Anda di halaman 1dari 16

METODE TRANPORTASI

Diajukan Memenuhi Sebagai Tugas Matakuliah Operation Research


yang Diampu oleh Bambang Sri Hartono, S.E.M.Si

Disusun oleh:
Dwi Fatehatul Ula 2013114321
Widiya Yuliana 2013114276
Ratih Budiaryati 2013114364

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMIDAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, karena dengan rahmat, hidayah dan inayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas Mata
Kuliah Operation Research.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,


mengingat keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan waktu yang penulis miliki.
Untuk itu segala pendapat, kritik dan saran yang bersifat konstruktif diharapkan
dapat membantu sempurnanya makalah ini.

Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun bagi


penulis dan semoga Allah SWT mencatat semua amal yang besar maupun yang
kecil dengan ridho dan pahala yang dapat dipetik melainkan buah amal yang
ikhlas sernata-mata karena Allah SWT, semoga Allah SWT menerima do'a dan
harapan ini. Aamin...

Pekalongan, 13 November
2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perdagangan merupakan tombak dalam perekonomian suatu negara,


yang mana kemajuan suatu negara diukur dengan tingginya angka
kewirausahaan. Semakin banyak wirausahawan, maka semakin baik
perekonomian suatu negara, sehingga diharapkan banyak masyarakat
Indonesia untuk berwirausaha.
Sebagai insan cindekia yang memahami ilmu ekonomi sudah
sewajarnya jika kita mulai berbisnis dengan konsep dan operasional yang
baik. Usaha yang berjalan dengan berbasis keilmuan tentu akan lebih mudah
untuk berkembang. Makalah ini akan membahas tentang materi transportasi
yang diharapkan dapat menjadi rujukan dalam menjalankan usahanya.
Materi transportasi yang kami paparkan berguna untuk membantu
produsen memecahkan masalah kegiatan perekonomiannya dalam bidang
ditribusi. Materi yang kami paparkan adalah dasar awal pemahaman teori
transportasi sehingga pembaca bisa mengembangkan materi dari teori hingga
studi kasus.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Transportasi?
2. Bagaimana Transportasi dapat diterapkan pada operasional usaha?
BAB II
PEMBAHASAN

1. DEFINISI METODE TRANSPORTASI

Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk


mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama,
ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Alokasi produk ini harus
sedemikian rupa, karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari suatu
sumber ke suatu tempat-tempat tujuan yang berbeda. Disamping itu metode
tranportasi juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah dunia
bisnis lainya, seperti masalah-masalah yang meliputi pengiklanan,
pembelanjaan, modal, alokasi dana untuk investasi, analisis lokasi,
keseimbangan lini perakitan dan perencanaan serta scheduling produksi.

Dalam arti sederhana, model tranportasi berusaha menentukan rencana


transportasi sebuah barang dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan. Data dalam
model ini mencakup :

1. Tingkat penawaran disetiap sumber dan jumlah permintaan di setiap


tujuan.
2. Biaya transportasi per unit barang dari setiap sumber ke setiap tujuan.

Karena hanya terdapat satu barang, sebuah tujuan dapat menerima


permintaannya dari satu sumber atau lebih. Tujuan dari model ini adalah
menentukan jumlah yang harus dikirimkan dari setiap sumber ke setiap tujuan
sedemikian rupa sehingga biaya transportasi total diminimumkan.

Asumsi dari model ini adalah bahwa biaya transportasi disebuah rute tertentu
adalah proporsional secara langsung dengan jumlah unit yang dikirimkan.
Definisi unit transportasi akan bervariasi bergantung pada jenis barang yang
dikirimkan. Misalnya kita dapat membicarakan unit transportasi sebagai setiap
balok baja yang diperlukan untuk membangun jembatan, atau kita dapat
menggunakan beban truk dari sebuah barang sebagai unit transportasi.
Bagaimanapun juga, unit penawaran dan permintaan harus konsisten dengan
definisi kita tentang unit yang dikirimkan.

2. Ciri-ciri Penggunaan Metode Tranportasi


1. Terdapat sejumlah sumber dan tujuan tertentu.
2. Kuantitas komoditas atau barang yang di distribusikan dari setiap sumber
dan yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.
3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan,
besarnya sesuai dengan permintaan dari atau kapasitas sumber.
4. Biaya yang dibutuhkan untuk memindahkan suatu komoditas dari suatu
sumber ke suatu tujuan, besarnya tertentu.

3. PEMECAHAN MASALAH TRANSPORTASI

Metode ini menggunakan langkah-langkah metode simpleks secara langsung


dan hanya berbeda dalam perincian penerapan kondisi optimalitas dan kelayakan.

1. TEKNIK TRANSPORTASI

Langkah-langkah dasar dari teknik transportasi adalah :

Langkah 1: tentukan pemecahan awal yang layak

Langkah 2: tentukan variabel masuk dari diantara variabel nondasar. Jika


semua variabel masuk memenuhi kondisi optimalitas (dari metode simpleks),
berhenti; jika tidak lanjutkan ke Langkah 3.

Langkah 3: tentukan variabel keluar (dengan menggunakan kondisi kelayakan)


dari diantara variabel-variabel dalam pemecahan dasar saat ini; lalu temukan
pemecahan dasar baru. Kembali Langkah 2.

Langkah 4: langkah ini akan dipertimbangkan secara terperinci. Alat


penjelasannya adalah masalah dalam tabel dibawah. Biaya unit transportasi cij
adalah dalam dollar. Penawaran dan permintaan diketahui dalam jumlah unit.
Tujuan

1 2 3 4 Penawaran

10 0 20 11 25
x11 x12 x13 x14

12 7 9 20
x21 x22 x23 x24 15
0 14 16 18
x31 x32 x33 x34 5

5 15 15 10 Permintaan

A. Penentuan Pemecahan Awal


Jika model transportasi dirumuskan sebagai sebuah tabel simpleks, kita perlu
memanfaatkan variabel bantuan untuk memperoleh pemecahan dari dasar
awal.tetapi ketika tabel transportasi dipergunakan, pemecahan dasar awal
yang layak dapat diperoleh secara mudah dan langsung. Prosedur yang
biasanya memberikan pemecahan awal yang lebih baik dalam arti bahwa nilai
fungsi tujuan yang bersangkutan lebih kecil adalah peraturan sudut barat
laut (northwest-corner rule), metode biaya terendah (least-cost) dan
Pendekatan Vogel.
Metode sudut barat laut memulai dengan mengalokasikan jumlah maksimum
yang dapat diijinkan oleh penawaran dan permintaan ke variabel x 11. Kolom
(baris) yang sudah dipenuhi lalu disilang, yang menunjukkan bahwa variabel
sisanya dalam kolom (baris) yang disilang tersebut adala sama dengan nol.
Jika sebuah kolom dan sebuah baris dipenuhi secara bersamaan, hanya satu
(salah satunya) yang disilang. Kondisi ini menjamin penentuan variabel dasar
nol, jika ada, secara otomatis.
B. Penentuan variabel masuk ( Metode Pengali)

Variabel masuk ditentukan dengan menggunakan kondisi optimalitas dari


metode simpleks. Seperti diterangkan lebih lanjut dalam bagian ini,
perhitungan koefisien persamaan tujuan didasari oleh hubungan primal-dual
yang disajikan dalam bagian 5.2. Kami pertama-tama akan menyajikan
mekanika metode ini dan lalu menyediakan penjelasan yang terinci tentang
prosedur yang didasari oleh teori dualitas. Metode lainnya, yang disebut
prosedur batu loncatan (stepping-stone procedure), juga tersedia untuk
mementukan variabel masuk. Walaupun perhitungan dalam kedua metode ini
tepat setara, metode batu loncatan memberikan kesan bahwa prosedur ini
sepenuhnya tidak berkaitan dengan metode simpleks.

C. Penentuan Variabel Keluar ( Konstruksi Loop )

Langkah ini setara dengan penerapan kondisi kelayakan dalam metode


simpleks. Tetapi, karena semua koefisien batasan dalam model transportasi
semula adalah nol atau 1, rasio (positif) dari kondisi kelayakan akan selalu
memiliki penyebut yang sama dengan 1 . Jadi nilai variabel dasar akan secara
langsung memberikan rasio yang bersangkutan.

Untuk maksud penentuan rasio minimum, kita mengembangkan loop tertutup


untuk variabel masuk saat ini (x31 dalam iterasi saat ini). Loop berawal dan
barakhir di variabel nondasar yang ditunjukkan. Loop ini terdiri dari segmen
horisontal dan vertikal (yang tersambung) yang ujung-ujungnya haruslah
variabel dasar, kecuali untuk titik-titik akhir yang berkaitan dengan variabel
masuk. Ini berarti bahwa setiap elemen sudut dari loop ini haruslah sebuah sel
yang memuat sebuah variabel dasar.

D. Penjelasan Metode Pengali Sebagai Metode Simpleks


Hubungan antara metode pengali dan metode simplek dapat ditetapkan
dengan memperlihatkan bahwa Cpq, sebagaimana didefinisikan, secara
langsung setara dengan koefisien fungsi tujuan dalam tabel simpleks yang
berkaitan dengan iterasi saat ini. Kita telah melihat dari perhitungan primal-
dual dalam bagian 5-2 bahwa, dengan diketahui nilai dual dari iterasi saat ini,
koefisien fungsi tujuan diperoleh dengan mengambil selisih antara sisi kiri
dan sisi kanan dari batasan dual.

Untuk memperlihatkan bagaimana masalah dual umum diperoleh untuk


model transportasi ini, pertama pertimbangkan kasus m = 2 dan n = 3 yang
diberikan dalam tabel 6-15. Anggaplah variabel dual adalah u1dan u2 untuk
batasan sumber v1, v2, dan v3 untuk batasan tujuan.

2. PEMECAHAN AWAL YANG DIPERBAIKI

A. Metode Biaya Terendah

Prosedurnya adalah sebagai berikut. Berikut nilai setinggi mungkin pada


variabel dengan biaya unit terkecil dalam keseluruhan tabel. (Beberapa biaya
unit yang sama dipilih secara sembarangan). Silang baris atau kolom yang
dipenuhi ( seperti dalam metode sudut barat laut, jika baik kolom maupun
baris dipenuhi secara bebarengan, hanya satu yang disilang). Setelah
menyesuaikan penawaran dan permintaan untuk semua baris dan kolom yang
belum disilang, ulangi proses dengan memberikan nilai setinggi mungkin
pada variabel dengan biaya unit terkecil yang belum disilang. Prosedur ini
disesuaikan ketika tepat satu baris atau satu kolom belum disilang.

B. Metode Pendekan Vogel (VAM)

Metode ini merupakan sebuah heuristik dan biasanya memberikan pemecahan


awal yang lebih baik daripada metode barat laut atau metode biaya terendah.
Pada kenyataannya, VAM umumnya menghasilkan pemecahan awal yang
optimum, atau dekat dengan optimum.
Langkah-langkah dari prosedur ini adalah sebagai berikut:

Langkah 1 : Evaluasi penalti untuk setiap baris (kolom) dengan mengurangkan


elemen biaya terkecil dalam baris (kolom) dari elemen biaya terkecil berikutnya
dalam baris (kolom) yang sama.

Langkah 2 : identifikasi baris atau kolom dengan penalti terbesar, pilih nilai yang
sama secara sembarangan. Alokasikan sebanyak mungkin pada variabel dengan
biaya terendah dalam baris atau kolom yang dipilih. Sesuaikan penawaran dan
permintaan dan silang baris atau kolom yang dipenuhi. Jila sebuah baris atau
kolom dipenuhi secara bersamaan, hanya satu diantaranya yang disilang dan baris
(kolom) sisanya diberikan penawaran (permintaan) nol. Setiap baris atau kolom
dengan penawaran atau permintaan nol tidak boleh dipergunakan dalam
menghitung penalti berikutnya.

Langkah 3 :

a. Jika tepat satu baris atau satu kolom yang belum disilang, berhentilah.
b. Jika hanya satu baris (kolom) dengan penawaran (permintaan) positif yang
belum disilang, tentukan variabel dasar dalam baris (kolom) tersebut dengan
metode biaya terendah.
c. Jika semua baris dan kolom yang belum disilang memiliki (diberi) penawaran
dan permintaan nol, tentukan variabel dasar nol berdasarkan metode biaya
terendah, berhentilah.
d. Jika tidak, hitung ulang penalti untuk baris dan kolom yang belum disilang,
lalu kembali ke langkah 2. (Perhatiakan bahwa baris dan kolom dengan
penawaran dan permintaan yang diberi nilai nol tidak boleh dipergunakan
dalam menghitung penalti ini).
3. MODEL PENUGASAN
Pertimbangkan situasi penugasan m pekerjaan ( atau pekerja ) ke nmesin.
Pekerjaan i (=1,2, ..., m) ketikan ditugaskan ke mesin j = ( = 1, 2,..., n)
memerlukan biaya Cij. Tujuannya adalah menugaskan pekerjaan-pekerjaan
tersebut ke mesin-mesin (satu pekerjaan per mesin) dengan biaya total terendah.
Situasi ini dikenal sebagai masalah penugasan ( assignment problem).

4. MODEL TRANSSHIPMENT

Model transportasi standar mengasumsikan bahwa rute langsung antara


sebuah sumber dan sebuah tujuan adalah rute berbiaya minimun. Jadi, tabel dari
jarak dari tiga pabrik ke dua pusat distribusi memberikan rute terdekat diantara
sumber dan tujuan. Ini berarti bahwa perhitungan persiapan yang melibatkan
penentuan rute terdekat harus dilakukan sebuah biaya unit dari model transportasi
standar dapat ditentukan.

Satu prosedur alternatif dari penggunaan model transportasi biasa ( dengan


algoritma rute terdekat yang dimasukkan ke dalamnya) adalah model
transshipment. Model yang baru ini memiliki ciri tambahan yang mengijinkan
unit-unit yang dikirimkan dari semua sumber untuk melewati node-node antara
atau sementara sebelum pada akhirnya mencapai tujuan mereka. Akibatnya,
algoritma baru ini menggabungkan baik algoritma transportasi biasa dengan
algoritma rute terdekat menjadi satu prosedur.

5. PENERAPAN MODEL TRANSPORTASI DENGAN LP (LINEAR


PROGRAMING)

Seperti anda ketahui, bahwa mengirim barang dari satu tempat ke tempat
lain memerlukan alat transportasi, baik alat transportasi yang dimiliki sendiri
maupun menyewa, keduanya memerlukan alat transportasi, baik alat transportasi
yang dimiliki sendiri maupun menyewa, keduanya memerlukan biaya pengiriman.
Besarnya biaya pengiriman barang dipengaruhi dua variabel, yaitu jumlah barang
yang akan dikirimkan dan biaya angkut per unit. Tentu saja setiap mengirimkan,
diupayakan agar total biaya pengiriman barang dari tempat asal ke tempat tujuan
adalah minimum. Teori dan praktik harus sama, jika tidak sama tentu ada yang
salah dalam menerapkan prinsip manajemen yang benar. Apakah dalam
praktiknya terdapat penyimpangan? Harusnya tidak boleh menyimpang, jika
terjadi penyimpangan, misalnya mencari biaya transportasi yang lebih mahal,
jelas hal ini melanggar prinsip ekonomi perusahaan.

Model transportasi pada intinya mencari dan menetukan perencanaan


pengiriman barang (single commodity) dari tempat asal ke tempat tujuan, dengan
total biaya transportasi yang minimal. Oleh karena itu, dalam total biaya
transportasi terdapat 3 (tiga) variabel, yakni sebagai berikut:

1. Jumlah barang yang tersedia di tempat (sumber) asal, yakni kapasitas


pengiriman.
2. Daya tampung di daerah atau tempat tujuan.
3. Biaya transportasi per unit barang yang akan dikirimkan.

6. Pemecahan Dengan Cara Stepping Stone (Pindah Batu)

Suatu perusahaan yang mempunyai 3 buah pabrik di W, H, P. Perusahaan


menghadapi masalah alokasi hasil produksinya dari pabrik-pabrik tersebut ke
gudang-gudang penjualan di A, B, C

Tabel Kapasitas pabrik

Pabrik Kapasitas produksi tiap bulan

W 90 ton

H 60 ton

P 50 ton

Jumlah 200 ton


Tabel Kebutuhan gudang

Gudang Kebutuhan tiap bulan

A 50 ton

B 110 ton

C 40 ton

Jumlah 200 ton

Tabel Biaya pengangkutan setiap ton dari pabrik W, H, P, ke gudang A, B, C

Biaya tiap ton (dalam ribuan Rp)


Dari
Ke gudang A Ke gudang B Ke gudang C

Pabrik W 20 5 8

Pabrik
15 20 10
H

Pabrik
25 10 19
P

Penyusunan Tabel Alokasi


Aturan

1. jumlah kebutuhan tiap-tiap gudang diletakkan pada baris terakhir

2. kapasitas tiap pabrik pada kolom terakhir

3. biaya pengangkutan diletakkan pada segi empat kecil

Kapasitas
Gudang A Gudang B Gudang C
Pabrik

Pabrik 20 5 8
X X X 90
11 12 13
W

Pabrik 15 20 10
X X X 60
21 22 23
H

Pabrik 25 10 19
X X X 50
31 32 33
P

Kebutuhan 110 40 200


50
Gudang
Penggunaan Linear Programming dalam Metode Transportasi

Tabel Alokasi

Kapasitas
Gudang A Gudang B Gudang C
Pabrik

Pabrik 20 5 8
X X X 90
11 12 13
W

Pabrik 15 20 10
X X X 60
21 22 23
H

Pabrik 25 10 19
X X X 50
31 32 33
P

Kebutuhan 110 40 200


50
Gudang

Minimumkan Z = 20XWA + 15XHA + 25XPA + 5XWB + 20XHB + 10XPB +

8XWC + 10XHC + 19XPC

Batasan XWA + XWB + XWC = 90 XWA + XHA + XPA = 50

XHA + XHB + XHC = 60 XWB + XHB + XPB = 110

XPA + XPB + XPC = 50 XWC + XHC + XPC = 40


BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian tentang riset operasional dalam implementasinya pada masalah transportasi

tersebut di atas maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kita dapat melakukan pendekatan

secara metode ilmiah untuk memecahkan suatu masalah transportasi yang dimulai dengan

melakukan observasi dan formulasi masalah, kemudian dilanjutkan dengan membuat

permodelan-permodelan matematis yang merefleksikan esensi dari keadaan sebenarnya yang

kemudian dianalisis. Kemudian dicari solusi yang optimal berdasarkan model yang dibuat

dandilakukan penerapan solusi yang diperoleh untuk memecahkan masalah. Dari berbagai

Metode dalam pemecahan masalah transportasi tersebut di atas kita dapat membandingkan

metode mana yang paling tepat yang akan kita implementasikan dalam mencarisolusi optimal,

yang kemudian akan digunakan untuk keperluan suatu pengambilan keputusan. Makalah ini

dibuat agar mahasiswa dapat memahami disiplin ilmu seperti teknik, matematika dan lain

lainnya sehingga dapat diimplementasikan pada kehidupan sehari harinya untuk mendapatkan

solusi optimal yang digunakan dalam pengambilan keputusan, tidak hanya dalam masalah

transportasi tetapi juga dapat diimplementasikan di bidang-bidang lain seperti bisnis, ekonomi ,

social, manufacturing maupun bidang lainnya. Karena sebagaimana kita ketahui menghadapi

persaingan lingkungan internasional dan masalah produktifitas merupakan masalah yang

cukup kritikal untuk diselesaikan dengan cara sistematik, dan terstruktur melalui pendekatan
ilmiah dengan metode metode pemecahan masalah yang dapatdijabarkan dalam beberapa

literasi.

DAFTAR PUSTAKA

Hamdy A Taha. Riset Operasi . Tanggerang : BINARUPA ASKARA Publisher.


https://www.scribd.com/doc/32733236/Research-Operasional-Penerapan-
Masalah-Transportasi

https://docs.google.com/document/d/1_tULc6TtBAFJC5V9Sa6YQEqZLltAeZsqqA16nAgV
Lc/edit?hl=en#

Prawirosentono, Suyadi. 2005. Riset Operasi dan Ekonofisika (Operations Research &
Econophysics). Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai