Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EKONOMI INTERNASIONAL

DOSEN PENGAJAR :
SITI KHOTIMAH SE.MM

DISUSUN OLEH :
DESINTA LAJORGI
EKO PRABOWO
CRISTINA ALVIYANTI R.G.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA PANGKALANBUN
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT berkat rahmat-Nya kami di berikan kesehatan untuk menyelesaikan

tugas-tugas perkuliahan. Dan berkat ridho-Nya pula kami diberi kekuatan untuk membuat

makalah yang berjudul “EKONOMI INTERNASIONAL” dalam rangka memenuhi tugas mata

kuliah Pengantar menejemen.

Karena kami masih dalam tahap pembelajaran, tentunya kami secara sadar mengakui masih

banyak kekurangan, untuk itu kami mohon kritik dan sarannya untuk membangun kesempurnaan

makalah ini. Dan dalam hal ini kami memohon maaf apabila terjadi kesalahan dalam penulisan

makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pertukaran

2.2 Arti Perdagangan

2.3 Manfaat Dari Perdagangan

2.4 Dasar Pertukaran

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

PERTUKARAN
Suatu negara sebenranya tidak melakukan perdagangan dengan Negara lain. Tetapi yang
melakukan perdagangan atau pertukaran adalah penduduk suatu negara dengan penduduk negara
lain. Penduduk ini bisa seorang warga biasa, bisa sebuah perusahaan ekspor, bisa sebuah
perusahaan impor, bisa sebuah perusahaan industri, bisa sebuah perusahaan negara, dan bisa pula
sebuah departemen pemerintah. Kecuali di negara-negara yang direncanakan secara pusat
(centrally planned economies) seperti Soviet Rusia, RRC, jarang dijumpam suatu negara
bertindak sebagai satu kesatuan dalam kegiatan kiar negerinya. Perdagangan luar negeri
hanyalah istilah kependekan bagi kegiatan pertukarari antar penduduk suatu negara dengan
penduduk di negara lain. 

A. Arti Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah suatu proses tukar menukar yang didasarkan atas
kehendak sukarela yang dilakukan antar Negara yang satu dengan yang lain melalui ekspor-
import dan dilakukan melewati batas daerah suatu negara. Misalnya Indonesia mengadakan
hubungan dagang dengan Prancis, Jepang, Cina, Amerika Serkat, Singapura, Malaysia, dan lain-
lain.

Teori-teori Perdagangan Internasional

• TEORI MERKANTILISME
Negara harus mencoba untuk mencapai Balance of Trading yang positif (Ekspor > Impor)
untuk menerima keuntungan dari emas.

• TEORI NEOMERKANTILISME

Kebijakan pemerintah juga diarahkan kepada Balance of Trading yang positif tetapi juga
dengan mengejar tujuan-tujuan sosial dan politik.

• KEUNGGULAN ABSOLUT (Adam Smith)

Konsumen akan lebih baik/diuntungkan jika mereka dapat membeli produk-produk luar
negeri yang lebih murah harganya dibandingkan produk-produk domestik yang sama. Suatu
negara dapat memproduksi barang-barang dengan lebih efisien karena keunggulan alami
(misalnya memiliki sumber daya alam) atau karena keunggulan yang diambil alih
(misalnyapenguasaan teknologi).

• KEUNGGULAN KOMPARATIF (David Ricardo)

Total output dapat ditingkatkan dengan perdagangan dengan luar negeri, namun demikian
suatu negara dapat saja memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi seluruh produk.

Macam-Macam Perdagangan Internasional

1. Perdagangan Bilateral

Adalah perdagangan yang dilakukan antar dua negara.

2. Perdagangan Regional

Adalah perdagangan yang dilakukan oleh negara-negara yang berada dalam satu kawasan
tertentu, misalnya negara-negara ASEAN.

3. Perdagangan antar Regional

adalah perdagangan antar kawasan tertentu, misalnya ASEAN dengan NAFTA

4. Perdagangan Multilateral

Adalah perdagangan yang dilakukan oleh lebih dari dua negara yang tidak terbatas pada
kawasan tertentu.
Kriteria Perdagangan internasional

a. Adanya tukar-menukar barang-barang dan jasa-jasa,

b. Terjadi pergerakan sumberdaya melalui batas negara, baik sumber daya alam, sumber daya
manusia, maupun sumber daya modal,

c. Adanya pertukaran dan perluasan penggunaan teknologi, sehingga dapat mempercepat


pertumbuhan ekonomi negara-negara yang terlibat di dalamnya

d. Adanya pengaruh terhadap perkembangan ekspor dan impor serta Neraca Pembayaran
Internasional

Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

1. Perbedaan Sumber Alam


2. Perbedaan Faktor Produksi
3. Kondisi Ekonomis yang Berbeda
4. Tidak Semua Negara Dapat Memproduksi Sendiri Suatu Barang
5. Adanya Motif Keuntungan dalam Perdagangan
6. Adanya Persaingan Antarpengusaha dan Antarbangsa

B. Mengapa Pertukaran Muncul

Penduduk suatu Negara melakukan perdagangan internasional dengan penduduk lain


didorong adanya motif berdagang. Motif berdagang tersebut yaitu memanfaatkan/keuntungan
tambahan yang diperoleh dari perdagangan internasional tersebut, yang dikenal dengan istilah “
gains from trade “. Jadi motif atau dorongan bagi orang untuk melakukan tukar menukar adalah
adanya kemungkinan diperolehnya manfaat tambahan tersebut. Manfaat mi disebut manfaat dan
perdagangan atau gains from trade. Singkatnya motif dan pertukaran adalah adanya
kemungkinan memperoleh “gains from trade” (keuntungan-keuntungan dalam perdagangan).

C. Manfaat Perdagangan Internasional.


Berikut beberapa manfaat dari perdagangan internasional:
a. Meningkatkan pendapatan Negara, hal ini ditujukan dengan semakin bertambahnya
penerimaan devisa umum, yaitu devisa yang diperoleh dari hasil ekspor (manfaat utama)
b.Dapat mencukupi kebutuhan barang/jasa yang tidak dapat tau belum mampu diproduksi di
dalam negeri
c.Memperlancar kegiatan ekspor dan membantu impor barang-barang yang dibutuhkan industri
dalam negeri
d.Meningkatkan industri dalam negeri
e.Meningkatkan pendapatan masyarakat
f.Mendorong pertumbuhan/perkembangan dunia usaha
g.Mendorong adanya hubungan ekonomi secara timbal balik
h.Meningkatkan perluasan pasar (produksi-konsumsi)
i.Meningkatkan proses tukar-menukar antarnegara
j.Mendorong terjadinya persaingan sehat yang pada gilirannya menimbulkan perkembangan
teknologi

D. Dasar Pertukaran Internasional


Dasar pertukaran internasional mengungkapkan bagaimana pola perdagangan
internasional dengan memperhitungkan penggunaan faktor produksi sebagai tolak ukur.
selanjutnya suatu negara dapat memperhitungkan, apakah perdagangan internasional tidak hanya
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang ,akan tetapi lebih jauh mendatangkan
devisa bagi Negara.

Melalui teori klasik, baik abasolote advantage maupun comparative advantage, tolak ukur
pertukaran barangmenggunakan tanga kerja. lebih sedikit menggunakn tenaga kerja berarti biaya
dan sekaligus haraga barang lebih murah. Tolak ukur penggunaan tenaga kerj untuk
menghasilakn sataun output per satauan waktu dapat digunakan sebagai dasar tukar internasional
di satu sisi dan dasar tukar dalam negari disisi lain. 
Mengikuti teori perdagangan internasioanal yang diajukan oleh  Eli Heckscher dan Bertil
Ohlin bahwa advantage berdasarkan alternative capital intensive (padat modal) atau labor
intensive (padat karya); mengungkapkan bahwa dasar advantage memperhitungkan labor cost
maupun capital cost. Biaya lebih efisien sekaligus harga harga lebih rendah dinyatakan
advantage sebagai kombinasi kedua input dimaksud sehingga terms of tradebisa dinyatakan
sebagai rasio antara harga barang ekspor dan impor.
Kurs dan Penyesuaian (Exchange Rate and Adjustment)
Perdagangan internasional yang dilakukan oleh suatu Negara dalam perkembangan
dihadapkan oleh fluktuasi kurs yang tidak dapat dihindari. Begitu pula terhadap arus investasi
yang secara keseluruhan terungkap pada neraca ppembayaran. Kondisi ini memerlukan
penyesuaian kurs yang menggunakan system yang saling terkait, flexible / floating exchange rate
system, fixed exchange rate dan exchange control. Flexible  atau floating exchange rate system
memberlakukan bahwa kurs semata-mata ditentukan berdasarkan mekanisme pasar yang berarti
ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Kemudian fixed exchange rate system
dilakukan oleh pemerintah sebagai eksekutif untuk menetapkan nilaikurs pada tingkat pertukaran
tertentu. Sedangkan exchange control dilakukan oleh bank sentral untuk mengawasi keluar
masuknya devisa.
Floating / Flexible Exchange Rate system
System ini disebut juga sebagai sistemkurs mengambang, bahwa perubahan nilai/kurs
terjadi disebabkan oleh kekuatan permintaan di satu sisi dankekuatan penawaran disisi lain,
berarti semata-mata kurs ditentukan oleh kedua pelaku pasar sehingga sistim ini disebut juga
sebagai kurs pasar atau bebas.
Fixed Exchange Rate System
Suatu system sebagaiupaya mempertahankan kurs valuta asing yang tetap pada tingkat
tertentu, dan mengharapkan elemen-elemen intern lainnya dalam system tersebatu dapat
menjamin perekonomian berada dalam keseimbangan internasional. System ini mempertahankan
nilai kurs inidilakukan oleh pihak eksekutif atau pemerintah. Adapun yang dimaksud dengan
elemen intern mencakup stabilitas ekonomi, dimana system ekonomi berlangsung dengan baik
(moneter, fiscal, nonfiskal, dan moneter).
Exchange Control System
Suatu kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral untuk melakukan diskriminasi terhadap
valuta asing dan barang dalam rangka pengawasan devisa. Dalam sistim ini pemerintah praktis
memonopoli keseluruhann transaksi berkaitan dengan valuta asing yang bertujuan untkmencegah
adanay aliran masuk modal keluar dan melindungi pengaruh depresi darinegara lain untuk
mengatasi keterbatasan cadangan devisa. Tujuan suatunegara menjalankan exchange control
mencakup antara lain:
1. Mencegah terjadinya aliran modal ke luar negeri untuk menekan disequilibrium neraca
pembayaran internasional
2. Melindungi industry dalam negeri dalam persaiangan degan industry Negara lain
3. Pemerintahan memperoleh pendapatan
Proteksi, Tarif, dan Kuota
Proteksi disebut juga perlinduangan yang dilakukan pemerintah pada industry domestic
dan sekaligus membesarkannya yang berlaku diperdagangan umum. Kebijakan proteksi memiliki
dua alasan dasar, yaitu baerupa alasan infrant industry dan alasan strategi. Alasan infrant
industry berupa upaya melindungi produksi industry dalam negeri untuk tumbuh dan
berkembang. Sedangkan alasan , berupa tindak lanjut memproduksi dan sekaligus konsumsi
sendiri dalam kondisi perang.
Ada beberapa bentuk proteksi ,yang secaragaris besar adalah seperti berikut ini :
1. Kuota 
Suatu hambatan kuantitatif , yang membatasi impor barang-barang khusus dengan
spesifikasi jumlah unit atau nilai total tertentu perperiode tertentu.
2. Perdagangan oleh Pemerintah
Bukan merupakan pandagan komunis atau sosialis, tetapi upaya memonopoli impor
dimana ada kebebesan administrative yang pada hakikatnya pemerintah merupakan
pelaku utama
3. Control devisa
Control devisa merupakan hambatan administrasi atau transaksi yang melibatkan mata
uang asing.
4.    Larangan impor
Bentuk terkuat dari control impor adalah dengan larangan impor untuk kategori barang
tertentu, khususnya barang mewah
5.  Hukum local mengenai pembelian
Negara bisa menerapkan hukum yang menetapkan barang-barang local secara pasti
harus dibeli melalui pilihan produk luar negeri untuk dapat dibandingkan denngan
produk-produk local yang tersedia. Ini umumnya terjadi untuk baran-barang modal
6.   Hambatan non tariff
Tarif Effect
1. Consumption effect dapat dinyatakan sebagai pengaruh tarif yang dirasakan oleh
konsumen berupa kerugian sebagai akibat dari kenaikan harga barang.
2. Income effect dapat diartkan sebagai pendapatan yang diterima Negara atas kebijakan
proteksi berupa pengenaan tariff impor
3.  Production effect berupa manfaat yang dinikmati oleh produsen dlam negeri berupa
kenaikan harga barang
4. Redistribution effect merupakan subsidi yang diperoleh oleh produsen dalam negeri
dri pemerintah dalam negeri dari pemrintah sebagai kebijakan proteksidari instrument
tariff impor
Alasan Merosotnya Dasar Tukar Internasional (DTI)
Menurut Singer dan Prebisch (1950) DTI bergerak kearah yang merugikan bagi negara-
negara berkembang. Beberapa alasan merosotnya DTI di negara berkembang adalah sebagai
berikut:
1. Elastisitas Pendapatan
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi secara berkesinambungan menyebabkan meningkatnya
permintaan suatu negara (baik berkembang maupun maju) terhadap barang primer maupun
hasil industri olahan. Namun, peningkatan tersebut terjadi dalam proporsi yang tidak sama.
Peningkatan permintaan produk hasil industri olahan lebih cepat daripada barang primer.
Akibatnya harga produk hasil industri olahan meningkat lebih cepat dari barang primer.
Padahal barang primer merupakan ekspor utama negara yang sedang berkembang.
2. Substitusi

- Jika harga barang primer meningkat dalam waktu yang cukup lama, maka negara
maju akan berusaha untuk membuat barang pengganti (substitusi) bagi barang
primer tersebut.
- Selama ini barang substitusi tersebut banyak menyebabkan turunnya harga dan
jumlah yang diminta bagi barang-barang primer.
1. Pengaruh dari Ekonimi (Business- Cycle)
Tiadanya organisasi buruh yang kuat di negara berkembang sehingga upah lebih
mudah dapat ditekan ke bawah daripada di negara maju yang memiliki organisasi
buruh yang kuat.
2. Struktur Pasar
Konsep Terms Of Trade  / Dasar Tukar  :
 Net Barter Terms of Trade
 Gross Barter Terms of Trade
 Income Terms of Trade
 Factorial Terms of Trade
a. Net Barter Terms of Trade  (N) atau Commodity TOT 
adalah perbandingan index harga ekspor dgn index harga impor.
Dinyatakan dalam:
    N = Px/Pm x 100
Px = index harga ekspor
Pm= index harga impor
100= index tahun dasar
Contoh:
Px 2010 = 95 (angka index)
Pm2010=110 (angka index)
Tahun dasar 2000= 100
Maka berdsrkan data diatas dpt dihitung
 N 2010 = 95/110 x 100 = 89,36 %
Artinya pada 2000/2011 harga / nilai ekspor turun sebanyak 13,64 %. ( 89,36 % - 100 % =
-13,64 %)
b.   Gross Barter Term of Trade
Gross barter term of trade adalah perbandingan antara indeks kuantitas ekspor (Qx) dengan
indeks kuantitas impor (Qm), atau dirumuskan : G = Qx/ Qm.   Apabila G mengalami kenaikan
berarti posisi perdagangan luar negeri negeri negara tersebut kurang baik atau kurang
menguntungkan karena diperlukan ekspor yang lebih besar untuk mendapatkan sejumlah impor
tertentu. 
c.    Income Term of Trade
Konsep income term of trade ini lebih penting bagi negara-negara berkembang, karena
mencerminkan kemampuan negara tersebut untuk mengimpor barang-barang dari hasil ekspor.
Dirumuskan sebagai : I = N. Qx = (Px/Pm). Qx.
Contoh:           I 1965    = 100 (income barter term of trade tahun 
                                         1965)
Qx.2005 = 115 (indeks kuantitas ekspor tahun 2005
                        PX.2005 = 95 (indeks kuantitas impor tahun 2005)
                        Pm.2005 = 105 (indeks harga impor tahun 2005),
                        maka
                        I = (95/105).115 = 104,05
Berarti untuk periode 1965 sampai 2005, kemampuan mengimpor didasarkan pada
penerimaan ekspor naik sebesar 4.05%, meskipun Px/Pm turun.  Perubahan Income term of
tradepenting untuk negara-negara berkembang karena berkaitan dengan kemampuan untuk
mengimpor (capasity to impor).
Kenaikan I menunjukkan bahwa suatu negara dapat memperoleh jumlah impor dengan
dasar kenaikan nilai ekspornya.  Kemampuan mengimpor akan lebih besar lagi apabila
dipertimbangkan adanya aliran modal yang masuk serta penerimaan-penerimaan lain selain
ekspor.   Perubahan I dan N mungkin dalam arah yang berlawanan, misalnya indeks harga impor
tetap, indeks harga ekspor turun dengan persentase lebih kecil dari pada naiknya indeks volume
impor, maka I akan naik dan N akan turun.                
d.    Factorial Term of Trade
 Apabila faktor produktivitas di dalam memproduksi barang dipertimbangkan dalam
penghitungan dasar tukar maka konsep ini dinamakan factorial term of trade,  yang dapat
dibedakan menjadi single factorial term of trade dan doble factorial term of trade dimana
masing-masingnya dirumuskan  sebagai berikut:
a) Single factorial term of trade : S = N. Zx = (Px/Pm). Zx
 
b) Doble factorial term of trade : D = N. (Zx/Zm) =
    (Px.Zx)/(Pm.Zm) 
dimana : Zx adalah indeks produktivitas barang ekspor dan Zm adalah indeks produktivitas barang
impor.
Misalnya:        Px = 110 berarti harga ekspor naik 10 %
                        Zx  = 105 berarti produktivitas barang ekspor naik
                                  5% per unit input
                        Pm dan Zm = 100 maka:
                        S = (110. 105)/(100.100) = 115, berarti
   Single factorial term of trade naik 15%
Apabila produktivitas barang impor juga naik  (Zm) menjadi 110, maka :
D = (110x105)/(100x110) = 105
  Doble factorial term of trade naik 5%
Dalam prakteknya factorial term of trade sulit dihitung dan jarang sekali
digunakan.  Factorial term of trade biasanya hanya ditujukan untuk menjelaskan bahwa kita
harus memperhatikan juga adanya beberapa faktor produksi, atau adanya ketidak-seragaman
(heterogonous) di dalam faktor tenaga kerja.
Beberapa Bentuk Kerjasama Ekonomi Internasional
1. Organisasi & Kerjasama Multilateral.
2. Kerjasama Bilateral.
3. Kerjasama Sektoral.
(*)   Organisasi & Kerjasama  Multilateral :
       Internasional & Regional.
•         GATT – WTO, UNCTAD , WCO/CCC
•         AFTA , APEC,NAFTA, LAFTA, EEC
(**)  Kerjasama Bilateral adalah kerjasama perdagangan antara dua negara.
(***) Kerjasama Sektoral adalah yg menyangkut sektor/bidang tertentu.
Organisasi & Kerjasama  Multilateral :
Internasional
•         GATT (General Agreement On Tariff And Trade)  organisasi internasional
didirikan  tahun 1948  dengan tujuan menciptakan dan meningkatkan arus perdagangan
internasional yang terbuka, bebas dan kompetitif di antara negara-negara penandatangan dengan
menerapkan prinsip-prinsip pokok/dasar yg disebut GATT Clause.
GATT Clause :
a) Free Trade Clause prinsip perdagangan bebas dengan menghilangkan/mengurangi berbagai
hambatan perdagangan internasional, baik yang bersifat Tariff Barrier maupunNon Tariff
Barrier.
b) Most Favorized Nation Clause (MFNC) prinsip hubungan timbal balik/resiprositas dalam
perlakuan terhadap perdagangan internasioanal dengan pengecualian untuk hubungan
preferential history sepertiCommonwealth, France Union dan kesatuan ekonomi regional FTA
dan CU.
c) Nation Treatment Clause (NTC) prinsip nondiskriminasi yaitu memberikan perlakuan yang
sama terhadap produk luar negeri (impor) maupun produk dalam negeri (lokal). Misalnya
mengenakan tarif PPN yang sama. 
Penyempurnaan kelembagaan dan fungsi  GATT dengan membentuk World Trade
Organization (WTO) yg mulai berfungsi 1 Januari 1995.
•         United Nation Conference On Trade And Development (UNCTAD) yaitu organisasi yang
didirikan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)  tahun 1964. Tujuannya adalah meningkatkan
kerjasama perdagangan dan pembangunan di antara kelompok negara-negara industri maju dan
negara-negara sedang berkembang.
  Beberapa hasil penting dari UNCTAD adalah :
1. General System of Preferency (GSP) yaitu fasilitas preferensi nonresiprositas dalam
bentuk keringanan bea masuk yang diberikan negara industri maju terhadap produk-
produk industri/manufacturing negara sedang berkembang. 
2. Common Fund  yaitu dana bersama yang diusahakan UNCTAD untuk
menjaga stabilitas harga ineternasional, sehingga dapat diperoleh stabilitas penerimaan
ekspor negara sedang berkembang atas produk primer yang harganya di pasar
internasional sangat sensitif dan fluktuatif.
•         World Customs Organization (WCO) yg sebelumnya disbt Customs Cooperation Council
(CCC) merupakan organisasi bea dan cukai sedunia yang didirikan pada 15 Desember 1950 di
Brussel Belgia. Tujuan pembentukan CCC/WCO adalah untuk memperbaiki dan
mengharmoniskan cara kerja bea dan cukai sedunia, sehingga dapat memperlancar arus lalu
lintas perdagangan dan penumpang serta investasi internasional.
•         Beberapa hasil yg diperoleh CCC/WCO adalah:
1. Sistem nomenklature atau sistem kodifikasi barang spt Brussel Tariff Nomenclature
(BTN), Customs Cooperation Council Nomenclature (CCCN), dan Harmonized System (HS).  
2. Customs Valuation Code (CVC) sistem penetapan harga pabean.
3. Standar prosedur pabean.
4. Standar dokumen pabean dan lain-lain.
Organisasi & Kerjasama  Multilateral :
-Regional
Organisasi & Kerjasama Multilateral Regional adalah organisasi /kerjasama ekonomi
perdagangan yang anggotanya terdiri dari bbrp negara di kawasan/wilayah tertentu. Contoh
adalah   AFTA, APEC, NAFTA, LAFTA, EEC.
Tujuan dari organisasi & kerjasama multilateral seperti APEC adalah melakukan
liberalisasi perdagangan dan investasi serta meningkatkan pemanfaatan SDA dan kualitas SDM
untuk meningkatkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan
Pacific.  Dalam mencapai tujuan tersebut, disusun agenda liberalisasi secara bertahap: Th 2010
liberalisasi perdagangan dan investasi diantara negara industri maju dikawasan Asia Pasifik ; Th
2020 liberalisasi perdagangan dan investasi diantara seluruh negara dikawasan Asia Pasifik
Kerjasama Sektoral adalah yang  menyangkut sektor/bidang tertentu.  Biasanya kerjasama
sektoral banyak dilakukan oleh negara-negara sedang berkembang dlm bentuk International
Commodity Agreement (ICA). Tujuannya adalah untuk meningkatkan harga ekspor dan
pendapatan ekspor.
•         Tiga tipe International Commodity Agreement :
1.Buffer Stocks 
2.Export Controls
3.Purchase Contracts
•         Buffer Stocks : yaitu ICA yang bertujuan membeli komoditi untuk menambah stok
sewaktu harga jatuh di bawah harga minimum yang disepakati. Selanjutnya stok akan dijual ke
pasar pada waktu harga komoditi itu lebih tinggi dari harga maksimum yang disepakati.
Kerjasama dalam buffer stocks agreement antara lain : International Tin Agreement,
International Cocoa Agreement,  International Rubber Agreement.
•         Exports Controls: yaitu ICA yg bertujuan mengatur jumlah komoditi yang boleh diekspor
oleh masing2 negara anggota /produsen agar stabilitas harga komoditi yang bersangkutan tetap
terjaga. Contoh bentuk kerjasama dalam export controls agreement antara lain : International
Sugar Agreement, International Coffee Agreement, Organization of Petroleum Exporting
Countries.
•         Purchase Contracts: yaitu ICA berupa persetujuan multilateral dalam jangka panjang
antara negara produsen dan negara konsumen dengan suatu ketentuan tertentu. Ketentuannya
adalah negara-negara konsumen atau importir setuju atau bersedia untuk membeli sejumlah
komoditi tertentu dengan harga minimum yang telah ditetapkan atau sebaliknya negara produsen
atau eksportir setuju atau bersedia menjual sejumlah komoditi tertentu dgn harga maksimum yg
telah ditetapkan. Kerjasama ini dapat menghindari kerugian yang ditimbulkan Buffer Stocks dan
Export Controls.
 Contoh kerjasama dlm bentuk Purchase Contracts Agreement adalah International Wheat
Agreement.
BAB III

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai