Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

TEMA : PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI MAKRO


MATA KULIAH PENGANTAR EKONOMI MAKRO
DOSEN PENGAMPU: MUHDAR MUBA, SE., ME

Disusun Oleh:
MUHAMMAD DWI REZA (02042011035) HUMAIRA ALBUGIS
SAFINGI NURSANTIKA UDIN

Kelas 2 A MANAJEMEN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KHAIRUN MALUKU UTARA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
dengan judul tema PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI MAKRO ini dapat tersusun sampai
dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Ternate, 27 maret 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................1
1.3 TUJUAN......................................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................................2
2.1 PENGERTIAN KEBUDAYAAN...............................................................................................2
2.2 UNSUR KEBUDAYAAN...........................................................................................................3
2.3 WUJUD KEBUDAYAAN..........................................................................................................5
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................................................6
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................................6
3.2 SARAN.......................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................7

II
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Studi ekonomi modern diawali dari kajian ekonomi mikro. Lalu dalam perkembangannya,
kajian ekonomi mikro dianggap tidak cukup mampu dalam menjawab berbagai permasalahan
ekonomi, terutama dalam tingkat yang lebih luas. Hal inilah yang menuntut adanya kajian ilmu
baru di luar ekonomi mikro, atau yang biasa disebut ekonomi makro.

Ilmu ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang khusus mempelajari
mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan.

Makro ekonomi dapat digunakan untuk menganalisis target-target kebijaksanaan seperti


pertumbuhan ekonomi, inflasi, tenaga kerja, dan keseimbangan neraca pembayaran yang
berkesinambungan. Pengertian ekonomi makro dalam buku Konsep Dasar Pembangunan dan
Pertumbuhan Ekonomi (2018) karya Thamrin, adalah sebuah ilmu ekonomi yang mempelajari
perekonomian sebuah negara secara komprehensif. Hubungan yang dipelajari dalam ekonomi
makro adalah hubungan kausal antara variabel-variabel aggregatif. Kebijakan ekonomi makro
yang dilakukan negara dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta. Dengan tujuan untuk
mengatasi masalah yang timbul. Masalah timbul dalam perekonomian, di mana pemerintah
sebagai regulatornya dan swasta sebagai pelaksananya.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian,unsur, tujuan, ruang lingkup dari ekonomi makro?


2. Bagaimana sejarah perkembangan ekonomi makro?
3. Pengaruh ekonomi makro terhadap bisnis?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui pengertian, unsur, tujuan, ruang lingkup dari ekonomi makro.


2. Mengetahui dan memahami sejarah perkembangan ekonomi makro
3. Mengetahui dan memahami pengaruh ekonomi makro terhadap bisnis

2
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN, UNSUR, TUJUAN, RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO

2.1.1 PENGERTIAN EKONOMI MAKRO

Ekonomi makro adalah cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari cara bekerja atau
mekanisme perekonomian sebagai suatu keseluruhan (aggregate) yang berkaitan dengan
efesiensi penggunaan faktor produksi yang tersedia agar tercipta kemakmuran masyarakat yang
maksimal. Dikutip dari buku konsep dasar pembangunan dan pertumbuhan ekonomi (2018)
karya Thamrin, ekonomi makro adalah sebuah ilmu ekonomi yang mempelajari perekonomian
sebuah Negara secara komprehensif.Ekonomi makro juga bisa menganalisis tentang produsen
secara keseluruhan serta konsumen dalam pengalokasian pendapatan dalam membeli
barang/jasa.
2.1.2 UNSUR

2.1.3 TUJUAN
1. Menciptakan lapangan pekerjaan.
Angka pengangguran yang tinggi disebuah Negara akan berdampak buruk untuk sebuah Negara
tersebut. Pengangguran yang tinggi akan menjadi beban ekonomi Negara. Kebijakan ekonomi
makro mengatur agar lapangan pekerjaan tercipta sehingga mampu menekan angka
pengangguran dalam suatu Negara.
2. Produksi dalam negeri yang tinggi.
Tinggi atau rendahnya suatu produksi dalam negeri tergantung ada investasi yang masuk ke
dalam Negara tersebut. Agar dapat meningkatkan produksi dalam negeri, suatu Negara harus
memiliki investasi yang tinggi serta meningkatkan produktivitas masyarakat. Dengan
meningkatnya produktivitas, pendapatan juga akan meningkat dan produksi dalam negeri bisa
ditingkatkan dengan baik.
3. Ekonomi yang stabil.
Perekonomian yang stabil dalam suatu Negara termasuk dalam tingkat pendapatan, lapangan
pekerjaan, dan juga kestabilan harga barang dalam Negara tersebut. Ekonom makro memiliki
tujuan agar harga barang dan juga lapangan pekerjaan selalu stabil. Hal ini juga akan berdampak
baik untuk suatu Negara.

3
4. Neraca pembayaran seimbang.
Setiap Negara pastimelakukan transaksi dengan Negara lain. Hal ini juga bisa mempengaruhi
ekonomi suatu Negara. Maka dari itu neraca pembayaran harus seimbang. Beberapa hal penting
yang perlu diketahui dalam neraca perdagangan, transaksi berjalan, dan lalulintas moneter.

5. Pendapatan penduduk yang merata.


Salah satu tujuan dari ekonomi makro adalah agar suatu Negara memiliki pendapatan penduduk
yang saling merata. Pendapatan tersebut didapat baik dari pengelolaan sumber daya alam
maupun sumber daya manusia dalam Negara tersebut. Dengan pendapatan yang merata, maka
kehidupan penduduk akan menjadi semakin baik. Sehingga kualitas manusia dalam suatu Negara
akan menjadi semakin baik juga.
2.1.4 RUANG LINGKUP

1. Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian Negara


Dalam ekonomi makro dijelaskan tentang seberapa jauh perekonomian suatu Negara dapat
menghasilkan suatu produk dan jasa. Ruang lingkup ekonomi makro ini memiliki beberapa jenis
pengeluaran yaitu:
a. Pengeluaran onsumsi rumah tangga
b. Pengeluaran pemerintah
c. Pengeluaran prusahaan atau investasi
d. Ekspor dan Impor
2. Kebijakan Pemerintah.
Ada dua jenis kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi makro yaitu:
1. Kebijakan moneter.
Merupakan kebijakan pemerintah yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi jumlah uang
yang beredar di masyarakat dalam suatu Negara.
2. Kebijakan fiscal
Meupakan langkah pemerintah untuk mengubah struktur dan jumlah pajak yang
bertujuan mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu Negara.
3. Pengeluaran Agregat.

4
Jika pengeluaran agregat tidak mencapai tingkat yang ideal, brarti sedang terjadi permasalahan
ekonomi dalam suatu Negara. Untuk menstabilkan pengeluaran agregat, pemerintah bisa
menekan laju inflasi dan menciptakan lapangan pekerjaan dalam suatu Negara.

2.2 SEJARAH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

2.2.1 ERA SEBELUM REVOLUSI INDUSTRI

Istilah formal ekonomi makro (macroeconomics) diperkenalkan pada 1945, ada yang
menulisnya macro-economic, ada juga yang menulisnya macroeconomics. Subyek utama ilmu
ekonomi makro sendiri, yaitu pertumbuhan ekonomi, bahasan klasik sejak jaman Adam Smith
(1723-1790), Thomas Malthus (1766-1834), dan David Ricardo (1772-1823).
Pada awalnya, studi ekonomi makro lebih dikenal sebagai studi Teori Moneter (Monetary
Theory) dan Teori Siklus Bisnis (Business CycleTheory). Teori Moneter bersumber pada studi
"teori kuantitas uang" yang menjelaskan hubungan sebab-akibat antara perubahan uang beredar
dan perubahan output serta tingkat harga umum (inflasi). Perdebatannya mempertanyakan:
apakah perubahan jumlah uang beredar yang menyebabkan perubahan output dan tingkat harga,
atau sebaliknya, perubahan output dan tingkat harga yang menyebabkan perubahan jumlah uang
beredar.
Teori Siklus Bisnis mempelajari fluktuasi ekonomi dari hasil interaksi faktor riil (seperti
kekayaan alam, cuaca, dan perkembangan teknologi), ekspektasi, dan jumlah uang beredar.
Ketika iklim usaha kondunsif, kegiatan ekonomi akan meningkat yang ditandai oleh peningkatan
investasi dan output; yang kemudian dapat saja secara tiba-tiba ekspektasi pengusaha berubah
sehingga perekonomian menjadi lesu dan mengalami resesi atau krisis.
Kedua teori tersebut saling melengkapi dan melahirkan konsep teori ekonomi makro. Di
periode 1920-1940-an, Keynes meletakkan fondasi sistematis analisa ekonomi makro, khususnya
dalam buku The General Theory of Employment, Interest, and Money (1936). Aliran ekonomi
yang berkembang berdasarkan pemikiran Keynes dikenal sebagai Keynesian. Sejak itu, terjadi
berbagai proses perdebatan yang melahirkan berbagai aliran ekonomi makro seperti: Monetarist
(1950-1960), Rational Expectation (1970-an), New Keynesians dan New Classical(1980-an).

2.2.2 ERA 1990-AN: MENUJU KESATUAN PENDAPAT

Meskipun sejarah ekonomi makro selalu diwarnai perbedaan pendapat, periode 1990-an
ditandai oleh beberapa konsensus pemikiran ekonomi makro. Konsensus ini sendiri memiliki
manfaat praktis bagi pengelolaan kebijakan stabilisasi ekonomi makro.

5
Pada 1997, lima tokoh ternama dalam ilmu ekonomi makro merumuskan prinsip-prinsip
utama ilmu ekonomi makro yang bisa diterima oleh berbagai aliran utama ekonomi makro (lihat
kumpulan makalah dalam seksi Is There A Core of Practical Macroeconomics That We Should
All Believe?, American Economic Review, Vol 87 (2), May 1997, hal. 230-246). Berikut
rangkuman beberapa konsensus ekonomi makro tersebut.
Pertama, dalam jangka panjang ekonomi akan tumbuh mengikuti pertumbuhan alamiah
faktor produksi, seperti: peningkatan akumulasi barang modal per tenaga kerja, perbaikan
teknologi produksi, dan perubahan institusi. Pertumbuhan output tersebut merupakan tren jangka
panjang yang dikenal juga sebagai output potensial.
Konsensus kedua menyatakan: fluktuasi output di sekitar tren output potensial sebagian besar
disebabkan oleh perubahan permintaan agregat (aggregate demand/AD). Perubahan AD ini
bersumber dari perubahan pengeluaran konsumsi, investasi, perubahan ekspektasi, dan interaksi
diantara semua unsur tersebut. Faktor penentu AD ini dapat dipengaruhi oleh pemerintah melalui
kebijakan moneter dan fiskal, sebagai dua perangkat kebijakan stabilisasi ekonomi makro. Proses
fluktuasi output jangka pendek disekitar tren output potensial juga mencerminkan proses
penyesuaian akibat sistem ekonomi mengalami "guncangan" (shock) yang berkelanjutan.
Ketiga, kebijakan stabilisasi makro hanya mempengaruhi output dalam jangka pendek, dan
dalam jangka panjang kebijakan stabilisasi makro bersifat netral terhadap ekonomi. Pengaruh
jangka pendek ini disebabkan oleh adanya kekakuan/ketegaran (stickiness/rigidities) dalam
ekonomi, baik yang bersifat nominal, riil, maupun institusional. Konsensus ketiga ini sebenarnya
kembali menegaskan konsensus pertama yang menyatakan bahwa output jangka panjang tumbuh
mengikuti tren output potensial, namun dilihat dari aspek penerapan kebijakan stabilisasi makro.
Terkait dengan kebijakan stabilisasi makro, ada dua hal yang perlu dicatat. Pertama, untuk
melaksanakan kebijakan stabilisasi output dan inflasi, kebijakan moneter mempunyai
fleksibilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kebijakan fiskal. Ini terkait dengan faktor
institusional, dimana perubahan kebijakan fiskal memerlukan waktu yang lebih lama dan juga
selang waktu penerapan yang lebih panjang dibandingkan dengan perubahan/penerapan
kebijakan moneter.
Kedua, dalam perumusan dan penerapan kebijakan stabilisasi ekonomi makro, pembuat
kebijakan sebaiknya berpegang pada 'aturan' daripada 'bebas memilih' (rules rather than
discretion). Maksudnya, ada kerangka kebijakan stabilisasi makro yang menjadi panduan dasar
bagi pembuat kebijakan dalam upaya mencapai target kebijakannya, seperti output dan inflasi.
Dua prinsip kebijakan stabilisasi ekonomi makro ini merupakan konsensus yang keempat.
Akhirnya, meskipun diakui bahwa kekakuan/ketegaran sektor riil mempunyai kontribusi
pada inflasi dalam periode tertentu, inflasi yang berkelanjutan dalam jangka panjang selalu
disebabkan oleh faktor moneter (persistent inflation is always a monetary phenomenon).
Sehingga untuk memerangi inflasi diperlukan disiplin fiskal (yaitu dengan tidak membiayai
defisit fiskal melalui pencetakan uang) dan disiplin moneter.

6
2.2.3 SEJARAH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DI INDONESIA

Dalam polemik kebijakan stabilisasi ekonomi makro di Indonesia, masih terdapat


kepercayaan bahwa pemerintah, selain mampu menstabilkan harga, juga dapat menaikkan output
dan menurunkan pengangguran secara bersamaan. Pemerintah bahkan dianggap dapat
menaikkan tingkat output dan menurunkan pengangguran dalam jangka panjang sekalipun.
Namun pengalaman negara maju yang melahirkan konsensus makro di atas menyanggah
kepercayaan bahwa kebijakan makro dapat menaikkan ouput dan menurunkan pengangguran
dalam jangka panjang.
Pengalaman Indonesia sendiri juga menunjukkan bahwa kebijakan fiskal dan moneter
bersifat netral terhadap output potensial. Misalnya, ekspansi moneter di era pemerintahan
Soekarno tidak membawa output yang lebih tinggi, bahkan menyebabkan inflasi yang ratusan
persen per tahun. Contoh lain, meskipun di awal 1990-an ekspansi moneter membuat
perekonomian Indonesia tumbuh sangat tinggi, segera pemerintah harus meredam ekspansi
moneter yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan output nasional. Jadi, secara rata-rata
kebijakan moneter dalam jangka panjang tidak dapat mempengaruhi output nasional.
Pengalaman paska krisis 1998 sendiri menunjukkan bahwa fluktuasi sektor moneter ternyata
tidak diikuti fluktuasi sektor riil. Setelah output kembali menjadi positif pada 1999, selanjutnya
output diperkirakan tumbuh rata-rata 3persen per tahun dan inflasi sekitar 10 persen per tahun.
Dapat diduga bahwa pertumbuhan ekonomi yang tidak kunjung membaik sekarang ini bukan
dikarenakan kurangnya stimulus fiskal atau moneter, tapi lebih dikarenakan tidak adanya
reformasi sektor riil yang berarti.
Indonesia sebaiknya belajar dari pengalaman Jepang di era 1990-an. Tanpa reformasi sektor
riil, stimulus fiskal dan talangan sektor keuangan yang bernilai sekitar US$ 1 trilyun tidak
membuat ekonomi Jepang tumbuh. Ekspansi fiskal pemerintah Jepang terlihat dari peningkatan
rasio pengeluaran pemerintah Jepang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dari 30 persen
pada 1990 menjadi 37 persen pada 2001.
Sejalan dengan ekspansi fiskal, utang pemerintah Jepang naik dari 65 persen PDB pada 1990,
menjadi 135 persen PDB pada 2001. Celakanya, indikator sektor riil Jepang hanya menunjukkan
pertumbuhan rata-rata sekitar 0,4 persen per tahun sepanjang 1990-2001, dengan tren
pengangguran meningkat dan mencapai 5 persen di tahun 2001.
Dengan kondisi fiskal Indonesia yang masih terbebani utang pemerintah sekitar Rp 1.300
trilyun (sekitar 90 persen PDB), maka stimulus fiskal tanpa disertai reformasi sektor riil, dapat
dipastikan tidak akan berarti banyak bagi pertumbuhan ekonomi.
Pembuat kebijakan ekonomi Indonesia harus belajar dari konsensus ekonomi makro di atas,
bahwa pertumbuhan ekonomi yang stabil dalam jangka panjang bersumber dari perkembangan
alamiah sektor riil seperti inovasi teknologi produksi dan perubahan institusi. Kebijakan makro,
fiskal dan moneter, hanya lah penyelesaian jangka pendek yang tidak ada manfaatnya tanpa
reformasi sektor riil.

7
2.3 PENGARUH EKONOMI MAKRO TERHADAP BISNIS

Ekonomi Makro erat hubungannya dengan masalah keuangan negara.Perubahan ekonomi


pada suatu negara akan berdampak pada suatu perusahaan dan pasarnya.Ekonomi makro dapat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,tenaga kerja, stabilitas suatu harga, dan pencapaian
keseimbangan.
Perubahan ekonomi yang besar, berpengaruh terhadap masyarakat dan perusahaan beserta
pasarnya. Ekonomi makro erat kaitanya dengan masalah keuangan negara. Dalam buku
Makroekonomi (2007) karya N Hehory Mankiw, ekonomi makro memiliki peran penting pada
sebuah bisnis. Ekonomi makro mampu memengaruhi pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga,
tenaga kerja, dan pencapaian keseimbangan. Permasalahan ekonomi makro pada bisnis Terdapat
beberapa permasalahan ekonomi makro yang terjadi pada bisnis, di antaranya:
1. Masalah kemiskinan dan pengangguran
2. Krisis nilai tukar terhadap utang luar negeri
3. Permasalahan perbankan dan kredit macet
4. Pertumbuhan ekonomi

1.

8
BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN

9
DAFTAR PUSTAKA

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ekonomi Makro: Pengertian, Tujuan, dan Ruang
Lingkupnya", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/21/100000169/ekonomi-
makro-pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkupnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ekonomi Makro: Pengertian, Tujuan, dan Ruang
Lingkupnya", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/21/100000169/ekonomi-makro-
pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkupnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ekonomi Makro di Indonesia dan Pengaruhnya
Terhadap Bisnis", Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/21/140000869/ekonomi-makro-di-indonesia-dan-
pengaruhnya-terhadap-bisnis?page=2.

10

Anda mungkin juga menyukai