INTERNASIONAL
Makalah Ini Dipresentasikan
Pada Mata Kuliah Ekonomi Internasional
Dosen : Dr. Muchlis Sufri, SE., M,Si.
oleh:
Muhammad Ridwan Manulusi
0013 05 18 2019
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang atas rahmat-Nya, maka saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Ekonomi Internasional “Kebijakan
Ekonomi dan Perdagangan Internasional”.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas untuk mata kuliah Ekonomi
Internasional. Dalam Penulisan makalah ini, saya merasa masih banyak kekurangan, baik
dalam materi maupun cara penulisan. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
saya harapkan demi menyempurnakan isi makalah ini.
Saya menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak-pihak
yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung atas sumber- sumber materi sebagai
bahan referensi yang membantu dalam penyusunan makalah ini.
Akhirnya saya berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan
penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Setiap aktivitas Ekonomi, baik secara nasional maupun global, pasti tidak lepas dari
suatu kebijakan. Kebijakan atau policy merupakan rangkaian konsep dan asas yang
menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan untuk
tercapainya suatu tujuan. Dalam perdagangan Internasional, yang ruang lingkupnya
luas, tentu dibutuhkan suatu kebijakan untuk mengatur kegiatan perekonomian tersebut.
Tanpa sebuah kebijakan, roda perekonomian akan berjalan dengan tidak teratur atau
justru akan sewenang-wenang.
Penyusunan ini dilatar belakangi oleh pentingnya suatu kebijakan itu sendiri. Oleh
karena itu, dalam penyusunan makalah ini akan dijelaskan mengenai kebijakan ekonomi
Internasional secara lebih luas, instrumen dan tujuan-tujuan kebijakan ekonomi
Internasional, juga kebijakan yang berkenaan dengan ekspor-impor dan tarif serta
kebijakan perdagangan lainnya.
2. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari kebijakan ekonomi Internasional?
2) Apa saja instrument dan tujuan-tujuan kebijakan ekonomi Internasional?
3) Apa saja kebijakan ekspor dan impor?
4) Apa itu kebijakan tariff dan non-tariff?
5) Apa saja kebijakan ekonomi Internasional lainnya?
3. Tujuan
1) Mengetahui pengertian dari kebijakan ekonomi Internasional.
2) Mengetahui instrument dan tujuan-tujuan kebijakan ekonomi Internasional.
3) Mengetahui kebijakan ekspor dan impor.
4) Memahami kebijakan tariff dan non-tariff.
5) Mengetahui kebijakan ekonomi Internasional lainnya.
4
BAB II PEMBAHASAN
5
ekspor dan impor barang/jasa, misalnya pengenaan tarif terhadap barang impor,
bilateral, trade agreement, pengenaan kuota impor dan ekspor, dll.
2) Kebijakan pembayaran internasional adalah mencakup tindakan pemerintah
terhadap pembayaran internasional, misalnya pengawasan terhadap lalu lintas
devisa, pengaturan lalu lintas modal jangka panjang.
3) Kebijakan bantuan luar negeri adalah tindakan pemerintah yang berhubungan
dengan bantuan (grants), pinjaman/hutang (loans), bantuan untuk rehabilitasi serta
pembangunan, dll.
6
• Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang baru tumbuh (infant-
industries).
• Mengurangi impor barang yang nonesensial dan mendorong impor barang-
barang yang lebih esensial.
• Mendorong ekspor.
7
2.2. Kebijakan Impor dalam perdagangan Internasional diantaranya:
1) Pengenaan bea masuk/tarif, merupakan kebijakan pembebanan pajak atas barang-
barang impor atau barang yang masuk ke Indonesia. Kebijakan ini ditetapkan untuk
meningkatkan sumber penerimaan negara dalam bentuk devisa.
2) Kuota impor, kebijakan kuota impor dilakukan untuk membatasi masuknya barang
impor dalam negeri. Pemerintah dapat menentukan jumlah atau jenis barang impor
yang akan masuk kedalam negeri, hal ini akan membantu produsen dalam negeri
untuk memproduksi barang yang dirasa mampu bersaing dengan barang impor yang
dijual di pasar dalam negeri.
3) Pengendalian devisa, dalam pengendalian devisa, jumlah devisa yang disediakan
untuk membayar barang impor dijatah dan dibatasi sehingga importir mau tidak
mau juga membatasi jumlah barang impor yang akan dibeli.
4) Kebijakan subsitusi impor, kebijakan mengadakan subsitusi impor ditujukan untuk
mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri dengan mendorong produsen luar
negeri agar dapat membuat sendiri barang-barang yang di impor dalam negeri.
5) Devaluasi, kebijakan berupa devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk
menurunkan mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing dengan sengaja.
Dengan devaluasi menyebabkan harga barang impor menjadi lebih mahal,
sehingga akan mengurangi pembelian barang impor.
8
tradisional telah digunakan sebagai sumber penerimaan pemerintah sejak lama. Namun,
maksud utama pengenaan tarif biasanya tidak semata-mata memperoleh pendapatan
pengisi kas pemerintah, malainkan juga sebagai suatu alat untuk melindungi sektor-sektor
tertentu didalam negeri dari tekanan persaingan produk impor.
9
3.1.3. Sistem tarif:
1) Single-column tariffs: sistem di mana untuk masing-masing barang hanya
mempunyai satu macam tarif. Biasanya sifatnya autonomous tariffs (tarif yang
tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu negara tanpa persetujuan dengan
negara lain). Kalau tingginya tarif ditentukan dengan perjanjian dengan negara
lain disebut conventional tariffs.
2) Double-column tariffs: sistem di mana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua)
tarif. Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang,
maka namanya: “bentuk maksimum dan minimum”.
3) Triple-column tariffs: biasanya sistem ini digunakan oleh negara penjajah.
Sebenarnya sistem ini hanya perluasan daripada double column tariffs, yakni
dengan menambah satu macam tariff preference untuk negara-negara bekas
jajahan atau afiliasi politiknya. Sistem ini sering disebut dengan nama
“preferential system”.
10
A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts mengelompokkan hambatan non-tarif (non-tariff
barrier) sebagai berikut:
1) Pembatasan spesifik (specific limitation):
a. Larangan impor secara mutlak.
b. Pembatasan impor (kuota sistem).
c. Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu.
d. Peraturan kesehatan atau karantina.
e. Peraturan pertahanan dan keamanan negara.
f. Peraturan kebudayaan.
g. Perijinan impor.
h. Embargo.
i. Hambatan pemasaran atau marketing.
2) Peraturan bea cukai (customs administration rules):
a. Tata laksana impor tertentu (procedure).
b. Penetapan harga pabean.
c. Penetapan kurs valas (forex rate) dan pengawasan devisa (forex control).
d. Consulate formalities.
e. Packaging/labeling regulations.
f. Documentation needed.
g. Quality and testing standard.
h. Pungutan administasi (fees).
i. Tariff classification.
3) Partisipasi pemerintah (government participation):
a. Kebijakan pengadaan pemerintah.
b. Subsidi dan insentif ekspor, subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk
memberikan perlindungan atau bantuan kepada industri dalam negeri dalam
bentuk keringanan pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga,
dan lain-lain.
c. Counter valuing duties.
d. Domestic assistance programs.
e. Trade-diverting.
11
f. Import charges.
g. Import deposits.
h. Supplementary duties.
i. Variable levies.
12
3) Politik Autarki
Politik autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk
menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh politik,
ekonomi, maupun militer, sehingga kebijakan ini bertentangan dengan prinsip
perdagangan internasional yang menganjurkan adanya perdagangan bebas. itu
seorang importir dalam melaksanakan pembayarannya harus membeli uang dolar
terlebih dahulu pada suatu bank devisa dengan kurs yang berlaku, kemudian
ditransfer kepada eksportir di Amerika.
Perangkat kebijakan perdagangan lainnya:
Masih banyak cara lainnya yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk
memengaruhi intensitas perdagangan Internasional. Beberapa diantaranya dapat
kita kemukakan secara singkat sebagai berikut:
a. Proyek pengadaan pemerintah (National procurement)
Pembelian-pembelian oleh pihak pemerintah ataupun perusahaan-
perusahaan yang diatur secara ketat dapat diarahkan pada barang- barang
yang diproduksi di dalam negeri, meskipun barangkali barang- barang
tersebut sebenarnya lebih mahal daripada barang yang sejenis yang diimpor.
b. Hambatan-hambatan birokrasi (red-tape-barrier)
Terkadang pemerintah ingin membatasi impor tanpa melakukannya secara
formal.
13
BAB III PENUTUP
Kesimpulan:
Suatu kebijakan sangat berperan dalam sebuah kegiatan ekonomi, baik secara nasional
maupun Internasional. Kebijakan berarti mengatur. Dalam skala global, perdagangan
Internasional tidak lepas dari kebijakan yang meliputi ekspansi pasar, baik secara ekspor
maupun bagaimana kebijakan ekonomi ketika memutuskan untuk impor. Dalam makalah ini
telah dijelaskan pengertian instrumen kebijakan dan tujuan kebijakan ekonomi
Internasional. Diantara tujuan kebijakan ekonomi Internasional itu adalah autarki, proteksi,
kesejahteraan dan keseimbangan neraca pembayaran. Dalam makah ini juga telah dijelaskan
bagaimana kebijakan ekspor-impor dan mengapa kebijakan tersebut perlu diterapkan.
Menjelaskan kebijakan tariff dan non-tariff dan kebijakan ekonomi lainnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Krugman, R. Paul dan Maurice Obstfeld. 2004. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan
jilid 5. Jakarta: PT. INDEKS
Anonim. “Kebijakan Expor dan Impor Perdagangan Internasional” . Artikel diposting pada
2014/05. Dapat ditemukan dilaman: ssbelajar.net
15