Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BISNIS INTERNASIONAL

“Kebijakan Pemerintah dan Perdagangan Internasional”

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 6

ATIKA A021181037

NUR FADILLAH RIFAI A021181047

ALDI FADLIADI A021181501

KHAIRIL AMRI SYAMSUDDIN A021181351

SYAHRIAL REZA MANNARAI IMRAN A021181517

DEWI PUTRI JANUARTI P A021181522

NURUL AULIA MUSTAMIN A021181516

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa yang senantiasa
memberikan segala rahmat hidayah-Nya sehinggga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Tak lupa pula penulis kirimkan salah dan sholawat kepada nabi junjungan kita yaitu nabi
besar Muhammad SAW yang telah mengangkat derajat manusia dari alam gelap gulita
menuju alam terang benderang seperti sekarang ini, tanpa adanya belia sebagai arah kita
mungkin kita tidak ada seperti saat ini dan semoga kita sebagai manusia yang berintelektual
bisa mengikuti jejak nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun untuk mengetahui ”Kebijakan Pemerintah dan Perdagangan


Internasional” dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca maupun pendengar lebih
membuka wawasan berfikir dalam mengetahui sebagaimana pentingnya kebijakan
pemerintah dalam melakukan perdagangan internasional di era globalisasi. Selain itu dengan
adanya perdagangan Internasioanal tentunya diharapkan bagi suatu negara dapat mematuhi
peraturan yang berlaku dalam Perdagangan Internasional. Dengan adanya kebijakan
Perdagangan Internasional Indonesia dapat melakukan perdagangan eksopr impor dengan
baik terhadap negara lain.

Perdagangan Internasional ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan


perekonomian negara, sehingga dengan adanya Perdagangan Internasional tentunya dapat
meningkatkan surplus negara dengan hasil ekspor, kami harapkan ekspor lebih banyak
dibandingkan impor. Di dalam melakukan peranan tersebut kita harus mematuhi kebijakan
yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, hal ini dilakukan untuk memberikan keamanan dan
kenyaman dalam melakukan transaksi Perdagangan Internasional

Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu teman-teman untuk mengetahui
lebih dalam tentang Kebijakan Pemerintah dan Perdagangan Internasional, dan penulis
berharap makalah ini dapat menjadi rujukan dan tolak ukur dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan tentang Perdagangan Internasional.

Makassar, 5 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perdagangan Internasional

2.2 Kebijakan Perdagangan Internasional oleh Pemerintah

2.3 Manfaat Kebijakan Perdagangan Internasional

2.4 Peran Pemerintah dalam Perdagangan Internasional

2.5 Motif campur tangan Pemerintah didalam arus bebas perdagangan

2.6 Kebijakan Ekonomi Indonesia dan Tantangannya

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi adalah pengintegrasian internasional individu-individu dengan jaringan-


jaringan informasi serta institusi ekonomi sosial dan politik yang terjadi secara cepat dan
mendalam pada takaran yang belum pernah dialami selama sejarah dunia sebelumnya
(Deliarnov, 2006:201). Proses globalisasi ekonomi adalah perubahan perekonomian dunia
yang bersifat mendasar atau struktural dan proses ini akan berlangsung terus dengan laju
yang akan semakin cepat mengikuti perubahan teknologi yang juga akan semakin cepat dan
peningkatan serta perubahan pola kebutuhan masyarakat dunia. Perkembangan ini telah
meningkatkan kadar hubungan saling ketergantungan ekonomi dan juga mempertajam
persaingan antar negara, tidak hanya dalam perdagangan internasional tetapi juga dalam
investasi, keuangan, dan produksi. Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya
batas-batas geografi dari kegiatan ekonomi atau pasar secara nasional atau regional, tetapi
semakin mengglobal menjadi “satu” proses yang melibatkan banyak negara. Globalisasi
ekonomi biasanya dikaitkan dengan proses internasionalisasi produksi, perdagangan dan
pasar uang. Globalisasi ekonomi merupakan suatu proses yang berada diluar pengaruh atau
jangkauan kontrol pemerintah, karena proses tersebut terutama digerakkan oleh kekuatan
pasar global, bukan oleh kebijakan atau peraturan yang dikeluarkan oleh sebuah pemerintah
secara individu.

Kebijakan perdagangan internasional yang dianut tiap negara berbeda-beda. Ada


negara yang menganut kebijakan perdagangan proteksionis (perlindungan), ada pula yang
menganut kebijakan perdagangan bebas (free trade). Baik negara yang menganut kebijakan
perdagangan proteksionis maupun yang menganut kebijakan perdagangan bebas, pada
umumnya melakukan kebijakan perdagangan internasional dengan tujuan:

1. Mengendalikan Ekspor dan Impor

2. Melindungi produksi dalam negeri

3. Meningkatkan pendapatan negara

Sebagaimana di sebutkan diatas, kebijakan perdagangan setiap negara berbeda dengan


negara lain. Semakin bebasnya perdagangan internasional maka dirasa perlu adanya sebuah
institusi untuk mengatur perdagangan internasional tersebut agar perdagangan internasional
dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya. WTO (World Trade Organization)
muncul sebagai organisasi perdagangan internasional terbesar didunia yang didalamnya
mengatur lalu lintas perdagangan, pembuat kebijakan perdagangan bahkan juga sebagai
wadah bagi negara-negara anggotanya untuk menyelesaikan apabila ada sengketa
perdagangan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Perdagangan Internasional?

2. Apa-apa saja kebijakan Pemerintah dalam Perdagangan Internasional?

3. Jelaskan Manfaat dari Kebijakan Perdagangan Internasional?

4. Peran Pemerintah dalam Perdagangan Internasional?

5. Tuliskan dan Jelaskan Motif campur tangan Pemerintah didalam arus bebas perdagangan?

6. Apa-apa saja kebijakan Ekonomi dan Tantangannya?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Perdagangan Internasional
2. Untuk mengetahui kebijakan Pemerintah dalam Perdagangan Internasional
3. Untuk mengetahui manfaat dari Kebijakan Perdagangan Internasional
4. Untuk mengetahui peran Pemerintah dalam melakukan Perdagangan Internasional
5. Untuk mengetahui motif campur tangan Pemerintah didalam arus bebas perdagangan
6. Untuk mengetahui Kebijakan Ekonomi dan Tantangannya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk disuatu


negara dengan penduduk di negara lain atas dasar kesepakatan bersama Sejak perkembangan
bisnis dalam lingkup internasional berkembang pesat dan mempengaruhi kehidupan suatu
negara secara menyeluruh maka pemerintah sebagai pemegang otoritas untuk mengatur
rakyatnya mulai memiliki andil guna menciptakan stabilisasi di berbagai bidang baik dalam
ekonomi, sosial namun juga keamanan bagi warga negaranya. Perdagangan merupakan
kegiatan perekonomian yang dilakukan antar manusia. Perdagangan Internasional yaitu
secara sederhana adalah kegiatan perdagangan yang dilakukan antara kedua belah pihak yang
berbeda negara.

Biasanya pembeli dan penjual harus mendiskusikan transaksi dengan perbedaan


nagara satu dengan negara lain. Perdagangan pada dasarnya adalah dimotivasi oleh
kebutuhan. Hal ini bisa dilhat dari bentuk awalnya yang melibatkan teknik barter. Hal ini bisa
dilihat dari bentuk awalnya yang melibatkan teknik barter. Tapi semenjak ada perkembangan
mata uang, perdagangan mulai beralih motivasinya. Sekarang motivasi perdagangan adalah
untuk memenuhi kebutuhan sekaligus mendapatkan keuntungan. Hal inilah yang membuat
perdagangan tidak sekedar pertukaran jika dilihat di dunia modern. Dalam kegiatan
perdagangan penjual dan pembeli berusaha mendapatkan sesuatu yang lebih.

Ada 2 teori yang populer dalam Perdagangan Internasional yaitu:

 Teori Keunggulan Mutlak


Teori ini diajukan oleh Adam Smith dalam bukunya Wealth Of Nation. Teori ini
menyatakan bahwa perdagangan internasional akan memberikan keuntungan pada
negara yang dapat memproduksi barang secara lebih efisien dibanding negara lain.
 Teori Keunggulan yang Komparatif
Teori yang diutarakan oleh David Ricardo yang menyatakan bahwa meskipun suatu
negara tidak memiliki keunggulan mutlak dalam produksi suatu barang, negara tersebut
tetap dapat melakukan perdagangan internasional untuk barang yang paling efisien
untuk diproduksi.

 Faktor-faktor pendorong Perdagangan Internasional


1. Ketersedian sumber daya alam
2. Kebutuhan barang dalam negeri
3. Mendapatkan keuntungan dari negara lain
4. Keinginan menjalin dengan negara lain
 Jenis-jenis Perdagangan Internasional
 Perdagangan bilateral, Perdagangan ini meliputi dua negara saja. Contohnya adalah
perjanjian antara Indonesia dan Jepang seperti yang dijelaskan sebelumnya.
 Perdagangan Regional, perdagangan yang dilakukan negara-negara dalam kawasan
tertentu. Hal ini bisa dilihat dalam organisasi antar negara seperti ASEAN dan Uni
EROPA.
 Perdagangan Multilateral , perdagangan yang dilakukan antar negara yang tidak dibatasi
lokasi. Hal ini biasanya dilakukan antar anggota organisasi negara iternasional seperti
IMF dan WTO.

2.2 Kebijakan Perdagangan Internasional oleh Pemerintah

1. Kebijakan politik proteksi

Kebijakan ini merupakan dari pemerintah secara langsung untuk melakukan


perlindungan industri dalam suatu negara yang menjadi pelaku impor. Proteksi ini bertujuan
untuk memperluas lapangan perkerjaan, membuat produksi dalam negeri menjadi maksimal,
menjaga kestabilan perdagangan internasional dan memelihara tradisi perdagangan.

2. Kebijakan bea cukai dan tarif perdagangan

Pada waktu melakukan perdagangan International keluar negeri harus ada bea masuk.
Adanya kebijakan ini membuat produksi barang impor dan ekspor makin aman. Tentunya
barang yang masuk dengan bea cukai tidak menjadi barang illegal karena sudah diizinkan
oleh suatu negara. Kebijakan ini dilakukan terus hingga saat ini.

3. Kebijakan politik free trade (perdagangan bebas)

Politik free trade tidak melarang siapapun untuk melakukan perdagangan ke negara lain.
Pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan ini dengan dukungan pihak-pihak terkait. Alasan
dikeluarkannya kebijakan ini yaitu bila suatu negara terus melakukan perdagangan
International, mengindikasikan bahwa produksi barangnya termasuk unggul sekali.

4. Kebijakan impor

Pada kebijakan perdagangan International lebih ditekankan pada pelarangan. Pemerintah


melarang melakukan impor untuk melakukan perdagangan dengan alasan tertentu. Adapun
alasan tersebut yaitu impor barang menjadi turun, harga barang mengalami kenaikan yang
tinggi, produksi barang makin meningkat dan jumlah barang menurun.

5. Kebijakan politik autarki

Kebijakan perdagangan International ini sangat bertentangan dengan politik perdagangan


bebas. Pasalnya kebijakan perdagangan autarki menekankan untuk menghindari pengaruh
yang berasal dari negara lainnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh perdagangan International
harus menurut keyakinan sendiri yang melihat aspek ekonomi, militer dan politik.
6. Kebijakan subsidi

Perlu Anda ketahui bahwa kebijakan subsidi merupakan pembatasan yang dilakukan
pemerintah untuk menutupi harga barang produksi. Kebijakan ini memberikan dalampak dari
perdagangan International. Dampaknya yaitu harga barang tetap, produksi barang dalam
negara meningkat, impor barang turun dan jumlah barang pada pasar tetap.

7. Kebijakan Kuota

Perdagangan internasional identik dengan produksi barang yang dikirim ke luar dan
dalam negara. Tidak semua barang dapat masuk kedalam suatu negara karena harus
dilakukan penjaringan. Tujuan penjaringan yaitu untuk pembatasan kuota, supaya barang
yang masuk dan keluar negara menjadi seimbang. Pada umumnya kuota diterapkan pada
beberapa contoh komoditi seperti kayu gaharu, buah kentang, bawang merah, beras organik,
scrap besi, produk besi baja dan beberapa komoditi lain sejenisnya

8. Kebijakan Dumping

Pemerintah mengeluarkan kebijakan perdagangan International dumping yaitu sebagai


diskriminasi harga. Penjualan barang yang dilakukan oleh semua para produsen lebih murah
bila dalam negeri. Berbeda kalau penjualan keluar negeri, barang bisa dipatok lebih mahal.
Hal ini berpengaruh pada kurva permintaan yang lebih inelastis.

9. Kebijakan Premi

Kebijakan ini terlihat sangat fantastis karena premi atau sebuah bonus akan diberikan
pada produsen yang mencapai target penjualan dari pemerintah. Biasanya target penjualan ini
hanya diketahui oleh para pelaku perdagangan internasional. Pemerintah akan membayar
hasil produksi untuk beberapa unit pada barang yang akan diekspor.

10. Kebijakan Larangan Pembatasan Ekspor dan Impor

Biasanya suatu negara tidak menyetujui penjualan produk dari negara tertentu. Hal ini
disebabkan oleh produk tersebut tidak dibutuhkan oleh suatu negara sehingga ada kebijakan
larangan ekspor yang dikeluarkan pemerintah. Demi adanya proses kelancaran perdagangan
maka, kebijakan larangan ekspor ini sudah diterapkan sejak dulu. Kebijakan juga
menghindari supaya tidak ada barang yang masuk kedalam negara secara illegal, sehingga
terbukti sangat aman.

2.3 Manfaat Kebijakan Perdagangan Internasional

Kebijakan perdagangan International memberikan manfaat bagi suatu negara. Lebih


mengejutkan bahwa kebijakan ini mengikat pada beberapa bidang penting dalam suatu
negara. Yaitu:
1. Bidang politik

Dalam bidang politik adanya perdagangan mampu menjalin kerja sama dengan negara
lain. Kerja sama politik ini membuat kekuatan militer suatu negara makin kuat. Bila
membutuhkan kekuatan politik maka, negara lain pasti siap membantu.

2. Bidang sosial

Manfaat dari kebijakan perdagangan International dalam ini adalah dapat meminimalisir
terjadinya krisis dan menjalin hubungan sosial yang baik dengan negara lain. Hubungan baik
tersebut terus terjalin selama melakukan perdagangan International. Adanya kelancaran
hubungan sosial maka, kedamaian bisa tercipta untuk kedua belah pihak.

3. Bidang ekonomi

Perdagangan International sangat bermanfaat sekali dalam bidang ekonomi ini. adapun
manfaatnya yaitu dapat menambah pendapatan negara, menciptakan kemakmuran,
pemenuhan kebutuhan suatu negara, menciptakan lapangan pekerjaan, membuat
perkembangan produksi barang meningkat dan memberikan devisa untuk negara.

2.4 Peran Pemerintah dalam Perdagangan Internasional

Dalam melakukan bisnis internasionalnya perusahaan akan mendukung tidak adanya


peran pemerintah yang signifikan, karena mereka menganggap bahwa peran pemerintah
melalui kebijakan yang dikeluarkannya akan mengurangi gerak dan keuntungan dari
perusahaan. Namun di sisi lain perusahaan juga diperlukan dalam jaminan perlindungan.
Menurut Adam Smith( klasik ) , Pemerintah memiliki bebepa fungsi yaitu :

1. Fungsi pemerintah untuk memelihara keamanan dalam negeri dan pertahanan. Agar
warganegara dapat melakukan kegiatan usaha dengan tenang dan nyaman.
2. Fungsi pemerintah untuk menyelenggarakan peradilan, agar setiap warga memiliki
hak dan kewajiban yang sama.
3. Fungsi pemerintah untuk menyediakan barang-barang yang tidak disediakan. agar
warga negara mendapat kemudahan-kemudahan dalam menjalankan kegiatan usaha.

Di samping itu pemerintah juga lebih berperan sebagai fasilitator dan tetap memberikan
kebebasan atas hak pribadi untuk mengembangkan bisnis. Fasilitas yang pertama ialah berupa
infrastruktur baik berupa tempat transit bisnis maupun fasilitas kemudahan dalam proses
perijinan bisnis, kedua ialah hukum ketertiban serta rent seeking, ketiga ialah minimalisir
resiko melaui kebijakan investasi dan perdagangan interansional (kumar, 2011). Selain itu
pemerintah juga perlu untuk mengelola bisnisnya dengan menjaga nilai tukar uang serta
inflasi. Bisnis internasional yang dilakukan melibatkan mobilitas modal, pembentukan
manufaktur dan pusat perdagangan serta pergerakan teknisi maupun manajer lintas batas
negara yang juga memerlukan peran dari pemerintah. Pemerintah sendiri mampu
memberikan modal guna memperlancar kegiatan bisnis internasional karena pemerintah
tentunya ingin meningkatkan pendapatan negaranya. Bila pemerintah memberlakukan
peraturan atau hukum dalam bisnis di negaranya maka bisnis tersebut secara tersirat memiliki
perlindungan hukum atas kontrak yang telah dilakukan di awal pemerintah berbisnis.

2.5 Motif campur tangan Pemerintah didalam arus bebas perdagangan

1.Agen Pemerintah

Pemerintah selalu memiliki cara untuk melindungi kedaulatan negara agar tetap utuh.
Dalam hal perekonomian internasional khususnya perdagangan internasional, pemerintah
dalam beberapa situasi melakukan intervensi dengan tujuan melindingi pasar domestiknya.
Bahasan kali ini akan membahas mengenai peran pemerintah dalam kegiatan bisnis
internasional. Daniels et al (2007) dalam artikelnya Business-Government Trade Relations
menyebutkan terdapat tiga alasan mengapa pemerintah mengintervensi pasar, yaitu politik,
ekonomi, dan budaya. Alasan politik dibalik intervensi pemerintah terhadap perdagangan
internasional antara lain memproteksi lapangan kerja, melindungi keamanan nasional,
sebagai respon terhadap perilaku dagang negara lain yang dianggap tidak adil, dan
meningkatkan pengaruhnya terhadap negara lain (Daniels et al, 2007:172). Hal yang
ditakutkan pemerintah dan juga masyarakat adalah ketika produk-produk lokal tidak mampu
bersaing dengan produk impor yang membanjiri pasaran, yang berakibat pada pengangguran
karena perusahaan lokal yang merugi, yang lebih jauh akan berakibat pada menurunnya
kesejahteraan masyarakat.

Dari segi ekonomi pemerintah mengintervensi pasar sebagai upaya untuk melindungi
industri-industri kecil dan menengah dari kompetisi serta bentuk promosi sebagai kebijakan
strategi perdagangan. Meski demikian terdapat beberapa kelemahan dari strategi
proteksionisme ekonomi ini. Misalnya adalah sulit untuk menentukan industri kecil-
menengah seperti apa yang patut mendapatkan perlindungan, proteksi dari kompetisi
internasional membuat para pengusaha cepat puas dan menjadi kurang kompetitif sehingga
kurang adanya poerbaikan kualitas dari waktu ke waktu, dan lain sebagainya.

2. Agen Swasta

Pemerintah sebagai penyusun utama (exclusive arrangement) dengan perusahaan swasta,


dan risiko seluruhnya diambil alih oleh Pemerintah. Model ini digunakan di Negara – negara
seperti Perancis, Jerman, Belanda, dan Afrika Selatan. Sementara itu, untuk Indonesia yang
lebih memegang peranan dalam pembbiayaan kegiatan ekonomi adalah pemerintah. Dalam
melakukan perdagangan, dengan alasan-alasan budaya, politik, dan ekonomi maka campur
tangan pemerintah dalam arus bebas perdagangan diperlukan.

Motif campur tangan pemerintah didalam arus bebas perdagangan :

1.Motif Budaya

Negara-negara membatasi perdagangan barang dan jasa demi suatu tujuan budaya-
budaya yang paling umum adalah untuk melindungi identitas nasional. Banyak negara
memandang kebudayaan AS sebagai ancaman terhadap kebudayaan nasionalnya sendiri
karena kekuatan global perusahaan-perusahaan AS dalam barang-barag konsumen serta
dalam dunia hiburan dan media.

2.Motif Politik

Mencakup melindungi lapangan pekerjaan, menjaga keamanan nasional, menanggapi


praktek dagang yang tidak adil yang dilakukan oleh negara lain, dan mendapatkan pengaruh
atas negara-negara lain.

3.Regulasi negara

Melindungi industri-industri baru dari persaingan dan mendorong kebijakan


perdagangan strategis. Alat/metode yang paling umum digunakan oleh pemerintah untuk
mendorong perdagangan yaitu :

a. Subsidi

Subsidi adalah bantuan finansial bagi produsen domestik dalam bentuk pembayaran
tunai, pinjaman berbunga rendah, keringanan pajak, atau bentuk lainnya. Bertujuan
membantu perusahaan-perusahaan domestik mengimbangi pesaing internasional.

b. Pembiayaan Ekspor

Pemerintah seringkali mendorong ekspor dengan membantu perusahaan mendanai


kegiatan ekspornya melalui pinjaman atau jaminan pinjaman. Sebagai contoh, dua badan
khusus yang berfungsi membantu perusahaan-perusahaan AS memperoleh pembiayaan
ekspor adalah Export-Import Bank of The United States dan Overseas Private Insurance
Corporation (OPIC).

c. Zona Perdagangan Luar Negeri

Zona perdagangan luar negeri adalah suatu kawasan gegrafis tertentu dimana barang dagang
diperbolehkan masuk dengan bea cukai yang lebih rendah dan/atau prosedur pabean yang
lebih sedikit. Saat ini banyak perusahaan membuat sarana-sarana di zona-zona seperti ini
untuk operasi perakitan akhir produk. Sebagai contoh, pabrik mobil Jepang di Indiana,
Kentucky, Ohio, dan Tennessee ditetapkan sebagai zona perdagangan luar negeri yang
dikelola oleh Departemen Perdagangan AS

d. Badan Pemerintah Khusus

Badan pemerintah khusus ini seringkali didirikan untuk mendorong ekspor suatu Negara.
Badan-badan ini sangat membantu dalam memperoleh kontrak bagi usaha-usaha kecil dan
menengah yang memiliki sumberdaya finansial yang terbatas, juga dapat membantu
perusahaan-perusahaan asing menemukan lokasi yang cocok di negara tuan rumah.
Regulasi negara tuan rumah (host country):

a.) Penundaan Administrasi

Penundaan administrasi merupakan ketentuan pengendali atau peraturan birokratik yang


dirancang untuk menghambat arus impor yang deras ke dalam suatu negara. Tujuan
utamanya adalah proteksionisme.

b.) Pengendalian Mata Uang

Pengendalian mata uang merupakan pembatasan daya konversi suatu mata uang ke dalam
mata uang lainnya atau menetapkan nilai tukar yang tidak menguntungkan bagi pengimpor.

c.) Sistem Perdagangan Internasional

Sistem Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk


suatu Negara dengan penduduk Negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Pengertian
kedua, merupakan hubungan kegiatan ekonomi antarnegara. dengan adanya proses
pertukaran barang atau jasa, atas dasar suka rela dan saling menguntungkan.

Contoh kasus dari Perdagangan Internasional yaitu:

Implikasi Sengketa Kertas Indonesia-Korea Selatan

Permasalahan pembebanan biaya anti-dumping produk kertas Indonesia di Korea


Selatan yang akhirnya di bawa ke WTO dan dibahas dalam Dispute Settlement Body
memberikan beberapa implikasi terhadap hubungan antara Indonesia dan Korea Selatan,
terutama dari sektor industri kertas. Meski Komisi Perdagangan Korea Selatan atau Korean
Trade Commission (KTC) telah memutuskan untuk menghentikan kasus tuduhan dumping
terhadap kertas asal Indonesia, namun para pengusaha Korea belum merespons secara aktif.
Hal tersebut terjadi dikarenakan penghentian kasus dumping ini belum diumumkan secara
luas kepada para pemegang industri di Korea. Pengusaha yang dituduh menjual kertas lebih
murah di luar negeri ketimbang di Indonesia itu pun gerah akan sikap Korea. Mereka
mendesak pemerintah Indonesia melakukan retaliasi atau tindakan balasan kepada Korea.
Pemerintah tak serta merta menuruti permintaan pengusaha. Pemerintah menyatakan akan
menunggu keputusan inisiasi yang rencananya akan diumumkan pada akhir Oktober 2010.
Singkat kata, tuduhan dumping Korea terhadap produk kertas Indonesia telah membuat para
pemegang industri geram dan kecewa terhadap pemerintah Korea, yang membuat mereka
menuntut pemerintah RI untuk melakukan tindakan balasan.

Salah satu contohnya ialah pihak dari Sinarmas Tbk yang mendesak pemerintah
melakukan tindakan retaliasi atau pembalasan terkait pengenaan biaya tambahan anti
dumping terhadap produk kertasnya di Korea Selatan. Selain itu, menurut Dirjen Kerjasama
Perdagangan Internasional Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, Gusmardi Bustami,
sikap pemerintah Korea Selatan yang mengenakan anti dumping produk kertas Indonesia
merupakan cerminan dari upaya proteksi agar produk kertas Indonesia tak bisa masuk Korea
Selatan. Sehingga langkah retaliasi bisa cukup beralasan terlebih lagi pihak Korea pun diduga
melakukan dumping kertas di Indonesia. Gusmardi menjelaskan pasca pengenaan anti
dumping oleh Korea, kinerja ekspor kertas Indonesia ke Korea turun drastis. Ekspor kertas
Indonesia ke Korea sempat menyentuh angka tertinggi hingga US$ 150 juta sementara saat
ini sudah turun drastis hingga US$ 50 juta. Singkatnya, tuduhan dumping dan pembebanan
biaya anti dumping ini telah membuat pengusaha kertas Indonesia “gerah”. Meskipun kasus
ini telah dibawa ke dalam agenda DSB, namun ternyata tetap mengakibatkan merosotnya
nilai ekspor kertas Indonesia ke Korea. Hal ini tentunya berimplikasi kepada industri kertas
dalam negeri masing-masing negara.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari beberapa kesimpulan uraian diatas dalam pembahasan makalah ini penulis dapat
memberikan suatu kesimpulan bahwa Perdagangan Internasional adalah Perdagangan yang
dilakukan untuk memperoleh hasil produksi dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan
hidup, yang disertai dengan peraturan dari kebijakan pemerintah yang harus dipatuhi agar
proses perdagangan dapat lancar, aman dan nyaman sesuai dengan aturan pemerintah.

3.2 Saran

Saran yang kami tawarkan dalam Perdagangan Intenasional ini adalah membentuk
peraturan-peraturan tentang bagaimana cara pembayaran antar negara agar tercipta negara
yang damai, jika kita ingin melakukan jual beli dalam negeri tidak menimbulkan masalah
maka lebih baik gunakanlah mata uang yang sama agar tidak terjadi keributan dan apabila
sseorang ingin membeli barang yang tidak bisa dihasilkannya maka dia harus mempunyai
daya beli.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Kebijakan Ekonomi Indonesia dan Internasional serta Tantangannya di Era Globalisasi
oleh Maria Magdalena Minarsih

http://www.markijar.com/2017/03/3-kebijakan-perdagangan-internasional.html?m=1

http://misterexportir.com/kebijakan-perdagangan-internasional/

https://indoforwarding.com/peranan-pemerintah-dalam-perdagangan-
internasional/amp/#aoh=15702765570537&refferer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&a
mp_tf=Dari%20%251%24s

http://salamadian.com/pengertian-perdagangan-internasional/

Anda mungkin juga menyukai