Anda di halaman 1dari 19

POLITIK EKONOMI DALAM PERDAGANGAN

INTERNASIONAL
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok
Mata kuliah : Bisnis Global

Disusun oleh
kelompok 1:

I Made Ryaas G [C 201 19 060]


Nurul Rasdiyanti D. [C 201 19 065]
Fitriani [C 201 19 071]
Zikri Iman Gifari [C 201 19 072]
Suci Ramadhani [C 201 19 081]
Moch. Riski [C 201 19 083]

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini
yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah ini. Shalawat
serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk nabikita, yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam
semesta.

Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu


berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan tentang Politik
Ekonomi Dalam Perdagangan Internasional. Selain itu kami juga sadar bahwa
pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan saran untuk
kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali
kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai
saran yang konstruktif.

Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap
pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Palu, 07 Oktober 2021

Kelompok 1
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
Latar belakang ............................................................................................... 1
Rumusan masalah .......................................................................................... 1
Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

Instrumen kebijakan perdagangan internasional ........................................... 2


Intervenasi dalam Perdagangan internasional ............................................... 4
Pengembangan sistem perdagangan dunia .................................................... 7
BAB IIIPENUTUP............................................................................................... 10
Kesimpulan ........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Perdagangan Internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan ekonomi
yang mengalami perkembangan sangat cepat. Dalam hal ini perhatian dunia
terhadap kegiatan dagang internasional juga meningkat, hal ini dikarenakan
semakin berkembangnya arus peredaran barang, modaldan tenaga kerja antar
negara. Agar terlaksananya kegiatan perdagangan internasional antar negara
diperlukan suatu instrumen hukum yang berupa peraturan-peraturan, baik nasional
maupun internasional. Pada era globalisasi yang terjadi saat ini semakin
mempererat hubungan antar seluruh negara di belahan dunia manapun.
Kemudahan mengakses berbagai aspek dalam kehidupan membuat negara-negara
dapat membangun hubungan yang baik satu sama lain. Dalam hokum
internasional sendiri, diketahui bahwa kemampuan untuk melakukan hubungan
dengan negara lain merupakan aspek yang paling penting. Negara-negara di dunia
berlomba-lomba melakukan kerja sama untuk saling membantu satu sama lain.
Kerja sama antar negara tersebut dilakukan dalam berbagai bidang, terutama
bidang ekonomi. Menurut Mubyarto pengertian globalisasi adalah sebagai berikut,
“Globalisasi diartikan berbeda-beda oleh banyak orang, dan perdagangan bebas,
yang merupakan saudara kembar globalisasi dianggap sebagai raksasa yang
sudah siap mencaplok kita semua tanpa ada cara apapun untuk menghadapinya.
Globaisasi adalah perluasan kegiatan ekonomi melintasi batas-batas politik
nasional dan regional dalam bentuk peningkatan gerakan barang dan jasa,
termasuk buruh (tenaga kerja), modal, teknologi, dan informasi melalui
perdagangan.”

Rumusan masalah
1. Apakahinstrumenkebijakanperdaganganinternasional?
2. Apasajaintervenasidalamperdaganganinternasional?
3. Bagaimanapengembangansistemperdagangandunia?
Tujuan
1. Mengetahuiinstrumenkebijakanperdaganganinternasional
2. Mengetahuiapasajaintervansidalamperdaganganinternasional
3. Mengetahuibagaimanapengembangansistemperdagangandunia

1
BAB II
PEMBAHASAN

Instrumen Kebijakan Perdagangan Internasional

Kebijakan ekonomi adalah cara yang ditempuh atau tindakan yang diambil pemerintah
dengan maksud mengatur kehidupan ekonomi nasional guna mencapai tujuan tertentu.
(Gilarso, 2004:225). Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas meliputi semua
kegiatan ekonomi pemerintah suatu negara yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi komposisi, arah dan kegiatan ekspor impor barang dan jasa yang
dilaksanakan oleh pemerintah tersebut. Karena itu, sekalipun suatu kebijakan ditujukan
untuk mengatasi pemasalahan dalam negeri, tapi bila secara langsung atau tidak langusng
berpengaruh terhadap ekspor dan impor maka dapat dimasukkan dalam kebijakan
ekonomi internasional. Kebijakan ekonomi internasional dalam arti sempit yaitu hanya
meliputi kebijakan yang langsung mempengaruhi ekspor dan impor. Kebijakan
internasional dalam arti sempit ini berkaitan dengan ekspor barang dan jasa, oleh karena
itu cakupannya sangat luas mengingat banyaknya barang atau jasa yang diekspor maupun
diimpor, mulai dari barang konsumsi, produksi sampai pada tenaga kerja. Jadi, kebijakan
ekonomi internasional adalah keseluruhan tindakan pemerintah suatu negara yang
bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
pendapatan negaranya dengan melalui kegiatan yang mendorong ekspor dan
mengatur/mengendalikan impor. Keseluruhan tindakan tersebut baik secara langsung
maupun tidak langsung akan memperoleh komposisi, arah serta bentuk dari
perdagangan dan pembayaran inteInstrumen kebijakan ekonomi internasional
meliputi:
1. Kebijakan perdagangan internasional mencakup tindakan/kebijakan
pemerintah terhadap perdagangan luar negerinya, khususnya mengenai
rnasional. ekspor dan impor barang/jasa, misalnya pengenaan tarif terhadap
barang impor, bilateral, trade agreement, pengenaan kuota impor dan ekspor,
dll.
2. Kebijakan pembayaran internasional adalah mencakup tindakan pemerintah
terhadap pembayaran internasional, misalnya pengawasan terhadap lalu lintas
devisa, pengaturan lalu lintas modal jangka panjang.
3. Kebijakan bantuan luar negeri adalah tindakan pemerintah yang berhubungan
dengan bantuan (grants), pinjaman/hutang (loans), bantuan untuk rehabilitasi
serta pembangunan, dll.

• Tujuan kebijakan ekonomi internasional antara lain:

1. Autarki, tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan


internasional. Tujuan autarki bermaksud untuk menghindarkan dari pengaruh-
pengaruh negara lain baik pengaruh ekonomi, politik atau militer.
2. Kesejahteraan (welfare), tujuan ini bertentangan dengan autarki di atas. Dengan
mengadakan perdagangan internasional suatu negara akan memperoleh
keuntungan dari adanya spesialisasi dan kesejahteraan meningkat. Maka untuk
mendorong perdagangan internasional, hambatan/restriksi dalam perdagangan
internasional seperti tarif, kuota, dsb akan dihilangkan atau paling tidak
dikurangi. Hal ini berarti mengarah ke perdagangan bebas.
3. Proteksi, tujuannya untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan
barang impor. Kebijakan dapat berupa tarif atau kuota impor.
4. Keseimbangan neraca pembayaran, terutama bagi negara yang mengalami defisit
dalam neraca pembayarannya, posisi cadangan valuta asingnya lemah. Maka
diperlukan kebijakan ekonomi internasional guna menyeimbangkan neraca
pembayaran internasionalnya. Kebijakan ini ummnya berbentuk pengawasan
devisa (exchange control). Pengawasan devisa tidak hanya mengatur/mengawasi
lalu lintas tapi juga modal.
5. Pembangunan ekonomi untuk menunjang pembangunan ekonomi suatu
negara pemerintah dapat mengarahkan perdagangan internasionalnya
dengan kebijakan seperti:
• Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang baru tumbuh (infant-
industries).
• Mengurangi impor barang yang nonesensial dan mendorong impor barang-
barang yang lebih esensial.
• Mendorong ekspor

• Kebijakan Ekspor dalam perdagangan Internasional diantaranya:

1. Diskriminasi harga, adalah suatu tindakan dalam penetapan harga barang


yang berbeda untuk suatu negara dengan negara lainnya. Untuk barang
yang sama, harga untuk negara yang satu lebih mahal atau lebih murah
daripada negara lainnya. Hal ini dilakukan atas dasar perjanjian atau dalam
rangka perang aktif.
2. Pemberian premi (subsidi). Kebijakan pemerintah untuk memajukan
ekspor adalah dengan memberi premi kepada badan usaha yang
melakukan ekspor. Pemberian premi (subsidi) itu antara lain berupa
bantuan biaya produksi serta pembebasan pajak dan fasilitas lain, dengan
tujuan agar barang ekspor memiliki daya saing di luar negeri.
3. Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan
menetapkan barang ekspor (harga barang diluar negeri) lebih murah
daripada harga di dalam negeri. Cara ini hanya dapat dilakukan bila pasar
dalam negeri dikendalikan atau dikontrol oleh pemerintah.
4. Politik dagang bebas merupakan suatu kebijakan dimana masing-masing
pemerintah memberi kebebasan dalam ekspor dan impor.
5. Larangan ekspor merupakan kebijakan atas suatu negara untuk melarang
ekspor barang-barang tertentu ke luar negeri. Penyebabnya bisa karena
alasan ekonomi, politik, sosial dan budaya.

• Kebijakan Tarif dan Non-Tarif

Tarif yang merupakan kebijakan perdagangan yang paling umum, adalah sejenis
pajak yang dikenakan atas barang-barang yang diimpor. Tarif spesifik (specific
tariff’s) dikenakan sebagai beban tetap unit barang yang diimpor. Sedangkan tarif
ad valorem (ad valorem tariff’s) adalah pajak yang dikenakan berdasarkan
presentase tertentu dari nilai barang-barang yang diimpor. Tarif merupakan
bentuk kebijakan perdagangan yang paling tua dan secara tradisional telah
digunakan sebagai sumber penerimaan pemerintah sejak lama. Namun, maksud utama
pengenaan tarif biasanya tidak semata-mata memperoleh pendapatan pengisi kas
pemerintah, malainkan juga sebagai suatu alat untuk melindungi sektor-sektor tertentu
didalam negeri dari tekanan persaingan produk impor.

• Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu:

1. Bea ekspor (export duties) adalah pajak atau bea yang dikenankan
terhadap barang yang diangkut menuju negara lain (diluar custom area).
2. Bea transito (transit duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan barang-
barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir
barang tersebut negara lain.
3. Bea impor (import duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang masuk dalam suatu negara (didalam custom area).

• Jenis Tarif
1. Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam
presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
2. Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap
ukuran fisik daripada barang.
3. Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang merupakan
kombinasi antara specific dan ad valorem. Misalnya suatu barang tertentu
dikenakan 10% tarif ad valorem ditambah Rp 20.000 untuk setiap unit.

• System Tarif
1. Single-column tariffs: sistem di mana untuk masing-masing barang hanya
mempunyai satu macam tarif. Biasanya sifatnya autonomous tariffs (tarif
yang tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu negara tanpa persetujuan
dengan negara lain). Kalau tingginya tarif ditentukan dengan perjanjian
dengan negara lain disebut conventional tariffs.
2. Double-column tariffs: sistem di mana untuk setiap barang mempunyai 2
(dua) tarif. Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan undang-
undang, maka namanya : “bentuk maksimum dan minimum”.
3. Triple-column tariffs: biasanya sistem ini digunakan oleh negara penjajah.
Sebenarnya sistem ini hanya perluasan daripada double column tariffs,
yakni dengan menambah satu macam tariff preference untuk negara-
negara bekas jajahan atau afiliasi politiknya. Sistem ini sering disebut
dengan nama “preferential system”

• Kebijakan Perdagangan lainnya


Sesungguhnya, tarif itu adalah bentuk atau jenis kebijakan kebijakan
perrdagangan yang paling sederhana. Dalam praktek perdagangan dunia di era
modern ini, kebanyakan pemerintah melakukan campur tangan dalam kegiatan
perdagangan Internasional dengan menggunakan instrument-instrumen kebijakan
lainnya yang lebih kompleks. Ada tiga kebijakan ekonomi/perdagangan
internasional lainnya, antara lain:

1. Politik Proteksi Politik Proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk


melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry)
dan persaingan-persaingan barang-barang impor. Tujuan kebijakan
proteksi adalah:
a. Memaksimalkan produksi dalam negeri.
b. Memperluas lapangan kerja.
c. Memelihara tradisi nasional.
d. Menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan
diri pada satu komoditi andalan.
e. Menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu jika
bergantung pada negara lain.

2. Politik Dagang Bebas Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah


untuk mengadakan perdagangan bebas antarnegara. Pihak-pihak yang
mendukung kebijakan perdagangan bebas mengajukan alasan bahwa
perdagangan bebas akan memungkinkan bila setiap negara berspesialisasi
dalam memproduksi barang dimana suatu negara memiliki keunggulan
komparatif.
3. Politik Autarki Politik autarki adalah kebijakan perdagangan dengan
tujuan untuk menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik
pengaruh politik, ekonomi, maupun militer, sehingga kebijakan ini
bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional yang
menganjurkan adanya perdagangan bebas. itu seorang importir dalam
melaksanakan pembayarannya harus membeli uang dolar terlebih dahulu
pada suatu bank devisa dengan kurs yang berlaku, kemudian ditransfer
kepada eksportir di Amerika.

Intervensi Perdagangan Internasional

Peran intervensi pemerintah telah menjadi fenomena umum dalam pembangunan


ekonomi terutama di negara-negara berkembang. Intervensi yang melebihi
kapasitas ternyata telah mendorong terjadinya distorsi ekonomi. Karena
kecenderungan tersebut diikuti oleh moralitas yang lemah dari pelaku-pelaku
ekonomi yang telah berubah menjadi rezim ekonomi yang serakah dan tidak
efisien.
Oleh sebab itu, paradigma baru seyogyanya memposisikan intervensi pemerintah
sebagai faktor pendorong efisiensi perekonomian bilamana proses pengalokasian
sumberdaya, dalam beberapa hal, tidak mungkin diserahkan kepada mekanisme
pasar. Peranan pemerintah dalam pembangunan ekonomi merupakan kunci
menuju masyarakat yang lebih makmur, bahkan diharapkan Indonesia bisa
menjadi Negara yang maju dan Negara industri. Negara terbelakang atau Negara
berkembang begitu besarnya dan masalah ekonomi tidak bisa diserahkan begitu
saja pada mekanisme bebas kekuatan-kekuatan ekonomi. Untuk itu dalam
upayamenyeimbangkan pertumbuhan berbagai sektor perekonomian hingga
penawaran harus sesuai dengan permintaan. Hal ini dibutuhkan pengawasan dan
pengaturan oleh Negara atau pemerintah dalam upaya mencapai pertumbuhan
yang seimbang.
Kesimbangan membutuhkan suatu pengawasan terhadap produksi, distribusi dan
konsumsi komoditas. Pemerintah harus membuat suatu rencana pengawasan fisik
serta langkah-langkah fiscal dan moneter yang perlu dilakukan. Langkah-langkah
tersebut tidak dapat dihindarkan dalam upaya mengurangi ketidakseimbangan
ekonomi dan sosial yang mengancam Negara berkembang. mengatasi perbedaan
sosial dan menciptakan psikologis, ideologi, sosial, dan politik yang
menguntungkan bagi pembangunan ekonomi menjadi tugas penting pemerintah.

• Fungsi pemerintah di bidang ekonomi

Menurut kaum klasik mengatakan bahwa yang penting bagi Pemerintah adalah
tidak mengerjakan aktivitas–aktivitas yang telah dikerjakan oleh para individu,
entah itu baik atau jelek, tetapi Pemerintah hendaknya mengerjakan aktivitas–
aktivitas yang sama sekali tidak/belum pernah dikerjakan oleh sektor swasta baik
secara perorangan maupun bersama–sama. Menurut Adam Smith( klasik ),
Pemerintah memiliki 3 fungsi yaitu:

1. Fungsi pemerintah untuk memelihara keamanan dalam negeri dan


pertahanan. Agar warganegara dapat melakukan kegiatan usaha dengan
tenang dan nyaman.

2. Fungsi pemerintah untuk menyelenggarakan peradilan. Agar setiap warga


memiliki hak dan kewajiban yang sama.

3. Fungsi pemerintah untuk menyediakan barang-barang yang tidak


disediakan. Agar warga Negara mendapat kemudahan-kemudahan dalam
menjalankan kegiatan usaha.

Dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu, dan anggota masyarakat


tidak hanya tergantung pada peranan pasar melalui sektor swasta. Peran
pemerintah dan mekanisme pasar (interaksi permintaan dan penawaran pasar)
merupakan hal yang bersifat komplementer (bukan substitusi) dengan pelaku
ekonomi lainnya. Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga
pemerintah), memiliki fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi
sebagai stabilisasi, alokasi, dan distribusi. Adapun
penjelasannya sebagai berikut:

1. Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan


ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan, dan keamanan.
2. Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan
jasa publik seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan
fasilitas penerangan, dan telepon.

3. Fungsi Distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam pemerataan atau


distribusi pendapatan masyarakat

Perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut:

1. Pembangunan ekonomi dibanyak negara umumnya terjadi akibat


intervensi pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung.
Intervensi pemerintah diperlukan dalam perekonomian untuk mengurangi
dari kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga monopoli
dan dampak negatif kegiatan usaha swasta contohnya pencemaran
lingkungan.
2. Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang
dibuat pemerintah. Aturan ini memberikan landasan bagi penerapan aturan
main, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang
melanggarnya. Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena
mekanisme pasar saja tidak dapat menyelesaikan semua persoalan
ekonomi. Untuk menjamin efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi,
peran dan fungsi pemerintah mutlak diperlukan dalam perekonomian
sebagai pengendali mekanisme pasar

3. Kegagalan pasar (market failure) adalah suatu istilah untuk menyebut


kegagalan pasar dalam mencapai alokasi atau pembagian sumber daya
yang optimum. Hal ini khususnya dapat terjadi jika pasar didominasi oleh
para pemasok monopoli produksi atau konsumsi dan sebuah produk
mengakibatkan dampak sampingan (eksternalitas), seperti rusaknya
ekosistem lingkungan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, negara
atau pemerintah memiliki fungsi yang penting dalam kehidupan ekonomi,
terutama yang berkaitan dengan penyediaan barang dan jasa. Barang dan
jasa tersebut sangat diperlukan masyarakat dan disebut sebagai kebutuhan
publik

• Intervensi Pemerintah secara Langsung

1) Penetapan Harga Minimum (floor price)

Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh pemerintah
bertujuan untuk melindungi produsen, terutama untuk produk dasar pertanian.
Misalnya harga gabah kering terhadap harga pasar yang terlalu rendah. Hal ini
dilakukan supaya tidak ada tengkulak (orang/pihak yang membeli dengan harga
murah dan dijual kembali dengan harga yang mahal) yang membeli produk
tersebut diluar harga yang telah ditetapkan pemerintah. Jika pada harga tersebut
tidak ada yang membeli, pemerintah akan membelinya melalui BULOG (Badan
Usaha Logistik) kemudian didistribusikan ke pasar. Namun, mekanisme
penetapan harga seperti ini sering mendorong munculnya praktik pasar gela, yaitu
pasar yang pembentukan harganya di luar harga minimum

2) Penetapan Harga Maksimum (ceiling price)

Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dilakukan
pemerintah bertujuan untuk melindungi konsumen. Kebijakan HET dilakukan
oleh pemerintah jika harga pasar dianggap terlalu tinggi diluar batas daya beli
masyarakat (konsumen). Penjual tidak diperbolehkan menetapkan harga diatas
harga maksimum tersebut. Contoh penetapan harga maksimum di Indonesia
antara lain harga obat-obatan diapotek, harga BBM, dan tariff angkutan atau
transportasi seperti tiket bus kota, tarif kereta api dan tarif taksi per kilometer.
Seperti halnya penetapan harga minimum, penetapan harga maksimum juga
mendorong terjadinya pasar gelap.
• Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung

1) Penetapan Pajak

Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengenakan


pajak yang berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Misalnya untuk melindungi
produsen dalam negeri, pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak yang tinggi
untuk barang impor. Hal tersebut menyebabkan konsumen membeli produk dalam
dalam negeri yang harganya relatif lebih murah.

2) Pemberian Subsidi

Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur tangan dalam pembentukan


harga pasar yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi biasanya diberikan
pemerintah kepada perusahaan- perusahaan penghasil barang kebutuhan pokok.
Subsidi juga diberikan kepada perusahaan yangbaru berkembang untuk menekan
biaya produksi supaya mampu bersaing terhadap produk-produk impor. Kebijakan
ini ditempuh pemerintah dalam upaya pengendalian harga untuk melindungi
produsen maupun konsumen sekaligus untuk menekan laju inflasi.

3) Masalah Kemiskinan

Kemiskinan merupakan suatu keadaan ketidakmampuan yang bersifat ekonomi


(ekonomi lemah) jadi dimana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok
(kebutuhan primer) karena pendapatannya rendah. Kemiskinan terjadi karena
beberapa faktor. Karena rendahnya pendapatan yang menyebabkan rendahnya
daya beli. Selain itu karena rendahnya pendidikan masyarakat sehingga
masyarakat tidak mendapatkan hidup yang layak. Untuk mengatasi kemiskinan
yaitu dengan cara membantu masyarakat pemerintah melakukan program
‘Program Inpres Desa Tertinggal’ atau IDT, pemberian kredit untuk para petani
dan pengasuh kecil berupa ‘Kredit Usaha Kecil’ atau KUK, Kredit Modal Kerja
Permanen (KMKP), Program Kawasan Terpadu (PKT), Program Gerakan Orang
Tua Asuh (GN-OTA), Raskin, Bantuan Langsung Tunai (BLT), serta program-
program lainnya.

• Inflasi

Inflasi atau kenaikan harga umum secara terus-menerus dianggap berbahaya


karena dapat menyebabkan dampak negatif seperti menurunkan tingkat
kesejahteraan rakyat, memburuknya distribusi pendapatan, dan mengganggu
stabilitas ekonomi. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah
sebagai berikut:
a. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa

b. Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.

c. Kenaikan harga barang impor

d. Penambahan penawaran uang dengan cara mencetak uang baru

e. Kekacauan politik dan ekonomi seperti yang pernah terjadi di Indonesia


tahun 1998.

Akibatnya angka inflasi mencapai 58,5%. Untuk mengatasi masalah inflasi


salah satu caranya yakni dengan operasi pasar untuk meninjau harga
supaya harga tidak terlalu tinggi dipasaran, memberikan subsidi untuk
membantu masyarakat yang ekonominya masih rendah, dan menurunkan
pajak untuk meringankan beban produsen dan konsumen.

• KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER

1. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal berhubungan erat dengan kegiatan pemerintah sebagai pelaku


sektor publik. Kebijakan fiskal dalam penerimaan pemerintah dianggap sebagai
suatu cara untuk mengatur mobilisasi dana domestik, dengan instrumen utamanya
perpajakan. Dinegara sedang berkembang seperti Indonesia, kebijakan moneter
dan kebijakan luar negeri belum berjalan seperti yang diharapkan. Dengan
demikian, peranan kebijakan fiskal dalam bidang perekonomian menjadi semakin
penting. Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah
untuk mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada saat kondisi yang
lebih baik. Caranya yaitu mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pajak (T) dan pengeluaran pemerintah
(G). Kebijakan fiskal pemerintah dapat bersifat ekspansif maupun kontraktif.
Kebijakan yang bersifat ekspansif dilakukan pada saat perekonomian sedang
menghadapi masalah pengangguran yang tinggi. Tindakan yang dilakukan
pemerintah adalah dengan memperbesar pengeluaran pemerintah (misalnya
menambah subsidi kepada rakyat kecil) atau mengurangi tingkat pajak.

2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang digunakan Bank Indonesia
sebagai otoritas moneter, untuk mengendalikan atau mengarahkan perekonomian
pada kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan mengatur jumlah uang yang
beredar (JUB) dan tingkat suku bunga. Kebijakan moneter tujuan utamanya
adalah mengendalikan jumlah uang yang beredar (JUB). Kebijakan moneter
mempunyai tujuan yang sama dengan kebijakan ekonomi pemerintah lainnya.
Perbedaannya terletak pada instrumen kebijakannya.
Jika dalam kebijakan fiscal pemerintah mengendalikan penerimaan dan
pengeluaran pemerintah maka dalam kebijakan moneter Bank Sentral (Bank
Indonesia) mengendalikan jumlah uang yang bersedar (JUB). Melalui kebijakan
moneter, Bank Sentarl dapat mempertahankan, menambah, atau mengurangi JUB
untuk memacu pertumbuhan ekonomi sekaligus mempertahankan kestabilan
harga-harga. Berbeda dengan kebijakan fiskal, kebijakan moneter memiliki selisih
waktu (time lag) yang relatif lebih singkat dalam hal pelaksanaannya. Hal ini
terjadi karena Bank Sentral tidak memerlukan izin dari DPR dan kabinet untuk
melaksanakan kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah yang sedang
dihadapi dalam perekonomian.
3. Rasio Cadangan Wajib ( Reserve Requirement Ratio )
Penetapan ratio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang yang beredar.
Jka rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit
akan lebih kecil dibandingkan sebelumnya. Selain ketiga instrumen yang bersifat
kuantitatif tersebut, pemerintah dapat melakukan himbauan moral (moral
suasion). Misalnya untuk mengendalikan Jumlah Uang Beredar (JUB)
dimasyarakat, Bank Indonesia melalui Gubernur Bank Indonesia memberi saran
supaya perbankan mengurangi pemberian kredit ke masyarakat atau ke sektor-
sektor tersebut.

4. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri

Kebijakan Perdagangan Luar Negeri merupakan salah satu bagian kebijakan


ekonomi makro. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri adalah peraturan yang
dibuat oleh pemerintah yang mempengaruhi struktur atau komposisi dan arah
transaksi perdagangan serta pembayaran internasional. Karena merupakan salah
satu bagian dari kebijakan ekonomi makro maka kebijakan perdagangan
internasional bekerja sama dengan baik dengan kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter.

• Tujuan dari kebijakan perdagangan luar negeri yaitu sebagai


berikut:

1) Melindungi kepentingan nasional dari pengaruh negatif yang berasal dari


luar negeri seperti dampak inflasi di luar negeri terhadap inflasi di dalam
negeri melalui impor atau efek resesi ekonomi dunia (krisis global)
pertumbuhan ekspor Indonesia.

2) Melindungi industri nasional dari persaingan barang-barang impor.


3) Menjaga keseimbangan neraca pembayaran sekaligus menjamin
persediaan valuta asing (valas) yang cukup, terutama untuk kebutuhan
impor dan pembayaran cicilan serta bunga utang luar negeri.

4) Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil

5) Meningkatkan kesempatan kerja

Pengembangan Sistem Perdagangan dunia

• Sejarah sistem perdagangan internasional


Kegiatan ekonomi yang mencakup perdagangan memiliki peran yang sangat
penting bagi perkembangan dan pembangunan masyarakat dalam suatu negara.
Kegiatan perdagangan yang lancar bersamaan dengan minimnya hambatan akan
memudahkan aktor-aktor baik individu maupun negara untuk dengan mudah
mendapatkan keuntungan. Hal ini sangat membantu pembangunan nasional
sebuah negara. Mulai dari penanaman modal asing sampai penjualan barang dan
jasa. Kegiatan tersebut pasti akan melibatkan sebuah negara dengan negara
lainnya, sehingga dibutuhkan peraturan tertentu yang menjamin bahwa kedua
pihak yang bersangkutan tidak mendapat kerugian. Melalui kegiatan ekspor dan
impor sebuah negara dapat memanfaatkan potensi di negara dengan sebaik-
baiknya untuk disebarkan ke negara-negara lain yang membutuhkan dan
menerima potensi yang kurang dari negara-negara lain yang memiliki potensi
tersebut. Kegiatan ini akan berjalan dengan baik apabila terdapat aturan atau
perjanjian yang mengikat kedua belah pihak. Namun perbedaan peraturan dari
masing-masing negara seringkali membuat masalah terkait kegiatan ekspor dan
impor, terlebih masing-masing negara mengeluarkan kebijaknnya masing-masing
untuk mencapai tujuan nasionalnya. Sehingga dibutuhkan sebuah lembaga atau
badan yang dapat memayungi segala aturan-aturan terkait perdagangan dan
menjadi dasar dari segala bentuk perjanjian agar kegiatan perdagangan antar
negara dapat berlangsung dengan baik.

Dalam menjelaskan sejarah sistem perdagangan dunia penulis membagi menjadi


empat periode yaitu :
1. pertama pada periode tahun 1500-1700 dimana pada masa tersebut
muncul konsep merkantilisme sebagai dasar filosofi negara barat.

2. kedua pada periode tahun 1815-1914 yang di kenal sebagai zaman


keemasan perdagangan dunia dimana dimulai dari berakhirnya Perang
Napoleon hingga pecahnya Perang Dunia I dan berjalannya sistem
perekonomian liberalisme.

3. ketiga pada periode tahun 1918-1941 atau dikenal dengan periode


fragmentasi dan mulai pecahnya Perang Dunia II dan krisis melanda
berbagai negara sehingga menimbulkan kegaduhan suasana internasional
yang menimbulkan konflik bukan hanya ekonomi melainkan konflik
politik dan militer.

4. keempat pada periode tahun 1945-1994 atau pasca Perang Dunia II dimana
muncul sistem bipolaritas yang menyebabkan negara-negara di dunia
menjadi dua blok yaitu blok barat dan blok sosialis-marxis dan pada masa
inilah muncul upaya-upaya yang dilakukan negara untuk membuat suatu
perundingan yang menghasilkan regulasi dan peraturan mengenai
perdagangan.

• World Trade Organization sebagai sistem perdagangan Internasional


WTO (World Trade Organization) merupakan lembaga kerjasama perdagangan
dunia yang masih beroperasi hingga saat ini. Tujuan utama dari sistem
perdagangan ini adalah untuk membantu jalur perdagangan sebebas mungkin dan
menghilangkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan menghilangkan hambatan-
hambatan perdagangan akan membantu meningkatkan pembangunan ekonomi
dan kesejahteraan negara-negara.9 WTO hingga saat ini memiliki anggota 164
negara sejak 29 Juli 2016.
10 Dalam bekerja WTO melakukan beberapa tugas yang tujuannya membantu
negara-negara dalam menyelesaikan masalah-masalah perdagangan. Pekerjaan
yang dilakukan oleh WTO seperti negosiasi perdagangan, implementasi dan
pemantauan hasil negosiasi perdagangan, penyelesaian sengketa perdagangan,
membangun kapasitas perdagangan, dan mengadakan dialog dengan organisasi
non pemerintah, anggota parlemen, dan organisasi internasional lain yang
berkaitan depan isu-isu perdagangan.
WTO memiliki sejarah yang cukup panjang mulai dari perkembangan lembaga
perdagangan dunia hingga nama yang digunakan. Pada awalnya tahun 1947
Perundingan Jenewa melakukan sebuah perencanaan perumusan Piagam ITO
yang nantinya akan dibahas negara- negara pada Konferensi Havana.12
Perundingan ini bukan hanya membahas perencanaan pembentukan ITO namun
juga penurunan bea masuk atau tariff yang nantinya menjadi bagian penting
dalam GATT.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Instrumen Kebijakan Perdagangan Internasional
• kebijakan ekonomi internasional
• Kebijakan Ekspor dalam perdagangan Internasional
• Kebijakan Tarif dan Non-Tarif
• Kebijakan Perdagangan lainnya
• Macam-Macam Tarif

2. Intervensi Perdagangan Internasional


• Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung
• Intervensi Pemerintah secara Langsung
• Kebijakan Fiskal dan moneter
• Inflasi

3. Pengembangan system perdagangan dunia


• Sejarah system perdagangan internasional
• World Trade Organization sebagai sistem perdagangan Internasional
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/21971951/Makalah_kebijakan_ekonomi_dan_perdaga
ngan_Internasional.

intervensi+dalam+perdagangan+internasional&rlz=1C1YTUH_enID929ID929
&oq=&aqs=chrome.6.35i39i362l8. 8.3167509j0j15&sourceid=chrome&ie=UT
F-8

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210920150156-97-696831/jenis-dan-
sistem-perdagangan-internasional

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210614142658-97-654095/sejarah-
berdirinya-wto-organisasi-perdagangan-dunia.

Anda mungkin juga menyukai