INTERNASIONAL
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok
Mata kuliah : Bisnis Global
Disusun oleh
kelompok 1:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini
yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah ini. Shalawat
serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk nabikita, yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam
semesta.
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap
pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
Kelompok 1
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
Latar belakang ............................................................................................... 1
Rumusan masalah .......................................................................................... 1
Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
Latar belakang
Perdagangan Internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan ekonomi
yang mengalami perkembangan sangat cepat. Dalam hal ini perhatian dunia
terhadap kegiatan dagang internasional juga meningkat, hal ini dikarenakan
semakin berkembangnya arus peredaran barang, modaldan tenaga kerja antar
negara. Agar terlaksananya kegiatan perdagangan internasional antar negara
diperlukan suatu instrumen hukum yang berupa peraturan-peraturan, baik nasional
maupun internasional. Pada era globalisasi yang terjadi saat ini semakin
mempererat hubungan antar seluruh negara di belahan dunia manapun.
Kemudahan mengakses berbagai aspek dalam kehidupan membuat negara-negara
dapat membangun hubungan yang baik satu sama lain. Dalam hokum
internasional sendiri, diketahui bahwa kemampuan untuk melakukan hubungan
dengan negara lain merupakan aspek yang paling penting. Negara-negara di dunia
berlomba-lomba melakukan kerja sama untuk saling membantu satu sama lain.
Kerja sama antar negara tersebut dilakukan dalam berbagai bidang, terutama
bidang ekonomi. Menurut Mubyarto pengertian globalisasi adalah sebagai berikut,
“Globalisasi diartikan berbeda-beda oleh banyak orang, dan perdagangan bebas,
yang merupakan saudara kembar globalisasi dianggap sebagai raksasa yang
sudah siap mencaplok kita semua tanpa ada cara apapun untuk menghadapinya.
Globaisasi adalah perluasan kegiatan ekonomi melintasi batas-batas politik
nasional dan regional dalam bentuk peningkatan gerakan barang dan jasa,
termasuk buruh (tenaga kerja), modal, teknologi, dan informasi melalui
perdagangan.”
Rumusan masalah
1. Apakahinstrumenkebijakanperdaganganinternasional?
2. Apasajaintervenasidalamperdaganganinternasional?
3. Bagaimanapengembangansistemperdagangandunia?
Tujuan
1. Mengetahuiinstrumenkebijakanperdaganganinternasional
2. Mengetahuiapasajaintervansidalamperdaganganinternasional
3. Mengetahuibagaimanapengembangansistemperdagangandunia
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kebijakan ekonomi adalah cara yang ditempuh atau tindakan yang diambil pemerintah
dengan maksud mengatur kehidupan ekonomi nasional guna mencapai tujuan tertentu.
(Gilarso, 2004:225). Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas meliputi semua
kegiatan ekonomi pemerintah suatu negara yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi komposisi, arah dan kegiatan ekspor impor barang dan jasa yang
dilaksanakan oleh pemerintah tersebut. Karena itu, sekalipun suatu kebijakan ditujukan
untuk mengatasi pemasalahan dalam negeri, tapi bila secara langsung atau tidak langusng
berpengaruh terhadap ekspor dan impor maka dapat dimasukkan dalam kebijakan
ekonomi internasional. Kebijakan ekonomi internasional dalam arti sempit yaitu hanya
meliputi kebijakan yang langsung mempengaruhi ekspor dan impor. Kebijakan
internasional dalam arti sempit ini berkaitan dengan ekspor barang dan jasa, oleh karena
itu cakupannya sangat luas mengingat banyaknya barang atau jasa yang diekspor maupun
diimpor, mulai dari barang konsumsi, produksi sampai pada tenaga kerja. Jadi, kebijakan
ekonomi internasional adalah keseluruhan tindakan pemerintah suatu negara yang
bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
pendapatan negaranya dengan melalui kegiatan yang mendorong ekspor dan
mengatur/mengendalikan impor. Keseluruhan tindakan tersebut baik secara langsung
maupun tidak langsung akan memperoleh komposisi, arah serta bentuk dari
perdagangan dan pembayaran inteInstrumen kebijakan ekonomi internasional
meliputi:
1. Kebijakan perdagangan internasional mencakup tindakan/kebijakan
pemerintah terhadap perdagangan luar negerinya, khususnya mengenai
rnasional. ekspor dan impor barang/jasa, misalnya pengenaan tarif terhadap
barang impor, bilateral, trade agreement, pengenaan kuota impor dan ekspor,
dll.
2. Kebijakan pembayaran internasional adalah mencakup tindakan pemerintah
terhadap pembayaran internasional, misalnya pengawasan terhadap lalu lintas
devisa, pengaturan lalu lintas modal jangka panjang.
3. Kebijakan bantuan luar negeri adalah tindakan pemerintah yang berhubungan
dengan bantuan (grants), pinjaman/hutang (loans), bantuan untuk rehabilitasi
serta pembangunan, dll.
Tarif yang merupakan kebijakan perdagangan yang paling umum, adalah sejenis
pajak yang dikenakan atas barang-barang yang diimpor. Tarif spesifik (specific
tariff’s) dikenakan sebagai beban tetap unit barang yang diimpor. Sedangkan tarif
ad valorem (ad valorem tariff’s) adalah pajak yang dikenakan berdasarkan
presentase tertentu dari nilai barang-barang yang diimpor. Tarif merupakan
bentuk kebijakan perdagangan yang paling tua dan secara tradisional telah
digunakan sebagai sumber penerimaan pemerintah sejak lama. Namun, maksud utama
pengenaan tarif biasanya tidak semata-mata memperoleh pendapatan pengisi kas
pemerintah, malainkan juga sebagai suatu alat untuk melindungi sektor-sektor tertentu
didalam negeri dari tekanan persaingan produk impor.
1. Bea ekspor (export duties) adalah pajak atau bea yang dikenankan
terhadap barang yang diangkut menuju negara lain (diluar custom area).
2. Bea transito (transit duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan barang-
barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir
barang tersebut negara lain.
3. Bea impor (import duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang masuk dalam suatu negara (didalam custom area).
• Jenis Tarif
1. Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam
presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
2. Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap
ukuran fisik daripada barang.
3. Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang merupakan
kombinasi antara specific dan ad valorem. Misalnya suatu barang tertentu
dikenakan 10% tarif ad valorem ditambah Rp 20.000 untuk setiap unit.
• System Tarif
1. Single-column tariffs: sistem di mana untuk masing-masing barang hanya
mempunyai satu macam tarif. Biasanya sifatnya autonomous tariffs (tarif
yang tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu negara tanpa persetujuan
dengan negara lain). Kalau tingginya tarif ditentukan dengan perjanjian
dengan negara lain disebut conventional tariffs.
2. Double-column tariffs: sistem di mana untuk setiap barang mempunyai 2
(dua) tarif. Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan undang-
undang, maka namanya : “bentuk maksimum dan minimum”.
3. Triple-column tariffs: biasanya sistem ini digunakan oleh negara penjajah.
Sebenarnya sistem ini hanya perluasan daripada double column tariffs,
yakni dengan menambah satu macam tariff preference untuk negara-
negara bekas jajahan atau afiliasi politiknya. Sistem ini sering disebut
dengan nama “preferential system”
Menurut kaum klasik mengatakan bahwa yang penting bagi Pemerintah adalah
tidak mengerjakan aktivitas–aktivitas yang telah dikerjakan oleh para individu,
entah itu baik atau jelek, tetapi Pemerintah hendaknya mengerjakan aktivitas–
aktivitas yang sama sekali tidak/belum pernah dikerjakan oleh sektor swasta baik
secara perorangan maupun bersama–sama. Menurut Adam Smith( klasik ),
Pemerintah memiliki 3 fungsi yaitu:
Perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut:
Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh pemerintah
bertujuan untuk melindungi produsen, terutama untuk produk dasar pertanian.
Misalnya harga gabah kering terhadap harga pasar yang terlalu rendah. Hal ini
dilakukan supaya tidak ada tengkulak (orang/pihak yang membeli dengan harga
murah dan dijual kembali dengan harga yang mahal) yang membeli produk
tersebut diluar harga yang telah ditetapkan pemerintah. Jika pada harga tersebut
tidak ada yang membeli, pemerintah akan membelinya melalui BULOG (Badan
Usaha Logistik) kemudian didistribusikan ke pasar. Namun, mekanisme
penetapan harga seperti ini sering mendorong munculnya praktik pasar gela, yaitu
pasar yang pembentukan harganya di luar harga minimum
Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dilakukan
pemerintah bertujuan untuk melindungi konsumen. Kebijakan HET dilakukan
oleh pemerintah jika harga pasar dianggap terlalu tinggi diluar batas daya beli
masyarakat (konsumen). Penjual tidak diperbolehkan menetapkan harga diatas
harga maksimum tersebut. Contoh penetapan harga maksimum di Indonesia
antara lain harga obat-obatan diapotek, harga BBM, dan tariff angkutan atau
transportasi seperti tiket bus kota, tarif kereta api dan tarif taksi per kilometer.
Seperti halnya penetapan harga minimum, penetapan harga maksimum juga
mendorong terjadinya pasar gelap.
• Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung
1) Penetapan Pajak
2) Pemberian Subsidi
3) Masalah Kemiskinan
• Inflasi
1. Kebijakan Fiskal
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang digunakan Bank Indonesia
sebagai otoritas moneter, untuk mengendalikan atau mengarahkan perekonomian
pada kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan mengatur jumlah uang yang
beredar (JUB) dan tingkat suku bunga. Kebijakan moneter tujuan utamanya
adalah mengendalikan jumlah uang yang beredar (JUB). Kebijakan moneter
mempunyai tujuan yang sama dengan kebijakan ekonomi pemerintah lainnya.
Perbedaannya terletak pada instrumen kebijakannya.
Jika dalam kebijakan fiscal pemerintah mengendalikan penerimaan dan
pengeluaran pemerintah maka dalam kebijakan moneter Bank Sentral (Bank
Indonesia) mengendalikan jumlah uang yang bersedar (JUB). Melalui kebijakan
moneter, Bank Sentarl dapat mempertahankan, menambah, atau mengurangi JUB
untuk memacu pertumbuhan ekonomi sekaligus mempertahankan kestabilan
harga-harga. Berbeda dengan kebijakan fiskal, kebijakan moneter memiliki selisih
waktu (time lag) yang relatif lebih singkat dalam hal pelaksanaannya. Hal ini
terjadi karena Bank Sentral tidak memerlukan izin dari DPR dan kabinet untuk
melaksanakan kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah yang sedang
dihadapi dalam perekonomian.
3. Rasio Cadangan Wajib ( Reserve Requirement Ratio )
Penetapan ratio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang yang beredar.
Jka rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit
akan lebih kecil dibandingkan sebelumnya. Selain ketiga instrumen yang bersifat
kuantitatif tersebut, pemerintah dapat melakukan himbauan moral (moral
suasion). Misalnya untuk mengendalikan Jumlah Uang Beredar (JUB)
dimasyarakat, Bank Indonesia melalui Gubernur Bank Indonesia memberi saran
supaya perbankan mengurangi pemberian kredit ke masyarakat atau ke sektor-
sektor tersebut.
4. keempat pada periode tahun 1945-1994 atau pasca Perang Dunia II dimana
muncul sistem bipolaritas yang menyebabkan negara-negara di dunia
menjadi dua blok yaitu blok barat dan blok sosialis-marxis dan pada masa
inilah muncul upaya-upaya yang dilakukan negara untuk membuat suatu
perundingan yang menghasilkan regulasi dan peraturan mengenai
perdagangan.
Kesimpulan
1. Instrumen Kebijakan Perdagangan Internasional
• kebijakan ekonomi internasional
• Kebijakan Ekspor dalam perdagangan Internasional
• Kebijakan Tarif dan Non-Tarif
• Kebijakan Perdagangan lainnya
• Macam-Macam Tarif
https://www.academia.edu/21971951/Makalah_kebijakan_ekonomi_dan_perdaga
ngan_Internasional.
intervensi+dalam+perdagangan+internasional&rlz=1C1YTUH_enID929ID929
&oq=&aqs=chrome.6.35i39i362l8. 8.3167509j0j15&sourceid=chrome&ie=UT
F-8
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210920150156-97-696831/jenis-dan-
sistem-perdagangan-internasional
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210614142658-97-654095/sejarah-
berdirinya-wto-organisasi-perdagangan-dunia.