Ekonomika
Makro
Pengukuran Kegiatan Ekonomi
02
Ekonomi dan Bisnis Manajemen S1 190221004 Team Teaching Ekonomika Makro
Abstract Kompetensi
Ekonom selalu membutuhkan pengukuran yang baik, dan teori yang baik. Memang benar
teori yang baik membutuhkan pengukuran yang baik, dan pengukuran yang baik
membutuhkan teori yang baik. Pengukuran kinerja ekonomi memotivasi para ekonom makro
untuk membangun model sederhana yang dapat menjelaskan pemikiran tentang bagaimana
perekonomian bekerja. Misalnya, survei harga konsumen yang dilakukan setiap tahun dapat
memberi tahu kita tentang bagaimana harga berubah dari waktu ke waktu dan, ditambah
dengan pengamatan pada variabel ekonomi lainnya, dapat membantu kita mengembangkan
teori yang menjelaskan mengapa harga berubah seiring perubahan waktu. Sementara itu,
teori ekonomi dapat memberikan informasi yang lebih baik kepada kita tentang cara paling
efisien untuk melakukan pengukuran ekonomi. Misalnya, teori perilaku konsumen dapat
memberi tahu kita tentang cara yang tepat untuk menggunakan harga barang konsumsi
untuk mendapatkan indeks harga yang merupakan ukuran yang baik untuk tingkat harga.
Pendapatan Nasional (GNI), yaitu nilai seluruh produk yang dihasilkan negara dalam 1
tahun tertentu. Disebut PN (GNI) karena merupakan flow of income yang diterima
masyarakat dalam bentuk balas jasa atas faktor produksi yang dimiliki. Perhitungannya
didasarkan atas balas jasa yang diterima masyarakat pemilik faktor produksi atau bisa
juga disebut pendekatan biaya produksi. Melalui pendekatan ini akan terlihat adanya
arus biaya dalam menghasilkan produk, yakni sebagai berikut:
Melalui Gambar berikut dapat dilihat arus pembayaran faktor produksi yang akan
menghasilkan nilai GNI dan arus uang pembayaran hasil produksi yang akan menghasilkan
nilai GNP.
Gambar 2.1 Arus pembayaran faktor produksi (GNI) dan arus pembayaran hasil
produksi (GNP)
Perbedaan istilah nasional dengan domestik pada nilai produk suatu Negara:
1. Istilah nasional pada GNI (Gross National Income) atau GNP (Gross National Product)
merupakan nilai produk yang dihasilkan dihitung berdasarkan faktor produksi milik
warga negara baik yang ada di dalam negeri ataupun di luar negeri.
Nilai GNI = Nilai GNP.
Perbedaan dasar perhitungan antara produk domestik dan produk nasional, dapat
mengakibatkan nilai GNP dan GDP sulit untuk bisa sama. Jadi nilai GNP ≠ GDP. Selisih
GNP dan GDP disebut Net Factor Income to abroad atau Net Factor Payment
Nilai GNP bisa lebih besar atau lebih kecil daripada GDP:
1. Apabila dalam suatu negara GNP < GDP, itu artinya peranan modal luar negeri di
negara itu lebih besar daripada penanaman modal negara itu di luar negeri. Karena
itu, diduga negara belum maju, belum melebarkan sayap usahanya ke luar negeri
dan masih menerima/banjir modal asing.
2. Sebaliknya apabila suatu negara GNP > GDP, berarti penanaman modal luar negeri
di negara itu lebih kecil daripada penanaman negara itu di luar negeri. Karena itu
negara dianggap sudah maju, investasi negara tersebut banyak di negara lain.
5. National Balance Sheet atau Capital Account, menghitung kekayaan (aktiva) dan
utang (pasiva) semua unit kesatuan ekonomi atau sektor-sektor ekonomi.
Dari kelima konsep tersebut yang dibahas dalam buku ini hanya National Income Account.
Ada tiga metode/pendekatan (approach) dalam menghitung pendapatan nasional antara
lain:
Pada metode produksi ini, Pendapatan Nasional dihitung dengan cara menjumlahkan
nilai produksi yang diciptakan oleh tiap-tiap sektor ekonomi selama 1 periode tertentu
(biasanya 1 tahun). Yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) yang
diciptakan oleh tiap sektor yang ada dalam perekonomian. Kenapa harus menggunakan
nilai value added dalam Perhitungan Produk Nasional alasannya adalah:
Untuk mencari nilai Produk Nasional atau Pendapatan Nasional (PN) diperoleh
dengan rumus:
Di samping itu dalam perhitungan pendapatan nasional juga sering kali ditemukan berbagai
kendala, misalnya sebagai berikut:
2. Data yang sudah tersedia/tercatat bukan data yang akurat/tepat, tetapi merupakan
data-data estimate, sehingga tingkat kepercayaan (reliability) dan kebenaran (validity)
rendah.
Selain terdapat kendala, dalam perhitungan pendapatan nasional juga terdapat transaksi-
transaksi yang tidak dihitung, misalnya sebagai berikut:
1. Transfer Payment; suatu pembayaran yang dikeluarkan dan diterima masyarakat tanpa
menghasilkan produk pada tahun yang bersangkutan. Contoh: pensiun, subsidi, warisan
pembayaran untuk barang-barang yang dibuat pada tahun sebelumnya.
2. Capital gain and loss; kenaikan dan penurunan nilai barang modal karena inflasi dan
deflasi.
4. Kegiatan-kegiatan yang karena alasan praktis tidak dihitung, misalnya: nilai jasa/produk
yang dilakukan oleh anggota keluarga untuk keperluan anggota keluarga tersebut.
Seperti pekerjaan ibu rumah tangga, memasak, mencuci, dan membersihkan rumah.
Masih banyak transaksi yang belum terhitung, sulit dilakukan karena transaksi transaksi
tersebut tidak melalui kegiatan pasar/lapangan usaha yang jelas. Contohnya sebagai
berikut:
Dalam mempelajari pendapatan nasional perlu dipahami konsep GDP, GNP, NNP, NI, PI
dan DI:
1. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP) adalah nilai barang dan jasa
yang diproduksi oleh suatu negara dalam suatu periode tertentu dengan menjumlahkan
semua hasil dari warga negara yang bersangkutan ditambah dengan warga negara
asing yang bekerja di negara yang bersangkutan, termasuk juga di dalamnya adalah
pendapatan atas aset asing.
2. Produk Nasional Bruto (Gross Nasional Product/GNP) adalah merupakan nilai barang
dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam suatu periode waktu tertentu (satu
tahun) dengan menjumlahkan semua nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh
penduduk suatu negara, termasuk warga negara yang berada diluar negeri yang diukur
dengan satuan uang.
3. Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah produk nasional bruto dikurangi
depresiasi/penyusutan
National Income
Personal Income
Disposible Income
DI = PI - direct tax
Contoh soal:
Coba saudara hitung nilai GDP, GNP, NNP, NNI, PI, dan DI Negara M berdasarkan data-
data perekonomiannya (dalam Milyar Rupiah) sebagai berikut:
No Keterangan Jumlah
1 Konsumsi rumah tangga 188,745
2 Pajak Pribadi 29,478
3 Ekspor barang dan jasa 55,589
4 Pembayaran transfer 8,427
5 Keuntungan Perusahaan 20,750
6 Impor barang dan jasa 76,483
7 Pengeluaran pemerintah 52,248
8 Pembayaran Dividen 6,750
9 Pajak tidak langsung 9,500
10 Net factor income 3,200
11 Investasi netto dalam negeri 65,123
12 Subsidi 34,215
13 Pembayaran asuransi sosial 12,460
14 Penyusutan 19,436
15 Pendapatan bunga pribadi 15,453
Pembahasan:
Nilai produk nasional selalu dihitung berdasarkan nilai uang dari barang dan jasa yang
dihasilkan. Sementara nilai uang tidak selamanya dalam keadaaan stabil, sangat
bergantung pada perkembangan harga pasar. Kenaikan harga meneyebabkan nilai uang
turun dan sebaliknya penurunan harga menyebabkan nilai uang naik
Suatu hal yang mustahil untuk mengukur perkembangan produk nasional apabila alat
ukurnya tidak stabil dan mudah berubah dari waktu ke waktu. Usaha menghindari
ketidakstabilan nilai uang sebagai alat ukur, kita harus menggnakan alat ukur yang mampu
mengantisipasi kenaikan harga. Alat ukur yang dimaksud adalah indeks harga. Indeks harga
dalam konsep GNP disebut Deflator GNP
Pengukuran GNP atau nilai produk nasional dapat berupa hal-hal berikut:
1. GNP nominal, merupakan nilai produk dihitung berdasarkan harga yang berlaku ketika
produk tersebut dihasilkan. GNP nominal dihitung dengan mengalikan kuantitas dengan
harga pasar setiap tahun yang berubah-ubah.
2. GNP riil, merupakan nilai produk dihitung berdasarkan harga tahun tertentu yang
ditetapkan sebagai tahun dasar. GNP riil dihitung dengan mengalikan kuantitas dengan
harga konstan, yaitu harga yang terjadi pada tahun tertentu yang ditetapkan sebagai
tahun dasar.
3. Deflator GNP, merupakan indeks harga. Nilai deflator GNP dihitung dengan cara
membagi GNP nominal dengan GNP riil.
Tabel 2.4 Contoh perhitungan GNP Deflator, GNP Nominal dan GNP Ril
1. Kenaikan GNP secara nominal terjadi sebagai akibat dari kenaikan volume produk dan
kenaikkan harga produk. Jadi ada kenaikan laju inflasi.
2. Kenaikan GNP secara riil terjadi sebagai akibat hanya dari kenaikan volume
Untuk menghitung perkembangan GNP nominal atau GNP riil dapat digunakan rumus Laju
Pertumbuhan (LP) sebagai berikut:
Contoh:
- Kenaikan yang 50% adalah berdasarkan kenaikan volume produksi dan kenaikan harga
(masih ada pengaruh laju inflasi)
Sedangkan,
Contoh:
Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) atau Rate of Economic Growth adalah suatu angka
dalam persentase yang memperlihatkan tinggi rendahnya atau cepat lambatnya
pertumbuhan ekonomi suatu negara dalam satu tahun tertentu dibandingkan tahun
sebelumnya. Untuk menghitung LPE dihitung berdasarkan nilai GNP riil atau GDP riil
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Indeks harga adalah rata-rata tertimbang dari harga-harga produk berdasarkan uang yang
berlaku di pasar. Indeks harga dapat juga diartikan sebagai ukuran tingkat harga rata-rata
barang dan jasa. Ada tiga macam indeks harga yaitu sebagai berikut:
1. Indeks harga konsumen (consumer price index- CPI). Indeks harga konsumen
mengukur biaya sekelompo barang dan jasa dipasar. Harga tersebut berupa harga-
harga makanan, pakaian, pemukiman, transportasi, kesehatan, pendidikan dan
komoditas lainnya yang akan dibeli konsumen untuk menunjang kehidupan sehari-hari.
2. Indeks harga produser (producer price index-PPI). Indeks harga ini mengukur tingkat
harga pada tingkat produsen atau pedagang besar.
3. Deflator GNP/GDP (GNP/GDP deflator). Indeks harga ini merupakan rasio GNP
nominal dan GNP/GDP riil. Indeks harga ini adalah perubahan harga atau nilai dari
seluruh komponen GNP/GDP yang terdiri dari konsumsi, investasi, pengeluaran
pemerintah, dan ekspor netto).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan indeks harga adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan jenis-jenis barang yang harganya akan diamati secara periodik, terutama
untuk barang-barang yang dapat mewakili pilihan konsumen secara umum. Barang-
barang yang diamati biasanya barang kebutuhan sehari-hari.
Tahun 2002 terjadi kenaikan harga untuk; makanan 2%, pakaian 3%, perumahan 5%,
transportasi 10%, pendidikan 15% dan kesehatan 4%
IHK (2001) = (0,020 × 100) + (0,05 × 100) + (0,25 × 100) + (0,1 × 100) + (0,25
× 100) + (0,15 × 100)
= 100.
IHK (2001) = (0,020 × 102) + (0,05 × 103) + (0,25 × 105) + (0,1 × 110) + (0,25
× 115) + (0,15 × 104)
= 107
Indeks harga biasanya digunakan untuk melihat perkembangan perekonomian atau tingkat
inflasi yang terjadi dalam suatu Negara.Tingkat inflasi adalah laju tingkat harga umum dari
tahun ketahun dan biasanya diikuti dengan kenaikan harga pada tahun tertentu dari tahun
sebelumnya. Laju inflasi atau tingkat inflasi dapat dihitung dengan rumus berikut:
Contoh:
Case, K., E., Fair, R., C., & Oster, S., M. 2017. Principles of Macroeconomics. Twelfth
Edition. USA: Pearson
Mankiw N., Gregory. 2019. Macroeconomics. Tenth Edition. New York: Work Publishers
Murni, A. 2016. Ekonomika Makro. Edisi Revisi. Bandung: PT. Refika Aditama
Williamson, S., D. 2014. Macroeconomics. Fifth Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc