusan.
b. Bea Transito (Transit Duties)
Adalah pajak/bea yang dikenakan terhdap barang-barang yang melalui
wiyaha suatu Negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai
tujuan akhirnya adalah Negara lain.
c. Bea Impor (Impor Duties)
Adalah pajak/bea yang dikenakan terhdap barang-barang yang masuk
dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa Negara
tersebut sebagai akhir tujuannnya.
2. Perbedaan tarif menurut jenisnya
a. Ad Valorem Duties
Adalah bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam persentase dari
nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
b. Specific Duties
11

Adalah bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik
daripada barang
c. Spesific Ad Valorem atau Compound Duties
Adalah bea yang merupakan kombinasi antara specific dan ad valorem.
Misalnya suatu barang tertentu dikenakan 10% tariff ad valorem
ditambah Rp. 20,00 untuk setiap unit.
3. Alasan pembebanan Tarif
Ada beberapa alas an pembebanan tariff baik yang secara ekonomis bias
dipertanggungjawabkan, misalnya untuk mencapai kenaikan penghasilan
riil

maupun

yang

yang

secara

ekonomis

tidak

bisa

dipertanggungjawabkan.
A. Secara ekonomis dapat dipertanggujawabkan
a) Memperbaiki dasar tukar (Terms of Trade)
Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara
ekspor dan impornya melalui pembebanan tarif. Pembebanan
tariff dapat mengurangi keinginan untuk mengimpor. Ini berarti
bahwa untuk sejumlah tertentu ekspor mengehendaki jumlah
impor yang lebih besar, sebagian daripadanya diserahkan
kepada pemerintah sebagai pembayaran tarif, karena hal ini
menyangkut perubahan di dalam permintaan dunia akan suatu
barang.
b) Infant Industry
Industry-industri yang sedang tumbuh perlu mendapatkan
perlindungan

terhadap

persaingan

industry-industri

luar

negeriyang lebih besar dan maju. Pada umumnya industryindustri yang sedang tumbuh ini efisiensinya belum tinggi serta
belum dapat menikmati adanya economies of scale. Oleh
karena itupembebanan tarif terhadap barang dari luar negeri
dapat memberikan perlindungan terhadap industry dalam negeri
yang sedang tumbuh.
c) Disertivikasi
Alas an ini sangat erat dengan alas an infant industry, tetapi
lebih dititikberatkan pada Negara yang hanya menghasilkan
satu atau beberapa macam barang saja. Dengan pembebanan
tarif industry dalam negeri dapat berkembang sehingga dapat
memeperbanyak jumlah serta jenis barang yang dihasilkan.
d) Employment
12

Pembebanan tarif akan mengakibatkan turnya impor dan


menaikkan produksi dalam negeri. Kenaikan produksi ini
berarti pula kenaikan kesempatan kerja. Dalam hal ini
pembebanan

tarif

dapat

digunakan

untuk

memperluas

kesempatan kerja.
e) Anti Dumping
Dumping artinya menjual barang diluar negeri jauh lebih murah
daripada didalam negeri. Ini tidak berarti bahwa harga yang
murah

tersebut

dibawah

harga

pokok.

Negara

yang

menjalankan politik dumping pada umumnya bermaksud untuk


menguasai pasar.
B. Secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan:
a) To Keep Money at home
Alasan ini mengemukakan bahwa apabila penduduk suatu
Negara itu membeli barang dari luar negeri maka Negara
tersebut memperoleh barang dan Negara lain memperoleh
uang. Tetapi apabila membeli barang produksi dalam negeri
maka uang tersebut tidak lari keluar negeri. Jadi dengan
pembebanan tariff impor, maka impor akan berkurang sehingga
akan mencegah larinya uang ke luar negeri.
b) Home Market
Alasan ini menyatakan bahwa produsen dalam negeri
mempunyai hak terhadap pasar dalam negeri. Tarif akan
mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti
dengan produksi dalam negeri. Kenaikan produksi berarti
tambahnya

kesempatan

kerja

yang

akhirnya

berarti

pulakenaikan kegiatan ekonomi.


3.1.2 Kuota
Adalah pembatasan jumlah pisik terhadap barang yang masuk (quota
impor) dan keluar (quota ekspor). Tujuan utama dari penerapan kuota terhadap
impor adalah untuk melindungi industri atau sektor ekonomi di dalam negeri.
1. Quota Impor
Jenis quota impor adalah absolute atau universal quota, negotiated atau
bilateral quota,tariff quota dan mixing quota.

13

a. Absolute quota adalah quota yang besar/kecilnya ditentukan sendiri


oleh suatu Negara tanpa persetujuan dengan Negara lain. Quota
semacam ini sering menimbulkan tindakan balasan oleh Negara lain.
b. Negotiated quota adalah quota yang besar/kecilnya ditentukan
berdasarkan perjanjia antara 2 negara atau lebih
c. Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan quota. Untuk sejumlah
tertentu barang diizinkan masuk (impor) dengan tariff tertentu,
tambahan impor masih diizinkan tetapi dikenakan tarif yang lebih
tinggi.
d. Mixing quota yakni membatasi penggunaan bahan mentah yang
diimpor dalam proporsi tertentu dalam produksi barang akhir.
Pembatasan ini untuk mendorong berkembangnya industry didalam
negeri
2. Quota Ekspor
Seperti halnya dengan quota impor, maka ekspor pun dapat dibatasi
jumlahnya. Pemabatasan jumlah ekspor ini bertujuan antara lain:
a. Untuk mencegah barang-barang yang penting jatuh/berada ditangan
musuh
b. Untuk menjamin tersedianya barang didalam negeri dalam proporsi
yang cukup.
c. Pengendalian pengawasan produksi serta pengendalian harga guna
mencapai stabilisasi harga.
3.1.3 Subsidi
Adalah kebijakan pemerintah untuk membantu menutupi sebagian biaya
produksi perunit barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen dalam
negeri dapat menjual barangnya yang lebih murah dan bisa bersaing dengan
barang impor. Dampak kebijakan subsidi sebagai berikut : harga barang
dipasar tetap, produksi dalam negeri meningkat, jumlah barang dipasar tetap
dan impor barang menurun. Beberapa catatan berkenaan dengan subsidi atara
lain; pertama apabila pemerintah bertujuan menaikkan produksi dalam negeri
atau menurunkan impor, maka dengan subsidi lebih baik daripada dengan
tarif.
3.2 Perdagangan Bebas
3.2.1 Free Trade Agreement (FTA)
Free Trade Agreement (FTA) merupakan suatu perjanjian perdagangan
bebas yang dilakukan antara suatu negara dengan negara lainnya.
Pembentukan berbagai FTA merupakan akibat dari liberalisasi perdagangan
14

yang tidak dapat dihindari oleh semua negara sebagai anggota masyarakat
internasional. Hal inilah yang mendorong terbentuknya blok-blok perdagangan
bebas. FTA dapat dibentuk secara bilateral, misalnya antara Amerika Serikat
3.2.2

dengan Singapura, Amerika Serikat dengan Chile; Japan dengan Singapura.


Kawasan Perdagangan Bebas (Free Tread Area)
Zona/kawasan perdagangan bebas adalah satu atau beberapa negara di
mana bea dan kuota dihapuskan dan kebutuhan akan birokrasi direndahkan
dalam rangka menarik perusahaan-perusahaan dengan menambahkan insentif
untuk melakukan usaha di sana. Kebanyakan zona-zona ini berada di dunia
ketiga. Mereka adalah zona istimewa di mana beberapa halangan perdagangan
normal seperti bea ekspor atau impor ditiadakan, birokrasi biasanya
direndahkan, dan perusahaan yang didirikan di sana dapat diberikan diskon
pajak ("tax break") sebagai insentif tambahan. Biasanya, zona-zona ini
ditetapkan di bagian yang kurang berkembang di negara tersebut, karena
diharpkan zona tersebut akan menarik para pengusaha dan mengurangi
kemiskinan dan pengangguran dan stimulasi ekonomi di wilayah tersebut.
Berikut contoh organisasi yang mengadakan kawasan perdagangan
bebas; Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Area,
AFTA) adalah sebuah persetujuan oleh ASEAN mengenai sektor produksi
lokal di seluruh negara ASEAN. Selain itu ada juga NAFTA (North American
Free Tread Area) Kawasan perdagangan bebas Amerika Utara dan lain
sebagainya.

15

BAB IV
KINERJA PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Secara singkat Kinerja Perdagangan Internasional adalah perbandingan antara
ekspor terhadap import suatu barang atau jasa pada suatu negara. Konsepsi dasar kinerja
perdagangan internasional (Terms Of Trade) adalah kemampuan suatu negara untuk
mengimpor atas dasar hasil ekspor yang dimilikinya. Ada 4 (empat) kemungkinan
Kinerja Perdagangan Internasional dalam keadaan membaik yatiu sebagai berikut :
1. Kenaikan Ekspor Meningkat, dengan Impor tetap (X, M)
2. Ekspor mengalami kenaikan, sedangkan Impor mengalami penurunan (X,
M)
3. Ekspor mengalami penurunan, akan tetapi jumlah impor mengalami penurunan
yang lebih besar dari pada Ekspor (X, M>)
4. Ekspor tetap dan Impor mengalami Penurunan (X, M)
Jenis-jenis Terms of Tread (TOT) anatar lain
4.1 Gross Barter Terms of Tread
Adalah perbandingan anatara indeks volume ekspor (Qx) dengan Indeks volume Import
G=

Qx
X 100
Qm

(Qm). Untuk mencari nilai G sebagai berikut :

4.2 Net Barter Terms Of Trade


Adalah perbandingan harga ekspor (Px) dengan indeks harga impor. Untuk mencari
Qx
G=
X 100
Qm

Nilai N sebagai berikut :

Jika nilai N lebih besar dari 100 artinya relatif harga barang ekspor lebih baik dari barang
yang di impor.
4.3 Income Terms of Trade
Adalah Perbandingan antara indeks harga ekspor (Px) dengan harga impor (Pm), dengan
memperhatikan volume ekspor (Qx). Untuk mencari Nilai I sebagai berikut :

I=

Px
X Q X 100
Pm

Kenaika I menunjukan bahwa suatu negara dapat memperoleh jumlah impor yang lebih
besar dengan dasar kenaikan nilai ekspornya.
4.4 Factorial Terms of Trade
Adalah mempertimbangkan produktivitas barang ekspor (Zx) dan produktivitas barang
impor (Zm). Ada dua jenis dalam Factorial Terms of Trade yaitu ;
a. Single Factorial Terms of Trade.]

16

SF=

( PxPm. Zx ) X 100

b. Double Factorial Terms of Trade.


Px . Zx
SF=
X 100
Pm . Zm

Zx adalah indeks produktivitas barang ekspor


Zm adalah indeks produktivitas barang impor.
Factorial terms or trade ini di dalam praktek sulit dihitungsehingga jarang sekali
digunakan dalam praktek.

17

BAB V
PENGARUH PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perdagangan internasional merupakan perdagangan yang dilakukan atas dasar
kesepakatan bersama. Setiap aktivitas tentu saja akan menimbulkan beberapa pengaruh
terhadap sekitarnya. Begitu juga halnya perdagangan internasional mempunyai
pengaruh-pengaruh terhadap aktivitas yang dilalukan. Berikut adalah beberapa pengaruh
akibat adanya perdagangan internasional
5.1 Pengaruh Terhadap Konsumsi
Aktivitas perdagangan internasional memungkinkan masyarakat mengkonsumsi barang
dalam jumlah yang lebih besar (pendapatan riil masyarakat) dibandingakn dengan saat
sebelum adanya perdagangan. Dari pengaruh konsumsi terciptanya pengaruh:
a. Transformasi
Adalah perubahan sumber-sumber ekonomi dalam negeri menjadi barang
konsumsi
b. Demonstrasi Effect
Adalah suatu pengaruh

sifatnya

langsung

dari

perdagangan

terhadap

kecenderungan dan pola berkonsumsi masyarakat. Pengaruh demonstrasi ini tidak


hanya memiliki pengaruh yang positif melainkan juga memiliki pengaruh yang
negatif.
1) Pengaruh positif
Perubahan pola konsumsi yang dapat mendorong masyarakat untuk
berproduksi lebih besar (revolusi industri)
2) Pengaruh Negatif
Menimbulkan pola konsumsi masyarakat yang tidak sesuai dengan
perkembangan
masyarakat

ekonomi

memiliki

dalam

negeri.

kecenderungan

Misalnya

untuk

mengakibatkan

berkonsumsi

secara

berlebihan.
5.2 Pengaruh Terhadap Produksi
Perdagangan internasional memiliki pengaruh yang cukup kompleks terhadap sektor
produksi di dalam negeri. Dari pengaruh ini terciptalah:
a. Spesialisasi Produksi
Perdagangan internasional mendorong masing-masing negara untuk melakukan
spesialisasi produksi berdasarkan keunggulan masing-masing. Sehingga suatu
negara dapat memproduksi barang dengan lebih efisien dan masyarakat dapat
menikmati barang dengan harga yang lebih murah
b. Vent Surplus
18

Perdagangan internasional mendorong terbukanya pasar baru yang mendorong


pemanfaatan sumber daya yang optimal
c. Investasi Surplus
Perdagangan internasional menimbulkan peningkatan investasi yang mana untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi
d. Produktivitas
Pengaruh penting perdagangan internasional terhadap produksi adalah adanya
peningkatan produktivitas dan efesiensi. Produktivitas menigkat melalui a). Skala
Ekonomi, b). Teknologi terbaru dan c). Rangsangan persaingan.
5.3 Pengaruh Terhadap Pendapatan dan Kesejahteraan
Tentu saja perdagangan internasional akan menimbulkan pengaruh terhadap pendapatan
bai secara nasional maupun individu masyarakat itu sendiri.
a. Bagi Nasional
Perdagangan internasional menimbulkan ekspor

neto

positif

sehingga

meningkatkan pendapatan nasional suatu negara


b. Bagi Masyarakat
1) Pndangan Klasik (Distribusi Merata)
Bagi masyarakat ada dua saluran distribusi pendapatan yakni saluran
perdagangan dan saluran aliran modal. Saluran perdagangan menciptakan
spesialisasi padat karua atau modal dan saluran aliran modal mengalirkan
modal ke negara yang padat modal sehingga akan menciptakan semakin
meratanya pendapatan dalam suatu negara atau antar negara. Pandangan
ini disebut sebagai pandangan Klasik.
2) Pandangan Anti Klasik (Distribusi Timpang)
Berbeda dengan hanya pandangan Klasik, menurut pandangan anti klasik
distribusi pendapatan semakin timpang. Perdagangan bebas dan
penanaman modal asing mengakibatkan kecenderungan menumbuhkan
sekrot modern, dan mengabaikan sektor tradisional sehingga terjadinya
penyimpangan semakin lebar di dalam negera dan antar negara

19

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Ekonomi Internasional adalah
ilmu yang mempelajari alokasi sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan
manusia, Ilmu ekonomi internasional berusaha untuk mempelajari bagaimana
hubungan ekonomi internasional anatara suatu negara dengan negaralain dapat
dipengaruhi alokasi sumber daya baik antara dua negara tersebut maupun antar
beberapa negara. Tujuan ekonomi nternasional Adalah untuk mencapai tingkat
kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat manusia. Tujuan itu dapat dicapai dengan
mengadakan kegiatan kegiatan dalam bidang perdagangan, investasi, perkreditan,
pengangkutan, perasuransian, diplosiasi. Teori perdangangan internasional yang mana
terbagi menjadi dua teori. Teori pertama yaitu teori klasik yang dipaparkan oleh Adam
Smith, John Struart Mill dan David Ricardo, sedangkan teori modern dipaparkan oleh
Hecksher & Ohlin, P. Samuelon.
Kebijakan

Perdagangan

internasional

dalam

arti

luas

adalah

tindakan/kebijaksanaan ekonomi pemerintah, secara langsung maupun tidak langsung


mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada perdagangan dan pembayaran
internasional. Kebijaksanaan ini tidak hanya berupa tariff, quota dan sebagainya,
tetapi juga meliputi kebijaksanaan pemerintah di dalam negeri yang secara tidak
langsung mempunyai pengaruh terhadap perdagangan serta pembayaran internasional.
Secara singkat Kinerja Perdagangan Internasional adalah perbandingan antara ekspor
terhadap import suatu barang atau jasa pada suatu negara. Konsepsi dasar kinerja
perdagangan internasional (Terms Of Trade) adalah kemampuan suatu negara untuk
mengimpor atas dasar hasil ekspor yang dimilikinya.
Perdagangan internasional merupakan perdagangan yang dilakukan atas dasar
kesepakatan bersama. Ada tiga (3) pengaruh perdagangan internasional seperti 1).
Pengaruh Terhadap Konsumsi, 2). Pengaruh Terhadap Produksi, 3). Pengaruh
Pendapatan dan Kesejahteraan.

20

DAFAR PUSTAKA

Boediono, 1981, Ekonomi Internasional Edisi 1, Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta


http://azise.blogspot.co.id/2013/05/ekonomi-internasional.html
http://e-journal.uajy.ac.id/631/3/2EA15597.pdf.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kawasan_Perdagangan_Bebas_ASEAN
https://id.wikipedia.org/wiki/Zona_perdagangan_bebas
http://www.artikelsiana.com/2014/09/Dampak-Perdagangan-Internasional.html#
http://www.bimbie.com/pengaruh-perdagangan-terhadap-perekonomian-dalamnegeri.htm
http://www.ekonomi-holic.com/2012/05/kebijakan-perdagangan-internasional.html
http://www.kemenkeu.go.id/Kajian/free-trade-agreement-fta-dan-economicpartnership-agreement-epaNoripin, Ph.D, 1997, Ekonomi Internasional Edisi ketiga, Yogyakarta, BPFEYogyakarta

Anda mungkin juga menyukai