Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

EKONOMI INTERNASIONAL

Kebijakan Ekonomi Dan Perdagangan Internasional

Dosen Pengampu :

H. Utang R. Warmana, S.E.,MM. / Dr. Wawan Hermawan, S.E.,M.Si

Disusun Oleh :

Ahmad Jamharir 41152010200045

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA

BANDUNG 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan berkatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalahnya tentang “Kebijakan Ekonomi Dan Perdagangan Internasional”
dengan baik, dan lancar. Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas dari
matakuliah Ekonomi Internasional yang sebagai proses untuk pembelajaran
dalam perkuliahan di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Langlangbuana.

Pada makalah ini dimaksudkan untuk memepelajari dan menganalisis terkait


kebijakan Ekonomi dan Perdagangan Internasional Isu perdagangan
Internasional dengan konsep pasar bebas telah membuka jalan lebih luas
khususnya bagi negara negara berkembang dimana siapapun berhak
memainkan hak jual beli produk di level Internasional sesuai ketentuannya.

Makalah ini tidak dapat terbentuk dengan baik apabila tidak dibantu oleh
beberapa pihak. Oleh karena itu penulis berterima kasih kepada dosen
pengampu matakuliah Bp. Dr. Wawan Hermawan, S.E.,M.Si terhadap ajaran
beliau yang sangat membantu penulis dalam membuat tugas makalah ini.
Semoga budi baik beliau akan dibalas dengan baik oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Maka penyusunan Makalah ini sudah dilakukan dengan secara maksimal,


namun penulis merasa masih ada kekurangan dalam pembuat makalah ini, oleh
karena itu penulis meminta kepada pembaca untuk memberikan kritik, dan saran
untuk makalah ini. Kami berharap agar pembuatan makalah ini dapat bermanfaat
untuk penulis pada khususnya, dan pembaca pada umumnya.

Bandung, 08 Juni 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB I..........................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................1


1.2. Rumusan Masalah......................................................................1
1.3. Tujuan Masalah..........................................................................1

BAB II......................................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................2

2.1. Teori Perdagangan Internasional................................................2


2.2. Teori Kebijakan Perdagangan Internasional...............................3
2.3. Teori Impor..................................................................................3
2.4. Teori Ekspor................................................................................4
2.5. Teori Tarif Dan Non-tarif.............................................................5

BAB III........................................................................................................6

PEMBAHASAN..........................................................................................6

3.1. Pengertian Kebijakan Ekonomi Internasional..............................6


3.2. Instrumen Kebijakan Internasional..............................................6
3.3. Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional....................................7
3.4. Kebijakan Ekspor Dan Impor.......................................................8
3.4.1. Kebijakan Ekspor Dalam Perdagangan Internasional...........8
3.4.2. Kebijakan Impor Dalam Perdagangan Internasional.............9
3.5. Kebijakan Tarif............................................................................9
3.5.1. Macam-macam Penentuan Tarif Atau Bea Masuk................10
3.5.2. Jenis-jenis Tarif.....................................................................10
3.5.3. Sistem Tarif...........................................................................10
3.5.4. Efek Tarif...............................................................................11
3.6. Kebijakan Non-tarif.....................................................................11
3.7. Kebijakan Perdagangan Lainnya................................................12

BAB IV........................................................................................................15

PENUTUP...................................................................................................15

4.1. KESIMPULAN............................................................................15
4.2. SARAN.......................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................16
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH


Setiap aktivitas Ekonomi, baik secara nasional maupun global,
pasti tidak lepas dari suatu kebijakan. Kebijakan atau policy merupakan
rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan untuk tercapainya suatu tujuan.
Dalam perdagangan Internasional, yang ruang lingkupnya luas, tentu
dibutuhkan suatu kebijakan untuk mengatur kegiatan perekonomian
tersebut. Tanpa sebuah kebijakan, roda perekonomian akan berjalan
dengan tidak teratur atau justru akan sewenang-wenang. Penyusunan ini
dilatar belakangi oleh pentingnya suatu kebijakan itu sendiri. Oleh karena
itu, dalam penyusunan makalah ini akan dijelaskan mengenai kebijakan
ekonomi Internasional secara lebih luas, instrumen dan tujuan-tujuan
kebijakan ekonomi Internasional, juga kebijakan yang berkaitan dengan
ekspor-impor dan tarif serta kebijakan perdagangan lainnya.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari kebijakan ekonomi Internasional
2. Apa saja instrumen dan tujuan-tujuan kebijakan ekonomi Internasional
3. Apa saja kebijakan ekspor dan impor
4. Apa itu kebijakan tariff dan non-tariff
5. Apa saja kebijakan ekonomi Internasional lainnya
1.3. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui pengertian dari kebijakan ekonomi Internasional.
2. Mengetahui instrument dan tujuan-tujuan kebijakan ekonomI
Internasional.
3. Mengetahui kebijakan ekspor dan impor.
4. Memahami kebijakan tariff dan non-tariff.
5. Mengetahui kebijakan ekonomi Internasional lainnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL


Perdagangan internasional dapat diartikan sebagai transaksi
perdagangan antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek
ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa. adapun
subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga
negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan
industri, perusahaan negara ataupun pemerintah yang dapat dilihat dari
neraca perdagangan
(Mankiw,2008) menyatakan bahwa perdagangan antar negara di
dunia berdasarkan keunggulan komparatif. Artinya adalah perdagangan
tersebut menguntungkan karena membuat setiap negara melakukan
spekulasi.
Perdagangan internasional juga diartikan sebagai proses tukar
menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing
pihak yang harus mempunyai kebebasan menentukan apakah ia mau
melakukan perdagangan atau tidak. Perdagangan hanya akan terjadi jika
tidak ada satu pihak yang memperoleh keuntungan dan tidak ada pihak
lain yang dirugikan. Manfaat yang diperoleh dari perdagangan
internasional tersebut disebut manfaat perdagangan atau gains from
trade.
Konsep-konsep mengenai perdagangan internasional sudah
muncul sejak abad ke tujuh belas dan delapan belas mengenai
perdagangan internasional yang memunculkan filosofi ekonomi yang
disebut merkantilisme. Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa
satusatunya cara bagi sebuah negara untuk menjadi kaya dan kuat
adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sesedikit
mungkin impor (Salvatore, 1997).
Pada dasarnya perdagangan internasional merupakan kegiatan
yang menyangkut penawaran (ekspor) dan permintaan (impor) antar
negara. Pada saat melakukan ekspor, negara menerima devisa untuk
pembayaran.
2.2. TEORI KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Menurut Nopirin (1999), kebijakan perdagangan internasional
adalah tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah yang secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta
bentuk dari perdagangan internasional. Instrumen kebijakan perdagangan
internasional adalah :
1) Kebijakan Perdagangan Internasional.
Kebijakan perdagangan internasional Meliputi tindakan
pemerintah terhadap rekening yang sedang berjalan (current account)
dari neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor dan
impor barang atau jasa. Misalnya adalah tariff terhadap impor,
bilateral trade agreement dan lainnya.
2) Kebijakan Pembayaran Internasional.
Meliputi tindakan pemerintah terhadap rekening modal (capital
account) dalam neraca pembayaran internasional. Contohnya adalah
16 pengawasan terhadap lalu lintas devisa (exchange control) atau
pengaturan lalu lintas jangka panjang.
3) Kebijakan bantuan luar negeri.
Tindakan atau kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan
bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yang bertujuan untuk
membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan militer
terhadap negara lain.
2.3. TEORI IMPOR
Perdagangan internasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
ekspor dan impor. ekspor adalah penjualan barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara ke negara lain. sedangkan impor adalah
arus kebalikan daripada ekspor yaitu barang dan jasa yang masuk
kesuatu negara. pada hakekatnya perdagangan luar negeri timbul karena
tidak ada satu negarapun yang dapat menghasilkan semua barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk.
Dalam perekonomian terbuka selain sektor rumah tangga, sektor
perusahaan dan pemerintah juga ada sektor luar negeri karena penduduk
di negara bersangkutan telah melakukan perdagangan dengan negara
lain.
Impor mempunyai sifat yang berlawanan dengan ekspor, dimana
semakin besar impor dari satu sisi baik karena berguna untuk
menyediakan 17 kebutuhan akan barang dan jasa untuk kebutuhan
penduduk suatu negara, namun disisi lain bisa mematikan produk atau
jasa sejenis dalam negeri dan yang paling mendasar dapat menguras
pendapatan negara yang bersangkutan.
Berdasarkan laporan indikator indonesia komposisi impor menurut
golongan penggunaan barang ekonomi dapat dibedakan atas tiga
kelompok, yaitu:
1) Impor barang-barang konsumsi, terutama untuk barang-barang yang
belum dapat dihasilkan di dalam negeri atau untuk memenuhi
tambahan permintaan yang belum mencukupi dari produksi dalam
negeri, yang meliputi makanan dan minuman untuk rumah tangga,
bahan bakar dan pelumas olahan, alat angkut bukan industri, barang
tahan lama, barang setengah tahan lama serta barang tidak tahan
lama.
2) Impor bahan baku dan barang penolong, yang meliputi makanan dan
minuman untuk industri, bahan baku untuk industri, bahan bakar dan
pelumas, serta suku cadang dan perlengkapan.
3) Impor barang modal, yang meliputi barang modal selain alat angkut,
mobil penumpang dan alat angkut untuk industri.
Besarnya impor suatu negara tergantung pada pendapatan,
dimana semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi impor baik
berupa barang maupun jasa sebagai akibat dari perkembangan
aktivitas perekonomian. faktor lain yang mempengaruhi impor adalah
adanya daya saing produksi dalam negeri, selera masyarakat dan
faktor lainnya. misalnya saja inflasi dan perubahan nilai tukar rupiah
yang secara langsung maupun tidak langsung sangat berdampak
pada jumlah impor.
2.4. TEORI EKSPOR
Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara
mengeluarkan barang-barang dari dalam negeri keluar negeri dengan
memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan total barang dan
jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantara
barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu.
Peranan Sektor Ekspor salah satu sektor perekonomian yang
memegang peranan penting dalam melalui perluasan pasar sektor
industri akan mendorong sektor industry lainnya dan perekonomian
(Meier, 1996:313). Kesimpulannya ekspor sangat berpengaruh terhadap
nilai tukar rupiah yang mengakibatkan kurs rupiah melemah maupun
menguat. Peranan sektor ekspor antara lain:
1) Mempeluas pasar diseberang lautan bagi barang-barang tertentu,
seperti yang ditekankan oleh para ahli ekonomi klasik, suatu industri
dapat tumbuh dengan cepat jika industry itu dapat menjual hasilnya
diseberang lautan daripada hanya dalam pasar negeri yang sempit.
2) Ekspor menciptakan permintaan efektif yang baru. Akibatnya barang-
barang dipasar dalam negeri mencari inovasi yang ditujukan untuk
menaikkan produktivitas.
3) Perluasan kegiatan ekspor mempermudah pembangunan, karena
industry tertentu tumbuh tanpa membutuhkan investasi dalam capital
social sebanyak yang dibutuhkan seandainya barang-barang tersebut
akan dijual didalam negeri, misalnya karena sempitnya pasar dalam
negeri akibat tingkat pendapatan rill yang rendah atau hubungan
transportasi yang memadai.
2.5. TEORI TARIF DAN NON-TARIF
Tarif adalah sebuah pembebanan atas barang-barang yang
melintasi daerah pabean (costum area). Sementara itu, barang-barang
yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk. Dengan
penerapan bea masuk yang besar atas barang-barang dari luar negeri,
memiliki tujuan untuk memproteksi industri dalam negeri sehingga
diperoleh pendapatan negara.
Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor
dengan prosentase tertentu dari harga barang yang diimpor. Akibat dan
pengenaan tarif dan bea masuk barang impor adalah : Harga barang
impor naik, Sehingga produksi dalam negeri menjadi lebih bisa bersaing
(karena lebih murah), Kemudian karena produksi dalam negeri mampu
menyaingi barang impor maka diharap impor barang menjadi turun.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. PENGERTIAN KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL


Kebijakan ekonomi adalah cara yang ditempuh atau tindakan yang
diambil pemerintah dengan maksud mengatur kehidupan ekonomi
nasional guna mencapai tujuan tertentu. (Gilarso, 2004:225).
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas meliputi semua
kegiatan ekonomi pemerintah suatu negara yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah dan kegiatan
ekspor impor barang dan jasa yang dilaksanakan oleh pemerintah
tersebut. Karena itu, sekalipun suatu kebijakan ditujukan untuk mengatasi
permasalahan dalam negeri, tapi bila secara langsung atau tidak
langsung berpengaruh terhadap ekspor dan impor maka dapat
dimasukkan dalam kebijakan ekonomi internasional.
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti sempit yaitu hanya
meliputi kebijakan yang langsung mempengaruhi ekspor dan impor.
Kebijakan internasional dalam arti sempit ini berkaitan dengan ekspor
barang dan jasa, oleh karena itu cakupannya sangat luas mengingat
banyaknya barang atau jasa yang diekspor maupun diimpor, mulai dari
barang konsumsi, produksi sampai pada tenaga kerja.
Jadi, kebijakan ekonomi internasional adalah keseluruhan
tindakan pemerintah suatu negara yang bertujuan untuk meningkatkan
laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan negaranya dengan
melalui kegiatan yang mendorong ekspor dan mengatur/mengendalikan
impor. Keseluruhan tindakan tersebut baik secara langsung maupun tidak
langsung akan memperoleh komposisi, arah serta bentuk dari
perdagangan dan pembayaran internasional.
3.2. INSTRUMEN KEBIJAKAN INTERNASIONAL
Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional Meliputi :
1. Kebijakan perdagangan internasional mencakup tindakan/kebijakan
pemerintah terhadap perdagangan luar negerinya, khususnya
mengenai ekspor dan impor barang/jasa, misalnya pengenaan tarif
terhadap barang impor, bilateral, trade agreement, pengenaan kuota
impor dan ekspor, dll
2. Kebijakan pembayaran internasional adalah mencakup tindakan
pemerintah terhadap pembayaran internasional, misalnya
pengawasan terhadap lalu lintas devisa, pengaturan lalu lintas modal
jangka panjang.
3. Kebijakan bantuan luar negeri adalah tindakan pemerintah yang
berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman/hutang (loans),
bantuan untuk rehabilitasi serta pembangunan, dll.
3.3. TUJUAN KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL
1. Autarki, tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip
perdagangan internasional. Tujuan autarki bermaksud untuk
menghindarkan dari pengaruh-pengaruh negara lain baik pengaruh
ekonomi, politik atau militer.
2. Kesejahteraan (welfare), tujuan ini bertentangan dengan autarki di
atas. Dengan mengadakan perdagangan internasional suatu negara
akan memperoleh keuntungan dari adanya spesialisasi dan
kesejahteraan meningkat. Maka untuk mendorong perdagangan
internasional, hambatan/restriksi dalam perdagangan internasional
seperti tarif, kuota, dsb akan dihilangkan atau paling tidak dikurangi.
Hal ini berarti mengarah ke perdagangan bebas.
3. Proteksi, tujuannya untuk melindungi industri dalam negeri dari
persaingan barang impor. Kebijakan dapat berupa tarif atau kuota
impor.
4. Keseimbangan neraca pembayaran, terutama bagi negara yang
mengalami defisit dalam neraca pembayarannya, posisi cadangan
valuta asingnya lemah. Maka diperlukan kebijakan ekonomi
internasional guna menyeimbangkan neraca pembayaran
internasionalnya. Kebijakan ini umumnya berbentuk pengawasan
devisa (exchange control). Pengawasan devisa tidak hanya
mengatur/mengawasi lalu lintas tapi juga modal.
5. Pembangunan ekonomi untuk menunjang pembangunan ekonomi
suatu negara pemerintah dapat mengarahkan perdagangan
internasionalnya dengan kebijakan seperti:
 Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang baru tumbuh
(infant-industries).
 Mengurangi impor barang yang nonesensial dan mendorong
impor barang-barang yang lebih esensial.
3.4. KEBIJAKAN EKSPOR DAN IMPOR
3.4.1. Kebijakan Ekspor Dalam Perdagangan Internasional.
1. Diskriminasi harga, adalah suatu tindakan dalam penetapan
harga barang yang berbeda untuk suatu negara dengan
negara lainnya. Untuk barang yang sama, harga untuk negara
yang satu lebih mahal atau lebih murah daripada negara
lainnya. Hal ini dilakukan atas dasar perjanjian atau dalam
rangka perang aktif.
2. Pemberian premi (subsidi). Kebijakan pemerintah untuk
memajukan ekspor adalah dengan memberi premi kepada
badan usaha yang melakukan ekspor. Pemberian premi
(subsidi) itu antara lain berupa bantuan biaya produksi serta
pembebasan pajak dan fasilitas lain, dengan tujuan agar
barang ekspor memiliki daya saing di luar negeri.
3. Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah
dengan menetapkan barang ekspor (harga barang diluar
negeri) lebih murah daripada harga di dalam negeri. Cara ini
hanya dapat dilakukan bila pasar dalam negeri dikendalikan
atau dikontrol oleh pemerintah.Politik dagang bebas
merupakan suatu kebijakan dimana masing-masing
pemerintah memberi kebebasan dalam ekspor dan impor.
4. Politik dagang bebas merupakan suatu kebijakan dimana
masing-masing pemerintah memberi kebebasan dalam ekspor
dan impor.
5. Larangan ekspor merupakan kebijakan atas suatu negara
untuk melarang ekspor barang-barang tertentu ke luar negeri.
Penyebabnya bisa karena alasan ekonomi, politik, sosial dan
budaya.

3.4.2. Kebijakan Impor Dalam Perdagangan Internasional


1. Pengenaan bea masuk/tarif, merupakan kebijakan
pembebanan pajak atas barang-barang impor atau barang
yang masuk ke Indonesia. Kebijakan ini ditetapkan untuk
meningkatkan sumber penerimaan negara dalam bentuk
devisa.
2. Kuota impor, kebijakan kuota impor dilakukan untuk
membatasi masuknya barang impor dalam negeri. Pemerintah
dapat menentukan jumlah atau jenis barang impor yang akan
masuk ke dalam negeri, hal ini akan membantu produsen
dalam negeri untuk memproduksi barang yang dirasa mampu
bersaing dengan barang impor yang dijual di pasar dalam
negeri.
3. Pengendalian devisa, dalam pengendalian devisa, jumlah
devisa yang disediakan untuk membayar barang impor dijatah
dan dibatasi sehingga importir mau tidak mau juga membatasi
jumlah barang impor yang akan dibeli.
4. Kebijakan substitusi impor, kebijakan mengadakan substitusi
impor ditujukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap
luar negeri dengan mendorong produsen luar negeri agar
dapat membuat sendiri barang-barang yang diimpor dalam
negeri.
5. Devaluasi, kebijakan berupa devaluasi merupakan kebijakan
pemerintah untuk menurunkan mata uang dalam negeri
terhadap mata uang asing dengan sengaja. Dengan devaluasi
menyebabkan harga barang impor menjadi lebih mahal,
sehingga akan mengurangi pembelian barang impor.
3.5. KEBIJAKAN TARIF
Tarif yang merupakan kebijakan perdagangan yang paling umum,
adalah sejenis pajak yang dikenakan atas barang-barang yang diimpor.
Tarif spesifik (specific tariffs) dikenakan sebagai beban tetap unit barang
yang diimpor. Sedangkan tarif ad valorem (ad valorem tariff) adalah pajak
yang dikenakan berdasarkan persentase tertentu dari nilai barang-barang
yang diimpor. Tarif merupakan bentuk kebijakan perdagangan yang
paling tua dan secara tradisional telah digunakan sebagai sumber
penerimaan pemerintah sejak lama. Namun, maksud utama pengenaan
tarif biasanya tidak semata-mata memperoleh pendapatan pengisi kas
pemerintah, melainkan juga sebagai suatu alat untuk melindungi sektor-
sektor tertentu di dalam negeri dari tekanan persaingan produk impor.
Kebijakan hambatan tarif (tariff barrier) adalah suatu kebijakan
proteksionis terhadap barang–barang produksi dalam negeri dari
ancaman membanjirnya barang-barang sejenis yang diimpor dari luar
negeri, dengan cara menarik/mengenakan pungutan bea masuk kepada
setiap barang impor yang masuk untuk dipakai/dikonsumsi habis di dalam
negeri.
3.5.1. Macam – Macam Penentuan Tarif Atau Bea Masuk.
1. Bea ekspor (export duties) adalah pajak atau bea yang
dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju negara lain
(diluar custom area).
2. Bea transito (transit duties) adalah pajak atau bea yang
dikenakan barang-barang yang melalui batas wilayah suatu
negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara lain.
3. Bea impor (import duties) adalah pajak atau bea yang
dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam suatu
negara (didalam custom area).
3.5.2. Jenis – Jenis Tarif
1. Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya
dinyatakan dalam persentase dari nilai barang yang dikenakan
bea tersebut.
2. Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan
untuk tiap ukuran fisik daripada barang.
3. Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang
merupakan kombinasi antara specific dan ad valorem.
Misalnya suatu barang tertentu dikenakan 10% tarif ad
valorem ditambah Rp 20.000 untuk setiap unit.
3.5.3. Sistem Tarif
1. Single-Column Tariffs
Sistem dimana untuk masing-masing barang hanya
mempunyai satu macam tarif. Biasanya sifatnya autonomous
tariffs (tarif yang tingginya ditentukan sendiri oleh suatu negara
tanpa persetujuan dengan negara lain). Kalau tingginya tarif
ditentukan dengan perjanjian dengan negara lain disebut
conventional tariffs.
2. Double-Column Tariffs
Sistem di mana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua)
tarif. Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan
undang-undang, maka namanya : “bentuk maksimum dan
minimum”.
3. Triple-Column Tariffs
Biasanya sistem ini digunakan oleh negara penjajah.
Sebenarnya sistem ini hanya perluasan daripada double
column tariffs, yakni dengan menambah satu macam tariff
preference untuk negara-negara bekas jajahan atau afiliasi
politiknya. Sistem ini sering disebut dengan nama “preferential
system”.
3.5.4. Efek Tarif
Pembebanan tarif terhadap suatu barang dapat
mempunyai efek terhadap perekonomian suatu negara,
khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa efek tarif
tersebut adalah:
1) Efek terhadap harga (price effect).
2) Efek terhadap konsumsi (consumption effect).
3) Efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
4) Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect).
3.6. KEBIJAKAN NON-TARIF
Kebijakan hambatan non-tarif (non-tariff barrier) adalah berbagai
kebijakan perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan
distorsi, sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan
internasional.
A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts mengelompokkan hambatan
non-tarif (non-tariff barrier) sebagai berikut:
1. Pembatasan Spesifik (Sfesific Limitation)
a. Larangan impor secara mutlak.
b. Pembatasan impor (kuota sistem).
c. Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu.
d. Peraturan kesehatan atau karantina.
e. Peraturan pertahanan dan keamanan negara.
f. Peraturan kebudayaan.
g. Perijinan impor.
h. Embargo.
i. Hambatan pemasaran atau marketing.
2. Peraturan Bea Cukai (Costums Administration Rules)
a. Tata laksana impor tertentu (procedure).
b. Penetapan harga pabean.
c. Penetapan kurs valas (forex rate) dan pengawasan devisa (forex
control).
d. Consulate formalities.
e. Packaging/labeling regulations.
f. Documentation needed.
g. Quality and testing standard.
h. Pungutan administrasi (fees).
i. Tariff classification.
3. Partisipasi Pemerintah (Government Participation)
a. Kebijakan pengadaan pemerintah.
b. Subsidi dan insentif ekspor, subsidi adalah kebijakan pemerintah
untuk memberikan perlindungan atau bantuan kepada industri
dalam negeri dalam bentuk keringanan pajak, pengembalian
pajak, fasilitas kredit, subsidi harga, dan lain-lain.
c. Countervailing duties.
d. Domestic assistance programs.
e. Trade-diverting.
f. Import charges.
g. Import deposits.
h. Supplementary duties.
i. Variable levies.
3.7. KEBIJAKAN PERDAGANGAN LAINNYA
Sesungguhnya, tarif itu adalah bentuk atau jenis kebijakan
kebijakan perdagangan yang paling sederhana. Dalam praktek
perdagangan dunia di era modern ini, kebanyakan pemerintah melakukan
campur tangan dalam kegiatan perdagangan Internasional dengan
menggunakan instrumen-instrumen kebijakan lainnya yang lebih
kompleks.
Ada tiga kebijakan ekonomi/perdagangan internasional lainnya,
antara lain:
1. Politik Proteksi Politik Proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk
melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry)
dan persaingan-persaingan barang-barang impor. Tujuan kebijakan
proteksi adalah:
a. Memaksimalkan produksi dalam negeri.
b. Memperluas lapangan kerja.
c. Memelihara tradisi nasional.
d. Menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya
menggantungkan diri pada satu komoditi andalan.
e. Menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu
jika bergantung pada negara lain.
2. Politik Dagang Bebas Politik dagang bebas adalah kebijakan
pemerintah untuk mengadakan perdagangan bebas antarnegara.
Pihak-pihak yang mendukung kebijakan perdagangan bebas
mengajukan alasan bahwa perdagangan bebas akan memungkinkan
bila setiap negara berspesialisasi dalam memproduksi barang dimana
suatu negara memiliki keunggulan komparatif.
3. Politik Autarki Politik autarki adalah kebijakan perdagangan dengan
tujuan untuk menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain,
baik pengaruh politik, ekonomi, maupun militer, sehingga kebijakan ini
bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional yang
menganjurkan adanya perdagangan bebas. itu seorang importir dalam
melaksanakan pembayarannya harus membeli uang dolar terlebih
dahulu pada suatu bank devisa dengan kurs yang berlaku, kemudian
ditransfer kepada eksportir di Amerika.

Perangkat Kebijakan Lainnya :

Masih banyak cara lainnya yang dapat digunakan oleh pemerintah


untuk mempengaruhi intensitas perdagangan Internasional. Beberapa
diantaranya dapat kita kemukakan secara singkat sebagai berikut:

1. Proyek pengadaan pemerintah (National procurement)


Pembelian-pembelian oleh pihak pemerintah maupun
perusahaan-perusahaan yang diatur secara ketat dapat diarahkan
pada barang-barang yang diproduksi di dalam negeri, meskipun
barangkali barang-barang tersebut sebenarnya lebih mahal daripada
barang yang sejenis yang diimpor.
2. Hambatan-hambatan birokrasi (red-tape-barrier)
Terkadang pemerintah ingin membatasi impor tanpa
melakukannya secara formal.
BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
Suatu kebijakan sangat berperan dalam sebuah kegiatan ekonomi,
baik secara nasional maupun Internasional. Kebijakan berarti mengatur.
Dalam skala global, perdagangan Internasional tidak lepas dari kebijakan
yang meliputi ekspansi pasar, baik secara ekspor maupun bagaimana
kebijakan ekonomi ketika memutuskan untuk impor. Dalam makalah ini
telah dijelaskan pengertian instrumen kebijakan dan tujuan kebijakan
ekonomi Internasional. Diantara tujuan kebijakan ekonomi Internasional
itu adalah autarki, proteksi, kesejahteraan dan keseimbangan neraca
pembayaran. Dalam makalah ini juga telah dijelaskan bagaimana
kebijakan ekspor-impor dan mengapa kebijakan tersebut perlu
diterapkan. Menjelaskan kebijakan tariff dan non-tariff dan kebijakan
ekonomi lainnya.
4.2. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan didalam makalah ini
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap
makalah ini dapat diberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulis makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya dan dapat mempermudah kami untuk
mempelajari mata Ekonomi Internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Ekspor, K., Strategi, I. :, Pertumbuhan, M., Di Indonesia, E., Ngatikoh, S., & Faqih, A.
(2020). Kebijakan Ekspor Impor : Strategi Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia. LABATILA: Jurnal Ilmu Ekonomi Islam, 4(1), 93. http://ejournal.iainu-
kebumen.ac.id/index.php/lab/article/view/269

Lilimantik, E. (2015). Buku Ajar Ekonomi Internasional.

Minarsih, M. (2011). Kebijakan Ekonomi Indonesia dan Internasional Serta


Tantangannya di Era Globalisasi. Dinamika Sains, 1–16.
http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/view/20

Suharto, T. (2002). Kebijakan Ekonomi Global Di Negara Sedang Berkembang. In


Jurnal Ekonomi Pembangunan (Vol. 3, Issue 1, pp. 91–110).

Suharto, T. (2007). KEBIJAKAN EKONOMI GLOBAL DINEGARA SEDANG


BERKEMBANG: Tinjauan Teori, Problematika dan Interaksi Kebijakan
Perdagangan dan Industrialisasi. In Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian
Masalah Ekonomi dan Pembangunan (Vol. 3, Issue 1, p. 91).
https://doi.org/10.23917/jep.v3i1.3924

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/22792/6.%20BAB%20II
%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf?sequence=6&isAllowed=y
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/16053/f.%20BAB
%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai