Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEBIJAKAN EKONOMI DAN

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Mata Kuliah : Pemasaran Internasional


Dosen : TANTI WIDIA NURDIANI, MM

Penyusun :
KIRANA PUTRI PRATAMA
DHIMAS TRIPRATAMA (1961201044)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari manusia dalam mengolah sumber daya
yang terbatas dan menyalurkannya ke dalam berbagai individu atau kelompok yang ada
dalam suatu masyarakat. Perekonomian dalam negara menjadi salah satu tolak ukur untuk
mengetahui sejauh mana suatu negara tersebut mencapai target pertumbuhan ekonominya.
Bertumbuhnya perekonomian yang baik dalam suatu negara akan membuat sumber daya
manusianya menjadi sejahtera, karena dengan pertumbuhan ekonomi terebut menjadi
indikator dari majunya pembangunan sebuah negara. Salah satu hal yang dijadikan sebagai
penggerak pertumbuhan ekonomi adalah perdagangan internasional. Perdagangan
internasional adalah sebuah kegiatan jual beli antar satu negara dengan negara lainnya, baik
itu secara individu maupun kelompok. Ekonomi internasional memiliki cakupan yang luas
karena bersangkutan oleh negara negara lainnya.
Kegiatan ekonomi baik secara internasional maupun nasional, pasti memiliki
kebijakannya tersendiri. Kebijakan adalah rangkaian atau asas yang menjadi pedoman dan
dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak.
Kebijakan perdagangan internasional berisi pedoman dalam setiap tindakan yang akan
dilakukan dalam kegiatan perdagangan internasional. Tanpa adanya sebuah kebijakan, maka
roda perekonomian tidak akan berjalan dengan dengan teratur.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kebijakan internasional?
2. Apa tujuan dari kebijakan internasional?
3. Apa macam-macam dari kebijakan internasional?
4. Apa saja instrument kebijakan ekonomi internasional?
5. Apa kebijakan ekspor dan impor?
6. Apa kebijakan tarif dan nontarif?
A. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari kebijakan ekonomi internasional
2. Mengetahui tujuan dari kebijakan internasional
3. Mengetahui macam-macam dari kebijakan internasional
4. Mengetahui instrumen kebijkaan ekonomi internasional
5. Mengetahui kebijakan ekspor impor
6. Mengetahui kebijakan tarif dan nontarif

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Ekonomi Internasional


Kebijakan ekonomi internasional diartikan dalam dua pengertian yaitu dalam arti luas
dan dalam artian sempit. Kebijakan ekonomi internasional dalam luas adalah sebuah
tindakan yang dilakukan oleh pemerintah yang secara langsung ataupun tidak langsung akan
mempengaruhi segala bentuk perdagangan dan pembayaran internasional baik itu dari sisi
komposisi, arah dan lainnya. Untuk itu jika terdapat masalah dalam perdagangan dalam
negeri yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi perdagangan
internasional, maka dapat menggunakan kebijakaan ekonomi internasional.
Kebijakan ekonomi internasional dalam artian sempit yaitu sebuah tindakan
atau kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan dapat memberikan dampak
langsung terhadap ekspor impor. Kebijakan ini berlaku pada semua jenis
perdagangan, baik itu barang dan ataupun jasa, untuk itu cakupannya sangat luar
karena jumlah jenis barang dan ataupun jasa yang di impor dan di ekspor sangat
beragam.
Jadi pengertian kebijakan ekonomi internasional adalah kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah guna meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan
negaranya dengan mendorong kegiatan ekspor dan mengatur impor.
B. Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional
1. Autarki
Tujuan ini dimaksudkan untuk menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh
negara lain baik pengaruh ekonomi, politik, atau militer. Tujuan autarki
bertentangan dengan prinsip perdagangan internasiona, karena pada dasarnya
perdagangan internasional menerapkan prinsip perdagangan bebas.
2. Kesejahteraan
Dengan diadakannya perdagangan internasional dalam suatu negara maka
negara tersebut akan memperoleh keuntungan dari adanya spesialisasi dan
kesejahteraan meningkat. Untuk mendorong perdagangan internasional,
hambatan atau restriksi dalam perdagangan internasional seperti tarif, kuota,
dan lainnya akan dihilangkan atau dikurangi. Hal-hal seperti ini mengarah
kepada perdagangan bebas, tentunya tujuan ini sangat bertentangan dengan
tujuan autarki.
3. Proteksi
Proteksi, bertujuan untuk melindungi industry dalam negeri dari persaingan
barang impor. Kebijakan ini data berupa tarif atau kuota impor.
4. Keseimbangan neraca pembayaran
Kebijakan ini umumnya berbentuk pengawasan devisa, pda pengawasan
devisa ridak hanya mengatur atau mengawasi lalu lintas saja namun juga
modal. Kebijakan ini diperuntukkan terutama bagi negara yang mengalami
devisit dalam neraca pembayarannya, posisi cadangan valuta asingnya lemah.
Untuk itu diperlukan kebijakan ekonomi internasional guna menyeimbangkan
neraca pembayaran internasional.
5. Pembangunan ekonomi
Untuk menunjang pembangunan ekonomi suatu negara, pemerintah dapat
mengarahkan perdagnagn internasionalnya dengan kebijakan berikut:
a. Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang baru tumbuh
b. Mengurangi impor barang-barang yang non-esensial dan mendorong
impor barang-barang yang lebih esensial
c. Mendorong ekspor
A. Macam-Macam Kebijakan Internasional
1. Tarif
Tarif adalah sejenis pajak yang dikenakan pada barang yang di impor. Dengan
kata lain barang-barang yang berasal dari luar negeri saat masuk ke suatu
negara akan dikenakan biaya atau bea masuk. Pembebanan biayan ini
bertujuan untuk melindungi barang industry dan juga menambah pendapatan
negara. Damapk dari pembebanan biaya pada barang impor adalah harga
barang akan naik sehingga industry dalam negeri akan meningkat karena
mampu bersaing di pasar internasional.
2. Pembatasan Impor
Pembatasan impor adalah pembatasan atas jumlah barang yang boleh di
impor. Pada pembatasan impor biasanya akan diberikan lisensi kepada
individu maupun kelompok industri. Sebagai contoh di Indonesia membatasi
beberapa barang impor salah satunya bahan pangan.
3. Pengekangan Ekspor
Pengekangan ekspor ini juga dikenal sebagai VER (voluntary export
restraint). Kebijakan ini merupakan kebijakan pembatasan dari negara ekspor
bukan dari pengimpor. Secara politis VER sangat efektif dibandingkan dengan
tarif karena menawarkan beberapa keunggulannya. Namun dari segi ekonomi
menimbulkan kerugian yang besar, apa yang menjadi pendapatan pemerintah
dalam tarif menjadi (rent) yang diperoleh pihak asing dalam VER, inilah yang
menimbulkan kerugian.
4. Persyaratan Kandungan Lokal
Persyaratan kandungan lokal adalah suatu pengaturan yang mensyaratkan
bahwa bagian-bagian tertentu dari suatu produk fisik harus dibuat di dalam
negeri, atau menggunakan bahan baku komponen setempat. Kebijakan ini
akan memberikan keuntungan domestic lebih maksimal karena selain
diperoleh dari tiap unit komoditi yang diimpor juga dapat mmenambah
keuntungan pasar domestisk. Kelemahannya, kurang jelasnya sistematika yang
ada, contohnya dari jumlah maksimal dan regulas komoditi antara satu negara
pengimpor dengan negara lain.
5. Subsidi Kredit Ekspor
Subsidi ini adalah subsidi yang berupa peminjaman kepada pembeli. Di
banyak negara, lembaga pemerintah bank ekspor impornya di arahkan untuk
melakukan peminjaman yang disubsidi untuk membantu ekspor.
6. Pengendalian Pemerintah
Pembelian oleh pemerintah ataupu oleh perusahaan yang diatur ketat oleh
pemerintah dapat dialihkan ke barang produksi dalam negeri, meskipun
barang-barang tersebut memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan
barang yang diimpor.
7. Hambatan Birokrasi
Hambatan yang terjadadi dalam birokrasi pemerintahan mengenai
perdagangan internasional adalah keinginan dari pemerintah yang terkadang
menginginkan pembatasan impor tanpa melakukannya secara formal.
Sehingga menjadi rintangan untuk perdagangan contohnya membelitkan
standar kesehatan, keamanan, dan prosedur pabean.
A. Instrument Kebijakan Ekonomi Internasional
1. Kebijakan perdagangan internasional
Kebijakan perdagangan internasional mencakup kebijakan pemerintah
terhadap perdagangan laur negerinya, khususnya ekspor dan impor barang
ataupun jasa. misalnya dalam pengenaan bea terhadap barang impor, bilateral,
pengenaan kuota impor dan ekspor.
2. Kebijakan pembayaran internasional
Kebijakan pembayaran internasional mencakuo kebijakan pemerintah terhadap
pembayaran perdagangan internasional, misalnya pengawasan terhadap lalu
lintas devisa, pengaturan lalu lintas modal jangka panjang.
3. Kebijakan luar negeri
Kebijakan luar negeri merupakan kebijakan pemerintah yang berhubungan
dengan bantuan, pinjaman, bantuan untuk rehabilitasi dan pembangunan.

A. Kebijakan Ekspor dan Impor


Kebijakan Ekspor dalam perdagangan Internasional diantaranya:
1. Diskriminasi harga, adalah suatu tindakan dalam penetapan harga barang
yang berbedauntuk suatu negara dengan negara lainnya. Untuk barang
yang sama, harga untuk negarayang satu lebih mahal atau lebih murah
daripada negara lainnya. Hal ini dilakukan atas dasarperjanjian atau dalam
rangka perang aktif.
2. Pemberian premi (subsidi). Kebijakan pemerintah untuk memajukan ekspor
adalah denganmemberi premi kepada badan usaha yang melakukan ekspor.
Pemberian premi (subsidi) ituantara lain berupa bantuan biaya produksi serta
pembebasan pajak dan fasilitas lain, dengantujuan agar barang ekspor
memiliki daya saing di luar negeri.
3. Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan
menetapkan barangekspor (harga barang diluar negeri) lebih murah
daripada harga di dalam negeri. Cara inihanya dapat dilakukan bila pasar
dalam negeri dikendalikan atau dikontrol oleh pemerintah.
4. Politik dagang bebas merupakan suatu kebijakan dimana masing-masing
pemerintahmemberi kebebasan dalam ekspor dan impor.
5. Larangan ekspor merupakan kebijakan atas suatu negara untuk melarang
ekspor barang-barang tertentu ke luar negeri. Penyebabnya bisa karena alasan
ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Kebijakan Impor dalam perdagangan Internasional diantaranya:

1. Pengenaan bea masuk/tarif, merupakan kebijakan pembebanan pajak atas


barang-barangimpor atau barang yang masuk ke Indonesia. Kebijakan ini
ditetapkan untuk meningkatkansumber penerimaan negara dalam bentuk devisa.
2. Kuota impor, kebijakan kuota impor dilakukan untuk membatasi masuknya
barang impordalam negeri. Pemerintah dapat menentukan jumlah atau
jenis barang impor yang akanmasuk ke dalam negeri, hal ini akan membantu
produsen dalam negeri untuk memproduksibarang yang dirasa mampu bersaing
dengan barang impor yang dijual di pasar dalam negeri.
3. Pengendalian devisa, dalam pengendalian devisa, jumlah devisa yang
disediakan untukmembayar barang impor dijatah dan dibatasi sehingga
importir mau tidak mau jugamembatasi jumlah barang impor yang akan
dibeli.
4. Kebijakan substitusi impor, kebijakan mengadakan substitusi impor
ditujukan untukmengurangi ketergantungan terhadap luar negeri dengan
mendorong produsen luar negeriagar dapat membuat sendiri barang-barang
yang diimpor dalam negeri.
5. Devaluasi, kebijakan berupa devaluasi merupakan kebijakan pemerintah
untukmenurunkan mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing
dengan sengaja. Dengandevaluasi menyebabkan harga barang impor menjadi
lebih mahal, sehingga akan mengurangipembelian barang impor.

A. Kebijakan Tarif dan Non-tarif


Tarif yang merupakan kebijakan perdagangan yang paling umum, adalah sejenis
pajak yangdikenakan atas barang-barang yang diimpor. Tarif spesifik (specific
tariffs) dikenakansebagai beban tetap unit barang yang diimpor. Sedangkan tarif ad valorem
(ad valorem tariff)adalah pajak yang dikenakan berdasarkan persentase tertentu dari nilai
barang-barang yangdiimpor. Tarif merupakan bentuk kebijakan perdagangan yang
paling tua dan secaratradisional telah digunakan sebagai sumber penerimaan
pemerintah sejak lama. Namun,maksud utama pengenaan tarif biasanya tidak semata-mata
memperoleh pendapatan pengisikas pemerintah, melainkan juga sebagai suatu alat untuk
melindungi sektor-sektor tertentu didalam negeri dari tekanan persaingan produk impor.
Kebijakan hambatan tarif (tariff barrier) adalah suatu kebijakan proteksionis
terhadapbarang–barang produksi dalam negeri dari ancaman membanjirnya barang-
barang sejenisyang diimpor dari luar negeri, dengan cara menarik/mengenakan pungutan
bea masuk kepadasetiap barang impor yang masuk untuk dipakai/dikonsumsi habis di dalam
negeri.

Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu:

1. Bea ekspor (export duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang
yangdiangkut menuju negara lain (diluar custom area).
2. Bea transito (transit duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan barang-
barang yangmelalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut
negara lain.
3. Bea impor (import duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang-
barangyang masuk dalam suatu negara (didalam custom area).

Jenis tarif:

1. Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam


persentase darinilai barang yang dikenakan bea tersebut.
2. Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap
ukuran fisikdaripada barang.
3. Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang merupakan kombinasi
antaraspecific dan ad valorem. Misalnya suatu barang tertentu dikenakan 10%
tarif ad valoremditambah Rp 20.000 untuk setiap unit.

Sistem tarif:

1. Single-column tariffs: sistem dimana untuk masing-masing barang hanya mempunyai


satumacam tarif. Biasanya sifatnya autonomous tariffs (tarif yang tingginya
ditentukan sendirioleh suatu negara tanpa persetujuan dengan negara lain). Kalau
tingginya tarif ditentukandengan perjanjian dengan negara lain disebut conventional
tariffs.
2. Double-column tariffs: sistem di mana untuk setiap barang mempunyai 2
(dua) tarif.Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan undang-
undang, maka namanya :“bentuk maksimum dan minimum”.
3. Triple-column tariffs: biasanya sistem ini digunakan oleh negara penjajah.
Sebenarnyasistem ini hanya perluasan daripada double column tariffs, yakni
dengan menambah satumacam tariff preference untuk negara-negara bekas jajahan
atau afiliasi politiknya. Sistem inisering disebut dengan nama “preferential system”.

Efek Tarif:

Pembebanan tarif terhadap suatu barang dapat mempunyai efek terhadap perekonomian
suatunegara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa efek tarif tersebut adalah:

1. Efek terhadap harga (price effect).


2. Efek terhadap konsumsi (consumption effect).
3. Efek terhadap produk (protective/import substitution effect).
4. Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect).

Kebijakan hambatan non-tarif (non-tariff barrier) adalah berbagai kebijakan


perdaganganselain bea masuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga mengurangi
potensi manfaatperdagangan internasional.
BAB lll

PENUTUP

Kesimpulan

Suatu kebijakan sangat berperan dalam sebuah kegiatan ekonomi, baik secara nasional
maupun Internasional. Kebijakan berarti mengatur. Dalam skala global, perdagangan
Internasional tidak lepas dari kebijakan yang meliputi ekspansi pasar, baik secara ekspor
maupun bagaimana kebijakan ekonomi ketika memutuskan untuk impor. Dalam makalah ini
telah dijelaskan pengertian instrumen kebijakan dan tujuan kebijakan ekonomi Internasional.
Diantara tujuan kebijakan ekonomi Internasional itu adalah autarki, proteksi, kesejahteraan
dan keseimbangan neraca pembayaran. Dalam makalah ini juga telah dijelaskan bagaimana
kebijakan ekspor-impor dan mengapa kebijakan tersebut perlu diterapkan. Menjelaskan
kebijakan tariff dan non-tariff dan kebijakan ekonomi lainnya

Anda mungkin juga menyukai