Anda di halaman 1dari 16

PERDAGANGAN LUAR NEGERI PROTEKSI DAN

GLOBALISASI

Pengantar Ilmu Ekonomi Makro


Dosen Pengampu:
Dr. Tinneke Hermina S.T., M.Si.

Disusun oleh:

Gagan Arif Gumelar 24023116528


Rizki Mohamad gustiana 24023119095
Muhammad Hanif Abdullah Rabbani 24023119096
Fathia Siti Fatimah 24023119118

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GARUT
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas pembutan makalah
yang berjudul “Perdagangan Luar Negeri Proteksi Dan Globalisasi” .
Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah ”Pengantar Ilmu Ekonomi Makro”. Disamping itu makalah ini diharapkan
dapat menjadi sarana pembelajaran serta dapat menambah wawasan dan
pengetahuan.
Disamping itu penulis juga menyadari akan segala kekurangan dan
ketidaksempurnaan, baik dari segi penulisan maupun dari cara penyajiannya. Oleh
karena itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikan
makalah ini dimasa yang akan datang.
Penyusun berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Garut, 5 Desember 2019

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5
2.1 Perdagangan Luar Negeri ...................................................................................... 5
2.2 Proteksi Dan Pembatasan Perdagangan ............................................................... 9
2.3 Globalisasi.............................................................................................................. 13
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan pengertian ilmu ekonomi, ilmu ekonomi internasional yang
mempelajari alokasi sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan
manusia. Masalah alokasi dianalisa dalam hubungan antara pelaku ekonomi satu
Negara dengan Negara lain. Hubungan ekonomi internasional ini dapat berupa
perdagangan, investasi, pinjaman, bantuan serta kerja sama internasional.
Ekonomi internasional akan menyebabkan perdagangan luar negeri antar
negara dan akan memberikan dampak positif dan negatif terhadap negara yang
ikut serta dalam perdagangan luar negeri akan memiliki keuntungan karena
berkerja sama dengan negara lain dan dengan mudah menjalin kerja sama dan
keuntungan yang diperoleh dari hasil perdaganan luar negeri dan ada pula
negara yang membatasi perdagangan yang bertujuan untuk menghindari dampak
negatif yang mungkin berlaku dan efek lain dari perdagangan luar negeri adalah
globalisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan berdasarkan latar belakang diatas maka muncullah pertanyaan
yang akan di bahas dalam pembahasan yaitu:
1. Apa itu perdagangan luar negeri ?
2. Apa itu proteksi dan pembatasan perdagangan ?
3. Apa itu globalisasi ?

1.3 Tujuan
Setelah kita mengetahui rumusan masalah di atas, adapun tujuan
penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu perdagangan luar negeri
2. Untuk mengetahui apa itu proteksi dan pembatasan perdagangan
3. Untuk mengetahui apa itu globalisasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perdagangan Luar Negeri


Perdagangan Internasional adalah suatu interaksi antar negara dalam bentuk
jual-beli barang maupun jasa atas dasar kesepakatan bersama. Kerjasama
internasional di bidang perdagangan bukanlah hal yang baru saja dimulai, namun
sudah ada sejak abad pertengahan. Perdagangan bisa diartikan sebagai proses
tukar-menukar yang terjadi atas dasar kesepakatan bersama dari pihak yang
terlibat di dalamnya. Negara-negara di dunia belum mampu memproduksi semua
barang dan kebutuhan sendiri, mereka harus menerima bantuan dari negara lain.
Proses ini kemudian menjadi kegiatan perdagangan antar negara, atau
kegiatan ekspor-impor. Perdagangan antar negara tersebut disebut dengan
perdagangan internasional. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengertian perdagangan internasional adalah kegiatan jual-beli yang dilakukan
satu negara dengan negara lain, dimana hal ini terjadi sebagai akibat keterbatasan
sumber daya yang ada negara tersebut. Perdagangan antar negara memegang
peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan suatu negara yang tidak dapat
diproduksi di negara tersebut, entah itu karena adanya keterbatasan sumber daya
alam, sumber daya manusia, modal, ataupun skill.
Dengan demikian perdagangan antar negara memungkinkan terjadinya :
1. Jual-beli atau tukar-menukar barang dan atau jasa antar negara
2. Kerja sama di bidang ekonomi antar negara di seluruh dunia
3. Pengaruh terhadap perkembangan ekspor dan impor serta Balance of
Payment/ Neraca Pembayaran Internasional (NPI) suatu negara
4. Pertukaran dan perluasan penggunaan teknologi sehingga dapat
mempercepat pertumbuhan ekonomi negara yang terlibat di dalamnya
5. Pergerakan sumber daya melalui batas negara, baik sumber daya
manusia, sumber daya alam, maupun sumber daya modal

5
6

2.1.1 Macam-Macam Kerja Sama Internasional


1. Kerjasama Bilateral
Kerjasama bilateral adalah bentuk kerjasama ekonomi yang dilakukan
antar dua Negara. Kerjasama ini terjadi karena kedua Negara saling
mendapat keuntungan atau kedua Negara memiliki hubungan yang
sangat baik. contohnya, Hubungan yang dilakukan oleh Arab Saudi
dengan Indonesia tentang ibadah haji, hubungan antara Malaysia dengan
Indonesia tentang ketenagakerjaan, dan hubungan dagang antara
Indonesia dengan jepang.
2. Kerjasama Regional
Kerjasama regional adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh
Negara-negara yang berada dalam satu wilayah. Contohnya adalah
kerjasama yang dijalin oleh Negara ASEAN, MEE, atau NAFTA.
3. Kerjasama Multilateral
Kerjasama mulitilateral adalah kerja sama antar dua Negara atau lebih.
Kerjasama jenis ini bisa dalam satu wilayah, atau bisa dalam beda
wilayah. Misalnya adalah hubungan kerjasama yang berada dalam satu
wilayah yaitu ASEAN, MEE, NAFTA. Contoh kerjasama dalam beda
wilayah yaitu OPEC.

2.1.2 Kerjasama Internasional


Kerjasama internasional adalah kerjasama ekonomi bangsa-bangsa di
dunia yang tidak dibatasi oleh wilayah. Kerjasama ekonomi internasional
diwadahi oleh organisasi PBB, contohnya WTO, ILO, ITO dan IMF. Ada
tiga institusi yang memiliki peran penting dalam globalisasi yaitu
1. World Bank (Bank Dunia)
2. IMF (International Monetary Fund)
3. WTO (World Trade Organization) dibangun untuk mendiskusikan dan
memecahkan masalah perdagangan antar Negara.
7

2.1.3 Beberapa Keuntungan Melakukan Perdagangan


Melakukan kegiatan ekspor dan impor merupakan kegiatan yang cukup
penting di setiap negara. Tidak ada satu negara pun di dunia ini tidak
melakukan perdagangan luar negeri. Berikut ini adalah beberapa
keuntungan perdagangan
1. Dapat memperoleh barang yang tidak dihasilkan dalam negeri.
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui spesialiasasi.
3. Memperluas pasar industri-industri dalam negeri.
4. Memperoleh barang modal lebih baik, dana modal lebih banyak, tenaga
kerja serta kepakaran yang lebih baik dari negara lain.
2.1.4 Keuntungan dari Spesialisasi
Telah dinyatakan bahwa dengan mengadakan spesialisasi dan selanjutnya
melakukan perdagangan luar negeri, dua keuntungan penting akan diperoleh
oleh setiap Negara. Keuntungan itu dalah :
1. Faktor-faktor produksi akan dapat digunakan dengan lebih efisien; dan
2. Penduduk Negara itu akan dapat menikmati lebih banyak barang-barang.
Asumsi-asumsi yang Digunakan
Di dalam menunjukkan keuntungan yang didapat dari perdagangan luar
negeri biasanya digunkan dua cara: yaitu dengan menggunkan angka-angka
dan grafik dan akan disuraikan gambaran secara angka-angka mengenai
keuntungan yang diperoleh dari perdagangan luar negeri. Untuk
menyederhanakan gambaran yang dibuat, perlu perlu digunakan beberapa
asumsi tambahan yang berikut :
1. Hanya dua Negara yang akan melakukan spesialisasi dan perdagangan.
2. Masing-masing Negara hanya memproduksi dua jenis barang.
3. Masing-masing Negara hanya memiliki dua unit factor produksi.
4. Harga relatif, atau biaya penggantian (opportunity cost), yang dapat
didefinisikan sebagai harga salah satu barang yang dinyatakan dalam
unit barang lainnya, adalah tetap.
8

2.1.5 Teori Perdagangan Luar Negeri


1. Teori Keunggulan Mutlak / Absolut Advantage (Adam Smith)
Teori ini menjadi salah satu teori perdagangan internasional yang paling
dikenal. Keuntungan mutlak merupakan keuntungan yang didapahkan
oleh sebuah negara karena berhasil membuat biaya produksi barang
dengan harga yang lebih murah dari negara lain. Dalam teori ini, jika
biaya produksi antar negara tidak berbeda, maka perdagangan
internasional tidak ada alasan untuk dapat melangsungkan perdagangan
tersebut.
2. Teori Keunggulan Komparatif / Comparative Advantage (David
Ricardo)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo pada tahun 1817. Dalam teori
ini lebih melihat kepada keuntungan dan kerugian perdagangan
internasional dengan perbandingan relatif. Sampai dengan saat ini
keunggulan komparatif merupakan dasar dalam melaksanakan
perdagangan internasional. Teori komparatif milik David Ricardo juga
dikenal sebagi teori modern perdagangan internasional.
Dalam teorinya David Ricardo berpendapat bahwa meskipun sebuah
negara tidak memiliki keunggulan mutlak dibandingkan negara lain
dalam memproduksi barang tertentu, perdagangan internasional antar
negara yang saling menguntungkan masih dapat terjadi. Dengan catatan
bahwa negara tersebut melakukan spesialisasi produksi terhadap barang
yang memiliki biaya relatif lebih kecil dibandingkan negara lain.
3. Teori dari Pandangan Kaum Merkantilisme
Merkantilisme merupakan sebuah kelompok masyarakat yang memiliki
ideologi kapitalisme komersial yang merupakan ciri-ciri ekonomi pasar.
Dimana adanya politik pandangan terhadap kemakmuran sebuah negara
adalah lebih tinggi dibandingkan dengan kemakmuram perseorangan.
Teori dari kaum merkantilisme berkembang pesat pada abad ke-16
dimana teori ini mengembangkan pada ekonomi nasional dan
pembangunan ekonomi yang mengusahakan jumlah ekspor harus lebih
besar dari pada impor.
9

Kaum merkantilisme berpendapat bahwa salah satu cara membuat negara


kaya adalah dengan melakukan ekspor sebanyak-banyaknya dan
memperkecil impor. Surplus ekspor yang dihasilkan dalam bentuk aliran
emas lantakan atau logam mulia, berupa emas dan perak. Dengan begini
maka semakin banyak emas dan perak yang dimiliki sebuah negara maka
akan semakin kaya dan kuat negara tersebut.
4. Teori Permintaan Timbal Balik / Reciprocal Demand (John Stuart Mill)
Teori ini dikemukanan oleh JS Mill, sebenarnya munculnya teori ini
adalah untuk melanjutkan teori dari teori komparatif Ricardo dimana
mencari titik keseimbangan antara pertukaran barang antar dua negara
dengan perbandingan pertukarannya atau dengan menentukan Dasar
Tukar Dalam Negeri (DTD). Teori ini lebih menekankan kepada
keseimbangan antara permintaan dan penawarannya, sebab permintaan
dan penawaran merupakan penentu dalam menentukan jumlah barang
yang akan diekspor dan diimpor.
J.S Mills menyimpulkan bahwa perdagangan internasional dapat
bermanfaat bagi kedua belah negara jika terdapat perbedaan dalam rasio
produksi dan konsumsi antar dua negara tersebut. Selain itu, jumlah jam
kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang ekspor harus lebih
kecil dibandingkan untuk memproduksi barang impor. Maka negara
otomotis akan diberi manfaat dari perdagangan internasional yang
dilakukan.
5. Teori Mazhab NeoKlasik
Mazhab Neoklasik mengubah pandangan dan teori tentang perdagangan
internasional bahwa pandangan ekonomi dan teori tidak lagi didasarkan
pada tenaga kerja, atau biaya produksi namun telah beralih pada tingkat
kepuasan (Marginal Utility).

2.2 Proteksi Dan Pembatasan Perdagangan


Proteksi adalah kebijakan perdagangan luar negeri yang dilakukan suatu
negara yang pada dasarnya menghambat kemasukan berbagai jenis barang impor
10

dengan menggunakan berbagai alat untuk melaksanakan kebijakan perlindungan


(proteksi), seperti pajak impor (tarif), kuota dan hambatan bukan tarif.
Tujuan proteksi impor :
1. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran
Perkembangan ekonomi di negara lain yang efisien dapat menyebabkan
efek buruk terhadap perekonomian, misalnya pengurangan impor sehingga
perusahaan-perusahaan domestic menghadapi kekurangan permintaan dan
mengurangi jumlah pekerja. Wujud pengangguran akan berlaku. Masalah
inflasi dalam negeri, tuntutan upah yang tinggi, kenaikan biaya. Hal ini
dapat menyebabkan perusahaan dalam negeri tidak dapat bersaing.
Kecenderungan impor akan naik dan dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah pengangguran.
Proteksi diperlukan akan perkembangan perusahaan-perusahaan dalam
negeri tidak dipengaruhi efek buruk sebagai akibat saingan barang impor.
2. Mendorong perkembangan industri baru
Proteksi dilakukan agar industri yang baru didirikan dapat berkembang dan
akhirnya dapat bersaing dengan produksi yang sama dari luar negeri, karena
industri baru biasanya mengalami kesukaran untuk menjual produksinya
pada harga yang sama dengan barang-barang luar negeri.
3. Untuk mendiversifikasi perekonomian
Diversifikasi perekonomin penting untuk mengukuhkan struktur ekonomi,
tidak hanya sektor pertanian tetapi pengembangan ke sektor industri.
4. Menghindari kemerosotan industri-industri tertentu
Beberapa industri mengalami perkembangan pesat dan menghadapi
persaingan yang ketat. Misalnya suatu negara dapat memproduksikan
barang yang sama dan mutu yang lebih baik pada harga yang lebih rendah.
Apabila pemerintah memberikan kebebasan untuk mengimpor barang-
barang tersebut, maka industri dalam negeri akan segera tutup dan akan
tercipta pengangguran.
5. Memperbaiki neraca pembayaran
11

Ketika impor lebih besar dari pada ekspor, maka neraca pembayaran akan
defisit. Untuk mengatasi hal ini maka ekspor ditingkatkan. Apabila usaha
ini gagal maka pemerintah dapat membatasi impor.
6. Menghindari dumping
Pengertian dumping dalam konteks hukum perdagangan internasional
adalah suatu bentuk diskriminasi harga internasional yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan atau negara pengekspor, yang menjual barangnya
dengan harga lebih rendah di pasar luar negeri dibandingkan di pasar dalam
negeri sendiri, dengan tujuan untukmemperoleh keuntungan atas produk
ekspor tersebut.
Menurut kamus hukum ekonomi dumping adalah praktik dagang yang
dilakukan eksportir dengan menjual komoditi di pasaran internasional
dengan harga kurang dari nilai yang wajar atau lebih rendah daripada harga
barang tersebut dinegerinya sendiri atau daripada harga jual kepada negara
lain, pada umumnya, praktik ini dinilai tidak adil karena dapat merusak
pasar dan merugikan produsen pesaing dinegara pengimpor.
Dumping dapat menimbulkan efek buruk kepada negara yang membeli
barang yang dilempar dengan harga murah, sehingga proteksi diperlukan
untuk melindungi industri dalam negeri.
Pengertian dumping dalam konteks hukum perdagangan internasional
adalah suatu bentuk diskriminasi harga internasional yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan atau negara pengekspor, yang menjual barangnya
dengan harga lebih rendah di pasar luar negeri dibandingkan di pasar dalam
negeri sendiri, dengan tujuan untukmemperoleh keuntungan atas produk
ekspor tersebut.
Menurut kamus hukum ekonomi dumping adalah praktik dagang yang
dilakukan eksportir dengan menjual komoditi di pasaran internasional
dengan harga kurang dari nilai yang wajar atau lebih rendah daripada harga
barang tersebut dinegerinya sendiri atau daripada harga jual kepada negara
lain, pada umumnya, praktik ini dinilai tidak adil karena dapat merusak
pasar dan merugikan produsen pesaing dinegara pengimpor.
12

Dumping dapat menimbulkan efek buruk kepada negara yang membeli


barang yang dilempar dengan harga murah, sehingga proteksi diperlukan
untuk melindungi industri dalam negeri.
Tiga jenis kebijakan politik dumping yaitu:
a. Presistant dumping
Presistant dumping adalah kecenderungan suatu negara melakukan
tindakan monopoli yang berkelanjutan atau continous dari suatu
perusahaan di pasar domestik dengan tujuan memperoleh laba
maksimum dengan cara menetapkan harga yang lebih tinggi di
dalam negri ketimbang di luar negri.
b. Predatory dumping
Predatory dumping adalah tindakan perusahaan untuk menjual hasil
produksinya dengan harga yang lebih murah untuk sementara
waktu atau jangka waktu tertentu (temporary), dengan tujuan untuk
memaksa perusahaan lain untuk menurunkan harga barangnya
menjadi lebih rendah sampai batas perusahaan tersebut tidak
mampu lagi sehingga perusahaan tersebut akan mati atau
mengalahkan perusahaan lain dari persaingan bisnis. Setelah
menguasai atau memonopoli pasar yang dituju maka kemudian
harganya dia naikan kembali seperti semula sampai yakin tidak ada
kompetitor lainnya untuk memaksimalkan laba.
c. Sporadic dumping
Pengertian Sporadic dumping adalah kebijakan suatu perusahaan
untuk menjual produknya ke luar negri dengan harga yang lebih
rendah secara sporadic dibandingkan dengan harga pada dalam
negri karna adanya kelebihan produksi di dalam negri.
7. Menambah pendapatan pemerintah
Pemerintah menaikkan pajak impor bukan saja menghambat barang impor
tetapi juga untuk meninggikan pendapatan negara. Hal ini dapat
memperbaiki neraca pembayaran dan mendorong industri-industri dalam
negeri.
13

Alat Pembatasan Perdagangan


1. Tarif dan pajak impor
Tarif pajak impor adalah pajak yang dipungut ke atas barang-barang yang
diimpor dari negara lain. Tarif pajak impor dibedakan menjadi dua jenis
yaitu tarif advalorem dan tarif spesifik. tarif advalorem adalah pajak impor
yang dikira berdasarkan harga barang yang diimpor. Contoh apabila pajak
impor mobil 50%, maka pajak yang dibayar 50% daru harga impor mobil.
Sedangkan pajak spesifik adalah pajak yang tetap nilainya walaupun harga
barang impor berubah. Contoh pajak 1 ton beras dikenakan pajak sebanyak
200.000, maka apakah beras naik atau turun, pajak impor setiap ton beras
akan tetap sebanyak 200.000.
2. Kuota pembatasan impor
Kuota adalah satu bentuk hambatan perdagangan dan proteksi dimana
pemerintah menetapkan jumlah barang yang dapat diimpor dalam suatu
periode atau suatu tahun tertentu.
3. Hambatan perdagangan bukan tarif
Hambatan dalam perdagangan luar negeri yang bukan berbentuk pajak
impor atau kuota, tetapi dalam bentuk peraturan-peraturan yang mengurangi
kecenderungan untuk mengimpor. Contoh peraturan yang mewajibkan
departemen-departemen pemerintah atau perusahaan-perusahaan
pemerintah untuk lebih mengutamakan pembelian barang-barang produksi
dalam negeri.
4. Pembatasan penggunaan valuta asing
Kebijakan moneter dalam dilakukan untuk membatasi impor, seperti tidak
memberi kemudahan pinjaman bank untuk mengimpor atau melakukan
pembatasan penjualan valuta asing yang digunakan untuk mengimpor.
Pembatasan penjualan dapat dilakukan dengan memberikan harga yang
lebih tinggi dari kurs resmi yang ditetapkan oleh pemerintah.

2.3 Globalisasi
Globalisasi adalah peningkatan dalam saling ketergantungan dalam keadaan
dan kegiatan ekonomi diantara berbagai negara. Globalisasi perekonomian
14

adalah suatu proses di dalam kegiatan ekonomi serta perdagangan yang mana
negara di seluruh dunia akan menjadi satu kekuatan pasar yang semakin
terhubung dengan tanpa adanya rintangan batas territorial negara. Sebab
globalisasi perekonomian mewajibkan penghapusan seluruh batasan serta
hambatan terhadap arus modal, barang serta jasa. Pada saat globalisasi
perekonomian terjadi maka batas suatu negara akan menjadi kabur selain itu
hubungan yang ada di antara ekonomi nasional dan internasional pun akan
berubah menjadi semakin ketat.
Di satu sisi, dengan adanya globalisasi perekonomian maka akan membuka
peluang pasar produk yang berasal dari dalam negeri ke ranah pasar internasional
secara kompetitif, selain itu di sisi lain globalisasi perekonomian akan membuka
peluang masuknya produk global ke dalam pasar domestik.
Faktor-faktor yang mewujudkan globalisasi
1. Perkembangan politik dunia
2. Peningkatan praktek perdagangan bebas
3. Perkembangan perusahaan multi-nasional
4. Perkembangan investasi portofolio di pasar luar negeri
5. Kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan pengangkutan

Keuntungan Globalisasi
1. Produksi dunia dapat ditingkatkan
2. Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
3. Meluaskan pasar untuk hasil produksi dalam negeri
4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
5. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi

Efek Buruk Globalisasi


1. Menghambat pertumbuhan sektor industri manufaktur
2. Memperburuk keadaan neraca pembayaran
3. Sektor keuangan semakin tidak setabil
4. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perdagangan luar negeri merupakan suatu interaksi antar negara dalam
bentuk jual-beli barang maupun jasa atas dasar kesepakatan bersama.
Kerjasama internasional di bidang perdagangan bukanlah hal yang baru saja
dimulai, namun sudah ada sejak abad pertengahan. Perdagangan bisa diartikan
sebagai proses tukar-menukar yang terjadi atas dasar kesepakatan bersama dari
pihak yang terlibat di dalamnya. Negara-negara di dunia belum mampu
memproduksi semua barang dan kebutuhan sendiri, mereka harus menerima
bantuan dari negara lain. Dalam konteks ini cara umum akan ditunjukan
beberapa keuntungan dari perdagangan luar negeri dan secara spesifik dan
dengan lebih terperici akan ditunjukkan keuntungan yang akan diperoleh dari
spesialisasi, yaitu apabila kegiatan ekonomi Negara dikhususkan kepada
memproduksi barang yang dapat bersaing di pasaran luar negeri.
Proteksi merupakan kebijakan perdagangan luar negeri yang dilakukan
suatu Negara yang pada dasarnya menghambat kemasukan berbagai jenis
barang impor dengan menggunakan berbagai alat untuk melaksanakan
kebijakan perlindungan (proteksi) seperti pajak impor (tarif), kuota dan
hambatan bukan tarif. Globalisasi merupakan pengertian dalam saling
ketergantungan dalam keadaan dan kegiatan ekonomi diantara berbagai Negara
dari dunia.

15
DAFTAR PUSTAKA

anitasari, n. (2018, januari 11). zahiraccounting. Dipetik desember 9, 2018, dari


zahiraaccounting: https://zahiraccounting.com/id/blog/globalisasi-
perekonomian/
brian, r. (t.thn.). maxmanroe.com. Dipetik desember 9, 2019, dari
maxmanroe.com: https://www.maxmanroe.com/pengertian-perdagangan-
internasional.html
dosen ekonomi. (t.thn.). Dipetik desember 9, 2019, dari dosen ekonomi:
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/teori-perdagangan-internasional-
menurut-para-ahli
ika, p. (2015, juni 24). Bangkusekolah. Dipetik desember 9, 2019, dari
bangkusekolah: https://bangkusekolah.com/2015/06/24/macam-macam-
kerjasama-internasional/
ilmuekonomi. (2016). Dipetik desember 9, 2019, dari ilmuekonomi:
http://www.ilmuekonomi.net/2016/06/pengertian-definisi-arti-kebijakan-
politik-dumping-beserta-contohnya-dalam-perdagangan-internasional.html
indonesia, c. a. (2018, mei 05). core acounting indonesia. Dipetik desember 9,
2019, dari core accounting indonesia:
http://coreaccountingindonesia.blogspot.com/2018/05/perdagangan-luar-
negeri-proteksi-dan.html
Sukirno, S. (2016). Makro ekonomi teori pengantar. jakarta: Raja Grafindo
Persada.

iv

Anda mungkin juga menyukai