Anda di halaman 1dari 19

UJIAN TENGAH SEMESTER

PENGARUH PERGADAGANGAN INTERNASIONAL


TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL

Dosen Pengempu : Dr. I Gusti Agung Ngr Gd Eka Teja Kusuma, SE. MM

Disusun oleh :

I Made Angga Dwi Apriana (27 / 2002612010888)

Universitas Mahasaraswati Denpasar


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Program Studi Manajemen
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puja dan Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat restu-Nya, saya dapat menyelesaikan Ujian Tengah Semester Karya Tulis Materi
Perekonomian Indonesia mengenai “Perdagangan Internasional Untuk Pertumbuhan Ekonomi
Nasional”.

Saya sebagai penulis menyadari bahwa apa yang saya tulis dan susun dalam Karya Tulis
Materi Kuliah ini masih jauh dari kesempurnaan. Tentu pernyataan ini dikarenakan
kemampuan saya yang terbatas, baik dari segi wawasan, pendapat, dan pengetahuan. Tetapi
dalam usaha untuk menyelesaikan ringkasan ini, saya sebagai mahasiswa mempunyai tekad
untuk belajar dan saya harap apa yang telah ditulis dalam Materi Kuliah ini dapat bermanfaat.

Akhir kata saya mohon maaf apabila terdapat hal-hal yang kurang berkenan, dan
terdapat salah kata dalam ringkasan ini. Saya sangat mengharapkan kritik dan saran, agar
menjadi lebih termotivasi untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik. Atas perhatiannya,
saya ucapkan terima kasih.

Denpasar, Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………….

1.3 Tujuan…………………….………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………..

2.1 Pengertian Perdagangan Internasional……………………………………………

2.2 Manfaat Perdagangan Internasional………………………………………………

2.3 Dampak Perdagangan Internasional………………………………………………

2.4 Kebijakan Perdagangan Internasional…………………………………………….

2.5 Faktor-faktor yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi…………………………

2.6 Konsep Pertumbuhan Ekonomi…………………………………………………...

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..

3.2 Saran ………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSAKA…………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu wacana yang menonjol adalah
mengenai pertumbuhan ekonomi. Meskipun ada juga wacana lain mengenai
pengangguran, inflasi atau kenaikan harga barang-barang secara bersamaan,
kemiskinan, pemerataan pendapatan dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi
menjadi penting dalam konteks perekonomian suatu negara karena dapat menjadi salah
satu ukuran dari pertumbuhan atau pencapaian perekonomian bangsa tersebut,
meskipun tidak bisa dinafikan ukuran-ukuran yang lain
Salah satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi pertumbuhan adalah
perdagangan internasional. Salvatore menyatakan bahwa perdagangan dapat menjadi
mesin bagi pertumbuhan ( trade as engine of growth,Salvatore, 2004). Jika aktifitas
perdagangan internasional adalah ekspor dan impor, maka salah satu dari komponen
tersebut atau kedua-duanya dapat menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan.
Tambunan (2005) menyatakan pada awal tahun 1980-an Indonesia menetapkan
kebijakan yang berupaexport promotion. Dengan demikian, kebijakan tersebut
menjadikan ekspor sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian perdagangan internasional?

2. Apa saja manfaat perdagangan internasional?

3. Apa dampak perdagangan internasional?

4. Bagaimana kebijakan perdagangan internasional?

5. Apa saja faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi

6. Bagaimana konsep pertumbuhan ekonomi?

1.3 Tujuan

1. Memberi penjelasan tentang arti dari perdagangan internasional

2. Untuk mengetahui manfaat perdagangan internasional

3. Untuk mengetahui dampak dari perdagangan internasional

4. Memberi penjelasan bagaiman kebijakan perdagangan internasional

5. Untuk mengetahui faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi

6. Untuk mengetahaui konsep pertumbuhan ekonomi


BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu
dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah
negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor
utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi
selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan
ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan.
Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi,
globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional. Perdagangan Internasional adalah
tukar menukar barang antar negara dengan perantaraan uang dengan kota lain.
Perdagangan Internasional adalah kegiatan ekspor dan impor antar negara.

Ekspor : menjual / mengirim barang keluar negeri

Impor : membeli / mendatangkan barang dari luar negeri

2.2 Manfaat Perdagangan Internasional

Aktivitas perdagangan internasional sebenarnya telah berjalan sejak ribuan tahun


sebelum masehi. Seiring berkembangnya teknologi komunikasi dan transportasi,
kegiatan perdagangan antarnegara menjadi semakin lancar. Maka itu, saat ini
perdagangan internasional menjadi aspek penting dalam pertumbuhan ekonomi
setiap negara. Banyak negara memanfaatkan perdagangan internasional guna
meningkatkan Gross Domestic Product (GDP). Istilah terakhir merujuk pada
total nilai produksi barang dan jasa suatu negara. Peningkatan nilai GDP
merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Dikutip dari buku Ekonomi Internasional (2017) oleh Nazzarudin Malik, berikut
manfaat yang bisa didapatkan setiap negara yang melakukan kerja sama dalam
perdagangan internasional.
1) Terbentuknya hubungan persahabatan antar-negara

Perdagangan antar-negara pun bermanfaat untuk membentuk relasi


persahabatan dengan negara-negara lainnya. Apabila hubungan antar-negara
berjalan dengan baik, besar kemungkinan kerja sama keduanya akan
berkembang ke banyak sektor dan tidak terbatas dalam perdagangan. Kerja
sama itu bisa pula merambah bidang lainnya seperti budaya, politik,
pendidikan, militer, maupun teknologi.
2) Menciptakan efisiensi dan spesialisasi

Berlangsungnya perdagangan internasional akan membuat satu negara


memiliki spesialisasi dalam satu sektor ekonomi. Dalam artian, negara
maupun penduduk nya akan memiliki keahlian khusus yang berbeda dengan
negara lainnya dalam menghasilkan produk barang dan jasa.
3) Meningkatkan kemakmuran negara
Indikator kemakmuran sebuah negara bisa dilihat dari aktivitas pelaku
ekonomi meliputi produsen, konsumen, dan pemerintah. Dengan adanya
aktivitas perdagangan internasional, akan membawa kemakmuran bagi
setiap pelaku ekonomi tersebut. Para produsen akan mengalami
kemakmuran jika bisa meningkatkan profit yang dimiliki dengan
mengerek angka penjualan barang atau jasa ke berbagai negara dengan
sedikit hambatan tarif ataupun non-tarif. Sedangkan bagi konsumen,
akan mengalami kemakmuran bila telah mampu meningkatkan utility
dengan meningkatkan konsumsi tanpa terhalang kesulitan memperoleh
barang atau jasa yang tidak diproduksi dalam negaranya. Pemerintah
juga mendapat keuntungan jika melakukan perdagangan internasional
karena sumber pemasukan devisa negara akan semakin meningkat
apabila nilai ekspor semakin tinggi.
4) Berkurangnya pengangguran

Apabila pasar perdagangan luar negeri semakin meluas maka kegiatan


produksi barang ataupun jasa di suatu negara juga akan semakin meningkat.
Karena hal ini, kebutuhan akan tenaga kerja juga ikut meningkat di berbagai
sektor. Jika hal itu terjadi, dengan sendirinya angka pengangguran juga
semakin berkurang.
5) Transfer ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

Perdagangan internasional juga berperan sebagai alat mobilisasi IPTEK,


terutama dari negara maju ke negara berkembang. Perdagangan internasional
akan memungkinkan suatu negara mengekspor barang yang berbasis
kecanggihan teknologi seperti mesin dan alat-alat modern pada negara yang
lebih membutuhkan. Maka dengan demikian, akan semakin cepat mobilisasi
teknologi pada negara pengimpor tersebut.
6) Menstabilkan harga

Perdagangan internasional secara tidak langsung juga bisa mengendalikan


harga yang terdapat di pasar domestik suatu negara. Dengan adanya
perdagangan internasional, kelangkaan barang yang mengakibatkan harga
mahal bisa diatasi melalu impor untuk menambah stok di pasar domestik.
Sebaliknya apabila negara memiliki stok berlebih yang menyebabkan harga
barang menjadi murah maka kegiatan ekspor bisa dilakukan untuk mengurangi
barang.

2.3 Dampak Perdagangan Internasional

Dalam era modern ini orang sering mengatakan bahwa dunia itu menjadi tanpa batas.
Sesuatu yang terjadi di negara lain dapat kita ketahui dan dapat dengan cepat
mempengaruhi masyarakat di negara kita, maka sering disebut era globalisasi.
a) Dampak positif ekspor

- Memperluas lapangan kerja

- Meningkatkan cadangan devisa


- Memperluas pasar karena dapat memasarkan hasil produksi ke seluruh
dunia
b) Dampak negatif ekspor

- Menimbulkan kelangkaan barang di dalam negara

- Menyebabkan eksploitas besar-besaran sumber daya alam. Misalnya :


Ekspor barang tambang telah menyebabkan semakin tipisnya cadangan
bahan tambang dan menimbulkan kerusakan alam / lingkungan.
a) Dampak positif impor

- Meningkatkan kesejahteraan konsumen karena masyarakat Indonesia dapat


menggunakan barang-barang yang tidak dapat di dalam negeri.
- Meningkatkan industri dalam negeri terutama yang bahan bakunya berasal
dari luar negeri.
- Ahli teknologi agar tidak ketinggalan dengan negara maju.

b) Dampak negatif impor

- Menciptakan pesaing bagi industri dalam negeri

- Mencitapkan pengangguran artinya kita telah kehilangan kesempatan


untuk membuka lapangan kerja.
2.4 Kebijakan Perdagangan Internasional

Berbagai macam kebijakan yang mungkin dapat dilaksanakan suatu negara untuk
mendapatkan manfaat dari kegiatan perdagangan internasional antara lain proteksi,
perdagangan bebas, dan politik dumping.
A. Proteksi

Proteksi adalah kebijakan perdagangan internasional yang bertujuan untuk


melindungi produksi dalam negeri. Bentuk-bentuk proteksi yang dapat
dijalankan suatu negara antara lain :
1. Larangan Impor Melarang impor produk tertentu yang juga di
produksi di dalam negeri, terutama untuk barang-barang yang dimiliki
daya asing yang lemah.
2. Tarif Impor Mengenakan tarif impor yang tinggi terhadap barang-
barang tertentu untuk mengurangi masuknya barang-barang tersebut.
3. Membatasi masuknya kuota jumlah barang tertentu ke dalam negeri.

4. Subsidi Memberi subsidi kepada produsen untuk meningkatkan


produksinya agar dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
5. Premi Memberikan premi kepada produsen yang mampu mencapai
jumlah produksi tertentu dengan kualitas yang baik sehingga memiliki
daya saing

B. Perdagangan Bebas

Kebijakan perdagangan bebas adalah kebijakan dalam perdagangan


internasional untuk menghilangkan hambatan-hambatan dalam perdagangan
internasional. Penentuan dan pentapan harga di serahkan bebas, itu hanya
berlaku bagi negara anggota yang tergabung dalam kelompok perdagangan
bebas tersebut.
C. Politik Dumping

Politik dumping adalah kebijakan perdagangan internasional yang menjual


hasil produksi lebih murah di luar negeri dibandingkan di dalam negeri.
Tujuan politik dumping adalah untuk meningkatkan daya saing untuk
memperluas pasar.
Contoh : Mobil Jepang di Singapura di jual dengan harga 1 juta yen, sementara
di Jepang dijual dengan harga 1,4 juta yen. 2. Mie instan di Malaysia di jual Rp
500,- sedangkan di dalam negeri di jual Rp 750.-
2.5 Faktor-faktor yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi berkembang dengan cepat dipengaruhi oleh beberapa faktor


(sukirno, 2004), antara lain: kestabilan politik, kebijakan ekonomi pemerintah,
kekayaan alam yang dimiliki, dan Jumlah dan kemampuan tenaga kerja peranan
pengusaha yang akan melakukan inovasi dan investasi sangat penting untuk
mewujudkan pertumbuhan ekonomi. (Sukirno, 2004) mengemukakan bahwa dalam
teori Harrod-Domar ditekankan bahwa peranan investasi sebagai faktor yang
menimbulkan pertambahan pengeluaran agregat dalam berkembangnya pertumbuhan
ekonomi. Teori ini menekankan tentang peranan segi permintaan dalam mewujudkan
pertumbuhan. Kemudian menurut teori neoklasik, dinyatakan bahwa untuk
mewujudkan pertumbuhan ekonomi, maka diperlukan faktor terpenting yaitu
perkembangan teknologi dan peningkatan kemahiran masyarakat. Menurut Rostow,
tingkatan kritis bagi negara berkembang adalah tahap tinggal landas, diamana
masyarakat suatu Negara berkembang akan mengalami transformasi menuju
masyarakat yang maju (Todaro, 2000). Lebih lanjut Rostow berpendapat bahwa
salah satu prinsip yang perlu dilaksanakan dalam menentukan pertumbuhan ekonomi
adalah mobilisasi tabungan domestik dan luar negeri agar dapat menghasilkan
investasi yang cukup bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi. Uraian teori yang
dikemukakan Rostow, kemudian dikembangkan lebih dalam lagi oleh Harrod-
Domar dimana dikemukakan bahwa agar tumbuh suatu perekonomian harus
memiliki tabungan dan investasi dalam proporsi yang tertentu terhadap GNP. Karena
semakin banyak tabungan dan investasinya, semakin cepat perekonomian tersebut
tumbuh. Lebih lanjut dikatakan olehnya, juga menekankan pentingnya proses
transformasi struktural yang dialami dalam suatu pembangunan ekonomi. Artinya
dalam ekonomi, proses tersebut harus dimulai dengan penciptaan lapangan
pekerjaan. Selanjutnya penciptaan lapangan pekerjaan harus berdampak positif pada
peningkatan pendapatan yang pada gilirannya selain untuk dikonsumsi, juga
dialokasikan untuk tabungan yang akan berguna bagi proses produksi yang tengah
dilakukan. Langkah terakhir inilah yang pada akhirnya dipandang akan menciptakan
perubahan pada pola produksi (technical change), yang pada gilirannyaa akan
meningkatkan taraf hidup pelaku ekonomi yang bersangkutan. Pertumbuhan
ekonomi meningkat ditentukan demgan adanya pengelompokan faktor produksi
seperti tenaga kerja, kapital, sumber daya alam, teknologi, dan faktor sosial
(Suparmoko, 2002).
2.6 Konsep Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian suatu negara dapat dilihat dari semakin kuatnya atau semakin
tingginya pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan. Dengan pertumbuhan
ekonomi yang semakin membaik akan membawa dampak positif bagi perkembangan
perekonomian khususnya bagi sektor-sektor perekonomian yang berhubungan dengan
pendapatan nasional.Suatu negara dapat dikatakan memiliki kondisi perekonomian
yang baik melalui perhitungan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi atau secara
sederhana diukur dari peningkatan jumlah produksi barang dan jasa yang telah
dihasilkan. Taksiran atau indikator jumlah produksi barang dan jasa dalam suatu
perekonomian dikenal dengan terminologi Produk Domestik Bruto (PDB) dan untuk
mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi digunakan PDB berdasarkan harga konstan
(PDB Rill) untuk mengeliminasi pengaruh perubahan harga selama periode waktu
pengukuran. Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro
ekonomi jangka panjang dimana di setiap periode masyarakat suatu negara akan
berusaha menambah kemampuannya untuk memproduksi barang dan jasa. Sasarannya
berupa kenaikan tingkat produksi rill (pendapatan nasional) dan taraf hidup
(pedapatan rill per kapita) melalui penyediaan dan pengerahan atau penggunaan
faktor-faktor produksi. Dengan meningkatnya faktor-faktor produksi seperti jumlah
tenaga kerja yang bertambah, investasi masa lalu dan investasi baru yang menambah
barang-barang modal dan kapasitas produksi masa kini yang biasanya diikuti dengan
perkembangan teknologi alat-alat produksi yang semua ini akan mempercepat
penambahan kemampuan memproduksi. Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan rata-
rata dari output yang dihasilkan tiap orang dalam produksi barang dan jasa yang
merupakan tingkat pertumbuhan perkapita secara rill bagi setiap orang (Shone R,
1989). Dengan kenaikan ini maka diharapkan akan meningkatkan kapital, produksi
dari tiap pekerja atau atau dengan kata lain akan meningkatkan cadangan devisa.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan sebagai kenaikan GDP riil suatu
negara pada tahun tertentu yang menunjukkan naiknya pendapatan perkapita setiap
orang dalam perekonomian dan dalam suatu negara pada tahun tertentu (Mankiw,
2003). Terdapat pendapat lain mengenai pertumbuhan ekonomi, yaitu pertumbuhan
ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan suatu ekonomi.
Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya, pertumbuhan ekonomi berarti
perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara, seperti
peningkatan jumlah produksi barang industry, perkembangan infrastruktur,
peningkatan jumlah sekolah, peningkatan produksi sector jasa, dan peningkatan
produksi barang modal. Pertumbuhan selalu digunakan sebagai suatu ungkapan umum
yang menggambarkan tingkat perkembangan suatu negara yang diukur melalui
presentasi pertambahan pendapatan rill. Terdapat tiga faktor utama dalam
pertumbuhan ekonomi (Todaro, 2000), yaitu : pertama, akumulasi modal, yang
meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanam, peralatan fisik dan
modal atau sumber daya manusia. Kedua, Pertumbuhan penduduk, yang beberapa
tahun selanjutnya akan memperbanyak jumlah angkatan kerja, dan ketiga, kemajuan
teknologi. Dari ketiga faktor tersebut disimpulkan bahwa sumber kemajuan ekonomi
bisa meliputi berbagai macam faktor. Secara umum dapat dikatakan bahwa sumber
utama pertumbuhan ekonomi adalah investasi yang mampu memperbaiki kualitas
modal dan sumber daya manusia dan fisik yang selanjutnya akan meningkatkan
kualitas sumber daya produktif dan yang bisa menaikkan produktivitas seluruh
sumber daya melalui penemuan-penemuan baru, inovasi, dan kemajuan teknologi.
Untuk menjelaskan bagaimana perekonomian berjalan dalam proses pemamfaatan
faktor produksi untuk menghasilkan output sepanjang waktu, maka peran masing-
masing input tersebut dibahas dalam beberapa model pertumbuhan di bawah ini.
Diawali dengan model Harrod-Domar yang selanjutnya dengan model pertumbuhan
solow yang menjelaskan bagaimana pertumbuhan persediaan modal, pertumbuhan
angkatan kerja dan kemajuan teknologi berinteraksi dan mempengaruhi tingkat output
perekonomian serta pertumbuhannya sepanjang waktu (Mankiw, 2003).

A. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Di dalam ilmu ekonomi tidak hanya ada satu teori pertumbuhan, tetapi terdapat
banyak teori pertumbuhan (Boediono, 1999). Pertumbuhan ekonomi adalah
proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang disertai denganaspek
dinamis dalam suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian
berkembang atau berubah dari waktu kewaktu. Namun demikan, mengingat
banyak teori pertumbuhan ekonomi, pada skripsi ini akan dipaparkan teori
pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar dan teori Solow.
B. Teori Harrod-Domar
Teori ekonomi ini menganalisa hubungan antata tingkat pertumbuhan dan tingkat
inflasi. Dasar pemikirannya adalah bahwa pada tingktingkat pendapatan nasional
tertentu yang cukup untuk menyerap seluruh tenaga kerja dengan tingkat upah di
suatu periode berikutnya tidak akan mencukupi lagi untuk menyerap seluruh
tenaga kerja yang ada. Hal ini terjadi karena adanya tambahan kapasitas produksi
pada periode awal dan tersedia pada periode berikutnya. Dengan demikian
diperlukan tambahan dana yang untuk memncapai tingkat penyerapan tenaga
kerja yang penuh pada periode berikutnya ini dengan menghitung hubungan
antara dana model (capital stock=K) dan hasil produksinya (output=Y) atau
dengan capital output ratio (COR). Dari teori ini disimpulkan bahwa adanya
hubungan ekonomi langsung antara besarnya stok modal (K) dengan output (Y),
yang di formulasikan dalam rasio modal-output (capital/output ratio, COR). K
disini adalah nilai dari seluruh barang modal yang ada berupa tanah, bangunan,
peralatan, dan bahan, Sedangkan Y dapat diukur dengan pendapatan Nasional
Kotor atau dengan Peroduk Nasional Kotor. Semakin tinggi peningkatan stok
modal, semakin tinggi pula output yang dihasilkan. Dalam konsep ini dikatakan
bahwa sebagai akibat investasi yang telah dilakukan, pada masa berikutnya
kapasitas barang-barang modal dalam perekonomian akan bertambah dan agar
selurh barang modal yang tersedia digunakan sepenuhnya, permintaan agregat
haruslah bertambahsebanyak kenaikan kapasitas barang-barang modal yang
terwujud sebagai akibat investasi masa lalu. Dari sini terlihat bahwa perlunya
penanaman modal dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi atau untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan investasi baru yang merupakan
tambahan neto terhadap cadangan/stok modal (capital stock).
Merujuk pada teori Harrod-Domar agar perekonomian dapat tumbuh dan
berkembang dalam jangka panjang dengan mantap atau steady growth, maka
diperlukan berbagai persyaratan, diantaranya: Perekonomian dalam keadaan
pengerjaan penuh (full employment) dan barang- barang modal masyarakat
digunakan secara penuh. Selain itu, Perekonomian terdiri atas dua sector, yaitu
sector rumah tangga dan sector perusahaan. Ini berarti bahwa pemerintah dan
perdagangan luar negeri tidak ada. Lebih lanjut dalam teori harrod-domar,
Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan
nasional. Ini berarti bahwa fungsi tabungan dimulai dari titik nol, dan
Kecendrungan untuk menabung rasio antara modal-output (capital-output ratio =
COR) dan rasio pertambahan modal-output (incremental capital output = ICOR)
besarnya tetap.
C. Model Pertumbuhan Sollow

Pada intinya, model ini merupakan pengembangan dari formulasi Harrod- Domar
dengan menambahkan faktor kedua, yakni tenaga kerja, serta memperkenalkan
variabel independen ketiga, yaitu teknologi ke dalam persamaan pertumbuhan.
Berbeda dengan model Harrod-Domar yang mengasumsikan skala hasil tetap
(constant return to scale) dengan koefisien baku, model pertumbuhan neoklasik
Solow berpegang pada konsep skala hasil yang terus berkurang (diminishing
returns) dari input tenaga kerja dan modal jika keduanya dianalisis secara terpisah;
jika keduanya dianalisis secara bersamaan atau sekaligus, Solow juga memakai
asumsi skala hasil tetap tersebut. Kemajuan teknologi ditetapkan sebagai faktor
residu untuk
menjelaskan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, dan tinggi rendahnya
pertumbuhan itu sendiri oleh Solow maupun para teoretisi lainnya diasumsikan
bersifat eksogen atau tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lainMenurut teori
pertumbuhan neoklasik tradisional pertumbuhan output bersumber dari satu atau
lebih dari tiga faktor, yaitu kenaikan kuantitas dan kualitas tenaga kerja,
penambahan modal, dan penyempurnaan teknologi.
Kenaikan kuantitas dan kualitas dari tenaga kerja dapat dilihat dari pertumbuhan
jumlah penduduk dan juga perbaikan pendidikan. Faktor penambahan modal dapat
dilihat melalui tabungan dan investasi. Model Pertumbuhan Sollow menunjukkan
bagaimana tabungan, pertumbuhan populasi, dan kemajuan teknologi
mempengaruhi tingkat output perekonomian dan pertumbuhannya sepanjang
waktu. Model ini dirancang untuk menunjukkan bagaimana pertumbuhan dalam
persediaan modal, pertumbuhan dalam angkatan kerja, dan kemajuan teknologi
berinteraksi dalam perekonomian yang pada akhirnya berpengaruh terhadap output
barang dan jasa suatu Negara secara keseluruhan (Mankiw, 2003).
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari beberapa kesimpulan uraian dalam pembahasan makalah yang sederhana ini
penulis dapat memberikan suatu kesimpulan sebagaimana yang tercantum di bawah
ini :
1. Perdagangan internasional adalah kegiatan ekspor dan impor antar negara .

2. Devisa adalah semua alat pembayaran yang diterima di luar internasional


sebagai alat pembayaran.
3. Kegiatan jual beli barang di dalam negeri tidak menimbulkan masalah alat
tukar karena menggunakan mata uang yang sama.
4. Kita harus bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain untuk saling tukar
menukar hasil produksi.
5. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara semakin banyak pula
kebutuhan masyarakatnya.
3.2 Saran

Sebelum penulis mengakhiri makalah ini terlebih dahulu memberikan saran-saran,


semoga dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Salah satu saran yang dapat saya tulis adalah :
1. Bentuklah suatu peraturan-peraturan tentang bagaimana cara pembayaran
antar negara agar tercipta negara yang damai.
2. Agar kebutuhan penduduknya terpenuhi, suatu negara harus melakukan
perdagangan internasional yaitu kegiatan ekspor dan impor.
3. Kalau ingin jual beli barang di dalam negeri tidak menimbulkan masalah maka
lebih baik gunakanlah mata uang yang sama agar tidak terjadi keributan.
4. Apabila seseorang ingin membeli barang yang tidak bisa dihasilkannya maka
dia harus mempunyai daya beli.
DAFTAR PUSAKA

1. Bamsiswayo, Bambang. 1996. IPS Ekonomi Kelas I. Malang : IKIP Malang


2. Kindarto, Hartatik. 2004. IPS Ekonomi Kelas IX. Mojokerto : CV Sinar Mulya Pustaka
3. Suradjiman, Toweula, Cristian. 1997. Ekonomi 2. Jakarta : Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai